Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 769 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rusydi M. Yusuf
"ABSTRAK
Penulisan tesis ini bertujuan untuk memperlihatkan bahwa meskipun institusi dan praktek perbudakan telah dihapus dan berakhir, namun masih banyak terjadi perlakuan segregasi yang dilakukan oleh kelompok kulit putih terhadap masyarakat Afro-Amerika. Perlakuan segregasi ini bukan hanya disebabkan oleh adanya perbedaan ras dan latar belakang sejarah keberadaan orang-orang Afro--Amerika di benua ,ini, namun juga disebabkan oleh latar belakang kehidupan mereka sehari-hari yang masih saja bergulat dengan kebodohan, kemiskinan. Di lain hal juga adanya suatu pernyataan yang menyatakan bahwa masyarakat Afro-Amerika merupakan masyarakat inferior dan masyarakat kulit putih adalah masyarakat superior.
Untuk bisa bangkit dari keterbelakangan dan ketertindasan ini, mereka membutuhkan seorang figur pemimpin. Di tengah-tengah ketidak berdayaan dan harapan mereka tersebut, muncullah seorang figur pemimpin yang mencoba untuk menyuarakan suara hati nurani mereka yaitu Louis Farrakhan. sebagai seorang pemimpin Farrakhan dianggap bisa menyuarakan suara hati mereka kepada penguasa Amerika agar mereka diperlakukan lama dengan anggota masyarakat lainnya sesuai dengan isi Deklarasi Kemerdekaan Amerika.
Sebagai seorang figur, Louis Farrakhan mencoba untuk mengakomodir suara hati mereka. Farrakhan mencoba memperjuangkan aspirasi mereka dengan kepiawaian retorika pidatonya diberbagai tempat dan lapisan masyarakat Afro-Amerika, kulit putih, Yahudi maupun kulit berwarna lainnya. Berbagai bentuk pergerakan dan kegiatan telah dilakukan oleh Farrakhan di tengah -tengah masyarakat Afro-Amerika dalam rangka mengangkat, membuka mata mereka dati kebodohan, kemiskinan, ketertinggalan, kemelaratan dan ketertindasan. Farrakhan mencoba menyentuh berbagai sektor terutama sektor : pendidikan, Perekonomian, budaya, agama dan sosial politik. Di lain hal bahwa Farrakhan juga mengatasnamakan kepentingan Islam, padahal tidak semua muslim Amerika terwakili dan mendukung gerakannya.
Namun dalam menyuarakan aspirasi masyarakat Afro--Amerika, Farrakhan bersikap rasis dengan banyak mengumbar retorika-retorika anti Yahudi dan anti putih, sehinga menimbulkan kemarahan masyarakat kulit putih dan Yahudi. Hal mni menjadi ancaman bagi masyarakat Afro-Amerika dalam kelangsungan kehidupan mereka selanjutnya. Maka banyak tokoh masyarakat Afro-Amerika baik yang muslim maupun non muslim mengecam tindakan Farrakhan, mereka merasa takut karena gerakan yang dipimpin Farrakhan akan membawa petaka bagi mereka.

ABSTRACT
The Nation of Islam : A Farrakhan Struggle.The objective of this thesis is to show that eventhough the institution and application of slavery no longer existed, many segregation practices are still applied toward the Afro-Americans. This phenomena were not only because of the differences in race and historical background, but also characterized by such things in lives, including poverty and stupidity. At the same time there are statements stating that the Afro-Americans are inferior compared to those of the whites.
To elevate the status of the Afro Americans, a charismatic leader was cherished, in this case, Louis Farrakhan, was believed as a representative leader who could proclaim the rights of Afro-American citizens. American government is especially considered identical with the white men's rule implemented policies of segregation. The ideas of the Afro American would be a government that treated Afro Americans as equal as stated in the content of the Declaration of Independence.
As a leader Farrakhan tried to accommodate his people aspirations with his speech rhetoric. Farrakhan held some activities among the Afro-American society in order to open their eyes from stupidity, poverty, misery and oppression. He also tried to develop many sectors of Afro-Americans' life such as : economy, education, culture, religion and politics. On the other side, some of Farrakhan's activities were held on the name of Islam, however not all American Moslems were represented and supported his activities.
In proclaiming Afro-American aspirations, Farrakhan acted racially. He often used his rhetoric to confront and to attack the Jews and the White men, therefore his appearance was fearful and frightened the Afro-American society, and his rhetoric became a threat to their future life. Many Moslems, and Afro-American prominent leaders were upset by his activities. They were afraid that Farrakhan's activities would ruin them.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Artika Ningtyas
"Penelitian ini menjelaskan tentang peran jawara dalam perjuangan kemerdekaan di Bekasi periode 1947-1949. Periode 1947-1949 adalah masa terpenting membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Upaya mempertahankan kemerdekaan melibatkan seluruh elemen masyarakat. Di Bekasi kemunculan Jawara memberikan pemahaman yang berbeda dari yang sebelumnya, jika masa kolonial dikenal sebagai kaki tangan tuan tanah, sedangkan pada masa revolusi Jawara mengalami pergeseran peran menjadi pemimpin yang memimpin rakyat dalam melawan Belanda. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dan pendekatan teori kharismatik dan teori revolusi. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan para Jawara dalam masa perjuangan kemerdekaan mampu mendorong masyarakat di Bekasi sekitarnya melakukan perlawanan terhadap Belanda dan Sekutu. Dampak yang dihasilkan dari peranan para Jawara menjadikan keamanan Bekasi tetap stabil.

This study explains the role of champions in the struggle for independence in Bekasi in the period 1947-1949. The period 1947-1949 was the most important period to form the Unitary State of the Republic of Indonesia. Efforts to maintain independence involve all elements of society. In Bekasi, the emergence of Jawara gave a different understanding from the previous one, if the colonial period was known as an accomplice of landlords, while during the revolution Jawara experienced a shift in role to become a leader who led the people against the Dutch. This research uses historical methods and approaches to charismatic theory and revolutionary theory. The findings of this study show that the leadership of the Jawara during the struggle for independence was able to encourage people in surrounding Bekasi to fight against the Dutch and the Allies. The impact resulting from the role of the Jawara makes Bekasi's security remain stable."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yermakova, Antonina
Yogyakarta: Sumbu, 2002
305.5 YER wt
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"The wave of democratization following the fall of Soeharto's regime in 1998, has led to an on going struggle to define and advance the people's right to free speech - a right which in reality had never been guaranteed prior to the second constitutional amendement of the year 2000...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suwati Kartiwa
Jakarta: Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga, 2009
R 737 SUW m
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Saidi
"ABSTRAK
Disertasi ini ingin menunjukkan Djawi Sunda, di Cigugur, Kuningan. Sebuah komunitas Adat yang berhasil membangun keruku melalui prinsip:yang penting Melalui penelitian etnografi dan teori interaksi simbolik telah menunjukkan bahwa Seren Taun sebagai alat pengingat yang berisi tuntunan yang penuh makna simbolik dan berhasil merawat tran yang ditempuh lebih mengutamakan arti pentingnya sebuah kebebasan berkeyakinan, penegasan identitas, daripada transmisi tingkat keluarga. Kombinasi antara: resistensi dan adaptasi dalam menghadapi dominasi negara dan hegemoni agama resmi, merupakan perlawanan kultural yang paling mengesankan.

ABSTRACT
This dissertation aims at indicating survival strategies carried out by Djawi Sunda, Cigugur, Kuningan. It is a community succeeding to establish a peaceful religious life relationship. It suggests that the members have tolerance (sepengertian ethnographic research and symbolic interaction have indicated as a mnemonic device meanings?and a creative performance has worked to mai transmission. The strategy emphasizes more on faith freedom and identity insistence in public than in family. The combination of resistance and adaptation to cope with state domination and formal religious hegemony works impressively."
Depok: 2015
D2093
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Randy
"Tujuan hidup setiap manusia adalah untuk mendapatkan jati diri yang sesungguhnya. Hal itu membutuhkan perjuangan yang tidak mudah. Banyak orang ingin mendapatkan penemuan jati diri itu"
Jakarta: Pusat Pengembangan Etika Unika Atma Jaya, 2020
300 RJES 25:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Faikah
"Tugas akhir ini mengkaji tentang perjuangan hak atas tanah masyarakat Aborigin di Northern Territory, Australia dari tahun 1963-1976. Hal ini dilatarbelakangi oleh keputusan Persemakmuran Australia mengumumkan kerjasama dengan perusahaan Perancis, Pechiney untuk membangun pabrik alumina dan pertambangan bauksit di Semanjung Gove, Northern Territory, Australia dengan mengalokasikan lahan seluas 140 mil persegi dari Cagar Alam Arnhem Land pada tahun 1963. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang meliputi tahapan heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. sumber yang digunakan meliputi arsip dokumen pemerintah Australia dari Arsip Nasional Australia, surat kabar dari Trove, serta buku-buku dan artikel jurnal yang diakses online dari Perpustakaan Australia, Jstor dan The Australian National University. Hasil penelitian menekankan penderitaan yang dialami oleh masyarakat Aborigin di Northern Territory, Australia di bawah kendali Persemakmuran Australia. Pada tahun 1963, masyarakat Aborigin memprakarsai gerakan hak atas tanah dengan mengajukan petisi Yirrkala ke Parlemen Australia. Kegagalan perjuangan masyarakat Yolngu pada tahun 1971 mendorong para aktivis- aktivis Aborigin dan masyarakat Larrakia dalam memperjuangkan hak atas tanah pada tahun 1972. Setelah Gough Whitlam menjabat sebagai Perdana Menteri Australia, pemerintahan Whitlam membentuk komisi Woodward yang merekomendasikan undang-undang hak atas tanah bagi masyarakat Yolngu. Pada tahun 1976, pemerintahan John Fraser mengesahkan The Aboriginal Land Rights (NT) Act 1976. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perjuangan mereka dapat dikatakan berhasil dengan menghasilkan undang-undang hak atas tanah meskipun kesejahteraan masyarakat Aborigin masih rendah.

This final project examines the land rights struggle of Aboriginal communities in the Northern Territory, Australia from 1963-1976. This is motivated by the Commonwealth of Australia's decision to announce a partnership with French company Pechiney to build an alumina plant and bauxite mine on the Gove Peninsula, Northern Territory, Australia by allocating 140 square miles of land from the Arnhem Land Reserve in 1963. This research uses the historical method which includes the stages of heuristics, verification, interpretation, and historiography. The sources used include archives of Australian government documents from the National Archives of Australia, newspapers from Trove, as well as books and journal articles accessed online from the Australian Library, Jstor and The Australian National University. The results emphasize the suffering experienced by Aboriginal people in the Northern Territory, Australia under the control of the Commonwealth of Australia. In 1963, Aboriginal people initiated a land rights movement by submitting the Yirrkala petition to the Australian Parliament. The failure of the Yolngu people's struggle in 1971 encouraged Aboriginal activists and the Larrakia people to fight for land rights in 1972. After Gough Whitlam became Prime Minister of Australia, the Whitlam government established the Woodward Commission which recommended land rights legislation for the Yolngu people. In 1976, the John Fraser government passed The Aboriginal Land Rights (NT) Act 1976. The conclusion of this research is that their struggle can be said to be successful by producing land rights laws even though the welfare of Aboriginal people is still low."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sukowati
Ambon: 1953
320.598 SUK g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
[t.t.] : [t.p.], [t.th.]
951 LAB
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>