Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182433 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Harini Soemartono
"Gigi molar pertama tetap adalah gigi yang paling peka terhadap karies, sehingga pada anak sering di jumpai gigi molar pertama tetapnya telah mengalami kerusakan yang cukup berat. Sehubungan dangan hal tersebut telah diupayakan berbagai cara untuk mencegah karies pada gigi tetap, terutama pada gigi molar pertama, karena erupsinya paling awal. Salah satu cara yang dianjurkan adalah dengan menutup pit dan fisur, karena biasanya karies dimulai dari daerah tersebut. Untuk penelitian ini digunakan semen glass ionomer.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejauhmana semen glass- ionorner dapat mencegah karies pit dan fisur gigi molar pertama tetap dan sejauh mana semen tersebut dapat bertahan di dalam fit dan fisur gigi molar tetap pertama. Subjek penelitian adalah gigi molar pertama tetap siswa sekolah dasar TRISULA Salemba Tengah kelas I, II. III. dengan- usia 6 - 9 tahun. Sejumlah 69 anak telah terpilih untuk diteliti. Setiap anak di lakukan penutupan pit dan fisur pada 2 gigi molar pertama tetap atas dan bawah secara silang, sehingga seluruh gigi perlakuan 138 buah. Sedang 2 gigi yang lain dipergunakan sebagai kontrol."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1990
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Hardiati Nur Wahyuni
"Tujuan : Mengetahui hubungan attitude, social normsm perceived behavior control terhadap kemauan intention ibu menyikat gigi anak usia 36-71 bulan.
Metode: Desain studi ini adalah eksperimental menggunakan kuesioner TPB yang sudah dilakukan uji reabilitas. Subjek penelitian ini adalah 172 pasangan ibu dan anak usia 36-71 bulan yang dipilih melalui metode purposive sampling. Status kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut anak dinilai berdasarkan pemeriksaan dmf-t, status perdarahan gingiva, dan pemeriksaan indeks plak. Selain itu, guru memberikan dental health education kepada ibu selama 4 sesi dalam 1 bulan dan sikat gigi bersama selama 3 bulan.
Hasil : reabilitas internal kuesioner TPB Cronbach?s alpha =0,735. Hasil korelasi positif antara social norms norms of family dan norms of expert terhadap intention ibu menyikat gigi anak r= 0,6; r=0,43 serta peningkatan status OHIS anak dan penurunan secara signifikan status perdarahan gingiva anak.
Kesimpulan : Adanya hubungan antara social norms terhadap intention ibu menyikat gigi anak usia 36-71 bulan. Dental health education yang diberikan oleh guru PAUD efektif dalam meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan gigi dan mulut serta kebiasaan baik dalam kebersihan gigi dan mulut serta pada siswa pendidikan anak usia dini.

Objective: Association between attitude, social norms, and perceived behavior control to mother s intention to brush teeth of child age 36 71 month.
Methods: The study is conducted through community trial. Subjects of the study are 172 mothers and children aged 36 71 months who are selected through purposive sampling. The subjects oral health and hygiene condition are assessed by measuring the dmf t index, plaque index and gingival bleeding state. The teachers give education to the mothers for 4 sessions in a month and joint tooth brushing program in three months.
Results: internal reability test of TPB questionnaire Cronbachs alpha 0,735. There is improvement of children s OHIS state and significant decrease in gingival bleeding. The main result is significant positive correlation between social norms norms of family and norms of expert with mothers intention to brush teeth of child age 36 71 month.
Conclusion: There is association between social norms and mothers intention to brush teeth of child age 36 71 month. dental health education given by teacher improving dental and oral health status and oral hygiene in children and improving mothers knowledge, attitude, and action.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliana
"Pada anak usia sekolah, kesehatan gigi memerlukan perhatian khusus. Karena pada usia ini gigi susu digantikan oleh gigi permanen. Menurut Depkes (2006), derajat kesehatan gigi dan mulut anak Indonesia tergolong rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan gigi pada anak sekolah.
Penelitian ini dilakukan di SDN Cikande Permai dengan jumlah responden 61 orang yang terdiri dari 30 anak kelas 5 dan 33 anak kelas 4. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan menggunakan instrumen kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini rnenyimpulkan bahwa anak yang memiliki perawatan gigi baik sebesar 54,l%. Ada hubungan bermakna antara motivasi anak dengan perawatan gigi anak (P value= 0,018; a=0,005). Tidak ada hubungan bermakna antara peran orangtua dengan perawatan gigi anak (P value= 0,225; a=0,005). Tidak ada hubungan bermakna antara cara menggosok gigi dengan perawatan gigi anak (P value= 0,693; a=0,005). Tidak ada hubungan bermakna antara frekuensi menggosok gigi dengan perawatan gigi anak (P value= 0,095; a=0,005). Tidak ada hubungan bermakna antara keterjangkauan pelayanan kesehatan dengan perawatan gigi anak (P value= 0,16; a=0,005). Dari pembahasan diketahui ada faktor lain yang mempengaruhi perawatan gigi anak, oleh karena itu sebaiknya penelitian yang mendatang meneliti faktor-faktor tersebut."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5584
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Hartini Sundoro
"Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh minum air susu ibu dan minum susu dengan botol terhadap terjadinya karies pada gigi sulung, dengan subyek anak usia 3-5 tahun di Posyandu dari 5 wilayah di DKI Jakarta. Sebanyak 105 anak diperiksa gigi-giginya untuk mengetahui frekuensi, def-t dan def-s rata-rata, keparahan karies yang diukur dengan klasifikasi Ochiai (1963), serta urutan jenis permukaan gigi yang paling banyak terkena karies. Kebiasaan minum susu sejak lahir ditanyakan kepada ibu-ibu subyek. Ternyata 92.38% dari subyek menderita karies dengan def-t rata-rata 8.28 dan def-s rata-rata 19.62. Pada anak yang minum air susu ibu frekuensi karies dan rata-rata def-t dan def-s lebih tinggi dibandingkan dengan minuet susu dengan botol. Demikian pula ukuran keparahan karies, yang ditunjukkan dengan banyaknya penderita karies kelas 4. Namun dengan perhitungan statistik keparahan karies antara yang minum ASI, minum susu botol, dan kombinasi ASI dan botol, tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Sedang urutan jenis permukaan gigi yang paling banyak terkena karies antara yang minum air susu ibu dan susu botol adalah sama; yaitu permukaan proksimal, kemudian permukaan halus, dan yang terakhir permukaan oklusal."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Herawati
"Data epidemiologi surveilan harus memiliki nilai validitas dan reliabilitas tinggi. Indek CAST berpotensi sebagai alat penilaian epidemiologi karies gigi. Perawat gigi termasuk tenaga pelaksana upaya kesehatan gigi dalam program skrining. Tujuan: mendapatkan tingkat kesesuaian antara perawat gigi dan dokter gigi dalam menilai kebutuhan perawatan karies gigi anak umur 6-12 tahun menggunakan indek CAST. Uji diagnostik pendekatan crossectional pada 95 anak 6-12 tahun, pemeriksaan klinik, analisis pearson korelasion, ICC dan ROC. Tingkat kesesuaian antar pengamat baik (ICC 0,59-0,97). Sensitivitas dan spesifisitas cukup baik (sensitivitas 70-100%), dan spesifisitas (51-100%). Perawat gigi dapat menjadi salah satu tenaga epidemiologi suveilans dalam penilaian kebutuhan perawatan karies menggunakan indek CAST.

Epidemiological surveillance data should have high values in validity and reliability. Index CAST were a potential epidemiology tools for dental caries assessment. Dental nurses are the executive personnel for screening programs in dental health care. To get the compatibility between dentists and dental nurses in assessing care needs of dental caries by using CAST index in children 6-12 years old.Diagnostic test with Cross Sectional approach, samples consists of 95 children between 6-12 years old, clinical examination, and all data analyzed by Pearson correlation, ICC and ROC tests respectively. There are good level of concordance between the observers (ICC 0.59 to 0.97) and the sensitivity and specificity values were good enough (sensitivity 70-100%) and specificity (51- 100%). Dental nurse can be one of the surveillance epidemiologists in the assessment of dental caries care needs by using CAST index.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Jessica Apulina
"Penyakit gigi dan mulut yang dialami oleh anak usia dini disebabkan oleh banyak faktor, namun kondisi kesehatan gigi dan mulut ini dapat dicegah serta diobati pada tahap awal. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis persepsi ibu dalam melakukan upaya pencegahan masalah kesehatan gigi dan mulut anak usia dini berdasarkan Health Belief Models. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam menggunakan pedoman pertanyaan yang dilaksanakan pada bulan Desember 2022-Januari 2023 pada 16 informan meliputi 6 informan utama dan 2 informan dari Sekolah X, 6 informan utama dan 2 informan kunci dari PAUD Y. Hasil Penelitian menunjukkan perilaku pencegahan masalah kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan ibu kepada anaknya adalah menyikat gigi, mengurangi makanan dan minuman manis, dan pemeriksaan rutin ke dokter gigi. Perilaku tersebut dipengaruhi oleh persepsi kerentanan dan persepsi bahaya/kesakitan terhadap penyakit gigi dan mulut, persepsi manfaat dan hambatan untuk melakukan perilaku tersebut, memiliki kemampuan melakukan perilaku tersebut, dan adanya isyarat untuk melakukannya yang berasal dari kesadaran diri, pengalaman terkena penyakit gigi, dukungan orang sekitar, dan program sekolah. Untuk itu, perlu dilakukan penyuluhan untuk meningkatkan perilaku ibu dalam mengupayakan pencegahan masalah kesehatan gigi dan mulut anak.

Oral diseases experienced by young children are caused by many factors, but these oral health conditions can be prevented and treated at an early stage. The purpose of this study was to analyze parent's perceptions in carrying out preventive actions for young children's oral health issues based on the Health Belief Models. This study used a qualitative approach with a case study design. Data collection was carried out by in-depth interviews using question guidelines carried out in December 2022-January 2023 on 16 informants including 6 main informants and 2 informants from School X, 6 main informants and 2 key informants from PAUD Y. The results showed that the preventive behavior of oral health issues carried out by parents to their children was brushing teeth, reducing sugary foods and drinks, and regular checks to the dentist. These behaviors are influenced by perceptions of susceptibility and perceptions of severity to oral and dental disease, perceptions of benefits and barriers to performing these behaviors, having the self-efficacy to perform these behaviors, and the presence of cues to action which come from self-awareness, experience of dental disease, support from surrounding people, and school’s programs. For this reason, it is necessary to improve parental behavior in seeking to prevent children's oral health issues."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pericoronitis is non specific infection at gingival around the crown of the tooth which imperfect eruption. Clinical appearance of pericooronitis is reddish and refined swelling at the gingival around the tooth that involved with disseminating of painful extend to ear, throat and mouth base. Many effects caused by pericoronitis such as unpleasant feeling caused of pain when chewing and occlusion, come out of purulent exudates from the edge of the gingival, and also can finded cheek swollen and lymphadenitis. The management of pericoronitis consists of infection control phase and tooth extraction based on indication or removing of operculum tissue that covered the tooth. This paper reported a 6 years old boy that coming with complaint of gusi rahang belakang kanan terasa bengkak dan mengganggu. The treatment that be done is excision of the operculum tissue."
[Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Journal of Dentistry Indonesia], 2007
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Renie Kumala Dewi
Jakarta: Sagung Seto, 2023
617.607 REN p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Andya Karisaputri
"Asma merupakan penyakit saluran pernapasan kronik yang menyerang terutama pada anak-anak. Anak asma memiliki resiko kejadian karies yang lebih tinggi dibandingkan anak normal. Penggunaan medikasi asma menyebabkan perubahan komposisi dan laju alir saliva. sIgA di dalam saliva berperan paling penting sebagai mekanisme pertahanan utama dalam rongga mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar sIgA saliva anak karies yang asma dan tidak asma. Sampel saliva didapatkan dari 16 anak asma dan anak tidak asma. Seluruh subjek dinilai kadar sIgA saliva menggunakan uji ELISA. Hasil penelitian menunjukkan kadar sIgA saliva anak karies yang asma lebih rendah daripada anak karies yang tidak asma dan terdapat perbedaan bermakna antara kadar sIgA saliva anak karies yang asma dan tidak asma (p < 0.05).

Asthma is a chronic respiratory disease that attacks especially in childhood. Asthmatic children have higher caries risk than healthy children. The use of asthma medications cause changes salivary composition and flow rates. Salivary sIgA plays an important role as a first-line defense mechanism in oral cavity. The purpose of this study is to investigate salivary sIgA levels of caries children with asthma and without asthma. Saliva samples collected from 16 children with asthma and without asthma. Salivary sIgA levels of all subjects were assessed using an ELISA test. The results showed salivary sIgA levels of caries children with asthma lower than caries children without asthma and there is a significant difference of salivary sIgA levels between caries children with asthma and without asthma (p < 0.05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Harini Soemartono
Jakarta: UI-Press, 1998
PGB 0453
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>