Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104121 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yattie H. Boediharnowo
"ABSTRAK
Minyak goreng merupakan salah satu dari kebutuhan pokok penduduk Indonesia, yang komponen utamanya berupa trigiiserida dan banyak mengandung asam lemak tidak jenuh. Pada proses menggoreng dengan adanya udara dan pengaruh temperatur yang relatif tinggi, minyak tersebut mudah mengalami oksidasi termal.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh oksidasi termal terhadap perubahan sifat fisiko-kimia dari lima jenis minyak goreng dan fraksi-fraksinya serta aktivitas mutagenik. Penelitian dilakukan pada 5 jenis minyak goreng, yaitu minyak biji bunga matahari, minyak jagung, minyak kacang kedelai., minyak kelapa sawit dan minyak kelapa yang dioksidasi pada temperatur 200 °C sebanyak 5 kali 1 jam dengan minyak segar sebagai kontrol. Masing-masing minyak pada setiap kali pemanasan selain dilakukan uji sifat fisiko-kimia yang meliputi penentuan indeks bias, gravitasi spesifik, bilangan peroksida, bilangan asam, bilangan iod, total karbonil dan persen dien terkonjugasi juga difraksionasi ke dalam fraksi non polar dan fraksi polar dengan cara ekstraksi. Analisis komposisi asam lemak dilakukan dengan kromatografi gas dan uji mutagenisitas dengan metoda "Ames" menggunakan bakteri Salmonella lyphimurium TA 100.
Hasil pengujian terhadap semua parameter sifat fisiko-kimia beserta fraksifraksinya dengan uji anova pada batas kepercayaan 95% dan 99% dan uji lanjut dengan uji nilai tengah Duncan menunjukkan perbedaan yang sangat nyata baik antar jenis minyak goreng maupun antar jumlah pemanasan dan terdapat interaksi.
Hasil fraksionasi yang terbentuk selama oksidasi termal menunjukkan bahwa fraksi nonpolar menurun persentasenya yang diikuti dengan meningkatnya fraksi polar. Hasil uji terhadap parameter sifat fisiko-kimia menunjukkan bahwa tingkat oksidasi pada fraksi polar lebih besar dibandingkan dengan fraksi nonpolarnya.
Hasil uji mutagenisitas dari kelima jenis minyak goreng yang teroksidasi termal beserta fraksi-fraksinya secara metode Ames dengan bakteri Salmonella lyphimurium TA 100 menunjukkan hasil negatif untuk aktivitas mutagenik.
Daftar pustaka : 48 (1964 - 1997)

ABSTRACT
The Effect of Thermal Oxidation on The Change of Physico-Chemical Properties of 5 (five) Kinds Frying Oils Which Were Heated and Reheated and Mutagenicity Test by The Use of Salmonella Typhimurium TA 100Frying oil is one of the basic needs for the Indonesians. Its main component is triglyceride that contains a lot of unsaturated fatty acids. In the frying process, the presence of air and the relatively high temperature will make it easily oxidized thermally.
This investigation was intended to study the effect of thermal oxidation on the change of physico-chemical properties of frying oils and their fractions and the mutagenic activities. This investigation has been conducted by heating and reheating 5 (five), kinds of frying oils, those are sunflower oil, corn oil, soy bean oil, palm oil and coconut oil at 200 ° C, 5 times, 1 hour each time, and using fresh oil as a control. In each heating, in addition to the testing of physico-chemical properties which include determination of refractive index, specific gravity, peroxide value, acid value, iodine value, total carbonyl and percent of conjugated diene, the oils were also fractionated into nonpolar and polar fractions using extraction method. Analysis of fatty acid composition were performed by gas chromatography method and the mutagenicity test by "Ames" method using Salmonella typhimurium TA 100 bacteria.
The investigation results of all physico-chemical property parameters including their fractions, using anova test with 95% and 99% confidence limits and further test using Duncan median test showed a significant difference among frying oils and also among the amounts of heating, and there were interactions.
The results of fractionation that formed during thermal oxidation showed that the percentage of nonpolar fractions decreased and followed by the increase of polar fractions. Test results of physico-chemical parameters showed that the degree of oxidation in polar fraction was higher compared to its nonpolar fraction.
The results of mutagenicity tests of the 5 (five) kinds of frying oils which were thermally oxidized including their fractions using Ames method with Salmonella typhimurium TA 100 bacteria showed negative results for mutagenic activities.
Reference : 48 (19641997)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lin Marlina
"ABSTRAK
Minyak goreng sebagai salah satu komponen pangan yang sering dikonsumsi, ternyata selama proses penggorengan mudah mengalami oksidasi termal. Peneiitian ini bertujuan mengamati pengaruh oksidasi termal terhadap perubahan sifat fisiko-kimia minyak dan fraksi-fraksinya, perubahan komposisi asam lemak dan aktivitas mutagenic.
Penelitian dilakukan dengan memanaskan 4 jenis minyak goreng, yaitu minyak jagung, minyak kelapa sawit, minyak kacang kedelai dan minyak biji bunga matahari pada temperatur 200 °C selama 2, 5 dan 9 jam dengan minyak segar sebagai kontrol. Masing-masing minyak pada setiap lama pemanasan difraksionasi ke dalam fraksifraksi monomer, dimer dan oligomer dengan kromatografi kolom. Analisis komposisi asam lemak dilakukan dengan kromatografi gas dan uji mutagenisitas dengan metoda "Ames" menggunakan bakteri Salmonella typhimurium TA 100.
Fraksionasi minyak menghasilkan persentase fraksi monomer yang menurun selama pemanasan, disertai dengan peningkatan fraksi dimer dan oligomer. Fraksi monomer memiliki indeks bias, angka peroksida dan total karbonil yang lebih rendah dibanding dimernya.
Dan uji anova dua arah (P = 0,01 dan P - 0,05) menunjukkan bahwa pada umumnya parameter yang ditentukan mempunyai perbedaan yang sangat nyata antar jenis minyak dan antar lama pemanasan. Dari uji nilai tengah Duncan, juga umumnya ada antaraksi antar jenis minyak dan lama pemanasan, kecuali komposisi asam lemak.
Hasil uji mutagenisitas menunjukkan positif mutagen untuk dimer minyak jagung, monomer dan dimer minyak kelapa sawit, monomer dan dimer minyak kacang kedelai serta monomer dan dimer minyak biji bunga matahari baik tanpa S-9 maupun dengan penambahan S-9 pada kondisi pengujian dengan S. typhimurium TA 100.

The Effect of Thermal Oxidation on Changes in the Composition and Physico-Chemical Properties of Cooking Oil and Mutagenicity Test with S. typhimurium TA 100Cooking oils, one of the much consumed food components are subjected to thermal oxidation during the frying process. This research aims to observe the effect of thermal oxidation on the changes in the physico-chemical properties of the oils and their (rations, changes in the fatty acid composition and the mutagenic activities of the oils.
The research is conducted by heating four kinds of cooking oils, namely corn oil, palm oil, soybean oil and sunflower seed oil at 200 °C for 2, 5 and 9 hours, using fresh oil as control. Each oil at every heating duration is fractioned into its monomeric, dimeric and oligomeric fractions by column chromatography. The analysis of the fatty acid composition is performed by gas chomatography and the mutagenicity test by the Ames method using the Salmonella typhimuriunt TA 100 bacteria.
The fractionation of the oils lead to results a decreasing in the percentage of the monomeric fractions during heating, accompanied by an increasing in the dimeric and oligomeric fractions. The monomeric fractions had lower refractive index, peroxide value and total carbonyl than their dimers.
A two-way analysis of variance test (P = 0,01 and P = 0,05) showed that the determined parameter generally have a very marked difference among the oil types and heating durations. The Duncan median test also showed an interaction between the oil types and the heating durations, except for the fatty acid composition.
Results of the mutagenicity test showed a positive mutagenic for the dieter of corn oil, the monomer and dieter of soybean oil, the monomer and dieter of sunflower seed oil either without or with the addition of S-9 at testing condition with S. typhimuriwn TA 100.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumi Hudiyono PWS
"Oksidasi merupakan fenomena kerusakan minyak/lemak yang tidak dapat dihindarkan. Telah dilakukan pengamatan pengaruh oksidari termal pada 200oC selama 0, 2l 5 dan 9 jam terhadap perubahan sifat fisika kimia fraksi monomer dan dimer minyak sawit jagung kedelai dan bunga matahari. Hasil analisi menunjukkan bahwa sifat fisika kimia dan kandungan asam lemak minyak yang digunakan sesuai dengan standar codex alimentus. Fraksimasi dengan kolom kromatografi didapatkan frakso monomer dimer dan oligomer presentasi monomer yang terbentuk menurun dengan bertambah lamanya oksidari sebaiknya terjadi peningkatan dimer dan obligomer. Uji anova dan arah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sangat nyata antar jenis minyak dan antar lama pemanasan pada prosentasi fraksi yang terbentuk perubahan indeks bias angka peroksida dan total karbonil seluruh fraksi monomer dan dimer kecuali perubahan indeks bias pada fraksi monomer. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa fraksi dimer merupakan fraksi yang lebih teroksidasi dibanding dengan monomernya.

Oxidation is a process to the oil and fat alteration. The influence of thermal oxidation at 200 o C for 0.2.5.and 9 hours to the physico-chemical prprieties of palm, soybean,corn and sun flower oils were observed.The results showed that the fatty acid content and physico-chemical properties os fresh oil was similar to the industrial standard according to the codex alimentus. The fresh and heated oils were fractonated by column chromatography to the monomer. dimer and oligomer fracctions. during oxidation, the precentage of manomer decreased and on the of the kind the dimer and oligomer products increased. Two ways anova of manomer and dimer refraction show different significance between the type of oil and time of oxidation to the % fractions formation,refraction index,perixode, value and total carbonyl.The data showed that the dimer is more oxidized fraction than manomer."
[place of publication not identified]: Sains Indonesia, II (2) Mei 1997: 23-35, 1997
SAIN-II-2-Mei1997-23
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pauline Sutjipto
"FMIPA-U 1 I Minyak goreng akan mengalami kerusakan selama proses penggorengan,
yang akan memperpendek umur pakai minyak tersebut. Kemsakan
minyak dapat diketahui dari sifat fisiko-ki.mianya. Umur pakai minyak dapat
diperpanjang dengan menambahkan adsorben ke dalam minyak bekas.
Karbon aktif merupakan adsorben yang mudah didapat dan relatif murah.
Pengaruh penggunaan karbon aktif terhadap sifat fisiko-kimia minyak sawit,
minyak kedelai dan minyak kelapa diteliti. Minyak digunakan untuk
menggoreng kentang sebanyak 20 kali dengan pengambllan sampel setiap
empat kali penggorengan. Hasil analisis statistik uji-T menunjukkan bahwa
penggunaan adsorben dapat menurunkan nilai gravitasi spesifik, bilangan
asam, bilangan penyabunan dan bilangan peroksida ketiga jenis minyak.
Nilai bilangan iod.akan mengalami kenalkan, sedangkan indeks bias ketiga
jenis minyak tidak dipengarufii oleh penggunaan karbon aktif"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwarno
"ABSTRAK
Minyak goreng sebagai salah satu jenis minyak yang sering dikonsumsi, selama proses penggorengan ternyata mudah mengalami oksidasi termal. Penelitian ini bertujuan mengamati perubahan sifat fisiko-kimia minyak selama proses pemanasan dan pengaruhnya terhadap hidrolisis secara enzimatik.
Penelitian dilakukan dengan memanaskan 3 jenis minyak goreng yang berbeda, yaitu minyak kelapa sawit, minyak kacang kedelai dan minyak biji bunga matahari pada temperatur 200 °C selama 2, 5 dan 9 jam.
Dari uji anova dua arah (P=0,05) menunjukkan adanya perbedaan sifat fisiko-kimia yang nyata antar jenis minyak dan antar lama pemanasan, kecuali angka penyabunan
yang tidak berbeda selama pemanasan. Fraksionasi minyak menghasilkan persentase fraksi monomer yang menurun selama pemanasan, disertai dengan peningkatan fraksi
dimer dan oligomer. Fraksi monomer yang dipisahkan memiliki angka peroksida, total karbonil dan indeks bias yang lebih rendah dibanding produk dimernya.
Hasil hidrolisis. dengan enzim lipase pankreatik pada kondisi in-vitro dari minyak yang belum difraksikan maupun fraksi dimer menurun terhadap waktu pemanasan
sedangkan fraksi monomernya tidak. Kemampuan hidrolisis enzimatik akan menurun dengan meningkatnya produk primer dan sekunder oksidasi termal."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulastri
"Kebutuhan bahan bakar masyarakat dan industri setiap tahun mengalami peningkatan, sedangkan kondisi bahan bakar berbasis fosil, jumlahnya terbatas dan tidak dapat diperbaharui. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah berusaha mengembangkan sumber bahan bakar alternatif yang berasal dari tanaman. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan biodiesel dari minyak biji mahoni (Swietenia mahagoni (L). Jacq), dan diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil. Biji mahoni diperoleh dari hutan jati di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Biji mahoni dikeringkan dengan dioven pada suhu ±700 C selama ± 3 jam untuk mengurangi kadar air yang terkandung di dalamnya. Biji kering tersebut selanjutnya dihaluskan untuk memudahkan proses ekstraksi. Berdasarkan sifat lemak yang non polar, maka dilakukan ekstraksi minyak menggunakan pelarut non polar, yaitu n-heksana dengan alat soxhlet. Kondisi suhu dipilih berdasarkan pertimbangan titik didih pelarut dan kestabilan minyak yaitu sekitar 600C, sedangkan waktu untuk sekali proses soxhletasi sekitar 6-8 jam. Minyak biji mahoni yang diperoleh dari hasil ekstraksi sebesar 55,87% (w/w). Biodiesel yang diperoleh dari reaksi transesterifikasi menggunakan metode batch dengan katalis KOH 1,5% dari bobot minyak, serta pelarut yang digunakan adalah metanol, dengan perbandingan mol antara minyak dan pelarut metanol sebesar 1 : 9, selama ±1 jam, pada suhu 23-270C, menghasilkan biodiesel sebesar ±93,90% dari bobot minyak biji mahoni. Hasil uji karakteristik biodiesel dari minyak biji mahoni antara lain: bilangan asam 0,76 mg KOH/g, bilangan iod 45,47 g/ 100 g, residu karbon 0,025 % wt, viskositas kinematik 4,627 cSt, titik nyala 180 ºC, bobot jenis/density 0,8836 g/mL, titik tuang 11,0 ºC, kandungan belerang 0,0328 %wt, indeks setana 67,059, dan kadar abu 0,03 % wt.

The needs of the fuel for society and industry increase every year, whereas the condition of the fuel based fossil, limited amount and can not renewed. To overcome the problems, government attempt to expand alternative fuel from plants. In this research, was produce the biodiesel from mahagony seeds oil (Swietenia mahagoni (L). Jacq), and it is hoped to able to use as alternative fuel to substitute fossil fuel. Mahagony seeds obtainable from the teak forest in Blora regency, Central Java. Mahagony seeds is dried in the oven at the temperature 70 0C for 3 hours to remove the water . Then the dry seeds are mashed to facilitate the extraction process. Because the oil is non polar, the extraction is carried out using non-polar solvent nhexane with soxhlet device. Temperature conditions are selected based on consideration of boiling point solvent and stability of the oil, it is about 60 0C, and the time required for the extraction about 6-8 hours. Mahagony seeds oil obtained from extraction 55,87% (w/w). Biodiesel derived from transesterification using batch method with KOH catalyst 1.5% of the oil weight, the methanol solvent with the ratio oil as mole is 1 : 9 , for 1 hour, at temperature of 23-27 0C, produced biodiesel is 93,90% of mahagony seed oil weight. The yield of characteristic of biodiesel of mahagony seeds oil are acid number 0,76 mg KOH / g, iodine number 45,47 g/ 100 g, carbon residue 0,025%wt, 4,627 cSt kinematik viscosity, flash point 180 0C, density 0,8836 g/mL, the pour point is 11,00C, 0,0328% wt sulfur content, cetane index is 67,059 and cinder content 0,03% wt."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T29045
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Study of - chemical characteristics of agar gracilaria chilensis was carried out extracted of using different water quality. The quantity of water used in this extraction proces were 15.20 and 25 times of the weight of raw material...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Noor Laela
"ABSTRAK Telah dilakukan ekstraksi minyak biji kepuh (Sterculia foetida L.) dengan menggunakan alat ekstraksi soxhlet, dan pelarut yang digunakan adalah n-heksana. Hasil yang didapat, berupa minyak dengan warna jingga kecoklatan, dan setelah dimurnikan menjadi warna jingga. Minyak yang dapat diekstraksi dari biji kepuh adalah 49,04 % dari berat serbuk kering inti bijinya. Kemudian minyak yang didapat dianalisis sifat fisiko-kimianya serta ditentukan komponen asam lemak penyusun trigliseridanya, dengan menggunakan alat kromatografi gas yang menggunakan kolom kapiler AT-1000TM. Komposisi asam lemak penyusun trigliserida yang terdapat dari minyak hasil ekstraksi biji kepuh adalah asam palmitat (27,56%), asam stearat (6,87%), asam oleat (6,19%), dan asam linoleat (13,84%) serta beberapa asam lemak lainnya yang belum teridentifikasi. Kata kunci : ekstraksi sinambung, Sterculia foetida L., kepuh, asam lemak"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Apriani
"Telah dilakukan penelitian mengenai sifat fisiko-kimia dan komposisi asam lemak penyusun trigliserida dari minyak biji pepaya (Carica papaya). Biji pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari suatu perkebunan pepaya di daerah Cihideung, Bogor. Ekstraksi minyak biji pepaya dilakukan dengan menggunakan peralatan ekstraksi Soxhlet dengan pelarut n-heksana.
Hasil ekstraksi yang diperoleh berupa minyak yang berwarna kuning kemerahan setelah dimurnikan dan memiliki kadar sebesar 26,7% dari berat kering biji pepaya. Komposisi asam lemak penyusun trigliseridanya ditentukan dengan alat Kromatografi Gas.
Dari hasil analisis Kromatografi Gas, diketahui bahwa komposisi asam lemak penyusun trigliserida minyak biji pepaya adalah asam kaprilat (0,35%), asam kaprat (0,08%), asam laurat (0,07%), asam miristat (0,1%), asam palmitat (20,3%), asam stearat (3,33%), asam oleat (66,1%), asam linoleat (8,99%), dan asam linolenat (0,61%)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30422
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Yulianti
"ABSTRAK
Minyak kemiri dapat diperoleh dari daging buah biji kemiri (Aieurites
moluccana) dengan cara ekstraksi sinambung menggunakan peralatan
ekstraksi soxhlet dan pelarut yang digunakan adalah n-heksana sebesar
45,47% dari berat serbuk kering biji kemiri.
Dari penelitian ini dapat ditentukan sifat fisiko-kimia dari minyak biji
kemiri. Untuk analisis dengan Gas Chromatography (GC), Jarutan minyak
ditransesterifikasi dengan metanoi-KOH dan Japisan n-heksana diinjeksikan
ke dalam peralatan GC yang dilengkapi dengan kolom kapiler AT-1000,
dapat ditentukan komposisi asam l'emak penyusun trigliserida dari minyak biji
kemiri, terdiri dari: asam kaprat (0,202%), asam palmitat (6,32%), asam
stearat (2,31%), asam oleat(26,93%), asam linoleat (38,52%), dan asam,
linolenat (25,25%).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>