Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153252 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hamka Hendra Noer
"Tingginya aktivitas manusia dan lajunya pembangunan fisik oleh Pemerintah akan berdampak terhadap lingkungan hidup. Salah satu dampak yang dihasilkannya adalah hasil buangan dalam bentuk peningkatan jumlah sampah. Akumulasi kuantitas sampah di Kotamadya Gorontalo meningkat terus seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk baik disebabkan oleh tingkat kelahiran maupun oleh urbanisasi dari desa ke kota, dengan angka pertumbuhan penduduk 0,87 % per tahun. Jika permasalahan sampah ini tidak segera ditanggulangi, maka akan menimbulkan pencemaran dan akhirnya akan merusak lingkungan. Rusaknya lingkungan dapat menyebabkan menurunnya kualitas lingkungan hidup. Kesadaran masyarakat perlu ditumbuhkan dalam penanganan masalah kebersihan ini, karena masalah kebersihan lingkungan bukan saja menjadi tugas dan kewajiban pemerintah daerah tetapi juga menjadi tugas dan kewajiban masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu partisipasi masyarakat sang at dibutuhkan dalam pelaksanaan, pengumpulan dan pengangkutan sampah dari rumah ke tempat penampungan sementara, terutama di daerah-daerah permukiman dengan kondisi jalan yang sempit dan hanya bisa dilalui gerobak sampah saja.
Berdasarkan hal di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk (1) mengetahui pola pengelolaan sampah yang dilakukan di Kotamadya Gorontalo, (2) mengetahui tingkat partisipasi masyarakat Kotamadya Gorontalo dalam pelaksanaan program kebersihan lingkungan, khususnya pengelolaan sampah permukiman, dan (3) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarkat terhadap pelaksanaan program kebersihan, khususnya pengelolaan sampah permukiman. Penelitian ini dilakukan di Kotamadya Gorontalo di Kecamatan Kota Barat (Kelurahan Tornulabotao), Kecamatan Kota Selatan (Kelurahan Limba U - I dan Limba U - Il), dan Kecamatan Kota Utara (Kelurahan Pulubala). Pengambilan sampel dilakukan secara acak sistematis sebanyak 348 responden Kepala Keluarga. Dalam penentuan banyaknya jumlah responden pads tiap-tiap kelurahan, faktor pendidikan kepala keluarga di tiap kelurahan dijadikan acuan. Adapun variabel yang diteliti yaitu 'l variabel tidak bebas dan 7 variabel bebas. Variabel tidak bebas adalah partisipasi masyarakat dalam program kebersihan khususnya pengelolaan sampah. Sedangkan variabel babas (1) umur, (2) tingkat pendidikan, (3) pendapatan, (4) keadaan Iingkungan permukiman, (5) lamanya tinggal, (6) keberadaan halaman, serta (7) bimbingan dan penyuluhan.
Untuk mendapatkan data primer di lokasi penelitian, selain wawancara dengan kepala keluarga, juga dilakukan wawancara dengan instansi terkait yang dapat mendukung pelaksanaan penelitian ini. Sedangkan data yang dikumpulkan selain data primer, juga data sekunder yang ada hubungannya dengan penelitian. Pengolahan data primer dilakukan dengan 3 metode yaitu uji X2 (chi-square) untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel babas dengan variabel tidak babas. Uji korelasi spearman (rs) untuk mengetahui keeratan hubungan antara faktor-faktor pada variabel babas dan tidak babas. Selanjutnya untuk melihat signifikansi dari korelasi spearman (rs) dilakukan uji t. Tingkat signifikansi yang dipakai adalah 1 % (0,01) dan 5 % (0,05). Sedangkan data sekunder dipakai sebagai analisis komparatif penunjang pada data primer.
Dari basil penelitian terhadap 348 responden terhadap tingkat partisipasi masyarakat terhadap program kebersihan didapatkan reaksi terhadap halaman kotor, sang at tinggi (93,4 %); reaksi melihat orang membuang sampah sembarangan, tinggi (86,2 %); keikutsertaan dalam kerja bakti, sangat tinggi (94,3 %); mendukung gagasan mengenai kebersihan, sangat tinggi (89,7 %); kehadiran rapat untuk kegiatan kebersihan, sangat tinggi (96,0 %); membersihkan saluran 1 got, sangat tinggi (92,0 %); dan membayar retribusi, sangat tinggi (93,7 %). Untuk itu dapat disimpulkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program kebersihan di Kotamadya Gorontalo adalah sangat tinggi.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dari hasil perhitungan nilai chi-square (X2) dapat disimpulkan bahwa umur (13,391**), tingkat pendidikan (65,509**), pendapatan masyarakat (41,960**), keadaan Iingkungan permukiman (19,208**) berpengaruh terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah permukiman di Kotamadya Gorontalo. Sedangkan lama tinggal (8,361), keberadaan halaman rumah (2,839) serta bimbingan dan penyuluhan (3,361) tidak berpengaruh terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah permukiman.
Dari hasil perhitungan nilai korelasi Spearman (rs) dapat disimpulkan bahwa umur (0,120*), tingkat pendidikan (0,408**), pendapatan masyarakat (0,304**) dan keadaan Iingkungan permukiman (0,208**) berhubungan nyata dengan tingkat partisipasi masyarakat, sedangkan lama tinggal (0,081), keberadaan halaman rumah (0,090) serta bimbingan dan penyuluhan (0,010) tidak berhubungan nyata dengan tingkat partisipasi masyarakat.

The intense human activity and the rapid physical development by the government will have an impact to wards the environment. One of such an impact is the augmenting quantity of solid waste. The accumulating quantity of solid waste in Gorontalo is increasing along with the growing number of population caused both by birth rate as well as by urbanisation from village to town, and ended up with a population growth rate of 0,87 percent annually. If the solid waste problem is not immediately solved, it will cause pollution and finally destroy the environment. The destroyed environment will result in a decline in environmental quality Community awareness has to .be developed in order to handle this sanitation problem, because it is not only the local government responsibility but also the community in general. Therefore, community participation is highly needed in the implementation of collecting and transporting solid waste from houses to the nearest temporary disposal site particularly in residential areas with narrow roads where only waste carts could pass.
Based on the above mentioned matter, this research was carried out : (1) to ascertain the pattern of solid waste management in Gorontalo city, (2) to comprehend the level of community participation in Gorontalo city in implementing environmental sanitation programme, especially settlement solid waste management, and (3) to recognize the factors influencing the level of community participation with regard to the implementation of the sanitation programme, especially in settlement solid waste management. This research took place in Gorontalo city, Kota Barat sub district (Tomulabotao village), Kota Selatan sub district (Limba U - I and Limba U - II village), and Kota Utara sub district (Pulubala village). The sampling technique used was systematic random sample of 348 heads of families as respondents. In determining the number of respondents in every village, the education level of every head of family in each village became the determinant factor. The variables studied include 1 dependent variable and 7 independent variables. The dependent variable is community participation in the sanitation programme especially in solid waste management. Whereas the independent variables include (1) age, (2) education level, (3) income, (4) settlement environmental condition, (5) length of stay, (6) house yard, and (7) guidance and counselling.
To obtain the primary data in the research location, apart from interview with the heads of families, an interview with the institutions concerned is also undertaken and it could support the research process. In addition to the primary data, secondary data related to this research were also collected. The processing of primary data was carried out by 3 methods, including the X2 test (chi-square test) to recognize the influence of each independent variable to the dependent variable. Spearman correlation test is done to identity the solid relation between the factors included in independent variables and dependent variable. Furthermore, t test was undertaken to notice the significance of spearman correlation. The significance level used is 1 percent (0,01) and 5 percent (0,05). Whereas the secondary data is used as the supporting comparative analysis to the primary data.
The research results of 348 respondents with regard to the level of community participation concerning the hygiene programme, showed that there is a very high reaction towards dirty yard (93,4 percent), a high reaction of seeing people throwing solid waste at will (86,2 percent), a very high participation in cooperative work (94,3 percent), a very high response in supporting hygienic ideas (89,7 percent), a very high response in attending community meetings towards the implementation of the hygiene programme (96,0 percent), a very high activity in cleansing the canals (92,0 percent) and a very high awareness in paying retribution (93,7 percent).
Therefore, it can be concluded that the communityparticipation level in implementing the hygiene programme in Gorontalo is very high. In addition there are some factors influencing the community participation level as seen from the chi square (x) test results. And it can be affirmed that age (13,391**), education level (65,509**), income (41,960**), residential environmental condition (19,208**), give impact to the community participation level in managing domestic solid waste in Gorontalo. Whereas the length of stay (8,361), house yard condition (2,839) as well as guidance and information dissemination (3,361) don't give any impact to the community participation level in managing residential solid waste.
The spearman correlation (rs) test result disclosed that age (0,120*), education level (0,408**), income (0,304**), and residential environmental condition (0,208**) have obvious correlations with the community participation level. Whereas, length of stay (0,081), house yard (0,090) as well as guidance and counselling (0,010) don't have obvious correlations with community participation.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andie Pramudita
"Semakin bertambah pesatnya jumlah penduduk di kota, merupakan beban yang semakin berat bagl kota tersebut Apabila pertumbuhan penduduk kota yang sangat pesat jauh meninggalkan pertumbuhan fasilitas pe!ayanan yang disediakan, maka yang akan terjadi adalah kemerosotan kualitas kota. Kondisi yang terjadi saat ini bahwa di sebagian besar kota-kota di Indonesia adalah tidak tertanganinya permasalahan sampah katena rendahnya tingkat pelayanan di bidang kebersihan dan keindahan kota. Permasalahan sampah yang tidak tertangani banyak berakar dari pengelolaan sampah saat ini yang dilakukan dengan sistem terpusat, sehingga perlu dilakukan perubahan paradigma pengelolaan sampah menjadi sistem terdesentralisasl. Pada prinsipnya pengelolaan sampab harus dilakukan sedekat mungkin dengan sumbernya, rerutama diawali dengan proses pemilahan antara sampah organik dan anorganik di skala rumah tangga.
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat dekat dengan sumbernya menjadi salah satu alternatif utama bagi pengelolaan sampah di kota. Metode pengelolaan sampah ini sebagian besar keberhasilannya ditentukan oleh partisipasi masyarakat berupa pemilahan sampah darl sumbernya dan daur ulang. Secara garis besar, partisipasi masyarakat pada program pengeloiaan sampah rumah tangga, termasuk kegiatan pemilahan dan mendaur ulang sampah dipengaruhi oleh 4 (empat) faktor utama yaitu (1) informasi, (2) insetif, (3) Dukungan komunitas, serta (4) Akses ke program daur ulang.
Dari keempat faktor-faktor tersebut dilakukan pengembangan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat, sehingga diperoleh 3 (tiga) faktor yang bersifat internal. yaitu; (i) Persepsi kebersihan warga; (ii) Rasa kepemilikan warga; {iii) Harapan warga ke depan akan keberlanjutan program; dan 3 (tiga) faktor yang bersifat eksternal, yaiiu (i) Peran kepala kampung dan perangkat organisasl: (ii) Transfer pengetahuan pengelolnan sampah berbasis masyarakal; dan (iii} Ketersediaan infrastruktur alat.
Penelitian ini dilakukan sebngai scbuah studi kasus. dcngan lokasi yang rJipilih adalah Rawajati RW 03, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Penelitlan ini menguji faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah berbasls masyarakat khususnya da!am melakukan pemilihan sampah di skala rumah tangga. Metode penjelasan yang digunakan adalah deskriptif analitis, artinya bahwa temuan-temuan tidak hanya dijelaskan secara deskriptif, namun disertai dengan analisis penjelas, balk itu berupa analisis hubungan sebab akibat, analisis alas teori-teori terkait dan hasil-hasil penelitian sejcnis ataupun ana!isis peneliti berupa penjelasan kualitatif atas data kuantitatif yang diperoleh.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa dalam menerapkan pcngelolaan sampah berbasis masyarakat pada suatu komunitas. maka yang lmrus dilakukan adalah: (i) Membentuk persepsi positif warga akan manfaat dari kebersihan melalui transfer pengetahuan: (ii) Menampung seluruh harapan-harapan dan aspirasi warga yang berkaitan dengan motivasi mereka untuk ikut berpartsipasi: (iii) Memperkuat institusi internal formal {RT/RW, PKK, dll} yang berperan sebagai penggerak dan pengendali warga; (iv) Menyediakan infrastrukur pengelo!aan sampah untuk mendukung warga berpartisipasi.

Rapid growth of urban population causes increasing burden to the city, When the
urban population growth goes further beyond the growth of service facilities that can be provided, it will result in the deterioration of urban quality of life. The current condition that happened in most big cities in lndonesia is the unsolved problem of solid waste disposal due to low level of service in urban cleanliness and beauty. The unsolved problem of solid waste is caused by the application of centralized system, so a new paradigm is needed for a decentralized system of solid wasted management. In principle, solid wasre management should be earried out as close as possible to the source, mainly started by segregation process of organics and inorganics materials at domestk leveL
Community-based solid waste management dose to the source becomes one main alternative tbr urban solid wasted management The success of this solid waste management method mostly determined by community participation in on-site solid waste segregation and recycling. Broadly, community participation in household solid waste management program. including solid wasted segregation nnd recycling activities are Influenced by 4 (four) main factors, those are: {I) Information, (2} lncentive, (3) CommuniLy support, also (4) Access to the recycling progmm.
The four influencing factors are developed into J (three) internal factors, those are: 0) Citizen's perception of cleanliness: (ii) Citizen's belonging of the neighborhood~ (iii) Citizen's expectation for the sustainability of the program; and 3 (three) external factors, those are: (i) Role of community leadership and the organization's personels; (ii) Knowledge transfer of community-based solid wasted management; and (iii) Availability of infrastructure and equlpments.
This research is carried out in the tbrm or a case study, and selected Rawajati RW 03, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan as the location of the study. The research investigates tbe the influencing factors of community participation in - community-based solid waste management, especially in solid wasted scgregarion at domestic scale. The explanation method applied in this research descriptive analysis, meaning that the research lindings will not be only explained in description but also followed by explanation analysis, either by causality relation analysis, related theories analysis, end similar study analysis. or qlllllitative analysis of the obtained quantitative data.
The result of this research is that in implementing community-based solid waste management, the measures should be taken arc: (l) Creating citizen·s positive perception on the advantage of cleanliness through transfer of knowledge: (ii) Accepting all citizct1s expectation and nspiration related to their motivation to participate (iii) Strengthening fotmal internal institutions (RT/RW, PKK. etc) that have roles to motivate and control the citizen; (iv) Providing solid wasted infrastructure to support citizen to participate.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17708
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pranda Mulya Putra Garniwa
"Permasalahan sampah di perkotaan merupakan permasalahan yang kerap terjadi karena ketersediaan tempat pembuangan sampah selalu bertautan dengan ketersediaan lahan, penggunaan tanah, dan biaya operasional-non operasional yang harus dikeluarkan. Kota Tangerang Selatan merupakan kota yang baru memisahkan diri dari kota pusat, yaitu Kota Tangerang. Sebagai kota yang baru, Tangerang Selatan belum siap menghadapi masalah pengelolaan sampah. Ada 3 sumber penghasil sampah utama di Tangerang Selatan, yaitu permukiman, kawasan komersial, dan industri. Industri merupakan sumber penghasil sampah yang memiliki jenis sampah yang lebih bervariasi dibanding kedua sumber yang lain.
Penelitian ini ingin mengkaji bagaimana pengelolaan sampah padat industri di Kota Tangerang Selatan ditinjau dari aspek spasial dengan menggunakan variabel lokasi industri, jenis industri, produksi sampah, sebaran tempat pembuangan sampah, dan tipe pengelolaan sampah. Dengan menggunakan analisis spatial maka variabel tersebut dapat dikategorikan berdasarkan jalur pembuangan, arah, dan tahap pengelolaan sampahnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri Kota Tangerang Selatan memiliki dua tipe pengelolaan yaitu Pola Langsung Buang (sumber à Tempat Pembuangan) Akhir dan Pola Reuse (sumber à Agen Penerima Sampah (reuser)à Tempat Pembuangan Akhir). Industri makanan hanya memiliki pola Langsung Buang , industri garmen dan industri furnitur kayu memiliki 2 pola yaitu Langsung Buang dan Pola Reuse. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa jarak TPA dengan industri tidak mempengaruhi pengelolaan sampah padat. Jenis sampah sangat mempengaruhi pola pengelolaan sampah padat industri Kota Tangerang Selatan.

Waste problems have always been a problem because of the availability of the disposal sites is always linked with the availability of land, land use, and operating-non operating costs incurred. South Tangerang city is a new separating city from the main city, Kota Tangerang. As a new city, Tangerang Selatan is not ready yet to face waste management problem. There are 3 main waste producers, they are settlements, commercial areas, and industry. Industri is main waste producer whose more varied types of waste than other two sources.
The purpose of this research is to review how industrial solid waste management in Tangerang Selatan City in terms of spatial aspects using variables such as location of the industries, types of industri, waste production, distribution of disposal site, and types of waste management. By using spatial analysist, Those variables can be categorized based on route, direction and waste management steps.
The research result shows that there are only two types of waste management in South Tangerang city, they are type Direct Disposing (Source à Final Disposal Sites) and Type Reuse (Source à Waste Receiver Agent/reuser à Final Disposal Sites). Food industry only has one type of waste management, Direct Disposing. Garment Industry and Wood Furniture Industry have 2 types of waste management, they are Direct Disposing type and Reuse type. The research result also shows that distance between Final Disposal Sites and Industry don't effect solid waste management, but the types of waste do effect to industrial solid waste management in South Tangerang City.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43619
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Salmaddiina
"Sampah pasar merupakan sumber sampah kedua pada sampah perkotaan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi akar masalah pada sistem pengelolaan sampah padat pada pasar di Kota Y pada tahun 2019. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan melakukan obervasi menggunakan daftar tilik dan telaah dokumen. Untuk menentukan akar masalah pada sistem pengelolaan sampah padat di pasar peneliti menggunakan fishbone diagram yang dianalisis berdasarkan empat aspek yaitu, aspek kelembagaan, aspek teknis, aspek lingkungan, dan aspek sosial-budaya. Hasil penelitian menunjukkan akar masalah dari sistem pengelolaan sampah berdasarkan
analisis fishbone diagram dan perhitungan skoring adalah aspek lingkungan karena tidak ditemukannya penerapan dari semua kriteria aspek ini. Kesimpulan dari penelitian ini, untuk menyelesaikan permasalahan pada aspek lingkungan diperl stakeholder, serta perlu adanya penguatan peran dari pengelola pasar yang dapat dibangun dengan pengadaan mekanisme fit and proper test. Selain itu penting untuk melakukan asesmen kebutuhan sarana-prasarana pengelolaan sampah berdasarkan luas pasar.

Market waste is the second source of municipal waste in Indonesia. This study aims to identify the root of the problem in the solid waste management system in market in City Y in 2019. This study uses a type of qualitative research by observation using a checklist and document review. To determine the root of the problem the researchers used a fishbone diagram which was analyzed based on four aspects, consist of organizational aspects, technical aspects, environmental aspects, and socio-cultural aspects. The results showed the root of the problem of the solid waste management system in market based on the analysis of fishbone diagrams and scoring calculations was the environmental aspect, with 0 implementation. The conclusion of this research, to solve the problem on environmental aspects, stakeholder analysis is needed, and it is necessary to increase the role of market managers that can be built with appropriate fit and proper test. In addition, it is important to assess the needs of waste management infrastructure based on wide of market area."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditha Cahyani Isty Ningdiyah
"Sampah merupakan sisa dari suatu kegiatan sehari-hari manusia dan proses alam yang berwujud padat, keberhasilan pengelolaan sampah berhubungan dengan tingkat partisipasi masyarakat. Partisipasi masyarakat merupakan segala bentuk keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah mulai dari proses prencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan faktor sosiodemografi, pengetahuan, dan faktor eksternal terhadap partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga di Kelurahan Batu Ampar, Jakarta Timur pada tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan menggunakan metode penelitian cross sectional dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling. Setelah dilakukan perhitungan besar sampel minimum menggunakan rumus uji hipotesis beda proporsi (Lemeshow, 1990) didapatkan besar sampel minimum sebanyak 114 sampel.  Hasil penelitian menyatakan bahwa mayoritas rumah tangga di Kelurahan Batu Ampar telah memiliki tingkat partisipasi tinggi dalam pengelolaan sampah rumah tangga yaitu sebanyak 60 responden (52,6%), dimana 54 responden lainnya (47,4%) memiliki tingkat partisipasi rendah dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Pada penelitian juga dinyatakan bahwa terdapat faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan partisipasi pengelolaan sampah rumah tangga yaitu faktor sosiodemografi dan faktor eksternal. Faktor sosiodemografi yang memiliki hubungan signifikan dengan partisipasi masyarakat adalah usia (nilai p 0,009; OR 10,26), sedangkan faktor eksternal yang memiliki hubungan signifikan dengan partisipasi masyarakat adalah dukungan tokoh masyarakat (nilai p 0,002; OR 3,39). Untuk faktor sosiodemografi seperti jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan; pengetahuan; dan faktor eksternal berupa sarana prasarana tidak memiliki hubungan dengan partisipasi masyarakat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah variabel usia dan dukungan tokoh masyarakat memiliki hubungan yang signifikan dengan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

Waste is the residue of daily human activities and natural processes in solid form, the success of waste management is related to the level of community participation. Community participation is all forms of community involvement in waste management starting from the process of planning, implementation, to evaluation. The aim pf this research is to analyze the relationship between sociodemographic factors, knowledge, and external factors on community participation in household waste management in Batu Ampar Subdistrict, East Jakarta, in the year 2023. This study employs an analytic survey method using a cross-sectional research design with stratified random sampling as the sampling technique. After calculating the minimum sample size using the hypothesis test formula for the difference in proportions (Lemeshow, 1990), the minimum sample size was determined to be 114 samples. The research result indicated that majority of households in Batu Ampar Subdistrict have a high level of participation in household waste management, with 60 respondents (52,6%), while the remaining 54 respondents (47,4%) have a low level of participation. The study also states that there are factors significantly associated with household waste management participation, namely sociodemographic and external factors. Sociodemographic factors significantly associated with community participation are age (p-value 0,009; OR 10,26), while the external factors significantly associated with community participation is community leader support (p-value 0,002; OR 3,39). Sociodemographic factors such as gender, education, occupation, and income; knowledge; and external factors such as facilities do not have significant relationship with community participation. In conclusion, age and community leader support variable are significantly associated with community participation in household waste management."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudiyono
"ABSTRAK
Dengan dipusatkannya industri di pulau Batam akan memberikan implikasi pada pertumbuhan penduduk dan ekonomi di kawasan tersebut. Akibat lain yang tidak bisa dihindari yaitu produksi sampah juga semakin meningkat. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha-usaha di dalam pengelolaan sampah sehingga dampak negatif oleh adanya sampah dapat dihindarkan.
Untuk melihat kelayakan sistem pengelolaan sampah diperlukan data komposisi sampah dari masing-masing sumber sampah seperti rumah tangga, pasar, komersial, fasilitas umum dan kawasan industri. Data ini dapat dipergunakan untuk memperkirakan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pengelolaan sampah. Dari studi literatur menunjukkan data yang dimaksud belum ada. Mengingat pentingnya data dasar tersebut, maka dilakukan penelitian tentang analisis sampah padat perkotaan di Kotamadya Batam.
Hipotesis kerja yang diajukan adalah :
- Ada perbedaan karakteristik sampah berdasarkan lokasi sumber sampah (Rumah tangga, Pasar, Komersial, Fasilitas umum, Kawasan Industri).
- Ada perbedaan komposisi sampah berdasarkan lokasi sumber sampah (Rumah tangga, Pasar, Komersial, Fasilitas umum, Kawasan Industri),
- Ada perbedaan berat jenis sampah berdasarkan lokasi sumber sampah (Rumah tangga, Pasar, Komersial, Fasilitas umum, Kawasan Industri).
Tujuan umum
Untuk mengetahui data persampahan di Pulau Batam yang akan dipergunakan untuk merencanakan sistem pengelolaan dan alternatif penanggulangannya.
Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui perbedaan karakteristik sampah di masing-masing sumber sampah (Rumah tangga, Pasar, Komersial, Fasilitas umum, Kawasan lndustri).
- Untuk mengetahui perbedaan komposisi sampah di masing- masing sumber sampah (Rumah tangga, Pasar, Komersial, Fasilitas umum, Kawasan Industri)
- Untuk mengetahui perbedaan berat jenis sampah di masing- masing sumber sampah (Rumah tangga, Pasar, Komersial, Fasilitas umum, Kawasan Industri).
- Membuat alternatif sistem pengelolaan sampah padat perkotaan.
Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini menjadi bahan masukan bagi Pemerintah Kotamadya Batam untuk dapat dijadikan pedoman dalam penanganan pengelolaan kebersihan dan merupakan petunjuk di dalam penyediaan sarana dan prasarana (jumlah armada, alat yang dipakai, jumlah personil dan lahan ternpat pembuangan sampah) secara kualitatif ataupun kuantitatif, dan menjadi dasar dalam menentukan cara-cara pemusnahannya.
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kotamadya Batam (Pulau Batam) selama delapan hari berturut-turut yang meliputi sumber sampah Rumah tangga, Pasar, Komersial, Fasilitas Umum, dan Kawasan Industri. Sedangkan metode yang digunakan adalah survai deskriptif analisis yang meliputi dalam Kecamatan Batam Barat dan Batam Timur,
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengelompokan data berdasarkan sumber sampah balk yang mengenai data komposisi maupun karakteristik sampah. Sedangkan data yang diperoleh ditabulasikan dengan menggunakan Sofsvare Excel dan sebagian lagi diproses dengan menggunakan SPSS,for Window tahun 1996, dan rancangan statistik yang digunakan adalah uji beda mean dengan uji i-Test Two Tails untuk mengetahui perbedaan pada masingmasing komposisi dan karakteristik sampah berdasarkan sumber sampah.
Dari survai analisis deskriptif di Kotamadya Batam dapat disimpulkan :
- Ada perbedaan berat jenis pada beberapa sumber sampah di antaranya pada pasar dengan rumah tangga (th<<-43,97 dan p<0,00I) , rumah tangga dengan fasilitas umum (th« 22,60 dan p<0,001), fasilitas umum dengan kawasan industri (th;1=2,76 dan p=0,031). Dengan demikian untuk mencapai kinerja yang optimal dari manjemen persampahan dari masing-masing sumber memerlukan sarana yang sesuai dengan kebutuhan. Misalnya sumber sampah rumah tangga dengan berat jenis yang besar memerlukan alat angkut yang lebih kokoh dibandingkan sumber sampah lainnya.
- Ada perbedaan komposisi sampah seperti pada komponen gelas/kaca, kertas, organik, plastik untuk beberapa sumber sampah.
Salah satu perbedaan tersebut seperti terjadi pada komponen organik di sumber sampah rumah tangga - fasilitas umum dengan thi,=20,90 dan p<0,OO1. Makna dari perbedaan komposisi menunjukkan bahwa sampah di Kotamadya .Batam bisa dilakukan beberapa cara pengolahan sampah seperti dengan sistem pengomposan, daur ulang dan pengolahan dengan menggunakan tungku pembakar (incinerator) sebelum dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah.
Ada perbedaan karakteristik sampah (kadar abu, kadar air, dan nilai kalor) pada beberapa sumber sampah seperti pasar dengan kawasan industri (ti,;, untuk nilai kalor =-2,68 dan p=O,0458), pasar dengan fasilitas umum (t1,;, untuk kadar air =3,57 dan p=0,0169). Dengan perbedaan yang ada mengarahkan kita bila dalam melaksanakan pengolahan sampah dengan menggunakan incinerator maka cara pemberian umpan pembakaran tersebut secara proposional sesuai dengan kriteria urnpan pembakaran denga incinerator untuk mencapai keadaan pembakaran yang optimal.
Hasil survai di lapangan menunjukkan bahwa pengelolaan persampahan di Kotamadya Batam dapat dilakukan dengan menggunakan kantong plastik terutama untuk sumber sampah rumah tangga dan pasar. Bila dimungkinkan pewadahan tersebut dengan cara pemisahan sehingga akan menjamin terkontaminasinya lingkungan dari pembusukan sampah dari komponen sampah organik, Pengangkutan sampah dari tempat penampungan sementara (TPS) bisa menggunakan jenis truk compactor dengan sistem bongkar/muat sampah yang lebih cepat.
Kecuali lebih estetis dan higienis truk compactor bisa mencapai kapasitas ritasi yang tinggi (3 ritasi per hari). Dengan demikian bisa ditekan penggunaan jumlah armada trek yang lebih besar untuk sumber sampah rumali tangga, pasar, komersial, fasilitas umum dan kawasan industri,
Penggunaan teknologi antara sistem pengomposan masih dimungkinkan untuk diterapkan. Dengan teknologi pengomposan dapat diterapkan pada sumber sampah yang banyak memproduksi komponen organik seperti sumber sampah rumah tangga (64,39%), dan sumber sampah pasar (77,99%) yang rnerupakan komponen utama dalam proses tersebut.
Proses teknologi daur ulang bisa diterapkan di Kotamadya Batam mengingat komponen sampah yang dapat didaur ulang cukup besar seperti komponen plastik (rata-rata 21,39%) dan kertas (rata-rata 25,45%) seperti yang terlihat di sumber sampah komersial, fasilitas umum dan kawasan industry.
Dari hasil survai karakteristik sampah di Kotamadya Batam yang meliputi kadar air (rata-rata 43,53%), kadar abu (rata-rata 12,51%)dan nilai kalor sampah (rata-rata 2.341,10 kCallkg.), maka perekayasaan teknologi sampah dengan menggunakan teknologi incinerator bisa digunakan di Kotamadya Batam. Kecuaii dapat mereduksi sampah padat perkotaan yang cukup berarti dan terlihat secara menyeluruh kota menjadi lebih estetika juga dapat menghindari polusi Iingkungan dari pengaruh negatif adanya sampah tersebut.
Tempat pembuangan akhir sampah (TPA) merupakan tempat pemusnahan sampah dan amat menentukan di dalam proses penanganan pengelolaan sampah secara keseluruhan. Dari hasil survai di lapangan TPA yang ada di Bukit Sam Yong tidak layak lagi untuk menampung sampah dari daerah perkotaan karena menggunakan sistem open dumping.
Alternatif yang bisa dimungkinkan adalah penggunaan TPA dengan sistem sanitary landfill. Dengan penggunaan TPA dengan sistem sanitary landfill kemungkinan adanya resiko dampak negatif dari adanya sampah dapat dihindari, juga lebih higiens dan estetis.

ABSTRACT
Industrial Centralization in Batam Island would bring some implications on the population growth as well as the economic growth in that area. Consequently, the increasing of waste production is another thing which is not avoidable. Considering bad effects which may occur from increased waste amount, it needs some intensive efforts to control waste production.
Making a feasibility study of The Solid Waste Management Systems requires some data of waste composition from places in which solid waste is produced, such as from household, markets, commercial, public facilities, and industrial areas. The data is used in order to predict all facilities needed in the solid waste management Planning. Unfortunately, such kind of data was not available in literature's. Nevertheless, concerning the importance of such data, a research of municipal waste analysis was eventually conducted in Batam Island.
The research is based on a hypothesis as following :
a. There is the difference of waste characteristic subjected to the location of source of waste (Household, Markets, Commercial, Public Facilities, Industrial Areas).
b. There is the difference of waste composition subjected to the location of source of waste (Household, Markets, Commercial, Public Facilities, Industrial Areas).
c. There is the difference of waste density subjected to the location of source of waste (Household, Markets, Commercial, Public Facilities, Industrial Areas).
The General objective.
The General objective of the research is to obtain the data of solid waste in Batam Island which will be used in Planning Solid Waste Management.
The Specific Objective .
The Specific objective of the research includes :
- To know the difference of waste characteristic at each source of waste (Household, Markets, Commercial, Public Facilities, Industrial Areas).
- To know the difference of waste composition at each source of waste (Household, Markets, Commercial, Public Facilities, Industrial Areas).
- To know the difference of waste density at each source of waste (Household, Markets, Commercial, Public Facilities, Industrial Areas).
The benefit of the research.
This research will hopefully be a contribution for Batam City Government to make a sanitary management program for the whole city. Also, it is a qualitative and quantitative pointer in preparing the facilities (vehicles, equipment, The number of staff, waste disposal land), as well as in determining waste disposal site.
The Method of Research.
The research was entirely conducted in Batam City (Batam Island) in eight days consecutively covering the sources of waste (Household, Markets, Commercial, Public Facilities, Industrial Areas). Meanwhile, the method used is descriptive analyzing survey which includes West Batam and East Batam.
The data of waste characteristic and the data of waste composition were collected by classifying them based on the source of waste. Some of obtained data were processed in MS Excel, while some were processed by SPSS for Windows. In order to identify the differences in each data of waste characteristic and data of waste composition, The Statistical method applied in this research is Mean Difference Test with t-Test Two Tails.
The result obtained from the descriptive analysis survey can be concluded as following :
- There is the difference of waste density among waste sources, e.g., between Markets and Household (th;,=43,97 dan p <0,001), between Household and Public Facilities (th<<=22,60 dan dan p <0,001), between Public Facilities and Industrial Areas (th;L=2,76 dan p<0,031). Therefore, to reach the best performance, The facilities has to refer to the needs of each waste source. For instance, waste source with larger density number should have more vigorous forklift.
- There are the differences of waste composition of glass, papers, organic, plastics in some waste sources. One of them is the difference of waste composition of organic componenets between household and public facilities with th1(=20,90dan p
- These waste composition differences indicate that there are several ways that could be done to manage solid waste in Batam City. Among them are Fertilizer, Recycling, and using Incineration plant before final disposal.
- There are differences of characteristic waste (ash content, water content, calorie value) in some waste sources, such as between Markets and Industrial Areas (th;I- -2,68 dan p0,0458 for calorie value), between Markets and Public Facilities (th t=3,57 dan p = 0,0169 for water content). This indicates that if Incineration Plant is used, the best performance of burning process would be achieved by adjusting the proportion of waste put in the furnace to the burning capability of Incinerator itself.
The result from the survey conducted on the site indicates that, Regarding variety of waste composition at source, it would be better to provide plastic bag as a temporary bin at Markets and Household. Separation at source may also be made to avoid a contamination due to degradation of organic components. Waste Transportation using compactor with loading-unloading systems is probably the best way to convey trash from temporary dumping to final disposal site. Besides it is more esthetic and is more hygienic, it has also relatively high frequency per day (3 times per day). Thus, it can optimize the number of trucks operated at Household, Markets, Commercial, Public Facilities, and Industrial Areas.
The application of technology such as fertilizer and Recycling is still probably applied. At some sources which mainly produce organic component of waste, such as Household (64,39%) and Markets (77,99), Fertilizer is still an effective way to reduce the waste amount before disposing to landfill site.
In the other way, Recycling Systems could be operated at Commercial, Public Facilities, and Industrial Areas to process the materials which have a high value, like plastics (21,39%) and papers (25,45%). Waste characteristic survey covering water content (43,53%), ash content (12,51%), and calorie value (2341,10 kcatkg), indicates that Incineration Technology is another one recommended to be applied in Batam City.
Final Disposal Site, where the waste of the city to be finally dumped, has to be considered as one of the significant things in the waste management process.
Since it is still using Open Dumping System, existing location at Bukit Sam Yong seems to be improperly used to receive all wastes from the city. It strongly recommends to establish an alternative way using Sanitary Landfill System. Besides it is more hygienic and is more esthetic, Sanitary Landfill System has a minimum risk of effects from dumped wastes.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Sarijaya
"Masalah sampah erat sekali kaitannya dengan jumlah penduduk kota yang bermukim, dan berkaitan pula dengan bentuk kehidupan, kegiatan dan usaha dari penduduk itu. Oleh karena itu sampah merupakah salah satu masalah yang dihadapi oleh kota-kota metropolitan, besar dan sedang bahkan telah meniadi permasalahan nasional.
Pencemaran paling utama di Indonesia ialah pencemaran oleh limbah domestik terutama yang berasal dari rumahtangga. Oleh karena luasnya daerah pencemaran dan besarnya jumlah korban, maka pengelolaannya amat pelik dan harus diberi prioritas utama.
Namun begitu, upaya mengatasi permasalahan sampah tidak akan terselesaikan oleh pemerintah saja, melainkan masyarakat perlu juga diajak berperanserta secara aktif. Bagi Kotamadya Palembang, misalnya untuk menunjang Palembang BARI (Bersih Aman Rapih dan Indah) peranserta masyarakatnya sangat perlu digerakkan secara sungguh-sungguh.
Berdasarkan pengamatan dini yang dilakukan di Kelurahan 23 Ilir Kecamatan Ilir Barat I Kotamadya Palembang pada awal bulan Januari 1995, keberadaan sampah padat yang banyak berserakan di tanah patut diduga disebabkan oleh peranserta masyarakat yang relatif rendah.
Secara teoritis, rendah atau kurangnya peranserta masyarakat dalam pengelolaan sampah terkait dengan faktor-faktor seperti; umur, pendidikan, pekerjaan, lama tinggal, daerah asal dan pendapatan.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah "random sampling" tanpa pengembalian. Pengumpulan data diperoleh dengan jalan wawancara berstruktur, observasi, dan studi dokumentasi. Dalam mengolah data digunakan pendapatan prosentase tampilan, kategorisasi. Adapun analisis data menggunakan distribusi frekuensi, rumus statistik nonparametrik, Khi kuadrat (X2), koefisien kontingensi C, koefisien phi (Phi Coefficient), dan varian cramer (Cramer's V).
Dari hasil penelitian yang dilakukan selama kurang lebih lima bulan, mulai Maret sampai dengan Juli 1995, diperoleh beberapa temuan sebagai berikut:
I. Sampah yang berserakan di tanah, selokan dan di sungai bila tidak ditanggulangi dapat menyebabkan permasalahan atau gangguan lingkungan antara lain; timbul perasaan tidak estetik, kotor, menjijikan dan masalah kesehatan. Disamping itu sampah yang berserakan di tanah tadi akan dikais oleh pemulung, binatang dan cenderung akan masuk ke selokan dan menyumbatnya sehingga akan terjadi banjir.
II. Dari hasil penelitian terhadap 105 responden, diparoleh gambaran bahwa;
a) tingkat pendidikan masyarakat dari SD sampai ke Perguruan Tinggi,
b) tingkat pendapatan keluarga sebagian besar dibawah Rp.200.000, yaitu 72,38%
c) sebagian besar pekerjaan penduduk adalah non PNS.
d) usia sebagian besar di atas 40 tahun.
e) lama tinggal antara 16 sampai 20 th ada 39%.
f) daerah asal didominasi oleh penduduk pendatang 64,8%.
III. Uji terhadap hipotesis menuniukkan bahwa:
a. Dari hasil jawaban responden dan pengamatan penulis maka hipotesis umum tentang relatif rendahnya peranserta masyarakat'di Kelurahan 23 Ilir Palembang dalam pengelolaan sampah dapat dilihat sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian bahwa ada 78,1% responden yang tidak membayar retribusi sampah sedangkan hanya 21,9% responden yang membayar retribusi sampah.
2. Dari hasil pengamatan bahwa kecilnya angka ketidak hadiran responden menghadiri pertemuan tentang kebersihan yaitu nol persen.
3. Dari hasil pengamatan bahwa kecilnya angka responder yang tidak melakukan kegiatan bersama-sama atau gotong royong yaitu nol persen.
4. Dari hasil penelitian bahwa terdapat 53,33% responder yang tidak mengetahui tentang Peraturan Daerah mengenai kebersihan dan 46,67% yang mengetahui tentang Peraturan Daerah tersebut.
b. Dengan menggunakan of = 0,01, hipotesis kerja tentang adanya perbedaan yang signifikan antara peranserta masyarakat di Kelurahan 23 Ilir dengan menggunakan program SPSS/PC+V3.0 terhadap uji Statistik Chi Square maka ada faktor-faktor yang mempengaruhinya sebagai berikut:
- Usia, tidak berarti.
- Pendidikan, berarti.
- Jenis pekerjaan, berarti.
- Lama tinggal, tidak berarti.
- Daerah asal, tidak berarti.
- Pendapatan, berarti.
V. Pengawasan yang kurang atau tidak efektif dari petugas LKMD atau Kelurahan 23 Ilir terhadap pengelolaan sampah atau kebersihan dalam rangka melaksanakan Perda No.3 Tahun 1981 jo. Perda No.8 Tahun 1997 tentang Penyelenggaraan Kebersihan, Keindahan, Kesehatan Umum dan Ketertiban Kota atau yang dikenal dengan Palembang kota BAPI (bersih, aman, rapih dan indah). Tidak dilakukan penyuluhan kebersihan oleh DKK dan ada 78,09% responden yang melanggar Peraturan Daerah di atas dengan membuang sampah sembarang dan membakar sampah, yang membuang sampah ke TPS ada 21,91. Dan ada 67,61% yang tidak mempunyai tempat pewadahan sampah sementara di rumahnya maupun di depan rumahnya."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fajrianti
"Penelitian ini membahas mengenai proses pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Yayasan Komunitas Warga Peduli Lingkungan melalui program garbagepreneurship dan mendeskripsikan perubahan perilaku pengelolaan sampah warga RW 13 Kelurahan Pancoran Mas, Kota Depok yang mengikuti program garbagepreneurship. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemberdayaan masyarakat oleh Yayasan Komunitas Warga Peduli Lingkungan dilakukan melalui tahap persiapan, pengkajian, pelasanaan dan evaluasi dan terdapat perubahan perilaku pengelolaan warga baik dari domain kognitif, afektif dan psikomotorik.

This thesis discuss about community empowerment process that been held by Komunitas Warga Peduli Lingkungan Foundation using their garbagepreneurship program and describe behavior changing in waste management RW 13 society, Kelurahan Pancoran Mas, Depok City who following garbagepreneurship program. This research using qualitative approach and descriptive type.
Result of this research are community empowerment process by Komunitas Warga Peduli Lingkungan foundation are readiness stage, assessment, implementation and evaluation also behavior changing in waste management happened in several domain such as cognitive, affective and psychomotoric.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S65077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabrina Farahiyah
"Terjadinya penumpukan sampah yang terjadi di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan keterbatasan lahan yang dimiliki oleh daerah untuk membangun TPA menimbulkan masalah persampahan. Menanggapi hal tersebut, penulis melakukan penelitian untuk mengetahui pengelolaan sampah pada Tempat Pemrosesan Akhir Regional (TPA Regional) di Indonesia dengan studi kasus Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Regional Banjarbakula Provinsi Kalimantan Selatan (TPA Sampah Regional Banjarbakula) dan hubungan kerja sama antardaerah kabupaten dan kota dalam satu provinsi terhadap pengelolaan sampah pada TPA Sampah Regional Banjarbakula sebagai upaya untuk mengatasi masalah persampahan tersebut dan mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan karena TPA atau pun TPA Regional merupakan tempat untuk memproses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif dengan bentuk penelitian yuridis-normatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa pengelolaan sampah yang dilakukan di TPA Regional sama seperti yang dilakukan di TPA, yaitu menggunakan metode lahan urug saniter; kerja sama yang dilakukan dalam pengelolaan sampah di TPA Sampah Regional Banjarbakula merupakan kerja sama daerah dengan daerah lain.

The accumulation of solid waste that happened in the Landfill and the boundaries of land owned by the region to build a Landfill created a solid waste problem. Responding to this, the author conducted a study for solid waste management at Regional Landfill in Indonesia with a case study of the Banjarbakula Regional Landfill, South Kalimantan Province (Banjarbakula Regional Landfill) and cooperative relationship between districts and cities in one province towards solid waste management at the Banjarbakula Regional Landfill as an effort to solve the waste problem and its negative impact on the environment because Landfill or Regional Landfill is a place to process and return waste to the environment safely for human and the environment. This was a qualitative study with a descriptive design with juridical-normative research. The results of study showed that the solid waste management carried out in the Landfill was the same as that carried out in the Regional Landfill and was applied sanitary landfill method; the engagement in solid waste management at the Banjarbakula Regional Landfill was regional beetwen one cities to the others."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunggoro Trirahardjo
"Tujuan hidup dari mahluk-mahluk hidup yang berada di bumi ini adalah untuk melestarikan keberadaan spesiesnya di dunia ini, untuk mencapainya dibutuhkan kondisi lingkungan hidup yang seoptimal mungkin.
Aktivitas manusia sehari-hari pada dasarnya adalah tindakan yang selalu menghasilkan Iimbah, sebagai contoh adalah dengan bernafas akan dihasiikan C02. Contoh Iain adalah Iimbah domestik yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga, dan masalah akan muncul bilamana produksi Iimbah domestik tersebut menjadi sangat besar. Peningkatan jumlah limbah domestik tersebut diakibatkan oleh meningkatnya jumlah populasi manusia. Kontribusi dari permukiman adalah yang terbesar pada timbulan sampah perkotaan, dan setiap permukiman memiliki karakteristik perilaku yang khas dalam menghadapi persoalan lingkungan.
Permasalahan sampah diperkotaan tampak tidak ditangani secara serius, penyelesaiannya saat ini cenderung bersifat teknis. Fenomena Not in my backyard (NIMBY) nampaknya merupakan norma yang umum berlaku pada masyarakat pada saat ini. Selama tidak ada sampah terlihat di pekarangan, maka tidak ada persoalan dengan sampah. Untuk itu perlu penelaahan pada aspek hulu dan sosio-psikologis.
Masalah yang diteliti adalah melihat apakah ada perbedaan pola perilaku pada dua permukiman yang berbeda. Juga bagaimana pola persepsi, sikap dan orientasi perilaku lingkungan. Serta konsep pengelolaan sampah rumah tangga yang sesuai dengan kondisi lingkungan permukiman.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran daiam upaya mencari solusi mengatasi permasalahan sampah domestik pada area permukiman yang berbeda, melalui upaya untuk mengetahui perbedaan pola perilaku, juga pola persepsi, sikap dan orientasi perilaku lingkungan berdasarkan karakteristik permukimannya. Serta menghasilkan konsep pengelolaan sampah rumah tangga yang sesuai dengan karakteristik permukiman.
Penelitian ini dilakukan di wilayah perumahan Mitra Dago Parahyangan, Kelurahan Antapani (MDP) dan Perumahan Golf Garden Estate Blok Atletik Arcamanik, Kelurahan Sukamiskin (Ati), Bandung. Pendekatan yang digunakan adalah metoda survei yang bersifat deskriptif analisis. Waktu penelitian dimulai Juli 2003 sampai dengan Oktober 2003. Pengukuran yang dilakukan adalah pengukuran persepsi, sikap terhadap sampah rumah tangga, orientasi perilaku lingkungan dan data-data penunjang. Jumlah sampel pada perumahan MDP ada1ah 78 dan Atl adalah 58.
Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok yang diamati dalam pola perilakunya. Hal ini ditunjukkan dengan nilai perbedaan berdasarkan uji t dengan tingkat signifikansi antara 99% s/d 100%. Pola persepsi dan sikap dari kedua kelompok pengamatan ini cenderung berada dalam kategori positif, sedangkan orientasi perilaku Iingkungannya didominansi oieh pola biospheric. Dengan demikian sebenarnya masyarakat penghuni permukiman di kedua lokasi pengamatan ini memiliki potensi yang besar dalam menyelesaikan masalah lingkungan oleh mereka sendiri, khususnya dalam menangani sampah rumah tangga. Penguatan perlu dikembangkan dalam bentuk insentif, yaitu bentuk keuntungan yang dirasakan Iangsung oleh setiap pihak yang terlibat. Perlu paradigma baru dalam mengatasi masalah tersebut.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Terdapatnya perbedaan yang signitikan antar kedua kelompok penelitian, menunjukkan bahwa pada permukiman yang berbeda, maka akan berbeda pola perilaku anggotanya. Dengan pola persepsi dan sikap pada kedua anggota kelompok permukiman cenderung berada pada pola yang positif, dan pola orientasi perilaku Iingkungannya cenderung mengacu kepada pola biospheric. Pola persepsi dan sikap yang positif menunjukkan kelompok masyarakat pemukiman tersebut bersifat dinamis. Pola orientasi yang cenderung pada pola biospheric menunjukkan keperdulian akan kelestarian kehidupan di sekitarnya. Konsep pengelolaan sampah permukiman diawali dengan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang sampah rumah tangga, kemudian diikuti oleh peran serta aktif dari pihak-pihak terkait. Melalui penyediaan sarana, supervisi sampai dengan mengembangkan peraturan-peraturan.
Adapun saran yang dapat diusulkan adalah sebagai berikut:
1. Perlu adanya studi lanjutan dengan karakteristik kelompok sasaran yang berbeda-beda, sebagai bahan informasi untuk mendasari pengambilan keputusan yang lebih komprehensif.
2. Perlunya wadah kerjasama antara seluruh pihak yang terkait dalam mengatasi persoalan sampah rumah tangga di permukiman. wadah. Dibutuhkannya pendekatan yang tepat berdasarkan karakteristik pemukiman.
3. Perlu disusunnya buku petunjuk praktis pengelolaan dan pengoiahan sampah rumah tangga, dengan tujuan pemberdayaan masyarakat yang mengacu kepada pendekatan minimum waste dengan penerapan 4 R (Recycle, Replace, Reduce, and Reuse)."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T13263
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>