Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174184 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sudibyo
"Pendidikan diploma III keperawatan . merupakan salah satu jenis pendidikan tenaga keperawatan profesional pemula, yang akan mengambil bagian dalarn pelayanan kesehatan, sehingga kualitasnya perlu mendapat perhatian penyelenggara pendidikan. Pendidikan diploma III keperawatan merupakan bagian terbesar (61,74 %) dari jenjang pendidikan diploma III di bidang kesehatan. Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum nasional tahun 1999, yang sebelumnya adalah kurikulum 1984.
Persyaratan mahasiswa diploma III keperawatan adalah dari Sekolah Menengah umum, Madrasah Alliyah dan Sekolah Perawat Kesehatan. Program Studi Keperawatan Tangerang menyelenggarakan kelas dengan dasar SMUTAliyah dan SPK dengan jumlah 40 mahasiswa dari SMU/Alliyah dan 40 mahasiswa dad SPK. Untuk menghasilkan kinerja yang adekuat dalam suatu profesi keperawatan, diperlukan kompetensi pengetahuan dan ketrampilan. Pencapaian kompetensi yang tidak mencapai target akan menyebabkan kurangnya kemandirian, kurang mampu bersaing dan mutu lulusan kurang baik. Pada tahun 2000 sampai dengan 2002 pencapaian kompetensi mahasiswa D III Keperawatan Program studi keperawatan Tangerang rata-rata berkisar pada 90%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara
persepsi mahasiswa tentang pengajaran klinik dengan pencapaian kompetensi di Program Studi Keperawatan Tangerang tahun 2004.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah seluruh populasi mahasiswa D III Keperawatan tk III pada Program Studi Keperawatan Tangerang. Pengumpulan data melalui penyebaran angket dengan menggunakan kuesioner dan observasi pencapaian kompetensi oleh tim pengamat (observer). Data diolah dengan program komputer dan dianalisis secara statistik dengan teknik chi square dan Uji r dengan derajat kemaknaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden (68,76%) mempunyai persepsi yang baik terhadap pengajaran klinis dan (31,24%) berpersepsi kurang baik terhadap pengajaran klinis. Dan hasil analisis bivariat didapatkan 5 variabel yaitu tempat tinggal, persepsi tentang tujuan pengajaran klinis, persepsi tentang metoda pengajaran klinis, persepsi tentang evaluasi pengajaran klinis dan persepsi tentang pengajaran klinis secara keseluruhan mempunyai hubungan secara statistik bermakna dengan pencapaian kompetensi. Sedangkan variabel-variabel umur, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, persepsi tentang media pengajaran klinis, persepsi tentang materi pengajaran klinis dan persepsi tentang pengajaran klinis tidak memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan pencapaian kompetensi.
Dengan diketahuinya terdapat hubungan antara persepsi mahasiswa tentang pengajaran klinis dengan pencapaian kompetensi, maka penelitian ini memberikan saran sebagai berikut : (a) untuk institusi pendidikan, hendaknya dalam pemberian pengajaran klinis tidak membedakan kepada mahasiswa yang berlatar belakang SMA maupun SPK, perlunya institusi memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk mau tinggal di asrama dan memberikan fasilitas yang lengkap untuk menunjang proses pembelajaran. (b) Bagi para pengajar terutama pengajar klinik, perlu meningkatkan strategi pengajaran klinik yang dapat menambah minat mahasiswa terhadap pengajaran klinik yang dapat menunjang pencapaian kompetensi yang baik, perlunya mempersingkat jarak antara pemberian materi dengan praktik klinik sehingga mahasiswa tidak lupa dengan teorinya, perlunya pemberian metoda dan media yang bervariatif serta memberikan evaluasi untuk melihat pencapaian tujuan dan memberikan reward berupa nilai bagi mahasiswa pada seluruh proses pembelajaran.

Analysis Relation Students Perception About Teaching Clinical With Students' Competence Achievement In D III Nursing Program Study Healthy Politecnic Bandung In Tangerang.In Diploma III Nursing Education Constitute is one of education for a professional nurse that will take part in health serve, so they need more attention in education quality. Diploma III Nursing Education is biggest {51,74%) in health. It used national curriculum 1999 before it used curriculum 1984.
The requirement for Diploma III Nursing Student are High school, Islamic School, and SPK. Nursing Program Study in Tangerang, they have two classes, 40 students graduated from high school/Islam School and the other class, 40 students graduated from SPK. It produced hard working in nursing profession; they need competence knowledge and skill. If the competence is not get reach target, caused it is not independent, not competitive and the quality is not good.
In 2000 until 2002 got reach student competence D III Nursing Program Study average 90%. The purpose of researcher to know relation of teaching clinical between students perception with competence reach in Nusrsing Study Program in Tangerang 2004.
The research use plan crossed sectional. Research sample took all students population D III Nursing at third semester in Nursing Study Program in Tangerang. The researcher distributed questionnare and observed to take data for reach competence by observer. Data processing with computer and analysis in a statistics chi square technique and Uji t with 95% degree purpose.
The research result indicated that more than half respondents (68,76%) had good perception about teaching clinical and (31,24%) had not good perception about it. From bivariat analysis result got 5 variabels are: place to live, purpose of teaching clinical, perception of teaching clinical method, perception of teaching clinical that has relation meaning in a statistic with competence reaching. In age, sex, education background variabel, perception of teaching clinical aid, perception of teaching clinical material and perception of teaching clinical is not relation meaning in a statistic with competence reaching.
It is known get relation students' perception with teaching clinical to competence reaching, so this research gave some suggestions; a. For education institution , in teaching clinical, we cannot discriminate students background education SM.] or SPK, we must give them motivation to live in dormitory and give competence facility in learning support. B. For teaching clinic teacher he/she needs increase teaching clinic strategy for students inters in teaching clinic that can support to reach good competence, need short time to given material with clinic practices so students cannot forget it, given method and variation media to given evaluation for purpose reach and give values reward to students as a whole laerning process.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12862
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Menurut Wikipedia Indonesia, nutrisi merupakan substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, untuk pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan. Dengan kesibukan aktifitas yang ada membuat mahasiswa Iupa akan memenuhi kebutuhan nutrisinya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi tingkat pengetahuan mahasiswa UI yang kos terhadap nutrisi yang, bergizi. Penelitian ini dilakukan di wilayah kosan di Depok dengan jumlah responden 106 mahasiswa. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana. Pengambilan sampel dilakukan dengan tekhnik cluster sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang berisi pertanyaan tentang data demografi, dan data tingkat pengetahuan. Dalam menganalisa data demografi digunakan presentase (%) untuk mengetahui besamya distribusi jenis kelamin, usia, wilayah kosan, fakultas, dan status perkawinan. Data tingkat pengetahuan diukur dengan menggunakan rentang nilai dan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu tinggi , sedang, dan rendah. Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang memiliki lingkat pengetahuan tinggi berjumlah 26 orang (24,5%), tingkat pengetahuan sedang berjumlah 57 orang (53,8%), dan tingkat pengetahuan rendah berjumlah 23orang (21,7%). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan keseluruhan (kognitif afektif dan psikomolor) mahasiswa UI Depok mengenai nutrisi yang bergizi tergolong tingkat pengetahuan sedang. Penelitian ini merekomendasikan agar area penelitian berikutnya dapat diperluas dengan jumlah sampel yang lebih besar sehingga lebih representatif dan memungkinkan untuk digeneralisasi."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5307
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Nurul Dwi Utari
"ABSTRAK
Siswa di sekolah berbasis Islam rentan mengalami stres akademik. Pola asuh yang sesuai dari orangtua dapat menurunkan stres akademik siswa. Di sisi lain, spiritualitas juga dapat menjadi sumber koping bagi individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pola asuh dan tingkat spiritualitas dengan tingkat stres akademik siswa di sekolah berbasis Islam. Pene korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan secara online terhitung sejak 03 Apri 10 Mei 2020 dengan sampel sejumlah 109 siswa kelas XII di sekolah berbasis Islam MAN Jakarta Timur yang diambil dengan metode simple random sampling. Instrumen The Parental Care Style Questionnaire digunakan untuk mengidentifikasi pola asuh orangtua, instrumen Spiritual Involvement and Beliefs Scale untuk mengukur tingkat spiritualitas, dan instrumen Educational Stress Scale for Adolescents untuk mengukur tingkat stres akademik. Berdasarkan hasil analisis korelasi Pearson (CI 95%), peneliti menemukan bahwa terdapat hubungan bermakna negatif antara pola asuh demokratis dengan tingkat stres akademik (p=0,000), terdapat hubungan bermakna positif antara pola asuh otoriter dengan tingkat stres akademik (p=0,036), dan terdapat hubungan bermakna negatif antara pola asuh permisif dengan tingkat stres akademik (p=0,005). Pola asuh demokratis memiliki hubungan yang paling signifikan dengan tingkat stres akademik dibandingkan dengan pola asuh otoriter dan permisif. Hasil analisis korelasi Pearson juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dan bermakna negatif antara tingkat spiritualitas dengan tingkat stres akademik pada siswa di sekolah berbasis Islam (p=0,000). Hasil penelitian ini dapat membantu pengembangan pelayanan, pendidikan, dan penelitian keperawatan. Orangtua diharapkan untuk menerapkan pola asuh demokratis dan sekolah agar dapat membuat program untuk meningkatkan spiritualitas siswa dalam rangka mengurangi stres akademik
.
Students in Islamic-based schools are vulnerable to experiencing academic stress. An appropriate parenting style from parents can reduce it. Besides, spirituality can be a source of coping for individuals. This study aims to identify the correlation between parenting style and level of spirituality with academic stress level in students of Islamic- based school. Descriptive correlative with cross-sectional approach was used. Data was collected online starting from April 3rd to May 10th, 2020 with a total of 109 respondents of 12th-grade senior students at Islamic-based high school MAN Jakarta Timur. Respondents were selected by simple random sampling. The Parental Care Style Questionnaire was used to identifying parenting style, the Spiritual Involvement and Beliefs Scale was used to measuring spirituality level, and the Educational Stress Scale for Adolescents was used to measuring academic stress level. Data were analysed using Pearson correlation analysis (CI 95%). Results showed that there was a negative correlation between the democratic parenting style with academic stress level (p=0.000), there was a positive correlation between the authoritative parenting style with academic stress level (p=0.036), and there was a negative correlation between the permissive parenting style with academic stress level (p=0.005). The democratic parenting style had the most significant correlation with academic stress level than the authoritative and permissive parenting style. The finding also showed that there was a significant negative correlation between the level of spirituality and academic stress level in students of the Islamic-based school (p=0.000). Results from this study can be used to develop nursing practice, education, and research. In addition, parents are expected to be able to use a democratic parenting style, and schools can develop some programs to increase student’s spirituality to reduce academic stress level
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Opie Dwi Agustina
"Konsep diri merupakan variabel sentral yang dapat memengaruhi perilaku manusia, terutama pada fase remaja akhir. Menjadi dasar dalam memilih strategi koping fangirling, konsep diri remaja cenderung banyak yang negatif dan dapat berdampak buruk terhadap kepribadiannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran konsep diri mahasiswa yang melakukan fangirling pada mahasiswa reguler Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia FIK UI.
Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah usia, angkatan, IPK terakhir, asal daerah, dan perilaku fangirling, sedangkan variabel dependennya adalah konsep diri. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif sederhana dengan pendekatan cross sectional. Total sampel dalam penelitian ini berjumlah 134 orang yang dipilih menggunakan teknik non probability purposive sampling.
Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa sebesar 50 mahasiswa yang melakukan fangirling memiliki konsep diri yang positif. Penjabaran dari dimensi konsep diri yaitu dimensi identity, judging, behaviour dan self-critic menunjukkan bahwa mayoritas mahasiswa yang melakukan fangirling memiliki konsep diri yang positif pada keempat dimensi tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan mahasiswa dapat bijak dalam memilih strategi koping yang baik untuk diri sendiri sehingga tidak terpapar dampak yang lebih buruk terhadap konsep dirinya.

Self concept is a central variable that can affect human behavior, especially in the late adolescent phase. Being the basis in choosing a coping strategy fangirling, adolescent self concept tend will be a lot of negative and can adversely affect the personality. This study aims to find out the self concept of students who do fangirling on the regular students of the Faculty of Nursing University of Indonesia FIK UI.
Characteristics of respondents in this study were age, generation, final GPA, local origin, and fangirling behavior, while the dependent variable is self concept. This research is a quantitative research with simple descriptive design with cross sectional approach. The total sample in this study amounted to 134 people selected using non probability purposive sampling technique.
The results of this study illustrates that as many as 50 students who do fangirling have a positive self concept. Descriptions of the self concept dimension of the dimensions of identity, judging, behavior and self critic shows that students who do fangirling have a positive self concept on the four dimensions. Students is expect that results of this study will be wise in choosing a good coping strategy for yourself so as not exposed to a worse impact on his self concept.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Saputra
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang problematika proses belajar mengajar bahasa Arab yang dialami mahasiswa Program Studi Arab serta strategi pengajaran untuk mengatasinya. Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang disajikan secara deskriftif. Hasil penelitian skripsi ini menunjukkan bahwa harus ada kerjasama sama yang maksimal antara dosen dan mahasiswa serta strategi-strategi pengajaran tertentu untuk meningkatkan kualitas kemampuan berbahasa Arab para mahasiswa.

Abstract
This thesis discusses the problem of teaching and learning process that had been around by student of the Arabic Studies Program and teaching strategies to overcome. This thesis uses qualitative research methods are presented descriptively. The results of this thesis research indicate that there should be a hard and cooperative work between lecturers and students to optimize their ability in learning Arabic language with some teaching strategy as the problem solving."
2010
S13120
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muchlis Riza
"Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Palembang sebagai salah satu lembaga pendidikan keperawatan di Palembang, memiliki peran dan tanggung jawab dalam mengantarkan peserta didiknya menjadi tenaga perawat profesional melalui proses belajar mengajar. Keberhasilan peserta didik dalam proses belajar yang dinyatakan dalam Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) akan menggambarkan kemampuan profesional mereka di bidang keperawatan.
Dalam penelitian awal melalui data sekunder didapatkan 67 % lulusan tahun 2003 memiliki IPK < 2,75. Kesenjangan IPK diantara peserta didik terutama antara peserta didik kelas khusus dengan peserta didik kelas regular. Hal tersebut mendorong peneliti untuk menganalisis faktor psikologis yang berhubungan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) mahasiswa di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Palembang.
Desain penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah cross sectional, karena peneliti hanya ingin melihat faktor psikologis yang berhubungan dengan IPK, dan tidak bermaksud untuk melihat hubungan sebab akibat. Populasi dan sampel penelitian ini adalah mahasiswa tingkat III (semester VI kelas regular dan semester IV kelas khusus) di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Palembang tahun 2004 sebanyak 110 orang mahasiswa.
Data kuantitatif diperoleh melalui kuesioner yang berisi 7 variabel karakteristik psikologis mahasiswa. Jumlah kuesioner sebanyak 70 butir yang terdiri dari 20 butir variabel motivasi belajar, 10 butir variabel minat pada bidang keperawatan, 5 butir variabel sikap terhadap profesi perawat, 10 butir variabel persepsi terhadap dosen, 5 butir variabel persepsi terhadap mata ajaran, 10 butir variabel persepsi terhadap fasilitas pendidikan, dan 10 butir variabel persepsi terhadap profesi perawat. Pengolahan dan analisis data disajikan dalam bentuk analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis multivariat.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa IPK responden <2,75 masih cukup tinggi, terutama pads kelas regular dengan ciri-cirinya umur muda, belum bekerja, sehingga sangat membutuhkan IPK>2,75 untuk mendapatkan pekeijaan atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada 3 variabel yang memiliki hubungan yang bermakna dengan IPK yaitu : variabel motivasi, variabel jenis kelamin, dan variabel jenis kelas. Hasil analisis multivariat menunjukkan variabel motivasi merupakan variabel paling dominan dibandingkan variabel lainnya.
Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini terutama pada institusi pendidikan tempat peneliti melakukan penelitian yaitu untuk memperhatikan faktor-faktor yang dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik, antara lain menganjurkan pada staf pengajarnya untuk mendorong semangat belajar dengan sering memberikan kuis setiap selesai pokok bahasan, membahas hasil kuis sebelum dimulai pokok bahasan yang baru. Juga agar dapat menciptakan suasana kondusif bagi peserta didik untuk bersaing secara sehat dalam mengejar prestasi belajar, misalnya berupa pemberian reward atau penghargaan bagi peserta didik yang mendapat prestasi terbaik setiap semester, mendorong dibentuknya kelompok belajar yang efektif berupa sering memberi penugasan terstruktur baik secara individu maupun kelompok pada peserta didik.
Kepustakaan : 34 (1967 - 2002)

Psychological Characteristics Related to Cumulative GPA among Students in the Department of Nursing Palembang Health Polytechnic Year 2004 Department of Nursing, Palembang Health Polytechnic as nursing education institution in Palembang plays important role and is responsible in educating its students to be professional nurse through learning process. The success of students in the learning process is manifested in cumulative Grade Point Average (GPA} that also reflects the professional skill in nursing.
Preliminary study using secondary data showed that 67% graduates of 2003 had GPA < 2.75. There was gap of GPA among those attend special and regular classes. These motivate researcher to analyze further the psychological factors related to GPA among students in the Department of Nursing, Palembang Health Polytechnic.
Design used in the study was a cross sectional one since the researcher intended to examine the association and not causality. Population and sample of this study were 110 Grade 3 students (semester 6 of regular class and semester 4 of special class) in the Department of Nursing, Palembang Health Polytechnic year 2004.
Quantitative data was obtained through questionnaire contained 8 psychological characteristics variables. Questionnaire consisted of 70 items, 20 items of study motivation variable, 10 items of interest in nursing variables, 5 items of attitude toward nurse profession variables, 10 items of perception toward lecturer, 5 items of perception toward study subject variables, 10 items of perception toward education facility, and 10 items of perception toward nurse profession. Data analyses were presented in form of univariate, bivariate, and multivariate analyses.
Result of univariate analysis indicate that < 2,75 responder GPA still be high enough, especially at regular class with its young age characteristics, not yet worked, so that require > 2,75 GPA to get work or continue education to higher level. Analysis result of bivariate show there are 3 variables own a relation with GPA those are : motivation variable, gender variable, and class type variable. An analysis result of multivariate show motivation variable is the most dominant compared to other variable.
Suggestion which can be given from this research result is especially at institution of education where researcher researching which is to pay attention to factors which can awaken education competitor study motivation , for example suggesting instructor staff to keep up the study spirits by oftenly giving quis every time the fundamental study finished, discuss the quis result before starting new fundamental study. Also in order to create conducive atmosphere for educative competitor to compete healthyly in pursuing study achievement, for example in the form of giving reward or appreciation for educative competitor who get best achievement each semester, support the forming of effective study group by oftenly give structured assignation either by individual or educative competitor.
References: 34 (1967-2002)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T 12908
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Septi
"Ada asumsi yang mengatakan bahwa mahasiswa yang memilih fakultas yang saat ini menjadi tempat belajarnya sebagai pilihan pertama pada SPMB berarti motivasi belajar mahasiswa tersebut juga tinggi, yang dibuktikan dengan prestasi yang tinggi. Sebaliknya mahasiswa yang memilih fakultas yang saat ini menjadi tempat belajarnya sebagai pilihan kedua pada SPMB berani motivasi belajamya rendah yang dibuktikan dengan prestasi yang rendah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Tujuan dari penelitian adalah apakah ada perbedaan motivasi belajar mahasiswa FIK UI reguler 2007 dengan pilihan pertama dan kedua pada SPMB. Penelitian ini dilakukan dilingkugan FIK UI dengan responden 54 orang dengan kriteria mahasiswa reguler 2007 yang mengikuti SPMB. Desain penelitian yang digunakan deskriptif komparatif dengan pengumpulan data menggunakan kuisioner. Hasil penelitian ini bahwa tidak ada perbedaan motivasi belajar mahasiswa reguler 2007 FIK UI dengan pilihan pertarna dan kedua pada SPMB. Artinya penelitian ini direkomendasikan agar penelitian selanjutnya meneliti lebih banyak sampel dan meninjau faktor-faktor lain yang mempengaruhi motivasi seperti faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5647
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Patma, 1984
371.8 MAH
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ghea Saraswati Kusuma
"Universitas menjadi wadah untuk dapat mengembangkan diri agar mahasiswa dapat menghasilkan performa akademik yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran antara mindfulness dan academic self-efficacy terhadap performa akademik mahasiswa. Mindfulness diukur menggunakan alat ukur Mindfulness Awareness and Attention Scale MAAS dari Brown dan Ryan 2003 . Academic Self-Efficacy diukur menggunakan alat ukur College Academic Self-Efficacy Scale CASES dari Owen dan Froman 1988. Performa akademik diukur menggunakan skor Indeks Prestasi Kumulatif IPK pada mahasiswa. Partisipan penelitian ini berjumlah 194 Mahasiswa S1 Universitas Indonesia. Berdasarkan hasil analisis perhitungan simple regression dapat disimpulkan bahwa terdapat peran yang positif dan signifikan antara mindfulness R=.160.

University becomes a place for college students to be able to develop themselves in order to produce good academic performance. This study aims to examine the role between mindfulness and academic self efficacy with students academic performance. Instrument used in this study are Mindfulness Awareness and Attention Scale MAAS from Brown and Ryan 2003 and College Academic Self Efficacy Scale CASES from Owen and Froman 1988. Academic performance is measured using the GPA Grade Point Average students score. Participants of this study amounted to 194 undergraduate students from Universitas Indonesia. Simple Regression analysis result, there is positive and significant role between mindfulness R .160.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Allisa Putri Maryam
"Menurut hasil PISA 2018, prestasi akademik siswa Indonesia cukup rendah yang ditandai dengan peringkat Indonesia ke-74, 73, dan 71 dari 79 negara dalam bidang membaca, matematika, dan sains. Dampak dari prestasi akademik yang rendah mencakup tingkat kepuasan hidup yang rendah dan meningkatnya risiko perilaku menyimpang. Secara bersamaan, remaja sedang mengalami perkembangan pesat yang berdampak pada kerentanan terhadap pola makan tidak sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi prestasi akademik siswa berdasarkan status gizi, frekuensi makan, kebiasaan sarapan, kebiasaan konsumsi buah dan sayur, motivasi belajar, kebiasaan belajar, absensi, dan dukungan sosial. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain cross-sectional dengan jumlah sampel 199 siswa kelas 7 dan 8 di SMPN 119 Jakarta yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Data diperoleh pada bulan Mei 2024 melalui pengukuran antropometri (tinggi badan dan berat badan), pengisian kuesioner, serta permintaan data rapor dan absensi dari pihak sekolah. Sebesar 49,7% siswa memiliki prestasi akademik yang lebih rendah dari median. Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan proporsi prestasi akademik berdasarkan frekuensi makan (p = 0,037; OR = 0,516; 95% CI 0,287-0,925) dan kebiasaan sarapan (p = 0,016; OR = 2,084; 95% CI 1,181-3,676). Siswa dengan frekuensi makan cukup (≥ 3 kali sehari) dan jarang sarapan (≤ 3 hari seminggu) berisiko lebih besar memperoleh prestasi akademik yang lebih rendah dari median.

According to the 2018 PISA results, the academic achievement of Indonesian students is quite low, as indicated by Indonesia ranked 74th, 73rd, and 71st out of 79 countries in the fields of reading, mathematics, and science. The impacts of low academic achievement include low levels of life satisfaction and increased risk of deviant behavior. At the same time, teenagers are experiencing rapid development which has an impact on their vulnerability to unhealthy eating patterns. This research aims to determine differences in the proportion of students' academic achievement based on nutritional status, meal frequency, breakfast habits, fruit and vegetable consumption habits, studying motivation, study habits, absenteeism, and social support. This quantitative research used a cross-sectional design with a sample size of 199 students in grades 7 and 8 at SMPN 119 Jakarta who were selected using a purposive sampling technique. Data was obtained in May 2024 through anthropometric measurements, filling out questionnaires, as well as requesting report card and attendance data from the school. 49.7% of students had academic achievement lower than the median. The results of the analysis showed that there were differences in the proportion of academic achievement based on meal frequency (p = 0.037; OR = 0.516; 95% CI 0.287-0.925) and breakfast habits (p = 0.016; OR = 2.084; 95% CI 1.181-3.676). Students with sufficient meal frequency (≥ 3 times a day) and rarely eats breakfast (≤ 3 days a week) are at greater risk of achieving academic achievement that is lower than the median."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>