Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173821 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heru Agustanto
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan dan pengaruh antara keputusan pembelanjaan atau keuangan perusahaan (financing decisions) dengan peluang investasi (investment opportunity) dan menggunakan ukuran perusahaan (asset) sebagai kontrol. Model analisis, penggunaan variabel sebagai proxy, mengadopsi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Hoje Jo, Pinkerton dan Sarin (Pacific-Basin Finance Journal 2, 1994) pada perusahaan manufaktur di Jepang periode tahun 1986-1990. Sebagai proxy dari keputusan pembelanjaan adalah Debt to Equity Ratio dengan 4 versi (Total Debt to Book Value of Equity, Total Debt to Market Value of Equity, Longterm Debt to Book Value of Equity dan Longterm Debt to Market Value of Equity). Sedangkan peluang investasi digunakan sebagai proxy Market to Book Value of Equity, dan Ukuran perusahaan digunakan Total Asset.
Sampel penelitian adalah perusahaan go-public di Indonesia dan sahamnya beredar di BEJ. Sumber data digunakan data sekunder yang berupa data laporan keuangan dan data pendukung lainnya. Sumber utama data digali dari Indonesian Capital Market Directory tahun 1992 s/d 1995 yang dikeluarkan oleh Ecf in.
Analisis menggunakan pendekatan statistik dengan korelasi dan regresi. Untuk analisa regresi sebagai variabel dependen Debt to Equity Ratio dan variabel independen Market to Book Value of Equity dan Assets. Data diolah dengan menggunakan program Lotus 123 dan Program Microstat.
Hasil penelitian memberikan kesimpulan antara lain (1) Sebagian besar dari perusahaan go-public di Indonesia mempunyai total hutang yang lebih besar dibanding dengan nilai ekuitasnya baik dalam nilai pasar maupun dalam nilai buku. (2) Sebagian besar dari hutang perusahaan berupa hutang jangka pendek. (3) Terdapat hubungan yang positif antara Debt to Equity Ratio dengan Market to Book value of Equity, berarti perusahaan dengan nilai pasar ekuitas yang tinggi juga memiliki nilai hutang yang besar. (4) Market to Book Value dan Asset merupakan variabel eksplanator bagi Keputusan pembelanjaan perusahaan, terutama untuk perusahaan manufaktur. (5) Dalam hal keputusan pembelanjaan pada dasarnya tidak terdapat perbedaan pertimbangan pilihan sumber pendanaan antara perusahaan yang berada satu group pendanaan dan perusahaan yang tidak memiliki group pendanaan."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Irmawati
"Penelitian ini membahas mengenai pengaruh keberadaan kepemilikan saham Multiple Large Shareholders (MLS), Investment Opportunities, serta interaksi antara Multiple Large Shareholders dan Investment Opportunities terhadap investasi perusahaan. Sampel yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan non-keuangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2015 s.d. 2019. Dalam penelian ini diharapkan bahwa keberadaan Multiple Large Shareholders memberikan pengaruh positif terhadap tingkat investasi perusahaan. Selain itu, dengan adanya Investment Opportunities, perusahaan yang memiliki Multiple Large Shareholders akan lebih memaksimalkan peluang investasi yang ada dengan lebih efektif.
Dengan menggunakan 2 alternatif indikator pengukuran variabel investasi dan 4 alternatif indikator pengukuran variabel MLS, hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukan pengaruh yang signifikan dari keberadaan Multiple Large Shareholders terhadap tingkat investasi perusahaan. Sedangkan untuk variabel Investment Opportunities dan interasi antara MLS dan investment opportunites memiliki pengaruh signifikan terhadap investasi namun tidak untuk semua indikator pengukuran.

This research discusses the influence of the existence of Multiple Large Shareholders (MLS) share ownership, Investment Opportunities, as well as the interaction between Multiple Large Shareholders and Investment Opportunities on company investment. The samples used were non-financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2015 to 2015. 2019. In this research, it is hoped that the existence of Multiple Large Shareholders will have a positive influence on the level of company investment. Apart from that, with the existence of Investment Opportunities, companies that have Multiple Large Shareholders will maximize existing investment opportunities more effectively.
By using 2 alternative indicators for measuring investment variables and 4 alternative indicators for measuring MLS variables, the research results show that there was no significant influence found from the existence of Multiple Large Shareholders on the level of company investment. Meanwhile, the Investment Opportunities variable and the interaction between MLS and investment opportunities have a significant influence on investment, but not for all measurement indicators.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Afriani
"Studi ini bertujuan untuk menginvestigasi apakah reaksi pasar saham terhadap pengumuman keputusan investasi perusahaan di Indonesia dipengaruhi oleh a) jenis investasi (transaksi internal atau non-internal), b) status perusahaan (konglomerasi atau non-konglomerasi), c) praktek corporate governance (CG), d) struktur kepemilikan perusahaan, khususnya cash flow rights dan cash flow leverage, dan e) interaksi cash-flow leverage dengan praktek CG. Lebih lanjut, studi juga menginvestigasi pengaruh status perusahaan, praktek CG, struktur kepemilikan dan interaksi antara praktek CG dan struktur kepemilikan terhadap jenis investasi. Praktek CG diukur dengan CGI yang dikembangkan oleh Arsjah (2005) melalui suatu survey terhadap perusahaan di BEJ dan nilai cash flow rights dan cash flow leverage diperoleh dari Kim (2006).
Studi ini merupakan suatu event study, yaitu melihat imbal basil abnormal kumulatif di sekitar hari pengumuman keputusan investasi. Melalui analisis regresi, diselidiki faktor-faktor yang berpengaruh terhadap imbal hasil tersebut. Selanjutnya, analisis logit digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kemungkinan terjadinya transaksi internal.
Hasil studi menemukan bahwa pasar secara umum bereaksi positif terhadap keputusan investasi. Dengan demikian, pasar umumnya mengharapkan Net Present Value (NPV) yang positif dari keputusan investasi perusahaan di BEJ. Namun, studi ini menemukan bahwa reaksi terhadap transaksi internal lebih rendah dibandingkan transaksi non-internal. Jadi, pasar memiliki persepsi bahwa transaksi internal lebih rentan terhadap perampasan oleh pemegang saham pengendali terhadap pemegang saham minoritas.
Hasil pengujian menemukan pula bahwa reaksi pasar tidak dipengaruhi oleh struktur kepemilikan. Hasil ini memperkuat Kim (2006) yang menemukan tidak adanya hubungan antara struktur kepemilikan dan nilai perusahaan. Kemungkinan tidak ditemukan hubungan keduanya rnenurut Kim (2006) adalah kurang akuratnya pengukuran struktur kepemilikan dan endogenitas struktur kepemilikan. Studi menemukan ada kecenderungan reaksi pasar sedikit lebih rendah untuk perusahaan dalam konglomerasi dibanding non-konglomerasi. Dalam kondisi pengawasan yang masih lemah dan kurang berfungsinya sistem hukum, perusahaan dalam suatu grup perusahaan akan lebih mudah melakukan ekspropriasi melalui tunneling tanpa perlu khawatir terdeteksi oleh regulator. Praktek CG temyata tidak mempengaruhi reaksi pasar. Ada dua kemungkinan penjelasan: pertama, praktek CG belum efektif untuk mengurangi kemungkinan terjadinya perampasan terhadap pemegang saham minoritas atau kedua, pengukuran yang digunakan tidak mencerminkan praktek CG perusahaan yang sesungguhnya pada saat pengumuman keputusan investasi dilakukan.
Selanjutnya, studi menemukan transaksi internal lebih banyak terjadi pada perusahaan konglomerasi (group) dibanding perusahaan non-konglomerasi. Dengan demikian, studi ini mendukung temuan Joh (2003); Ferris, Kim, dan Kitsabunnarat (2003) yang menyimpulkan bahwa suatu grup usaha (konglomerasi) semakin memperbesar kemungkinan terjadinya self dealing yang dapat merugikan pemegang saham minoritas melalui transaksi internal.
Studi juga menemukan bahwa semakin besar cash flow rights, semakin kecil kemungkinan terjadinya keputusan investasi yang merupakan transaksi internal. Selain itu, perusahaan dengan prospek pertumbuhan tinggi menyebabkan hubungan negatif antara cash flow rights dan transaksi internal akan lebih lemah. Bukti empiris ini mendukung Chan et al. (2003) yang menemukan bahwa ketika controlling shareholders memiliki cash flow ownership yang besar, mereka akan mendapatkan keuntungan dari basil investasi di masa mendatang akibat cash flow rights yang besar. Akibatnya, mereka cenderung tidak melakukan ekspropriasi melalui transaksi internal dan lebih memilih menginvestasikan sumber daya ke dalam proyek dengan NPV positif. Selanjutnya, pengaruh cash flow rights terhadap transaksi internal menjadi tidak relevan ketika terdapat prospek pertumbuhan tinggi.

The primary objective of this study is to investigate whether stock market reactions in response to investment announcements made by firms listed at the Jakarta Stock Exchange (JSX) are affected by I) type of investment (internal transaction or non-internal transaction), b) type of company (part of conglomeration or not), c) corporate governance (CG) practice, d) ownership structure, measured by cash-flow rights and cash flow leverage, and e) the interaction between cash flow leverage and CG practice_ Further, this study also investigates the influence of type of company, CG practice, ownership structure, and interaction between CG practice and ownership structure on the type investment. CG practice is measured by CG Index developed by Arsjah (2005) through a survey conducted on companies at JSX while the level of cash flow rights and cash flow leverage are taken from Kim (2006).
This study constitutes an event study, i.e., to examine cumulative abnormal returns (CAR) surrounding the date of investment announcements. Through regression analysis, the study investigates factors influencing the abnormal return. Further, logit analysis is utilized to find out factors affecting the likelihood of internal transaction.
The study finds that the market in general positively reacts to investment announcements. This result suggests that on average the market expects firms to generate positive Net Present Value (NPV) from their investment decisions. However, the study finds that the reaction (as measured by CAR) toward internal transaction is lower than that toward non-internal transaction. Therefore, the market perceives that internal transaction is more subject to expropriation by controlling shareholders to minority shareholders, and this eventually is reflected in the relatively low CAR of investment announcements related to internal transaction.
This study also finds that the stock market reaction is not influenced by ownership structure. This result confirms Kim (2006) who found no systematic relationship between ownership structure and value of the firm_ The possible reasons for this according to Kim (2006) are the shortcoming in measuring ownership structure and the endogeneity of ownership structure. The study finds (albeit weak) that the stock market reaction toward firms in group affiliation (i.e., conglomeration) is lower than that in non-group affiliation. Under the condition of inadequate supervision and ineffective law enforcement, firms in group affiliation can easily conduct expropriation through among others tunneling without being concerned to be detected by the regulator. CG practice has no impact on the stock market reaction. There are two possible explanations: First, CG practice is not effective in minimizing the possibility of expropriation toward minority shareholders; second, the measures utilized do not reflect the true CG practice prevailing during an investment announcement.
Further, this study documents that internal transaction occurs more in group-affiliated firms than other firms. Therefore, this study supports the findings of Joh (2003); Ferris, Kim, and Kitsabunnarat's (2003) conclusion that group affiliation (or conglomeration) increases the possibility of self-dealing (i.e., part of internal transaction) that may detriment minority shareholders.
This study also provides evidence that higher cash flow rights reduce the possibility of investment decisions that constitute internal transactions. The empirical result supports Chan et al.'s (2003) finding that when controlling shareholders have large cash flow ownership, they will gain a lot from investment's return. As a consequence, they tend not to expropriate through internal transaction and prefer to invest the resources into projects with positive NPV. However, this negative relation is weaker for firms with high growth prospects. Therefore, the impact of cash flow rights on internal transaction is weaker for firms with high growth prospects.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Eka Putri Eliandy
"Penelitian ini menggunakan metode studi peristiwa dengan tujuan mengetahui adanya perbedaan abnormal imbal hasil untuk saham (abnormal return) dan aktivitas volume perdagangan (trading volume activity) sebelum dan sesudah pembelian kembali saham (buyback stock). Sampel yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2008-2012 yang melakukan pembelian kembali saham. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji t berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return sebelum buyback stock dan sesudah buyback stock, 2) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada trading volume activity sebelum buyback stock dan sesudah buyback stock.

The research uses event study method in order to examine the differences in abnormal return for stocks and trading volume activity. The sample used is listed company in Indonesian Stock Exchange for the period 2008-2012 which have done buyback stock. The analyses of this research were performed using paired t test. The result showed that: 1) There is significant differences on abnormal return before buyback stock and after buyback stock, 2) There is no significant differences on trading volume activity before buyback stock and after buyback stock.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S54419
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Adler Haymans, 1961-
Jakarta: Kompas, 2006
658.19 MAN k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Iban Sofyan
"ABSTRAK
Adanya keputusan pengusaha untuk menggunakan pembiayaan aktiva tetap dengan leasing adalah merupakan suatu hal yang penting karena kesalahan dalam membuat keputusan akan berpengaruh luas pada intern dan ekstern perusahaan yang bersangkutan.
Atas dasar pemikiran ini adalah penting untuk mengevaluasi keputusan-keputusan yang telah dibuat oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia yang menggunakan leasing dalam pembiayaan aktiva tetapnya, dengan cara ini diharapkan dapat memberi informasi bagaimana sebaiknya jika perusahaan-perusahaan ingin menggunakan pembiayaan aktiva tetapnya dengan cara leasing agar perusahaan- perusahaan yang menggunakan leasing dapat memetik suatu keuntungan real.
Berbagai informasi yang berkaitan dengan masalah pembiayaan khususnya pembiayaan dengan leasing digali dalam studi ini untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu Apakah pembiayaan leasing yang telah diterapkan di Indonesia lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan jenis pembiayaan non leasing?; Apakah keputusan pengusaha-pengusaha di Indonesia untuk memilih alternatif pembiayaan aktiva tetapnya sudah rasional menurut kriteria penilaian investasi ? Apakah dengan semakin banyaknya lembaga leasing yang menawarkan jasanya kepada pengusaha di Indonesia akan membawa pengaruh pada praktek leasing di Indonesia ?.
Untuk menjawab persoalan diatas telah dilakukan survey yang menggunakan daftar pertanyaan penelitian. Ada 30 perusahaan yang berlokasi di Jakarta dan Lampung serta instansi/lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta telah ikut berpartisipasi dalam penelitian ini.
Hasil dari studi ini dapat diringkas berikut ini: Pembiayaan aktiva tetap yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang dijadikan studi kasus untuk Indonesia ini secara finansial tidak rasional atau kurang menguntungkan jika dibandingkan dengan pembiayaan non leasing; pembiayaan aktiva tetap yang dilakukan oleh perusahaan bukan berdasarkan pertimbangan kriteria penerimaan usulan investasi yang ada, tetapi lebih berat berdasarkan pertimbangan non finansial antara lain alternatif yang tersedia dan kemudahan; dan yang terakhir menunjukkan bahwa ada faktor dominan yang dipertimbangkan pengusaha dalam melakukan pembiayaan aktiva tetap melalui leasing yaitu aliran kas dan kemudahan.
"
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonny Mario
"Setiap tahun Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank di seluruh Indonesia mengalami peningkatan. Total DPK dari tahun 200I hingga tahun 2005 mengalami peningkatan sebesar 46,2%, dari Rp636,2 TriIiun pada tahun 2001 menjadi Rp930,2 Triliun pada tahun 2006. Dari angka tersebut dapat dibayangkan bahwa ada sumber dana yang cukup besar, yang siap disalurkan ke dalam berbagai macam investasi. Nainun jenis dan karakteristik investasi seperti apa yang diharapkan oleh pemilik dana tersebut sangat tergantung dari risk appetite dari masing-masing investor.
Umumnya masyarakat di Indonesia lebih memilih berinvestasi sekaligus menyimpan dananya di bank dalam bentuk deposito, karena return yang pasti serta aman. Namun seiring turunnya tingkat suku bunga, sudah saatnya masyarakat untuk memilih kembali jenis investasi lain yang lebih menguntungkan. Yang menjadi permasalahan adalah pada saat investor mulai menyadari bahwa return berinvestasi dalam bentuk deposito sudah tidak menarik lagi, instrumen investasi penggantinya hares ditentukan.
Di Indonesia saat ini tersedia berbagai macam jenis instrumen investasi dengan risiko dan return yang bervariasi, salah satu jenis instrumen investasi yang tersedia adalah reksadana. Karena berinvestasi pada deposito akan memiliki risiko seperti halnya berinvestasi pada reksadana, maka sudah selayaknya instrumen ini dijadikan pilihan berinvestasi bagi masyarakat.
Pada scat memilih jenis instrumen investasi. setiap investor selalu menginginkan investasi yang merghasilkan high retrn7i, sementara itu setiap investasi yang menawarkan high return pasti memiliki /ugh risk. Oleh sebab itu investor perlu mengetahui apakah reksadana yang ditawarkan dengan high return tersebut benar-benar. memiliki high return jika dibandingkan dengan instrumen sejenis yang memiliki risiko lebih kecil.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data return harian dari NAB per unit penyertaan yang diperoleh dari data pubtikasi di daiam website BAPEPAM, dimulai dari 10 Mei 2004 sampai dengan 31 Mei 2006, sebanyak 500 titik data pengamatan.
Karya akhir ini difokuskan membuktikan fenomena High Risk High Return pada instrumen reksadana. Metode yang digunakan untuk mengetahui besarnya nilai risiko adalah Exponential Weighted Moving Average (EWMA). Validitas dari model yang dipakai diuji melalui proses hack testing menggunakan metode Kupiec Test, dengan tujuan untuk mengetahui apakah pemodelan volatilitas yang digunakan adalah valid. Untuk membuktikan fenomena High Risk High Return, digunakan uji Mean Difference.
Hasil penelitian yang diperoleh memperlihatkan bahwa reksadana yang memiliki nilai volatiiitas yang tinggi akan memberikan return yang tinggi juga, sedangkan reksadana yang memiliki volatilitas rendah akan memberikan return yang lebih rendah. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena High Risk High Return adalah terbukti benar.

Every year banks across Indonesia absorb increasing number of fund from third party. The third party fund from 2001 until 2.005 had increase for 46,2%, from Rp636 Trillion to Rp930,2 Trillion. Those numbers shown that there are big sources of fund that can be used for investor depend upon the risk appetite of each investor.
Generally, Indonesian chooses to keep their fund in form of time deposit, for its security and fixed return. Nevertheless, due to decreasing trend of deposit interest, it is about time to find other form of investment instrument that gives higher return. The problem is haw to find another investment that gives higher return?
Currently in Indonesia, there are different types of investment instruments with different risks and returns, and one of them is Mutual Fund. Investing in Time Deposit will have the same risks compared to investing in Mutual Fund; therefore, customers should start considering Mutual Fund as a choice for investment.
When it comes to choosing the different instruments of investment, each investor always wants high return, meanwhile investors must realize that in order to get high return, there are high risks involved. That is why investors need to know, whether the type of mutual fund offered really has a high return compared with similar instruments that has higher risks.
The data used in this research taken from the date return daily from Net Asset Value (NAV) per unit from the publication data in the BAPEPAM website, starting from 10 May 2004 up to 3 I May 2006 and there are 500 data observations recorded.
This thesis focused to prove the phenomenon of "High Risk High Return" on the Mutual Fund Instrument_ The method used to find out the level of risk called Exponential Weighted Moving Average (EWMA) method, and to analyze the phenomenon of "High Risk High Return", mean difference methods used as tools. To validate the model with back testing process using Kupiec Test, the objectives of the test is to find out whether the volatility modeling used is valid.
The result of this research shows that Mutual Fund that has high volatility will give high return, meanwhile Mutual Fund that has low volatility will give lower return. This indicates that the phenomenon of High Risk High Return is correct."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Kusumaningtyas
"Suatu perusahaan diharapkan mampu mewujudkan good corporate governance seperti akuntabilitas, pengungkapan dan transparansi. Perusahaan dituntut untuk melaksanakan prinsip keterbukaan (disclosure) karena perkembangan perusahaan dimonitor oleh masyarakat pemegang saham dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Konsekuensinya perhatian berbagai pihak terhadap pelaporan (keuangan maupun non-keuangan) yang dilakukan oleh perusahaan menjadi semakin mendalam (intensif) dan lebih menuntut transparansi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah faktor- faktor seperti jenis KAP berasosiasi secara positif dengan ukuran perusahaan, struktur kepemilikan dan DER mungkin berhubungan dengan tingkat pengungkapan sukarela laporan tahunan. Penelitian dilakukan atas dasar laporan tahunan 2003 terhadap 50 perusahaan sampel.
Penelitian ini menemukan bahwa besarnya tingkat pengungkapan sukarela (disclosure level) atas laporan tahunan 2003 pada perusahan manufaktur yang terdaftar di BEJ untuk indeks pengungkapan dengan pembobotan adalah 13,5% dan indeks pengungkapan tanpa pembobotan adalah 16%.
Hasil penelitian dengan indeks pengungkapan dengan pembobotan ataupun tanpa pembobotan menunjukkan bahwa jenis KAP berasosiasi secara positif terhadap hubungan antara ukuran perusahaan dan tingkat pengungkapan, dan juga jenis KAP berasosiasi secara positif terhadap hubungan antara struktur kepemilikan dan tingkat pengungkapan. Sedangkan jenis KAP berasosiasi secara positif terhadap hubungan antara DER dan tingkat pengungkapan tidak terbukti."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T23828
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nofendianto Rahmaan
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh: 1 Framing effect terhadap Pengambilan Keputusan Investasi; 2 Tanggung Jawab terhadap Pengambilan Keputusan Investasi; dan 3 Self efficacy terhadap Keputusan Pengambilan Investasi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu quasi-experiment dengan desain eksperimen faktorial 2 x 2 x 2 between subject. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa program pendidikan S1 Ekstensi program studi Akuntansi 2015 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia sebanyak 120 orang dan mahasiswa program pendidikan S1 Ekstensi program studi Akuntansi 2016 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia sebanyak 8 delapan orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah ANOVA dengan uji normalitas dan homogenitas sebagai prasyarat. Hasil dari penelitian ini adalah: 1 Framing effect terbukti berpengaruh terhadap Pengambilan Keputusan Investasi, hal ini ditunjukkan dengan Pvalue signifikan sebesar 0,000 le;0,05 dan f hitung > f tabel yaitu sebesar 20,083 > 2,68; 2 Tanggung jawab terbukti tidak berpengaruh terhadap Pengambilan Keputusan Investasi, hal ini ditunjukkan dengan Pvalue signifikan sebesar 0,588 >0,05 dan f hitung < f tabel yaitu sebesar 0,295 < 2,68; dan 3 Self efficacy terbukti berpengaruh terhadap Pengambilan Keputusan Investasi, hal ini ditunjukkan dengan Pvalue signifikan sebesar 0,045 f tabel yaitu sebesar 4,091 > 2,68.

ABSTRACT
This research aims to know the influence of 1 Framing effect to Investment Decision Making 2 Responsibility to Investment Decision Making and 3 Self efficacy to Investment Decision Making. This research is a quasi experiment research with design factorial 2 x 2 x 2 between subject. The sample were 120 Extension Program Faculty Economics and Business 2015 students and 8 Extension Program Faculty Economics and Business 2016. The sampling technique in this research used purposive sampling with total sample as 128 students. Methods of data analysis used ANOVA with normality and homogeneity test as a prerequisite. The result of this research were 1 Framing effect influence an Investment Decision Making, as shown by significant Pvalue of 0,000 le 0,05 and f hitung f tabel of 20,083 2,68 2 Responsibility did not influence an Investment Decision Making, as shown by significant Pvalue of 0,588 0,05 and f hitung f tabel of 0,295 2,68 and 3 Self efficacy influence an Investment Decision Making, as shown by significant Pvalue of 0,045 le 0,05 and f hitung f tabel of 4,091 2,68."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simangunsong, Sofian
"Masih menjadi sebuah pertanyaan penting sampai saat ini untuk seorang perencana keuangan, nasihat apa yang harus diberikan untuk seorang investor yang mempunyai sejumlah dana tunai dan siap diinvestasikan ke pasar modal. Apakah dana tersebut akan diinvestasikan sekaligus atau diinvestasikan secara bertahap untuk membeli sekuritas dengan periode tertentu. Umumnya strategi pendistribusian tersebut adalah investasi lump-sum (LS), buy and hold strategy (BH), value averaging (VA), dan dollar-cost averaging (DCA).
Penelitian ini bertujuan membandingkan kinerja strategi dollar-cost averaging terhadap kinerja strategi lump-sum pada kondisi pasar sedang turun maupun kondisi pasar sedang naik di Bursa Efek Jakarta. Strategi dollar-cost averaging adalah sebuah metoda investasi yang populer dianjurkan penasihat keuangan, dimana seorang investor dengan sejumlah dana tertentu yang slap diinvestasikan, tidak menginvestasikan seluruh dananya sekaligus; tetapi menginvestasikan sejumlah dana dengan proporsi tetap secara berkala. Sedangkan strategi investasi lump-sum mengharuskan investor menggunakan seluruh dana tunainya secara sekaligus untuk membeli sebuah atau beberapa asset.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah menghitung kinerja dan risiko portofolio untuk setiap strategi dengan menggunakan mean return dan standar deviasi. Kemudian dilakukan uji statistik dengan uji-t untuk melihat perbedaan rerata return dan perbedaan rerata standar deviasi.
Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara return portofolio yang diperoleh dengan menggunakan strategi dollar-cost averaging dan strategi lump-sum baik pada saat kondisi pasar sedang turun maupun pasar sedang naik di Bursa Efek Jakarta. Sebaliknya dengan strategi dollar-cost averaging diperoleh risiko investasi yang Iebih kecil secara signifikan dibandingkan dengan strategi lump-sum."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T 17774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>