Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132934 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Panggabean, Riolina Ida Lamtiur
"Ke depan organisasi pemerintah miskin struktur kaya fungsi, yang diwujudkan melalui berbagai macam jabatan fungsional. Salah satu jabatan fungsional yang butir kegiatannya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Badan Pengawas Obat dan Makanan adalah Pengawas Farmasi dan Makanan. Jabatan fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan merupakan salah satu upaya strategis untuk meningkatkan kinerja dan sekaligus merupakan alternatif pengembangan karir yang sangat diminati oleh SDM di Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Beban kerja BPOM dalam upaya pengawasan terhadap mutu, keamanan dan efikasi atau manfaat obat, obat tradisional, makanan, kosmetika, perbekalan kesehatan rumah tangga dan bahan berbahaya, baik yang beredar di Indonesia maupun untuk produk ekspor semakin meningkat dan semakin kompleks. Semakin terbukanya akses pasar global, akan semakin banyak beredar produk ilegal dan produk palsu. Sehingga semakin banyak kasus pro justicia di bidang farmasi dan makanan. Beban kerja yang berat dan sangat beresiko di lapangan inilah yang pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Pengawas Farmasi dan Makanan.
Oleh karena itu pengembangan karir sebagai pejabat fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan selain menarik dari segi profesionalisme dan orientasi kinerja, juga dari segi pencapaian jenjang jabatan dan pangkat tertinggi sebagai pegawai negeri sipil dan akhirnya adalah tunjangan jabatan itu sendiri.
Pelaksanaan jabatan fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan di lapangan harus sesuai dengan harapan setiap SDM. Oleh karena itu diperlukan sistem yang dapat melakukan penilaian dan penetapan (perhitungan) angka kredit serta dapat melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan jabatan fungsional tersebut.
Untuk itu dirancang suatu prototip aplikasi program otomasi Sistem Informasi Bagi pengembangan Karir Pejabat Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan, BPOMRI, yang diharapkan akan dapat melakukan penilaian dan penetapan (perhitungan) angka kredit serta dapat melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan di lapangan. Otomasi penilaian dan penetapan (perhitungan) angka kredit serta monitoring dan evaluasi tersebut dapat meringankan beban Tim Penilai dan pihak manajerial yang menangani jabatan fungsional yang menyita banyak tenaga, waktu dan biaya.
Prototip ini merupakan pemecahan awal, yang masih harus dikembangkan menjadi suatu sistem yang utuh. Untuk itu sangat diperlukan dukungan pimpinan BPOM untuk mewujudkannya, baik dari segi legalitas pengadan maupun dari segi penganggaran agar memberikan prioritas pengadaan sistem tersebut.
Untuk keberhasilan sistem jabatan fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan juga perlu dilakukan sosialisasi yang ditata dan terus menerus kepada setiap SDM di setiap level bahwa pejabat fungsional adalah partner yang setara bagi pejabat struktural dalam pencapaian visi dan misi BPOM, selain diperlukan juga pendidikan dan pelatihan yang terstruktur bagi pejabat fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan guna memenuhi kompetensi dalam menjalankan tugas jabatannya.

Information System Modelling for Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan career development in Badan POM (National Agency of Drug and Food Control Indonesia)In the future, the government organization chart is designed to be simple but rich of functions. Various of functional services will be implemented. One of it is Jabatan Fungsional Pengawas farmasi dan Makanan.
Pengawas Farmasi dan Makanan is one of many strategic plan to increase Badan POM performance and interesting alternative career development for staff.
Global trade's affects the increasing of Badan POM's responsibility in pharmaceuticals and food control such as medicines, traditional medicines, medical devices and other commodities under Badan POM controlled. This situation opens the opportunity for distribution of illegal and counterfeit product; it is realized that the increase of pro justicia cases in pharmaceutical and food as the effects of those condition. Badan POM assumes that high risk responsibility.
Jabatan fungsional is interesting career development tract because its professionalism, performance oriented, career opportunity and of course the allowance as well.
Since the implementation of jabatan fungsional has to meet the staff needs, therefore the existing system that can evaluate, determine and to monitor its implementation is absolutely needed.
For that purpose it is designed an application prototype of automation system for jabatan fungsional pengawas farmasi dan makanan progress, in order to less the appraiser team duties and also to make the budget efficiency. The proposed prototype is beginning of the whole system to manage the implementation of jabatan fungsional in Badan POM. There are many supports have to be input to grow the prototype becomes the complete system such as, management, budget and legal aspects as well. Structured and consistent socialization is needed also to keep the pengawas farmasi dan makanan informed that structural and functional services are colleagues to achieve together the Badan POM mission and vision. Education and structured training are important and should be performed to fill them up with the competencies in their works.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13162
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pipit Sulistiyani
"ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi di BPOM berlangsung dari tanggal 08-30 September 2015. PKP di BPOM bertujuan agar mahasiswa apoteker mengerti peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker di instansi pemerintahan, memiliki wawasan tentang pelaksanaan pekerjaan kefarmasian, dan memiliki gambaran nyata akan permasalahan pekerjaan kefarmasian yang terjadi di pemerintahan. Agar mahasiswa lebih memahami tentang peranan dan kegiatan di Badan POM maka mahasiswa apoteker diberikan tugas khusus untuk mengkaji laporan tahunan PPOM terkait tindak pidana obat dan makanan ilegal. Berdasarkan kegiatan PKP yang dilakukan dapat diketahui dan disimpulkan bahwa peran apoteker di BPOM salah satunya adalah menjadi seorang Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang mampu melakukan investigasi awal dan peyidikan serta evaluasi dan monitoring obat dan makanan pasca beredar di masyarakat. Sedangkan secara umum Tugas pokok dan fungsi BPOM adalah pengawasan obat dan makanan pre marketing dan post marketing. Mudahnya peredaran obat dan makanan ilegal merupakan salah satu permasalahan yang masih dihadapi oleh BPOM. Berdasarkan kajian terhadap laporan tahunan PPOM dapat diketahui dan disimpulkan bahwa hal-hal yang menyebabkan kurang optimalnya pemberantasan obat dan makanan adalah sanksi hukum yang diberikan kurang memeberikan efek jera, tersangka yang dipidanan bukan aktor intelektual, kejahatan obat dan makanan ilegal merupakan kejahatan yang terorganisir.ABSTRACT Profession Internship at BPOM was held was held for three weeks from September 8th until September 30th 2015. This Profession Internship was intended to make apothecary student understand the role of pharmacist, have insight into the implementation of pharmaceutical practice, and know the issues in pharmaceutical practice in goverment as regulator. To improve the knowledege of student, they give studnet task to review the annual report of PPOM about criminal in food and drug. Based on the activies, pharmacist in BPOM as Penyidik Pegawai Negeri Sipil who can do investigation, monitoring and evaluation post marketing of food and drug. Generaly the role of BPOM is surveillance the food and drug pre marketing and post marketing. The cycle convenience of ilegal food and drug is one of the issues still faced by BPOM. Based on annual review PPOM shows that less optimal eradication of ilegal food and drug caused by punishment did not give the criminals chary, the criminals are not the intelectual actor, and food and grud ilegal is the organized crime."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mela Milani
"Seorang apoteker memainkan peran penting dalam industri farmasi, apotek, dan grosir farmasi. Apoteker harus memenuhi standar kompetensi sebagai persyaratan untuk memasuki dunia kerja dan menjalani praktik profesional. Standar kompetensi apoteker Indonesia terdiri dari sepuluh (10) standar kompetensi sebagai kemampuan yang diharapkan oleh apoteker ketika lulus dan memasuki praktik kerja profesional. Sebagai persiapan dan pengalaman calon apoteker untuk dapat memahami peran apoteker dan meningkatkan kompetensi, Praktek Kerja Profesional Apoteker dilakukan di BPOM RI. Selama PKPA diharapkan bahwa calon apoteker dapat memperluas wawasan, pemahaman, dan pengalaman mereka untuk melakukan pekerjaan farmasi di tempat kerja profesional.


A pharmacist plays an important role in the pharmaceutical industry, pharmacies and pharmaceutical wholesalers.  Pharmacists must meet competency standards as a requirement for entering the workforce and undergoing professional practice.  Indonesian pharmacist competency standards consist of ten (10) competency standards as abilities expected by pharmacists when graduating and entering professional work practices.  As a preparation and experience of prospective pharmacists to be able to understand the role of pharmacists and improve competence, the Pharmacist Professional Work Practice is carried out at BPOM RI. During PKPA it is expected that pharmacist candidates can broaden their horizons, understanding, and experience to do pharmaceutical work in professional workplaces"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wydha Septia Susilaningtyas
"ABSTRAK
Praktik kerja profesi di Pusat Riset Obat dan Makanan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia periode bulan September tahun 2017 bertujuan untuk memahami peranan, tugas, dan tanggung jawab apoteker di Badan POM RI, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan praktik kefarmasian di lembaga pemerintahan, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan di lembaga pemerintahan, serta memiliki pengetahuan tentang tupoksi instansi pemerintahan di bidang farmasi khususnya Pusat Riset Obat dan Makanan Badan POM RI. Praktik kerja profesi di Badan POM RI dilakukan selama empat minggu dengan tugas khusus yaitu Uji Toksisitas Subkronis Oral Kratom (Mitragyna speciosa Korth) pada Tikus Putih Galur Sprague Dawley. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengetahui cara uji toksisitas subkronis oral kratom (Mitragyna speciosa Korth) pada tikus putih galur Sprague Dawley

ABSTRACT
Internship at Food and Drug Research Center of Badan Pengawas Obat dan Makanan Republic of Indonesia period September 2017 aims to understand the roles, duties and responsibilities of pharmacists in government institutions of the Badan POM RI, having the insight, knowledge, skills and practical experience to undertake pharmaceutical practice in Government agencies, also have the insight of pharmaceutical practice issues in government institutions, and have the knowledge about the main roles and functions of Government agencies especially in Food and Drug Research Center of Badan POM RI. Internship at Badan POM RI conducted for four weeks with a special assignment is Subchronic Oral Toxicity Test of Kratom (Mitragyna speciosa Korth) on the Sprague Dawley white rat. The purpose of this special assignment is to give knowledge about how to conduct subchronic oral toxicity test of kratom (Mitragyna speciosa Korth) on the Sprague Dawley white rat."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Demetria Ulin Suci Aprilla
"ABSTRAK
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merupakan salah satu Lembaga Pemerintah
Non Kementerian (LPNK) mempunyai tugas melaksanakan pengawasan obat dan makanan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apoteker memiliki peran yang
penting dan terlibat langsung di dalam melakukan fungsi pengawasan tersebut. Tujuan praktik
kerja profesi (PKP) ini adalah memberi wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
pada calon apoteker tentang pekerjaan apoteker di Badan POM. Mahasiswa apoteker ditempatkan
di Pusat Riset Obat dan Makanan untuk melakukan verifikasi metode analisis setirizin HCl
menggunakan spektrofotometer uv-vis secara mandiri. Hasilnya, metode analisis setirizin valid.
PROM melakukan inovasi penelitian dan juga memnuhi permintaan stakeholder PROM, yaitu
direktorat lain yang ada di Badan POM. Peran apoteker di Badan POM adalah melakukan
pengawasan dan inspeksi, standardisasi, manajerial, hukum, hubungan masyarakat (pemberian
informasi), penilaian, riset, pengujian, dan penyidikan. Mahasiswa mendapatkan pengalaman
dalam melakukan verifikasi metode analisis secara mandiri. ABSTRACT The National Agency of Drug and Food Control (BPOM) is a Non-Government
Organization (LPNK) has the task to control drug and food in order to appropiate with the
regulation. Pharmacist have an important role to do this control. The goals of internship are to get
knowledge, skills, and experience about the duties of pharmacist in BPOM. Pharmacist student is
placed in the Centre of Drug and Food Research The National. Agency of Drug and Food Control
to verify the analytical methods cetirizine HCl using uv-vis spectrophotometer independently. As a
result method of analysis cetirizine is valid. PROM make innovation research and also fulfill the
demand of stakeholders PROM (the other directorates in BPOM). The role of the pharmacist in
BPOM is doing supervision and inspection, standardization, managerial, legal, public relations
(giving information), assessment, research, testing, and investigation. Students gain experience in
conducting independent verification of analysis methods. "
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Meliana
"ABSTRAK
Praktik kerja profesi di Badan Pengawas Obat dan Makanan Periode Bulan September Tahun 2017 bertujuan untuk memahami tugas dan tanggung jawab Apoteker di lembaga pemerintahan Pusat Penyidikan Obat dan Makanan Badan Pengawas Obat dan Makanan, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di lembaga pemerintahan, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktek kefarmasian di lembaga pemerintahan seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), khususnya di Pusat Penyidikan Obat dan Makanan. Praktik kerja profesi di BPOM dilakukan selama empat minggu dengan tugas khusus yaitu Analisa Tren Temuan Operasi Pangea X Tahun 2017. Tujuan dari tugas khusus ini untuk memahami peran, tugas dan tanggung jawab Apoteker di Pusat Penyidikan Obat dan Makanan, khususnya dalam Operasi Pangea serta memahami dan menganalisa hasil temuan Operasi Pangea Tahun 2017

ABSTRACT
Internship at National Agency of Drug and Food Control Month Period September 2017 aims to understand the duties and responsibilities of pharmacists in government institutions of the Directorate Drug and Food Investigation Center of National Agency of Drug and Food Control, having the insight, knowledge, skills and practical experience to undertake pharmaceutical practice Government agencies, can also have the insight of pharmaceutical practice issues in government institutions such as the National Agency of Drug and Food Control (NADFC), particularly in the Drug and Food Investigation Center. Practice professional work in NADFC conducted for four weeks with a special assignment is Trend Analysis of Pangea Operation X 2017. The purpose of this special asignment is to understand the duties and responsibilities of pharmacists especially in Drug and Food Investigation Center and analysis Pangea Operation X 2017"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Berwi Fazri Pamudi
"Mahasiswa calon apoteker perlu mengetahui perannya di lingkup pemerintahan sebagai salah satu tempat untuk melaksanakan tugas profesinya kelak. Praktek kerja profesi apoteker merupakan salah satu sarana bagi calon apoteker untuk mendapatkan pengalaman kerja, pengetahuan, gambaran, dan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran apoteker di lingkup pemerintahan. Oleh karena itu, Departemen Farmasi Universitas Indonesia bekerja sama dengan Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan mengadakan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang berlangsung dari tanggal 16 Januari hingga 3 februari 2012 untuk memberikan wawasan kepada calon apoteker mengenai perannya di suku dinas kesehatan."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chintya Puspa Ayu Tirta
"Mahasiswa calon apoteker perlu mengetahui perannya di lingkup pemerintahan sebagai salah satu tempat untuk melaksanakan tugas profesinya kelak. Praktek kerja profesi apoteker merupakan salah satu sarana bagi calon apoteker untuk mendapatkan pengalaman kerja, pengetahuan, gambaran, dan pemahaman yang lebih mendalam tentang peran apoteker di lingkup pemerintahan. Oleh karena itu, Departemen Farmasi Universitas Indonesia bekerja sama dengan Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan mengadakan kegiatan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang berlangsung dari tanggal 16 Januari hingga 3 februari 2012 untuk memberikan wawasan kepada calon apoteker mengenai perannya di suku dinas kesehatan."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Anief
Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986
615.1 MOH i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Bhaktiar Koe
"Pernbentukan kawasan perdagangan bebas oleh banyak negara, termasuk Indonesia, membuat pexsaingan makin ketat, termasuk induslri rumah sakit. Agar dapat bcrtahan, rumah sakit diharapkan dapat mcningkatkan pendapatan dan menekan biaya. Pendapatan lnstaiasi Farmasi RSAB HK hanya mempunyai ratio pcndapatun sebesar 28 - 29 % giari total pendapatan rumah sakit, sedangkan litcmtur menyatakan sekitar 40-50 %. Dineksi rumah sakit mengharapkan pcndapatan ditingkatkan menjadi 40 %.
Dilakukan penelitian kualitatif selama 2 bulan pada bulan April dan Mei 2007 di Rumah Sakit Anak dan Bunda I-Iarapan Kita untuk mengctahui mengapa banyak resep keluar. Jumlah informan sebanyak 21 orang. Kesesuaian infonnasi didapatkan dari informan petugas Instalasi Farmasi dan petugas lain yang mcngetahui/berhubungan dengan aktivitas instalasi. Kecukupan informasi/inf`o|'man clilakukan dengan snow balling efécr. Metode pengumpulan informasi dilakukan dengan wawancara, observasi, dan pemeriksaan data/dokumen. Validitas data dijaga dcngan lriangulasi sumber, metode, dan data/analisis.
Hasil penelitian menunjukkan harga obat mahal, obat tidak lengkap, dan waktu tunggu lama berhubungan dengan rendahnyn pcmanfaatan lnstalasi Farmasi RSAB HK. Peneiusuran lebih lanjut, empat faktor diatas disebabkan:
  1. Forrnularium yang out of date dan tidak ditaati;
  2. Pembayaran vendor dan petty cash yang terlambat,
  3. Kurangnya insentif untuk memotivasi pasien rnembeli opal di RS;
  4. Pengenaan Pajak Pertambahan Nilai yang kurang tepat;
  5. Pengelolaan dan monitoring stok kurang optimum;
  6. SIRS yang tidak dapat digunakan memonitor stok;
  7. Skedul kerja petugas tanpa pcnjadwalan scsuai beban kcrjajam sibuk.
Beberapa hal disarankan untuk mengatasi hal ini berdasarkan kemudahan melakukan, lama waktu pelaksanaan, penggunaan sumbcr daya, dan efektivitas:
  1. Koreksi hai-ga jual obat rajal scsuai aturan PPN;
  2. Mempcrccpal pembayaran vendor dan penggantian petty cash gudang farmasi;
  3. Menerapkan metode stok minimum dan maksimum pada pengelolaan persediaan;
  4. Sosialisasi peian lnstalasi Farmasi dalam memmjang aktivitas RS;
  5. Perbaikan SIRS schingga mampu mcmonitor stok dan melatih petugas menggunakan dengan benar;
  6. Mengatur jadwal masuk petugas sesuai jam sibuk;
  7. Membatalkan rencana penambahan depo ranap;
  8. Penentuan strategi harga dengan super value strategy (kualitas tinggi dan harga murah) untuk jangka pendek (misalnya 1 tahun) dan dilanjutkan dcngan high value strategy (kuaiilus tinggi dengan harga sedang) atau good value strategy (kualitas sedang harga dengan rendah) ditambah pengenaan margin lebih besar untuk obat pasien ranap kelas yang lebih linggi dan obat slow moving, serta perlakuan pembelian obat pasien rawat inap kelas 3 dan intensif sebagai pasien rawat map.

Free trade zone among countries, including Indonesia, create tight competitions in hospital industry. To survive, hospital has to increase revenues and decrease costs. As a government hospital, the ratio of pharmacy installation revenues compared to total revenues is 28 - 29 %. Some literatures indicate higher number reaching 40-50 % for industry average. The management of the hospital is targeting and demanding increased ratio to 40 %.
A qualitative research was conducted in April and May 2007 at the Children and Women Hospital Harapan Kita to detemtine why many prescriptions failed to be used inside and were outside. 21 persons were used as informants. Informations appropriateness was got by using employees of Instalation and other persons who knew lnstalation activity. Snow balling effect in deciding the adequacy of the informants and information was used. Information and data collection was conducted using interviews, observation, and documents/data study. Triangulation of sources, methods and data/analysis were used to maintain the validity of data.
The results of the study show that high price ofthe drugs/medicines, unavailability of some arrays of the medicines, and long queues are the prominent causes of internal prescription leakage. Further investigation reveal above problems were caused by:
  1. Outdated formularium;
  2. Dcllaycd payment lo vendor and reimbursement of the petty cash;
  3. Not enough incentives to motivate patient to buy inside;
  4. In-appropriate application of value added tax;
  5. Not optimized inventory management;
  6. Hospital Information system is unable to monitored drugs stocks;
  7. Evenly distributed staffs allocation, without considering the needs to assign more people at busy hours.
Seven issues are suggested to solve the problems based on feasibility, effcetivity, duration of the afford, and usages of the resources:
  1. Price correction due to in-appropriate of value added tax;
  2. Expedite faster payment to vendors, and expedite reimbursement petty cash;
  3. Apply minimum and maximum stock system to inventory management;
  4. Sosialize the iinance role of thc instalation to Hospital activity;
  5. Upgrade computer program systems and train staffs in better using it;
  6. Reschedule work force so that more staffs are on duty at peak hours;
  7. Abort the plan to establish second In-patient depo;
  8. Rocalculating thc selling price in terms super value strategy (high quality low price) for I year, then to high value strategy (high quality normal price) for good value strategy (normal quality low price), higher margin for higher class of in-patient and slow moving drug, and sell medicine without VA tax to class 3 and intensive in-patient.
    1. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34514
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>