Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56556 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jon Hendri
"Sampel Nd2Fe14B yang berupa bubuk dan berwama hitam telah diperiksa dengan difraksi sinar-x pada temperatur 299,7 K. Data hasil difraksi sinar-x tersebut dianalisis dengan analisis Rietveld untuk memperhalus parameter-parameter mikronya. Sebanyak 25 parameter telah diperhalus, yaitu: koordinat atom (12), koefisien puncak FWHM (3), konstanta kisi (2), faktor skala (I), titik nol (1), latar belakang (4), orientasi yang disukai (1) dan bentuk puncak (1). Struktur kristal Nd2Fe14B adalah tetragonal (grup ruang P42/mnm) dengan konstanta kisi a = b = 8,782 Ǻ , dan c = 12,146 Ǻ , orientasi yang disukai pada bidang refleksi (331) di 2θ = 52°. Dengan koordinat atom hasil penghalusan tersebut dicari jarak rata-rata atom tetangga terdekat (rave) setiap posisi, hasil tersebut digunakan untuk menghitung momen magnetik lokal (mi), diperoleh m Nd(4f) = 1,81 µB, m Nd(4g) = 2,79 µB, m Fe(16k1)=1,89 µB, m Fe(16k2) = 2,03 µB, m Fe(8j1)= 1,87 µB, m Fe(8j2) = 2,34 µB, m Fe(4e)=1,87 dan m Fe(4c)=1,64 µB, Sedangkan besaran intrinsik energi maksimum (BH)max adalah 64,18 MGOe atau 510,87 kJ/m3."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Afif Junihar Fakri
"Koefisien difusi merupakan nilai besaran yang menjadi karakterisasi perambatan konsentrasi di antara dua atau lebih zat yang sedang bercampur. Proses difusi memiliki peran penting dalam berbagai aplikasi di bidang kimia, industri, serta dalam kontrol polusi. Metode Wiener’s digunakan untuk memperoleh koefisien difusi larutan karena metode ini dianggap paling efektif dan akurat. Metode ini dipadukan dengan image processing menggunakan Python 3.9 untuk memperoleh nilai koefisien difusi dengan cepat dan akurat. Variasi medan magnet diberikan untuk mengetahui repon sistem, didapat pada larutan dengan kandungan unsur logam didalamnya akan terjadi surface plasmon resonance yang akan mengurangi koefisien difusi larutan-larutan tersebut. Menggunakan sistem ini didapat besar DNaCl-Akuades,DNaCl-Nanogold dan DNaCl-SBF dengan R^2 >= 0.95 Berdasarkan nilai tersebut diperoleh deteksi tepi Sobel lebih baik dari Canny.

.The difusion coefficient is a quantity that characterizes the concentration propagation between two or more substances that are mixed. Difusion processes have an important role in a wide range of applications in chemistry, industry, and pollution control. The Wiener experiment Setup method is used to obtain the diffusion coefficient of the solution because this method is considered the most effective and accurate. This method is combined with image processing using Python 3.9 to obtain the value of the difusion coefficient fast and accurately. The variation of the magnetic field given to determine the response system, obtained in a solution containing metal elements where in it will occur surface plasmon resonance which will reduce the difusion coefficient of these solutions. Using this system, we get DNaCl-Akuades,DNaCl-Nanogold and DNaCl-SBF are obtained with a value of R^2 >= 0.95. Based on this value, the Sobel edge detection is better than Canny."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This survey describes the ability of magnetic methods in identifying the zone conductor associated with mineral magnetite, pyrite, ilmenite and pyrrhotite. large magnetic anomalies strongly influenced by the induction of ferromagnetic minerals. From the 2D modeling results can be interpreted that the favorable zone associated with the minerals magnetite, pyrite, ilmenite and pyrrhotite. This model obtained favorable dimensions of the zone with of between 50 to 75 meters, thickness ofbetween 67 to75 meters and a depth of 12 meters."
EKBPPGN
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Dwi Kristanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S37984
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Y. E. Gunanto
"We have performed resistivity measurements as a function of temperature, with and without an external magnetic field. Magnetization measurements are also done as a function of temperature M(T) as well as a function of an external magnetic field M(H) for La0.73Ca0.27Mn1-xCuxO3 compounds with 0"
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2017
UI-IJTECH 8:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Azwar Manaf
"Series of Ti2+-Mn4+ ions substituted BaFe12-2xTixMnxO19 samples with x = 0.0–0.8 have been studied to find out the effect of ion substitution on their microstructure, magnetic, and microwave absorption characteristics. The materials were synthesized through the mechanical alloying process. X-ray diffraction pattern for all sintered samples confirmed that the materials are single phase materials with BaFe12O19 structure. Referring to the results, it is shown that all samples that are subject to ultrasonic irradiation treatment characterized by a crystallite size distribution with the width get slimmer and mean crystallite size get smaller as the substitution level increased from x = 0 to x = 0.8. A sample of latter composition has fine crystals between 10–200 nm with the mean size of 42 nm. The effect of ionic substitution also affected the magnetic properties in which coercivity decreased proportionally with an increase of x value. The saturation magnetization increased to 0.41 T at x = 0.4, and then decreased for higher x values. Hence, the increase occurred only in samples with low-level substitutions of Ti2+-Mn4+ ions. Microwave absorption characterization clearly shows that the reflection loss (RL) value of Ti2+-Mn4+ substituted BaFe12-2xTixMnxO19 samples was enhanced from 2.5 dB in a doped free sample (x = 0) to 22 dB (~92% absorption) in a sample with x = 0.6 in the frequency range 8–12 GHz."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2017
UI-IJTECH 8:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hutapea, Oberlin
"Selama periode 1988-2003 output perekonomian DKI Jakarta dihitung berdasarkan produk domestik regional bruto riil (PDRBR) tahun dasar 1993, meningkat dua kali lipat. Bahkan jika tidak terjadi krisis ekonomi yang mulai terasa sejak tahun 1998, PDRBR DKI Jakarta tahun 2003 mencapai tiga kali lipat dari tahun 1988.
Membesarnya output perekonomian, yang juga disertai perubahan struktur produksi, telah meningkatkan transaksi atau proses tukar-menukar antar para pelaku ekonomi. Secara teoritis, tujuan transaksi tersebut adalah tercapainya kondisi optimal para pelaku ekonomi. Kondisi optimal yang dimaksud adalah efisiensi Pareto dimana para pelaku ekonomi telah mencapai kondisi keseimbangan. Produsen mencapai laba maksimum dan konsumen mencapai kepuasaan maksimum. Keseimbangan ini sekaligus merupakan kondisi efisien. Namun kondisi efisien Pareto baru akan tercapai jika struktur pasar, output maupun faktor produksi adalah persaingan sempurna (perfect competition). Dalam model tersebut diasumsikan: produk dan faktor produksi adalah homogen, penjual dan pembeli begitu banyak sehingga secara individu tidak mampu mempengaruhi harga pasar, barang dan jasa yang dipertukarkan adalah barang privat yang sifat konsumsinya rival dan eksklusif. Asumsi-asumsi inilah yang memungkinkan para pelaku ekonomi mengalokasikan sumberdaya ekonomi yang dimilikinya secara efisien.
Sayangnya asumsi-asumsi pasar persaingan sempurna tersebut di atas, tidak dapat diwujudkan dalam kehidupan nyata. Misalnya, ternyata produk barang/jasa, maupun faktor tidak homogen, informasi tidak sempurna dan tidak semua barang/jasa yang diproduksi tidak semuanya merupakan barang privat. Ketidakidealan asumsi-asumsi tersebut menyebabkan pasar tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai alat alokasi yang efisien. Dalam arti produksi secara ekonomi terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Salah satu bukti dari kegagalan pasar dalam kehidupan sehari-hari adalah keluhan konsumen, tentang kualitas barang/jasa yang dijual dan keakuratan pengukurannya. Seringkali terjadi berat, panjang ataupun volume barang/jasa yang dibeli konsumen kurang dari yang seharusnya. Hal itu bisa saja disebabkan oleh kesengajaan penjual dan atau rendahnya kualitas alat ukur yang dipergunakan. Apapun faktor penyebabnya, ketidakakuratan alat ukur yang dipergunakan, menyebabkan kerugian bagi konsumen. Sebab dengan anggaran tertentu, tingkat kepuasan yang terjangkau akibat ketidakakuratan pengukuran, menjadi lebih rendah dari yang seharusnya.
Analisis dalam konteks yang lebih luas menunjukkan bahwa ketidakakuratan pengukuran, akan menghasilkan biaya ekonomi yang besar. Misalnya, dalam konteks perekonomian nasional, yang pada tahun 2003 nilai produksi barang dan jasa telah mencapai Rpl.620 triliun, setiap ketidakakuratan pengukuran 1/1000 saja akan menghasilkan kerugian uang sebesar Rpl,6 triliun. Dengan demikian kontrol yang terus menerus terhadap kualitas alat pengkuran sangat bermanfaat. Bidang teori dan praktik yang berkaitan dengan kontrol kualitas alat pengukuran yang digunakan dalam transkasi adalah metrologi. Dimana alat pengukuran tersebut, disebut sebagai alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya (UTTP).
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka studi ini akan menelaah tentang pemanfaatan metrologi dalam kehidupan sehari-hari. Agar studi lebih fokus dan mendalam, maka dilakukan pembahasan studi kasus perekonomian DKI Jakarta periode 1988-2003. Pertimbangan pemilihan DKI Jakarta, adalah karena output perekonomiannya relatif besar dan menyumbangkan 16% output perekonomian nasional. Berdasarkan nilai PDRB riilnya, maka pada tahun 2003 setiap ketidakakuratan pengukuran sebesar 1/1000 saja akan menimbulkan kerugian sebesar Rp66 miliar per tahun. Dalam studi kasus ini, masalah yang dibahas adalah kelangkaan tenaga penera. Alasan pembahasannya adalah fungsi dan posisi penera sangat strategis. Merekalah yang melakukan pengujian UTTP berupa peneraan dan atau peneraan ulang. Selain itu jumlah penera yang ada terlalu sedikit dibandingkan dengan jumlah UTTP yang ada.
Untuk mendapatkan gambaran tentang kelangkaan tenaga penera di Jakarta, digunakan indikator rasio beban (B) yaitu perbandingan antara jumlah jam kerja yang dibutuhkan penera untuk menguji UTTP yang ada di DKI Jakarta dengan jam kerja yang dapat disediakan oleh penera. Jam kerja yang dibutuhkan penera untuk menguji UTTP yang ada disebut sebagai jam kebutuhan (D). Angka jam kebutuhan diperoleh dengan cara mengalikan jumlah dan jenis UTTP yang ada dengan waktu yang dibutuhkan untuk menguji UTTP tersebut. Jam kerja yang dapat disediakan penera disebut jam kapasitas (S). Angka jam kapasitas dihitung dengan cara menghitung terlebih dahulu berapa jam kerja efektif yang dapat diberikan oleh seorang penera selama setahun kerja, dengan asumsi jam kerja sehari adalah 7 jam. Jam kerja yang dapat disediakan oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta dalam setahun adalah jam kerja setahun yang dapat disediakan oleh seorang penera dikalikan dengan jumlah penera yang ada di DKI Jakarta.
Rasio beban yang ideal (B) adalalah 1 dimana jumlah jam kebutuhan (D) sama dengan jam kapasitas (S). Hal inl bermakna seluruh UTTP yang ada dapat ditera atau ditera ulang. Tetapi jika niiai B> 1, maka jam kebutuhan lebih besar dari jam kapasitas. Dengan demikian tidak semua UTTP tidak dapat diuji. Jika nilai B makin besar maka kondisinya makin buruk, karena makin banyak UTTP yang tidak dapat ditera atau tera ulang.
Dengan menggunakan metode proyeksi sederhana, yaitu menggunakan model eksponensial maupun model ekonometrika dapat disimpulkan bahwa bila tidak dilakukan akselerasi pengadaan tenaga penera, maka sampai tahun 2010 nanti, angka rasio beban (B) masih di sekitar angka 2. Artinya jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk menera dan menera ulang UTTP adalah dua kali lipat dibanding dengan jam kapasitas yang tersedia. Dengan demikian masih sangat banyak UTTP yang tidak terkontrol kualitasnya.
Berdasarkan hasil proyeksi tersebut, disimpulkan bahwa akselerasi pengadaan tenaga penera harus dilakukan. Selain itu dimasa mendatang, sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan perekonomian, akan makin banyak jumlah dan jenis UTTP yang harus terus ditera dan tera ulang. Lagi pula berdasarkan analisis biaya manfaatnya, ternyata pengadaan tenaga penera di provinsi DKI Jakarta, sangat layak secara ekonomis. Dengan demikian percepatan pengadaan tenaga penera, perlu segera direalisasikan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T 13241
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Hernandar
"Pemasangan aiat peredam getaran (damper) dan sistem isolasi (base isolation system) merupakan usaha untuk mengurangi respon struktur terhadap beban dinamik. Ada berbagai macam damper yang telah digunakan sampai saat ini, namun secara umum, dapat dikategorikan ke dalam dua kategori besar, yaitu peredam pasif (passive damper) dan peredam aktif (active damper). Sejak kurang dari 10 tahun yang lalu, telah mulai dikembangkan peredam semi-aktif (semi-active damper). Peredam ini bekerja seperti peredam pasif, namun sifat redamannya bisa dikontrol seperti peredam aktif. Magneto-Rheological (MR) damper adalah salah sate alat kontrol semi-aktif yang sangat handal karena kemungkinan kegagalannya sangat kecil. MR damper mengkonsumsi energi yang sangat kecil. Sedemikian kecilnya sehingga MR damper ini dapat beroperasi dengan hanya tenaga baterai_ Bahkan ketika sumber energi ini gagal beroperasi, MR damper masih dapat bekerja sebagai viscous damper biasa (kontrol pasif). Dalam penelitian ini, dilakukan simulasi aplikasi sistem isolasi dengan redaman semiaktif pads bangunan Iepas pantai bertipe jacket structure untuk mengendalikan respon struktur terhadap berbagai beban gempa sinusoidal, El-Centro, dan Petrolia. Sistem yang digunakan adalah isolasi dengan elastomeric bearing dengan peredam semi-aktif MR damper_ Respon yang diteliti adalah pergerakan deck, gaya geser dasar, dan gaya geser tingkat struktur_ Logika pengontrol yang dipilih untuk mengontrol kinerja damper ini adalah fuzzy logic dan clipped optimal control. Simulasi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SIMLILINK® dan MATLAB3.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa pemasangan MR damper ini cukup efektif dalam mereduksi pergerakan deck dan gaya geser tingkatnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16856
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Gamma Aditia
"Sensor pick-up coil telah dibuat sebagai alat ukur medan magnet yang berubah terhadap waktu. Sistem ini dapat mengukur medan magnet pada solenoid yang dialiri arus dan hasilnya ditampilkan pada panel LabVIEW. Sensor pick-up coil yang digunakan pada penelitian ini berupa lilitan kawat email 0,5mm yang digunakan untuk mendeteksi medan magnet di dalam solenoid. Kumparan sensor pickup coil akan memberikan output berupa tegangan keluaran berdasarkan prinsip perubahan fluks magnetik. Alat ukur ini dapat mengukur medan magnet dengan batas pengukuran 8 hingga 150 Gauss.

Sensor coil pick-up have been designed and constructed to measure time varying magnetic field. This system can measure the magnetic field when the solenoid is energized and the results are displayed in the LabVIEW. Pick-up coil sensor used in this research of 0.5 mm wire windings used to detect the magnetic field inside the solenoid. Sensor coil pickup coil has output a voltage based on the principle of change of magnetic flux. This instrument has can measure the magnetic field with the limits of 8 to 150 Gauss."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>