Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161090 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sihombing, Sinurtina
"Salah satu indikator yang sensitif untuk mengetahui dasar kesehatan suatu negara bahkan untuk mengukur tingkat kemajuan suatu negara adalah Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu. Kematian ibu masih merupakan masalah utama kesehatan di Indonesia. SDKI 2002-2003 memperlihatkan bahwa MU di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup, dan angka ini tertinggi jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor ibu hamil dengan komplikasi persalinan di Indonesia 1998-2000. Adapun variabelvariabel independen adalah status kesehatan , status reproduksi, pelayanan antenatal dan perilaku sehat ibu hamil. Penelitian ini dilakukan di seluruh propinsi Indonesia kecuali Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Propinsi Maluku dan Propinsi Papua karena alasan keamanan dimana sedang terjadi pergolakan di ketiga wilayah tersebut.
Desain studi adalah cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001. Sebagai sumber data digunakan kuesioner SKRT 2001. Sampel dari penelitian ini merupakan sub sample dari modul Susenas 2001, dimana terdapat 16.009 orang perempuan berstatus menikah yang berumur 15-49 tahun dan diidentifikasi hamil sebanyak 738 orang, dan yang berhasil diwawancarai dan ditemukan dari mereka sebanyak 286 ibu yang mempunyai pengalaman terminasi kehamilan pada tahun 1998-2000.
Dilakukan analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan regresi logistik. Kejadian komplikasi persalinan adalah 42,3%. Dari hasil analisis bivariat, factor-faktor yang berhubungan dengan kejadian komplikasi persalinan adalah riwayat komplikasi kehamilan (OR = 6,01), K1 (OR = 1,78), K4 (OR = 2,77), pemeriksaan antenatal (OR = 6,04), penolong persalinan (OR = 3,73) dan tempat persalinan (OR = 2,77).
Dari hasil multivariat, faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian komplikasi persalinan adalah riwayat komplikasi kehamilan, K1, K4, pemberian tablet besi/Fe, pemeriksaan antenatal, penolong persalinan dan tempat persalinan.
Upaya pencegahan terjadinya komplikasi persalinan perlu lebih ditingkatkan, dimana deteksi dini terhadap ibu hamil yang mempunyai faktor risiko tinggi dapat dideteksi dan ditangani secepatnya dengan baik. Penolong persalinan oleh tenaga kesehatan atau bidan perlu ditingkatkan. Bidan desa harus diperbanyak di desa-desa, terutama di daerah-daerah terpencil yang jauh dari fasilitas kesehatan.
Daftar Bacaan : 57 (1980 - 2004)

One of sensitive indicators to find out health degree of a country, even to measure progression level of a country is Infant Mortality Rate and Maternal Mortality Rate. Maternal Mortality Rate is still a major health problem in Indonesia. Study on maternal mortality showed a relatively high maternal mortality was 307 per 100,000 live birth from Indonesia Demographic and health Survey (IDHS) 2002-2003, and this figure is still the highest one if compared to the other ASEAN country.
The research is to find out the relation between factors of pregnancy woman and complication of delivery in Indonesia 1998-2000. As independent variables are reproductive behavior, health status, access to antenatal care and health care behavior of woman. This study was done in all of provinces In Indonesia exclude Nanggroe Aceh Darussalan province, Maluku province and Papua province because of conflict at there areas.
This research used cross sectional design. The source of data was questioners gets from National Household Health Survey 2001. Sample of this study was sub sample of Susenas 2001, which consisted of 16,009 married women aged 15-49 years, and identify there are 777 pregnancy women were interviewed and 286 of them have pregnancy termination in 1998-2000.
Data was analyzed by using univariate, bivariate and multiple logistic regression. The result of this research showed that the delivery complication was 42.3%. Based on bivariate analysis it was known that factors related to the occurrence of delivery complication showed the significant relationship was complication of pregnancy (6.01), time of first ANC visit (1.78), number of ANC visit (2.77), antenatal care from a medical professional (6.04), delivery helper was non health provider (3.73) and delivery at non health facility (2.77).
In order to prevent the occurrence of delivery complication, it needed to improve, beside this, the pregnant mother of high risky should detected earlier well as handle the cases as soon as possible. The use midwives as birth attendant should be improved. The distribution of village midwives should improved, especially in the remote areas which are far from health facilities.
Reference: 57 (1980 -2004)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13099
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiyah
"Komplikasi persalinan menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu, kejadiannya meningkat dari 46% pada tahun 2012 menjadi 71,1% pada tahun 2017. Penelitian analisis lanjut menggunakan data SDKI 2017 dengan desain cross sectional, bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan komplikasi persalinan di 34 Provinsi di Indonesia tahun 2012-2017. Sampel dalam penelitian ini adalah wanita usia subur (WUS) yang melahirkan dalam dalam periode 2012-2017 yaitu sebanyak 14.996 orang.
Hasil penelitian ini membuktikan adanya hubugan yang signifikan antara status ekonomi, umur, paritas, komplikasi kehamilan, riwayat komplikasi persalinan, penolong persalinan dan tempat persalinan dengan komplikasi persalinan. Hasil analisis regresi logistik ganda didapatkan faktor yang paling dominan berhubungan dengan komplikasi persalinan adalah riwayat persalinan. Responden yang pernah mengalami komplikasi persalinan berisiko hampir 4 kali (OR 3,585; 95% CI: 2,760-4,656) mengalami komplikasi persalinan setelah dikontrol oleh faktor umur, paritas, komplikasi hamil, penolong persalinan, dan tempat persalinan.
Komplikasi kehamilan, dan tempat persalinan berinteraksi dengan riwayat komplikasi persalinan terhadap komplikasi persalinan. Disarankan Kementerian Kesehatan dan BKKBN dapat memberikan pelatihan ANC, INC, dan metode kontrasepsi kepada petugas yang memiliki wewenang untuk memberikan perawatan antenatal, intranatal dan pascanatal. Serta memberikan KIE khususnya pada ibu yang mempunyai riwayat komplikasi persalinan.

Labor complications caused maternal morbidity and mortality, the incidence increased from 46% in 2012 to 71.1% in 2017. Further analysis of the study used the 2017 IDHS data with a cross sectional design, aimed to finding out the factors associated with labor complications at 34 Provinces in Indonesia in 2012-2017. The sample in this study were women of childbearing age (WUS) who gave birth within the period 2012-2017 which were 14,996 people. The results of this study showed significant correlation between economic status, age, parity, pregnancy complications, history of labor complications, birth attendants and place of delivery with labor complications.
The results of multiple logistic regression analysis found that the most dominant factor associated with labor complications was labor history. Respondents who had experienced labor complications had a risk of almost 4 times (OR 3,585; 95% CI: 2,760-4,656) experiencing labor complications after being controlled by factors such as age, parity, pregnancy complications, birth attendants, and place of delivery.
Complications of pregnancy, and the place of delivery factors interact with a history of labor complications in labor complications. It is recommended that the Indonesia Ministry of Health and BKKBN to provide ANC, INC and contraceptive training for health practitioner who have the authority to provide antenatal, intranatal and postnatal care. As well as providing IEC especially for mothers who have a history of labor complications.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52722
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurrahmiati
"Periode persalinan merupakan periode yang berkontribusi besar terhadap angka kematian ibu di Indonesia, kematian saat bersalin dan 1 minggu pertama diperkirakan 60% dari seluruh kematian ibu. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih menjadi sangat penting dalam upaya penurunan kematian ibu. Propinsi Banten yang merupakan wilayah pada penelitian ini membutuhkan upaya yang lebih besar untuk mencapai cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan mengingat cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang dicapai hanya sebesar 68,9% menurut data susenas 2009. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan cakuipan persalinan oleh tenaga kesehatan di provinsi Banten tahun 2010, dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode cross sectional.
Penelitian menunjukkan bahwa jarak tempuh dan pelayanan persalinan di puskesmas merupakan faktor yang berhubungan secara signifikan dalam meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. Nilai R square sebesar 0.217 artinya 8 (delapan) variabel bebas yang diteliti dapat menjelaskan variabel cakupan persalinan 21.7% , sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Delivery period is the period that contribute greatly to maternal mortality in Indonesia, death during childbirth and a first week of an estimated 60% of all maternal deaths. Aid deliveries by trained health personnel to be very important in an effort to decrease maternal mortality. Banten Province which is a region in this study requires a larger effort to achieve coverage of deliveries by health personnel in accordance with the target of Minimum Services Standard in 2015 ie by 90%, considering the scope of delivery by health personnel who achieved 68.9% (Susenas, 2009). This study used cross sectional method.
Study shows that the mileage and service delivery in health centers is a factor that has a significant association in improving the coverage of deliveries by health personnel. R square value of 0.217 means 8 (eight) independent variables under study may explain the variable scope of delivery for 21.7%, while the rest is explained by other variables not included in this study.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30047
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Pada
"Keberadaan seorang ibu merupakan tonggak utama tercapainya keluarga yang sejahtera karena ibu mempunyai nilai strategis dalam pembangunan sumber daya manusia yang sekaligus merupakan kelompok rawan karena resiko kesakitan dan kematian. Angka kematian ibu (AM) dijadikan salah satu indikator nasional yang digunakan dalam menilai tingkat kesejahteraan ibu dan derajat kesehatan. Dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, angka kematian ibu di Indonesia masih relatif tinggi. Pemanfaatan penolong persalinan adalah satu mata rantai dalam upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh informasi tentang hubungan pemeriksaan kehamilan dengan pemanfaatan penolong persalinan. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari data Survei Kesehatan Ibu dan Anak Indonesia tahun 2001 dengan desain cross sectional. Sampel adalah wanita yang sudah menikah, berumur 15-45 tahun dan pernah melahirkan anak, baik lahir hidup maupun lahir mati dalam satu tahun terakhir.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan sebesar 94,3%, akan tetapi yang memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan hanya 62,6%. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa ibu yang tidak memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan (tidak ANC) mempunyai peluang 5,09 kali memanfaatkan bukan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan setelah dikontrol variabel pendidikan dan pengetahuan ibu. Selain itu akses terhadap media informasi dan status ekonomi keluarga juga berhubungan secara independen dan bermakna dengan pemanfaatan penolong persalinan.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemanfaatan tenaga kesehatan dalam pelayanan kesehatan ibu hamil dan bersalin di Propinsi Jawa Barat adalah dengan meningkatkan ketrampilan tenaga kesehatan dalam konseling-komunikasi interpersonal, memberikan layanan antenatal yang lebih berkualitas, pemantapan sistem rujukan yang komprehensif dari keluarga, masyarakat, puskesmas sampai rumah sakit serta mengupayakan kesinambungan pembiayaan kesehatan bagi keluarga miskin khususnya pelayanan kesehatan ibu hamil/bersalin serta rujukan melalui APBD propinsi dan kabupaten/kota setelah program JPS-BK berakhir.

Relationship between Antenatal Care History and Birth Delivery Assistant Utilization in the Province of West Java 2001 (Secondary Data Analysis: Indonesia Mother and Child Survey, 2001)The existence of a mother is the main pillar to attempt a welfare family due to it has a strategic value in human resource development. Also, the mother is classified as vulnerable group because of having morbidity and mortality risk. Maternal Mortality Rate (MMR) is one of national indicators assessing the level of well-being mother and health status. In comparison with other ASEAN countries, MMR in Indonesia is relatively high. So, in order to decrease MMR and Infant Mortality Rate (IMR), delivery assistant utilization is an important chain.
The objective of the study was to obtain the information about relationship between antenatal care and birth delivery assistant utilization. This study used secondary data from Indonesia Mother and Child Survey 2001 as well as a cross sectional design, The sample of this study was married women aged 15-45 years and having given birth history, both alive or stillbirth in the last one year.
The results showed that antenatal care provided by health provider was 94.3% but of those who utilized health provider as birth delivery assistant was 62.6%. Logistic regression test revealed that mothers who did not examine their pregnancy to the health provider had chance 5.09 times to utilize other provider beside health provider as their birth delivery assistant after being controlled by mother's educational and knowledge. Furthermore, the access to information media and economical status in the family related to birth delivery assistant utilization independently and significantly.
It is recommended that some attempt that could be conducted to increase health provider utilization in health care for pregnant women and delivery women in the Province of West Java by increasing the health provider's skill on interpersonal communication and counseling, providing quality antenatal care and comprehensive referral system, as well as trying to give continuous health expenses for the poor family, particularly providing the service for pregnant/delivery women.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T5755
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Gustiawati
"Dampak dari kelalaian pengisian partograf adalah tidak terdeteksinya kelainan yang akan timbul pada saat persalinan, Hasil studi dari manfaat partograf yang baik dan benar, telah diuji coba pada multicenter kesehatan di beberapa Negara Asia Tenggara dengan melibatkan 35480 persalinan, menyatakan partograf dapat menurunkan kejadian partus lama dari 6,4% menjadi 3,4% dan angka pertolongan Sectio Caesaria dari 6,2% menjadi 4,5% (WHO, 1994).
Penelitian merupakan penelitian kuantitatif observasional dengan rancangan cross sectional untuk mengetahui factor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan partograf oleh bidan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat tahun 2012 dengan jumlah sampel 79 bidan dengan metode quota sampling. Data yang diperoleh menggunakan kuesioner dan lembaran observasi dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji kai kuadrat, uji t independen dan regresi logistik.
Hasil penelitian adalah masih adanya bidan yang tidak menggunakan partograf untuk memantau persalinan 46,8%, sebagian bidan menyatakan penggunaan partograf untuk pengklaiman jampersal, hanya 64,6% bidan yang mempunyai peralatan ;engkap dan hanya 62% bidan yang mempunyai keterampilan baik tentang partograf. Variabel pengetahuan, sikap dan dukungan pemimpin memiliki nilai yang rendah sedangkan untuk nilai rata-rata umur adalah 33,6. Setelah dilakukan analisis maka variabel alasan, keterampilan, ketersediaan alat, sikap dan dukungan atasan memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan partograf pada pertolongan persalinan.
Saran untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Tanjung Jabung Barat adalah membuat perencanaan untuk kegiatan pelatihan, penyediaan anggaran untuk peralatan dan pembuatan kebijakan untuk reward dan punishment, untuk Ikatan Bidan Indonesia Kabupaten Tanjung Jabung Barat agar dapat mendatangkan pelatih pada saat acara arisan IBI dan untuk Bidan agar dapat memperbaiki pelayanan dengan menambah pengetahuan dan keterampilan penggunaan partograf.

Impact of neglect of partograph fulfillment is undetected of abnormality which will appear at delivery. Study result of correct and clear partograph benefit had been tried and tested to multicenter health in some of South-East Asian Countries involving 35,480 labors, it stated that partograph could decrease old partus occurrence from 6.4% to 3.4% and Secsio Caesaria number from 6.2% to 4.5% (WHO, 1994).
This study is a observational quantitative one using cross sectional design to find factors related to utilization of partograph by midwife in West Tanjung Jabung Regency 2012 by number of samples are 79 midwifes carried in quota sampling method. Data were collected by questionnaire and observation paper using univariate and bivairate analysis and chi square test, t test independent and logistic regression.
Study result shows that some midwifes did not utilize partograph to monitor labor (46.8%), part of them stated that partograph utilization was for Jampersal claim, only 64.6% of midwifes have complete devices and only 62% of midwifes have good skill of partograph. Knowledge, attitude, and leader support variable have low value whilst average value of age is 33.6. After analysis had been carried on that reason, skill, devices availability, attitude and leader support variables have significant correlation to partograph utilization in labor support.
Suggestion to Health Agency of West Tanjung Jabung Regency is to make a planning about conducting of training activity, provide budgeting for devices and male a regulation about reward and punishment, and for Indonesia Obstetric Association (IBI) of West Tanjung Jabung Regency to invite trainer in IBI social gathering event and for midwife to improve their service dealing with knowledge and skill of partograph utilization.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Nuraida
"Komplikasi persalinan merupakan penyebab utama kematian maternal dan perinatal. Kejadian komplikasi persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok tahun 2011 sebesar 17,6%. Untuk mengetahui gambaran komplikasi persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok dilakukan penelitian dengan desain case series, menggunakan data sekunder dari rekaman medik semua ibu yang mengalami komplikasi persalinan. Dilakukan analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dan persentasi variabel komplikasi persalinan yaitu sosial demografi, status kesehatan, status obstetri dan pelayanan kesehatan ibu yang mengalami komplikasi persalinan.
Hasil penelitian menggambarkan proporsi kejadian komplikasi persalinan yaitu perdarahan saja 69%, preklamsia/eklamsia saja 19%, partus lama saja, perdarahan dan preeklamsia/eklamsia 8,6%, perdarahan dan partus lama 0,9%, sebagian ibu berpendidikan rendah 53,4%, rata-rata paritas ibu 1,6 kali, kekuatan his kurang dari 40 detik/10 menit 74,1% dan datang tanpa rujukan 51,7%. Disarankan untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan kompetensi tentang penatalaksanaan persalinan dengan komplikasi perdarahan. Serta meningkatkan penyuluhan kepada ibu hamil primipara.

Complications of childbirth are the leading cause of maternal and perinatal mortality. Incidence of complications of labor at General Hospital in Depok in 2011 of 17.6%. To know the description of childbirth complications at General Hospital in Depok conducted the research with case series design, using secondary data from medical records of all women who experience complications of labor. Univariate analysis was performed to determine the distribution and frequency of complications of labor is a variable percentage of social demographics, health status, health status and maternal obstetric complications of childbirth.
The results illustrate the proportion of the incidence of bleeding complications of labor is only 69%, preklamsia / eclampsia was only 19%, long confinement alone, bleeding and preeclampsia / eclampsia was 8.6%, bleeding 0.9% and long confinement, some mothers with low education 53.4 %, an average of 1.6 times the parity of the mother, his strength is less than 40 minutes detik/10 74.1% and 51.7% came without a referral. It is recommended to further enhance the knowledge and competence of the management of labor with bleeding complications. And increasing outreach to pregnant primiparas.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marlinda
"Pengalaman persalinan pada ibu dapat dinilai dari dimensi kemampuan diri, perasaan aman, dukungan profesional, dan partisipasi yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengalaman persalinan ibu dengan bedah sesar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian deskritif analitik dengan pendekatan cross sectional, sampel ibu paska persalinan bedah sesar n=141 menggunakan consecutive sampling. Hasil penelitian didapat dimensi kemampuan diri dipengaruhi oleh peran dari faktor sumber dana dan jenis tindakan bedah sesar, dimensi perasaan aman faktor yang berperan adalah sumber dana, pendidikan, dan jenis tindakan bedah sesar. Dimensi dukungan profesional dipengaruhi oleh peran dari faktor pendidikan dan pekerjaan sedangkan dimensi partisipasi hanya dipengaruhi oleh peran faktor pekerjaan. Sedangkan faktor yang paling berperan pada dimensi kemampuan diri adalah jenis tindakan bedah sesar (r=-0,307), dimensi perasaan aman dipengaruhi faktor pendidikan (r=0,189), dimensi dukungan profesional dipengaruhi faktor pendidikan (r=0,216) dan dimensi partisipasi dipengaruhi oleh faktor pekerjaan (r=0,217). Persalinan bedah sesar adalah alternatif terakhir ketika persalinan pervaginam dengan atau tanpa tindakan tidak dapat dilakukan karena adanya indikasi medis pada ibu. Pengalaman persalinan ibu dengan bedah sesar dapat diukur dengan instrumen yang melihat pengalaman persalinan secara multidimensi.

Childbirth experience can be judged from the dimension of self-efficacy, feelings of safety, professional support, and participation. It can be influenced by various factors. This study aims to identify the experiences of cesarean birth mothers and the factors that influence it. Analytic descriptive study with cross sectional, sample of mothers after cesarean section = 141 using consecutive sampling. The result in the dimensions of self-efficacy is influenced by the role of factors financial sources and types of cesarean section, feeling safety dimension contributing factor is the source of financial, education, and type of cesarean section. Dimension of professional support is influenced by the role of education and employment factor, while the dimension of participation is only influenced by the role of occupational factors. While the factors that most contribute to the dimension of self-efficacy is a type of cesarean surgery (r= -0.307), a feeling of security dimensions is influenced by education (r= 0.189), the dimensions of professional support is influenced by education (r= 0.216) and the dimension of participation is influenced by factor work (r = 0.217). Cesarean section delivery is the last alternative when vaginal delivery with or without action, can not be performed because of maternal medical indications. Experience of childbirth mother with a cesarean section can be measured with an instrument that is seen as a multidimensional experience of childbirth."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T38605
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenita Agus
"Penelitian lamanya cuti sebelum melahirkan pada ibu bekerja mengunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan potong lintang bertujuan untuk menguji hubungan antara lamanya cuti sebelum melahirkan pada ibu bekerja dengan komplikasi pada masa persalinan di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Jakarta. Populasi penelitian adalah 85 orang responden, yang dibagi atas 2 kelompok yaitu kelompok kasus positif sebanyak 18 orang dan kelompok kasus negatif sebanyak 67 orang (perbandingan 1 : 4). Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan cara Purposive Sampling.
Hasil penelitian dengan bivariat dan multivariate menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara lamanya cuti sebelum melahirkan dengan komplikasi persalinan dengan p Value = 0.355 dan OR = 0.48 yang berarti lamanya cuti sebelum melahirkan mempunyai peluang 0.48 kali terjadinya komplikasi pada masa persalinan, Hasil analisis untuk confounding ,factor dengan alpha 0.05 ada faktor yang mempunyai hubungan signifikan dengan p value < 0.05 yaitu usia, pendidikan dan riwayat komplikasi pada kehamilan yang lalu, sementara untuk pekerjaan, jarak kelahiran penghasilan keluarga, paritas, aktivitas ibu dan kunjungan antenatal tidak mempunyai hubungan secara bermakna (p value > 0.05). Penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel utama, tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan komplikasi pada masa persalinan. Hal ini terjadi karena kurang tergalinya bagaimana beban kerja ibu Untuk itu peran perawat maternitas dalam hal ini sebagai peneliti mampu untuk menggali lebih dalam tentang pekerjaan ibu khususnya beban kerja dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode kualitatif sehingga dapat dilihat bagaimana persepsi ibu bekerja terhadap lamanya cuti melahirkan. Bagi pengambil kebijakan untuk dapat tetap memberlakukan cuti sebelum melahirkan dalam rangka mempersiapkan ibu secara fisik dan mental dalam menghadapi persalinan.

This study was a descriptive analytic with cross sectional design that aims to examine the relations between time begin maternal working off and delivery complication in Fatmawati Hospital. Respondent are 85 working mother divided into, negative and positive delivery complication. 18 respondent are negative cases and 67 respondent are positive cases (Ratio 1 :4) Total sample in the study is determined with Purposive Sampling.
The result of the study, shows that there is no significance between maternal off and delivery complication. ( p value = 0.355) and OR 0.48 time the occurrence of complication during labor. From the result of the analysis for confounding factor with Alpha 0.05 i.e., age, education, complication in family, Whereas for employment, family income, parity, activity and antenatal care are not significant (p value > 0,05). This study concludes that main variable is not significant with delivery complication. Therefore, the role of maternity nurse as a researches is needed explore about the work of the mother especially work load. More over, further research with qualitative methods needs to be done. So it can be seen the perception of working mother toward the time begin maternal off. Decision maker can consider whether maternal off is proportionate before and after delivery to prepare pregnant women physic and mentally in delivery process.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Maryani
"Rumah sakit Tangerang telah menjadi unit swadana tahun 1996, sebingga pembiayaan operational dari penghasilan fungsionalnya sendiri, tetapi fungsi social dari rumah sakit tersebut tetap masih dilaksanakan terbukti dengan menangani pasien tidak mampu dilaksanakan sebagaimana mestinya serta sebagai pusat pelayanan dan rujukan Terlihat dengan penanganan pelayanan dasar pada ibu bersalin terjadi pertumbuhan 14,9 % dari tahun 2001 - 2002. Dari pertumbuhan pelayanan persalinan tersebut ,penanganan persalinan normal pertumbuhannya adalah 23,4 % dan diikuti persalinan dengan tindakan sebesar 13,6 %. Bila dilihat dari sisi kenaikan pendapatan pada kamar bersalin terdapat pertumbuhan sangat signifikan yaitu sebesar 99,6%, Bila dibandingkan antara pertumbuhan pelayanan persalinan dengan pedapatan di kamar bersalin, indikasi adanya kenaikan biaya yang sangat berarti. Salah satu upaya untuk mendukung peningkatan cakupan layanan kepada ibu bersalin diperlukan informasi mengenai struktur biaya satuan tindakan persalinan normal dan persalinan dengan ekstraksi vakum di kamar bersalin.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi biaya satuan persalinan normal dan persalinan dengan ekstraksi vakum di kamar bersalin RSUD Tangerang khususnya teridentifikasinya besaran & elemen total biaya di kamar bersalin dan teridentifikasinya besaran biaya satuan layanan tindakan persalinan normal dan persalinan dengan ekstraksi vakum di kamar bersalin RSUD Tangerang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik secara operational research , dengan analisis biaya menggunakan metode Activity Based Costing.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa biaya satuan persalinan normal adalah Rp 146.828,-(semua komponen biaya dihitung), apabila mengabaikan perhitungan biaya investasi dan gaji PNS maka besarnya adalah Rp 36.940; , Pada persalinan dengan eksiraksr vakum menghasilkan biaya satuan sebesar Rp 198.048,-(semua komponen biaya dihitung), apabila mengabaikan biaya investasi dan gaji PNS maka besamya adalah Rp 59.255,- . RSUD Tangerang adalah rumah sakit umum pemerintah maka peneliti melakukan perhitungan dengan mengabaikan biaya investasi dan biaya gaji PNS. Sehingga terlihat ada efisiensi biaya satuan sebesar 79 %pada persalinan normal dan persalinan ekstruksr vakum sebesar 78 %.

Tangerang Hospital has been included in self funding hospital program by the Government therefore they have to maintain their social function as hospital in general. It is proven by caring poor patients and been appointed to be service center and reference hospital for Tanggerang district. In implementing such function during year 2002 Tangerang Hospital has served and cared mothers delivering babies almost 15% higher compare to previous year. Normal childbirth itself has grown up by 23% while Childbirth with Vacuum Treatment has grown by almost 14%. Meanwhile when we take a look at revenue growth at Delivery Unit for 2002 compare to 2001 it was a tremendous growth of almost 100%, it was interesting case to be analyzed that in terms of revenue it was significant growth compare to 23% growth of number of services then our rough assumption is it was higher price/tariff and basic assumption of higher price/tariff is higher coast. Coast efficiency and effectiveness can produce lower price/tariff so that can serve more patients, especially poor patients. One way to increase the quality of service to the pregnant is to get information of unit cost structure for Normal Childbirth with Vacuum Treatment in Delivery Room.
The objective of this research is to get information on information of unit coast structure for Normal Childbirth and childbirth with Vacuum Treatment at Delivery Room in Tangerang Hospital, especially identifying cost components and total cost in delivery room and unit cost for Normal Childbirth service and Childbirth with Vacuum Treatment service as weel. This research is a descriptive and analytical operation research, with cost analysis using Activity Based Costing as An approach.
From the research it is concluded that unit cost for normal Childbirth is 146.828,- this calculation charged all cost components while if investment cost and civil servants (PNS) salary was not included the unit cost was only Rp. 36.940,- For Childbirth with Vacuum Treatment service the unit cost was 198.048,- for all cost components included in the calculation but if investment cost and PNS salary is not included then the unit cost become Rp. 59.255,-. The reason for this kind of cost calculation is Tangerang Hospital is Public hospital where all facilities and salaries for civil servants is government subsidy so there is a potential cost efficiency for normal childbirth is about 79 and 78 for childbirth with vacuum treatment. With this potential cost efficiencies in both Normal Childbirth and Childbirth with Vacuum Treatment services then more patients can be served and more services can public as social functionality of Tangerang Hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12980
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yadi Hidayat
"Untuk mengatasi masalah kesehatan yang muncul sebagai dampak krisis ekonomi, pemerintah telah memberikan pelayanan kesehatan bagi Keluarga Miskin (Gakin) melalui program PKPS-BBM Bidkes diantaranya dengan memberikan biaya pertolongan persalinan oleh tenaga bidan sebesar Rp. 150.000. Pemanfaatan dana pertolongan persalinan masih rendah. Oleh sebab itu penulis ingin mengetahui berapa biaya satuan untuk pertolongan persalinan serta pemanfaatannya oleh Gakin.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan analisis ekonomi terhadap kebutuhan biaya pertolongan persalinan bagi Gakin serta melakukan Survey Cepat untuk mengetahui pemanfaatan pertolongan persalinan oleh keluarga miskin serta faktor - faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pertolongan persalinan. Penelitian kualitatif digunakan untuk memperoleh jawaban atau informasi mendalam yaitu: persepsi bidan desa dalam melaksanakan pertolongan persalinan, kecukupan biaya pertolongan persalinan dan mekanisme pencairan biaya pertolongan persalinan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya pertolongan persalinan yang sesuai dengan kebutuhan adalah sebesar Rp. 213.250. Adapun Gakin yang memanfaatkan pertolongan persalinan dengan bidan sebanyak 69, 9 %. Dan faktor bidan sebagai provider yang mempengaruhi pemanfaatan pertolongan persalinan adalah karena biaya pengganti untuk pertolongan persalinan gakin relatif kecil dan lamanya proses pencairan dana pertolongan persalinan. Dari faktor ibu bersalin Gakin, faktor yang mempengaruhi rendahnya pemanfaatan persalinan oleh bidan antara lain: ketidaktahuan Gakin bahwa persalinan dengan bidan tidak dipungut biaya dan khawatir bayar mahal kalau ditolong oleh bidan.
Secara garis besar hasil dari penelitian ini adalah diperlukan upaya-upaya pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan bagi Gakin khususnya pelayanan pertolongan persalinan melalui penyesuaian kembali biaya pertolongan persalinan yang sesuai kebutuhan, memudahkan mekanisme pencairan dana pertolongan persalinan, sosialisasi tentang hak gakin memperoleh pelayanan kesehatan serta dengan peningkatan kinerja bidan di desa.

The government has given a health service for Poor Family (Gakin) by PIPS-BBM Bidkes program to overcome the health problem which emerges as an economic crisis impact, such as giving the expense of helping child birth by midwife is equal to 150.000 rupiahs. The used of helping child birth cost is still lower. Because of this, the writer wishes to know how much set cost of helping childbirth and also it?s used by Gakin.
This research is a quantitative research by conducting an economic analysis of child birth cost requirement for Gakin and also conducting a Rapid Survey to know the used of helping child birth by poor family and also the factors that related to help child birth. A qualitative research is used to get an answer or deep information, such as countryside midwife perception in conducting child birth help, cost sufficiency of helping child birth and cost mechanism of helping child birth.
The research result indicates that cost of helping child birth which is available with requirement is equal to 213.250 rupiahs. Gakin which has been used child birth help by a midwife is almost 69, %. From midwife factor as provider which affected the used of helping child birth because substitution cost for helping child birth of Gakin is low relatively and long duration of cost liquefaction process of helping childbirth. From child birth mother factor of Gakin, as a factor which affected the lower of using a child birth by midwife such as: ignorance of Gakin that child birth by midwife is not getting charge and they are worry to pay high cost if they are helped by a midwife.
From marginal result of this research, it was suggested to government and society efforts to improve the health service access for Gakin, especially the service of helping child birth by adjustment return the cost of helping child birth which is available with requirement, facilitating the cost liquefaction mechanism of helping child birth, socialization concerning Gakin rights to get health service and also the improvement of midwife performing in countryside.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T20059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>