Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131112 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bhetanov S. Prasetyo
"Perlindungan pekerja konstruksi dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja adalah merupakan suatu tantangan besar dalam bidang K3. Data mengenai jumlah pekerja dan kecelakaan yang diungkapkan oleh NIOSH menunjukkan betapa pentingnya memahami karakter para pekerja konstruksi untuk melakukan pencegahan kecelakaan (lihat halaman 2).
Tesis ini meneliti hubungan faktor-faktor yang berpengaruh pada persepsi pekerja. Faktor-faktor yang diteliti mencakup masa kerja, asal daerah, tempat tinggal, motivasi kerja, bidang keahlian dan pelatihan K3.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 3 dari 6 faktor yang diteliti mempengaruhi persepsi pekerja, yakni bidang keahlian, asal daerah dan pelatihan K. Dan kalau dilihat lebih jauh, pengaruh faktor ekstemal iebih dominan dibandingkan faktor internal, sehingga dalam penelitian ini disimpulkan bahwa persepsi pekerja konstruksi terhadap bahaya merupakan hal yang dapat diintervensi (intervened able).

Construction worker protection from an accident and occupational illness is a big challenge in the field of occupational safety and health. NIOSH was reporting a set of data regarding number of construction worker and accidents. This prove how important to understand the construction workers characteristic in order to prevent the accident (see detail on page 2).
In this Thesis, writer was doing a research to find out the relationship between a set of factors with the worker's perception. Those factors are working experience, origin background, home stay, work motivation, expertise and safety training.
The result of this research show that 3 out of 6 factors are significantly influencing worker perception, which are expertise, -origin background and safety training. If we look deeper, external factors are most likely influencing more than internal factors, so that could be concluded that the worker perception is something intervened able.
Bibliography : 18 (1980-2001)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12972
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Bagus Wicaksono
"Ketel uap dalam penggunaannya untuk berbagai kebutuhan industri mengandung resiko bahaya yang memerlukan perhatian, karena menghasilkan uap panas, bertekanan dan dapat meledak. Kegiatan-kegiatan di dalam mengoperasikan ketel uap tersebut harus dipenuhi agar dalam pengoperasiannya berjalan lancar dan aman. Agar tahu seberapa besar resiko dari kegiatan-kegiatan pengoperasian ketel uap tersebut perlu dilakukan analisa resiko terhadap salah satu jenis ketel uap yang bila meledak akan menghasilkan ledakan yang hebat dibandingkan dengan jenis ketel uap lainnya, yaitu ketel uap silinder mendatar pipa api. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meadapatkan gambaran resiko dari kegiatan-kegiatan pengoperasian ketel uap pipa api di pabrik NSD PT. Unilever Indonesia Tbk - Cikarang - Bekasi dan di pabrik PT. Nestle Indonesia - Cikupa - Tangerang.
Penelitian dilakukan dengsn pengamatan secara langsung di unit pengoperasian ketel uap. Sampel penelitian adalah kegiatan-kegiatan pengoperasian ketel uap. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan check list, diskusi dan wawancara langsung dan dari data-data sekunder. Analisa data terdiri dari analisa terhadap kegiatan-kegiatan sebelum pengoperasian ketel uap pipa api, terhadap kegiatan-kegiatan pada saat mulai pengoperasian ketel uap pipa api dan terhadap kegiatan-kegiatan selama pengoperasian ketel uap pipa api. Dari hasil analisa di dapat bahwa kegiatan-kegiatan pengoperasian ketel uap pipa api di kedua perusahan tersebut telah dilakukan secara baik dan benar, selain itu alat-alat perlengkapan termasuk alat-alat pengaman ketel uap pipa api di kedua perusahaan tersebut juga masih bekerja dengan baik, yang menjadikan kegiatan-kegiatan pengoperasian ketel uap pipa api di kedua perusahaan tersebut mempunyai tingkat resiko paling tinggi adalah pada tingkat substansial.
Saran yang dapat diberikan adalah agar peneliti lain dapat melanjutkan penelitian ini dengan jenis ketel uap yang berbeda. Sebaiknya PT. Unilever Indonesia - Cikarang - Bekasi dan PT. Nestle Indonesia Cikupa - Tangerang - menugaskan para operator ketel uap hanya untuk melayani ketel uap saja. Kinerja terus ditingkatkan agar kegiatan-kegiatan pengoperasian ketel uap pipa api tetap mempunyai tingkat resiko yang rendah.

Risk Analysis of Fire Tube Boiler Operation at Non Soap Detergent Plant PT. Unilever Indonesia Tbk - Cikarang - Bekasi and at Plant of PT. Nestle Indonesia -Cikupa - TangerangThe usage of boilers in many industries is contains hazard risk that need a special treatment. They generate a pressure steam and can explode. The activities of boiler operation should be allowed in order -to operate smoothly. In order to know how big the risk of boiler operation activities, it need to be carried out risk analysis of one kind of boiler that could explode and cause big explosion. That is fire tube cylinder boiler. The aim of this research is to get risk description of boiler operation activities at NSD Plant PT. Unilever Indonesia Tbk - Cikarang - Bekasi and at Plant of PT. Nestle Indonesia - Cikupa - Tangerang.
The research is carried out visually in boiler operation unit. Research samples are boiler operation activities. The data collection is carried out by check list, discussion, interview and secondary data. The data analysis is comprised of analysis on activities before operation, start operation and during operation for fire tube cylinder boiler.
Based on results of analysis, it will be getting that the activities of boiler operation have been carried out appropriately. The accessories and safety devices of fire tube boiler in both companies have the highest risk -that is substantial level.
The advice is the other research could continue this research with different type of boiler. The both companies assign boiler operator to operate boiler only. The performances keep to be developed in order to that activities of boiler operation have low risk level."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10043
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Kusuma
"Pemakaian Alat Pelindung Pendengaran (APD telinga) merupakan tahap akhir dari hirarki pengendalian kebisingan apabila pengendalian secara tehnik dan administrasi tidak berhasil dijalankan, karena susahnya untuk memantau perilaku pekerja dalam menggunakan APD telinga. Pada kenyataannya di PT.X dengan tingkat kebisingannya tinggi masih banyak pekerja yang tidak disiplin menggunakan APD telinga. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku pekerja sehingga tidak menggunakan APD telinga tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Penggunaan alat pelindung pendengaran (Hearing Protektor) pada pekerja di bagian Die Casting PT.X. tahun 2004, dan merupakan studi yang bersifat kualitatif yang kemudian dikuantitatifkan. Rancangan penelitiannya adalah cross sectional, dengan sample penelitian berjumlah 66 orang pekerja, pengambilan data dilakukan dengan melakukan wawancara Sian observasi langsung, serta mengkaji data sekunder. Analisis data menggunakan analisis statistik yaitu analisis univariat, dilanjutkan analisis bivariat menggunakan uji chi-square, kemudian analisis multivariate menggunakan uji regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 54,5% pekerja yang berperilaku tidak baik dalam penggunaan APD telinga dan 45,5 % pekerja yang berperilaku baik dalam penggunaan APD telinga. Berdasarkan hasil analisis bivariat diketahui terdapat hubungan yang bermakna antara variabel, pengetahuan tentang APD telinga, kebijakan dan pelatihan terhadap penggunaan APD telinga. Sedangkan variabel persepsi terhadap resiko, pengawasan dan ketersediaan fasilitas tidak berhubungan dengan penggunaan APD telinga. Begitu juga dari model regresi logistik diketahui bahwa variabel yang dominan menentukan adalah variabel pelatihan yang merupakan faktor eksternal.
Sebagai saran untuk tindak lanjut maka upaya yang dilakukan oleh pihak manajemen adalah dengan meningkatkan Pendidikan dan latihan secara rutin dan berkesinambungan kepada pekerja agar dapat menambah pengetahuan dan menumbuhkan sikap positif pekerja. Selain itu agar lebih tegas dalam memberikan sanksi apabila pekerja tidak menggunakan APD telinga dan diupayakan memberikan hadiah/penghargaan.

The Use of Hearing Protector is the last stage of noise control if technical control and Administration control cannot run well because it's difficult to supervise workers behavior in using hearing protector. Infact, in Die casting Unit PT.X with it's high level of noise, there are still many workers do not use the hearing protector.
The purpose of this research is to investigative factors related to workers behavior in using hearing protector at Die casting unit of PT.X Year 2004, and constitute of qualitative study then made it quantitative .The research use cross sectional design, with 66 workers as samples. Data are collected by using interview and direct observation beside secondary data. Data analyzed statically by using Chi-Square and logistic regression.
The result of the research showed that there were 54,5 % of workers did not use hearing protector appropriately. Based on bivariate analysis it is known that there is significant relation between variable : knowledge of hearing protector, policy, and training of using hearing protector. Onthe other side, variable : risk perception, supervising and facility of hearing protector didn't have significant relation with the use of hearing protector. Through logistic regression, it is known that the determinant variable in the workers behavior in using hearing protector is training variable representing factor of external.
Referring to the result of this research, I advise that management should intensify the information, improving Education and practice routinely and continual to worker so that can add knowledge and grow positive attitude of worker about using hearing protector as well as giving sanction to those without hearing protection. Worker should be rewarded or giving such appreciation especially to the workers who are discipline in using hearing protector.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12853
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raih Zenita Imami
"Perilaku selamat adalah tindakan atau perbuatan dari seseorang atau beberapa orang karyawan yang memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan terhadap karyawan (Heinrich, 1931). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penerapan perilaku kerja selamat pada pekerja bagian warehouse dan workshop di PT X. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain studi cross sectional. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer berupa hasil kuesioner, observasi, dan wawancara dengan pihak manajemen. Sedangkan data sekunder didapatkan dari dokumen perusahaan dan literatur. Sampel pada penelitian ini berjumlah 79 responden, 62 responden dari bagian warehouse dan 17 responden dari bagian workshop. Analisis bivariat menggunakan uji Chi Square, dengan menggunakan α = 0,05 dan CI = 95%.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui 53,2% pekerja berperilaku selamat, dan 46,8% pekerja berperilaku tidak selamat. Faktor-faktor yang secara statistik memiliki hubungan dengan perilaku selamat adalah peran rekan kerja dan lingkungan. Faktor-faktor yang secara statistik tidak memiliki hubungan dengan perilaku selamat adalah pengetahuan, sikap, peraturan, pengawas, dan ketersediaan APD.

Safe behavior is an act or behavior from someone or some workers who reduce the possibility of accident to employees (Heinrich, 1931). The purpose of this research is to determine factors associated with the safe behavior on workers at warehouse and workshop department of PT X. This research is a quantitative research, using cross sectional study method. This research use primary and secondary data. Primary data is collected with questionnaire, observation, and interview the management. Secondary data is collected from documents and literatures. This research has 79 samples, 62 respondents from warehouse department and 17 respondents from workshop department. Bivariat analysis is done with chi square test, using α = 0,05 and CI = 95%.
The result showed that 53,2% of workers have done safe behavior, while 46,8% of workers have done unsafe behavior. Factors that were proven have significant relationship with safe behavior are working relation and environment. Factors that were not proven have significant relationship with safe behavior are knowledge, attitude, regulation, supervising, and Personal Protective Equipment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Dwi Pratiwi
"Munculnya kecelakaan kerja yang tidak sedikit pada pekerja bidang konstruksi dimana tingkat kecelakaan yang terjadi dari tingkat kecelakaan minor sampai kecelakaan yang fatal sangat mungkin terjadi di pekerjaan konstruksi. Dampak yang ditimbulkan dari kecelakaan kerja pun tidak sedikit, selain kerugian yang harus dialami korban berupa kecacatan atau meninggal, perusahaan pun mengalami kerugian biaya sebagai kompensasi. Dimana perilaku tidak Aman dari pekerja merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja di sektor konstruksi. Penilaian ini bertujuan untuk meninjau perilaku berisiko pekerja konstruksi terhadap terjadinya kecelakaan kerja di proyek pembangunan Fasilitas Rekreasi dan Olahraga (GOR) Boker Ciracas PT. Waskita Karya tahun 2009.
Penilaian ini dilakukan dengan melakukan survey, observasi, serta wawancara dimana tools yang digunakan berupa kuisioner. Hasil survey berdasarkan enam indikator utama sebagai penilaian untuk perilaku. Didapat bahwa jumlah pekerja yang berperilaku kerja tidak aman 35 orang (48.6 %), orang dan jumlah pekerja yang berperilaku kerja aman sebanyak 37 orang (51.4%). Adapun variabel yang dinilai meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu pengetahuan, persepsi, motivasi serta kepatuhan. faktor eksternal yaitu ketersediaan fasilitas/sarana dan prasarana, peraturan dan kebijakan perusahaan, pengawasan, komunikasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yusri
"Kebijakan dan program bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan menjamin rasa aman pars pekerja. Namun demrkian, proses produksi sexing tidak bisa dihindarkan dari gangguan kesehatan maupun keselirnatan kegs Salah satu bagian dad masalah kesehatan yang cukup menonjol dan hampir teijadi pada setiap pekerja adalah kelelahan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kelelahan pada karyawan bagian produksi kulkas PT. LG Electronics Inonesia Tangerang. Desain penelitian ini adalah penelitian kaantitatif dengan meaggunakan pendekatan deslaiptif anali iik Sampel pads penelitian ini sebanyak 75 responden dari seluruh karyawan bagian produksi kulkas sebanyak 290 orang.
Dari basil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa kelelahan tingkat sedang sebanyak 65 karyawan (86,7%). Faktor yang berhubungan dengan kejadian kelelahan pads penelitian ini adalah faktor lingkungan fisik berupa kebisingan, suhu dan pencahayaan serta variabel sistem kerja, yaitu keija shift; sedangkan variabel keija lembur tidak memiliki hubungan bemnakna dengan kejadian kelelahan.
Disarankan perlunya rekayasa engineering untuk pengendalian faktor lingkungan fisik, seperti perbaikan sistem ve i sntia i, exhaust vent untuk meng ra tingkat suhu dan pajanan papas, kontroI jarak tempat keija dengan somber bising dan desain instalasi pencahayaan sesuai standar serta peninjauan ulang mengenai pengaturan keija shift.

Occupational Safety and Health (OW) policy and programs in industry will be expected to increase productivities and need safety assurance for workers. But often production process can not be avoided from occupational health and safety problem& One of dominant case in all workers is fatigue.
The objectives of the study is to find out the factors related to the fatigue case of refrigerator production employees at LG Electronics Indonesia Tangerang Plant Site in the year 2006. This study design is analytic survey with cross-sectional method The sample of this study is 75 respondents of 290 refrigerator production employees.
The result of this study is 86,7 % of respondents suffer from the fatigue medium level. Physical occupational environment factors (noise, temperature and lighting) have related to the fatigue case of refrigerator production employees. Work system variables are work shift also has related to dependent variable of this study. For overtime variable has not related to the fatigue case of refrigerator production employees.
It is advised to control of physical occupational environment factors by engineering design, namely ventilation system recovery, exhaust vent to reduce temperature level and heat exposure, w control the distance of workers area and noise resources and standardize lighting installation also review the work shift regulation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T19093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumbung, Johny
"Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan pendekatan "cross sectional" menggunakan teknik analisis data kuantitatif. Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara terstruktur, menggunakan kuesioner dan observasi langsung, serta mengkaji data sekunder yang sudah ada di pabrik kayu lapis PT Jati Dharma Indah Kota Batu Gong Kota Ambon. Data yang diperoleh kemudian diolah secara statistik menggunakan teknik analisis distribusi frekuensi, uji chi-square, serta analisis regresi logistik.
Penelitian ini dilaksanakan di pabrik kayu lapis PT Jati Dharma Indah Batu Gong Kota Ambon dengan unit analisis pekerja di bagian Dryer dan Gluing sebanyak 204 orang sebagai sampel, dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang penggunaan APD serta mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dan paling besar pengaruhnya terhadap penggunaan APD. Hasil penelitian ini diperoleh 27,9 % menggunakan APD dan 72,1 % tidak menggunakan APD secara lengkap. Berdasarkan analisis bivariat ternyata ada hubungan antara variabel pola pengawasan, kebijakan, pengetahuan, terhadap penggunaan APD di bagian Dryer dan Gluing, sedangkan faktor fasilitas APD, pelatihan, sikap, tidak ada hubungan dengan penggunaan APD. Begitu pula dengan analisis regresi logistik pada variabel pola pengawasan, kebijakan, pengetahuan yang diduga mempunyai konstribusi paling besar terhadap penggunaan APD, ternyata faktor pola pengawasan yang berhubungan dengan penggunaan APD dengan nilai p = 0,0015.
Dengan melihat fasilitas APD, pelatihan, sikap, maka untuk peningkatan penggunaan APD perlu dikaji kembali maka pola pengawasan yang sudah ada terutama petugas pengawasnya, serta perlu dipikirkan keseimbangan antara pemberian sangsi dan penghargan bagi tiap tenaga kerja.

Research for the usage of Personal Protective Equipment in Dryer and Gluing section of PT. Jati Dharma Indah, a Timber Company at Batu Gong, AmbonThis research is a non experiment research with "Cross section" using technique analysis quantitative data. With structure interview, the data was collected using questionnaire and direct observation along with existing data from PT Jati Dharma Indah. Then the collected data was statically processed using a frequency technique analysis distribution, chi-square study and regression logistic analysis.
This research was resembled at PT Jati Dharma Indah, using the 204 worker's as an example. To get a view of the usage of PPE along with the most influence factors of the PPE usage. The result of this research was 27, 9% using PPE and 72, 1% was not. Based on bivariate analysis results, there are connection between variable base care, knowledge experience, against the usage of PPE in Dryer and Gluing section, even though the facility factor, training, attitude, has no connection with the usage of PPE. Also with the logistic regression on base variable supervision, guidance, knowledge, which was predicted to have the biggest contribution to PPE usage, obviously the connection of base factor supervision and the usage of PPE was p = 0,001 5.
To observe the PPE facility, enough training and attitude, therefore the increase of PPE usage needs to be reviewed. Therefore the existing base supervision especially the supervisor, including the needs of harmonization between sanction and appreciation to each employees.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T7896
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulida Miranti K.
"Kecelakaan kerja yang ada di Indonesia terjadi karena beberapa faktor diantaranya yaitu adanya penggunaan mesin, radiasi, peralatan listrik, bahan kimia dan sebagainya. Selain itu, kecelakaan juga terjadi karena adanya perilaku manusia sebagai pekerja. Perilaku tersebut terbentuk oleh persepsi seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pekerja PT. PX terhadap faktor yang mempengaruhi kejadian kecelakaan di tempat kerja, tahun 2012.
Penelitian ini mengacu pada teori human factors yaitu model SHEL (Software, Hardware, Environment,Liveware) yang mana kecelakaan dipengaruhi oleh adanya peraturan, mesin, lingkungan dan Manusia. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan metode pengumpulan data primer (kuesioner dan wawancara) dan data sekunder. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Sampel yang diteliti adalah pekerja PT. PX yang berada di daerah Jakarta Pusat dan Cilegon. Sampel ini diambil dari 96 responden yang mengisi kuesioner dan 6 orang yang diwawancarai.
Hasil penelitian yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner menunjukkan sebanyak 52,1% pekerja memiliki persepsi tidak setuju terhadap peraturan sebagai faktor yang mempengaruhi kejadian kecelakaan kerja, sebanyak 68,8% pekerja memiliki persepsi tidak setuju terhadap manusia sebagai faktor kecelakaan kerja. Namun, sebanyak 96,6% pekerja memiliki persepsi setuju terhadap peralatan dan lingkungan sebagai faktor yang mempengaruhi kejadian kecelakaan di tempat kerja. Sedangkan dari hasil wawancara, empat sampai lima orang mengatakan bahwa faktor peraturan, peralatan, lingkungan, dan manusia dapat mempengaruhi kejadian kecelakaan kerja.

Occupational accident in Indonesia is happened due to several factors, such as: the use of machines, radiation, electrical equipment, chemicals and so on. In addition, accidents also occur because of human behavior as a worker. It is formed by one's perception. This research aims to know the perceptions of PT. PX employee to the factors that impact accidents at workplace in 2012.
This research is using the theory of human factors, model of Shel (Software, Hardware, Environment, Liveware), which accident is influenced by the presence of regulatory, machinery, human, and environment. The design uses a cross sectional study with primary data collection methods (questionnaires and interview) and secondary data. Sampling was taken by using simple random sampling technique. Studied samples were 96 workers of PT. PX which located in Central Jakarta and Cilegon. These samples were taken from the 96 respondents who filled out questionnaires and interviewed of 6 people.
Results of the research showed that 52.1% of workers not agree to the rules of perception as a factor that affects the incidence of workplace accidents, 68.8% of workers not agree to the human perception as a factor of workplace accidents. However, 96.6% of workers agree to the equipment and the perception of the environment as factors that affect the incidence of workplace accidents. While from the results of interview, four to five people said that the regulatory factors, equipment, environment, and humans can affect the incidence of workplace accident.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Selamat Riyadi
"Industri dengan risiko tinggi untuk terjadi kecelakaan kerja memeeukan komitmen Keselamatan dan Kesehatan Kerja baik dari pihak perusahaan atau manajemen maupun pekerja. Dalam melaksanakan kebijakan K3, pedoman K3 dan prosedur dalam proses produksi sangat penting untuk menjadi acuan atau petunjuk untuk mencapai kinerja IC3 dan menjamin mutu produk Salah satu bentuk perilaku keselamatan kerja yang harus diperhatikan adalah kepatuhan (compliance) terhadap prosedur kerja yang ada sehingga kinerja K3 dan jaminan mutu produk menjadi optimal.
Penelitian tesis ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan pekerja operator departemen produksi dalam mengikuti prosedur operasi di PT. Peni Cilegon tahun 2005. Desain penelitian ini adalah dengan pendekatan cross-sectional. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi sebanyak 50 responden.
Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa tingkat kepatuhan pekerja operator departemen produksi terhadap prosedur operasi masih perlu ditingkatkan dan di antara faktor internal dan ekstenal yang berhubungan dengan kepatuhan mengikuti prosedur operasi adalah variabel motivasi, sedangkan variabel lainnya (lama kerja, pengetahuan, sikap, persepsi, pengaruh rekan kerja dan pengawasan supervisor) tidak terbukti memiliki hubungan bermakna.
Disarankan untuk dilakukan program pelatihan yang berkaitan dengan motivasi dalam behavioral safety, seperti Behavior-base Safety Training. Selain itu diperlukan juga perhatian terhadap faktor internal dan eksternal dengan memberikan pelatihanpelatihan.

Industrial with high risks to occur work accident need Occupational Safety and Health (OSH) stake holder's commitment, management and workers. In implementation HSE's regulations and guidance, production process procedures is very important as guidelines aim OSH performance and product quality assurance. As one of most behavioral safety which interested is compliance through there are operation procedures to OSH performance product quality assurance optimal becoming.
The objectives of this study is to find out the factors related to the compliance of operator's workers within production department through operation procedures at Peni company Cilegon plant site in the year 2005. This study design is analytic survey with cross-sectional method. The sample of this study are total population amount of 50 respondents.
From the result of this study it could be concludes that compliance level operator's workers production department through operation procedures need still to improvement and among internal and external factors have related within following procedures compliance is motivation variable, but others variables (work period, knowledge, attitude, perception, work peer group influence, supervision) not have evidence significant related.
Advised shall to do the training program related about motivation within behavior safety, it's Behavior-base Safety Training. Also of the needs attention through internal and external factors with offer many training.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2005
T15573
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Harjulianti
"Latar belakang: Para tenaga kerja yang terpajan debu kaca mempunyai risiko menderita gangguan fungsi paru restriktif. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang mempertinggi maupun yang memperkecil risiko gangguan fungsi paru restriktif yang terjadi di PT M.
Metode: Penelitian dilakukan di PT M Cikarang terhadap 412 tenaga kerjanya yang datang pada 3 minggu pertama (10 April-28 April 2000) melakukan tes tahunan spirometri. Alat yang digunakan adalah spirometer Autospiro AS-505 merk Minato buatan Jepang. Karakteristik subyek yang diteliti adalah umur, bagian, lama kerja, riwayat penyakit, riwayat merokok, riwayat olah raga dan riwayat pajanan zat yang terdapat di dalam maupun di luar lingkungan kerja.
Hasil: Proporsi restriktif terbesar terdapat pada subyek yang bekerja di bagian cutting line (86,8%). Relatif terhadap subyek yang mempunyai indeks massa tubuh (EMT) yang normal, subyek yang mempunyai IMT kekurangan berat badan (BB) tingkat berat dan kekurangan BB tingkat ringan mempunyai risiko menderita gangguan fungsi paru restriktif masing-masing sebanyak 11,1 kali dan 2,2 kali lipat lebih besar (Rasio odds suaian 11,9; 95% CI: 3,12-45,70 dan rasio odds suaian 2,3; 95% CI: 1,16-4,86). Pada subyek dengan riwayat pajanan insektisida 1,7 kali lipat lebih besar (rasio odds suaian 1,7; 95% CI: 0,99-2,91; P- 0,050).Disamping itu subyek yang berpendidikan sekolah dasar dibandingkan subyek yang berpendidikan perguruan tinggi (PT) mempunyai risiko 8,3 kali lipat lebih besar namun tidak signifikan secara statistik.
Kesimpulan: Subyek di bagian cutting line, yang berpendidikan sekolah dasar, yang masih batuk, mempunyai IMT kurang dan subyek dengan riwayat pajanan insektisida perlu mendapat perhatian khusus.

Background: Workers who are highly exposed to glass dust in glass manufacturing company experienced high risk of suffering restrictive lung disorders. On that basis this study is conducted to identify risk factors that increase or decrease restrictive lung disorders occurrence.
Methods: This study was performed at PT M on 412 employees who arrived in the first three weeks to undergo spirometry test. Equipment to run the test was Minato Autospiro AS-505 made in Japan. This research was designed based on employee?s criteria such as age, labor division, duration of work, experience of previous sickness, smoking and sport habits, chemical contaminated experience inside and outside the working environment.
Results: The biggest proportion of restrictive lung disorders was among subjects working in the cutting line division (86,8%). Subjects who had body mass index (BMI) categorized as light and heavy grade of abnormality, had increased risk of 11, 1 and 2, 2 times than normal BMI subjects. Otherwise subjects who had primary school education facing restrictive lung disorders of 8, 3 times greater than those who had university education. Subjects exposed to insecticide had 1, 7 times increased risk of restrictive lung disorders.
Conclusion: Subjects in cutting line division with primary school education, coughing and having BMI abnormality and who had insecticide exposure experience required to have serious attention in order to minimize the risk of restrictive lung disorders.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T2353
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>