Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142593 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Basuki Widodo
"ABSTRAK
Unsur paduan seperti tembaga, krom atau kombinasi keduanya, bila ditambahkan pada besi tuang kelabu dapat meningkatkan kekerasan dan ketahanan aus. Hal ini sangat baik apabila besi tuang kelabu tersebut digunakan untuk brake drum ( tromol ) yang dalam pemakaiannya memerlukan sifat kekerasan dan ketabaan aus yang baik.
Besi tuang kelabu FC-25 yang digunakan pada penelitian ini ditambahkan tembaga antara 0,12 % sampai 0,26 % ; krom antara 0,12 % sampai 0,26 % dan penambahan tembaga - krom 0,10 % Cu - 0,20 % Cr serta 0,30 % Cu - 0,23 % Cr. Dari hasil penambahan tersebut melalui proses pengecoran dan dilakukan pengujian sifat mekanik. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kekerasan, kekuatan tarik dan ketahanan aus besi tuang kelabu FC-25 yang ditambahkan unsur krom lebih baik dibandingkan dengan besi tuang kelabu yang ditambahkan tembaga. Namun demikian besi tuang kelabu FC-25 yang ditambahkan unsur tembaga dan kronm secara bersamaan dalam prosentase tertentu memberikan nilai kekerasan, kekuatan tarik dan ketahanan aus yang lebih baik dibandingkan dengan besi tuang kelabu FC-25 yang ditambahakan umur krom.
Peningkatan nilai kekerasan dan ketahanan aus dari hasil penelitian ini, dengan demikian umur pakai tromol dapat meningkat bila dibandingkan dengan besi tuang kelabu FC-25 tanpa paduan .
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Andrijono
"Besi tuang nodular (ductile iron) adalah besi tuang yang mempunyai partikel grafit berbentuk bulat (nodul) yang diperoleh dengan cara penambahan unsur magnesium (Mg) sebagai unsur pembulat grafit ke dalam leburan besi tuang pada proses perlakuan ladel (ladle treatment).
Penelitian yang dilakukan membandingkan sifat mekanis antara besi tuang nodular dengan penambahan unsur paduan 0,25 % Mo (tabel V) dan 0,25 %, 1 % Ni (tabel VI) dan tanpa unsur paduan (tabel VII) dimana proses pecampuran unsur paduan dengan logam cair, dilaksanakan sebelum logam cair dari dapur induksi ditunf ke ladel besar (ladle carrier). Perbedaan peningkatan sifat mekanis pada besi tuang nodular, dapat diperoleh dengan cara memberikan unsur paduan atau dapat juga dilakukan dengan proses perlakuan panas austemper, sehingga menghasilkan besi tuang nodular austemper atau dikenal dengan Austempered Ductile Iron (ADI).
Proses perlakuan panas austemper pertama kali diawali dengan proses austenisasi pada temperatur 850 ° C, 950 ° C dengan waktu tahan masing-masing selama 90 menit untuk (0,25 % Mo dan 0,25 % Mo, 1 % Ni), 60 menit untuk tanpa unsur paduan serta dilanjutkan proses austemper pada temperatur 350 ° C, 375 ° C dan 400 ° C dengan waktu tahan masing -masing 60 menit untuk (0,25 % Mo), 120 menit (0,25 % Mo, 1 % Ni) dan 30 menit untuk tanpa unsur paduan.
Proses pembuatan sampel uji menggunakan cetakan pasir, jenis pasir silika, sehingga diperoleh hasil cor yang belum mengalami proses perlakukan panas austemper dan selanjutnya dilakukan proses pemesinan. Proses pengujian yang dilakukan, terdiri dari : uji kekuatan tarik, uji kekerasan dan pengamatan struktur mikro dengan pembesaran 100 X dan 500 X.
Berdasarkan hasil penelitian, maka besi tuang nodular austemper tanpa unsur paduan (label VII) menghasilkan sifat mekanis lebih baik dibandingkan dengan penambahan unsur paduan 0,25 % Mo (label V) dan unsur paduan 0,25 % Mo, 1 % Ni (label VI). Besi tuang nodular austemper dengan unsur paduan 0,25 % Mo , 1 % Ni (tabel VI) menghasilkan regangan tertinggi dibandingkan besi tuang nodular austemper dengan unsur paduan 0,25 % Mo (label V) dan tanpa unsur paduan (label VII)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adimas Aprilio Hardinanto
"Penelitian ini membahas tentang pengecoran besi tuang nodular (BTN) dinding tipis sebagai alternatif bagi material aluminium pada aplikasinya di bidang otomotif dalam rangka penghematan energi. Permasalahan yang dihadapi adalah penurunan sifat mekanis akibat terbentuknya lapisan kulit pada BTN dinding tipis. Lapisan kulit terbentuk akibat terjadinya degradasi bentuk grafit nodul dalam logam cair di dinding cetakan pada saat pengecoran. Digunakan tiga jenis variabel dalam penelitian ini yang bertujuan untuk mengurangi ketebalan lapisan kulit : pelapis cetakan grafit yang bersifat aktif; MgO yang bersifat reaktif; dan metode pelapisan cetakan ganda MgO/grafit. Ketebalan rata-rata lapisan kulit paling tipis yang didapatkan dalam penelitian adalah sebesar 30,41µm dengan metode pelapisan cetakan ganda, lebih rendah 57% dari ketebalan lapisan kulit variabel pelapis cetakan MgO (71,46 µm) dan 60% dari ketebalan lapisan kulit variabel pelapis cetakan grafit (74,44 µm). Berkurangnya ketebalan lapisan kulit berpengaruh terhadap peningkatan sifat mekanis BTN sehingga didapatkan kekuatan tarik rata-rata sebesar 376 MPa dan elongasi rata-rata sebesar 2,76% pada variabel metode pelapisan cetakan ganda. Kekuatan tarik yang didapatkan dari variabel pelapisan cetakan ganda 69% lebih tinggi dari kekuatan tarik variabel pelapis cetakan MgO (223 MPa) dan 26% lebih tinggi dari variabel pelapis cetakan grafit (297 MPa). Elongasi variabel metode pelapisan cetakan ganda adalah yang paling tinggi sebesar 2,76%, atau 93% lebih tinggi dari elongasi variabel pelapis cetakan MgO (1,43%) dan grafit (1,43%).

This research explains about thin wall ductile iron (TWDI) casting as an alternative for aluminum usage in automotive parts. The occurring problem in TWDI casting is the formation of casting skin which reduces mechanical properties of TWDI. Casting skin is formed by degradation of nodular graphite shape at the mould interface while casting process is in progress. Three variables were uside in this experiment : graphite as active mould coating, MgO as reactive mould coating, and MgO/graphite double layer coating method. Average casting skin thickness was found at lowest value in double layer coating method variable (30,41µm), 57% lower than casting skin thickness in MgO coating variable (71,46 µm) and 60% lower than graphite coating variable (74,44µm). The reduction of casting skin thickness increased the mechanical properties of TWDI so that highest UTS value of 346 MPa and elongation of 2,76% could be achieved by using double layer coating method, which UTS is 69% higher than using MgO coating variable (223 MPa) and 26% higher than using graphite coating variable (297 MPa). Elongation value achieved by using double layer coating method was the highest (2,7%), which was 93% higher than using MgO (1,43%) coating variable and graphite coating variable (1,43%)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63177
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Basuki Widodo
"Unsur paduan seperti tembaga, krom atau kombinasi keduanya, bila ditambahkan pada besi tuang kelabu dapat meningkatkan kekerasan dan ketahanan aus. Hal ini sangat baik apabila besi tuang kelabu tersebut digunakan untuk brake drum (tromol) yang dalam pemakaiannya memerlukan sifat kekerasan dan ketahanan aus yang baik.
Besi tuang kelabu FC-25 yang digunakan pada penelitian ini ditambahkan tembaga antara 0,12% sampai 0,26%; krom antara 0,12 % sampai 0,26% dan penambahan tembaga krom 0,10 % Cu- 0,20 % Cr serta 0,30 % Cu- 0,23 % Cr. Dari hasil penambahan tersebut melalui proses pengecoran dan dilakukan pengujian sifat mekanik. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa kekerasan, kekuatan tarik dan ketahanan aus besi tuang kelabu FC-25 yang ditambahkan unsur krom lebih baik dibandingkan dengan besi tuang kelabu yang ditambahkan tembaga. Namun demikian besi tuang kelabu FC-25 yang ditambahkan unsur tembaga dan krom secara bersamaan dalam prosentase tertentu memberikan nilai kekerasan, kekuatan tarik dan ketahanan aus yang lebih baik dibandingkan dengan besi tuang kelabu FC-25 yang ditambahkan unsur krom. Peningkatan nilai kekerasan dan ketahanan aus dari hasil penelitian ini, dengan demikian umur pakai tromol dapat meningkat bila dibandingkan dengan besi tuang kelabu FC-25 tanpa paduan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
T41014
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwar Kesnal
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S50831
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernardus Aditya Y.
"Besi tuang nodular merupakan material yang memiliki sifat mekanis yang baik sebagai material alternatif pengganti baja. Permintaan akan kebutuhan besi tuang nodular semakin banyak untuk dipakai pada industri-industri, sehingga banyak usaha dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dari besi tuang nodular. Salah satu cara peningkatan kemampuan besi tuang nodular ialah dengan penambahan unsur paduan atau dengan proses perlakuan panas, ataupun gabungan dari keduanya. Pada penelitian ini akan dilihat pengaruh dari kombinasi penambahan unsur Cu dan proses perlakuan panas austempen Kemudian diuji sifat mekanisnya apakah proses yang dilakukan dapat meningkatkan sifat mekanisnya. Penambahan unsur Cu sebanyak 1.3 % akan membenkan matriks yang mempunyai perlit dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan material besi wang nodular tanpa penambahan Cu, hal ini menyebabkan rneningkatkan kekuatan tarik, kekerasan dan turunnya nilai regangan Sedangkan setelah proses austemper diperoleh matriks bainit bawah dan austenit sisa sehingga kekuatan tarik dan kekerasannya lebih meningkat lagi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suriansyah
"Besi tuang kelabu sudah sangat di kenal di kalangan industri logam, khususnya industri otomotif karena penggunaannya yang cukup luas untuk komponen mesin kendaraan, misalnya untuk selubung silinder dan tutup silinder. Selain itu juga digunakan untuk rumah pompa, generator dan rangka mesin produksi (mesin bubut ).
Dalam era transformasi global kualitas bahan harus diperhatikan, karena akan terus terjadi kompetitip antara bahan yang satu dengan bahan lainnya.Oleh karena besi tuang kelabu banyak dibutuhkan oleh masyarakat, agar permintaan pasar tetap stabil bahkan bisa meningkat, maka besi tuang kelabu perlu ditingkatkan kualitasnya (kekerasan, kekuatan tank, ketahanan aus) yang salah satunya dengan menambabkan unsur paduan.
Untuk itu dilakukan penelitian terhadap besi tuang kelabu FC-10 yang dimodifikasi komposisi kimianya dengan menambahkan unsur Ni, Si, Ni dan Si. Adapun metode pemaduan yang digunakan antara FC-10 dengan unsur Ni, Si, Ni dan Si yaitu : Ni: 0,5% sampai 2%. Si: 0,10% sampai 0,25%. Ni dan Si , 1,3% Ni dan 0,20% Si. 2,5% Ni dan 0,25% Si, dengan metode pengecoran. Pemaduan dilakukan di ladel secara bertahap terhadap besi tuang kelabu dengan unsur-unsur paduan pada ± 1400°C.
Dari hasil pengujian sifat mekanik diperoleh bahwa FC-10 yang di padu dengan unsur Ni, Si, Ni dan Si, menunjukkan adanya peningkatan sifat mekaniknya. Data hasil pengujian menunujukkan bahwa kadar Ni lebih baik dibandingkan kadar Si sebagai paduan untuk meningkatkan ketahanan besi tuang kelabu FC-l0 terhadap laju keausan. Selain itu hasil-hasil lain yang didapat dan penelitian ini adalah:
1) Sifat mekanik produk cor paduan tergantung pada prosentase fase yang ada dan pada penelitian ini diperoleh sifat mekanik optimal pada kondisi perlit 80 % , ferit < 10 % dan grafit < 10 %.
2) Semakin tinggi Carbon Equevalent (CE ), berpengaruh terhadap turunnya laju keausan besi cor paduan FC-10.
3) Nilai kekerasan dan jumlah fraksi perlit sangat menjamin peningkatan.ketahanan besi tuang kalabu FC-10 terhadap laju keausan
4). Kuat tank tidak menjamin ketahanan aus terhadap laju keausan FC-10.
Dengan meningkatnya sifat mekanik besi tuang kelabu setelah dilakukan pemaduan, maka fungsionalisasinya pun akan meningkat di era perkembangan industri logam saat ini mau pun masa mendatang."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T8938
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrimeda Fatahamubina
"Besi tuang nodular saat ini menjadi suatu material alternatif pengganti baja. Hal ini disebabkan karena berbagai kemudahan dan keunggulan yang diberikan oleh besi tuang nodular. Sampai saat ini masih banyak usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan dari besi tuang nodular. Usaha-usaha untuk meningkatkan kemampuan itu antara lain adalah mengubah matriks dari besi tuang nodular dengan menggunakan proses perlakuan panas atau menambahkan unsur tertentu Hal ini sangat dibutuhkan untuk memberikan suatu material lain pengganti baja, dengan kekuatan yang menyamai baja, tetapi mudah dalam pembuatannya dan dapat digunakan pada aplikasi-aplikasi yang memerlukan kekuatan yang tinggi. Pada penelitian ini akan dilihat beberapa proses yang dapat mengubah matrik dari besi tuang nodular. Proses tersebut adalah nomnalisasi, penambahan unsur Cu, dan austemper. Kemudian diuji sifat mekanisnya untuk menentukan proses manakah yang lebih efektif dililhat dari kekuatan dan proses pembuatan. Penambahan 0,35 % Cu pada besi tuang nodular memberikan hasil matriks yang lebih banyak phase perlit dibanding dengan non Cu dan non Cu normalisasi. Disamping itu nampak dengan nyata perlit 0,35 % Cu lebih halus dibandjngkan dengn non Cu normalisasi. Penambahan Cu juga memberikan hasil yang lebih baik pada proses austemper. Karena dapat memberikan matriks full bainit. Besi tuang nodular hasil austemper ini memiliki kekuatan mekanis yang lebih balk daripada besi tuang hasil normalisasi, karena selain kekuatan tariknya meningkat, regangan dari besi tuang nodular fasa bainit ini juga tinggi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Waluyo
"Pemakaian besi tuang nodular dewasa ini semakin meningkat khususnya besi tuang nodular austemper ductile iron, karena Besi tuang nodular austemper ductile iron mempunyai sifat-sifat mekanik yang lehih menguntungkan dibandingkan besi tuang jenis lainnya.
Besi tuang nodular austemper ductile iron sangat sesuai untuk produkproduk berdinding tipis misalnya roda gigi ukuran kecil, rumah pompa dan block mesin, dan untuk mendapatkan besi tuang nodular austemper ductile iron cara yang biasa digunakan yaitu dengan proses perlakuan panas (austemper), akan tetapi untuk produk-produk berdinding tipis apabila dilakukan proses perlakuan panas dapat menyebabkan terjadinya detormasi.
Penelitian terhadap besi tuang nodular ini bertujuan untuk mendapatkan besi tuang nodular Austemper Ductile Iron tanpa melakukan proses perlakuan panas dan digunakan untuk penggunaan produk-produk berdinding tipis. Metode yang di lakukan adalah dengan menambahkan paduan 0,5% Al, 1,5% Al, dan 5% Al dengan standard Y Blok JIS G 5502, untuk mendapatkan komposisi paduan yang proposional, dan untuk mendapatkan besi tuang nodular austemper ductile iron dengan menambahkan paduan 5% Al pada besi tuang nodular tersebut dengan menggunakan standar Y Blok ASTM E-71-64 dengan ukuran ketebalan masing masing adalah 7,4mm, 8,4mm, 9,4mm, 10,4mm, dan 12,5mm. Pengujian yang dilakukan adalah struktur mikro, tank, kekerasan, impact dan komposisi.
Hasil pembuatan besi Luang nodular dengan penambahan 5% aluminium standard Y Blok ASTM E -71-64 struktur mikro dan sifat mekanik yang mendekati Austemper Ductile Iron adalah BTN 50 yang menggunakan ukuran Y Biok dengan ketebalan 7,4 mm, di mana harga kekuatan tank sebesar 69,3 Kg/mm2, elongasi 3,25%, harga impact 4 joule/cm2, energi impactnya 3,3 joule serta mempunyai nilai kekerasan sebesar 62 HRA dan secara ekonomi dapat menghemat biaya untuk penggunaan material sebesar 14 % untuk sekali proses peleburan dengan kapasitas dapur induksi 500. Kg.

Nowadays the use of nodular cast iron is getting increase, especially austemper ductile iron has mechanic properties that are more profitable than other cas iron.
Austemper ductile iron is suitable for thin wall casting such as small gear wheel,chasing pump, machine block. The common way to produce austemper ductile iron is through heat treatment process. However, deformation will be occurred in the thin wall casting if heat treatment process is carried out.
The objective of this research is to produce Austemper Ductile Iron without heat treatment process for the use of thin wall casting. The method used are by adding 0.5% Al_ 1.5%A1. and 5% Al. with of Y BIock JtS G 5502 to obtain proportional composition and by adding 5% Ai in the nodular cast iron with the standard of Y Block ASTM E-71-64 with 7.4mm. 8.4mm. 9.4mm. 10.4mm and 12.5mm thick to obtain austemper ductile iron. The testing done are micro stricture, tensile lest, hardness, impact and composition.
The microstructure and mechanical properties of nodular cast iron with 5% aluminium, Y block ASTM E-71-64 with 7.4mm thick give/show similar result to the austemper ductile iron BTN 50. The values of the tensile strengh is 69.3 Kglmm2, the elongation is 3.25%, the impact is 4 Joulelcm2, the impact energy is 3.3 Joule and hardness is 62 H. the cost of material to produce of 500 Kg ductile iron without heat treatment can save spending money about 14%."
2000
T4548
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukito
"Pemanfaatan besi tuang nodular (BTN) sebagai material sampai saat ini telah berkembang pesat. Hal ini karena material tersebut mempunyai sifat-sifat mekanik yang lebih baik, terutama daya redam terhadap getaran dibandingkan besi tuang lainnya. Pada penelitian ini menggunakan material BTN 60 dengan unsur utama 3,5% C, 2,5%Si, 0,02% P, 0,5% Mn, 0,02% S, dan 0,3% Cu, . dimana material ini sering dipakai sebagai material Hub Front Mercedez. Kekuatan tarik besi tuang nodular 60 sebesar 600 N/mm2 dan elongasinya 5 %. Metode yang umum dilakukan untuk meningkatkan sifat mekanik BTN 60 ini dengan cara per1akuan panas atau penambahan unsur paduan tertentu atau keduanya. Pada penelitian ini hanya menaikkan persentase komposisi Mn dan Cu dibuat 0,9% dan 0,5% tanpa perlakuan panas. Hasil penelitian menunjukkan kekuatan tarik rata-rata 898, 10 N/mm2 , elongasi rata-rata 5,87%, dan kekerasannya 263 HSN, Berdasarkan standar JIS hal ini berarti sifat mekanik nya mendekati Austemper Ductile Iron level terendah."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T39676
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>