Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178701 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosarina P.
"Secara nasional prevalensi kasus HIV di Indonesia sebesar 0,45 per seratus ribu penduduk. Angka sebenarnya orang yang terinfeksi HIV tidak diketahui, namun diperkirakan tahun 2010 akan ada sekitar seratus ribu orang meninggal karena AIDS dan satu juta orang yang mengidap virus HIV. Kontribusi terbesar penularan HIV sampai saat ini adalah lewat hubungan seksual tanpa menggunakan pelindung.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang mendalam tentang pengalaman seksual dan praktek wisatawan mancanegara terhadap pencegahan risiko tinggi HIV/AIDS tahun 2003.
Penelitian dilakukan di Kota Batam yang merupakan daerah industri, perdagangan, pariwisata dan alih kapal, dengan menggunakan rancangan penelitian kualitatif. Subjek penelitian adalah wisatawan manca negara yang berkunjung ke tempat-tempat hiburan dan mempunyai pengalaman berhubungan seks dengan pekerja seksual.
Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa tempat tempat hiburan memudahkan akses untuk melakukan seks dengan pekerja seksual, antara lain di karaoke, diskotik, dan panti pijat. Dalam melakukan hubungan seks dengan pekerja seksual, informan melakukan perilaku berisiko tinggi karena tidak menggunakan kondom dan berganti-ganti pasangan seks.
Hal yang paling mendorong informan sehingga mempunyai motivasi melakukan seks adalah pengaruh lingkungan yaitu memudahkan informan untuk melakukan seks, lemahnya kontrol sosial dan lemahnya penegakan peraturan yang berkaitan dengan penatalaksanaan di tempat hiburan. Aspek penting lainnya yang berhubungan dekat dengan perilaku berisiko adalah aspek ketidaktaatan beribadah dan ketidaksetiaan terhadap pasangan.
Disarankan untuk melakukan promosi kesehatan secara terus menerus dan evaluasi kepada kelompok pekerja seksual serta meningkatkan.kemampuan bernegosiasi kepada pelanggan agar selalu menggunakan kondom. Perlu juga melakukan promosi kesehatan di tempat-tempat hiburan melalui pemasangan poster, atau gambar-gambar tentang HlVyang mudah gampang dilihat oleh pelanggan
Daftar Pustaka (1992 - 2003)

Experience of Having Sexual Intercourse Experience and International Tourist Practices for the Prevention of High Risk HIV/AIDS in Batam City in 2003Nationally, the prevalence of HIV/AIDS in Indonesia is 0.45 per 100.000 population. The real number of HIV infected sufferer has not been determined yet until the present, but it is predicted about 100.000 people would die due to AIDS cause and about one million people would be infected in 2010. The main cause of HIV/AIDS transmission is sexual contact without using condom.
This study aimed to get thorough information about having sexual experience and international tourist practice for the prevention of high risk HIV/AIDS in Batam City in 2003.
The study was conducted in Batam City, which is known as an industrial zone, business and tourism area, and ship transit. The study used qualitative design. Subject of the study are international tourists who visited entertainment places and had sexual intercourse experience with Commercial Sex Worker (CSW).
According to the result of the study, it showed that entertainment places that provided access to the informant for having sex with CSW are such as in karaokes, night clubs, and massage houses. In having sexual contact with the CSW, the informants did highly risk behavior because of not using of condom and sexual partner interchanging.
Thing motivated informants to have sexual intercourse are environmental causes that consisted easy access for sex, weaknesses in social control in society, and lack of law enforcement. Other crucial aspects concerning to risky behavior of HIV/AIDS are religion disobedience and unloyalty to one's own partner (wife/husband).
It is suggested to carry out continual health promotion to CSWs and to improve their negotiation ability with their costumer to use condom. Health promotion also can be done in entertainment places by putting posters or other means for the HIVIAIDS prevention campaign on the places in strategic angle, which are easily seen by visitors.
References: 28 (1992 - 2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Melinda
"Kota Batam merupakan daerah industri yang sangat pesat perkembangannya dimana terdapat tenaga kerja pria di 564 perusahaan industri. Di sisi lain jumlah lokalisasi dan tempat hiburan malam baik resmi maupun terselubung cukup banyak dijumpai. Pria pekerja perusahaan yang sehari-hari ditempat kerja mendapat banyak tekanan, dengan adanya penghasilan akan sangat mampu menjangkau tempat hiburan malam sesuai yang mereka mampu.
Penelitian ini melihat faktor yang berhubungan dengan perilaku berisiko tertular HIV pada pria pekerja perusahaan di Kota Batam. Perilaku seksual berisiko tertular HIV yang dimaksud adalah meliputi perilaku berhubungan seks dengan wanita Pekerja Saks Komersial (PSK) dan tidak menggunakan kondom.
Disain penelitian dengan cross sectional pada 150 responden pria yang pernah berhubungan seks dengan PSK dengan metode wawancara langsung menggunakan kuesioner.Karakteristik individu yang diteliti ada sepuluh variabel (pengetahuan, umur, pendidikan, penghasilan, status kawin, keterpaparan media porno, keterpaparan informasi HIV/AIDS, usia seks pertama, pasangan seks pertama dan pengalaman mendapat PMS).
Hasil analisis bivariat dengan Chi Square menunjukkan ada tiga variabel yang berhubungan erat (p < 0,05) dengan perilaku seksual berisiko yaitu pendidikan, status kawin dan pengalaman mendapat PMS. Hasil uji multivariat menunjukkan bahwa model terbentuk oleh variabel tingkat pendidikan, status kawin dan pengalaman mendapat PMS. Hasil penelitian menunjukkan 40,7% responden berperilaku seksual berisiko. Responden yang status kawin mempunyai kemungkinan berperilaku seksual berisiko 5 kali dibandingkan dengan yang satus duda. Responden yang tingkat pendidikan menengah mempunyai kemungkinan 3 kali berperilaku seksual berisiko dibandingkan dengan yang berpendidikan tinggi. Sedangkan responden yang pemah mengalami penyakit menular seksual mempunyai kemungkinan 2,5 kali berperilaku seksual berisiko dibandingkan dengan yang tidak pernah tertular HIV.
Dari hasil penelitian ini perlu ditingkatkan penyebarluasan informasi melalui KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) dan penyuluhan tentang pentingnya Absentee, Befaifhful dan Condom (ABC). Bagi Pemenntah Kota dapat membuat regulasi kewajiban pemakaian kondom dan pemeriksaan kesehatan berkala pekerja oleh pengusaha. APINDO menghimbau keterlibatan pengusaha dalam penanggulangan HIV/AIDS. Penusahaan menyediakan pelayanan PMS di klinik perusahaan dan LSM penyuluhan KIE ke perusahaan, pendampingan, konseling, menyediakan tempat singgah (shelter), memberi informasi pemeliharaan kesehatan dan gizi serta akses pengobatan bagi orang dengan HIV/AIDS.

Kota Batam is an industrial region which its development is very fast. There are a number of working men in 564 industrial companies. On the other hand, localization and both legal and illegal night entertainment places can easily be found in the city. Male factory workers that face many depress in their working place, by their income, are easily reach the night entertainment places that they afford to pay.
This research aims to know determinants of sexual behavior risk of H1V/AIDS in male factory workers in Kota Batam. The sexual behavior risk of HIV/AIDS is sexual intercourse with Commercial Sex Workers (CSWs) and not using condom when having sex with them.
The study is a cross sectional design with 150 men respondents, that have made sexual contact with CSWs, by direct interview of using questionnaire. The individual characteristics observed were 10 variables (knowledge of H1VIAIDS, age, education, income, marriage status, pornography in media, available information about HIV/AIDS, age cif first sexual intercourse, first sexual partner and the experience of Sexual Transmitted Diseases (STDs).
The bivariat test and chi square showed that three variables are significantly related (p < 0.05) to the susceptibly sexual behavior: education, marital status, and the experience of getting STDs. The result of multivariate test show that the model was formed by the variable of education level, widow status and experience of experiencing STDs. The result of showed that 40,7 % of the respondents have risky sexual behavior. Married men respondents have probability 5 times to HIV/AIDS-risk sexual behavior
compare with widow men. Respondents with middle education level have probability 3 times to HIV/AIDS-risk compare with high education level. In the other part, the respondents, that have experienced STDs, have probability of 2.5 times times to HIV/AIDS-risk compare never had STDs.
From the result of the research, it is suggested to communicate information widely through Communication, Information, and Education and tipoff about the importance of Absentee, Be Faithful and Condom. To the local government, it is suggested to include all related institutions/bodies in HIV/AIDS control. To the company parties, it is suggested to regulate the using of condom and regular investigation to the workers and employer. APINDO suggest the involvement of employer in HIV/AIDS control. To the companies, it is suggested to provide STDs care service in company's clinic, and to the NGO to provide communication, information, and education, guidance, counseling, shelter at the companies, and to provide information about health and nutrition, and access to the medical treatment for those workers with HIV/AIDS.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12640
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Ratna
"Semakin meningkatnya kasus HIV/AIDS di Indonesia sudah sampai pada tahap yang rnengkhuatirkan sedangkan obat yang bisa menyembuhkan sampai saat ini belum ditemukan. Khususnya DKI Jakarta saat ini menduduki peringkat pertama. Jakarta Utara yang merupakan salah satu daerah DKI Jakarta yang paling padat dan merupakan daerah pelabuhan memiliki mobilitas penduduk yang cukup tinggi dan marak dengan pelacuran sangat rentan untuk tempat berkembangriya HIV/AIDS. Berdasarkan pertimbangan inilah maka sejak Mei 1996 telah ditamukan program intervensi dengan pendekatan community-based yang bertujuan untuk memandirikan masyarakat dalam melakukan pencegahan HIV/ AIDS di Kecamatan Cilineing dengan sasaran tahap pertama adalah Kelurahan Cilineing.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mania dampak program intervensi tersebut terhadap pengetahuan, sikap dan praktek pencegahan HIV/AIDS. Dengan menggunakan rancangan penelitian kuasi eksperimen dimana Kelurahan Cilincing sebagai daerah intervensi dan Kelurahan Rorotan sebagai daerah kontrol. Total sampet 400 kepala keluarga berusia 15-49 tahun dimana 200 kepala keluarga dari daerah intervensi dan 200 kepala keluarga dari daerah kontrol, keluarga ini diwawancarai langsung ke nunah dengan menggunakan kuesioner. Data yang terkumpul dialah secara univariat, bivariat dan multivariat dengan menggunakan uji t, tabulasi silang dan regresi logistik.
Hasil analisis menunjukkan peningkatan terjadi namun tidak bermakna secara statistik baik pada kelompok responden pengetahuan pencegahan HIV/IAIDSnya sedang ( P = 0,862) dan kelompok responden pengetahuan pencegahan HIV/AIDS tinggi (P = 0,625). Karakteristik yang berhubungan secara bermakna pada kelompok yang pengetahuan pencegahan HIV/AIDSnya sedang adalah lama pendidikan responden (P 0,003) dan media informasi (P = 0,000).
Pada Kelompok responden pengetahuan pencegahan HIV/AIDSnya tinggi tidak ditemukan adanya peningkatan yang bermakna (P = 0,625). Variabel yang menunjukkan hubungan bermakna adalah pendidikan (P = 0,000) dan lama membaca (P=0,006). Bagi responden yang sikapnya negatif terhadap pencegahan HIV/AIDS tidak ditemukan adanya peningkatan yang bermakna (P=0,129). Variabel yang berhubungan secara bennakna adalah pendidikan (P= 0,002) dan media informasi (P=0,000).
Peningkatan sikap pada kelompok responden yang memiliki sikap yang positif terhadap pencegahan HIV/AIDS tidak secara bermakna (P = 0,666) dan tidak ada veriabel yang menunjukkan hubungan yang bermakna. Peningkatan praktek pencegahan pada kelompok yang pencegahan HIV/AIDSnya buruk tidak terjadi secaca bermakna dimana nilai P = 0,095. Variabel yang menunjukkan hubungan yang bermakna adalah lama pendidikan responden (P = 0,003) dan media informasi (P = 0,000). Bagi kelompok responden yang praktek pencegahan HIV/AIDSnya baik tidak ditemukan adanya peningkatan yang bermakna dimana ditemukan nilai P = 0,231. Variabel yang menunjukkan hubungan yang bermakna adalah lama membaca dan umur responden.

The increasing of HIV/AIDS cases in Indonesia is now arrived on terrible condition meanwhile the medicine to cure is not found yet. Especially DKI Jakarta now take the first place on HIV/AIDS cases in Indonesia. North Jakarta as the part of DKI Jakarta is the highest population and harbor area which has the high population mobility and a lot of prostitution areas where the place of HI /AIDS could be well transmitted. Based on this condition since May 1996 the intervention program was organized which purpose to enable the community to prevent HIV/AIDS transmitting by themselves in Kecamatan Cilincing with the started area was Kelurahan Cilincing.
The objective of the study was to know the impact of intervention program on the community knowledge, attitude and practice about HIV/ AIDS prevention. The study used quasi-experiment design where Kelurahan Cilincing was the intervention area and Kelurahan Rorotan was the control are. The number of total samples were 400 households which were 200 households came from the intervention area and 200 households from control area. The households were interviewed door to door by using questioner. The collected data was analyzed by using t-test, cross -- tabulation and logistic regression.
The result showed the impact of program intervention was not statistically significant even the group with sufficient (P=0,862) and high (P=0,625) knowledge about IIIVIAIDS prevention. The variables those are showed significant relationship in group with sufficient knowledge about HIVIAIDS prevention were length of education (P= 0,003) and media of information factors (P= 0,000). The variables those are showed significant relationship with high knowledge about HIV/AIDS prevention were length of education (P=0,000) and length of reading factors (P= 0,006).
Respondent group with negative attitude to HIV/AIDS prevention was not significantly improved (P=0,129) and the variables those are showed the significant relationship were length of education (P- 0,002) and media of information factors (P= 0, 000). The group with positive attitude to HIV/AIDS prevention was not significantly improved (P= 0,666) and there was no variables which was significant relationship.
The improving of group with worse HIV/AIDS prevention was not statistically significant (P= 0,095). The variables those are showed significant relationship were length of education (P=0,003) and media of information factors (P= 0,000). For the group with good HIV/AIDS prevention was not significantly improved (P= 0,231) and no variables were significantly relationship."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Dona
"Salah satu tujuan Millennium Developments Goals adalah memerangi HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya.Pengetahuan tentang HIV AIDS merupakan salah upaya untuk mencegah penularan HIV di kalangan WPS dan mempengaruhi perilaku pemakaian kondom. Selain itu faktor sosial demografi dikalangan WPS juga mempengaruhi dalam pemakaian kondom.Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan karakteristik dan pengetahuan tentang HIV/AIDS pada Wanita Penjaja Seks Langsung (WPSL) terhadap perilaku mewajibkan pemakaian kondom pada pelanggan. Desain penelitian adalah cross sectional dengan jumlah sampel 120 WPSL diambil secara simpel random sampling.
Hasil analisis statistik diperoleh WPSL yang konsisten mewajibkan pemakaian kondom pada pelanggan sebesar 35%.Analisis bivariat diperoleh variabel status kawin (OR=3,7 95% CI = 1,6-8,8) dan pengetahuan tentang HIV/AIDS (OR=2,6 95% CI= 1,2-5,6) mempunyai hubungan bermakna secara statistik dengan perilaku mewajibkan pemakaian kondom pada pelanggan. Berdasarkan hasil temuan, maka di sarankan untuk meningkatkan kegiatan penyuluhan kesehatan dilokalisasi dalam rangka mencegah penularan HIV/AIDS.

One of the goals of Millennium Developments Goals is to combat HIV/AIDS and other infectious diseases. Knowledge about HIV AIDS can prevent HIV transmission among FSWs and influence condom use behavior. In addition, the social demographic factors among Female Sex Workers (FSWs) also affect the use of condoms. This research to knowRelationship Characteristic and Knowledge About HIV/AIDS in Direct FSWs behavior in have to used condom to clients.The study design was cross sectional with 120 sample of Direct FSWs with simple random sampling.
Result by statistical analysis find that Direct FSWs requires consistent use of condoms to clients that 35%. Bivariat analysis find that variable marital status (OR=3,7 95% CI = 1,6-8,8) and knowledge about HIV/AIDS (OR=2,6 95% CI= 1,2-5,6) had statistically significant between behavior in have to the use of condoms to clients.Based on this finding, it is recommended to increase the health promotion activities to increase condom used in localization to prevent HIV/AIDS transmision.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor (faktor predisposisi yaitu umur, pengetahuan tentang HIV AIDS, sikap terhadap penggunaan kondom, faktor pendukung yaitu keterpaparan program HIV AIDS dan ketersediaan kondom, faktor penguat yaitu adanya kelompok dukungan sebaya yang berhubungan dengan praktek penggunaan kondom pada kelompok waria di Kota Tangerang tahun 2015. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel berjumlah 151 waria yang diambil dari seluruh total sampel dan kuesioner sebagai alat ukur penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 55,6% responden selalu menggunakan kondom, 56,3% berumur sama dengan 30 tahun, 57,6% berpengetahuan baik, 51,7% bersikap negatif terhadap penggunaan kondom, 53,6% terpapar program HIV AIDS, 62,3% tersedia kondom, 76,2% ada Kelompok dukungan sebaya. Menurut uji chi square terdapat 4 variabel yang memiliki hubungan signifikan terhadap praktek penggunaan kondom pada waria yaitu pengetahuan mengenai HIV AIDS, keterpaparan program HIV AIDS, ketersediaan kondom, dan dukungan kelompok sebaya. Faktor yang paling dominan adalah keterpaparan program HIV AIDS terhadap praktek penggunaan kondom pada waria.

The purpose of this study was to determine the factors (predisposing factors such as age, knowledge about HIV AIDS, attitudes towards condom use, enabling factors are exposure to HIV AIDS program and the availability of condoms, reinforcing factor is the existence of peer support groups associated with the practice of the use of condoms on transsexuals in Tangerang city in 2015. This study used cross sectional design with a sample totaling 151 transvestites taken of the total sample and questionnaire as a measuring tool of the study.
The results of this study showed that 55.6% of respondents always use a condom, 56.3 % of the same age to 30 years, 57.6% good knowledge, 51.7% negative attitudes toward condom use, 53.6% are exposed to HIV AIDS program, 62.3% provided condoms, 76.2% no peer support groups. According to chi square test there are four variables that have a significant relation to the practice of condom use on transsexuals that knowledge about HIV AIDS, exposure to HIV AIDS program, the availability of condoms, and peer support. The most dominant factor is the exposure of HIV-AIDS program to the practice of the use of condoms on a transsexual.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shena Masyita Deviernur
"Perilaku seksual berisiko HIV/AIDS pada LSL dapat dipengaruhi oleh pengetahuan pencegahan dan miskonspsi terkait HIV/AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan HIV/AIDS dengan perilaku seksual berisiko HIV/AIDS pada LSL di 3 kota Yogyakarta, Tangerang, Makassar di Indonesia tahun 2013. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan data STBP 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah 343 LSL di 3 kota di Indonesia yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dan dianalilsis secara univariat, bivariat, dan stratifikasi. Hasil penelitian yang didapatkan adalah 16 LSL memiliki tingkat perilaku seksusal berisiko tinggi, 30.9 LSL memiliki pengetahuan pencegahan dan miskonsepsi kurang, 52.5 LSL berusia >24 tahun, 48 LSL kurang berpartisipasi dalam program pelayanan kesehatan HIV/AIDS, 51 LSL mendapat sumber informasi kurang. Berdasarkan analisis bivariat yang dilakukan hubungan dengan perilaku seksual berisiko HIV AIDS yaitu kurang memiliki pengetahuan HIV/AIDS PR=2.0;95 CI 1.2-3.2 , usia le; 24 tahun PR=1.7 ; 95 CI 1.0-2.7 , kurang berpartisipasi pada program kesehatan PR=2.0 ; 95 CI 1.2-3.4 , kurang mendapatkan sumber media informasi PR=0.6 ; 95 CI 0.4-1.0 . Hasil stratifikasi antar strata pada variabel kovariat yaitu PR lebih tinggi pada LSL berusia >24 tahun PR=2.14 ; 95 CI 0.98-4.66 , LSL yang kurang mengikuti program pelayanan kesehatan PR=2.10; 95 CI 1.17-3.77 , dan LSL yang baik mendapat media sumber informasi PR=2.05 ; 95 CI 1.11-3.77 . Oleh karena itu disarankan untuk meningkatkan kembali program IPP, memberikan edukasi sesuai dengan usia, dan memberikan sumber informasi yang lebih efektif dan massive.Kata kunci: Lelaki Seks Lelaki LSL ; pengetahuan HIV/AIDS; perilaku seksual berisiko.

Sexual risk behavior HIV AIDS among MSM can be influenced by prevention and misconception knowledge of HIV AIDS. This study aims to determine the relations about knowledge of HIV AIDS and sexual risk behavior HIV AIDS among MSM in 3 cities Yogyakarta, Tangerang, Makassar in Indonesia on 2013. This study used cross sectional design by using data IBBS 2013. Samples in this study were 343 MSM in 3 cities in Indonesia meet the criteria inclusion and exclusion and analyzed by univariate, bivariate, and stratification. Form the result, the percentage were 16 MSM have high risk of sexual risk behavior, 30.9 MSM have prevention and misconception knowledge less, 52.5 MSM 24 years, 48 MSM less participate in the health services HIV AIDS, 51 MSM less of source information. Based on analysis bivariate relationships with sexual risk behavior HIV AIDS less having knowledge HIV AIDS PR 2.0 95 CI 1.2 3.2 , age le 24 years PR 1.7 95 CI 1.0 2.7 , less participate in the health program PR 2.0 95 CI 1.2 3.4 , less get media source information PR 0.6 95 CI 0.4 1.0 . Stratification results of the strata on the variables of covariate variable have higher PR on MSM aged 24 years PR 2.14 95 CI 0.98 4.66 , MSM less follow the program health service PR 2.10 95 CI 1.17 3.77 , and MSM got a better media source information PR 2.05 95 CI 1.11 3.77 . It is therefore advisable to improve program IPP back, give education in according by age, and provide a source of information that is more effective and massive.Keywords Men Sex with Men MSM , sexual behavior risk HIV AIDS, knowledge of HIV AIDS."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S66466
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Sudradjat
"ABSTRAK
HIV/AIDS telah menjadi pandemik dan masalah besar di hampir seluruh dunia, termasuk di Indonesia karena selain menular dan fatal juga belum ditemukan obat maupun vaksinnya. Penularannya antara lain dapat terjadi dari pasien kepada petugas rumah sakit, seperti kepada petugas pelayanan perinatal. Ini mungkin terjadi karena pada saat ini proporsi wanita yang terkena HIV/AIDS semakin meningkat dan bila hamil kebanyakan mereka memilih untuk melanjutkan kehamilannya. Oleh karena itu, petugas pelayanan perinatal, khususnya yang bekerja di rumah sakit pendidikan dan rujukan harus siap mengantisipasi kemungkinan menerima ibu dengan infeksi HIV/AIDS yang memerlukan pelayanan perinatal.
Walaupun menular, penyakit ini sebenarnya dapat dicegah secara mudah dengan menerapkan tindakan pencegahan (universal precautions). Namun demikian, dari penelitian-penelitian di luar negeri terungkap bahwa tindakan pencegahan risiko tertular HIV/AIDS di kalangan petugas rumah sakit masih kurang baik. Menurut Para ahli ilmu perilaku (kesehatan), terwujud tidaknya suatu tindakan pencegahan seseorang di antaranya dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap orang itu terhadap penyakit atau terhadap tindakan pencegahannya. Berdasarkan hal di atas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh informasi sampai sejauhmana pengetahuan dan sikap terhadap penyakit HIV/AIDS serta tindakan pencegahan risiko tertularnya di kalangan petugas pelayanan perinatal di lima rumah sakit pendidikan dan rujukan di Indonesia serta untuk mengidentifikasi hubungan di antara ketiganya.
Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional survey yang bersifat deskripsi dan analitik. Besar sampel 330 orang, terdiri dari dokter ahli kebidanan dan dokter ahli anak, para residennya serta bidan/perawat dari RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, RS Soetomo Surabaya, RS Sanglah Denpasar, RS Dadi Ujungpandang dan RS Pirngadi Medan.
Dari penelitian ini terungkap bahwa pengetahuan HIV/ AIDS mereka berada pada tingkat sedang, sikap terhadap penyakit HIV/AIDS berada pada tingkat lebih baik dan tindakan pencegahan risiko tertular HIV/AIDS pada tingkat jelek.
Selanjutnya dari uji Goodman and Kruskal's Coefficient of Ordinal Association terbukti bahwa:
1. Antara pengetahuan HIV/AIDS dengan tindakan pencegahan risiko tertular HIV/AIDS tidak ada hubungan yang positif.
2. Antara pengetahuan HIV/AIDS dengan sikap terhadap penyakit HIV/AIDS ada hubungan yang positif hanya pada petugas pelayanan perinatal yang berpendidikan perawat/bidan, yang bekerja di rumah sakit tipe B, yang sudah bekerja 11 s/d 34 tahun, dan yang berumur antara 20 s/d 49 tahun.
3. Antara sikap terhadap penyakit HIV/AIDS dengan tindakan pencegahan risiko tertular HIV/AIDS tidak ada hubungan yang positif.
Hasil di atas, menunjukkan adanya faktor lain yang mungkin berpengaruh terhadap jeleknya tindakan pencegahan risiko tertular HIV/AIDS di kalangan petugas pelayanan perinatal. Faktor-faktor tersebut mungkin dapat berupa kurangnya motivasi di kalangan mereka untuk menerapkan tindakan pencegahan risiko tertular HIV/AIDS, kurangnya supervisi atau sarana dan prasarana.
Oleh karena itu, untuk mencegah risiko tertular HIV/AIDS di kalangan petugas pelayanan perinatal disarankan adanya penyebaran informasi, terutama yang dapat meningkatkan motivasi mereka untuk menerapkan "universal precautions" selain supervisi yang teratur dan penyediaan sarana dan prasarana yang terkait dengan pelaksanaan universal ini.
Di samping itu perlu juga dilakukan penelitian lebih lanjut yang dapat mengungkap faktor-faktor yang bertanggung jawab atas jeleknya kualitas tindakan pencegahan risiko tertular HIV/AIDS ini sehingga intervensinya akan lebih tepat.

ABSTRACT
HIV/AIDS disease becomes a pandemic and global concern(s) all over the world, including in Indonesia. It is not only a communicable but also currently a fatal disease. Its transmission can take place both outside and inside the hospital settings. The transmission has been reported from patient to patient, patient to hospital workers but rarely from hospital worker to patient.
The proportion of women contracting HIV/AIDS is in-creasing rapidly and it was reported when they are pregnant, most of them choose to complete their pregnancies. There-fore, the perinatal health care providers particularly those who work in the teaching and referral hospitals have a greater risk of contracting the dangerous epidemic.
Based on the above considerations, this study was conducted with the aim to obtain information concerning HIV/AIDS-related knowledge, attitudes towards HIV/AIDS disease and preventive actions to reduce the risk of contracting HIV/AIDS among the perinatal health care providers in five teaching and referral hospitals in Indonesia.
This study was cross section ally done and took samples of 330 perinatal health care providers, consisting of obstetricians, pediatricians and their residents as well as midwives/nurses from Cipto Mangunkusumo (Jakarta), Soetomo (Surabaya), Sanglah (Denpasar), Dadi (Ujungpandang) and Pirngadi General Hospitals (Medan).
The results of this study indicate that HIV/AIDS -related knowledge and attitudes towards HIV/AIDS among the perinatal health care providers were fairly good. However, their preventive actions to reduce the risk of contracting HIV infection/AIDS were unfavorable.
The Gamma statistical test shows the following:
1. There was no positive correlation between the HIV/AIDS related knowledge and the preventive actions to reduce the risk of contracting HIV/AIDS.
2. A positive correlation was observed between the HIV/AIDS-related knowledge and the attitudes towards HIV/AIDS disease among the perinatal health care providers who had each of the following characteristics:
a. Those who worked at the type B hospitals
b. Those who were between 20 to 49 years of age
Those who had nursing/midwifery educational background
Those who had 11 to 34 years of working experience.
3. Furthermore, among them, there was no positive correction between the attitudes and the preventive actions to reduce the risk of contracting HIV/AIDS.
It was suggested that the noncompliance in preventing the risk of contracting the disease was associated with other factors which were not included in this study such as lack of motivation, quality of supervision and shortage of medical supplies.
Recommendations are made to reduce the risk of contracting HIV/AIDS disease among the perinatal health care providers. Adoption of policy concerning universal precautions is of utmost importance. Dissemination of correct information especially among midwives/nurses responsible for perinatal health care is urgently needed. In addition, total quality management of infection in the hospital setting is required besides improving supervision and the insuring availability of medical supplies such as surgical gloves, water-resistant aprons/gowns, masks, face/ eye shields, disposable syringes and puncture-resistant containers.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Agustin
"Pengetahuan komprehensif HIV/AIDS merupakan pengetahuan mengenai penularan dan pencegahan HIV/AIDS yang dijabarkan melalui 5 komponen pengetahuan, yaitu ; HIV/AIDS dapat dicegah dengan berhubungan seksial dengan suami/istri saja (tidak berhubungan seks dengan banyak pasangan), HIV/AIDS dapat dicegah dengan menggunakan kondom, HIV/AIDS tidak dapat menular lewat penggunaan alat makan/minum bersama penderita, HIV/AIDS tidak dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk/serangga, tidak dapat mengenali ODHA hanya dengan melihat tampilan fisik saja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS dengan perilaku seksual pra nikah pada remaja di Indonesia. Disain penelitian adalah crosssectional, dengan menggunakan data Survei Terpadu Biologis dan Perilaku tahun 2015. Jumlah responden adalah sebanyak 5250 orang. Hasil uji regresi logistik ganda pada penelitian ini menunjukkan hasil bahwa proporsi remaja dengan pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS adalah sebanyak 18,7% dengan 5,6% remaja dengan perilaku pernah berhubungan seksual pra nikah, serta terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan komprehensif tentang HIV/AIDS dengan perilaku seksual pra nikah pada remaja, dengan nilai p=0,041 setelah dikontrol jenis kelamin, pendidikan ayah, dan intervensi sekolah.

A comprehensive knowledge of HIV / AIDS is a knowledge of transmission and prevention of HIV / AIDS, which is translated into 5 components of knowledge, namely; HIV / AIDS can be prevented by having sex with husband / wife only (no sex with multiple partners), HIV / AIDS can be prevented by using condoms, HIV / AIDS can not be transmitted through the use of cutlery with the patient, HIV / AIDS is not Can be transmitted through mosquito bites / insects, can not recognize people living with HIV just by looking at the physical appearance only. This study was conducted to determine the relationship between comprehensive knowledge about HIV / AIDS with pre-marital sexual behavior in adolescents in Indonesia. The study design was cross-sectional, using the Biological Integrated Surveys and Behavior data of 2015. The number of respondents was 5250 people. The results of multiple logistic regression tests in this study showed that the proportion of adolescents with comprehensive knowledge about HIV / AIDS was 18.7% with 5.6% of adolescents with pre-marital sexual behavior, and there was a significant relationship between comprehensive knowledge about HIV / AIDS with pre-marital sexual behavior in adolescents, with p = 0.041 after controling by sex, father education, and school intervention."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T49257
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rattih Diyan Pratiwi
"[ABSTRAK
Jumlah kasus HIV/AIDS yang meningkat di Provinsi DKI Jakarta menjadi posisi yang pertama dibandingkan daerah lain. Penelitian ini bertujuan melihat gambaran kematian berdasarkan karakteristik individu dan faktor risiko pada ODHA di Provinsi DKI Jakarta tahun 2013-2014. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional menggunakan data sekunder Surveilans Penderita HIV/AIDS di Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2013-2014. Sampel berjumlah 1575 responden, merupakan pasien HIV/AIDS yang terlapor dari rumah sakit di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Hasil penelitian ini menemukan angka kematian terhadap kasus HIV/AIDS sebesar 11 kematian per 100 kasus, serta didapatkan proporsi kematian tertinggi pada kelompok umur 26-45 tahun, mereka yang bekerja, yang berdomisili di wilayah Jakarta Timur, dan perbandingan laki-laki terhadap perempuan adalah 3:1. Berdasarkan faktor risiko penularan yang tertinggi ialah melalui hubungan heteroseksual, kadar CD4 <200/µl, dan kematian yang disertai dengan infeksi oportunistik. Berdasarkan karakteristik individu dan faktor risiko didapatkan adanya hubungan kelompok umur >45 tahun (PR=4,1; 95%CI:4,03-4,37), kelompok umur 26-45 tahun (PR=2,4; 95%CI:2,03-2,87), kelompok umur 12-25 tahun (PR=2,1; 95%CI:1,88-2,42), penggunaan narkotika suntik (PR=1,6; 95%CI: 1,12-2,23), jumlah CD4<200 (PR=4,1; 95%CI:1,62-10,22), infeksi oportunistik (PR=1,6; 95%CI:1,1-2,37) dengan kematian yang disebabkan oleh HIV/AIDS. Perlu dilakukan adanya program pencegahan dan penanggulangan serta diagnosis dini pada kelompok yang mulai berisiko.

ABSTRACT
;The number of HIV / AIDS is increasing in Jakarta became the first position compared to other regions. This study aims to look at the overview of death based on individual characteristics and risk factors in people living with HIV in Jakarta year 2013-2014. This research is a quantitative research with cross sectional study design using secondary data Surveillance in Health Departement of DKI Jakarta Year 2013-2014. The sample totaled 1575 respondents. This study found the death rate for HIV / AIDS cases by 11 deaths per 100 cases, the highest proportion of deaths in the age group 26-45 years, those who work, live in East Jakarta, and the ratio of men to women is 3: 1, through heterosexual transmission, CD4 count <200 / ml, and death are accompanied by opportunistic infections. There are correlation between age > 45 years (PR = 4.1; 95% CI: 4.03-4.37), age 26-45 years (PR = 2.4; 95% CI : 2.03-2.87), age 12-25 years (PR = 2.1; 95% CI: 1.88- 2.42), IDU (PR=1,6; 95%CI: 1,12-2,23), CD4 <200/ml (PR = 4.1; 95% CI : 1.62-10.22), opportunistic infections (PR = 1.6; 95% CI: 1.1- 2.37) with deaths caused by HIV / AIDS. Needs to be done for prevention and control program, and early diagnosis on start-risk groups.
, The number of HIV / AIDS is increasing in Jakarta became the first position compared to other regions. This study aims to look at the overview of death based on individual characteristics and risk factors in people living with HIV in Jakarta year 2013-2014. This research is a quantitative research with cross sectional study design using secondary data Surveillance in Health Departement of DKI Jakarta Year 2013-2014. The sample totaled 1575 respondents. This study found the death rate for HIV / AIDS cases by 11 deaths per 100 cases, the highest proportion of deaths in the age group 26-45 years, those who work, live in East Jakarta, and the ratio of men to women is 3: 1, through heterosexual transmission, CD4 count <200 / ml, and death are accompanied by opportunistic infections. There are correlation between age > 45 years (PR = 4.1; 95% CI: 4.03-4.37), age 26-45 years (PR = 2.4; 95% CI : 2.03-2.87), age 12-25 years (PR = 2.1; 95% CI: 1.88- 2.42), IDU (PR=1,6; 95%CI: 1,12-2,23), CD4 <200/ml (PR = 4.1; 95% CI : 1.62-10.22), opportunistic infections (PR = 1.6; 95% CI: 1.1- 2.37) with deaths caused by HIV / AIDS. Needs to be done for prevention and control program, and early diagnosis on start-risk groups.
]
"
2015
S61214
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Zaki Dinul
"HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit communicable disease yang merusak sistem kekebalan tubuh. Infeksi Oportunistik adalah infeksi yang timbul akibat penurunan sistem kekebalan tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik individu dan faktor risiko terhadap terjadinya infeksi oportunistik pada penderita HIV/AIDS di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti saroso tahun 2011. Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh penderita HIV/AIDS yang berkunjung ke klinik VCT yang memiliki kelengkapan data yang lengkap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proprsi infeksi oportunistik (84,4 %) dan ada hubungan antara jumlah CD4 dan stadium HIV/AIDS terhadap terjadinya infeksi oportunistik pada penderita HIV/AIDS (pvalue = 0,037). Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi perumusan program pencegahan dan tatalaksana HIV/AIDS di masa yang akan datang.

HIV / AIDS is a disease communicable disease that damages the immune system. Opportunistic infections are infections caused by the decrease in the immune system. This study aims to know the description of individual characteristics and risk factors for the occurrence of opportunistic infections in people with HIV / AIDS at the Hospital for Infectious Diseases Sulianti Saroso in 2011. This study design is cross-sectional. The sample in this study were all patients with HIV / AIDS who visited the VCT clinic that has a complete data completeness.
The results showed that proprsi opportunistic infections (84.4%) and no relationship between CD4 count and stage of HIV / AIDS on the occurrence of opportunistic infections in people with HIV / AIDS (pvalue = 0.037). It is hoped this research can be useful for the formulation of programs of prevention and management of HIV / AIDS in the future.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>