Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111562 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Sholihat
"Periode post partum merupakan saat kritis bagi seorang ibu untuk beradaptasi setelah melahirkan dan juga merupakan masa-masa yang membahagiakan sekaligus penuh stress yang berkaitan dengan masalah penyesuian diri baik secara fisik maupun psikologis terhadap kelahiran bayi mereka. Wanita yang mengalami gangguan adaptasi psikososial selama post partum akan berdampak pada kehidupannya baik perkawinannya dan hubungan antara ibu dan anak, sehingga akan mengganggu perkembangan emosional dan tingkah laku anak dikemudian hari.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran adaptasi psikososial ibu post partum dan hubungannya dengan beberapa variabel antara lain umur, pendidikan, status ekonomi, pekerjaan, kondisi bayi barn lahir, paritas, jenis persalinan, status kesehatan ibu, keinginan punya anak, self consept dan dukungan sosial.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian non experimental dengan pendekatan cross sectional, pengumpulan data dengan wawancara terhadap 109 responden ibu post partum setelah satu bulan - satu tahun yang berada di Kecamatan Cimanggis dan sebelumnya responden melakukan persalinan di 4 pelayanan kesehatan yaitu Rumah Sakit Tugu Ibu, Rumah Sakit Thu dan Anak Tumbuh Kembang, Klinik Anugrah dan Puskesmas Cimanggis. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dengan distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan uji chi Squere dan analisa multivariat dengan regresi logistik ganda.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa adaptasi psikososial ibu post partum mencapai 56 %, presentasi ini masih dalam rentang rata-rata penelitan yang dilakukan dibeberapa daerah di Indonesia. Hasil uji bivariat terhadap 11 variabel independen menunjukan bahwa faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan adaptasi psikososial ibu post partum adalah pekerjaan, self consept dan dukungan sosial. Hasil analisis multivariat didapatkan dua variabel yang berhubungan erat dengan adaptasi psikososial ibu post partum yaitu pekerjaan (OR = 3,730) dan self consept (OR 2,703) dan dari kedua variabel tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel pekerjaan merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi adaptasi psikososial ibu post partum.
Mengingat pentingnya pencapaian adaptasi psikososial ibu pada masa post partum untuk itu disarankan agar setiap tatanan pelayanan kesehatan memperhatikan aspek psikologis dari ibu dan keluarga dalam masa reproduksi seperti diadakannya kelas prenatal untuk ibu hamil dan suami, pelayanan kesehatan ditujukan tidak hanya kepada ibu tetapi juga keluarganya, dengan demikian keluarga dapat memberikan support selama proses persalinan dan menyediakan tenaga kesehatan yang mampu memberikan pelayanan secara komprehensif yang meliputi bio, psiko, sosial dan spiritual. Perlu dukungan dan tindakan yang nyata dari dinas kesehatan dalam upaya meningkatkan kesehatan reproduksi melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan dart kerjasama lintas sektoral dengan instansi terkait dalam pelayanan kesehatan reproduksi seperti dinas pendidikan dan instansi swasta. Pentingnya peranan divas tenaga kerja dan transmigrasi serta dinas perindustrian dan perdagangan dalam menciptakan lahan pekerjaan yang aman sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan wanita dan dapat meningkatkan aktualisasi diri.
Daftar Bacaan : 41 (1988-2004)

Analysis on Psychosocial Adaptation of Post Partum Mothers in Cimanggis Sub-district, Depok City Year 2004Post partum period is a critical time for a mother to adapt after giving birth, a happy but stressful time as it is related to self adjustment problems both physically and psychologically because of the birth of the baby. Women who experience psychosocial adaptation disorder during post partum period would be disturbed in their marital life and in their relationship with the newborn which will, in turn, disturb the emotional and behavioral developments of the child in the future.
This study objective was to describe the psychosocial adaptation of post partum mothers and its relationship to age, education, economic status, working status, condition of the newborn, parity, type of birth, maternal health status, desire to have the child, self concept, and social support factors.
The study design was cross-sectional with data collected through interview to 109 respondents (post partum mothers 1 month - 1 year) who previously gave birth in one of four health care services: Tugu Maternal Hospital, Tumbuh Kembang Maternal and Child Hospital, Anugrah Maternity Clinic, and Cimanggis PublIic Health Center. Data was analyzed in univariate (frequency distribution), bivariate (chi-square test), and multivariate (multiple logistic regressions) methods.
The study reveals that the psychosocial adaptation reached 56%, it is within the range of results of other studies in Indonesia. Bivariate analysis showed that factors with significant relationship were working status, self-concept, and social support. Multivariate analysis showed that working status (OR=3.730) and self concept (OR=2.703) were closely related to psychosocial adaptation after controlled with other factors. The most dominant factor was working status variable.
It is recommended to health care providers to pay more attention on psychological aspect of mother and family during reproductive period for example by conducting prenatal classes for pregnant mother and husband, to provide support to family to support the mother, to provide health worker who could manage comprehensive care including biological, psychological, social, and spiritual care. There is a need to improve knowledge and skill of health worker and to strengthen inter-sector cooperation such as Ministry of Education and private sector. The importance of Department of Workforce, Department of Transmigration, Industry and Trade Office in creating jobs as to improve women welfare should be appreciated and be considered.
References: 41 (1988-2004)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13163
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Nurbaeti
"Fenomena depresi postpartum merupakan masalah kesehatan wanita dan cenderung terus meningkat. Di Amerika Serikat tahun 1960 prevalensi depresi postpartum tercatat hanya 3% - 6% kemudian meningkat menjadi 20% tahun 1980 dan tahun 1990 sekitar 26%. Penelitian Wratsangka (1996) di RS Hasan Sadikin Bandung mencatat 33% ibu postpartum mengalami depresi postpartum. Depresi postpartum dapat menimbulkan akibat negatif baik bagi ibu, pasangan maupun anaknya. Bila tidak segera diatasi depresi postpartum dapat mengakibatkan depresi berat, masalah perkawinan, bahkan bunuh diri. Tujuan penelitian ini adalah teridentifikasinya hubungan antara karakteristik ibu, kondisi bayi baru lahir, dukungan sosial dan kepuasan perkawinan dengan depresi postpartum.
Desain penelitian adalah deskriftif analitik bersifat cross-sectional. Pengunpulan data menggunakan kuesioner, jumlah data sampel daiam penelitian 128. Uji statistik menggunakan Chi-kuadrat dengan a 0,05. Hasil penelitian melaporkan karakteristik ibu yang berhubungan dengan depresi postpartum adalah jenis persalinan (p=0,028, OR 2,813), sedang variabel umur, pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, metoda pemberian susu, komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan, dan komplikasi postpartum tidak terbukti berhubungan secara bermakna. Kondisi bayi baru lahir meliputi berat lahir, nilai Apgar menit pertama, nilai Apgar menit ketima, dan gestasi tidak berhubungan secara signifikan dengan depresi postpartum. Dukungan sosial berhubungan secara signifikan dengan depresi postpartum (p,0001), kepuasan perkawinan berhubungan secara bermakna dengan depresi postpartum (p=0,0001, OR=5,85). Faktor yang paling dominan terhadap depresi postpartum adalah kepuasan perkawinan (p= 0,001, Wald=10,543, OR=5,849).
Disarankan agar pihak rumah sakit menyelenggarakan, konseling perkawinan bagi calon pengantin dan pasangan baru, meningkatkan promosi edukasi antenatal, melakukan penyegaran edukasi antenatal, memberikan bimbingan antisipatif pada klien dan pasangan selama periode antenatal di poliklinik.
Bibliografi 65 (1982-2000)

The Relationship Analysis Between Mother Characteristics, Newborn, Social Support and Marital Satisfaction with Postpartum Depression in RSAB Harapan Kita Jakarta, August 2002Postpartum depression phenomenon was a women health problem and indicate an increased. In United State at 1960's postpartum depression prevalence about 3% to 6%, and then increased to 20% at 1980's, and 26% at 1990. Wratsangka studied in Hasan Sadikia Hospital found 33% mother experience postpartum depression. Postpartum depression was a negative effect upon mother, spouse and her child. Long time effect to postpartum depression is severe depression, marital problem or suicide if not cope immediately. The purpose of this study was to investigate relationship between mother characteristics, newborn, social support and marital satisfaction with postpartum depression.
Research design used analytic descriptive with cross-sectional. Data were collected through questionnaire, and sample size study was 128. Statistics test with Kai-kuadrat in level a 0,05_ The result of this study found type of childbirth associated with postpartum depression (p=0,028, ORr 2,813), and the other variable not associated, include age, education level, economic status, job, breast method, pregnant complication, labor complication. and postpartum complication. No relationship between newborn and postpartum depression, include weigh, first minute Apgar, fifth minute Apgar and gestation, there were relationship between social support and postpartum depression (p},0001), marital satisfaction and postpartum depression (p=0,4401, OR=5,85). Dominant factor to postpartum depression was marital satisfaction (p=0,401, OR=5,849).
Recommendation for Hospital to prepared marital counseling, induce antenatal education promoted, nursing staff skills in quality nursing care, mother-spouse anticipated guidance prenatal period. Educational institution than more give information that result studied to students, paper, module or publish postpartum depression nursing care book, and for future study use case control or cohort design.
Bibliography 65 (1982-2000)"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T 5182
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fillia Veronica Tiwatu
"Tidur merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Ibu post partum membutuhkan tidur yang cukup untuk memulihkan kondisi kesehatannya, tujuan ini adalah untuk mengetahui kualitas tidur ibu post partum setelah diberikan terapi progressive muscle relaxation PMR . Penelitian ini menggunakan desain quasy experiment post test with control group di rumah sakit Gunung Maria Tomohon dengan jumlah sampel 100 responden, 50 responden untuk kelompok intervensi dan 50 responden untuk kelompok kontrol. Kelompok intervensi diberikan terapi Progressive Muscle Relaxation, mandi air hangat dan minum susu hangat selama 7 hari sebelum tidur, sedangkan kelompok kontrol hanya mandi air hangat dan minum susu hangat. Alat ukur yang digunakan antara lain kuisioner Pittsburgh Sleep Quality Index dan kuisioner tentang kelelahan, kecemasan, dukungan suami, dan temperamen bayi. Hasil menunjukan adanya perubahan skor sebelum dan setelah diberikan terapi p= 0.001;r= 0.368 . faktor lain yang mempengaruhi adalah temperamen bayi p 0.010 . Ibu post partum sangat membutuhkan tidur untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan. Latihan PMR dapat digunakan untuk mengatasi gangguan tidur pada ibu setelah melahirkan, latihan ini terbukti berpengaruh terhadap perubahan skor PSQI kualitas tidur ibu setelah melahirkan. Latihan PMR dapat menjadi salah satu pilihan intervensi mandiri perawat untuk meningkatkan kualitas tidur ibu pada masa post partum.

Sleep is a basic need that must be met by every human being. Post partum mothers need enough sleep to recover his health, the purpose is to determine the quality of maternal postpartum sleep after therapy is given progressive muscle relaxation PMR . This research uses experimental quasy post test design with control group at Gunung Maria Tomohon hospital with a sample size of 100 respondents, 50 respondents to the intervention group and 50 respondents to the control group. The intervention group received therapy Progressive Muscle Relaxation, warm baths and drinking warm milk before bedtime for 7 days, while the control group only a bath of warm water and warm milk. Measuring instruments used include questionnaire Pittsburgh Sleep Quality Index and a questionnaire about fatigue, anxiety, support her husband, and infant temperament. The results showed the presence of score changes before and after therapy p 0.001 r 0368 . Another factor that affects infants is temperament p 0.010 . Postpartum mothers desperately need sleep to recover his body after childbirth. Exercise PMR can be used to treat sleep disorders in women after childbirth, this intervention proved to affect the change in quality of sleep PSQI score mothers after childbirth. PMR intervention can be one of the nurses independent intervention to increase the quality of sleep during the postpartum mothers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Rosa
"Secara fisiologis bayi lahir dengan cadangan vitamin A yang rendah. Kemampuan transfer vitamin A dari ibu hamil ke janin sangat kecil, meskipun ibu mempuyai status gizi yang baik, bayi hanya dapat mencukupi kebutuhan vitamin A kurang dari 2 minggu. Masalah kurang vitamin A pada balita secara klinis sudah bukan merupakan masalah kesehatan masyarakat. Namun hasil studi masalah gizi mikro di 10 kota tahun 2006, secara subklinis diketahui sebanyak 14,6% balita dengan serum retinol <20μg/dl mendekati batas ambang masalah kesehatan masyarakat sebesar 15%. Data Riskesdas 2010 presentase nasional anak umur 6-59 bulan yang mendapatkan kapsul vitamin A sebesar 69.8% dan untuk propinsi Banten sebesar 69.3%. Data Ibu nifas yang mendapat kapsul vitamin A saat melahirkan anak terakhir sebesar 52.2%, sementara untuk propinsi Banten sebesar 48.7%. Status serum vitamin A dalam darah dapat menggambarkan cadangan vitamin A ibu. Cadangan vitamin A pada ibu nifas menentukan kandungan vitamin A dalam ASI. Bila ibu nifas mempunyai status serum vitamin A rendah maka bayi akan berisiko menderita kekurangan vitamin A (KVA).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan status serum vitamin A pada ibu nifas di Kabupaten Pandeglang (analisa data sekunder 2008) yang merupakan gambaran tidak langsung vitamin A ibu nifas yang pada akhirnya dapat memberi gambaran cadangan vitamin A dalam Air Susu Ibu (ASI). Penelitian ini dilakukan pada Mei 2012. Disain yang digunakan cross sectional dengan jumlah sampel 127 orang ibu nifas 0 hari yang diambil dengan menggunakan kekuatan uji (power of the test 1-β). Variabel yang dikumpulkan meliputi karakteristik sosial (umur, paritas, pendidikan, pekerjaan), Konsumsi Zat Gizi (asupan protein, asupan lemak, asupan vitamin A), Status Gizi (Indeks Massa Tubuh, Kadar Haemoglobin) serta Status Kesehatan (Morbiditas) terhadap Serum vitamin A ibu nifas. Karakteristik sosial diukur dengan wawancawa, konsumsi zat gizi di ukur dengan metode recall 1x24jam.
Status gizi (IMT) diukur dengan membandingkan berat badan dengan tinggi badan, kadar Hb diperiksa denga menggunakan HemoCue, Morbiditas dengan mengunakan wawancara dan pemeriksaan medis serta Serum vitamin A dengan menggunakan merode High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Analisa data yang dilakukan univariat, bivariat dan multivariate. Hasil analisa didapatkan sebesar 40,9% ibu nifas mempunyai status serum vitamin A normal. Persentase terbesar dari karakteristik sosial ibu nifas adalah : umur 20 tahun-30 tahun (59,8%), paritas lebih besar dari 2 kali (56,7%), pendidikan <9 tahun sekolah (61,4%), tidak bekerja (98,4%).
Persentase terbesar dari konsumsi makanan ibu nifas: asupan protein <80% AKG (89,0%), asupan lemak <25% total energi (54,3%), asupan vitamin A >700 RE (66,1%). Sebanyak 70,1% ibu nifas mempunyai IMT normal, 15% IMT tergolong gemuk dan 13,4% tergolong obesitas, serta 1,6% tergolong kurus. Lebih banyak ibu nifas yang tergolong tidak anemia (65,4%). Sebanyak 85.0% ibu nifas berstatus sehat. Analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik sosial, konsumsi zat gizi, status gizi, status kesehatan dengan serum vitamin A ibu nifas Analisis multivariat menunjukkan, tidak ada variabel yang menjadi faktor determinan serum vitamin A ibu nifas.

Physiologically babies born with low vitamin A reserves. The ability of vitamin A transfer from mother to fetus is very small, although the mother has a good nutritional status, the baby can only meet the need of vitamin A is less than 2 weeks. Problem of lack of vitamin A in infants is clinically not a public health problem. But the study results micronutrient problems in 10 cities in 2006, is known as subclinical 14.6% of infants with serum retinol <20μg/dl approaching the threshold of public health problems by 15%. Data Riskesdas 2010 the national percentage of children aged 6-59 months who received vitamin A capsules for 69.8% and 69.3% Banten province. Data partum mother who received vitamin A capsules in childbirth last at 52.2%, while for 48.7% of Banten province. Status of vitamin A in blood serum may reflect vitamin A reserves. Reserves of vitamin A in women postpartum to determine the content of vitamin A in breast milk. Childbirth if the mother had serum vitamin A status of low-risk the baby will suffer from vitamin A deficiency (VAD).
This study aims to determine the determinant factors of serum vitamin A status in mothers at parturition Pandeglang (secondary data analysis of 2008) which is an indirect picture of vitamin A deficiency, which in turn can provide a backup image of vitamin A in breast milk (ASI). The research was conducted in May 2012. Cross sectional design used a sample of 127 people 0 days post partum mothers are taken by using a test power (power of the test 1-β). Variables collected include social characteristics (age, parity, education, occupation), Substance Consumption Nutrition (protein intake, fat intake, intake of vitamin A), Nutritional status (body mass index, hemoglobin levels) and health status (morbidity) of serum vitamin A deficiency. Social characteristics are measured with wawancawa, nutrient consumption measured by the method of recall 1x24jam.
Nutritional status (BMI) was measured by comparing weight to height, hemoglobin concentration using the HemoCue premises inspected, Morbidity by using interviews and medical examinations and serum vitamin A by using High Performance Liquid Chromatography Metode (HPLC). Data analysis conducted univariate, bivariate and multivariate. Analysis results obtained for 40.9% of postpartum mothers had vitamin A status of normal serum. The largest percentage of the social characteristics of postpartum mothers were: age 20 years-30 years (59.8%), parity greater than 2 times (56.7%), education <9 years of school (61.4%), it does not work ( 98.4%).
The largest percentage of postpartum maternal food consumption: a protein intake <80% RDA (89.0%), fat intake <25% total energy (54.3%), vitamin A intake of> 700 RE (66.1%). A total of 70.1% of postpartum mothers had normal BMI, 15% BMI classified as obese and 13.4% classified as obese, and 1.6% classified as underweight. More mothers are not classified as puerperal anemia (65.4%). A total of 85.0% of mothers postpartum health status. Bivariate analysis showed no significant relationship between social characteristics, nutrient intake, nutritional status, health status with serum vitamin A supplementation. Multivariate analysis showed that no variable is the determinant factor of serum vitamin A supplementation."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31501
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Winarti
"ABSTRAK
Persalinan merupakan peristiwa yang sangat penting bagi seorang ibu, namun tidak sedikit ibu yang mengalami persalinan yang tidak memuaskan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan antara intensitas nyeri persalinan dengan kepuasan terhadap pengalaman persalinan ibu. Penelitian cross-sectional ini menggunakan teknik consecutive sampling dengan 260 responden di Hermina Hospital Group. Alat ukur yang digunakan antara lain The Satisfaction with Childbirth Experience SWCBE , Numeric Pain Intensity Scale NPIS dan kuesioner pengetahuan tentang proses persalinan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total rerata kepuasan pengalaman persalinan ibu adalah 119,6 dengan standar deviasi 10,6 total rerata 1 SD = 130,2 Hanya terdapat 38 responden 14,6 yang memiliki skore > 130,2. Rerata skala intensitas nyeri persalinan ibu adalah 7,13. Terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas nyeri persalinan dengan kepuasan ibu terhadap pengalaman persalinannya r= 0,213 , faktor lain yang memengaruhi kepuasan pengalaman persalinan ibu adalah lama kala 1 persalinan r = -0,142 . Jenis persalinan, pengetahuan tentang proses persalinan dan status paritas tidak memengaruhi kepuasan pengalaman persalinan ibu. Nyeri persalinan dan penangananya merupakan faktor yang sangat berperan terhadap kepuasan pengalaman persalinan ibu, untuk itu penanganan nyeri persalinan merupakan hal yang harus dipertimbangkan dalam penilaian kualitas pelayanan dikamar bersalin.
ABSTRACT
Childbirth is a very important event for a mother, but not a few women who experience dissatisfaction during their labor. The aim of this study is to identify the correlation between the intensity of labor pain and the satisfaction with childbirth experience. The cross sectional study applied a consecutive sampling technique to select 260 parturian in Hermina Hospital Group as respondents. The measurement tool consist of The Satisfaction with Childbirth Experience SWCBE , Numeric Pain Intensity Scale NPIS and questionaries of Chilbirth process knowledge. The result show that the average total of satisfaction of childbirth experience is 119,6 with deviation standard of 10,6 average total 1SD 130,2 . Only 38 respondents 14,6 have score 130,2. Average intensity scale of labor pain is 7,13. There is significant correlation between intensity of labor pain and the satisfaction with childbirth experience r 0,213 , Another factor affecting the satisfaction with childbirth experience is length labor r 0,142 . Mode of delivery, knowledge of childbirth process and parity status do not affect the satisfaction with childbirth experience. Labor pain and its management is a very important factor to a childbirth experience, Therefore, pain management is important in evaluating quality maternity care."
2017
T48530
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noor Wulandari
"Kualitas hidup ibu yang baik pada periode postpartum merupakan solusi yang penting terhadap kesehatan ibu dan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengidetifikasi hubungan breastfeeding self-efficacy dan dukungan keluarga dengan kualitas hidup ibu postpartum. Desain penelitian ini adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional, melibatkan 101 ibu postpartum 0-42 hari yang dipilih secara kuota. Kualitas hidup ibu postpartum diukur menggunakan instrument Postpartum Quality of Life Questionnaire.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan antara breastfeeding self-efficacy dengan kualitas hidup ibu postpartum. Namun terdapat hubungan bermakna antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup ibu postpartum p value 0,002,OR = 3,89,CI=95 . Edukasi dan konseling yang melibatkan keluarga pada ibu postpartum dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup ibu postpartum.

High maternal quality of life in the postpartum period is an important solution to maternal and child health. This study aimed to identify breastfeeding self efficacy and family support with the quality of life of postpartum mothers. The design of this study was analytic correlation with cross sectional approach, involving 101 postpartum mothers 0 42 days, selected by quota technique. The quality of life of postpartum mothers was measured using the Postpartum Quality of Life Questionnaire instrument. The results showed no correlation between breastfeeding self efficacy and quality of life of postpartum mothers. However there was a significant correlation between family support and quality of life of postpartum mother p value 0,002, OR 3,89, CI 95 . This study recommended to provide education and counselling involving families in women during postpartum period."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zefanya Meilinda
"Kehamilan yang beresiko adalah kehamilan yang mengandung unsur 4T (terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak dan terlalu dekat). Kehamilan dengan jarak kurang dari 2 tahun memiliki resiko lebih tinggi untuk menyebabkan komplikasi hingga kematian pada ibu atau bayi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor yang memengaruhi perilaku penggunaan KB pada ibu pasca persalinan di Indonesia menggunakan data sekunder SDKI 2017. Desain penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang, dengan sampel wanita usia 15-49 tahun yang menikah dan anak terakhir berusia ≤24 bulan. Hasil penelitian menunjukan 24.8% ibu tidak menggunakan KB pasca persalinan di Indonesia. Pendekataan perilaku Lawrance Green meninjau faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat. Dalam studi ini tidak ditemukan perbedaan antara faktor perdisposisi usia, pengetahuan, status pekerjaan, jumlah anak, pendidikan dan daerah tempat tinggal dengan penggunaan KB pasca persalinan. Sementara untuk faktor predisposisi niat reproduksi, ditemukan hubungan yang bermakna terhadap penggunaan KB pasca persalinan (PR=1.396). Untuk faktor pemungkin, dalam kasus ini kunjungan ANC, ditemukan hubungan yang signifikan terhadap penggunaan KB pasca persalinan (PR=1.789). Untuk Faktor penguat, dalam kasus ini dukungan suami, memiliki hubungan yang signifikan dengan penggunaan KB pasca persalinan (PR=3.043).

Pregnancy with less than 2 years after the last birth is considered high risk and prone to complications, including the death of the mother and the baby. This study is conducted to investigate factors that affect the postpartum family planning in Indonesia based on the secondary data of IDHS 2017. This study using cross sectional method is employed to analyze married women between 15-49 years old with the last child younger than 24 months. This study shows that 24.8% of postpartum mothers in Indonesia are not using contraception. Lawrence Green behavioral approach is used to inspect predisposing factors, enabling factors, and reinforcing factors. This approach shows that predisposing factors such as age, knowledge, employment status, number of children, education and domicile are not correlated to the use of contraception. On the other hand, other predisposing factors: reproductive intention have a significant relation postpartum contraception usage (PR=1.396). For enabling factor, the antenatal care is found to have significant relation with postpartum contraception (PR=1.798). Significant relation is also found for reinforcing factor, in this case partner support (PR=3.043)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iroma Maulida
"Masa nifas adalah masa sesudah persalinan. Selama periode ini, terjadi proses yang memungkinkan tubuh memulihkan kembali organ-organ reproduksinya. Pada masa nifas ini kadang-kadang diikuti dengan terjadinya komplikasi, seperti infeksi, pendarahan, dan preeklamsia/eklamsia. Komplikasi ini merupakan penyebab terbesar yang dapat menimbulkan kematian. Demam nifas (morbiditas puerperalis) merupakan gejala terjadinya infeksi nifas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya demam nifas. Disain yang digunakan adalah kasus kontrol. Jenis data yang digunakan merupakan data sekunder yang berasal dari Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 1995. Data diolah dan dianalisis secara bivariat dan multivariat dengan menggunakan analisa logistik regresi.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara faktor jenis penolong persalinan (p=4,049) dengan terjadinya demam nifas setelah dikendalikan faktor frekwensi pemeriksaan kehamilan (p=9,447). Ibu hamil yang persalinannya ditolong oleh dukun memiliki risiko untuk mengalami demam nifas 2 kali dibandingkan ibu hamil yang persalinannya ditolong oleh dokter/perawat/bidan. Oleh karena itu perlu disarankan kepada masyarakat agar melakukan pemeriksaan dengan tenaga kesehatan seperti dokter/bidan/perawat.

The Factors Related to Morbidity PuerperialPuerperium is a period that comes after a woman gives a birth. During this period, there is a kind of process which leads the body itself tries to recover woman's reproduction organs. This period is sometimes followed by a complication, such as infection, bleeding, and preeclamsia/eclamsia. Such complication is the biggest of factor that cause early maternal death. Morbidity Puerperial is symptom of puerperium infection.
The research purpose is finding out the factors that related with Morbidity Puerperial. To overcome the aim, this research based on a control case as its research design. The data is acquired from Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Depkes RI 1995 and would be analyzed by bivariat and multivariat procedures from logistic regression analysis.
The research result shows that there is a significant relationship between the factor of giving birth safety (p=0.049) with Morbidity Puerperial which has been controlled by pregnancy examination factor (p=0.047). A pregnant woman who gives her birth with the help from a traditional medical practitioner will have twice risk greater than the one who gets help from doctor or midwife. Therefore, the public should know that really important to be examined by doctor or midwife for their own good."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 4646
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monna Maharani Hidayat
"Kondisi kesehatan mental maternal kurang menjadi perhatian pada pelayanan kesehatan. Kepedulian terhadap aspek psikologis maupun sosial masih jarang diperhatikan bila dibandingkan dengan aspek fisik. Hasil temuan pada studi ini diketahui lebih dari seperempat ibu hamil memiliki kondisi psikososial ibu postpartum yang berisiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara prenatal distress dengan kondisi psikososial ibu postpartum.
Desain penelitian yang digunakan yaitu desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional pada 162 ibu hamil di kabupaten Cianjur yang dipilih dengan teknik two stage cluster sampling. Analisis menggunakan chi square, t-test, dan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara prenatal distress dengan kondisi psikososial ibu postpartum p=0,001. Ketidaknyamanan fisik saat hamil merupakan faktor yang paling berhubungan dengan kondisi psikososial ibu postpartum OR=4.65; 95 CI, 2.0; 10.8. Ibu yang tidak nyaman saat hamil berpeluang sebesar 4.65 kali mengalami psikososial ibu postpartum yang berisiko dibandingkan dengan ibu yang nyaman saat hamil setelah dikontrol oleh prenatal distress dan perencanaan kehamilan.
Petugas kesehatan direkomendasikan untuk melakukan skrining prenatal distress dan kondisi psikososial postpartum pada ibu sejak awal kehamilan. Tindakan keperawatan juga diperlukan jika diketahui ada risiko gangguan prenatal distress sehingga tidak menambah masalah pada kondisi psikososial ibu postpartum.

Mental health condition of maternal less attention to health service. Concern for both psychological and social aspects is rarely noticed when compared to the physical aspect. The findings of this study found that more than a quarter of pregnant women had a risky postpartum psychosocial condition. The aim of this study was to identify the relationship between prenatal distress with postpartum psychosocial condition.
The research design was analytic descriptive with cross sectional approach. The sampels were 162 pregnant women in Cianjur District, selected by two stage cluster sampling technique. The analysis used chi square, t test, and logistic regression.
The results showed a significant correlation between prenatal distress with postpartum psychosocial condition p 0,001 . Pregnancy physical discomfort is the most influential factor on the occurrence of postpartum psychosocial conditions risk OR 4.65 95 CI, 2.0 10.8 . Pregnancy discomfort are 4.65 times more likely to have psychosocial postpartum women rsquo s at risk than comfortable pregnant women after being controlled by prenatal distress and pregnancy planning.
Health care workers are recommended to perform prenatal distress screening and postpartum psychosocial conditions in the mother since early pregnancy. Nursing intervention is also necessary if there is known to be a risk of prenatal distress disorder so as not to increase the problem on the psychosocial condition of the postpartum period.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50544
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Laellatul
"Kelelahan adalah semacam gejala fisik dan mental, yang tidak dapat dihindari oleh ibu selama periode postpartum. Kelelahan menimbulkan dampak merugikan pada kesejahteraan ibu, aktivitas sehari-hari, dan interkasi antara ibu dan bayi. Kelelahan dipengaruhi oleh karakteristik dan stres ibu. Kelelahan menyebabkan stres pada ibu dan stres dapat memperburuk kelelahan ibu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kelelahan ibu berdasarkan karakteristik dan stres. Sebanyak 109 ibu nifas di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok menjadi responden pada penelitian ini yang diambil dengan cara consecutive sampling dan dianalisis menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa berdasarkan karakteristik hampir semua ibu mengalami tingkat kelelahan sedang, sedangkan berdasarkan stres ibu menunjukkan bahwa lebih dari separuh ibu dengan stres positif mengalami kelelahan tinggi. Penelitian ini diharapkan berguna untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan terkait masalah pada ibu nifas yang berhubungan dengan kelelahan dan stres.

Fatigue is a kind of physical and mental symptoms, which cannot be avoided by mothers during the postpartum period. Fatigue has a detrimental effect on maternal well-being, daily activities, and interactions between mother and baby. Fatigue is influenced by maternal characteristics and stress. Fatigue causes stress and stress can worsen maternal fatigue. This research is a descriptive study that aims to identify the level of maternal fatigue based on characteristics and stress. A total of 109 postpartum mothers in Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok were respondents in this study taken by consecutive sampling and analyzed using univariate analysis. The results showed that based on the mothers characteristics is almost experiencing moderate levels of fatigue, meanwhile based on maternal stress, it was shown that more than half of mothers with positive stress experienced high fatigue. The results of the study are expected to be useful to improve the quality of health services related to problems with postpartum mothers especially on fatigue and maternal stress."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>