Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78968 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tati Paramitha
"Perbudakan di Amerika yang terjadi pada masa Antebellum telah merupakan cerita yang stereotip, yaitu adanya kekuasaan majikan kulit putih yang mengeksploitasi tenaga budak terutama di Selatan. Di dalam Bab I, pada latar belakang permasalahan dijelaskan nyanyian rakyat sebagai sarana prates sosial dan sebagai bentuk folklor budak Negro yang merupakan ciri dari kebudayaan folklor Afro-Amerika. Hudak mencari kebebasannya dengan berbagai cara, yaitu dengan menebus diri sendiri, hadiah pembebasan oleh majikan (manumission), memberontak, melalui perkawinan dengan Afro-Amerika bebas atau wanita kulit putih, dan melarikan diri dengan bantuan golongan Abolisionis. Bagi budak yang tidak dapat menggunakan cara-cara tersebut di atas, maka cara yang ditempuh adalah hanya dengan menggugah hati nurani majikan kulit putih. Nyanyian-rakyat (folksong) yang berupa teriakan-teriakan, terdiri dari Marian hollers, shouts, calls, cries dan spiritual, lirik-liriknya menyatakan penderitaan dan harapannya untuk mendapat kebebasan.
Selanjutnya Bab. II. menjelaskan mengenai adanya tragedi di Selatan pada masa Antebellum (1776-1866), ditandai dengan semakin kokoh dan suburnya lembaga yang tidak lazim (peculiar institution), sebagai suatu lembaga yang masih mempertahankan sistem perbudakan. Setelah Perang Kermerdekaan Amerika terkenal sebagai bangsa yang memperjuangkan hak azazi manusia, melalui Deklarasi Xemerdekaan (Declaration of Independence) di seluruh dunia. Demikian pula beberapa pasal dalam Konstitusi Amerika (Amandemen ke (1791). Amandemen ke XIII (1865), Amandemen ke-XIV (1868), Amandemen ke XV (1870), sebenarnya telah menghapuskan perbudakan dan menghilangkan diskriminasi terhadap etnik Afro-Amerika di bumi Amerika, ternyata perbudakan tetap ada. Hal ini disebabkan tenaga budak sebagai salah satu faktor produksi yang produktif dan tahan lama dibandingkan dengan tenaga kulit putih. Selain itu, budak dianggap sebagai "harta benda" (property) daripada sebagai "manusia" (person) yang dapat dipindah tangankan secara hukum misalnya dijual. Dalam bab II menjelaskan mengenai perbudakan di Selatan dan organisasi Underground Rail-road telah membantu budak mendapatkan kebebasan dengan Cara melarikan diri.
Sedangkan Bab III, menjelaskan arti nyanyian-rakyat (folksong) budak yang terdiri dari beberapa jenis teriakan yang dikenal sebagai hollers, shouts calls, cries dan spiritual untuk berkomunikasi dengan sesama budak dan Tuhan mereka. Semua bentuk nyanyian-rakyat tersebut mewarnai kehidupan budak sehari-hari dalam rangka budak mendambakan kebebasannya. Selain itu nyanyian-rakyat mempunyai fungsi pelipur lara, sarana pendidikan bagi generasi yang lebih muda, pernyataan angan-angan yang terpendam dan sarana protes sosial terhadap kebebasan (freedom) dan persamaan (equality) sebagai nilai-nilai demokrasi yang tercantum di dalam Deklarasi Kemerdekaan dan Konstitusi Amerika.
Adapun pada Bab IV, dijelaskan struktur (text) nyanyianrakyat lebih memenuhi persyaratan sebagai balada karena liriknya mempunyai tema yang bebas, menggambarkan cerita kehidupan budak atau sejarah perbudakan, demikian pula bait-baitnya tidak terikat oleh ketentuan tertentu seperti pada bentuk folklor peribahasa atau teka-teki. Sedangkan penyebarannya adalah hubungan (context) dengan masyarakat penerima folklor tersebut, menandakan bahwa nyanyian-rakyat dapat bertahan hidup (survival), karena dipertahankan oleh budak secara turun temurun.
Bab V. Merupakan kesimpulan dari isi tesis ini, fokusnya adalah mengenai fungsi nyanyian-rakyat dilihat dari lirikliriknya, ternyata sebagai sarana protes sosial budak atas diskriminasi, segregasi dan penyimpangan dari azas demokrasi."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T5466
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aripin Said
Kualalumpur: Kementerian Kebudayaan, Kesenian dan Warisan, 2004
781.629 923 ARI n (1);781.629 923 ARI n (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Senduk, Arter Jodi
"Masyarakat penutur Tontemboan mempunyai warisan budaya tak benda atau sebuah warisan tradisi lisan yaitu nyanyian Makalelon. Nyanyian Makalelon ini merupakan nyanyian tradisional bagi orang Tontemboan Minahasa yang dibawakan dalam bahasa Tontemboan pada umumnya dan Melayu Manado, dan bahasa Indonesia. Nyanyian ini mengandung falsafah budaya kolektif terkait dengan jati diri “Keminaesaan,” (Kesatuan Orang Minahasa), nilai-nilai budaya orang Tontemboan terkait dengan religi (Malesung dan Kristen), doa-doa yang terkandung dalam liriknya mengekspresikan kepercayaan lokal Malesung di satu sisi dan di sisi lainnya mengekspresikan iman Kristen dan di sisi lain keberadaan nyanyian ini dijadikan pula sebagai media penghiburan pada saat suka dan duka. Di samping itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menggali pesan kelisanan (orality messages) nilai-nilai budaya di dalam teks nyanyian ini, juga mengkaji pola dan struktur (formulaic) apa yang terkandung di dalam teks nyanyian ini (baik secara intrisnsik dan ekstrinsik) serta pemaknaan jenis musik yang dibawakan dengan alat musik gitar dan atau ukulele (intramusikal dan ekstramusikal) bagi para pegiat seni itu sendiri di dalam teks pertunjukan seni di desa Tondei dan Boyong-Atas Kabupaten Minahasa Selatan. Selanjutnya, di dalam pertunjukan seni nyanyian Makalelon, penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu model pewarisan, kebertahanan serta usaha-usaha apa yang dilakukan oleh para penyintas seni dan budaya serta dampaknya bagi masyarakat Tontemboan, para penganut Malesung dan Kristen yang berinteraksi dan berkontenstasi ideolgi di dalam menjalankan falsafah hidup yang menyangkut nilai-nilai budaya Tou Minahasa bagi generasi selanjutnya. Penelitian ini menggunakan metode etnografi dengan pendekatan tradisi lisan (Finnegan), Lord dan Perry tentang struktur Formulaic dan konsep Pertunjukan Budaya (oleh pemikiran Schechner) untuk menjelaskan teks nyanyian Makalelon dan kesintasannya.

The Tontemboan speaking community has an intangible cultural heritage or an oral tradition heritage, namely the Makalelon song. Makalelon is a traditional song for the Tontemboan Minahasa people performed in the Tontemboan language in general and Manado Malay, and Indonesian. This song contains philosophy of collective culture related to the identity of “Keminaesaan,” (Unity of the Minahasa People), cultural values of the Tontemboan people related to religion (Malesung and Christianity), the prayers contained in the lyrics express of the local belief of Malesung on the one hand and on the other hand express the Christian faith and on the other hand the existence of this song is also used as a medium of comfort in times of joy and sorrow. In addition, the purpose of this study is to explore the orality messages of cultural values in the text of this song, as well as to examine what patterns and structures (formulaic) are contained in the text of this song (both intrinsically and extrinsically) as well as the meaning of the type of musik performed in with guitar and or ukulele instruments (intramusikal and extramusikal) for the art activists themselves in the text of the art performance.in the two villages, Tondei and Boyong-Atas in South Minahasa’s Regency. Furthermore, in the art performance of Makalelon song, this research aims to find out the model of inheritance, survivorship and efforts made by the survivors of art and culture and its impact on the Tontemboan community, Malesung believers and Christians who interact in ideolgy and contestation in carrying out the philosophy of life concerning the cultural values of Tou Minahasa for the next generation. This research uses ethnographic method with the approach of oral tradition (Finnegan), Lord and Perry on Formulaic structure and the concept of Cultural Performance (by Schechner's thought) to explain the text of Makalelon song and its survivorship. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atik Soepandi
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1985
899.223 2 ATI k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ahmad Yunus
Jakarta: Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional. Depdikbud, 1993
394.41 AHM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rae Sita Michel
"ABSTRAK
Indonesia dengan keberagaman budaya memiliki keberagaman lagu rakyat daerah. Pada masa kini ada banyak aransemen lagu daerah dengan berbagai macam gaya musik, salah satunya diaransemen dengan gaya musik tradisi barat. Gaya musik tradisi barat yang dimaksud adalah aransemen yang ditulis dalam partitur dan dimainkan oleh paduan suara, orkestra, dan instrument orkestra seperti piano. Skripsi ini membahas perspektif dan ekspresi musisi tentang Indonesia ketika membuat aransemen lagu rakyat Indonesia yang dimainkan dalam tradisi musik barat. Makna atau ekpresi Indonesia dari para musisi digali dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode life history dengan melihat kepada pengalaman-pengalaman yang dialami oleh para komposer yang membentuk orientasi musik mereka dalam berkarya. Pengalaman-pengalaman tersebut terbentuk dari kebudayaan yang mereka alami dan perjalanan karir musik mereka. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan cara dan faktor musisi mengekspresikan Indonesia dalam karya musik melalui pengalaman dan pengetahuan mereka terkait musik dan budaya Indonesia yang telah dialami.

ABSTRAK
Indonesia with cultural diversity has a diversity of local folk songs. In the present there are many arrays of regional songs with a variety of musical styles, one of them arranged with the style of western music. The style of western music is the arrangement written in the score and played by the chorus, the orchestral instrument such as a piano. This thesis explaining the perspective and expression of musician about Indonesia when they making arrangement of Indonesian folk songs which is played in Western music tradition. The meaning or expression of Indonesia from the musicians is dug by using qulitative approach and life history method by looking to the experiences experienced by the composers who shape their musical orientation in the work. These experiences are shaped by the culture and their music career. The result of this study show the ways and factors of musicians to express Indonesia in their musical works and experiences related to the music and culture of Indonesia who have experienced."
2017
S69661
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setia Dermawan Purba
"ABSTRAK
Karya tulis ini mendeskripsikan penggunaan, fungsi dan perkembangan nyanyian rakyat Simalungun bagi masyarakat pendukungnya dengan mengaitkannya dengan unsur-unsur kebudayaannya. Namun demikian, tidak hanya melulu mendeskripsikan kegunaan, fungsi dan perkembangannya, tetapi melihat perubahan yang terjadi terhadap penggunaan dan fungsi sebagai akibat perubahan kebudayaan orang Simalungun itu sendiri. Perubahan tersebut terjadi oleh karena masuknya kebudayaan asing, terutama datangnya orang-orang Eropa menyebarkan agama Kristen kepada orang Simalungun, dimana orang Simalungun masih memeluk agama Aslinya.
Datangnya para misionaris Eropa ke daerah Simalungun turut membawa kebudayaannya dalam penyebaran agamanya, oleh karena itu bentuk-bentuk ibadah yang dilakukan dalam kebaktian agama Kristen selalu menggunakan nyanyian yang berasal dari nyanyian rakyat Eropa. Namun demikian, orangorang Simalungun yang tergabung dalam wadah Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) memasukkan unsur-unsur nyanyian rakyatnya menjadi nyanyian gereja, bahkan ada yang secara utuh melodi nyanyian rakyat Simalungun menjadi nyanyian gereja, -- hanya mengganti teksnya. Selain itu, cara melagukan nyanyian gereja, masih terbawa-bawa seperti melagukan nyanyian rakyat Simalungun -- khususnya bagi orang Simalungun di pedesaan.
Punahnya nyanyian rakyat Simalungun akibat perubahan kebudayaan Simalungun, tidak berarti "mematikannya" begitu saja, tetapi perlu dicari fungsi lainnya, sehingga ia "hidup" kembali. Tentu mengangkatnya menjadi sebuah seni pertunjukan yang dapat dikembangkan, yaitu meningkatkan pembinaannya serta meluaskan wilayah penyebarannya."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Schindler, Kurt
New York: Hispanic institute in the United States, 1941
784.4 SCH f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ananta Iswari
"Berangkat dari asumsi bahwa tokoh-tokoh Banjo ini dianggap sebagai orang-orang Australia tulen yang pertama kali benar-benar muncul dalam sajak dan yang kemudian menjadi figur bush heroes (Ollif, 1971: 35), skripsi ini mencoba mendeskripsi apa dan bagaimana bush heroes itu sebenarnya: bagaimana karakter dan kehidupan mereka, bagaimana hubungan antar mereka, dan bagaimana hubungan antara mereka dengan latarnya. Deskripsi ini jelas merupakan konsep hero menurut Banjo. Masalah yang kemudian timbul adalah bagaimana sampai hero ciptaan Banjo ini diterima pula sebagai hero khas Australia. Untuk menjawab hal ini, penelitian akan dihubungkan dengan sejarah kehidupan komunitas bush. Untuk meneliti masalah yang diajukan dalam skripsi ini, penulis memaparkan sejarah terbentuknya komunitas bush serta memilih enam balada karya Banjo, yaitu: Clancy of the Overflow, The Man from Snowy River, The Man from Ironbark, A Bushman Song, Saltbush Bill, dan Waltzing Matilda. Keenam balada ini dipilih karena alasan sebagai berikut: tokoh yang diciptakan semua berasal dari kalangan pekerja bush dan mereka itu digambarkan menghadapi tantangan untuk membuktikan sesuatu. Selain itu, balada-balada ini (kecuali Waltzing Matilda) termasuk dalam kumpulan The Man from Snowy River yang merupakan koleksi karya Banjo yang terbaik yang pernah ditulisnya (Semmler, 1974: 69). Inilah yang membuat penulis memilih keenam balada ini, disamping karena mereka merupakan balada-balada yang paling terkenal dan paling banyak diminati orang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13921
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>