Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61226 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M.M.B. Sunarti
"Ruang lingkup dan cara penelitian : Dalam upaya mencari vaksin dengue yang aman, efisien dan ekonomis maka diperlukan peta epitop yang lengkap sehingga dapat diketahui fraksi virus yang bersifat imunogen kuat. Untuk keperluan tersebut dibutuhkan panel antibodi monoklonal. Karena dengue tipe 2 merupakan salah satu tipe yang banyak dihubungkan dengan kasus - kasus berat dan fatal di Indonesia maka dalam penelitian ini akan dicoba untuk membuat antibodi monoklonal terhadap virus dengue tipe 2 galur NGC dengan jalan memfusikan sel mieloma mencit P3U1 dengan splenosit mencit yang sebelumnya diimunisasi dengan virus dengue tersebut.
Proses fusi dibantu dengan penambahan polietilen glikol 4000 50 % dan sel disebar pada sumur mikrotiter. Seleksi sel hibrid dilakukan dengan cara menam bahkan medium yang mengandung hiposantin, aminopterin dan timidin. Selanjutnya dilakukan pemilahan antara hibrid yang mensekresi antibodi dan tidak dengan cara ELISA. Karakterisasi supematan hibrid terpilih dilakukan dengan cara ELISA dan HI dengan ke - 4 tipe virus dengue sedangkan reaktiiiasnya terhadap virus ensefalitis Jepang diuji dengan cara ELISA.
Hasil : Splenosit mencit Balb C betina yang sebelumnya diimunisasi dengan virus dengue tipe 2 galur NGC difusikan dengan 2,3 x 10 6 P3U1 dengan perbandingan 2 : 1. Seleksi dari 532 sumur mikrotiter yang berisi hasil fusi memperlihatkan pertumbuhan hibrid pada 383 sumur yang berisi 2 - 15 klon. Daripadanya hanya 201 sumur yang dapat ditapis dan setelah proses kloning - sub kloning dipilib 15 klon yang bereaksi kuat dengan D2 NGC.
Hasil uji dengan ke - 4 serotipe virus dengue dan virus ensefalitis Jepang menunjukkan adanya 1 klon yang bersifat spesifik tipe dan 6 klon yang Flavivirus sub group reactive. Dua klon tidak diuji secara lengkap karena jumlahnya kurang. Sebanyak 6 Mon tidak memenuhi kriteria penggolongan antibodi monoklonal yang diajukan oteh Henchal. Ditemukan juga 1 Mon yang merupakan sekretor labil.
Kesimpulan : Hasil yang didapatkan tidak memenuhi harapan. Adanya kontaminasi dihubungkan dengan sedikitnya jumlah antibodi monoklonal spesifik tipe yang dapat ditemukan. Klon yang berhasil ditemukan berupa Mon yang bersifat spesifik tipe, Flavivirus sub group reactive dan klon yang tidak dapat diklasifkasikan. Ditemukan pula klon yang termasuk sekretor labil .Rendahnya harga serapan yang didapatkan dari tampilan ELISA memerlukan beberapa cara untuk memperbaikinya."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
T8346
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alesia Prillya Mauna
"Infeksi dengue merupakan masalah kesehatan di dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia, kasus terjadinya infeksi terus bertambah dari tahun 1968 sampai 2015. Meskipun demikian, sampai sekarang masih belum ada pengobatan yang efektif terhadap DENV. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi potensi katekin sebagai antivirus, yang dapat digunakan dikemudian hari untuk menjadi dasar obat antivirus. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa katekin adalah kandidat antivirus DENV yang bagus, terutama terhadap dengue serotipe DENV-1, DENV-2, dan DENV4 dengan menempel pada NS4B. NS4B itu sendiri penting untuk proses replikasi virus. Akan tetapi, riset ini dilakukan pada tahap molecular docking. Riset ini merupakan riset eksperimental untuk mengetahui potensi katekin sebagai antivirus terhadap DENV serotipe 2 NGC pada sel Huh7it-1. Untuk mengetahui potensi katekin, indeks selektivitas harus diketahui dengan cara mengetahui nilai CC50 dan IC50 dari katekin. CC50 adalah konsentrasi katekin yang dapat merusak setengah dari total sel, yang bisa didapat melalui metode MTT Assay. Sedangkan IC50 adalah konsentrasi dari katekin yang dapat menginhibisi setengah dari total virus, yang bisa didapat melalui metode Focus Assay. Hasil riset ini menemukan CC50 dari katekin adalah 2.755,091 μg/mL, sedangkan IC50nya adalah 21,457 μg/mL. Indeks Selektivitas adalah rasio dari CC50 dan IC50, sehingga Indeks Selektivitas nya adalah 128,400 dengan demikian, katekin berpotensi untuk dikembangkan sebagai antivirus dimasa mendatang.

Dengue infection is a health issue worldwide. In Indonesia, the rate of infection increased since 1968 to 2015. However, there is still no effective cure against DENV infection until today. Research aims to evaluate catechin’s potency as an antivirus, that can be used in the future as a basis for antiviral drug. Recent research proved that catechin can be a good candidate for antivirus against DENV, especially DENV-1, DENV-2 and DENV-4 serotype by binding to NS4B. NS4B itself is important for viral replication. However, this research was still in the molecular docking stage. This research is an experimental research to seek the potency of catechin as antiviral using DENV Serotype 2 Strain NGC in Huh7it-1 cell. To determine the potency, selectivity index value is needed by achieving the value of CC50 and IC50 of catechin. CC50 is the concentration of catechin that is harmful for the 50% of the viable cells, which its value can be obtained from MTT Assay method. Meanwhile, IC50 is defined as the concentration of catechin that can inhibit 50% of the total virus, which its value can be obtained from of Focus Assay method. This research result found that the CC50 of catechin is 2,755.091 μg/mL and IC50 is 21.457 μg/mL. SI is the ratio between CC50 and IC50, therefore the SI was 128.400. Thus, catechin has the potency to be developed as an antivirus in the future."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Loho, Tonny
"ABSTRAK
Adanya kerusakan sel hati pada infeksi virus Dengue (DENV) telah diketahui
tetapi patogenesis yang mendasari hingga kini belum seluruhnya jelas. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui lebih jelas patogenesis mekanisme yang
mendasari kerusakan sel hati pada infeksi DENV dengan melihat efek langsung
virulensi virus dan efek tidak langsung.
Kelompok penelitian terdiri dari: A. kontrol sel Huh7, B. Huh7 + DENV-2, C.
Huh7 + antibodi NS-1, D. Huh7 + komplemen, E. Huh7 + antibodi NS-1 +
komplemen, F. Huh7 + DENV-2 + antibodi NS-1 + komplemen, G. Huh7 +
DENV-2 + antibodi NS-1, H. Huh7 + peripheral blood mononuclear cells
(PBMC) dari pasien yang pernah terinfeksi DENV, I. Huh7 + DENV-2 + PBMC
dari pasien yang pernah terinfeksi DENV, dan J. Huh7 + TNF-α. Aktivitas AST
dan ALT dari supernatan diukur sebagai indikator kerusakan sel Huh7.
Median aktivitas pada sel Huh7 yang diberi DENV-2 0,1 moi selama 2 x 24 jam
(AST 7 U/L dan ALT 3 U/L) lebih rendah bermakna dibandingkan kontrol (AST
11 U/L dan ALT 4 U/L), yang menunjukkan efek anti-apoptotik DENV-2 pada
dosis 0,1 moi dan lama inkubasi 2 x 24 jam. Pada percobaan dengan berbagai
dosis DENV dan lama inkubasi, didapatkan efek anti-apoptotik ini menghilang
setelah inkubasi 3 x 24 jam. Hasil tersebut menunjukkan kebenaran hipotesis efek
langsung merusak sel hati oleh infeksi DENV. Aktivitas AST 19 U/L dan ALT 8
U/L pada sel Huh7 yang diberi antibodi NS-1 bersama komplemen lebih tinggi
bermakna dibandingkan kontrol sel Huh7 tanpa perlakuan (AST 11 U/L dan ALT
4 U/L), maupun pemberian antibodi NS-1 saja (AST 10 U/L dan ALT 4 U/L).
Hasil itu menunjukkan bahwa hipotesis molekular mimikri yang dibawakan oleh
antibodi NS-1 terbukti. Aktivitas AST 6,5 U/L pada pemberian antibodi NS-1
bersama komplemen pada sel hati Huh7 yang sudah diinfeksi DENV-2 lebih
rendah bermakna dibandingkan AST 11 U/L pada kontrol. Hasil itu menunjukkan
DENV-2 memiliki efek anti-apoptotik yang mampu menghambat efek lisis dari
antibodi bersama komplemen. Tidak terjadi peningkatan AST pada sel Huh7 yang
diberi PBMC saja (8 U/L), DENV-2 bersama PBMC (6 U/L) dan TNF-α saja (10
U/L) dibandingkan kontrol (11 U/L).
Dengan demikian, mekanisme kerusakan sel hati pada infeksi DENV in vitro yang
dapat dibuktikan dengan penelitian ini adalah akibat efek langsung DENV-2 dan
molekular mimikri pada sel hati yang dibawakan oleh antibodi NS-1.

ABSTRACT
The involvement of liver cell damage in Dengue virus (DENV) infection is
already known but the whole pathogenesis is still not clear. Virus virulence is
involved but other mechanisms may also play a role. This study aimed to
understand the pathogenesis of liver cell damage caused by DENV infection,
through direct pathogenic effect of the virus and indirect effect of immunological
reaction.
The study groups were A. Huh7 liver cells, control, B. Huh7 + Dengue virus-2
New Guinea C strains (DENV-2), C. Huh7 + NS-1 antibody, D. Huh7 +
complement, E. Huh7 + NS-1 antibody + complement, F. Huh7 + DENV-2 +
NS-1 antibody + complement, G. Huh7 + DENV-2 + NS-1 antibody, H. Huh7 +
peripheral blood mononuclear cells (PBMC) from previously DENV-infected
patient, I. Huh7 + DENV-2 + PBMC from previously DENV-infected patient and,
J. Huh7 + TNF-α. Activities of AST and ALT in the supernatant were measured
as indicator of liver cell damage.
In the Huh7 cells, infected with DENV-2 0,1 moi (multiplicity of infection) and
incubated for 2 x 24 hours, median AST 7 U/L and ALT 3 U/L were significantly
lower compared to AST 11 U/L and ALT 4 U/L in Huh7 control cells. It was
concluded that DENV-2 had anti-apoptotic effect at 0,1 moi dan incubation time 2
x 24 hours. At various dosage of DENV-2 and incubation time study, the antiapoptotic
effect disappeared after 3 x 24 hours incubation; which means the effect
was temporary. The result proved the direct damaging effect of DENV to infected
liver cells. Activity of AST 19 U/L and ALT 8 U/L in Huh7 cells treated with
NS-1 antibody together with complement, were significantly higher compared to
control (AST 11 U/L, ALT 4 U/L), and NS-1 antibody only (AST 10 U/L, ALT 4
U/L). This result proved the molecular mimicry hypothesis by NS-1 antibody.
Activity of AST 6,5 U/L in DENV-infected Huh7 cells treated with NS-1
antibody and complement was significantly lower than AST 11 U/L in control
cells. This result indicated that DENV has anti-apoptotic effect that can inhibit the
lytic effect of antibody and complement. There was no AST increase in Huh7
treated with PBMC only (8 U/L), DENV-2 with PBMC (6 U/L) and TNF-α only
(10 U/L) compared to control (11 U/L).
The liver cell damage mechanisms of in vitro DENV infections which can be
proven in this study are direct effect by DENV and molecular mimicry by NS-1
antibody."
2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heidi Indraswara Satari
"Dengue berdarah dengue (DBD) di Indonesia adalah salah satu penyakit utama sejak 47 tahun yang lalu, yang terus meningkat hingga sekarang. Saat ini belum tersedia pengobatan spesifik Dengue Virus (DENV) yang efektif dan tersedia secara komersial, melainkan hanya sebatas terapi suportif. Penggunaan antivirus dapat menurunkan tingginya angka morbiditas dan mortalitas yang disebabkan dari infeksi DENV, di mana senyawa murni terus berkembang menjadi salah satu kandidatnya. Piperine adalah senyawa murni yang dapat ditemukan di beragam herbal yang tergolong dalam famili Piperaceae. Penelitian ini ialah studi eksperimental mengenai efektivitas Piperine sebagai antivirus terhadap DENV-2 galur New Guinea C pada galur sel manusia, Huh7it-1. Efektivitas didapat melalui perhitungan indeks selektivitas, melalui perbandingan nilai CC50 dengan IC50 Piperine. CC50 dan IC50 secara berurutan diuji menggunakan uji MTT assay dan focus assay. Berdasarkan penelitian ini, nilai CC50 dan IC50 yang didapat ialah 227,096 µg/ml dan 10,708 µg/ml, menghasilkan 21,208 indeks selektivitas. Tingginya CC50 dan rendahnya IC 50 menghasilkan indeks selektivitas yang tinggi, sehingga membuktikan bahwa Piperine memiliki aktivitas penghambatan DENV yang tinggi dengan memiliki efek toksisitas yang rendah pada Huh7it-1. Dapat disimpulkan bahwa Piperine adalah senyawa murni yang dapat menjadi kandidat dalam antivirus DENV di kemudian hari.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) in Indonesia has been one of the major health problems since 47 years ago, which continuously increasing until now. There is no effective and commercially available antiviral drug specific to DENV, but they are now only limited to supportive therapies. The use of antiviral can decrease the morbidity and mortality rates caused by DENV infection, where pure compounds of many herbs are currently developing to become antiviral candidate. Piperine is an alkaloid found in various plants belonging to Piperaceae family. This is an experimental study regarding the effectivity of Piperine as antiviral against DENV-2 strain New Guinea C in human cell line, Huh7it-1. The effectivity of Piperine is measured through selectivity index (SI), obtained from the ratio between the half-cytotoxic concentration of Piperine (CC50) and its half-inhibitory concentration (IC50). CC50 and IC50 were measured respectively through MTT assay and focus assay techniques. From this experiment, CC50 and IC50 obtained were 227.096 µg/ml and 10.708 µg/ml, respectively - thus resulting 21.208 as its SI. The high CC 50 and low IC 50 , that create high SI indicates that Piperine has high antiviral activity against DENV with low toxicity in human cell line Huh7it-1. Therefore, the conclusion drawn is that Piperine is an effective candidate for antiviral against DENV-2 in the future. "
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edianti Ratningpoeti
"

Prevalensi infeksi virus dengue, yang bermanifestasi sebagai demam dengue, masih sangat tinggi karena Indonesia termasuk dalam negara tropis dengan iklim yang sesuai bagi nyamuk Aedes Aegypti, sebagai vektor virus dengue, untuk tumbuh dan berkembang. Namun, antivirus yang spesifik untuk virus dengue belum ditemukan. Riset mengenai senyawa murni sebagai obat antivirus melawan virus dengue masih terus berkembang, dengan quercetin sebagai salah satu senyawa murni yang diteliti. Quercetin adalah senyawa murni  flavonoid yang berasal dari tumbuhan, banyak ditemui di berbagai macam buah dan sayuran. Quercetin sudah terbukti dapat meningkatkan kinerja tubuh dan mengurangi risiko infeksi. Dalam mencegah terjadinya infeksi virus, quercetin sudah terbukti dapat menghambat fusi virus dengue dengan mengubah susunan protein selubung melalui metode molecular docking.  Namun, riset menggunakan sel manusia belum pernah dilakukan. Maka, riset ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas quercetin sebagai obat antivirus melawan DENV-2 galur New Guinea C pada sel manusia Huh 7 it-1 sel, untuk menentukan efek dari quercetin untuk sel yang berasal dari manusia. Riset ini menggunakan metode in vitro dengan sel Huh 7 it-1 yang telah diinfeksikan dengan DENV-2, untuk mengetahui nilai IC50 dengan metode Focus Forming Assay dan CC50 dengan metode MTT assay. Hasil dari nilai CC50 dari quercetin adalah 231,400 μg/mL dan nilai IC50 sebesar 18,406 μg/mL, dengan nilai SI sebesar 12,572. Hasil ini menunjukan rendahnya nilai IC50 dan tingginya CC50, menghasilkan nilai SI yang tinggi. Nilai SI yang tinggi menunjukkan quercetin memiliki tingkat sitotoksisitas yang rendah dengan efektivitas yang tinggi. Maka, quercetin dapat menjadi salah satu kandidat obat antivirus untuk DENV-2 di masa mendatang. 


The prevalence of dengue virus infection, that manifests as dengue fever, in Indonesia is still high considering Indonesia is a tropical country which weather is suitable for the Aedes Aegypti mosquito as dengue virus vector to grow and develop. Unfortunately, the specific antivirus for dengue virus is not yet known. The research of pure compounds to combat dengue infection is currently developing, with quercetin as one of the used compounds.  Quercetin is a plant-derived flavonoid that can be found in wide variety of fruits and vegetables. It has been proven that quercetin able to improve body performance and reduce the risk of infection. In prevention towards virus infection, quercetin has already been proven to inhibit dengue virus fusion by blocking conformational changes of DENV envelope protein through molecular docking. However, the research on human cell line through in vitro method is not yet conducted. Therefore, this research aims to determine the effectivity of quercetin as antiviral drug towards DENV-2 strain New Guinea C in human cell line Huh 7 it-1, to closely determine the effect of quercetin in human-derived cell. This research conducted in vitro using cells Huh 7it-1 cell that were infected by DENV-2 to determine the value of IC50 using Focus Forming Assay and CC50 using MTT assay. The result of CC50 value was 231.400 μg/mL and IC50 value was 18.406 μg/mL, with the SI value of 12.572. Since the result indicate low IC50 and high CC50, resulting in high SI, it implies that quercetin has low toxicity with high effectivity. Thus, quercetin may become the candidate of future antiviral drug against DENV-2. 

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan mengembangkan pemurnian antibodi monoklonal menggunakan eks-mini kolom yang isinya diganti dengan partikel gelas silika yang terkonjugasi dengan Protein A. Matriks Protein A yang digunakan adalah Prosep vA, sedangkan antibodi target adalah antibodi monoklonal (MAb) terhadap antigen permukaan virus hepatitis B yang diisolasi dari asites mencit Balb/c. Sebelum pemurnian, sampel asites dibagi menjadi 3 yang masing-masing diinkubasikan dengan Protein A dalam 3 perlakuan. Perlakuan A dan B adalah inkubasi 30 dan 60 menit pada suhu kamar, sedangkan perlakuan C adalah inkubasi semalam pada suhu 4°C. Hasil pemurnian menunjukkan bahwa aktivitas spesifik dan tingkat kemurnian MAb secara berurutan adalah 358.45 U/mg, 237.83 U/mg untuk perlakuan C dan B, dan 229.67 U/mg untuk perlakuan A. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 'homemade' mini kolom yang dikembangkan dalam penelitian ini dapat digunakan untuk memurnikan MAb untuk kebutuhan riset skala laboratorium."
610 JKY 20:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Mahira Yanfaunnas
"Infeksi virus dengue (DENV) dapat menyebabkan penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang ditularkan melalui nyamuk betina Aedes aegypti. Penyakit ini meningkat setiap tahunnya di dunia pada tahun 2010 sekitar 2,2 juta orang dan sekitar 3,34 orang juta pada tahun 2016. Permasalahan yang terjadi ialah ketersediaan obat spesifik DENV belum ada hingga sekarang. Salah satu pengobatan yang sedang berkembang di Indonesia ialah pengobatan herbal, seperti Piperin. Piperin merupakan senyawa murni dari buah lada (Piper nigrum, Piper longum, dan Piper retrovractum) dan diketahui memiliki kemampuan untuk dapat menghambat replikasi virus DENV-2 pada sel Vero. Namun, belum diketahui spesifik pada mekanisme apa piperin menghambat replikasi DENV-2 tersebut. Penelitian ini akan fokus pada mekanisme efektivitas hambatan replikasi virus pada pre-post infeksi dan post infeksi dan juga viabilitas sel. Efektivitas hambatan dan viabilitas sel dilihat dengan metode focus assay dan MTT assay. Berdasarkan penelitian, didapatkan hasil efektivitas hambatan pada mekanisme penghambatan pre-post infeksi dan post infeksi ialah 89,74% ± 2,56 dan 84,53% ± 3,44 secara berurutan. Sedangkan untuk viabilitas didapatkan hasil 100,03% dan 102,00% untuk mekanisme pre-post infeksi dan post infeksi. Hal ini menunjukkan piperin efektif menghambat DENV-2 dengan persentase penghambatan lebih tinggi pada mekanisme pre-post infeksi.

Infection by dengue virus (DENV) can cause dengue hemorrhagic fever (DHF) which is transmitted through female Aedes aegypti mosquitoes. This disease keeps rising every year around the world, in 2010 approximately 2.2 million people to 3.34 million people in 2016 got infected. The occurring problem is no specific antiviral drug to DENV. One of the treatments that are developing in Indonesia is herbal medicine, Piperine. Piperine is one of the pure compounds of pepper (Piper nigrum, Piper longum, dan Piper retrovractum). It is believed to be able to inhibit DENV-2 viral replication in Vero cell. The effectivity of Piperine as antiviral against DENV-2 has been proven in the thesis conducted by Heidi. However, its specific mechanisms inhibit DENV-2 replication has not been known yet. Therefore, this is an experimental study of Piperine against DENV- 2 strain NGC viral replication in Vero cell. The focus of research is looking at the effectivity of inhibition in pre-post infection, post infection, and also cell viability. The effectivity of inhibition is seen by the focus assay method. Based on the research, the results for the effectivity in pre-post infection is 89,74% ± 2,56, and 84,53% ± 3,44 in post infection. As for the cell viability, the results are 100,03% ± 2,74 in pre-post infection and 102,00% ± 3,23 in post infection. These show that Piperine is effective in inhibiting DENV-2 and the effectivity of inhibition is higher in pre-post mechanism.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustin Indrawati
"Ruang lingkup dan cara penelitian : Adanya imunoglobulin M (IgM) pada serum merupakan salah satu tanda terjadinya suatu infeksi awal, sehingga dengan ditemukannya suatu bahanl metode yang bisa mendeteksi adanya IgM secara tepat dan cepat, penyakit dapat segera terdeteksi. Pada penelitian ini ,dicoba membuat antibodi monoklonal terhadap IgM manusia dengan cara memfusikan sel splenosit mencit imun dengan sel mieloma NS1 yang dibantu dengan fusogen Poly Ethylene Glycol 4000,50%. Hasil fusi kemudian didistribusikan kedalam pelat mikrotiter dan sel hibrid diseleksi dengan mengunakan medium Hypoxantine, Aminopterine , Tymidine. Setelah terbentuk koloni sel hibrid kemudian dilakukan penapisan antibodi dengan cara ELISA dengan IgM manusia sebagai antigen. Sel hibrid dengan nilai optical density tinggi dilakukan kloning dan subkloning.
Hasil dari subkloning dengan nilai OD tinggi dilakukan uji reaksi silang dengan imunoglobulin lain yaitu IgG, IgA dan serum minus IgG, IgM dan IgA. Untuk menguji ada tidaknya reaksi silang dengan imunoglobulin lain pembuktian adanya reaksi silang dilakukan uji kompetitif dan uji dengan menggunakan berbagai konsentrasi dari IgG,IgM dan IgA. Uji lain yang dilakukan adalah uji untuk menentukan klas dan subklas dari antibodi monoklonal yang dihasilkan.
Hasil : Sel splenosit yang digunakan untuk fusi adalah 1,2x108 clan 3x107 sel mieloma dengan perbandingan 1 : 4. Dari 576 sumur pelat milcrotiter didapatkan pada 333 sumur tumbuh koloni set hibrid, 93 sumur tidak terdapat koloni dan 150 sumur kontaminasi. Setelah dilakukan penapisan antibodi, koloni sel hibrid dengan nilai OD tinggi disubkloning dan diambil 5 untuk disubkloning kembali. Dan 5 klon awal tersebut diambil 8 klon dengan nilai OD tinggi untuk uji reaksi silang. Dui kedelapan klon tersebut setelah diuji reaksi silang masih mengenali IgG clan IgA, kemudian diuji dengan uji kompetitif dan uji dengan berbagai konsentrasi. Dari kedua uji tersebut, kedelapan klon menunjukkan tidak adanya reaksi silang dengan imunoglobulin lain yaitu IgG, IgA dan serum minus. Pada uji penentuan klas dan subklas diperoleh basil 6 klon merupakan klas dan subklas IgG2a dan 2 klon tidak diidentifikasi.
Kesimpulan : Diperoleh 8 klon yang spesifik terhadap imunoglobulin M manusia. Dan kedelapan klon tersebut 6 klon merupakan klas dan subklas IgG2a dan 2 klon tidak diidentifikasi. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan perlu dilakukan pengujian terhadap rantai ringan dari 1gM dan dilakukan tahap produksi dan pemurnian."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Salsabila
"Demam dengue masih memiliki angka insidensi tinggi terutama di Indonesia. Sampai saat ini, belum ditemukan terapi antivirus dengue. Penelitian untuk mendapatkan antivirus dengue dari sumber herbal sudah banyak dilakukan. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai antivirus dengue adalah Calophyllum nodosum yang diketahui memiliki aktivitas antimikroba. Penelitian ini menguji efek antiviral fraksi butanol Calophyllum nodosum terhadap aktivitas virus dengue tipe 2 dengan sel Huh-7-it sebagai sel host secara in vitro dan konsentrasi inhibisi minimal. Efek antiviral dinilai dengan nilai konsentrasi inhibitorik 50 IC50 dan konsentrasi sitotoksik 50 CC50. Nilai IC50 menilai efek inhibisi ekstrak dan didapatkan dari hasil focus assay dengan menggunakan konsentrasi ekstrak 80, 40, 20, 10, 5, dan 2,5 g/mL Nilai CC50 menunjukkan efek sitotoksik ekstrak dan dihasilkan dari MTT assay dengan menggunakan konsentrasi 640, 320, 160, 80, 40, 20, dan 10 g/mL Perbandingan IC50 dan CC50 menghasilkan indeks selektivitas SI. Hasil IC50 adalah 5.6 g/mL dan hasil CC50 adalah 1181 g/mL sehingga didapatkan SI 210.9. Konsentrasi inhibisi minimal adalah 2.5 g/mL. Analisis statistic menunjukkan perbedaan bermakna antara kelompok control dengan kelompok perlakuan pada focus assay dan MTT assay. Dapat disimpulkan bahwa fraksi butanol Calophyllum nodosum memiliki efek antiviral tinggi dibandingkan efek sitotoksiknya.

Dengue fever still has a high incidence rate especially in Indonesia. Until now, there is no dengue antiviral therapy found. Researches to develop dengue antiviral from herbal sources had been done. One of the potential plants as dengue antiviral is Calophyllum nodosum which is known to have antimicrobial activity. This research evaluated the antiviral effects of butanol fraction of Calophyllum nodosum on DENV 2 activity with Huh 7 it cells as host cells in vitro and also evaluated minimal inhibitory concentration. Antiviral effects were assessed with 50 inhibitory concentration IC50 and 50 cytotoxic concentration CC50 values. The value of IC50 showed the effect of extract inhibition and is obtained from the focus assay results using the extract concentrations of 80, 40, 20, 10, 5, and 2.5 g mL. The CC50 value showed the effect of cytotoxic extract and resulted from MTT assay using concentrations of 640, 320 , 160, 80, 40, 20, and 10 g mL. Ratio of CC50 and IC50 is the selectivity index SI . The value of IC50 is 5.6 g mL and the value of CC50 is 1181 g mL and resulted in SI 210.9. The minimum inhibitory concentration is 2.5 g mL. Statistical analysis showed significant differences between control group and treatment group on focus assay and MTT assay. It can be concluded that the butanol fraction of Calophyllum nodosum has a high antiviral effect compared to its cytotoxic effects.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trimurti Parnomo
"ABSTRAK
Ruang lingkup dan cara penelitian: Uji hambatan hemaglutinasi (HH) merupakan salah satu uji serologi yang secara luas dipakai untuk mendeteksi antibodi terhadap virus dengue baik sebagai konfirmasi diagnosis atau untuk tujuan serosurvei. Mengingat bahwa penyediaan antigen baku yang dipakai untuk uji ini secara teknis tidak mudah dilakukan dan memerlukan waktu yang cukup lama, maka dicoba. untuk mencari sumber antigen alternatif dari media biakan sel yang diinfeksi virus dengue tipe 2 (DV-2). Penelitian ini dilakukan terhadap 3 macam biakan sel yaitu sel BHK klon 21, sel Aedes albopictus klon C6/36 (C6/36) dan sel Aedes pseudascutella ris klon 61 (AP61). Untuk meningkatkan titer antigen yang terbentuk, maka dicoba menambahkan deksametason dan DMSO ke dalam media, disamping itu dilakukan juga presipitasi dengan PEG 6000. Selanjutnya reaktifitas dari antigen alternatif tersebut dibandingkan dengan antigen baku terhadap 62 pasang serum tersangka penderita demam berdarah dengue (DBD) dan 30 serum normal secara uji HH.
Hasil dan kesimpulan : Antigen (hemaglutinin) yang diproduksi oleh biakan eel AP61 dan C6/36 mempunyai titer yang lama tinggi. Penambahan deksametason 10-5M ke dalam media tanpa serum dapat meningkatkan titer hemaglutinin yang secara statistik tidak berbeda bila dibandingkan dengan titer yang berasal dari media yang mengandung serum dengan atau tanpa deksametason. Hasil uji HH menunjukkan, bahwa titer antibodi terhadap antigen alternatif yang telah dipresipitasi dengan PEG 6000 tidak berbeda bila dibandingkan dengan titer antibodi terhadap antigen baku. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa antigen alternatif dapat dipakai untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap virus dengue secara uji HH.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>