Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144582 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulhipri
"Telah dilakukan ekstraksi dan isolasi senyawa kimia serta uji antibakteri terhadap kulit batang tumbuhan Combretum punctatum yang merupakan salah satu tumbuhan terdapat di Indonesia. Metoda yang digunakan dalam pengerjaan isolasi adalah cara ekstraksi fraksinasi dengan pelarut campuran kloroform-metanol (1:1), kemudian dilanjutkan dengan pelarut n-heksana dan kloroform pada temperatur ruang. Untuk pemisahan dilakukan secara kromatografi kolom dan kromatografi lapis tipis (KLT). Penetapan struktur molekul dilakukan dengan cara spektroskopi.
Pada uji antibakteri, untuk penentuan diameter daerah hambatan (DDH) digunakan metode kertas cakram dan untuk penentuan konsentrasi hambatan minimum (KHM) digunakan metoda penipisan lempeng agar dan pengenceran serial tabung. Larutan uji yang digunakan adalah larutan infus dan ekstrak kloroform-metanol (1:1).
Hasil isolasi dari fraksi n-heksana diperoleh senyawa β-sitosterol dan dari fraksi kloroforrn diperoleh senyawa yang diperkirakan adalah asam 3β-hidroksi-19αH-2O(29)-lupen 28α-oat dan diduga merupakan suatu senyawa baru. Hasil percobaan uji antibakteri menunjukkan bahwabaik larutan infus maupun ekstrak kloroform-metanol (1:1) mempunyai daya hambat terhadap kuman Escherichia cols, Staphylococcus aureus dan Leptospira bataviae.

The method used in this isolation is the fractionated extraction with the mixed solvents chloroform-methanol (1:1) with is later proceed with the n-hexane and chloroform at the room temperature. The isolated compounds were characterized by spectroscopic methods.
The antibacterial test was carried out, based on inhibition zona diameter by using diffusion method and minimum inhibitory concentration by using dilution method. The samples being used for antibacterial activity are the infuse and the extract from chloroform-methanol (1:1) fraction.
The isolated compounds from the n-hexane extract is identified as R-sitosterol and from chloroform extract was isolated 3β-hidroxy-19αH-20(29)-lupen-28α-oic acid and predicted as a new compound. For antibacterial test, both the infuse and the extract chloroform-methanol (1:1), respectively, exhibit activities against Escherichia coil, Staphylococcus aureus and Leptospira bataviae.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hartati
"Penelitian ini dilakukan untuk mencari beberapa senyawa kimia dari ekstrak kulit pohon Garcinia tetrandra serta uji aktivitas biologi terhadap Artemia salina L. dan aktivitas antibakteri. Senyawa tersebut diisolasi dengan cara ektraksi dalam n-heksan selanjutnya ekstraksi dengan aseton . Masing-masing ekstrak dipisahkan dengan cara kromatografi kolom dengan fasa diam silika gel dan fasa geraknya adalah n-heksan , etil asetat, metanol secara gradien. Senyawa kimia yang telah murni ditentukan struktur molekulnya dengan cara spektrofotometri UV-Vis, spektrofotometri Infra Merah, Spektrometri Massa, Spektrometri Resonansi Magnet inti 3H dan 13 C. Dari hasil penelitian ini diperoleh senyawa GT-1 yang mempunyai rumus molekul C23HxoO6 , diperkirakan sama dengan Thwaitesixanton, senyawa GT-2 dengan rumus molekul C30H500 yang diperkirakan senyawa 3-a- (22) (29) Hopen-ol; Senyawa GT-3 dengan rumus molekul C38H50O6 yang diperkirakan sama dengan Camboginol; Senyawa GT-4 dengan rumus molekul C38H5006 yang diperkirakan sama dengan cambogin. Dari senyawa - senyawa tersebut yang memiliki aktivitas antimikroba adalah senyawa GT-3 dengan diameter harnbatan rata-rata = 8 mm/1000 ppm.terhadap bakteri B. subtilis ATCC 6633, E. coli ATCC 25922, S. aureus ATCC 6538, M. phlei DSM 43286. Dari hasil uji aktivitas terhadap larva-udang Artemia salina Leach., senyawa yang memiliki aktivitas yang cukup signifikan adalah senyawa GT-3 dan GT-4 dengan LC50 masing-masing 7µg/ ml dan 18µg/ ml.

Isolation, Structure Elucidation, Biological Activity Test of Chemical Constituents of Stem Bark of Garcinia Tetrandra PierreThis study was caned out to obtain several chemical constituents of the extract of the stem bark of Garcinia tetrandra Pierre, their biologic are activity to Artemia salina Leach and their antibacterial activity. The compounds were isolated from the n-hexane and acetone - soluble extracts. Each extract was separated through a column chromatography on silica gel G , as the stationary phase which gradient mixtures, of n-hexane, ethyl-acetate and methanol as the mobile phase. The purified chemical constituents were identified their structures based on their UV -- Visible , Infra Red Spectrophotometry , Mass Spectrometry, 1H and '3C - Nuclear Magnetic Resonance Spectrometry data. The first isolate of GT-I with its molecular formula of C23HxoO6 was identified as Thawaitesixantone; GT-2 with and its molecular ion formula of C30H50O was identified as 3-a-(22)(29) Hopen-ol; GT-3 with its molecular formula of C38H50O6 was identified as camboginol; GT- 4 with its molecular formula of C38H5006 was identified as cambogin. From of all of the isolated compounds GT-3, showed antibacterial activity. In a concentration of 1000 ppm, its inhibition against the growth off B. subtilis ATCC 6633, E. code ATCC 25922, S. aureus ATCC 6538, M phlei DSM 43286 were 8 mm. From the results of toxicity evaluation to the Artemia salina Leach , GT-3 and GT-4 with its LC50 7µg/ ml and 18 µg/ ml, respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
T2700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manik, Sudestry
"Dysoxylum cf- caulostachyum Miq., merupakan suatu tanaman tinggi yang tumbuh tersebar di Indonesia. Beberapa dari spesies dari genus Dysoxylum telah diteliti kandungan kimianya, diantaranya ada yang mengandung senyawa yang bersifat racun ikan dan merupakan anti bakteri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menentukan struktur molekul serta menguji aktivitas biologi dari fraksi netral kulit akar Cempagan. Uji aktivitas biologis dilakukan terhadap ikan guppy (Lebistes reticulatus).
Kulit akar tumbuhan Cempagan sebanyak 2300 g diekstraksi dengan pelarut metanol sebanyak 25 L. Setelah pelarut diuapkan didapat ekstrak sebanyak 62 g. Ekstrak kental tersebut dilarutkan dalam 300 mL etil asetat, dicuci dengan NaHC03 5% sebanyak 900 mL, selanjutnya dicuci dengan NaOH 5% sebanyak 900 mL. Komponen-komponen yang terdapat dalam fraksi netral dipisahkan dengan menggunakan kromatografi kolom, sebagai fasa diam silika gel dan fasa geraknya digunakan campuran eluen petroleum eter: etil asetat.
Isolasi komponen kimia dilakukan dengan memakai alat HPLC atau kromatografi cair kinerja tinggi.
Penentuan struktur molekul senyawa yang telah murni, ditentukan dengan menggunakan spektrofotometer UV, spektrofotometer IR, spektrometer resonansi magnetik inti (proton dan karbon-13), spektrometer massa, dan titik lelehnya ditentukan dengan melting block.
Senyawa yang berhasil diisolasi dan diidentifikasi adalah senyawa fenol benzoat. Senyawa tersebut bersifat aktif biologi, ditandai dengan tercapainya LC50 55 ppm, yang dapat mematikan populasi ikan guppy.
Sintesis senyawa tersebut, dibuat dengan menggunakan asam benzoat, fenol ddan EDC atau 1-(3-dimetil-amino propil)-3-etil karbodiimida hidroklorzda, serta N-metil morfolin sebagai katalis.

Cempagan (Dysoxylum, cf. caulostachyum Miq.) is a higher plant and planted in Indonesia. The chemical constituents of some species of the genus of Dysoxylum had been examined. It is believed that they are active as fish poison and antibacterial agent. The purpose of this investigation was to isolate, to establish the molecular structure and to examine the biological activity of the neutral fraction of Cempagan root barks. Biological activity test was conducted to guppy fish (Lebistes reticulatus).
The root barks of Cempagan (2300 g) was a extracted with 25 L methanol. After removal the solvent, 62 g of the crude extract was obtained. The crude extract then was solved into ethyl acetate (300 mL). Furthermore, it was washed by 5% NaHCO3 (3x300 mL) and 5% NaOH (3x300 mL) successively. The compounds of the neutral fraction were separated by column chromatography, using petroleum ether-ethyl acetate as mobile phase and silica gel was used as stationary phase. The individual compounds isolated by using HPLC (High Performance Liquid Chromatography).
The structure of the compound was established using UV, IR, NMR spectrometers and melting point was measured by melting point block.
In this investigation, an isolated compound is established as phenyl benzoic. The compound showed LC50 at 55 ppm on guppy fish.
The compound was synthesized by using benzoic acid phenol and EDC or 1-(3-dimethyl amino prophyl-3-ethyl hydrochloride carbodiimide, and morfolin N-methyl was used as a catalyst.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sultan Badjri
"Kayu buta-buta atau Excoecaria agallocha adalah tumbuhan mangrove yang tumbuh di daerah pantai berbatu-batu dan berpasir dengan tinggi mencapai 10-16 m dan diameter batang mencapai. 40 cm. Tanaman ini mengeluarkan getah berwarna putih dan sangat beracun. Racun tanaman ini biasanya dipakai untuk meracuni ikan dan mempunyai aktivitas anti fungal dan anti bakteri. Sebagai obat tradisional kayu buta-buta dipakai sebagai obat luar seperti pengobatan patek, eksim, kurap dan lepra. Getahnya dapat menyebabkan buta pada mata. Penelitian yang pernah dilakukan terhadap tanaman ini adalah akar, kulit, daun dan getahnya.
Penelitian dilakukan terhadap ekstrak bunga kayu buta-buta untuk menentukan struktur kimia dan aktivitas anti bakterinya. Isolasi dilakukan dengan cara maserasi bunga kayu buta-buta dengan pelarut etanol (EtOH). Isolat etanol berturut-turut diekstraksi dengan petroleum eter, kloroform dan etil asetat. Senyawa-senyawa yang terdapat pada fraksi petroleum eter dan etil asetat dipisahkan dengan cara kolom kromatografi cepat (flash column chromatography). Fasa diam menggunakan silika gel dan fasa gerak menggunakan campuran kloroform dan metanol dengan menaikkan kepolarannya secara bertahap.
Pemurnian dengan cara kristalisasi dan uji aktivitas anti bakteri dilakukan dengan E. coil dan B. subtilis. Uji pendahuluan aktivitas biologi terhadap ekstrak petroleum eter, etil asetat dan etanol dengan A. salina. Hasil uji aktivitas biologi menunjukkan efek positif namun uji anti bakteri memperlihatkan basil negatif. Senyawa yang berhasil diisolasi ditentukan struktur molekulnya melalui pengukuran spektroskopi IR, NMR dan MS. Senyawa yang berhasil diisolasi adalah tarakseron, β- sitosterol dan 3-O- β -glukopiranosil- β -sitosterol. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taty Rusliati Rusli
"Telah dilakukan isolasi senyawa kimia dan uji toksisitas akut (fetal dosis 50) serta uji antiinflamasi terhadap kulit batang tumbuhan Hunyur bunt (Kadsura scandens B1) yang merupakan salah satu tumbuhan di Indonesia. Isolasi senyawa dilakukan dengan cara maserasi dan perkolasi kulit batang tumbuhan Kadsura scandens dengan menggunakan pelarut n-heksana, kemudian dilanjutkan dengan pelarut metanol pada temperatur ruang. Uji toksisitas akut (letal dosis 50) dilakukan berdasarkan metode Weil C.S memakai mencit strain C.B.R. Swiss, sedangkan uji antiinflamasi dari infus tumbuhan Kadsura scandens Bl dilakukan menurut cara yang dilakukan oleh Winter dan kawan-kawan dengan melihat efek penghambatan udem yang ditimbulkan oleh karagenin pada telapak kaki tikus putih dari galur Wistar.
Senyawa yang terisolasi dari ekstrak n-heksana diperoleh senyawa alkohol rantai panjang nonakosanol dan asam betulinat senyawa triterpen pentasiklik tipe lupan. Dari ekstrak metanol diperoleh senyawa glikosida sitosterol : 3-0-13-D-glukopiranosil sitosterol. Penetapan struktur dilakukan dengan cara spektroskopi.
Uji toksisitas akut (fetal dosis 50) menunjukkan bahwa tumbuhan ini termasuk tumbuhan golongan bahan praktis tidak toksik (Practically Non Toxic Substance), sedangkan hasil uji antiinflamasi pada dosis 24 mg/100 g berat badan mempunyai efek yang setara dengan pembanding fenilbutason 10 mg/ 100 g berat badan pada jam kedua dan ketiga. Pada dosis 2,7 dan S mg /100 g berat badan mulai jam kedua sudah menunjukkan aktivitas sebagai antiinflamasi, tetapi tidak setara dengan pembanding fenilbutason 10 mg/ 100 g berat badan.

Isolation of chemical constituens of crude extract of Kadsura scandens stem bark had been conducted and a test on a 50 lethal dose toxic as well as on antiinflamation.The plant found out in Indonesia. Separation and isolation of the compounds were done by maceration and percolation system at room temperature using n-hexane followed by methanol solvent. The lethal toxic test dose was carried out, based on the Well C.S. methode using mice strain C.B.R Swiss, while the test on anti-inflammatory activity toward udem which was given rise by the induction of carrageenan rat paw oedema.
The isolated compounds from the n-hexane extract are a long chain alcohol (nonacosanol) and betulinic acid, which belong to the pentacyclic triterpenoidiupane type. From the methanol extract was isolated a glycoside sitosterol , 3-O-13-D-glucopyranosil sitosterol. The structural elucidation was established by spectroscopic method.
The test on 50 lethal toxic dose showed that this plant belongs to the practically non toxic substance, while the result of the anti-inflamation test on 24 mg/100 g dosage, had got an effect which was equal with the comparative phenylbutason 10 mg/IOO g physical weight after two and three hours. In Within 2,7 and 8 mg/ 100 g physical weight after two hours had shown the activities as anti-inflamation therapy but it was not balanced with the comparative phenylbutason 10 mg/ 100 g physical weight.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismunandar
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2004
541.22 ISM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Faris
"Bradiaritmia seperti total AV blok dan disfungsi nodus SA (NSA) memerlukan alat pacu jantung permanen (APJP), namun APJP memiliki potensi komplikasi akut dan jangka panjang. Sel punca mesenkimal (SPM) dapat mengatasi kerusakan nodus sinoatrial (NSA) dan nodus atrioventrikel (NAV), namun transplantasi SPM secara langsung pada hewan model memiliki angka keberhasilan rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan sel punca yang telah terdiferensiasi menjadi pacemaker-like cell seperti sel NSA atau NVA sehingga siap ditransplantasikan ke area disfungsi atau blokade. Penelitian ini bertujuan untuk mendiferensiasi SPM asal jaringan adiposa (SPMA) menjadi pacemaker-like cells. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental dan dilakukan pada bulan Februari 2022 sampai Maret 2023 di IMERI-FKUI. Terdapat 5 kelompok penelitian, yaitu: 1) kultur SPMA tanpa intervensi (kontrol), 2) kultur SPMA yang didiferensiasi menjadi kardiomiosit, 3) kultur SPMA yang didiferensiasi menjadi kardiomiosit dan ditransfeksi gen Tbx3 (TBX), 4) kultur SPMA yang didiferensiasi menjadi kardiomiosit dan diberikan small molecules SB431542, serta 5) kultur SPMA yang didiferensiasi menjadi kardiomiosit, ditransfeksi gen Tbx3 dan diberikan small molecule SB431542 (TBX+SM). Pemeriksaan ekspresi gen penanda pacemaker-like cells (Tbx3, Cx30, Cx40, Cx43, HCN1, HCN3, HCN4, dan KCNN4) menggunakan metode qRT-PCR pada kelompok TBX, SM, dan TBX+SM menunjukkan peningkatan ekspresi gen Tbx3, Cx30, HCN1, HCN3, HCN4 dan KCNN4 yang berbeda bermakna terhadap kelompok kardiomiosit (p ≤ 0,001) sedangkan penurunan ekspresi gen Cx40 dan Cx43 berbeda bermakna dibandingkan kelompok kardiomiosit (p < 0,001). Eskpresi protein Tbx3 dan Cx30 menggunakan ELISA pada kelompok TBX, SM, dan TBX+SM berbeda bermakna terhadap kelompok kardiomiosit (p ≤ 0,001). Gambaran ekspresi protein Tbx3 dan Cx30 menggunakan metode imunofluoresensi menunjukkan pendaran positif pada kelompok TBX, SM, dan TBX+SM. Morfologi elektrofisiologis dengan patch clamp menunjukkan gambaran potensial aksi khas pacemaker-like cells pada kelompok TBX, SM, dan TBX+SM dinilai dari rasio action potential duration90/action potential duration50 (APD90/APD50). Disimpulkan transfeksi gen Tbx3, pemberian small molecules SB431542, dan kombinasi keduanya mampu mendiferensiasikan SPMA menjadi pacemaker-like cells.

Bradyarrhythmias, such as total AV block and SA node dysfunction, require a permanent pacemaker (PPM); however, PPM has the potential for acute and long-term complications. Mesenchymal stem cells (MSC’s) can repair damaged sinoatrial (SAN) and atrioventricular (AVN) nodes; however, transplantation of MSCs into animal models has a low success rate. To overcome this problem, it is necessary to have stem cells that differentiate into pacemaker-like cells, such as SAN or AVN cells, so that they can be transplanted to areas of dysfunction or blockage. This study aimed to differentiate MSC’s from adipose tissue (AMSC) into pacemaker-like cells. This study used an experimental design and was conducted from February 2023 to March 2023 at the IMERI-FKUI. There were five study groups, namely:1) AMSC cultures without intervention (control), 2) AMSC cultures that differentiated into cardiomyocytes, 3) AMSC cultures that differentiated into cardiomyocytes and transfected with the Tbx3 (TBX) gene, 4) AMSC cultures that differentiated into cardiomyocytes and administered SB431542, and 5) AMSC culture, which differentiated into cardiomyocytes, were transfected with the Tbx3 gene and administered SB431542 (TBX+SM). RT-qPCR expression of pacemaker-like cell marker genes (Tbx3, Cx30, Cx40, Cx43, HCN1, HCN3, HCN4, and KCNN4) in the TBX, SM, and TBX+SM groups showed increased expression of Tbx3, Cx30, and HCN1., HCN3, HCN4, and KCNN4, which differed significantly in the cardiomyocyte group (p ≤ 0.001), whereas the decrease in Cx40 and Cx43 gene expression was significantly different compared to that in the cardiomyocyte group (p < 0.001). ELISA of Tbx3 and Cx30 protein expression in the TBX, SM, and TBX+SM groups was significantly different from that in the cardiomyocyte group (p ≤ 0.001). Immunofluorescence analysis of Tbx3 and Cx30 protein expression showed a positive correlation in the TBX, SM, and TBX+SM groups. The electrophysiological morphology with the patch clamp showed a typical action potential picture of pacemaker-like cells in the TBX, SM, and TBX+SM groups, as assessed by the ratio of action potential duration90/action potential duration50 (APD90/APD50). It was concluded that transfection of the Tbx3 gene, administration of the small molecule SB431542, and a combination of both could differentiate SPMA into pacemaker-like cells."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pratiwi Pudjiastuti
"Kecapi kera (S. emarginatum) adalah tumbuhan hutan dari suku Meliaceae, di Indonesia hanya terdapat di Sumatra. Ada dua species dari genus Sandoricum yaitu S. emarginatum dan S. koetjape. S. koetjape telah diteliti kandungan kimianya dan aktivitas biologinya, antara lain bersifat sitotoksik terhadap kultur sel P 388.
Sampai saat ini, belum ada laporan penelitian tentang kandungan kimia dan aktivitas biologi dari tanaman kecapi kera. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan struktur molekul dan menguji aktivitas biologi senyawa yang terisolasi dari kulit batang tanaman kecapi kera.
Isolasi senyawa kimia dari kulit batang tanaman dilakukan dengan cara ekstraksi dalam pelarut-pelarut petroleum eter, CHC13 dan MeOH. Senyawa-senyawa yang terdapat dalam fraksi petroleum eter dan fraksi kloroform dipisahkan dengan cara kromatografi kolom cepat, fasa diam digunakan silika gel dan fasa gerak digunakan petroleum eter-EtOAc dan n-heksana-EtOAc.
Pemurnian dilakukan dengan cara kristalisasi, sedangkan untuk menguji kemurnian senyawa dilakukan dengan cara kromatografi lapis tipis dan penentuan titik lebur. Senyawa-senyawa yang sudah murni ditentukan strukturnya dengan metoda spektroskopi (IR,1H dan l3C NMR Berta MS). Senyawa-senyawa yang berhasil diisolasi ialah asam briononat dan asam 3,4-seco briononat, selain itu telah dibuat ester dari asam briononat, yaitu metil briononat.
Uji pendahuluan aktivitas biologi ekstrak MeOH, asam briononat dan metil briononat terhadap A. salina menunjukkan bahwa asam briononat mempunyai efek (++++), sedangkan ekstrak MeOH dan metil briononat mempunyai efek (+). Uji aktivitas antibakteri ekstrak MeOH, asam briononat dan metil briononat terhadap E. coli, B. subtilis dan S. aureus, tidak menunjukkan aktivitas terhadap ketiga bakteri tersebut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aranza Triputra
"Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang prevalensinya masih tinggi di Indonesia. Mayoritas pengidap hipertensi mengandalkan obat golongan penghambat ACE (angiotensin-converting enzyme) sebagai terapi obat hipertensi mereka. ACE dapat dihambat dengan cara mengikat ion Zn2 atau asam amino pada situs aktif ACE. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak biji melinjo memiliki aktivitas penghambatan ACE secara in vitro. Dalam penelitian ini, dilakukan penambatan molekuler pada beberapa senyawa dalam ekstrak biji melinjo terhadap makromolekul ACE guna menganalisis senyawa mana dari dalam ekstrak biji melinjo tersebut yang memiliki aktivitas penghambatan ACE.
Hasil penambatan molekuler dengan AutoDock4Zn menunjukkan bahwa resveratrol, gnetol, isorhapontigenin, gnetin c, trans-?-viniferin, gnemonol K, gnemonol M, dan aglikon gnemonosida B berpotensi memiliki aktivitas penghambat ACE. Beberapa ligan tersebut mampu berikatan dengan ion Zn2 melalui ikatan kation-phi. Selanjutnya, dilakukan simulasi dinamika molekuler pada ligan-ligan tersebut dalam rentang waktu 20 ns untuk menganalisis kestabilan ikatan ligan terhadap ion Zn2 dan ikatan ligan terhadap residu asam amino pada sisi aktif ACE. Berdasarkan hasil perhitungan nilai energi bebas ikatan dengan metode MM-GBSA dan MM-PBSA, gnetin C memiliki afinitas tertinggi terhadap ACE daripada ligan uji lain pada suhu 300 K, sedangkan pada suhu 310 K afinitas tertinggi dimiliki oleh gnemonol K.

Hypertension is a health problem, in which the prevalence remains high in Indonesia. The majority of hypertensive patients rely on ACE angiotensin converting enzyme inhibitors as their drug therapy of hypertension. ACE catalytic mechanism can be inhibited by ligands via the zinc ion or amino acids interactions in the active site of ACE. Recent study demonstrated that melinjo seed extracts have ACE inhibitory activity in vitro. In this study, we conducted molecular docking of several substances extracted from melinjo seeds to analyze which substances have ACE inhibitory activity.
Molecular docking results using AutoDock4Zn indicated that resveratrol, gnetol, isorhapontigenin, gnetin C, trans viniferin, gnemonol K, gnemonol M and aglycone of gnemonosida B potentially have ACE inhibitory activity. Some of these ligands are able to bind zinc ion via cation pi interactions. We also conducted molecular dynamics simulations involving these ligands within 20 ns to analyze the stability of the interactions between zinc ligand and ligand amino acids in the active site. According to the binding free energy calculations using MM GBSA and MM PBSA methods, gnetin C showed the highest affinity for ACE among other ligands at a temperature of 300 K, while at a temperature of 310 K the highest affinity belongs to gnemonol K.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69044
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Widowati
"Tanaman Calophyllum inophyllum Linn. atau lebih dikenal dengan nama daerah nyamplumg, termasuk suku Guttiferae (Clusiaceae). Tanaman ini berupa pohon besar yang tumbuh liar di tepi sungai, di daerah-daerah pantai dan ditempat-tempat lain yang berhawa panas.
Hampir seluruh bagian tanaman nyamplung secara tradisional digunakan di berbagai daerah untuk mengobati bermacam-macam penyakit seperti penyakit mata, wasir, rematik dan penyakit kulit. Selain itu juga berkhasiat sebagai pereda kejang, pembersih darah dan peluruh air seni.
Uniuk mendapatkan senyawa kimia dari kulit batang tanaman nyamplung, serbuk kulit batang diekstraksi dengan petroleum eter dan selanjutnya difraksinasi dengan kromatograi kolom menggunakan silika gel sebagai fasa diam dan sebagai fasa gerak digunakan pelarut landaian petroleum eter-etil asetat.
Telah berhasil diisolasi tiga senyawa, yang setelah ditentukan strukturnya secara spektroskopi, diketahui bahwa dua senyawa termasuk triterpenoid pentasiklik yaitu friedelin dan taraksasterol, satu senyawa termasuk senyawa sterol yaitu B-sitosterol.
Pada uji pendahuluan aktivitas antibakteri menggunakan metoda difusi dengan kertas cakram, tampak bahwa ekstrak petroleum eter pada konsentrasi 500 ug/ml memberikan hasil positif, sedangkan senyawa-senyawa hasil isolasi (senyawa A, B dan C) memberikan hasil negatif.

This work was carried out to investigate some chemical constituents from the petroleum ether fraction of Calophyllum inophyllum's stem barks and their antibacterial activity. The compounds were separated and isolated by column chromatography. Petroleum ether-ethyl acetate were used as mobile phase and silica gel as stationary phase. The isolated compounds were purified by crystalization.
The structure of the pure compounds were established by using infra red spectrophotometer, proton and carbon-13 nuclear magnetic resonances and also mas spec-trometer.
The study showed that petroleum ether function contained three compounds- The two compounds were pentacyclic triterpenoids i.e., friedelin and taraxasterol and the other was B-sitosterol, a common constituen of higher plant.
The antibacterial activity test showed that petroleum ether extract had effect on three bacteries, Salmonella typhi, Bacillus subtilis and Bacillus phumyllus, but the three isolated compounds had no effect.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>