Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79623 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Ambar Mawardi
"Indonesia telah banyak melakukan pembaharuan dalam bidang kesehatan namun bukan berarti masalah kesehatan telah terselesaikan. Dalam rangka menjalankan visi dan misi baru yaitu Menuju Indonesia Sehat 2010, Depkes telah mendorong dan mendukung pembentukan Koalisi untuk Indonesia Sehat.
Meskipun telah banyak kegiatan yang dilakukan dan dihasilkan oleh Koalisi untuk Indonesia Sehat, pemantauan harus tetap dilakukan. Sementara itu, untuk mendukung pemantauan tersebut diperlukan sistem informasi yang menjadi poros untuk mengalirkan informasi.
Sistem informasi yang ada di sekretariat Koalisi untuk Indonesia Sehat sampai saat ini belum dapat sepenuhnya mendukung pemantauan kegiatan Koalisi untuk Indonesia Sehat karena selain kurangnya sumber daya manusia dan komitmen pihak manajemen, sistem informasi ini belum dapat mengintegrasi data-data yang ada, sering terjadi pemasukan data yang sama berulang kali, belum dapat mendeteksi kesalahan pengetikan, belum terdapat proses otomasi dalam mengeluarkan data, kurangnya kemampuan sumber daya manusia dalam memisahkan input dan output dan belum memanfaatkan program database.
Sistem informasi yang dikembangkan adalah sistem informasi yang bersifat mikro (kecil) yaitu pengembangan perangkat lunak untuk pemantauan kegiatan Koalisi untuk Indonesia Sehat. Dalam mengembangan sistem informasi ini, penulis membatasi hanya sampai pada perancangan dan uji coba sistem.
Metode yang digunakan dalam mengembangan sistem informasi pemantauan kegiatan Koalisi untuk Indonesia Sehat yaitu Metode Daur Hidup Pengembangan Sistem (System Development Life Cycle) meliputi studi kelayakan, rencana pendahuluan, analsis sistem, perancangan dan uji coba. Lokasi pengembangan sistem informasi ini yaitu di kantor sekretariat Koalisi untuk Indonesia Sehat dan waktu kegiatan dilakukan pada pada bulan Juni-Juli 2003.
Pada tahap studi kelayakan diperoleh daftar kebutuhan yang akan dipergunakan untuk sistem baru. DAD Konteks dibuat pada tahap rencana pendahuluan sedangkan telaah dokumen dan wawancara tak terstruktur diperlukan pada tahap analisa sistem untuk membuat DAD Tahapan. Pada tahap perancangan sistem dilakukan perancangan basis data yaitu pembuatan kamus data, hubungan antar label dan algoritma proses serta perancangan fisik yaitu spesifikasi program yang disertai dengan model tampilan layar untuk pembuka, input dan output.
Pada studi ini dapat disimpulkan bahwa Diagram Aliran Data (DAD), kamus data, hubungan antar Label dan algoritma proses yang merupakan model konseptual dan logis telah tersedia untuk sistem yang baru. Model tampilan layar untuk pembuka, input dan output yang merupakan model fisik juga telah tersedia untuk sistem informasi yang baru. Begitu pula dengan program aplikasi dan laporan-laporan yang dibutuhkan Koalisi untuk Indonesia Sehat telah tersedia.
Adapun saran-saran dari studi ini antara lain perlunya peninjauan terhadap sistem informasi setelah satu setengah tahun berjalan selama data yang dimasukan ada, pentingnya kerjasama dengan pihak manajemen dalam mendukung pengembangan sistem informasi, adanya perangkat lunak ini diharapkan dapat membantu dalam menyiapkan data untuk keperluan Membership Award, membuat peta tentang koalisi lokal dan mengembangkan sistem informasi lain dengan menggunakan website yang dimiliki Koalisi untuk Indonesia Sehat (www.koalisi.org), tidak hanya dapat digunakan untuk sekretariat Koalisi untuk Indonesia Sehat tapi juga anggotanya seperti koalisi lokal (propinsi dan kabupaten/kota) serta memberikan kesempatan kepada mahasiswa atau peneliti yang tertarik dalam mengembangkan sistem informasi yang ada di sekretariat Koalisi untuk Indonesia Sehat.
Daftar Bacaan : 18 (1999-2003)

Developing Software for Monitoring of Koalisi untuk Indonesia Sehat ActivityIndonesia has been doing a lot of innovation on health but it doesn't mean health problems have been gone. To achieve its mission and vision on Indonesia Sehat 2010, Depkes has supported on declaration of Koalisi untuk Indonesia Sehat.
Even though Koalisi untuk Indonesia has been doing a lot of activities and raising achievements, monitoring must be continually done. Meanwhile, it will need information system to support monitoring that becomes axis for flowing of information.
Information system at secretariat Koalisi untuk Indonesia Sehat has not completely supported to monitoring of Koalisi untuk Indonesia Sehat activities. Beside lack of human resource and commitment, the information system has not integrated all data yet, there're redundancy of data, it could not detected wrong typing, it has not automatically produced information, lack of capability on separating of input and output, and it has not used database software.
Information system that would be developed is micro information system that is developing software for monitoring of Koalisi untuk Indonesia Sehat activities. This study on Developing software for monitoring of activities, was only done up to system design and testing.
The method of developing software for monitoring of Koalisi untuk Indonesia Sehat activities was using System Development Life Cycle which consisted of study of feasibility, early planning, system analysis, system design and testing. Location on developing software for monitoring of Koalisi untuk Indonesia Sehat activities was in secretariat Koalisi untuk Indonesia Sehat and schedule was about June-July 2003.
From study of feasibility was produced list of needs for new system that would be used for producing DFD Context. The result of document reviews and interviewing to informants, would be needed for producing DFD Leveled in system analysis. Meanwhile, there were database design such as data dictionary, data relationship and flow chart of process and physic design such as specific program including interface model of starting, input and output.
This study can be concluded that Data Flow Diagram, data dictionary, data relationship and flow chart of process that were conceptual and logic model has been provided for new system. The Interface model of starting, input and output that were physic model has been provided for new system. Also with application program and the reports has been provided for monitoring of Koalisi untuk Indonesia Sehat activities.
The recommendations of this study on developing software for monitoring of Koalisi untuk Indonesia Sehat are to conduct evaluation of system after one and half years as long as data has been input, to cooperate with management on supporting of system development, to provide data on Membership Award and mapping of local coalition, to develop other information system with using of Koalisi untuk Indonesia Sehat website (www.koalisi.org), system can be used not only for secretariat of Koalisi untuk Indonesia Sehat but also for members such as local coalitions (provincial and district/city coalitions), to give opportunity to student and researcher who interest on system development in secretariat of Koalisi untuk Indonesia Sehat.
References: 18 (1999-2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12970
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Hargono
"Peranserta masyarakat merupakan suatu keharusan (conditio sine qua non) dalam berbagai program pembangunan termasuk program pembangunan kesehatan masyarakat. Walau demikian, belum ada indikator dan cara pengukurannya yang bersifat menyeluruh sesuai dengan konsep peranserta itu sendiri. Hal tersebut disebabkan karena peranserta masyarakat hanya dianggap sebagai pendekatan untuk mencapai tujuan sehingga banyak upaya untuk menumbuhkan peranserta daripada menelaah peranserta itu sendiri. Disamping itu, komponen utama peranserta, yaitu motivasi, tidak mudah untuk diamati.
Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan indikator peranserta masyarakat yang menyeluruh dan cara pengukurannya pada program pembangunan kesehatan, Sebagai area uji coba adalah program posyandu karena secara konseptual program posyandu memakai pendekatan peranserta masyarakat, berbagai kelompok dalam masyarakat ikut terlibat, dan telah lama dilaksanakan sehingga besar kemungkinannya semua komponen peranserta masyarakat akan didapatkan.
Penelitian ini berlangsung dalam dua tahap. Tahap pertama merupakan tahap eksplorasi untuk mendapatkan data mengenai berbagai kegiatan yang dilakukan pelaku yang terlibat pada program posyandu. Berbagai kegiatan tersebut dapat dipergunakan sebagai indikator yang teramati dan terukur. Data dikumpulkan dengan metode wawancara mendalam terhadap semua pelaku yang terlibat pada program posyandu disertai pengamatan kegiatan sehingga didapatkan gambaran menyeluruh kegiatan posyandu. Data dianalisis dengan metode telaah etnografis untuk mengetahui ranah dari peranserta masyarakat. Selanjutnya dilakukan klasifikasi dan kategorisasi tiap kegiatan dalam suatu terminologi indikator. Selanjutnya tiap indicator ditentukan gradasinya sehingga dapat dipakai sebagai acuan pengukuran. Hasil tahap pertama berupa instrumen daftar indikator dan cara- pengukuran indikator tersebut.
Tahap kedua merupakan uji coba instrumen indikator dan pengkuran peranserta masyarakat pada program posyandu di dua daerah yang mempunyai karakteristik kegiatan posyandu yang berbeda, yaitu di Kecamatan Ndona dan Ngaluroga, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, dan Kecamatan Garut Kota dan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Perbedaan tersebut mencakup karakteristik geografi, usia kegiatan, karakteristik kader, model pembinaan, dan. latar belakang sosial dan budaya. Perbedaan tersebut secara teoritis berpengaruh pada derajat peranserta masyarakatnya. Mempunya instrumen hasil penelitian tahap I menampakkan perbedaan derajat peranserta masyarakat menunjukkan bahwa instrumen tersebut dapat dipakai untuk mengukur derajat peranserta masyarakat.
Analisis faktor dengan rotasi varimax dilakukan terhadap data tahap II sebagai konfirmasi klasifikasi dan kategorisasi variabel pembentuk indikator hasil telaah etnografi tahap I. Untuk membedakan derajat peranserta masyarakat di dua daerah yang berbeda dipakai uji `t-test' dengan derajat kebermaknaan 95%.
Hasil tahap I menunjukkan terdapat 3 kelompok anggota masyarakat yang terlibat dalam kegiatan posyandu yaitu (1) kelompok tokoh masyarakat, sebagai pemimpin dan pembina semua kegiatan pembangunan di wilayahnya, (2) kelompok kader, sebagai pelaksanan kegiatan, dan (3) kelompok balita, ibu hamil, dan ibu dalam periode menyusui sebagai pemanfaat pelayanan posyandu. Didapatkan 5 indikator yang merupakan komponen peranserta masyarakat sebagai hasil analisis peran ketiga kelompok tersebut pada program posyandu, yaitu (l) indikator pengelolaan yang menilai peranserta masyarakat pada aspek proses pengambilan keputusan, pembinaan, dan pengorganisasian, (2) indikator administrasi, yang menilai aspek pencatatan dan pelaporan. (3) indikator kontribusi, yang menilai besar kontribusi anggota masyarakat baik kontribusi tenaga, finansial, material dan saran, (4) indikator pemanfaatan, yang menilai tingkat pemanfaatan posyandu oleh kelompok sasaran, dan (5) indikator pendukung kegiatan yang menilai berbagai kegiatan sebagai pendukung kegiatan yang mengarah pada perkembangan posyandu.
Analisis tahap II menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada seluruh indikator peranserta masyarakat antara Kabupaten Garut dan Kabupaten Ende, dengan nilai untuk kabupaten Garut lebih tinggi sebagaimana yang diharapkan. Namun beberapa catatan perlu diperhatikan untuk beberapa indikator. Dengan adanya perbedaan sosial dan budaya pada masyarakat yang berbeda, diperlukan analisis sub komponen indikator pengelolaan. Secara keselunthan, nilai indikator pengelolaan di kedua daerah adalah sama. Namun pada analisis sub komponen terlihat bahwa sub komponen satu lebih menonjol di satu daerah dan sebaliknya sub komponen lain lebih menonjol di daerah yang lain.
Dengan adanya perbedaan jenis kegiatan yang disebabkan perbedaan usia program yang berdampak pada perbedaan kemampuan pelaksana program dan kemampuan penyelenggaraan posyandu, posyandu yang mempunyai jenis kegiatan lebih banyak akan mempunyai nilai lebih tinggi untuk indikator administrasi dibandingkan posyandu dengan jenis kegiatan yang lebih sedikit. Untuk membuat supaya sebanding, kegiatan pencatatan sebagia variabel indikator administrasi perlu dipecah menjadi kelompok pencatatan utama yaitu pencatatan kegiatan yang langsung berhubungan dengan penimbangan dan PMT, yang merupakan kegiatan minimal posyandu, dan pencatatan lain yaitu pencatatan yang tidak langsung berhubungan dengan penimbangan dan PMT seperti pencatatan kegiatan imunisasi, pembagian tablet besi dan vitamin kepada ibu hamil dan ibu pasca persalinan, dan kegiatan lain. Walaupun kegiatan perawatan pra persalinan dari pasca persalinan juga merupakan kegiatan utama posyandu, sehingga juga merupakan tugas kader, namun pada kenyataannya kegiatan tersebut masih sangat tergantung pada petugas kesehatan sehingga dalam pengukurannya pencatatan perlu dipisahkan dari penimbangan dan PMT.
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa instrumen ini dapat dipergunakan dalam mengukur derajat peranserta masyarakat pada program posyandu karena cukup mudah melakukannya, dapat menunjukkan adanya perbedaan derajat peranserta masyarakat, dan dapat dilakukan pada daerah dengan kondisi sosial dan budaya yang berbeda. Walaupun penelitian ini terbatas pada kegiatan posyandu. namun tidak tertutup kemungkinan memanfaatkan hasil penelitian ini untuk menganalisis derajat peranserta masyarakat pada program kesehatan yang lain, tetapi dengan sedikit modifikasi disesuaikan dengan karakteristik program yang akan dianalisis.
Dengan hasil tersebut, instrumen ini disarankan untuk dipergunakan dalam menelaah peranserta masyarakat dalam program kesehatan, terutama program posyandu. Akhirnya, masih diperlukan penelitian lebih mendalam untuk meningkatkan validitas eksternal yang belum dilakukan secara mendalam pada penelitian ini.

Community participation is considered as 'conditio sine qua non' in community development including community health development. As declaration of Alma-Ata has been stated by WHO, Indonesia enhanced community participation in health development through Village Community Health Development (VCHD) or Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD). Although community participation has been stated clearly by WHO, its implementation occurs differently in different site, so in Indonesia. This difference caused by different point of view of program planners in translating the concept of community participation, which resulting in different execution of the community participation in health program As a result, these differences also suggesting different community participation indicators which resulting in absent of community participation indicator standard.
This study attempt to find out community participation indicators in health development program through qualitative researches approach. Two stages of study have been carried out. First stage, explorative in nature, tried to explore all possible variables by observing and asking every activity done by every people involved in health activities, which used community participation approach, that is Integrated Health Services or Posyandu. The first stage of study has been done in Ende Sub-district by the reason that intensive community participation health program carries out in this area.
The data have been collected was analyzed by employing ethnography assessment. The result of this analysis is a set of groups of variables which suggesting as community participation indicators.
To verify, implementing these indicators in posyandu has done in second stage of the study. Succeeding to differentiate the degree of community participation in two different site of posyandu, which is different in factors influencing the degree of community participation, suggesting that these indicators can be used in analyzing the degree of community participation in health program. This stage of the study has been carried out in Ende Sub-district, East Nusa Tenggara, and Garut Sub-district, West Java. Factor analysis has been used to verify the grouping of variable from the first stage, and student 't' test has been employed to analyze indicator differences between sites.
Five components of community participation, which is suggesting as community participation indicators, have been extracted from first stage of the study. These indicators are (1) Management, (2) Administration, (3) Contribution, (4) Utilization, and (5) Supporting Activities. A management indicator composes of (a) Leadership indicator and (b) Organization indicator. Four components of variables are suggesting as leadership indicator. These are decision-making processes variable, problem-solving variable, assisting variable, and attending variable. Two components of indicator suggesting as an organization indicator, these are existence of organization and consistency of organization.
Second stage of study reveals that these indicators succeed to differentiate the degree of community participation between Ende Sub-district and Garut Sub-district. Even though there is no difference in leadership indicator (p=0.113), there is a difference in the four component of leadership which indicate social and cultural differences between sites. Ende has high degree in attending variable (p=0.0000), while Garut has high degree in decision-making process variable, assisting variable, and problem solving variable (p=4.003, 0.001, and 0.008 consecutively). Contribution indicator cannot be used as community participation indicator as the same amount of financial contribution should be collected from service users.
More attention should be made when analyzing utilization indicator, which count the ratio of the number of under-five child weighing in posyandu and the number of all under-five children. High weighing utilization in one weighing activity does not relate to high degree of utilization in a period of time. Changing attendance of weighing resulting in inconsistency of utilization, which is suggesting 'not high' degree of participation. Counting the number who are continuously weighing in several consecutive months will give more precise degree of utilization indicator of participation.
It has been suggested using these indicators to analyze the degree of community participation in health program. By using these indicators, program planners are able to analyze community participation in health program comprehensively. Furthermore, analyzing community participation in health program by using these indicators directs program planners to weak components of community participation that can be treated promptly. Finally, further study is needed to find out the relationship between the degree of community participation and the behavior changes, which component of community participation has great impact on behavior changes.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
D55
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masyitah
"Kanker payudara adalah salah satu jenis kanker yang paling sering menyerang wanita. Sebagian besar wanita penderita kanker payudara datang ke tempat pengobatan dalam kondisi stadium lanjut, padahal kanker payudara dapat dideteksi secara dini dengan rutin melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran praktik SADARI pada mahasiswi S1 reguler Universitas Indonesia tahun 2013 menggunakan pendekatan Health Belief Model. Sampel adalah 287 mahasiswi S1 reguler Universitas Indonesia dari 12 fakultas, diambil dengan metode estimasi proporsi dengan presisi relatif. Hasilnya, sebanyak 51.9% mahasiswi sudah melakukan SADARI, namun hanya 3.3% yang melakukannya secara rutin setiap bulan. Sementara itu variabel usia, pengetahuan, persepsi terhadap manfaat melakukan SADARI, persepsi terhadap hambatan melakukan SADARI, dan persepsi terhadap kemampuan diri melakukan SADARI menunjukkan hubungan yang signfikan dengan praktik SADARI.

Breast cancer is one of the most common cancers among women. Most of the women with breast cancer visit the medical practitioner in late stadium, despite the fact that breast cancer can be detected by routinely doing breast self-examination (BSE). The purpose of the current study was to depict breast self-examination practice on undergraduate female students of Universitas Indonesia by using Health Belief Model (HBM) approach. Samples are 287 undergraduate female students of Universitas Indonesia from 12 faculties, calculated by estimating a population proportion with specified relative precision method. The results showed that 51.9% of the participants reported performing BSE, but only 3.3% that performed BSE regularly. Meanwhile, age, knowledge, perceived benefits of BSE, perceived barriers of BSE, and perceived self efficacy significantly associated to BSE practice."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52816
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astuti Dwi Lestari
"Kebisingan di tempat kerja merupakan bahaya yang berisiko menimbulkan dampak terhadap kesehatan bagi pekerja. Pekerja yang terpajan kebisingan dan tidak diatasi dapat menyebabkan gangguan non-auditory berupa gangguan fisiologis, gangguan psikologis, dan gangguan komunikasi. Oleh karena itu, survei ini bertujuan untuk melihat efek kesehatan yang ditimbulkan oleh kebisingan serta hubungan pajanan bising tersebut dengan gangguan non-auditory pada pekerja bagian produksi PT. Tokai Dharma Indonesia. Variabel yang diteliti diantaranya intensitas kebisingan di unit produksi, penggunaan Alat Pelindung Telinga pada pekerja, dan keluhan subjektif gangguan non-auditory. Gangguan non-auditory diukur menggunakan kuesioner berdasarkan gejala yang dirasakan pekerja. Hasil survei menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pajanan kebisingan dengan gangguan fisiologis, gangguan psikologis, dan gangguan komunikasi pada pekerja bagian produksi PT. Tokai Dharma Indonesia.

Noise in the workplace is a health risk that can impact to the workers. If this noise can’t be managed, it will cause non-auditory effects like physiological effect, psychological effect, and communication disturbance. Therefore, the purposes of this survey are to see the occurrence of non-auditory effects and correlation of noise level to non-auditory effects of production’s workers in PT. Tokai Dharma Indonesia. Variables examined include noise level in production unit, use of Hearing Protection Device, and subjective symptom of non-auditory effects. Non- auditory effects based on self administered questionnaire. The analytical result indicated that there is a significant relationship between the level of noise exposure with physiological effect, psychological effect, and communication disturbance of production’s workers in PT. Tokai Dharma Indonesia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S53287
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Nur Sa`adah
"Praktek kerja profesi di Badan Pengawas Obat dan Makan Republik Indonesia Periode Maret 2018 bertujuan untuk memperoleh pengetahuan tentang organisasi, tugas dan fungsi Badan POM khususnya di Direktorat Registrasi Obat. Praktik kerja profesi juga bertujuan untuk memberikan pemahaman terhadap calon apoteker terhadap peranan, tugas dan tanggung-jawab apoteker di Badan POM serta ketrampilan dan pengalaman praktis dalam pelaksanaannya. Praktik kerja profesi juga memberikan gambaran terhadap calon apoteker tentang gambaran nyata permasalahan kefarmasian di Badan POM. Praktik kerja profesi dilakukan selama satu bulan dengan tugas khusus yaitu ldquo;Kajian Status Bioekivalensi Tamoxifen rdquo; yang bertujuan untuk mengetahui apakah Tamoxifen perlu dimasukan ke dalam daftar obat yang wajib melakukan bioekivalensi. Tugas khusus dilakukan dengan mengumpulkan referensi mengenai Tamoxifen dan kemudian menganalisis referensi tersebut terhadap peraturan-peratuan bioekivalensi yang berlaku.

Internship at di Badan Pengawas Obat dan Makan Republik Indonesia Period March 2018 aims to understand about organization, task, and function of Badan POM, especially in Direktorat Registrasi Obat. Internship also aims to give understanding for apotechary candidate about the roles, tasks, and responsibilities of apothecary in Badan POM, also skils and experiences to do it. Internship also gives apotechary candidate an insight of real problems in Badan POM. Internship was conducted for one month with special assignment ldquo;Review on Bioequivalency Status of Tamoxifen rdquo; that aims to know whether Tamoxifen needs to be included on list of drug that required to do bioequivalence bioequivalence test or not. Special assignment was conducted by collecting references about Tamoxifen and then analyse them based on regulations about bioquivalence.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Simamora, Esther Lamria Purba
"Salah satu Direktorat Jenderal di bawah Kementerian Kesehatan yang berperan dalam upaya peningkatan pelayanan kefarmasian adalah Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Praktek Kerja Profesi Apoteker di Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bertujuan untuk mengetahui program kerja yang terdapat di Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, khususnya di Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian beserta implementasinya serta mengetahui dan memahami peran apoteker di Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, khususnya di Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian. Sedangkan tujuan dari tugas khusus adalah mengolah informasi obat Setuksimab dan Goserelin Asetat dalam melengkapi item obat dalam Formularium Nasional (FORNAS) yang belum tercantum dalam software PIO 2013.

One of Directorate General under the Ministry of Health Republik of Indonesia that contributes in improving pharmacy services is the Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. This Apothecary Profession Internship aims to study the duties and functions of the Directorate General of Pharmaceutical and Medical Devices, particularly at Directorate of Pharmaceutical Services, plus their implementation, and to comprehend the role of pharmacists at the workplace. Specific project assignment was also comprised with the aim to compile drug information of Gosereline Acetate and Cetuximab as complementary drug items on the National Formulary (FORNAS) which had not listed at PIO software 2013."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Millatur Rodiyah
"[ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi (PKP) di Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan dilaksanakan pada periode 6-17 April 2015, bertujuan agar mahasiswa calon apoteker memahami peranan, tugas, dan tanggung jawab Apoteker di instansi pemerintah khususnya di Direktorat Oblik dan Perbekes, memahami sistem manajemen dan administrasi serta memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktek kefarmasian di Direktorat Oblik dan Perbekes. Pada PKP ini juga diberikan tugas khusus yaitu berupa kajian perbedaan sistem penyimpanan menurut buku pedoman pengelolaan oblik dan perbekes terhadap buku Managing Drug Supply (MDS).;Profession Internship (PKP) at Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan on April 6-17th 2015, aims to make students understand about the role of the prospective, duties, and responsibilities of pharmacist in goverment especially in Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, its management and administration system, and have a real picture about the problem of pharmaceutical jobs in Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.
ABSTRACT
The special assignment of this PKP was study of differences in storage system according to the guidebook of managing drug public and medical supplies to the Managing Drug Supply book (MDS).
;Profession Internship (PKP) at Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan on April 6-17th 2015, aims to make students understand about the role of the prospective, duties, and responsibilities of pharmacist in goverment especially in Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, its management and administration system, and have a real picture about the problem of pharmaceutical jobs in Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. The special assignment of this PKP was study of differences in storage system according to the guidebook of managing drug public and medical supplies to the Managing Drug Supply book (MDS).;Profession Internship (PKP) at Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan on April 6-17th 2015, aims to make students understand about the role of the prospective, duties, and responsibilities of pharmacist in goverment especially in Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, its management and administration system, and have a real picture about the problem of pharmaceutical jobs in Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. The special assignment of this PKP was study of differences in storage system according to the guidebook of managing drug public and medical supplies to the Managing Drug Supply book (MDS)., Profession Internship (PKP) at Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan on April 6-17th 2015, aims to make students understand about the role of the prospective, duties, and responsibilities of pharmacist in goverment especially in Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, its management and administration system, and have a real picture about the problem of pharmaceutical jobs in Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. The special assignment of this PKP was study of differences in storage system according to the guidebook of managing drug public and medical supplies to the Managing Drug Supply book (MDS).]"
2015
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arbianingsih
"Diare merupakan penyebab kematian terbanyak kedua pada balita di Negara berkembang. Penyebab diare adalah buruknya perilaku hidup sehat masyarakat. Diperlukan inovasi untuk meningkatkan perilaku sehat khususnya anak prasekolah. Penanaman konsep perilaku yang baik pada periode ini akan menghasilkan perilaku yang baik di kemudian hari. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh game edukasi yang efektif meningkatkan perilaku sehat cegah diare pada anak usia prasekolah. Penelitian ini menggunakan desain penelitian dan pengembangan yang melibatkan 120 anak prasekolah yang kemudian dibagi secara acak random allocation menjadi 60 anak pada kelompok intervensi dan kontrol. Kelompok intervensi diberikan permainan selama 25 menit, dua kali seminggu, selama lima minggu berturut-turut. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan lembar observasi pada minggu pertama, ke-6, ke-8 dan ke-10. Data dianalisis dengan uji General linier model repeated measured. Hasil penelitian menemukan bahwa aplikasi permainan berbasis android cegah diare Arbicare efektif dalam meningkatkan pengetahuan p.

Diarrhea is the second cause of death in children under five in developing countries. The causes of diarrhea are the lack of people healthy behavior. Innovation is needed to improve healthy behavior especially in preschoolers. Good concept during this period will form a good behavior in the future. This study aimed to obtain educational game that effectively increases healthy behavior to prevent diarrhea in children of preschool age. This study used research and development design involving 120 preschool children who were divided randomly to 60 children in the intervention and control groups. The intervention group received the educational game for 25 minutes, twice a week, for five consecutive weeks. Data were collected with questionnaires and observation sheet in the first, sixth, eight and tenth week. Data were analyzed by general linear model of repeated measured. Research showed that android based game application of diarrhea prevention Arbicare were effective to improve knowledge p."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
D1701
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sardy S.
"ABSTRAK
Pada penelitian tahapan kedua ini telah dilakukan koreksi geometrik terhadap citra hasil pengambilan (akuisisi) data yang dikerjakan pada tahap tahap pertama dengan menggunakan kamera CCD (Charge Coupled Device) berwarna terhadap suatu maket pemandangan yang terdiri dari beberapa kelas obyek. Karena respon sesuatu obyek terhadap beberapa panjang gelombang elektromagnetik adalah berbeda-beda, maka data hasil rekaman oleh kamera tersebut dipecah menjadi tiga jenis warna yakni : biru, hijau, dan merah., sedangkan pada penelitian untuk koreksi ini hanya dipakai kanal biru.
Untuk melaksanakan koreksi geometrik tersebut, telah dibuat suatu perangkat lunak komputer GeoPro, yang ditulis dalam bahasa pemrograman C, dan bekerja di bawah MS-DOS serta dapat dijalankan pada IBMIPC-AT microcomputer jenis 386 ke-atas. Beberapa fasilitas tambahan seperti : histogram display, 3-D display, mozaicking, rotating, trimming, flipping, dan sebagainya telah pula-diikut sertakan.
Proses koreksi ini diterapkan guna menguji unjuk kerja beberapa pasangan teknik transformasi dan teknik resampling, terutama waktu proses serta hasil citra keluaran. Dari hasil yang diperoleh ternyata bahwa untuk citra masukan yang digunakan, maka metode transforrnasi dengan memakai orde satu dan teknik resampling dengan cara nearest-neigbor telah cukup memadai dengan proses eksekusinya yang relatif lebih cepat.

ABSTRACT
In the second stage of this research, it is done the geometric data correction to an image consisting of several objects from an artificial maquette scene which had been taken by a color CCD camera. Due to object's responses in several electromagnetic waves are different to each other, then the recorded data can be splitted into three different colors channels, i.e. blue, green, and red, but in this correction research it is only used the blue channel.
In order to conduct the above correction, it is designed a computer software called GeoPro, which is written in C-language, under MS-DOS, and can be run on an IBMIPC-AT microcomputer 386 processor or above. Several additional supporting features such as : histogram display, 3-D display, mozaicking, rotating, trimming, flipping,, etc. are also included in the software.
The correction is applied for testing the performance of several combination of transformation methods and resampling methods, especially for computation time, and also results of the corrected images visually. From the obtained results, it is concluded that the combination of first order transformation method with the nearest neighbor resampling method, has provided an adequate result due to its faster excecution time and the acceptable corrected images.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatia Novianta Wulandari
"ABSTRAK
Praktik Kerja Profesi di Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Periode 23 April - 7 Mei Tahun 2018 bertujuan untuk mengetahui peranan, tugas, fungsi, dan tanggung jawab apoteker di Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, khususnya Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga. Selain itu calon apoteker juga dapat memiliki gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian serta memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga. Tugas khusus yang diberikan yaitu berjudul ldquo;Pengawasan Iklan Produk Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga di Media Elektronik rdquo;. Tujuan dari pelaksanaan tugas khusus adalah untuk mengevaluasi iklan mengenai produk perbekalan kesehatan rumah tangga PKRT yang beredar di masyarakat dari segi informasi, keamanan, dan kesesuaiannya terhadap peraturan yang berlaku.

ABSTRACT
Internship at Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Period 23 April - 7 May 2018 aims to understand the roles, duties, functions, and responsibilities of pharmacists in Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, especially Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga. In addition, the pharmacist candidate can also have the insight, knowledge, skills and practical experience to undertake pharmaceutical work in Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga. The special assignment given is ldquo;Supervision of Household Health Product PKRT Advertising in Electronic Media rdquo;. The purpose of this special assignment is to evaluate advertisement on household health product PKRT circulating in the community in terms of information, safety, and compliance with applicable regulations. "
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>