Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147709 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zainulsjah
"Austemperer Ductile Iron yang dikenal ADI adalah besi tuang nodular yang telah mendapatkan perlakuan panas austemper. Tujuannya untuk meningkntkan sifatsifat mekanis dari besi tuang nodular. Dalam penelitian ini dilakukan penambahan unsur paduan 0,25% Mo dan 1% Ni terhadap besi tuang nodular, kemudian dilakukan perlakuan panas austemper pada komposisi G (tanpa paduan), dengan temperatur austenisasi 850°C dan 900°C waktu tahannya 60 menit dan temperatur austemper 350°C, 375°C dan 400°C waktu tahan 30 menit, Untuk komposisi C (paduan) dengan temperatur austenisasi 850°C dan 900°C waktu tahan 90 menit dan temperatur austemper 350°C, 375°C dan 400°C waktu tahan 120 menit. Kemudian dibandingkan antara kondisi saat as-Cilsi dengan setelah mengalami perlakuan panas austemper.
Dari hasil penelitian didapatkan adanya peningkatan sifat mekanis kekuatan tank untuk komposisi tanpa paduan antara (67-76)% dan kekerasan (40-54)%, sedangkan regangan mengalami penurunan (43-57)%. Pada komposisi paduan kekuatan tank meningkat (88-92)%, kekerasan (37-44)%, sedangkan regangan mengalami penurunan (I40-175)%. Dengan meningkatnya temperatur austenisasi, ketahanan impak akan meningkat (17)% pada komposisi paduan dull menurun (6)% pada komposisi tanpa paduan.

Austempered Ductile Iron know as ADI is ductile iron which has been austempered heat treated. The porpuse of the heat treated is to increase mechanical characteristics of ductile iron. In this research, additional alloyed factor of 0.25% Mo and 1% Ni towards the ductile iron, then austempered heat treated at G composition (non alloyed), at the austenitising temperature of 850°C and 900°C retained 60 minutes .ind austempering temperature of 350°C3375°C and 400°C retained 30 minutes. For C composition (alloyed) on the austenitising temperature 850°C and 900°C retained 90 minutes and austemepring temperature 350°C, 375°C and 400°C retained 120 minutes. The next step, comparing the as-cast to the after-austempering heat treated condition.
The result of research found that the increasing mechanical characteristics of tensile strength for non alloyed composition between (67-76)% and the hardness (40-54)%, while the elongation has decreased (43-57)%. At the alloyed composition, the strength of tensile increased (88-92)%, the hardness (37-44)%, lute the elongation has decreased (140-175)%. When the austenitising temperature in cases, the impact strength will increase (17)% at the alloyed composition, decrease (6)% at the non-alloyed composition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T16732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yazid Mardiko
"ABSTRAK
Kebutuhan akan material yang memiliki sifat mekanik yang baik, bagi industri otomotif terus berkembang. Pengembangan material ini diarahkan pada peningkatan ketangguhan dengan berat yang minimal. juga kemudahan dalarn prases produksi material tersebut. Salah satu material yang sedang dikembangkan adalah jenis besi tuang nodular yang dikenalkan perlakuan panas.
Material ini dikenal dengan nama Ausremper Ducrile Iron (ADD. Sifat mekanik material ini serum dengan baja tetapi dengan berat yang lebih ringan. Kekuatan material ini berasal dari struktur mikro yang terbentuk selama prases perlakuan panas. Tetapi hasil perlakuan panas tersebut tidak selalu menghasilkan struktur mikro yang rnenguntungkan bagi ADL ada strukrur mikro tertentu yang dapat mengubah karakteristik ADl yang diinginkan. Sifat mekanik ADI tergantung dari strukrur mikro yang dihasilkan selama proses perlakuan panas, dan ada proses perlakuan panas tersebut terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi strukfur mikro akhir dari ADI. Antara lain komposisi kimia, temperatur, jangka waktu pemanasan. Pengaruh variabel-variabel diatas yang akan diteliti pada penelitian ini, terutama pengaruh rendahnya unsur paduan berupa Ni dan Mo, serta pengaruh deformasi mekanik berupa tarik dan canai dingin.

"
2001
S41401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Sudarto
"Besi Tuang Nodular (BTN) atau Ductile Iron adalah besi tuang yang mempunyai partikel graft berbentuk bulat. Peningkatan kekuatan material BTN sering dilaksanakan melalui proses perlakuan panas yang lebih dikenal dengan Austempered Ductile Iron (AN), tapi dalam penelitian ini diharapkan bahwa melalui penambahan unsur paduan Al dan Si pada BTN khususnya kelas FCD 50 akan memiliki karakteristik yang mirip, sama atau pun lebih baik dari pada ADI. Di samping itu secara ekonomi, diharapkan dapat menekan biaya manufaktur (manufacturing cost) yang dalam hal ini dibatasi pada perhitungan harga pokok produk untuk satu kali proses peleburan BTN dalam dapur dengan kapasitas 500 kg.
Sampel uji dalam penelitian ini diperoleh dengan komposisi unsur paduan Si 0,5 % - Al 1,5 % ; Si 1,5 % - Al 1,5 % dan Si 3 % - Al 1,5 % menggunakan Y-block standar iTS G 5502. Sedangkan Y-block standar ASTM E-71-64 diperlukan untuk variasi dengan ketebalan dinding cetakan Y-block yaitu 7,4 mm, 8,4 mm, 9,4 mm, 10,4 mm dan 12,5 mm, diperlakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap karakteristik atau kekuatan mekanis material optimum. Sebagai pembanding path kondisi sampel uji yang sama dengan karakteristik hasil penambahan unsur paduan tersebut, dilakukan proses austemper pada temperatur austenisasi 900 °C. selama 30 menit dan austemper pada 385 °C. selama 30 menit. Sampel uji yang diperoleh kemudian dilakukan pengujian tank, kekerasan, kekuatan impak serta uji komposisi kimia dan pengamatan struktur mikro yang dilaksanakan pada suhu kamar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika dibandingkan kondisi as-castnya, penambahan unsur paduan Al 1,5 % - Si 1,5 % dengan ketebalan dinding cetakan Y -block 9,4 mm mampu meningkatkan kekuatan tank dan kekerasan menjadi 73 kg/mm² dan 59 HRA, sedangkan elongasi dan harga impak terjadi penurunan menjadi 4,1 % dan 3,4 J/cm². Hal ini menunjukkan bahwa penambahan unsur paduan Al & Si layak dipertimbangkan sebagai alternatif dalam peningkatan kekuatan material pada proses manufaktur pengecoran tanpa melalui proses perlakuan panas, dimana diperoleh penghematan harga pokok produk sebesar Rp. 8.839,-/kg.

Spheroidal cast iron or ductile iron is cast iron that have spheroidal graphite particle. Increasing the strength-of ductile iron often through heat treatment process as called Austempered Ductile Iron (ADI), but this research have target-that with to add - Si and Al alloy especially of FCD 50 grade have to similarly, same or better than MIDI characteristic. Economically, It can be to decrease of manufacturing cost but limited cost of basic product for once melting process of ductile iron in the 500 kgs furnace capacity.
Speciment by research with alloy of Si 0,5 % - Al 1,5 % ; Si 1,5 % - 1,5 % Al and Si 3 % - Al 1,5 % compositions, use of Y-block with JIS G 5502 standard. Even though the ASTM E-71-64 Y-block standard used to variety of section size at 7,4 mm, 8,4 mm, 9,4 mm, 10,4 mm and 12,5 mm, make sure that the influence of optimum mechanical properties of materials. As comparison at the same conditions of the specimens were austenitized at 900 °C. for 30 minutes and austempered at 385 °C for 30 minutes and then air cooled down to room temperature. After alloying and heat treated, the specimens were tested for tensile strength, hardness, impact strengths, also the chemical composition and micro structure at room temperature.
If compare with the as-cast, the result of this research shows that by 1,5 % Si - 1,5 % Al Alloy with Y-block section wall casting at 9,4 mm capable to raised the strength and hardness at 73 kg/mm² and 3,4 J/cm². So, about Si & Al alloy properly to considered as casting manufacture process without heat treatment, and saving the cost of basic product at Rp. 8.839,-/kg.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Soewardjo
"ADI (Austempered Ductile Iron) adalah salah satu tipe FCD yang memiliki beberapa keunggulán sifat mekanis dari tipe FCD lainnya, yaitu memililci kekuatan dan ketangguhan yang lebih bailç, khususnya dalam hal ketahanan ausnya. Bahkan menyerupai karakteristik biga tempa, sehingga aplikasi dari ADI adalah mensubtitusi penggunaan baja pada komponenkomponen logam. Seperti untuk penggunaan komponen Roda Gigi (Gears).
Penelitian disini mencoba membuat ADI dengan jalan mengembangkan proses manufaktur FCD-70 dengan menambahkan Nikel 1 - 2 % dan Molybden 0,4 % seth memberikan Perlakuan Panas, yaitu Austenisasi 850 C dan 950 °C selama 1 jam diikuti Austemper path Salt Bath path 300 Cs/d 450 C dengan vaniasi Waktu Tahan 2 dan 3 jam. Dan untuk itu dilakukan beberapa pengujian mekanis, yiatu ; uji Kekerasan, uji Impak, uji Tajik dan pengamatan Struktur Mlkro, diharapkan karakteristik dari AD dapat diketahui.
Hasil penelitian mempenlihatkan adanya peningkatan siflit mekanis dan As-Cast, yaitu diperoleh besi tuang nodular AD dengan grade 150-100-7, sehingga dapat disimpulkan bahwa proses Austemper dengan penambahan Paduan Nikel dan Molybden dapat meningkatkan Kualitas dari FCD-70 menjadi grade ADL."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rianti Dewi Sulamet Ariobimo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
D1776
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Aisyah Sahara
"Pengaruh doping Ag terhadap sifat listrik dan magnetoresistansi material La0,8 Ca1-xAgx 0,2MnO3 x = 0; 0,05; 0,15; 0,2 telah diinvestigasi. Material La0,8Ca0,2MnO3 merupakan salah satu member dari material perovskite manganite yang mempunyai struktur umum ABO3. Material yang dihasilkan dikarakterisasi menggunakan XRD, SEM, dan Cryogenic Magnetometer. Hasil karakterisasi XRD didapatkan material memiliki fasa tunggal, dengan menggunakan metode pencocokan rietvield diketahui pendopingan Ag sebesar 0 le; x le; 0,05 memilki struktur orthorombik, namun ketika doping Ag sebesar x ge; 0,15 material mengalami transformasi struktur menjadi rhomohedral. Karakterisasi SEM menunjukkan perubahan ukuran rata-rata grain ketika doping silver meningkat. Dari hasil EDX terlihat unsur Ag telah berhasil tersubstitusi kedalam matriks La0,8Ca0,2MnO3 dengan nilai komposisi dari unsur-unsur yang ada didalamnya mendekati nilai komposisi perhitungan. Hasil karakterisasi cryogenic magnetometer menunjukkan pendopingan silver ke dalam ion Ca pada material La0,8Ca0,2MnO3 dapat menurunkan resistivitas bahan dan menaikkan nilai temperatur transisi metal ke isolator TMI , namun pada x = 0,2 resistivitas bahan kembali meningkat yang diikuti penurunan nilai TMI. Persen magnetoresistansi MR menunjukkan peningkatan ketika bahan La0,8Ca0,2MnO3 didoping oleh 5 dan 15 silver pada ion Ca-nya, namun ketika didoping silver sebesar 0,2 persen MR kembali menurun, yang mana MR terbesar yang didapatkan pada penelitian ini adalah 6 dengan komposisi doping x = 0,15.

The effect of Ag doping on electrical properties and magnetoresistance of La0,8 Ca1 xAgx 0,2MnO3 x 0 0,05 0,15 0,2 materials has been investigated. La0,8Ca0,2MnO3 material is one member of the perovskite manganite material that has a general structure ABO3. Samples that have been synthesized, XRD measurement were taken. After that, the samples are compressed using dice, in which has a diameter 12 mm. So in here, the shape of the samples will be pellet. The pellet samples characterized using SEM EDX and Cryogenic Magnetometer. XRD characterization results obtained, all the samples has a single phase, by using rietvield refinement technique it is known that the substitution of Ag with large doping x ge 0,15 occurs the transformation of structure to rhombohedral. SEM characterization indicates a grain size change when the level of doping Ag increases. The EDX results indicate that the silver elementhas successfully entered into La0,8Ca0,2MnO3 matrix with the composition value of the elements contained therein close to the composition value from the calculation. Cryogenic Magnetometer results show that substitution of Ag into the material La0,8Ca0,2MnO3 , it can decrease the resistivity of the material and increase the value of TMI of the material, but when doping silver was 0,2, The resistivity of material returns increases and TMI value decreases. The Percentage of magnetoresistance MR shown an increase when the La0,8Ca0,2MnO3 material was doped by 5 and 15 silver, but when silver doped 0,2 , percentage of MR decreased again, the largest MR obtained in this study was 6 with doping Ag was 0,15. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanus Surya Kristianto
"Salah salu paduan alumunium yang banyak dipakai di industri otomotif adalah paduan AA 319 (Al~Si-Cu) as-cast. Paduan ini ringan, dengan berar jenis 2. 79 kg!m3 dan cukup kuat dengan kekuatan rarik 185-235 MPa 121. Aplikasi material ini adalah anlara lain sebagai komponen cylinder head untuk kendaraan bermoror roda dua. Namun· umuk me/alui proses permesinan, paduan ini tidak cukup keras (minimal 74 BHN) sehingga dapal menurunkan umur paklli dari mala tools. Salah saru caru untuk meningkatkan kekerasan dari paduan aluminium adalah dengan menambahkan Sn (timah putih) dalam jumlah kecil (microalloying). Penelitian ini dirujukan untuk mempelajari pengaruh penambahan Sn dalam jumlah kecil terhadap proses pengerasan presipitasi pada paduan AA 319 as-cast. Skripsi ini secara spesifik mempelajari pengaruh penambahan Sn sehanyak 1 % beral. Se1ain itu. pengaruh jenis cetakan terhadap karakteristik paduan juga akan diamali dan dianalisa."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41386
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Baskoro
"Paduan AC2B yang setara dengam AA 319.0 merupakan paduan hypoeutectic aluminium-silikon, termasuk dalam kelompok paduan aluminium seri 3XX hasil proses pengecoran yang banyak digunakan dalam industri otomotif Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa 0,01 wt. % Sn pada paduan A1-1,7Cu (at. %) yang mengalami proses pengerasan pengendapan akan menghasilkan endapan Al2Cu yang sangat halus dan tersebar merata sehingga terjadi peningkatan paduan yang signifikan. Namun pengaruh Sn befum pernah diteliti untuk paduan yang Iebih kompleks sepertf AC2B. Penelitian ini melakukan proses pengerasan pengendapan pada paduan AC2B dengan penambahan 0, 0,1, 0,5, 1 dan 2 wt. % Sn. Hasil dari proses pengerasan pengendapan tersebur dikarakterisasi dengan melakukan pengujian kekerasan, kekuatan tarik dan pengamatan struktur mikro. Hasil penelitian menunjukkan penambahan Sn ke dalam paduan AC2B as cast akan meningkatkan kekerasan sebesar 5 % hingga penambahan 0,5 wt. % Sn dan kekerasan kembali turun dengan penambahan Iebih besar. Kekerasan sampel cetakan pasir dan cetakan Iogam hasil proses penuaan meningkat dengan rata-rata 26 % dan 24 % pada temperatur penuaan 90 C selama 688 jam, meningkat dengan rata-rata 45 % dan 38 % pada temperatur penuaan 150 °C selama 24 sampai 96 jam dibandingkan dengan kekerasan hasil pengecoran (sebelum perlakuan panas). Penambahan Sn paling baik untuk paduan as cast adalah pada rentang 0,1 - 0,5 wt. % Sn. Penambahan Sn paling baik untuk proses penuaan adalah pada rentang 0,02 - 0,1 wt. % Sn."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41385
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bobi Eka Putra
"Pada zaman sekarang perkembangan teknologi berkembang pesat. Adanya modifikasi material perovskite berbasis manganit telah diteliti untuk diterapkan pada Colossal Magnetoresistance. Penelitian yang telah dilakukan mengenai struktur mikro dan sifat magnetik material perovskite manganites La0.67Sr0.33Mn1-xZnxO3 (x= 0; 0,15; 0,2; 0,4) yang disintesis dengan metode solid state bertujuan untuk melihat pengaruh yang ditimbulkan Zn pada material La0.67Sr0.33Mn1-xZnxO3 (x= 0; 0,15; 0,2; 0,4) berupa struktur morfologi dan sifat kemagnetannya. Karakterisasi XRD menunjukan bahwa struktur kristal material berbentuk rhombohedral pada space group R-3c dengan rata-rata ukuran kristal 106 nm, 103 nm, 101 nm dan 96 nm. Karakterisasi SEM dan EDS menunjukan perubahan ukuran grain dan memperlihatkan keberadaan unsur Zn sebagai pendoping. Ukuran grain mengecil seiring bertambahnya konsentrasi Zn dengan rata-rata ukuran grain 148 nm, 134 nm, 127 nm dan 117 nm. Karakterisasi VSM menunjukan kurva histeresis yang memperlihatkan material bersifat feromagnetik ketika 0 ≤ x < 0,2 dan berubah menjadi paramagnetik ketika x > 0,2 yang terlihat dengan menurunnya nilai magnetisasi dari 65,1 emu/gram, 14,4 emu/gram, 8,2 emu/gram dan 1,7 emu/gram.

In this day and age, technological development is developing rapidly. The existence of modifications to manganese-based perovskite materials has been studied to be applied to Colossal Magnetoresistance. Research that has been conducted on the microstructure and magnetic properties of manganites perovskite material La0,67Sr0,33Mn1-xZnxO3 (x= 0; 0.15; 0.2; 0.4) synthesized by the solidstate method aims to see the influence that Zn has on the material La0,67Sr0,33Mn1-xZnxO3 (x= 0; 0.15; 0.2; 0.4) in the form of morphological structure and magnetisme properties. XRD characterization shows that the crystal structure of rhombohedral-shaped materials in the R-3c space group with an average crystal size of 106 nm, 103 nm, 101 nm and 96 nm. SEM and EDS characterizations show a change in grain size and show the presence of Zn elements as doping. Grain size decreases as Zn concentration increases with average grain sizes of 148 nm, 134 nm, 127 nm and 117 nm. VSM characterization shows a hysteresis curve that shows the material is ferromagnetic when 0 ≤ x < 0.2 and turns paramagnetic when x > 0.2 which is seen by decreasing the magnetization value of 65.1 emu/gram, 14.4 emu/gram, 8.2 emu/gram and 1.7 emu/gram."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>