Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195669 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edy Dawud
"Penelitian ini bermaksud mengungkap kontribusi iklim organisasi BLIP Bandung dan kepuasan kerja terhadap kinerja kerja instruktur BLIP Bandung., dengan analisis fungsional dan derajat keterkaitan antara variabel iklim organisasi, kepuasan kerja dan kinerja kerja instruktur.
Hipotesis yang diajukan adalah : (1) Derajat keterkaitan dan daya determinatif antara variabel iklim organisasi BLIP Bandung dengan kinerja kerja instruktur cukup berarti dan signifikan, (2) Derajat keterkaitan dan daya determinatif antara variabel kepuasan kerja instruktur dengan kinerja kerja instruktur cukup berarti dan signifikan.
Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh gambaran bahwa : (1) Variabel iklim organisasi BLIP Bandung mempunyai pengaruh terhadap kinerja kerja BLIP dengan klasifikasi cukup; (2) Variabel kepuasan kerja instruktur mempunyai pengaruh cukup terhadap kinerja kerja instruktur BLIP Bandung, (3) Secara empirik kinerja kerja instruktur BLIP Bandung dapat diterangkan oleh variabel iklim organisasi BLIP Bandung dan kepuasan kerja instruktur; (4) Iklim organisasi BLIP Bandung ternyata merupakan faktor determinan terhadap kinerja kerja instruktur BLIP Bandung dan kepuasan kerja instruktur turut pula berkontribusi terhadap kinerja kerja instruktur; (5) Secara bersama-sama variabel iklim organisasi BLIP Bandung dan kepuasan kerja instruktur merupakan faktor yang mempunyai kesejajaran fungsi dalam meningkatkan kinerja kerja instruktur.
Kedua hipotesis tersebut ternyata dapat diterima dengart tingkat korelasi yang cukup menurut skala Guilford tentang ketentuan batas-batas r. Terdapatnya koefisien korelasi ini bukan berarti hanya variabel iklim organisasi dan kepuasan kerja instruktur yang berpengaruh terhadap kinerja kerja instruktur BLIP Bandung, namun masih ada variabel lain yang berpengaruh terhadap kinerja kerja instruktur. Karena itu perlu diadakan penelitian lanjutan mengenai varibel-variabel yang lain yang berpengaruh terhadap kinerja kerja instruktur."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sutaryo
"Kinerja instruktur merupakan faktor yang diperlukan untuk melaksanakan peranan profesi instruktur secara optimal. Maka mempertahankan dan meningkatkan kinerja pada kondisi yang maksimal adalah prioritas kebijaksanaan bagi setiap pengelola latihan.
Terdapat beberapa faktor yang mempengarui kinerja, namun dan beberapa faktor tersebut dalam hal ini kinerja hanya ditinjau dari faktor pelatihan instruktur dan budaya organisasi sejauh mana hubungan antara pelatihan dan budaya organisasi dengan kinerja instruktur karena banyaknya pelatihan yang di berikan kepada instruktur, bukan merupakan jaminan bahwa kinerja akan menjadi baik. Masih banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Dari beberapa faktor lain tersebut, yang di teliti disini adalah budaya organisasi.
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat hubungan positif yang kuat, baik pelatihan maupun budaya organisasi, terhadap kinerja instruktur atas hasil penelitihan tersebut maka untuk meningkatkan kinerja instruktur dapat di lakukan dapat di lakukan dengan memberikan pelatihan kepada instruktur maupun dengan meningkatkan budaya organisasi pada unit kerja yang bersangkutan.
Yaitu dengan cara menciptakan hubungan yang kondusif antara pihak manajemen dengan instruktur, menyangkut nilai-nilai ; kebiasaan kerja yang balk dan sal ing mengerti yang di sepakati bersama antara para pegawai atau instruktur dengan pihak menejemen.
Dengan deinikian maka, dengan di berikan pelatihan yang memadai sesuai dengan kompetensi instruktur, dan didukung dengan budaya organisasi yang kondusif, sehingga kualitas kinerja akan dapat dipertahankan, dan ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan yang berkaitan dengan peran dan profesionalisme instruktur."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7677
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhadi
"Balai Latihan Kerja (BLK) adalah lembaga pelatihan di bawah Departemen Tenaga Kerja yang mempunyai fungsi dan peranan dalam pengembangan sumber daya manusia Indonesia melalui pelatihan ketrampilan. Di dalam menjalankan tugas dan fungsinya BLK didukung oleh instruktur, tinggi atau rendahnya kinerja instruktur akan berpengaruh terhadap efisiensi dan kinerja BLK.
Menyadari hal tersebut Depnaker berusaha meningkatkan kinerja instruktur melalui jalur pendidikan formal dan training serta berbagai upaya peningkatan motivasi kerja. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengungkap adanya hubungan antara tingkat pendidikan, pengalaman training dan motivasi kerja dengan kinerja instruktur BLK di Jawa Tengah.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian korelational, dimana populasi penelitian adalah instruktur BLK di Jawa Tengah, sedangkan sampel ditarik secara stratified random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan instrumen penelitian tentang motivasi kerja dikembangkan berdasarkan teori dua faktor (The Motivation-Hygiene Theory), sedang kinerja instruktur dikembangkan dari pedoman penilaian kinerja instruktur (Ditjen Binalattas Depnaker). Selanjutnya untuk analisis data digunakan teknik analisis korelasi dan regresi.
Hasil penelitian ini menunjukkan:
1. Terdapat hubungan yang' signifikan antara tingkat pendidikan dengan kinerja instruktur, meskipun pengalaman training dan motivasi kerja telah dikontrol.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman training dengan kinerja instruktur, meskipun tingkat pendidikan dan motivasi kerja telah dikontrol.
3. Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja instruktur (variabel tingkat pendidikan dan pengalaman training dikontrol) dan hubungannya menjadi signifikan jika kedua variabel bebas tersebut tidak dikontrol.
4. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan, pengalaman training dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja instruktur.
5. Tingkat pendidikan, pengalaman training dan motivasi kerja dapat memprediksi variasi kinerja instruktur sebesar 46,884 persen.
6. Tingkat pendidikan memberikan sumbangan efektif lebih besar dalam menjelaskan kinerja instruktur (30,657 persen) dibanding pengalaman training (9,363 persen) dan motivasi kerja (6,864 persen).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan agar instruktur diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan formalnya ke jenjang yang lebih tinggi, instruktur yang pengalaman trainingnya masih kurang perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi yang ada di dunia kerja. Faktor-faktor motivator dan pemelihara perlu diperbaiki, dikembangkan dan ditingkatkan agar mampu mendorong meningkatkan motivasi kerja instruktur. Bagi peneliti lain yang berminat untuk meneliti kinerja instruktur agar alat ukur yang ada lebih disempurnakan dan menambah variabel-variabel bebas lain sebagai prediktor, disamping pendekatan kuantitatif kiranya perlu juga dilengkapi dengan pendekatan kualitatif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, R. Managara
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu instruktur latihan kerja (ILK) di Balai Latihan Kerja industri yang berada di bawah tanggungjawab Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Saat ini hanya ada 5 (lima) Balai Latihan Kerja lndustri (BLKI) yang menjadi unit pelaksana teknis (UPT) di daerah, yaitu (1) BLKI Serang; (2) BLKI Medan; (3) BLKI Surabaya; (4) BLKI Makasar; dan (5) BLKI Samarinda. Kelima BLKI yang menjadi unit pelaksana teknis Pemerintah Pusat dalam hal ini Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi tersebut mempunyai peranan yang strategis dan taktis. Dianggap strategis sekaligus taktis, karena merupakan unit organisasi organik Pemerintah Pusat yang jumlahnya tinggal sedikit karena sebagian besar sudah dilimpahkan kepada Pemerintah Daerah. Dengan demikian, maka peranannya menjadi ganda, yakni sebagai institusi pelatihan yang berfungsi sebagai model bagi lembaga-lembaga pelatihan lainnya, baik yang dikelola oleh Pemerintah Daerah maupun yang dikelola Swasta. Peranan lainnya ialah sebagai sentral pemberi atau penambah bekal ketrampilan bagi pencari kerja dan(atau pekerja yang ingin meningkatkan ketrampilan kerjanya.
Upaya mengetahui dan memperoleh gambaran empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu instruktur ini dilakukan, karena penyelenggaraan program pelatihan kerja khususnya dalam ketrampilan di bidang industri masih menghadapi masalah khususnya yang berkaitan dengan masih rendahnya kinerja instruktur latihan itu sendiri. Di sisi lain, instruktur latihan kerja merupakan asset yang paling berharga dan mempunyai peranan yang paling panting dalam proses berlatih melatih. Dalam rangka itu, maka dilakukanlah penelitian dan analisis untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, ketrampilan, motivasi kerja dan pengalaman efektif dengan kinerja individu instruktur.
Dari 349 instruktur yang ada di 5 (lima) BLKI tersebut, diambil 10 orang dari masing-masing BLKI untuk menjadi sampel sehingga jumlah sampel keseluruhan adalah 50 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mempergunakan kuesioner untuk variabel pengetahuan, ketrampilan, motivasi kerja dan pengalaman efektif. Sedangkan teknik analisis yang dipergunakan adalah teknik analisis statistik yang dibantu dengan pengunaan table dan gambar serta analisis korelasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan korelasi Spearman Rank terbukti bahwa terdapat hubunganyang positif dan signifikan antara variabel pengetahuan, ketrampilan kerja, motivasi kerja dan pengalaman efektif (variabei bebas) dengan variabel kinerja individu instruktur latihan kerja sebagi variabel tidak bebas. Berdasarkan uji reliabilitas perangkat pengumpulan data, diperoleh kesimpulan bahwa secara rata-rata, koefisien reliabilitas mempunyai nilai yang tergolong reliabel dimana nilainya terendah adalah 0,6929 untuk faktor pengalaman efektif dan yang tertinggi adalah 0,8062 untuk faktor pengetahuan. Sedangkan hasil uji validitas perangkat pengumpulan data menunjukkan semua butir pertanyaan dianggap valid. Kesimpulan dari hasil pengujian-pengujian statistik yang menggunakan perangkat Statistical Program for Social Sciences (SPSS) diperoleh hasil bahwa Hipotesis Nol (HO) ditolak."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baedhowi
"Penelitian ini bertujuan menguji hubungan antara iklim organisasi, kepuasan kerja dan kinerja sekolah dalam hal ini rata-rata NEM sekolah untuk mata pelajaran matematika dan bahasa Indonesia. Iklim organisasi sekolah yang kondusif diharapkan mampu memberikan suasana sekolah yang mendukung bagi terselenggaranya proses pendidikan dan pengajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di lingkungan sekolahnya. Kepuasan kerja guru terhadap pekerjaannya (Sloane, 1983) merupakan variabel penting di dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswa sebagai indikator kinerja sekolah SMU.
Sampel penelitian ini melibatkan 161 SMU Negeri se Jabotabek dengan 181 orang guru yang dipilih secara acak. Pemilihan sampel sekolah dilakukan dengan menggunakan purposive random sampling yang terdiri atas 14 SMU Negeri Jakarta Pusat, 15 SMU Negeri Jakarta Utara, 29 SMU Negeri Jakarta Selatan, 37 SMU Negeri Jakarta Timur, 18 SMU Negeri Jakarta Barat, 22 SMU Negeri Bogor, 16 SMU Negeri Tangerang dan 10 SMU Negeri Bekasi.
Untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang hubungan antara iklim organisasi dan kepuasan kerja dengan kinerja sekolah digunakan analisis korelasi pada tingkat signifikansi p < 0.05. Islam mengkaji sumbangan kedua variabel tersebut terhadap kinerja sekolah digunakan "multiple regression analysis". Hasil coefficient of determination (R2) digunakan untuk menguji besarnya kontribusi iklim organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja sekolah, baik pada kelompok sekolah berkategori baik maupun sekolah berkategori kurang baik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara individual kinerja sekolah dipengaruhi oleh iklim organisasi dengan angka korelasi parsial (r=0.356;p<0.01) pada keseluruhan sampel sekolah. Sedangkan pada kategori sekolah baik korelasi parsial menunjukkan angka r=0.4334;p<0.01 untuk kinerja sekolah bidang matematika dan r=0.7336;p<0.01 untuk bidang bahasa Indonesia.
Kepuasan kerja mempunyai korelasi yang cukup kuat terhadap kinerja sekolah pada keseluruhan sampel sekolah (r=0.3616;p<0.01). Korelasi parsial antara kepuasan kerja dan kinerja sekolah pada kelompok sekolah kategori baik untuk matematika sebesar r=0,341;p<0.01 dan untuk bahasa Indonesia sebesar r=0.758;p<0.01.
Pada kelompok sekolah kategori kurang, korelasi antara iklim organisasi dan kinerja sekolah menunjukkan korelasi yang signifikan untuk matematika (r=0.3970;p<0.05), dan untuk bahasa Indonesia (r=0.5453; p<0.05). Sedangkan pengaruh variabel kepuasan kerja terhadap kinerja sekolah menunjukkan pengaruh yang relatif kuat untuk matematika (r=0.4069;p<0.05) dan untuk bahasa Indonesia (r=0.5852;p<0.05)."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Huntal Parulian
"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antara iklim komunikasi organisasi dan kompetensi dengan kinerja karyawan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang DKI Jakarta. Untuk sampai pada tujuan ini digunakan desain penelitian korelasional dengan melibatkan 86 responden yang diambil secara sensus, dimana semua anggota populasi semuanya dijadikan sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan formula statistika, yakni korelasi Rank Spearmans dan uji t yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 11.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kondisi kinerja para karyawan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang DKI Jakarta secara umum tergolong sangat baik, iklim komunikasi organisasi tergolong kurang baik, dan kompetensi karyawan tergolong baik. Sementara itu, dari hasil analisis statistik diketahui bahwa iklim komunikasi organisasi dan kompetensi memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kinerja karyawan.
Karena iklim komunikasi dan kompetensi terbukti memiliki hubungan positif dengan kinerja karyawan, maka perlu adanya upaya untuk memperbaiki keduanya, di antaranya dengan cara: (1) mengoptimalkan fungsi supervisi pimpinan, (2) mengoptimalkan penilaian kinerja yang diantaranya dengan cara melakukan penilaian kinerja secara seobyektif dan ditindaklanjuti dengan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan, dan (3) memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi, sebagai upaya untuk memotivasi karyawan dalam meningkatkan kompetensinya yang dapat diberikan secara finansial maupun nonfinansial."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T11581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Djuwita
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan telaahan kepuasan kerja dan kinerja serta hubungannya satu sama lain diantara perawat di RS Islam Jakarta Timur (RSIJT}. Guna mengetahui hal tersebut, maka disain penelitian merupakan suatu studi deskriptif analistik dengan pengambilan data secara cross sectional, Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja dan tingkat kinerja perawat. Sedangkan analisis statistik dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja, faktor-faktor kepuasan apa yang paling erat hubungan/pengaruhnya terhadap kinerja, serta komponen kepuasan kerja yang mana yang paling penting peranannya.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat kepuasan kerja dan kinerja perawat di RSIJT umumnya cukup baik. Faktor finansial merupakan penyebab utama ketidakpuasan, kemudian didapatkan bahwa seluruh faktor kepuasan mempunyai hubungan bermakna dengan kinerja baik secara sendiri-sendiri maupun secara keseluruhan. Sedangkan faktor kepuasan yang paling erat hubungan/pengaruhnya terhadap kinerja adalah faktor psikologi.
Selain hasil di atas, terbukti pula bahwa masing-masing faktor kepuasan saling berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu dalam upaya perbaikan tingkat kepuasan kerja dan tingkat kinerja perawat tidak dapat dilakukan hanya terhadap faktor psikologi saja, melainkan harus menyeluruh agar didapatkan hasil yang optimal.

The Relationship between Nurse?s Job Satisfaction and Job Performance in Jakarta Timur Islamic Hospital The purpose of this study was to get a description of job satisfaction and job performance and also the connection of each other among nurses in Jakarta Timur Islamic Hospital (JTIH). For this purpose a study has been conducted using a descriptive analytic design with cross sectional data collection. This descriptive analytic was cultivating nurse?s job satisfaction and job performance degree. Statistic analysis was used to observe the existence of relation between job satisfaction and job performance, and also to found out job satisfaction factors which has the closest relationship with job performance, and job satisfaction component which played the main role.
The result of this study showed that the degree of nurse?s job satisfaction and job performance in JTIH was generally good. The financial factor that was the main cause of job dissatisfaction. All job satisfaction factors had significant relationship with all job performances, but among those job satisfaction factors, psychological factor that had the most significant relationship with each and the whole job performance. Its also proved that job satisfaction factors were connected to each other.
Based on the above, the improvemental effort to nurse's job satisfaction and job performance degree cannot only be done to psychological factor, but comprehensively to all factors to get the optimal results.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T1472
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suzana Julianti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh (1) Iklim kerja di industri yang kondusif atau non kondusif terhadap kinerja peserta pemagangan, (2) skala perusahaan menengah dan kecil terhadap kinerja peserta pemagangan, dan (3) interaksi antara iklim kerja dan skala perusahaan terhadap kinerja peserta pemagangan. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang bekerja sama dergan BLK Bandung dan Tangerang khusus kejuruan Logam pada tahun ketiga, tahun 1997/1998. Metode penelitian yang digunakan ex post faxto dengan rancangan Faktorial 2 x 2. Variabel bebas penelitian ini adalah (1) lklim-kerja di Industri-dan (2) skala perusahaan sedangkan varibel terikat adalah kinerja peserta pemagangan.
Sampel penelitian ini adalah 3 perusahaan skala menengah dan 6 perusahaan skala kecil yang diambil secara acak dari populasi 26 perusahaan. Responden penelitian yang dilibatkan sebanyak 56 peserta pemagangan. Kinerja peserta pemagangan diukur dengan tes : Uji Keterampilan yang telah dibakukan oleh Depnaker, iklim kerja diukur dengan menggunakan angket.
Temuan penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Ada perbedaan Kinerja peserta pemagangan yang magang pada perusahaan menengah dengan yang magang pada perusahaan skala kecil. Kinerja peserta pemagangan pada perusahaan skala menengah lebih tinggi dari pada kinerja peserta pemagangan pada perusahaan skala kecil ( Xsm = 71,21 < s K = 69,78: Fo = 7,738 > Ft (1xs2xo,os) = 4,02). (2) Ada perbedaan kinerja peserta pemagangan antara yang magang pada perusahaan yang memiliki iklim kerja yang kondusif dengan yang magang pada perusahaan yang non kondusif. Kinerja peserta pamagangan pada perusahaan yang memiliki iklim kerja yang kondusif lebih tinggi dari pada kinerja peserta pemagangan pada perusahaan yang iklim kerjanya non kondusif. ( x = 72 > x = 68,64: Fo = 52,310 > Ft (1)(52)(o,o5)= 4,02), dan (3) Tidak ada interaksi antara iklim kerja dengan skala perusahaan, yang memberikan pengaruh terhadap peserta pemagangan (1=o = 2,786 < Ft (1)(52X0,05) = 4,02).
Temuan penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas pelatihan, khususnya dalam upaya untuk mencapai keefektifan program pemagangan dan meningkatkan mutu/kinerja peserta pemagangan."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 1998
T3388
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Sundari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengukur hubungan antara motivasi berprestasi, kemampuan pengembangan diri, dan lingkungan kerja dengan kinerja instruktur. Subyek penelitian ini berjumlah 62 orang instruktur yang bertugas di lima BPPD Pulau Jawa. Jumlah tersebut merupakan jumlah seluruh instruktur yang ada di Pulau Jawa. Instrumen untuk pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berupa pernyataan-pernyataan untuk motivasi berprestasi, kemampuan pengembangan diri, lingkungan kerja, sedangkan variabel kinerja instruktur menggunakan pertanyaan-pertanyaan untuk mengungkapkan pelaksanaan kerja yang dilakukan oleh instruktur sebagai pengajar.
Analisis yang digunakan dengan metode Zero Order Correlation dan Multiple Correlation. Untuk memperjelas korelasi variabel bebas dengan variabel terikat, dilakukan dengan pembentukan composite variabel, yaitu mengkelompokkan butir-butir pertanyaan menjadi satu composite atau lebih. Butir-butir pertanyaan yang saling berkorelasi diasumsikan mempunyai karakteristik yang sama.
Hasil analisis menunjukkan bahwa hubungan motivasi berprestasi, kemampuan pengembangan diri, lingkungan kerja secara sendiri-sendiri mempunyai hubungan positif terhadap kinerja instruktur yaitu masing-masing sebesar 0,2446; 0,2161; dan 0,2707. Sedangkan antara motivasi berprestasi, kemampuan pengembangan diri dan lingkungan kerja secara bersama-sama mempunyai hubungan positip yang lebih besar yaitu menjadi 31,42 persen, r2 sebesar 9,87 persen artinya; variasi kinerja instruktur dijelaskan oleh motivasi berprestasi, kemampuan pengembangan diri dan lingkungan kerja sebesar 9,87 persen.
Hasil penelitian ini memberikan isyarat bahwa peningkatan kinerja instruktur bukan semata-mata permasalahan manajemen saja, tetapi juga menyangkut faktor-faktor psikologis individu instruktur. Berdasarkan kecenderungan pada penelitian ini, disarankan bahwa suasana kerja dapat menjadi pra-kondisi bagi peningkatan kinerja instruktur. Dengan adanya pra-kondisi ini faktor motivasi berprestasi dan ruang bagi kemampuan pengembangan din menjadi sasaran intervensi dalain upaya peningkatan kinerja instruktur."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rycko Amelza Dahniel
"Tekanan perubahan lingkungan strategik, meningkatnya harapan masyarakat terhadap kinerja Polri serta krisis multidimensional yang dialami bangsa Indonesia merupakan tantangan yang mengharuskan poin untuk melakukan reformasi kepolisian, dengan merubah paradigma brawn menjadi brain yang lebih intelektual, civilian, dan bermoral dengan pola pembenahan yang diarahkan pada struktural, instrumental dan kultural. Pembenahan kultural diharapkan akan bermuara pada perbaikan perilaku dan kinerja individu maupun organisasi, sehingga menimbulkan pertanyaan menarik, faktor apa saja yang mempengaruhi dan dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja Polri ?. Dengan pertimbangan konsep, teori dan harapan publik, maka dipilihlah variabel moral, kemampuan, dan motivasi dari sudut pandang individu serta variabel iklim organisasi dan irisan organisasi sebagai variabel-variabel bebas"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T1553
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>