Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90534 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Permaesih
"ABSTRAK
Kesegaran jasmani diperlukan untuk aktifitas sehari-hari. Tingkat kesegaran jasmani seseorang dapat diketahui dengan melakukan pengukuran statis maupun dinamis. Kesegaran jasmani statis ditentukan berdasarkan status gizi dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan beberapa parameter biokimia, sedangkan kesegaran jasmani secara dinamis ditentukan dengan memberikan pembebanan pada tubuh. Pengukuran yang dilakukan dapat dengan cara mengukur kemampuan yang dapat dicapai dengan adanya pembebanan tersebut dan dapat pula dengan melihat perubahan faal tubuh. Pengukuran kesegaran jasmani secara dinamis memerlukan waktu lebih lama dibandingkan dengan pengukuran statis.
Penelitian ini merupakan pemanfaatan data yang tersedia di Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa Saryanto Jakarta. Data yang dianalisis adalah data hasil pemeriksaan dari pria berumur antara 22 - 40 tahun pada kelompok tertentu diperiksa pada periode tahun 1994 - 1996. Sebagai variabel terikat adalah kesegaran jasmani, sementara variabel bebas adalah umur, Indeks Massa Tubuh (IMT), kadar trigeliserida, kadar HDL kholesterol, kadar LDL kholesterol, kadar gula darah puasa, kadar gula darah 2 jam setelah puasa, kadar hemoglobin dan tekanan darah diastolik. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan analisis faktor dan analisis regresi linier ganda.
Hasil penelitian mendapatkan tingkat kesegaran jasmani rata- rata sebesar 59.2 ± 9.06 termasuk pada kiasifikasi cukup. Disamping itu diketahui umur mereka rata-rata 30.36 ± 4.88 tahun, status gizi berdasarkan IMT menunjukkan nilai rata-rata 23.66 ± 2.36 masih dalam batas normal, sedangkan HDL kholesterol mendapatkan nilai rata-rata sebesar 48.5 + 11.3 mg/dL Dari hasil analisis bivariat diketahui variabel yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan kesegaran jasmani adalah umur, IMT, kadar trigeliserida, kadar HDL kholesterol dan tekanan darah diastolik. Hasil analisis multivariat faktor yang berasal dari variabel kadar trigeliserida, kadar HDL kholesterol, kadar LDL kholesterol, kadar gula darah puasa dan kadar gula darah 2 jam setelah makan mendapatkan kadar HDL kholesterol yang dapat digunakan dalam variabel faktor. Hasil analisis multivariat regresi linier ganda menciptakan 2 model prediksi kesegaran jasmani yaitu : (1) dugaan kesegaran jasmani = 98.18 - 0.27 umur - 1.3 IMT - 1.5 faktor 2 (-0.36 HDL + 0.18 LDL), dengan koefisien determinasi 24 % dan F signifikansi = 0.005 dan (2) dugaan ketahanan kardiorespirasi = 1016 - 0.89 umur - 1.3 IMT - 2.1 faktor 2 (-0.36 HDL + 0.18 LDL), dengan koefisien determinasi 37 % dan F signifikansi = 0.005
Berdasarkan penelitian di atas disarankan pada pengguna model prediksi untuk berhati-hati dalam menggunakan model prediksi di atas karena ada nilai batas tertentu, sedangkan untuk peneliti dianjurkan untuk menggunakan variabel lain sesuai dengan kerangka teori agar menghasilkan model prediksi yang lebih baik.

ABSTRACT
Physical fitness needed for daily activities. The level of physical fitness for someone could be recognized through the measurement of static and dynamic fitness. The measurement of static fitness was based on the nutritional status by using Body Mass Index and some biochemical parameters, where as dynamic fitness measures the ability of the body to resist the burden. Its measurement also can observe the physiological changes in the body. The measurement of dynamic fitness need some more time than the static one.
This research was using the data which were available in "Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa Saryanto, Jakarta ". The research analyses were results of observation for men aged 22 - 40 years in a certain group who were examined in this institute for the period from 1994 to 1996. The only dependent variable was the physical fitness and independent variables were age, Body Mass Index (BM[), the content of triglycerides, HDL and LDL cholesterols, the content of blood glucose during fasting, 2 hours after fasting, the content of haemoglobin and diastolic blood pressure. The analyses done were univariate, bivariate and multivariate by a factor analysis and a linier multiple regression.
The study revealed that the level of physical fitness within the group analyzed was average 59.2 + 9.06. In addition it was known that the average of their age 30.36 ± 4.88 years, the nutritional status based on BMI was 23.66 ± 2.36.
The result of bivariate analysis was known that the variables related significantly to the physical fitness were age, BMI, the trigelicerides and the HDL cholesterols contents and the diastolic blood pressure.
The result of multivariat factors from variables of triglycerides, HDL cholesterol. LDL cholesterol, blood glucose during fasting and 2 hours after meal, the content of HDL cholesterol which could be used in the factor variables. Whereas the result of multiple liner regression was gained two models of prediction for the physical fitness that were : (1) the prediction of physical fitness A and B = 98.18 - 0.27 age - 1.3 BMI - 1.5 factor 2 (-0.36 HDL + 0.18 LDL), whose the coefisien determination was 24 % and F significantly = 0.005; (2) the prediction of cardiovascular endurance = 103.6 - 0.89 age - 1.3 BMI - 2.1 factor 2 (-0.36 HDL + 0.18 LDL), which the coefisien determination 37 % and F significantly = 0.005.
Based on the result of the study it was suggested for the using the prediction models carefully since there were limited values, and for the researchers were suggested to use other variables appropriate with the theory in order to gain the better result for prediction model.
References : 54 (1947 - 1996)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Simbolon, Demsa
"Usia remaja merupakan salah satu kelompok umur rentan terhadap masalah gizi sebagai akibat riwayat lahir dan status gizi buruk sebelumnya yang konsekuensinya buruk dalam daur hidup berikutnya. Penelitian ini menggunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) dengan desain studi longitudinal, bertujuan memperoleh model prediksi IMT remaja berdasarkan riwayat lahir dan status gizi anak. Sampel berjumlah 837 balita dipilih secara multistage random sampling. Riwayat lahir diukur dari berat lahir dan umur kehamilan. Pengukuran status gizi dilakukan mulai balita sampai remaja (15 - 19 tahun). Analisis menggunakan regresi logistik multinomial.
Rata-rata berat lahir bayi perempuan 147 gram lebih rendah dibandingkan bayi laki-laki. Terdapat 7,4% berat bayi lahir rendah, dengan prevalensi tertinggi pada perempuan (9,3%). Terdapat masalah gizi ganda pada balita yaitu 47% stunting, 29,7% underweight, 10% wasting, dan 13,9% gemuk/obesitas. Sebesar 51,7% balita mengalami gangguan pertumbuhan dengan stunting sebagai kontribusi terbesar. Risiko remaja gemuk/obesitas diprediksi dari kelahiran prematur, stunting usia 8 - 12 tahun, dan gemuk/obesitas usia 8 - 12 tahun. Risiko remaja kurus diprediksi dari IMT kurus saat berusia 5 - 9 tahun dan usia 8 - 12 tahun. Perlu intervensi yang diprioritaskan pada remaja perempuan untuk mencegah kelahiran prematur dan fetal programming, serta evaluasi program Pemberian Makan Tambahan (PMT) pada balita yang lebih memfokuskan pada penambahan berat badan tanpa mempertimbangkan tinggi badan.

Adolescents is one of the age groups vulnerable to nutritional problems as a result of poor birth history and nutritional status, and then have bad consequences the next life cycle. Research using data Indonesia Family Life Survey (IFLS) with longitudinal study designs to predict adolescent body mass index based on the history of birth and child nutritional status. Sample Model Prediksi Indeks Massa Tubuh Remaja Berdasarkan Riwayat Lahir dan Status Gizi Anak Prediction Model for Adolescent Body Mass Index Based on the Birth History and Children Nutrition Status consisted of 837 children selected by multistage random sampling. History of birth measured from birth weight and gestational age. Measurement of nutritional status was conducted from under five years children to adolescence (15 - 19 years). Analysis using multinomial logistic regression.
Average birth weight women 147 grams lower than men. There is a 7.4% LBW, with the highest prevalence in women (9.3%). There are multiple nutritional problems are 47 % stunting, 29.7% underweight, 10% wasting, and 13.9% overweight/obesity. 51.7% of children under five years of growth faltering, stunting as the highest contribution. The risk of overweight/obesity adolescent can be predicted from the premature birth, stunted aged 8 - 12 years, and overweight/obese aged 8 - 12 years. Risk of underweight adolescents predicted from underweight aged 5 - 9 years and 8 - 12 years. It should be prioritized intervention in young women to prevent preterm birth, as well as the evaluation of the supplementary feeding programs are more focused on weight gain without considering the height.
"
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ila Fadila
"Penelitian ini mempelajari hubungan skinfoid thickness (penjumlahan biceps, triceps, subscapular, dan suprailiac)/RLPP/IMT dengan kolesterol serum pada orang dewasa. Variabel lain yang dianggap sebagai konfounder meliputi karakteristik responden yaitu : jenis kelamin, umur, indeks aktifitas, suku bangsa dan kebiasaan merokok. Analisis menggunakan data sekunder hasil Survei Gizi dan Kesehatan Pada Orang Dewasa (Kerjasama Direktorat BGM Depkes RI dan FKM-UI, Juni 1996) di 6 kota yaitu : Medan, Padang, Bandung, Yogyakarta, Denpasar dan Ujungpandang.
Desain penelitian adalah cross-sectional . Pemilihan responden (sampel) menggunakan rancangan klaster dua tahap, yaitu : (1) Probability Proportionate to Size (PPS) untuk memilih klaster, (2) Simple Random Sampling (SRS) untuk memilih rumah tangga (responden). Jumlah reponden yang diikutkan dalam analisis sebanyak 493 orang (laki-laki =170, perempuan = 323). Jumlah reponden ini merupakan sub-sampel dari penelitian Direktorat BGM Depkes RI bekerjasama dengan FKM-UI. Untuk membangun model prediksi kolesterol serum dengan penilaian status gizi digunakan analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Pada proses pemodelan digunakan tehnik backward elimination procedure.
Hasil penelitian memperlihatkan adanya korelasi positif antara kolesterol dengan skinfold , kolesterol dengan umur, dan kolesterol dengan suku bangsa (p<0.01). Sebaliknya antara kolesterol dengan aktifitas terdapat korelasi negatif (p< 0.15). Sedangkan hubungan antara kolesterol dengan RLPP dan kolesterol dengan IMT tidak bermakna pada p< 0.05, tetapi bermakna pada p< 0.15, Rata-rata umur , indeks aktifitas dan RLPP (Rasio Lingkar Pinggang dan Pinggul) pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan (p<0.01). Sebaliknya rata-rata skinfold thickness, IMT (p<0,01) dan kolesterol (p0.05) pada perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Dengan pertimbangan substansi, jenis kelarnin dimasukkan ke dalam model walaupun nilai p jenis kelamin di dalam model lebih besar dari 0.05.
Dari hasil pemodelan, terpilih model terbaik dengan persamaan regresi :
Kolesterol Serum = 153.58 + 0.36 Skinfold + 0.34 Umur -1.46 Sex (laki-laki) - 48.71 Aktifitas (bcrat) + 27.84 Suku. Model dapat menduga kadar kolesterol orang dewasa (urnur ~ 18 tahun) dengan kemampuan R2 = 12.63 %. Pada model terlihat bahwa kebiasaan merokok tidak memberi kontribusi terhadap model (p> 0.05). Sedangkan model yang dibangun berdasarkan RLPP maupun EMT mempunyai p> 0.05 sehingga kedua persamaan yang ada menjadi gugur.
Dari sudut kesehatan masyarakat, sebagai deteksi dini kadar kolesterol penggunaan ukuran skinfold thickness ini walaupun belum sensitif namun sebagai langkah awal perlu diperkenalkan dimasyarakat sesuai dengan kemampuan dan kepentingan yang ada. Selanjutnya perlu dilakukan validasi dengan parameter lain sebagai gold standard dan penambahan vaiiabel lain yang dianggap berhubungan.

Prediction Model of Serum Cholesterol based on Anthropometric Assessment of Nutritional Status (Skinfold Thickness, Waist Hip Ratio and Body Mass Index) Among Adults in Six Cities in Indonesia .The relationship between anthropometric measurement (skinfold thickness, WHR and BMI) and serum cholesterol contain among adult was explored in this study. The other variables assumed as confounder including respondent, namely: sex, age, activity index, ethnic, and smoking habitual. The analysis use secondary data from Health and Nutrition Survey Among Adult (collaboration of Nutrition Directorate -Ministry of Health of the Republic of Indonesia and The Faculty of Public Health - University of Indonesia, June 1996) in 6 cities: Medan, Padang, Bandung, Yogyakarta, Denpasar and Ujungpandang.
The study design was cross sectional. The sampling method use two stages cluster design, they are : (1) probability proportionate to size (PPS) for choose the cluster; and (2) simple random sampling (SRS) for choose the household (respondent). The number of respondents involved in the analysis were 493 (170 males and 323 females), which were sub samples survey of Nutrition Directorate - Ministry of Health. To build prediction model of serum cholesterol with nutritional status assessment was used multiple regression analysis. Backward elimination procedure was used for model processing.
The study result indicated there was positive correlation between cholesterol and skinfold, cholesterol and age, and cholesterol and ethnic (p < 0.01). The relationship between cholesterol and activity indicated negative correlation ( p < 0.15). Meanwhile the relationship between cholesterol and WHR, cholesterol and BMI indicated no significant result on p < 0.05, but there were significant on p < 0.15. The average of age, activity index and WHRon males were higher than females (p < 0.01). On the contrary, average of skinfold thickness, BMI (p < 0.01) and cholesterol (p > 0.05) on females were higher than males. By substancial consideration, sex was included in the model eventhough p value of sex in the model was higher than 0.05,
Throughout the modelling, the best fit model in regression equation was :
Kolesterol = 153.58 + 036 Skinfo!d + 0.34 Age -1.46 Sex (male) - 48.71 Activity (heavy) + 27.84 Ethnic, the model could predict cholesterol among adult (age > 18 years) with R2 (coefficient of determination) is 12.63%. Smoking habitual not contribute to the model (p > 0.05). Meanwhile model which was built based on both of WHR and BMI had p > 0.05, so the two equations were failed.
By the public health aspect, as early detection of serum cholesterol, the usage of the measurement of skinfold thickness.need to be published and practiced on public user level, according to owned capability and interest priority_ Finally, validation with other parameter should be conducted as a golden standard assumed complete.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ch. M. Kristanti
"ABSTRAK
Dilakukan analisis regresi linier pada data sekunder hasil penelitian kesegaran jasmani pelajar SLTA Jakarta, 1990 yang merupakan studi Cross Sectional.
Tujuan penelitian untuk mengetahui daya tahan kardiorespirasi pelajar SLTA Jakarta dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dalam penelitian ini nilai VO2 max menggambarkan daya tahan kardiorespirasi seseorang.
Sebesar 52,4% pelajar SLTA Jakarta mempunyai daya tahan kardiorespirasi dalam kondisi ?kurang?. Ni1ai V02 max. dipengaruhi oleh seks, umur, BMI, kegiatan olahraga dankadar Hb. Nilai V02 max pada laki-laki lebih besar 700/kg BB/mt dibandingkan dengan perempuan. BMI (body mass index) berpengaruh terhadap kesegaran jasmani, setiap kenaikan BMI 1 kg/meter diikuti dengan penurunan V02 max sebesar1,05 ml/kg BB/menit. Kegiatan olahraga berpengaruh terhadap V02 max, setiap kenaikan kegiatan olahraga 1 jam per bulan efektif diikuti dengan kenaikan V02 max sebesar 0,02 ml/kg BB/menit. Dalam penelitian ini Hb berpengaruh terhadap V02 max, setiap kenaikan kadar Hb 1 gr/dl diikuti dengan penurunan VO2 max sebesar 0,31 ml/kg BB/mt. Garis regresi hanya dapat menerangkan 25% dari variasi V02 max.
Untuk mengetahui pengaruh berbagai variasi terhadap nilai V02 max, perlu pengukuran V02 max secara langsung tanpa melalui faktor koreksi."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Yusac
"Pengelolaan limpasan hujan yang baik adalah pengelolaan yang tidak hanya memperhatikan faktor kuantitasnya saja, melainkan juga faktor kualitas yang semakin lama semakin memburuk. Kondisi sistem drainase yang ada di Indonesia banyak yang belum memisahkan antara saluran limbah greywater (sewer) dengan saluran drainase air hujan (drainage). Hal ini menyebabkan sering tercampurnya air hujan yang mengalir pada saluran drainase dengan air limbah terutama yang tergolong air limbah domestik Sarana biodrainase adalah salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah tersebut disamping juga dapat memberi tambahan nilai keindahan/estetika. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti efisiensi pengurangan (efficiency removal) parameter yang menunjukkan kadar pencemar/polutan yang masuk ke dalam sarana biodrainase. Sarana ini ditujukan untuk memperbaiki kualitas air dari suatu tempat atau wilayah (dalam hal ini kavling rumah tinggal atau permukiman pada umumnya), yang pada akhimya (outlet) keluar di saluran drainase umum ataupun komponen LID lainnya seperti sarana sumur resapan dan sebagainya. Jenis-jenis parameter yang diteliti adalah BOD, COD, besi (Fe), fosfat, kekeruhan dan bakteri coli. Sedangkan tanaman yang digunakan adalah jenis kana atau bunga tasbih (Canna indika) atau garut (Canna glauca). Simulasi dilakukan selama 5 hari berturut-turut dengan membandingkan kondisi yang berbeda, yaitu kondisi tak jenuh dan jenuh pada masing-masing komponen media biodrainase. Hasilnya didapat pengurangan parameter kekeruhan dan orthofosfat merupakan parameter yang dapat dikurangi secara baik dan relatif konstan. Sedangkan untuk parameter lainnya seperti BOD, COD, besi dan bakteri coil hasilnya berfluktuatif dalam kurun waktu yang ditetapkan sebelumnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Diah Rini Handjari
"ABSTRAK
Kanker kolorektal KKR dianggap sebagai masalah kesehatan utama, salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi serta penyebab kematian kedua terbesar di negara barat dan di Indonesia. Adenokarsinoma kolorektal serrated AKS merupakan salah satu tipe dari KKR. Salah satu jalur karsinogenesis kolorektal adalah jalur serrated yang diketahui melibatkan mutasi gen KRAS. Penanda tumor lain yang juga terlibat dalam proses karsinogenesis adalah P53 dan Bcl-2. Gambaran histomorfologik yang ditemukan oleh Tuppurainen dkk. saat ini digunakan sebagai penanda AKS. Terbatasnya sarana laboratorium patologi molekular di Indonesia, menekankan pentingnya membuat model skoring gambaran histomorfologik AKS dan atau ekspresi protein P53 serta Bcl-2 untuk memprediksi mutasi KRAS.Penelitian potong lintang terhadap 39 kasus AKS didapatkan dari Arsip Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM selama tahun 2013 ndash;2015. Setiap kasus dikumpulkan data klinisnya, dan dinilai ulang karakteristik histomorfologik dan penanda tumor Bcl2 dan P53 , serta dilakukan pemeriksaan status KRAS. Penelitian histomorfologik dilakukan per kasus dan per contoh yaitu terhadap 100 kelenjar/kasus.Pada penelitian ini, kasus AKS ditemukan paling banyak pada laki-laki 51,3 , usia ge; 40 tahun 71,8 , lokasi di kolon kiri 84,6 , tidak memiliki metastasis 92,3 , status mutasi KRAS 71,8 . Ekspresi protein P53 didapatkan pada 69,2 dan protein Bcl-2 51,3 , tidak didapatkan hubungan bermakna ekspresi protein tersebut dengan status KRAS. Gambaran histomorfologik status KRAS didapatkan hubungan pada epitel serrated, lokasi inti sel, kondisi inti, sitoplasma dan musin. Odds ratio tertinggi ditemukan pada epitel serrated OR 2,7; IK 95 2,30 ndash;3,07 dan musin OR 2,0; IK 95 , 1,15 ndash;3,65 . Berdasarkan uji statistik didapatkan model nilai skoring yang terdiri dari epitel serrated, keadaan lokasi inti, kondisi inti dan adanya musin CI 95 antara 61 ndash;65 . Nilai sensitivitas dan spesifisitas berdasarkan nilai titik potong pada angka 16 sensitivitasnya sebesar 72 dan spesifisitasnya sebesar 48 .Simpulan: Didapatkan model sistem skor dengan titik potong 16 untuk memprediksi adanya mutasi KRAS berdasarkan, epitel serrated, lokasi inti sel, kondisi inti, dan adanya musin.Kata kunci: Adenokarsinoma kolorektal serrated, Bcl-2, jalur serrated, Kanker kolorektal, mutasi KRAS, P53

ABSTRACT
Colorectal cancer CRC is considered as major health problem, one type of cancer that most often occurs as well as the second largest cause of death in western countries and in Indonesia. Serrated colorectal adenocarcinoma SA is one type of CRC. One of colorectal carcinogenesis pathway is serrated pathway that known to involve KRAS gene mutation. Other tumor markers that also involved in the process of its carcinogenesis were P53 and Bcl 2. Histomorphological criteria found by Tuppurainen et al currently used as marker of SA. Limited facilities of molecular pathology laboratory in Indonesia emphasize the needs of making scoring model by using histomorphological features of SA and or P53 and Bcl 2 protein expression to predict KRAS mutation.A cross sectional study conducted to 39 cases of SA registered in Departement of Anatomical Pathology FMUI Ciptomangunkusumo Hospital from 2013 ndash 2015. All clinical data related to the cases were collected. Each case was reevaluated based on Tuppurainen histomorphological criteria, tumor markers Bcl 2 and P53 , and KRAS status. Histomorphological examination is conducted per case and per instance to 100 nodes case.Present study showed that most cases of SA was found in male 51.3 , aged ge 40 years 71.8 , located in left colon 84.6 , did not have metastasis 92.3 , with KRAS mutation status 71.8 . P53 and Bcl 2 protein expressions were found in 69.2 and 51.3 respectively, with no significant association with KRAS status. Histomorphological features of KRAS status found in epithelial serration, nucleus location, nucleus condition, cytoplasm and mucin. Epithelial serration has the highest odds ratio OR 2.7 IK 95 2.30 ndash 3.07 followed by mucin OR 2.0 IK 95 , 1.15 ndash 3.65 . Statistical values showed scoring models consisted of epithelial serrations, nucleus location, nucleus condition and presence of mucin CI 95 between 61 ndash 65 . The sensitivity and specificity cut off point located on the number 16, with sensitivity value was 72 and specificity 48 .Conclusion A scoring system model yielded 16 as cut off score was obtained to predict KRAS mutations based on epithelial serrations, nucleus location, nucleus condition and presence of mucin.Keywords Bcl2, Colorectal cancer, colorectal serrated adenocarcinoma, KRAS mutation, P53, serrated pathway"
2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Whelli Mursala
"Penelitian ini membahas model prediksi berat lahir bayi berdasarkan status gizi dan faktor lainnya di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Kejadian rata-rata berat lahir bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok sebesar 3172,96 gram.Untuk mengetahui model prediksi berat lahir bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok dilakukan penelitian dengan desain penelitian Cross Sectional, menggunakan data sekunder dari rekam medik ibu yang memeriksakan kehamilan atau melahirkan di Rumah Sakit tersebut.
Hasil penelitian rata-rata usia ibu yang melahirkan 30,29 tahun dengan pendidikan ibu di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok tertinggi SMP sebesar 50,4%, SD 22,2%, SMA 25,9%, dan Perguruan Tinggi 1,5%. Rata-rata ibu yang memeriksakan kehamilan atau melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah tidak bekerja sebesar 97,8% dengan paritas atau jumlah anak kurang dari sama dengan tiga orang sebanyak 68,9% dan rata-rata usia kehamilan ibu 38,59 minggu, rata-rata berat badan sebelum hamil sebesar 53,52 kg.
Hasil penelitian menyebutkan 3 variabel yang signifikan yaitu usia ibu, usia kehamilan, dan berat badan sebelum hamil dan usia kehamilan yang paling besar pengaruhnya terhadap berat lahir bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok.

This study discusses birthweight prediction model based on nutritional status and other factors at the General Hospital in Depok. This research is a quantitative study. Average incidence of birth weight babies in the General Hospital of 3172.96 grams. To determine the predictive model birth weight infants in the General Hospital in Depok conducted research with cross sectional research design, using secondary data from medical records of mothers during their pregnancy or childbirth in the hospital.
The results of the study the average age of mothers giving birth to 30.29 years of education of mothers in the General Hospital of Depok City junior high at 50.4%, SD 22.2%, 25.9% high school, and university 1.5% . Average mothers during their pregnancy or childbirth in the General Hospital of 97.8% does not work with parity or the number of children less than three to 68.9% and an average age of 38.59 weeks gestational mother, average The average pre-pregnancy weight was 53.52 kg.
The results mentioned three significant variables, namely maternal age, gestational age, and prepregnancy weight and gestational age were greatest effect on birth weight infants in the General Hospital in Depok.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>