Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52060 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tarigan, B. R. Crysman
"ABSTRAK
Untuk mempelajari perubahan spektrum penyerapan akan digunakan Sun-Fotometer dengan melakukan pemantauan dan pengukuran secara berkesinambungan. Grafik spektrum yang didapat dianalisa dan dibandingkan dengan spektrum yang mengandung polutan dari literatur acuan yang ada.
Dengan menganalisa spektrum pada berbagai panjang gelombang, dapat diketahui tentang adanya penipisan yang terjadi dalam daerah ultraviolet, cahaya teriihat dan infra merah. Sun-Fotometer juga dapat digunakan untuk pemantauan bergeraknya polutan di atmosfer, terutama di daerah perkotaan, yang memiliki sumber polutan yang sangat banyak.
Sun-Fotometer yang digunakan merupakan keterpaduan komponen utama yang terdiri dari Teleskop, Monokromator, Photomultiplier, ADC/Interface, dengan unit Personal Komputer."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faza Arista
"Polusi udara merupakan masalah penting yang terjadi di banyak daerah perkotaan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa 91% orang di dunia menghirup udara yang tidak sehat. Kota-kota besar di Indonesia memang tidak luput dari masalah polusi udara khususnya kota Bandung. Sebagai kota metropolitan terbesar di Jawa Barat, Kota Bandung terus mengalami peningkatan pertumbuhan penduduk yang mengakibatkan bertambahnya luas lahan terbangun dan penurunan luas kawasan hijau. Hal tersebut dapat menimbulkan permasalahan berupa penurunan kualitas udara. Ditunjang dengan kondisi fisik Kota Bandung yang berupa cekungan sehingga sulit ditiup angin untuk menghilangkan konsentrasi pencemar yang ada.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara spasial sebaran pencemar di Kota Bandung dan menganalisis hubungan sebaran pencemar dengan pola sebaran suhu permukaan tanah, kerapatan bangunan dan kerapatan vegetasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kadar pencemar dan citra Landsat 8 bulan kemarau tahun 2018.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode spasial berupa Interpolasi Terbalik Jarak Terbalik, Suhu Permukaan Tanah, Indeks Bangun Beda Normalisasi, dan Indeks Vegetasi Beda Normalisasi. Uji statistik menggunakan korelasi dan regresi Pearson Product Moment. Survei lapangan dilakukan untuk memverifikasi data tutupan lahan sebagai pengganti kerapatan vegetasi dan kerapatan bangunan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model spasial sebaran konsentrasi pencemar menunjukkan pola yang hampir sama pada bulan kemarau tahun 2018 yaitu suhu permukaan tanah dan kerapatan bangunan yang relatif tinggi serta kerapatan vegetasi yang relatif rendah, kandungan pencemar yang tinggi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa suhu permukaan tanah, kerapatan bangunan dan kerapatan vegetasi memiliki korelasi yang cukup kuat dengan pencemar dan hasil regresi menunjukkan bahwa suhu permukaan tanah, kerapatan bangunan dan kerapatan vegetasi berpengaruh signifikan terhadap pencemar.

Air pollution is an important problem that occurs in many urban areas. The World Health Organization (WHO) states that 91% of people in the world breathe unhealthy air. Big cities in Indonesia are not free from air pollution problems, especially the city of Bandung. As the largest metropolitan city in West Java, the City of Bandung continues to experience an increase in population growth which results in an increase in the area of ​​built land and a decrease in the area of ​​green areas. This can cause problems in the form of decreased air quality. Supported by the physical condition of the city of Bandung in the form of a basin so that it is difficult to blow the wind to remove the existing pollutant concentration.
This study aims to spatially analyze the distribution of pollutants in the city of Bandung and to analyze the relationship between the distribution of pollutants and the distribution patterns of soil surface temperature, building density and vegetation density. The data used in this study are pollutant levels and Landsat 8 images of the dry months of 2018.
The method used in this study is a spatial method in the form of Reverse Interpolation, Land Surface Temperature, Normalization Difference Build Index, and Normalized Difference Vegetation Index. Statistical test using Pearson Product Moment correlation and regression. Field surveys were conducted to verify land cover data as a substitute for vegetation density and building density. The results showed that the spatial model of the distribution of pollutant concentrations showed a similar pattern in the dry month of 2018, namely relatively high ground temperature and building density and relatively low vegetation density, high pollutant content.
The results of statistical tests show that soil surface temperature, building density and vegetation density have a strong enough correlation with pollutants and the regression results show that soil surface temperature, building density and vegetation density have a significant effect on pollutants.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Aliya Fadhila
"Pencemaran udara ruang dan maraknya berbagai bakteri serta virus di udara memerlukan perhatian. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas udara adalah dengan menggunakan alat purifikasi udara. Untuk mendapatkan unit purifikasi udara terbaik yang dapat mengurangi berbagai polutan seperti gas toksik dan polutan biologi, maka dibutuhkan kombinasi dari beberapa teknologi, yaitu teknologi fotokatalisis, UVC, dan plasma ion. Protipe alat purifikasi udara ruang terdiri dari bagian-bagian utamanya yaitu blower untuk mensirkulasi udara masuk- keluar alat, komposit fotokatalis berbasis TiO2 yang dilengkapi sinar UVC germisidal untuk mendegradasi bakteri dan virus, dan generator plasma ion negative untuk menetralkan oksigen aktif berbahaya, membersihkan partikulat serta disinfeksi bakteri dan virus yang masih tersisa. Fotokatalisis TiO2 dilapiskan pada penyangga alumunium honeycomb dan karbon. Hasil karakterisasi SEM-EDX dan XRD menunjukkan persebaran TiO2 lebih baik dengan penyangga karbon. Pada degradasi polutan gas toksik (Formaldehida, Total Volatile Organic Compounds (TVOC), dan CO) digunakan formaldehyde detector dan Gas Analyzer, dilakukan perbandingan pada kondisi alat, dan didapatkan kombinasi dari ketiga teknologi dengan penyangga karbon yang terbaik yaitu dapat menurunkan 92% konsentrasi formaldehida dan TVOC dalam waktu 15 menit dan 100% CO dalam waktu 13 menit. Uji kinerja alat untuk disinfeksi polutan biologi dilakukan dengan sampling angka kuman di udara indoor dengan Microbiology Air Sampler menunjukkan pengurangan total angka kuman hingga 73% setelah unit purifikasi udara dinyalakan selama 30 menit.

Indoor air pollution and various bacteria and viruses in the air require attention. One of the efforts to improve air quality is to use an air purifier. To get the best air purification unit that can reduce various pollutants such as toxic gases and biological pollutants, a combination of several technologies is needed, namely photocatalysis technology, UVC, and ion plasma. The prototype room air purifier consists of the main parts, namely a blower to circulate air in and out of the device, a TiO2-based photocatalyst composite equipped with germicidal UVC light to degrade bacteria and viruses, and a negative ion plasma generator to neutralize harmful active oxygen, clean particulates and disinfection of remaining bacteria and viruses. Photocatalyst TiO2 superimposed on aluminum honeycomb and carbon supports. The results of SEM-EDX and XRD characterization showed better TiO2 distribution with carbon buffer. In the degradation of toxic gas pollutants (Formaldehyde, Total Volatile Organic Compounds (TVOC), and CO) a formaldehyde detector and a Gas Analyzer were used, a comparison was made on the condition of the equipment, and the combination of the three technologies with the best carbon buffer was able to reduce 92% of the formaldehyde concentration. and TVOC within 15 minutes and 100% CO within 13 minutes. The performance test of the instrument for disinfection of biological pollutants was carried out by sampling the number of germs in the indoor air with the Microbiology Air Sampler, which showed a reduction in the total number of germs up to 73% after the air purification unit was turned on for 30 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurkhamila Risalah
"Peningkatan temperatur global terbentuk dari pemanasan lokal, salah satunya adalah fenomena pulau panas perkotaan. Peningkatan temperatur tersebut disinyalir disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat berbagai aktivitas manusia, terutama di wilayah perkotaan seperti DKI Jakarta. Penggunaan tanah sebagai representasi jumlah penduduk dan aktivitas manusia yang menjadi sumber polutan udara, dapat mempengaruhi pola distribusi suhu permukaan daratan (SPD) yang diperoleh melalui pengolahan citra MODIS Terra. Dengan melakukan analisis spasial uji korelasi antara polutan udara (NO2, SO2, dan TSP) dengan SPD, dapat diketahui hubungan antara polutan udara dan SPD yang menjadi tujuan dari penelitian ini. Kemudian dibuat model spasial distribusi polutan untuk mengetahui sebaran polutan udara menurut variasi nilai SPD.
Hasil analisis menunjukkan bahwa korelasi konsentrasi NO2 dan SO2 dengan SPD memiliki hubungan sebesar 0,289 dan 0,246. Model distribusi spasial konsentrasi NO2 dan SO2 menurut SPD menunjukkan pola yang tersebar hampir di seluruh wilayah DKI Jakarta terutama pada SPD yang relatif tinggi dan pada penggunaan tanah permukiman, industri dan jasa/komersial. Pola distribusi SPD hasil pengolahan citra MODIS Terra di DKI Jakarta dapat digunakan untuk memprediksi pola distribusi konsentrasi NO2 dan SO2 di udara.

Increase the global temperature is formed by local heated, one of the phenomenon is urban heat island. Increase of the temperature approximately caused by the rise of green house gases concentration due to human activities, paticularly in urban area such as Jakarta. Landuse as a representation of human activities become a source of air pollution and can be used as an illustration to analyze the pattern of land surface temperature distribution. With the statistical method correlation between air pollutant and the land surface temperature (MODIS Terra LST result processing) might be known the relationship between air pollutant and the land surface temperature, which is the objective of this study. Then create a model of the pollutant spatial distribution to determine the pollutant spatial distribution on the land surface temperature variance.
The result shows that the NO2 and SO2 have a relationship with the land surface temperature, with each correlation value (r) 0,289 and 0,246. Spatial distribution of NO2 and SO2 are spread in almost the whole Jakarta, particularly on high land surface temperature relatively and on the land-use of residential, industrial area and service / commercial area.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1235
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Safitri
"Risiko kesehatan akibat pajanan polutan indoor bisa jadi lebih tinggi daripada outdoor karena durasi kontak yang lebih lama dan konsentrasi polutan indoor pada beberapa kasus lebih tinggi dibandingkan polutan luar ruangan. Sekolah dasar seringkali luput dari pandangan padahal anak usia sekolah dasar (SD) lebih rentan terhadap paparan polutan kimia. Hal ini disebabkan karena anak-anak pada usia 7 sampai 14 tahun menghirup 50% lebih banyak udara dibanding orang dewasa, serta sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan jaringan dan organ dengan pesat. Penelitian ini merupakan tinjauan literatur sistematis yang bertujuan untuk melihat gambaran jenis, konsentrasi, dan faktor risiko yang menyebabkan terjadinya pajanan polutan kimia pada ruang kelas sekolah dasar. Inklusi dari penelitian ini adalah literatur yang menggunakan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia, dipublikasikan pada rentang waktu tahun 2017 sampai 2020, dapat diakses secara full text, dan dapat menjawab pertanyaan penelitian. Dari 3.652 literatur yang teridentifikasi, 18 literatur terpilih dalam studi ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis polutan kimia yang paling banyak dibahas dalam tinjauan literatur sistematis di ruang kelas sekolah dasar adalah VOC, CO2, dan NO2 dengan konsentrasi antara 0,0001-1,265 ppm (VOC), 411-2009 ppm (CO2), dan 4.89-126 mg/m3 (NO2) yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti emisi kendaraan (15,79%), aktivitas penghuni (9,21%), sistem ventilasi (9,21%), aktivitas pembersihan ruangan (9,21%), dan pemanfaatan bahan artistik (6,58%).

Health risks associated with indoor pollutants exposure may be higher than outdoor due to longer contact duration and in some cases, higher concentrations of indoor than outdoor air contaminants. Indoor air quality of elementary schools need to be assessed since children at elementary school-age children are more susceptible to chemical pollutants exposure. Moreover, children at age 7 to 14 years breathe more air at about fifty percent than adults, and are experiencing rapid growth and development of tissues and organs. This research is a systematic literature review that aims to investigate the types, concentrations, and risk factors of chemical air pollutants in elementary school classrooms. The inclusions criterias of this study are available in English and Bahasa Indonesian, published between 2017 – 2020, free access full text, and relevant to research questions. 3,652 literatures were identified and 18 literatures were selected. It was found that the most studied chemical pollutants were VOC, CO2, and NO2 with the range of concentrations at 0,0001-1,265 ppm (VOC), 411-2009 ppm (CO2), and 4.89-126 mg/m3 (NO2). Concentration of those pollutants is influenced by various factors, such as close to vehicle emissions (15.79%), occupant activity (9.21%), ventilation system (9.21%), room cleaning activity (9.21%), and the use of artistic material (6.58%)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fa`Iza Ramadhani
"Penyebab kerusakan lingkungan akibat polutan udara dihasilkan dari gas hasil pembakaran bahan bakar fosil seperti gas NOx. Metode penyisihan basah memanfaatkan kontak antara gas dengan cairan absorben yang dapat diaplikasikan pada teknologi membran kontaktor serat berongga yang memiliki luas permukaan kontak yang lebih besar dibanding teknologi konvensional. Absorben HNO3 yang digunakan mengubah bentuk molekul NOx menjadi asam nitrat dengan bantuan autokatalis seperti H2O2, efisiensi penyisihan gas NOx menjadi semakin tinggi. Material serat membran polyvinylidene difluoride digunakan pada pengujian yang dilakukan dengan menutup ujung keluaran bagian tabung agar gas berdifusi melalui pori membran menyerupai reaktor gelembung. Variasi laju alir umpan gas NOx memengaruhi perubahan keempat parameter yang diuji. Variasi konsentrasi larutan absorben H2O2 dan jumlah serat membran memengaruhi parameter keefektifan penyisihan, koefisien perpindahan massa, dan NOx loading. Penyisihan gas NOx maksimum pada penelitian ini adalah sebesar 99,8% yang didapatkan dengan konsentrasi H2O2 sebesar 0,1% b/v, laju alir gas umpan sebesar 100 mL/menit, dengan modul membran sebanyak 40 buah.

Environmental damage is caused by air pollutants mainly generated from combustion flue gas such as NOx gas. Wet scrubbing utilizes gas-liquid absorbent contact which can be applied to hollow fiber membrane contactors that have a larger contact surface area than conventional technology. Absorbent HNO3 used can change NOx form to nitric acid with the help of an autocatalyst such as H2O2 can enhance the efficiency of NOx isolation. Membrane fiber material polyvinylidene difluoride (PVDF) is used in research that is conducted to examine NOx isolation performance. One end of the membrane contactor is sealed; thus, gas could diffuse through membrane pores similar to bubble column reactor. Feed gas NOx flow rate variance gives changes in all four of the parameters. Auto catalyst H2O2 concentration and the number of fiber variance affects significantly on absorption efficiency, mass transfer coefficient, and NOx loading. Maximum NOx isolation achieved in this research is 99,8% with 0,1% wt H2O2 concentration, 100 mL/min feed gas flow rate with membrane module consisted of 40 fibers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Pencemaran air oleh logam berat Pb (II) akibat kegiatan industri telah menarik perhatian dunia secara signifikan karena memiliki efek yang merugikan bagi lingkungan. Disisi lain melimpahnya senyawa fosfat di perairan menambah masalah eutrofikasi yang menyebabkan alga blomming dan pertumbuhan tanaman air yang tidak terkendali. Adsorpsi merupakan metode yang efektif dengan harga ekonomis untuk mengatasi permasalahan limbah Pb (II) di perairan. Pemanfaatan tanaman air sebagai biosorben telah dikembangkan demi tujuan tersebut namun masih memiliki beberapa kelemahan. Pada penelitian ini, teknik immobilisasi dilakukan pada spesies tanaman air Duckweed (Lemna perpusilla Torr) pada nanopartikel magnetit dengan penambahan Ca-alginat sebagai adsorben yang memiliki efektifitas tinggi. Adsorben tersebut memiliki pH optimum 10, waktu kontak optimum pada menit ke-90, dan suhu 25oC dengan kemampuan mengadsorpsi terbaik hingga 49,28 mg/g (dengan %Adsorpsi 98,55%) dalam penyerapan logam Pb (II). Nanopartikel magnetit akan mempermudah separasi adsorben dengan memberi medan magnet yang kuat. Nilai %Recovery sebesar 77,75% dalam eluen HNO3 1M yang dimiliki adsorben menjadikan adsorben dapat digunakan kembali. Karaterisasi dengan FTIR menunjukkan adanya gugus fungsi yang berperan aktif dalam proses penyerapan logam Pb (II)., Water pollution by heavy metals Pb (II) as a result of industrial activities has attracted worldwide attention significantly because it has a detrimental effect on the environment. The abundance of phosphate compounds in water is also adding to the problem of eutrophication which causes blooming algae and aquatic plant growth uncontrolled. Adsorption is an effective method with economical prices to overcome the problems of waste Pb (II) in water. Utilization of water plants as biosorbent been developed for this purpose, but still have some weaknesses. Immobilization technique performed on the species of aquatic plants Duckweed (Lemna perpusilla Torr) on magnetite nanoparticles with the addition of Ca-alginate as an adsorbent which has a high effectiveness. The adsorbent has an optimum pH 10, the optimum contact time within the 90 minute, and temperature of 25oC with the best ability to adsorb up 49.28 mg/g (in %Adsorption 98.55%) in the absorption of Pb (II). With the magnetite nanoparticles will facilitate the separation of the adsorbent with a given magnetic field in its application in water because it has a strong magnetic power. Value%Recovery of 77.75% in 1M HNO3 eluent makes adsorbent can be reused. Characterization with FTIR showed the presence of functional groups that play an active role in the process of absorption of Pb (II)]"
Universitas Indonesia, 2014
S58531
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Glass bracelets from Samudera Pasai is made using simple technology with low temperature combustion level. It,s possible that glass bracelets are the goods in a mass production to be accessible by the public. during that period , glassmaking technique with better quality has been known much earlier in other parts of Nusantara. Glass bracelets are also known by the name of chettiar."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
""Air tanah banyak digunakan untuk berbagai tujuan sehingga memegang peranan yang besar dalam pembangunan dan pemeliharaan suatu daerah. Tiap harinya manusia sangat bergantung akan air yang layak dan cukup untuk dikonsumsi. Oleh sebab itu kuantitas serta kualitas air tanah menjadi hal yang sangat penting. Kuantitas dan kualitas air tanah selalu mengalami perubahan sebagai akibat dari kegiatan di alam termasuk manusia di dalamnya. Untuk menentukan kualitas air yang masih layak digunakan baik untuk pertanian, industri, maupun untuk keperluan manusia sehari-hari, maka perlu adanya serangkaian tes atau uji standar. Hasil dari berbagai uji tersebut selanjutnya dibandingkan dengan standar kelayakan sesuai keperluannya. Studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air tana memungkinkan kita untuk memprediksi kualitas kehidupan masa depan bila dibandingkan dengan kondisi saat ini. Salah satu alternatif pemecahan masalah yang bisa diusahakan adalah dengan membuat suatu perangkat lunak yang handal dan terjangkau hasil pengembangan model matematika yang mampu mensimulasikan pola peyebaran polutan pada lapisan tanah jenuh air. Untuk menjawab masalah tersebut maka dikembangkanlah model komputer ""GW-Contaminant"" di Laboratorium Hidrolika, Hidrologi, dan Sungai Jurusan Sipil FTUI. Namun untuk mendapatkan suatu perangkat lunak yang handal maka perlu dilakukan serangkaian uji coba dengan melakukan validasi model dalam kemampuannya melakukan simulasi fisik tertentu. Dalam karya tulis ini simulasi fisik yang akan dilakukan adalah penyebaran polutan dua dimensi vertikal, dengan cara menghambat aliran polutan tersebut dengan turap pada lapisan tanah homogen jenuh air. Simulasi fisik dilakukan di laboratorium menggunakan alat drainage and seepage tank dengan memperhatikan kompatibilitas model fisik tersebut dengan model komputer ""GW-Contaminant"" agar diperoleh proses perbandingan yang setara. Dari hasil validasi melalui pembandingan setara tersebut diharapkan kehandalan 'GW-Contaminant"" dapat teruji dan masalah kebutuhan akan perangkat lunak air tanah yang handal dan terjangkau dapat terpenuhi.""
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S34967
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>