Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177135 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wasista Hanung Pujangga
"Latar Belakang. COVID-19 menyebar hampir ke seluruh dunia. Di Indonesia, pada 2 Maret 2020 telah dilaporkan dua kasus COVID-19 pertama yang terkonfirmasi positif. Karena banyaknya kasus COVID-19 yang terjadi di Indonesia terutama pada tenaga kesehatan, KEMENKES menerbitkan pedoman pencegahan dan pengendalian COVID- 19 sebagai acuan untuk meminimalisasi terjadinya penularan COVID-19.
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem skoring untuk memprediksi terjadinya infeksi COVID-19 pada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN CM).
Metode. Penelitian ini menggunakan metode total sampling. subyek penelitian ini adalah tenaga kesehatan yang bekerja di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Analisa data dengan analisis multivariat untuk melihat faktor risiko yang ada dapat dijadikan sebagai prediktor terjadinya infeksi berbahaya.
Hasil. Desain penelitian ini adalah potong lintang dengan jumlah subjek sebanyak 125 orang. Tenaga kesehatan yang dinyatakan positif COVID-19 sebanyak 48,7% dari seluruh jumlah tenaga kesehatan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo periode bulan Maret sampai Oktober 2020 yang memenuhi kriteria inklusi. Faktor risiko yang dapat digunakan sebagai prediktor yaitu usia, tempat bekerja di RSCM, riwayat kontak erat dan status merokok.
Kesimpulan. Sistem skoring dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai prediktor tenaga kesehatan terhadap kemungkinan berisiko tinggi atau rendah terinfeksi COVID- 19.

Background. COVID-19 has been spread almost all over the world. In Indonesia, on March 2, 2020, the first two confirmed cases of COVID-19 were reported. Due to the large number of COVID-19 cases occurring in Indonesia, especially in healthcare workers, the Ministry of Health issues guidelines for preventing and controlling COVID- 19 as a reference to minimize the occurrence of COVID-19 based on transmission. Objective. This study aims to design a scoring system to predict the occurrence of COVID-19 infection among health workers at RSUPN CM.
Method. This research used total sampling method. The subjects of this study were healthcare workers who worked at RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo. Data was collected using questionnaires. Then, data was analyzed until multivariate analysis to see whether the existing risk factors can be utilized as predictors of the occurrence of COVID- 19 infection.
Results. This study’s design is cross-sectional with 125 people as an respondent. Health workers who tested positive for COVID-19 as many as 48.7% of the total number of health workers at RSUPN CM for the period from March to October 2020 which meets the inclusion criteria. Risk factors that contributed as predictors including age category, place of work at RSCM, history of close contact and smoking.
Conclusion. The scoring system in this study can be implemented as a predictor of having created by COVID-19 in healthcare workers in RSUPN CM, whether the health worker is in a high or low risk condition of being infected with COVID-19.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Chandra Octavianus
"Peningkatan kinerja, produktivitas dan keefektifan perusahaan merupakan usaha yang sulit, memerlukan kerja sama antara manajemen, karyawan dan perusahaan. Puskesmas Perawatan Merlung merupakan sarana layanan kesehatan di wilayahnya yang tentunya sangat dibutuhkan masyarakat setempat. Bila dilihat dari hasil evaluasi penilaian puskesmas dari tahun 2009 sampai 2011, pencapaian indikator Puskesmas Perawatan Merlung mengalami penurunan yaitu dari 45,17% pada tahun 2009 menjadi 37,79% pada tahun 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung antara kepuasan kerja dan kepatuhan terhadap kinerja petugas layanan kesehatan di Puskesmas Perawatan Merlung.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan cross sectional study. Populasi penelitian adalah seluruh petugas Puskesmas Perawatan Merlung berjumlah 40 orang yang berhubungan langsung dengan pelayanan kesehatan. Dimensi kepuasan kerja, kepatuhan petugas dan kinerja diukur dengan menggunakan semantic differential scale, selain mengukur sikap dan karakteristik juga mengukur 5 dimensi pelayanan seperti tangibles, reliability, responsiveness, assurance dan empathy. Keseluruhan analisis menggunakan program SPSS ver. 20.0 dengan tingkat kemaknaan uji p<0,05.
Hasil akhir dari keseluruhan analisis pada penelitian ini didapati regresi linier antara variabel kepuasan kerja terhadap variabel kinerja petugas, menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja sebagai prediktor untuk kinerja petugas. Oleh sebab itu perlu senantiasa perbaikan dan evaluasi dari kebijakan yang sudah ada untuk peningkatan kepuasan kerja dan kepatuhan petugas sehingga menghasilkan peningkatan kinerja yang baik terhadap pelayanan kesehatan.

Improved performance, productivity and effectiveness of the company is a difficult undertaking, requiring cooperation between management, employees and the company. Merlung Service Health Care Center is a health care Facilities in the region are certainly much needed local community. When seen from the results of the evaluation assessment clinic from 2009 to 2011, the achievement indicators Merlung Service Health Care Center is decreased from 45.17% in 2009 to 37.79% in 2011.
This study aims to determine the direct and indirect influence between job satisfaction and compliance with the performance of the hospitality officer at Merlung Service Health Care Center.
This study is an observational research using cross sectional study. Population were all officers Merlung Service Health Care Centers are 40 people who are directly related to health care. Dimensions of job satisfaction, compliance officers, and performance was measured using semantic differential scale, in addition to measuring attitudes and characteristics were also measured 5 dimensions of service such as tangibles, reliability, responsiveness, assurance and empathy. Overall analysis using SPSS ver. 20.0 with a significance level of test p <0.05.
The end result of all this research is the analysis of the linear regression was found between job satisfaction variable on the variable performance officer, indicated that job satisfaction variables as predictors for performance officer. Therefore it is necessary to constantly repair and evaluation of existing policies to increase job satisfaction and compliance officers resulting performance improvement is good for health care services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T32168
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Millga Ardan
"Ditengah eksploitasi dan diskriminasi pekerja kesehatan pada masa pandemi, serikat pekerja kesehatan tidak hadir untuk menuntut perbaikan atas kondisi ini. Studi sebelumnya menjelaskan bahwa alasan utama serikat pekerja kesehatan kurang maksimal menjadi jembatan untuk perundingan kolektif dan perbaikan kondisi kerja adalah karena mereka kekurangan anggota untuk melaksanakan kegiatan dan memberikan dampak yang lebih luas, kekurangan anggota ini dibentuk oleh tiga hal, yaitu: (1) pekerja kesehatan yang tidak setuju dengan visi misi serikat; (2) anggapan bahwa bergabung ke serikat adalah tindakan tidak profesional dan tidak pantas diantara para pekerja kesehatan profesional; serta (3) altruisme pekerja kesehatan yang tidak memikirkan kondisi kerja dan upah mereka. Penulis setuju dengan studi-studi tersebut, namun dinamika di dalam serikat dan konteks krisis kesehatan yang merupakan momen serikat untuk lebih aktif berperan belum dijelaskan dalam studi-studi tersebut. Pendekatan kualitatif, metode studi dokumen dan wawancara mendalam dengan anggota serikat pekerja kesehatan adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat tiga alasan FSP FARKES-R sebagai serikat pekerja kesehatan tidak maksimal dalam melakukan advokasi untuk pekerja kesehatan, yaitu: (1) FSP FARKES-R kekurangan tenaga ahli di bidang advokasi sehingga mereka kehilangan momentum untuk melakukan advokasi kebijakan publik terkait COVID-19; (2) kegiatan FSP FARKES-R terhambat akibat pandemi COVID-19, sehingga hampir semua kegiatan mereka tidak berjalan selama 1 tahun dan berdampak kepada; (3) renggangnya solidaritas sesama pengurus dan anggota FSP FARKES-R di masa pandemi.

In the midst of exploitation and discrimination of health workers during the pandemic, health workers unions are not present to demand improvements to these conditions. Previous studies have explained that the main reason health workers unions are less than optimal as a bridge for collective bargaining and improving working conditions is because they lack members to carry out activities and provide wider impact, this lack of members is shaped by three things, namely: (1) health workers who do not agree with the union's vision and mission; (2) the notion that joining a union is unprofessional and inappropriate among health professionals; as well as; (3) altruism of health workers who do not think about their working conditions and wages. The authors agree with these studies, but the union capacity and the context of health crisis as a moment for unions to play a more active role have not been explained in these studies. Qualitative approach, document study method and in-depth interviews with health workers union members are the methods used in this research. The results of the study stated that there were three reasons FSP FARKES-R as a health worker union was not optimal in advocating for health workers, namely: (1) FSP FARKES-R lacked experts in the field of advocacy so that they lost momentum to advocate for public policies related to COVID-19; (2) FARKES-R FSP activities were hampered due to the COVID-19 pandemic, so that almost all of their activities did not run for 1 year and had an impact on; (3) the declining solidarity among administrators and members of FSP FARKES-R during the pandemic."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Dini Fadila
"Reent aims to determine the health risks of workers on the floor. The method of this analysis is semi-quantitative by refers to the AS/NZS 4360:2004 standard and W.T. Fine’s risk tables. The level of risks is obtained from the multiplication of the three aspects – the consequences, likelihood and exposure. The results showed, that in basic risk, there are 14 risks that categorized as very high. In existing risk, there are two risks with high risk that categorized as priority 1 - the PT X’s employee that works by using a computer and when Hygiene Staff wiping the floor. In this study a predictive risk with control recommendations are also provided. Therefore the risks can be reduced to the acceptable category.
Key words: Health risk assessment, AS/NZS 4360:2004, W.T. Fine’s risk tables.
search about general overview of health risk assessment at Office Building PT X in 2015 was done because has been obtained four major hazards potential on the 24th floor.

Penelitian mengenai gambaran umum analisis penilaian risiko kesehatan di Gedung Perkantoran PT X tahun 2015 dilakukan karena didapatkan 4 (empat) potensi bahaya utama pada lantai 24. Penilaian risiko kesehatan ini bertujuan untuk mengetahui besaran risiko kesehatan pada pekerja di lantai tersebut. Metode analisis ini adalah semi kuantitatif dengan mengacu pada standar AS/NZS 4360:2004 dan tabel risiko W. T. Fine. Besaran risiko didapatkan dari perkalian tiga aspek, yaitu konsekuensi, kemungkinan, dan pajanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada basic risk terdapat 14 risiko yang termasuk dalam level very high. Pada existing risk, terdapat 2 (dua) risiko dengan risiko tinggi yang termasuk dalam level priority 1, yaitu para karyawan PT X yang bekerja dengan menggunakan komputer dan pada saat Staf Kebersihan melakukan pengepelan lantai. Dalam penelitian ini juga diberikan predictive risk dengan rekomendasi pengendalian, sehingga risiko-risiko yang ada dapat diturunkan sampai pada level acceptable."
Universitas Indonesia, 2014
S60225
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Adisti Ananda Yulgian
"Pandemi Covid-19 merupakan kondisi baru yang menimbulkan burnout atau kelelahan kerja pada tenaga kesehatan. Burnout dapat mempengaruhi berlangsungnya kolaborasi interprofesional membuat kualitas pelayanan kesehatan menjadi terganggu. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat burnout dan kolaborasi tim Covid-19 di Rumah Sakit Pendidikan. Sampel penelitian sebesar 88 responden teridir atas dokter, perawat, radiographer, dan analisis laboratorium yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Pengambilan data penelitian menggunakan instrumen yaitu Maslach Burnout Inventory-Human Service Survey (MBI-HSS) dan Assessment of Interprofessional Team Collaboration Scale II (AITCS II). Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara tingkat burnout dan kolaborasi tim Covid-19 di Rumah Sakit Pendidikan (p value > 0.05). Penelitian ini merekomendasikan agar Rumah Sakit dapat menurunkan kondisi kelelahan diantaranya melakukan relaksasi otot progresif pada tenaga kesehatan serta meningkatkan kolaborasi interprofesi dengan membentuk tim Covid-19 yang terdiri dari profesi berbeda.

The Covid-19 pandemic is a new phenomenon that causes burnout or work fatigue among health workers. Burnout can affect the ongoing interprofessional collaboration as well as causing disruption the quality of health services. This study is a quantitative study with cross-sectional design that aims to determine the relationship between burnout levels and the inter professional collaboration of the Covid-19 team at Teaching Hospital. The research sample was 88 respondents consisting of doctors, nurses, radiographers, and laboratory analysts who were selected by purposive sampling technique. The research data were collected using 2 instruments: the Maslach Burnout Inventory-Human Service Survey (MBI-HSS) and the Assessment of Interprofessional Team Collaboration Scale II (AITCS II). The data were then analyzed using both univariate analysis and bivariate analysis. The bivariate analysis used is Chi-square test. The results showed that there was no significant relationship of burnout levels and the Covid-19 team interprofessional collaboration during pandemic in Teaching Hospital (p value > 0.05). This study recommends that hospitals can reduce burnout conditions including progressive muscle relaxation for health workers and increasing interprofessional collaboration by forming a Covid-19 team consisting of different professions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juniarto
"Peternakan ayam PT Indocentral Desa Sukatani merupakan peternakan ayam petelur yang berdiri sejak 1979. Jumlah ayam petelur pada peternakan sebesar 100.000 ekor. Salah satu dampak negatif dari adanya peternakan adalah bau yang disebabkan oleh konsentrasi gas amoniak yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh konsentrasi amoniak dari peternakan ayam PT Indocentral Desa Sukatani terhadap gangguan kesehatan pekerja dan masyarakat sekitar. Konsentrasi amoniak diukur dengan menggunakan metode spektrofotometer-Nessler pada panjang gelombang 425 nm. Variasi titik pengambilan sampel konsentrasi amoniak didasarkan pada jenis kandang dan umur ayam. Pengaruh konsentrasi amoniak di udara dengan gangguan kesehatan dinyatakan dalam bentuk korelasi, yang didapatkan dengan menggunakan korelasi Momen Product Pearson. Konsentrasi rata-rata amoniak yang didapatkan pada area peternakan ayam PT Indocentral sebesar 38,1 ppm. Konsentrasi maksimum ditemukan sebesar 100,6 ppm pada area kandang ayam dewasa.

PT Indocentral poultry is used for breeding laying hen that has been building in 1979. This poultry have 100,000 laying hen. One of the negative impact form poultry is odor proceed form high ammonia concentration. This study analyzes influence of ammonia concentration from PT Indocentral poultry toward health disruption of worker and surrounding community. Ammonia concentration was measured by spectrophotometer-Nessler method with 425 nm wavelength. Variation of test point ammonia concentration was based of cage type and hen age. The influence of ammonia concentration in air with health disruption was expressed in correlation. This correlation was gotten from Momen Product Pearson Correlation. The average of ammonia concentration from this study in PT Indocentral poutry is 38,1 ppm. This study found the maximum of ammonia concentration is 100,6 ppm in cage of adult hen."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1206
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yessy Nur Handayani
"Hipertensi adalah suatu peningkatan tekanan darah (sistolik atau diastolik) di dalam arteri melebihi batas normal yaitu >140/90 mm Hg. Hipertensi merupakan faktor risiko primer penyakit jantung dan stroke. Jenis penyakit ini dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risiko yaitu perilaku dan gaya hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko kejadian hipertensi pada pekerja migas on shore di perusahaan migas X Kalimantan Timur tahun 2008. Desain penelitian adalah studi cross sectional. Sebagai sampel adalah seluruh pekerja migas laki-laki berusia usia 35-55 tahun, yang eligible dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan (n=294).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi pada pekerja sebesar 18,9%. Variabel umur dan indeks massa tubuh (IMT) memiliki hubungan signifikan dengan hipertensi (p<0,05). Faktor yang paling dominan berhubungan dengan hipertensi adalah umur (OR=4,2;95%CI: 1,224?14,340). Tingginya prevalensi hipertensi pada pekerja migas memerlukan perhatian yang lebih serius dari pihak perusahaan (khususnya unit medik) melalui upaya kegiatan promosi kesehatan yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan terutama tentang bagaimana berperilaku hidup sehat, seperti menerapkan pola makan seimbang, memantau berat badan dan melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin.

Hypertension among on Shore Oil Selected Workers in East Kalimantan, Indonesia. Hypertension is an increase of blood pressure (systolic or diastolic) in the arteries (>140/90 mm/Hg). Hypertension is a primary risk factor for heart disease and stroke. The purpose of this study was to identify risk factors of hypertension in the workers on-shore oil and gas company in East Kalimantan, 2008. Study design was a cross sectional study. The subject of this research was employees of on shore of oil and gas company (male) aged 35-55 years of age in East Kalimantan were eligible for inclusion and exclusion criteria (n=294).
The results showed that the prevalence of hypertension in the on-shore workers was 18.9%. Age and body mass index were associated with hypertension(p<0.05). The most dominant factor associated with hypertension was age (OR=4,2;95%CI: 1.224-14.340). The high prevalence of hypertension in the oil and gas company need more serious attention from the company (especially the medical unit) through the efforts of health promotion activities are carried out regularly and continuosly; how to change a life style such as body weight management including balancing diet, and check the blood pressure regularly."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jurisman Nazara
"Indonesia adalah salah satu negara yang paling rentan terhadap bencana alam, terutama gempa bumi dan tsunami. Lebih dari 600.000 orang menderita bencana di Indonesia setiap tahun. Menurut WHO, 67 persen dari sekitar 18.000 rumah sakit berada di daerah yang memiliki bahaya bencana alam. Rumah Sakit Umum Daerah Gunungsitoli di Pulau Nias adalah salah satu rumah sakit yang rentan dan perlu dipersiapkan untuk menghadapi bencana alam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kesiapsiagaan petugas kesehatan rumah sakit dalam menghadapi gempa bumi dan tsunami.
Metode: Penelitian ini bersifat observasional dengan metode Kualitatif dan Semi Kuantitatif (Mix-method). Penelitian ini menggunakan beberapa instrumen pengukuran dalam pelaksanaan penilaian seperti kuesioner, observasi, dan wawancara mendalam. Ada beberapa aspek yang telah dinilai termasuk pengetahuan dan sikap, kebijakan, perencanaan rumah sakit bencana, sistem peringatan, mobilisasi sumber daya, dan kelangsungan bisnis.
Hasil: Hasil penelitian mendapatkan sebagian besar responden (51.6%) berpengetahuan Cukup Baik mengenai pengetahuan umum terkait bencana gempa bumi dan tsunami, 62.3% responden berpengetahuan Baik dalam sistem peringatan dan evakuasi, dan 60.2% responden berpengetahuan Cukup Baik mengenai mobilisasi sumber daya dan respons bencana. 50.5% responden mempunyai sikap baik mengenai rekognisi bahaya, 50.5% responden mempunyai sikap baik pada sistem peringatan bahaya, dan 50.5% responden bersikap baik dalam mobilisasi sumber daya dan sistem evakuasi terkait sikap kesiapsiagaan bencana. Seluruh sampel tenaga kesehatan yang dipilih hanya mampu untuk memenuhi 40% hingga 65% keterampilan mengenai triage dan 25% hingga 33% keterampilan mengenai basic first aid. Sebanyak 51.6% sampel tenaga kesehatan menyatakan bahwa rencana kegiatan bencana rumah sakit berjalan Baik, sebanyak 49.64% sampel tenaga kesehatan menyatakan bahwa implementasi mobilisasi sumber daya tergolong Kurang Baik, dan sebanyak lebih dari 70% sampel tenaga kesehatan menyatakan bahwa implementasi tiga komponen lainnya tergolong Kurang Baik. Hasil Hospital Safety Index sebesar 0 tidak memenuhi standar. Disimpulkan secara keseluruhan, kesiapsiagaan tenaga kesehatan RSUD Gunungsitoli tergolong kurang baik.

Indonesia is one of the most vulnerable countries to natural disasters, especially earthquakes and tsunamis. More than 600,000 people suffer from disasters in Indonesia every year. According to WHO, 67 percent of the approximately 18,000 hospitals are located at natural disaster hazards areas. The Gunungsitoli Regional General Hospital on Nias Island is one of the hospital that is vulnerable and needs to be prepared to deal with natural disasters. The purpose of this study was to assess the preparedness of hospital health workers to face earthquakes and tsunamis disasters.
Method: This research was observational with Qualitative and Semi-Quantitative methods (Mix-method). This study used several measurement instruments in conducting assessments such as questionnaires, observations, and in-depth interviews. There were several aspects that have been assessed including knowledge and attitudes, policies, disaster hospital planning, warning systems, resource mobilization, and business continuity.
Results: The results of the study found that most of the respondents (51,61%) had fair levels of knowledge related to earthquake and tsunami disasters, 62,37% of respondents had well levels of knowledge about the warning and evacuation system, and 60,21% of respondents had well levels of knowledge about the mobilization of resources and disaster response. 50.5% of respondents have good attitudes regarding hazard recognition, 58,5% of respondents have a good attitude on the hazard warning system and 50.5% of respondents are good at mobilizing resources and evacuation systems related to disaster preparedness attitudes. All selected health workers were only able to fulfill 40% to 65% of skills regarding triage and 25% to 33% of skills regarding basic first aid. As many as 51.61% of the sample of health workers stated that the planned hospital disaster activity went well, as many as 49.64% of the sample of health workers stated that the implementation of resource mobilization was classified as Poor, and more than 70% of the sample health workers stated that the implementation of the other three components was classified as Poor. The Hospital Safety Index result fulfilled 0 standard compliance. In conclusion, overall, the preparedness of health workers at the Gunungsitoli General Hospital was inadequate.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54195
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pekerja wanita usia subur (WUS) sebagai sumber daya manusia utama di banyak industri, rawan terkena anemia. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan status besi pekerja WUS yang anemia atau memiliki hemoglobin (Hb) rendah, yang bekerja di perusahaan pengalengan nanas dengan melakukan suplementasi zat besi. Penelitian ini dilakukan dua periode, menggunakan rancangan acak lengkap buta ganda. Subyek penelitian adalah pekerja WUS yang dibagi menjadi dua grup perlakuan suplemen, yakni grup-BF yang diberi zat besi dan asam folat dan grup-MVM yang diberi multivitamin dan mineral yang mengandung 15 macam vitamin dan mineral termasuk zat besi dan asam folat. Subyek penelitian pada periode-1 sebanyak 25 pekerja WUS sudah menikah (BF=13; MVM=12) dan periode-2 sebanyak 15 pekerja WUS belum menikah (BF=7; MVM=8). Suplementasi dilakukan tiga kali per minggu selama 10 minggu dengan pengawasan. Sesudah suplementasi tingkat Hb, hematokrit (Ht) dan serum feritin grup BF meningkat, sedangkan pada grup MVM ada yang menurun. Peningkatan Hb dan Ht pada yang sudah menikah lebih tinggi dibandingkan yang belum menikah. Namun, Hb tersebut turun saat suplementasi dilanjutkan tanpa pengawasan dan semakin turun saat tidak lagi diberi suplemen. Pemberian suplemen yang mengandung zat besi menjadi keharusan bagi pekerja WUS, karena mereka tidak mampu meningkatkan Hb-nya jika hanya mengandalkan dari makanan.

The Supplementation Effects of Iron and Folic Acid Compared with the Multivitamin and Mineral on Female Workers of Childbearing Age in the Pineapple Agribusiness. Female workers of childbearing age (WUS) as a major of human resources in many agribusiness exposed to anemia. This study aims to improve the iron status of anemic WUS workers with low hemoglobin (Hb) levels, who work in a pineapple agribusiness by iron supplementation. This study was conducted two periods, using a double-blind randomized trial design. Subjects were divided into two treatment groups supplements, namely IF that was given iron + folic acid and MVM that was given multi vitamin and mineral containing 15 different vitamins and minerals including iron and folic acid. The subjects of period-1 were 25 married WUS (IF=13, MVM=12) and of period-2 were 15 single WUS (BF=7, MVM=8). Supplementation performed three times weekly for 10 weeks. After supplementation, the levels of Hb, haematocrit (Hc) and serum ferritin of BFgroup increased, whereas there were declines in MVM-group. The increase in Hb and Hc in married WUS was higher than the single. However, their Hb was fallen down when supplementation was continued without supervision and getting down when not given the supplements anymore. Supplementation with iron is a must for WUS workers, because they are not able to increase their Hb if only rely on their food."
Institut Pertanian Bogor. Fakultas Ekologi Manusia, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>