Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169065 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadhilah Suralaga
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban tentang hubungan antara sikap orang tua terhadap anak berbakat dan "Task Commitment" siswa berbakat dengan prestasi belajar. Penelitian dilaksanakan pada dua SMU unggulan (SMU Plus) di Jakarta, yaitu SMUN 70 dan SMUN 68.
Subyek penelitian dipilih dengan menggunakan teknik "Purposive Sampling" yaitu memilih anak berbakat berdasarkan data skor inteligensi (IQ ? 120) dam Tes Inteligensi Kolektif Indonesia -- Tinggi (TIKI-T) dan skor kreativitas (CQ 110) dari Tes Kreativitas Verbal (TKV- Konstruksi Utami Munandar). Dan 655 siswa kelas II, jumlah subyek yang berbakat adalah 63 orang (9,6%).
Sikap orang tua diukur dengan instrumen "Skala Sikap Orang Tua Terhadap Anak Berbakat" yang disusun sendiri, sedangkan "Task Commitment" siswa diukur dengan "Skala Pengikatan Diri Anak Berbakat Terhadap Tugas" konstruksi Yaumil Achir yang dimodifikasi. Sebelum digunakan, kedua alat ukur tersebut telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Skala sikap orang tua meliputi dimensi penerimaan terhadap keberbakatan, harapan tentang prestasi anak, perlindungan terhadap anak, pemberian tanggung jawab dan sikap pengasuhan. Skala "Task Commitment" Anak Berbakat meliputi dimensi kemampuan mengarahkan perilaku ke tujuan yang nyata, menetapkan "goal" di atas rata-rata, belajar dengan disiplin dan rencana, belajar secara mandiri serta ketangguhan/ keuletan.
Data prestasi belajar diambil dari nilai Rapor Catur Wulan 1, yaitu nilai rata-rata seluruh bidang studi. Diteliti pula nilai per bidang studi yang diperoleh melalui Ulangan Umum Bersama (UUB), yaitu nilai Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Ekonomi dan PPKN.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara sikap orang tua terhadap anak berbakat pada dimensi perlindungan terhadap anak dengan prestasi belajar Bidang Studi Bahasa Inggris. Pada dimensi lainnya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap orang tua dengan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan pula bahwa ada hubungan positif antara "Task Commitment" siswa secara umum dan perdimensi dengan prestasi belajar, namun hubungan tersebut tidak signifikan.
Untuk meningkatkan mutu SMU unggulan (SMU Plus) dan pelayanan siswa berbakat disarankan agar diupayakan terns peningkatan kualitas guru dan proses belajar mengajamya. Penambahan waktu belajar hendaknya lebih diarahkan untuk membantu perkembangan dan memenuhi kebutuhan siswa secara individual, antara lain dengan mendorong siswa melakukan penelitian-penelitian, baik penelitian survai maupun eksperimental. Kepada siswa yang teridentifikasi sebagai berbakat dan orang tua mereka perlu diberikan pemahaman tentang keberbakatan dan upaya pengembangannya. Pelayanan Bimbingan Konseling juga perlu lebih ditingkatkan.
Temuan dalam penelitian menunjukkan bahwa calon siswa SMU yang mempunyai NEM SMP tinggi tidak selalu diikuti dengan prestasi belajar yang tinggi pula di SMU. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor situasional siswa pada saat evaluasi belajar dilaksanakan. Karena itu sistem penerimaan siswa berdasarkan NEM saja perlu dipertimbangkan kembali.
Dalam penelitian selanjutnya perlu diupayakan antara lain : pengambilan subjek yang lebih luas, penyusunan instrumen yang lebih baik, serta pengukuran aspek-aspek lain yang mungkin mempengaruhi prestasi belajar siswa berbakat. Dapat pula dilakukan perbandingan antara "task commitment" siswa berbakat dengan siswa berkemampuan normal yang berprestasi tinggi.
Lebih lanjut perlu juga dilakukan penelitian terhadap orang-orang yang sudah bekerja untuk melihat apakah ada hubungan antara prestasi akademis dengan prestasi kerja.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yaumil Chairiah
"Dalam suatu masyarakat yang sedang membangun, akan tercipta berbagai tantangan dan kebutuhan, termasuk tantangan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kebutuhan akan sumber daya insani yang bermutu. Anak Berbakat (AB) diharapkan dapat menghasilkan produk bermutu, sekaligus dapat diandalkan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam kenyataannya tidak semua AB dapat mengaktualisasikan bakatnya secara sempurna, bahkan banyak yang gagal berprestasi, pada matra di mana sebenarnya mereka unggul. Berbagai temuan membuktikan bahwa bakat dapat menciut dan terbuang sia-sia. Alter (1954) menemukan sekitar empat puluh persen AB tidak mampu berprestasi di sekolah, Harland (1972) menemukan persentase yang lebih besar lagi yaitu lima puluh persen. Whitmore {1980) menyebut mereka sebagai Anak Berbakat yang Berprestasi Kurang (ABPK). Bila ini terjadi di Indonesia, maka dapat dianggap bahwa negara mengalami pemborosan atau pensia-siaan sumber daya insani, yang sebetulnya amat dibutuhkan. Undang-undang No. 2 Tahun 1989 Tentang Pendidikan Nasional Bab III pasal 8 menyebutkan bahwa warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus. Penelitin bertujuan memperoleh gambaran yang objektif tentang AB hingga perhatian khusus terhadap AB yang diinginkan oleh Undang-undang tersebut dapat diselenggarakan dengan tepat guna. dan berhasil guna.
Menurut Renzulli {1981) seorang berbakat berbeda dari orang lain karena mereka memiliki kelebihan yang menonjol dalam tiga kelompok ciri, yaitu (1) kemampuan umum, (2) kreativitas dan (3) pengikatan diri terhadap tugas. Pada kelompok ciri ketiga nampaklah bahwa keberbakatan tidak hanya ditentukan oleh faktor intelektif, tetapi juga oleh faktor non-intelektif. Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan, berapa besarkah peran faktor non-intelektif turut menentukan keberhasilan akademis seseorang, setelah dipastikan bahwa ia unggul dalam factor intelektif. Apakah anak berbakat yang berprestasi menunjukkan kelebihan-kelebihan pada faktor non-intelektif dibandingkan dengan anak berbakat yang berprestasi kurang? Penelitian ini ditujukan untuk menguji sembilan hipotesis yang terdiri dari satu Hipotesis Mayor dan delapan Hipotesis Minor.
Metode dan kesimpulan: Melalui prosedur identifikasi anak berbakat (Martinson, 1972; Utami Munandar, 1982) disaringlah 199 anak berbakat dari sejumlah 2809 siswa SMA di Jakarta. Dari 199 sampel Anak Berbakat tersebut ditemukan 61 persen anak berbakat yang berprestasi dan 39 persen anak berbakat yang berprestasi kurang. Kemudian mereka seluruhnya diminta mengisi tiga macam skala, yaitu (1) Skala Pengikatan Diri terhadap tugas skolastik, (2) Skala Konsep Diri dan (3) Skala Persepsi. Sementara itu Para orangtua mengisi skala (4) yaitu Pola Asuh. Data dianalisis dengan teknik Analisis Diskriminan.
Dari hasil Analisis Diskriminan tersebut disimpulkan bahwa Hipotesis Mayor yang berbunyi "Terdapat variabel yang membedakan secara signifikan Kelompok Anak berbakat yang Berprestasi dengan Kelompok Anak Berbakat Berprestasi kurang, yaitu variabel non-intelektif (1) pengikatan diri terhadap tugas, (2) konsep diri, (3) persepsi mengenai sikap orangtua dan (4) pola asuh yang diterapkan orangtua dalam keluarga", diterima untuk variabel konsep diri.
Hipotesis Minor 1, yang berbunyi "Terdapat subvariabel dari variabel Pengikatan Diri Terhadap Tugas, yaitu (1) kemampuan mengarahkan perilaku ke tujuan nyata, (2) kemampuan menetapkan sasaran di atas standar, (3) kemampuan belajar teratur berdasarkan disiplin pribadi, (4) kemandirian, (5) ketangguhan dan (6) sikap kreatif, diterima untuk subvariabel (1) kemampuan mengarahkan perilaku ke tujuan nyata, (2) kemampuan belajar teratur berdasarkan disiplin pribadi.
Hipotesis Minor 2, yang berbunyi "Terdapat subvariabel dari variabel Konsep Diri, yaitu (1) Konsep Diri umum dan (2) Konsep Diri Akademis", diterima untuk kedua-duanya yaitu konsep diri umum dan akademis.
Hipotesis Minor 3, yang berbunyi "Terdapat subvariabel dari variable Persepsi Mengenai Sikap Orangtua, yaitu (1) persepsi mengenai nilai-nilai intelektual, (2) persepsi mengenai nilai-nilai non-intelektual dan (3) persepsi mengenai cara .pengasuhan yang dipraktekkan dalam keluarga", diterima untuk subvariabel persepsi nilai-nilai non-intelektual.
Hipotesis Minor 4, yang berbunyi "Terdapat subvariabel dari variabel Pola Asuh yang diterapkan orangtua dalam keluarga yaitu (1) nilai-nilai intelektual yang dianut orangtua, (2) nilai-nilai non-intelektual yang dianut orangtua, (3) nilai-nilai kemandirian, (4) nilai keuletan, (5) cara pengasuhan otoriter, (6) cara pengasuhan yang permisif, dan (7) cara pengasuhan yang otoritatif, diterima untuk subvariabel nonintelektual, pola asuh otoriter dan pola asuh permisif.
Hipotesis Minor 5, yang berbunyi "Terdapat korelasi signifikan antara Variabel Pengikatan Diri Terhadap Tugas dengan Variabel Konsep Diri AB", diterima.
Hipotesis Minor 6, yang berbunyi "Terdapat korelasi signifikan antara Variabel Pengikatan Diri Terhadap Tugas dengan Persepsi AB Mengenai Sikap Orangtua", diterima.
Hipotesis Minor 7, yang berbunyi "Terdapat korelasi signifikan antara Variabel Pengikatan Diri Terhadap Tugas dengan Variabel Pola Asuh yang "Dipraktekkan Orangtua dalam Keluarga", diterima.
Hipotesis Minor 8, yang berbunyi "Terdapat korelasi signifikan antara Variabel Persepsi AB mengenai orangtuanya dengan Variabel Pola Asuh yang Diterapkan dalam Keluarga", diterima."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1990
D00003
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Barliana Sutisna
"Penelitian ini bertitik tolak dari permasalahan mengenai persepsi guru tentang kemampuan siswa yang seringkali dianggap subyektif dan kurang tepat dalam memahami kemampuan yang dimiliki siswa dalam mengikuti mata pelajaran di kelas, padahal setiap perilaku siswa selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar tidak lepas dari perhatian guru. Namun masih banyak guru pada umumnya belum efektif memanfaatkan hasil pengamatannya dalam mengelompokkan siswanya atas dasar kemampuan yang dimiliki siswa.
Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persepsi guru tentang kemampuan siswa dengan inteligensi, dan prestasi belajar serta latar belakang pendidikan orang tua siswa. Dari topik penelitian ini dapat diketahui bahwa yang merupakan variabel bebas adalah inteligensi dan prestasi belajar serta latar belakang pendidikan orang tua, sedangkan variabel terikat adalah persepsi guru tentang kemampuan siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta dengan mengambil sampel 5 sekolah swasta, yang berlokasi di wilayah Jakarta Selatan dengan jumlah subyek 100 orang guru. Mengenai data persepsi guru tentang kemampuan siswa diperoleh dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner yang diisi oleh guru sebagai responden. Dan data mengenai inteligensi dan prestasi belajar serta latar belakang pendidikan orang tua diperoleh dari dokumen siswa.
Melalui kajian pustaka, dikemukakan 4 buah hipotesis yang kemudian di uji secara empirik. Analisis data yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah teknik analisis regresi berganda. Dan dari analisis tersebut ditemukan bahwa: ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi guru tentang kemampuan siswa dengan inteligensi siswa; 2) ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi guru tentang kemampuan siswa dengan prestasi belajar siswa setelah inteligensi diperhitungkan ; 3) ada hubungan sangat kecil dan tidak signifikan antara persepsi guru tentang kemampuan siswa dengan latar belakang pendidikan orang tua siswa setelah inteligensi dan prestasi belajar siswa diperhitungkan; 4) ada hubungan positif dan signifikan antara persepsi guru tentang kemampuan siswa dengan inteligensi, prestasi belajar dan latar belakang pendidikan orang tua secara bersamaan.
Dari hasil temuan dalam penelitian ini dapat disimpulkan secara umum bahwa terciptanya persepsi guru yang tepat tentang kemampuan siswa yang tampak selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di kelas lebih memudahkan dalam menangani permasalahan kesulitan belajar yang mungkin timbul dari siswanya, didukung oleh data mengenai tingkat inteligensi, prestasi belajar dan latar belakang pendidikan orang tua. Sebagai implikasinya bagi guru dapat lebih jelas menyusun dan menentukan program pengajaran sesuai tingkat kemampuan siswanya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sumarni Sityati
"Penelitian ini membahas tentang determinan yang mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa kelas IX di SMP Negeri 5 Yogyakarta dan SMP Negeri 8 Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menggali determinan yang mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa kelas IX di SMP Negeri 5 Yogyakarta dan SMP Negeri 8 Yogyakarta. Prestasi belajar sebagai variabel terikat diambil untuk mata pelajaran matematika siswa kelas IX dengan tolok ukur nilai raport siswa. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 249 siswa. Alat analisis data yang digunakan yaitu regresi berganda dengan metode stepwise.
Hasil penelitian menemukan bahwa determinan yang berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar matematika siswa kelas IX di SMP Negeri 5 Yogyakarta dan SMP Negeri 8 Yogyakarta adalah waktu belajar di rumah, penghargaan yang diterima dari orangtua, sikap atau tindakan guru jika ada siswa yang mendapat nilai jelek, sikap atau tindakan guru jika ada siswa yang tidak mengerjakan tugas matematika, sikap atau tindakan kepala sekolah jika ada siswa yang tidak disiplin, dan pendidikan terakhir ibu. Pengaruh dari indikator-indikator tersebut terhadap pencapaian prestasi belajar matematika siswa sebesar 60,3 %.

This research is subject to determinants those influence to Learning Achievement In Mathematics of Students Grade IX in SMPN 5 Yogyakarta and SMPN 8 Yogyakarta. This research use quantitative paradigm to find determinants those influence to Learning Achievement In Mathematics Students Grade IX in SMPN 5 Yogyakarta and SMPN 8 Yogyakarta. Learning achievement, as dependent variable, is used for mathematics of students on grade IX with value of record card as a measurement tool (instrument) . Total sample that used in this research is 249 students. Data analysis uses multiple regression with stepwise method.
The research found that determinants influence to learning achievement in mathematics of students on grade IX in SMPN 5 Yogyakarta and SMPN 8 Yogyakarta are time for study at home, appreciation from the parents, reaction of the teacher when the student get a bad score in mathematics, reaction of the teacher when the student do not furnish mathematics task in time, reaction of the headmaster to the undisciplined student, and the last is education from the mother. Influence of the determinants to learning achivement in mathematics is 60,3%."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T27800
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Sumarni Styati
"Penelitian ini membahas tentang determinan yang mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa kelas IX di SMP Negeri 5 Yogyakarta dan SMP Negeri 8 Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menggali determinan yang mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa kelas IX di SMP Negeri 5 Yogyakarta dan SMP Negeri 8 Yogyakarta. Prestasi belajar sebagai variabel terikat diambil untuk mata pelajaran matematika siswa kelas IX dengan tolok ukur nilai raport siswa. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 249 siswa. Alat analisis data yang digunakan yaitu regresi berganda dengan metode stepwise.
Hasil penelitian menemukan bahwa determinan yang berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar matematika siswa kelas IX di SMP Negeri 5 Yogyakarta dan SMP Negeri 8 Yogyakarta adalah waktu belajar di rumah, penghargaan yang diterima dari orangtua, sikap atau tindakan guru jika ada siswa yang mendapat nilai jelek, sikap atau tindakan guru jika ada siswa yang tidak mengerjakan tugas matematika, sikap atau tindakan kepala sekolah jika ada siswa yang tidak disiplin, dan pendidikan terakhir ibu. Pengaruh dari indikator-indikator tersebut terhadap pencapaian prestasi belajar matematika siswa sebesar 60,3 %.

This research is subject to determinants those influence to Learning Achievement In Mathematics of Students Grade IX in SMPN 5 Yogyakarta and SMPN 8 Yogyakarta. This research use quantitative paradigm to find determinants those influence to Learning Achievement In Mathematics Students Grade IX in SMPN 5 Yogyakarta and SMPN 8 Yogyakarta. Learning achievement, as dependent variable, is used for mathematics of students on grade IX with value of record card as a measurement tool (instrument). Total sample that used in this research is 249 students. Data analysis uses multiple regression with stepwise method.
The research found that determinants influence to learning achievement in mathematics of students on grade IX in SMPN 5 Yogyakarta and SMPN 8 Yogyakarta are time for study at home, appreciation from the parents, reaction of the teacher when the student get a bad score in mathematics, reaction of the teacher when the student do not furnish mathematics task in time, reaction of the headmaster to the undisciplined student, and the last is education from the mother. Influence of the determinants to learning achivement in mathematics is 60,3%."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T 28353
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suripto
"Penelitian ini bermula dari pemikiran bahwa prestasi belajar anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Inteligensi merupakan internal kognitif dan kemandirian belajar merupakan internal non kognitif (kepribadian) yang berpengaruh terhadap prestasi belajar. Faktor eksternal yang berpengaruh ,terhadap prestasi belajar antara lain lingkungan keluarga terutama status sosial ekonomi orang tua dan pola asuh yang diterapkan orang tua terhadap anak-anaknya.
Penelitian ini mengkaji keterkaitan antara inteligensi anak, status sosial ekonomi orang tua, pola asuh dan kemandirian belajar anak dengan prestasi belajar anak dalam mata pelajaran PMP, Bahasa Indonesia, UPS, Matematika dan IPA.
Sampel penelitian diambil 12 SD secara random dari semua siswa kelas VI yang jumlahnya 417 anak. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tes inteligensi dari Raven, angket status sosial ekonomi orang tua, angket pola asuh menurut anak dan menurut orang tua, angket kemandirian belajar anak dan hasil tes Ebtanas yang meliputi mata pelajaran PMP, Bahasa Indonesia, IPS, Matematika dan IPA.
Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis korelasi berganda. Dari penelitian ini ditemukan bahwa; secara bersama-sama prestasi belajar PMP, Bahasa Indonesia, IPS, Matematika dan IPA dipengaruhi secara positif oleh tingkat inteligensi anak, status sosial ekonomi orang tua, pola asuh, dan kemandirian belajar anak. Keempat variabel tersebut memberi kontribusi terhadap prestasi belajar PMP 21.821%, Bahasa Indonesia 19.017%, IPS 27.899 %, Matematika 18.380 %, IPA 24.418 %.
Secara sendiri-sendiri; (1) prestasi belajar PMP dipengaruhi secara positif oleh tingkat inteligensi anak, dan status sosial ekonomi orang tua, tetapi tidak dipengaruhi secara positif oleh pola asuh dan kemandirian belajar anak, dengan p masing-masing .0001, .0007, 2689, dan 1026. (2) Prestasi belajar Bahasa Indonesia dipengaruhi secara positif oleh tingkat iteligensi anak, status sosial ekonomi orang tua, dan kemandirian belajar anak, tetapi tidak dipengaruhi secara positif oleh pola asuh yang dilakukan orang tua, dengan p masing-masing .0001, .0043, .0088, dan .7948. (3) Prestasi belajar IPS dipengaruhi secara positif oleh tingkat inteligensi anak, dan status sosial ekonomi orang tua, tetapi tidak dipengaruhi secara positif oleh pola asuh dan kemandirian belajar anak, dengan p masing-masing .0001, .0027, 4161, dan 7854. (4) Prestasi belajar Matematika dipengaruhi secara positif oleh tingkat inteligensi anak, dan kemandirian belajar anak, tetapi tidak dipengaruhi secara positif oleh status sosial ekonomi orang tua dan pola asuh, dengan p masing-masing .0001, .0077, .0829, dan .1035. (5) Prestasi belajar IPA dipengaruhi secara positif oleh tingkat inteligensi anak, dan status sosial ekonomi orang tua, tetapi tidak dipengaruhi secara positif oleh pola asuh dan kemandirian belajar anak, dengan p masing-masing 0001, .0003, .3152, dan .1298."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Caesara Ekhananda
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan motivasi berprestasi pada Mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dengan urutan kelahiran tengah. Motivasi berprestasi adalah salah satu topik dalam dunia pendidikan. Motivasi berprestasi dilihat melalui dua aspek yaitu Hope of Success (HS) dan Fear of Failure (FF). Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi perlu mengetahui konsep diri guna merealisasikannya dengan tingkah laku atau tindakan. Konsep diri merupakan salah satu hal yang dapat dilihat pada fase remaja. Urutan kelahiran yang berbeda tampak pada anak tengah sehingga menjadikannya unik dibandingkan dengan saudaranya. Responden penelitian yang mengisi alat ukur sebanyak 140 dengan rentang usia 18-24 tahun. Hasil penghitungan penelitian menggunakan pearson product moment (p<0.05) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara konsep diri dan motivasi berprestasi aspek HS dan FF pada Mahasiswa Universitas Indonesia dengan urutan kelahiran tengah.

This research conducted to know the relationship between self concept and achievement motivation in University of Indonesia Students with Middle Birth Order. Achievement motivation is one of the topics in the area of education. Achievement motivation viewed through two aspects: Hope of Success (HS) and Fear of Failure (FF). A person that have an achievement motivation needs to understand their self concept to implement to their attitude or action. Self concept is one thing that can be seen in the adolescent phase. Different birth order appears in the middle of the child so that makes it unique compared to his brother. Survey respondents who filled a total of 140 measuring instrument with an age range of 18-24 years. The results of research using the pearson product moment (p <0.05) showed that there is a significant relationship between self-concept and achievement motivation aspects of HS and FF in University of Indonesia Students with middle birth order."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56211
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth L Tanty
"Ketunarunguan adalah kecacatan yang disebabkan oleh kurang maksimalnya fungsi organ pendengaran (Mittler, 1987)- Masalah utama ketunarunguan terletak pada ketidakmampuan dalam melakukan komunikasi yang berdampak pada ketrampilan berbahasa, kemampuan menulis, penyesuaian sosial, prestasi akademis, serta aspek perkembangan dan kehidupan. Kendala komunikasi ini berpangkal dari kesulitan para penyandang tunarungu dalam menyampaikan pikiran, perasaan, gagasan, kebutuhan, dan kehendak mereka. Selain sulit bagi orang lain untuk mengerti, mereka juga sukar untuk memahami orang lain sehingga timbul perasaan terkucil atau terisolasi dari lingkungan sosial mereka (Mangunsong, 1998). Oleh karena itu, seorang penyandang tunarungu perlu dilihat sebagai pribadi yang memiliki berbagai kemampuan serta ketidakmampuan secara bersamaan. Setelah itu, kelebihan yang dimiliki perlu dikembangkan dan diangkat menjadi suatu andalan (Semiawan, 2002). Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang timbul dengan menguji 3 hipotesis menggunakan metode korelasi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan persepsi tentang dukungan orang tua baik secara masing-masing maupun bersamaan terhadap prestasi akademis siswa penyandang tunarungu di SLTPLB. Sampel penelitian adalah siswa SLTPLB bagian B Santi Rama sehanyak 49 orang siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga hipotesis diterima, yaitu ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dan persepsi tentang dukungan orang tua secara sendiri-sendiri maupun bersamaan terhadap prestasi akademis siswa penyandang tunarungu. Hal ini berarti hasil penelitian menunjukkan bahwa bila motivasi belajar dan dukungan orang tua pada siswa penyandang tunarungu semakin besar baik secara sendiri-sendiri maupun bersamaan, maka prestasi akademis yang diperoleh akan semakin meningkat. Akan tetapi, hubungan antara dukungan orangtua dan prestasi akademis ternyata Iebih kuat dibandingkan hubungan antara motivasi belajar dan prestasi akademis. Kesimpulan penelitian adalah dukungan orang tua mempunyai kontribusi yang besar bagi keberhasilan siswa penyandang tunarungu di sekolah, karena mereka sangat membutuhkan dukungan dari lirngkungan sekitar terutama dari orangtua dalam mengatasi kendala komunikasi sebagai sarana pencrimaan dan pengakuan eksiqnsi dalam pergaulan. Pembabasan kesimpulan diuraikan dalam diskusi dan implikasi penelitian, kemudian dikemukakan beberapa saran praktis yang diharapkan dapat bermanfaat,
agar tumbuh konsep diri yang realistik dan mampu mewujudkan kehidupan yang dicita-citakan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lanawati
"Penelitian ini bermula dari pemikiran bahwa prestasi belajar siswa di sekolah tidak terlepas dari kemampuan inteligensi (IQ) yang dimiliki siswa. Diperkirakan siswa yang memiliki kemampuan inteligensi yang tinggi juga akan memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula. Namun dalam proses belajar di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, bahkan ada siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya relatif rendah dapat meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. IQ bukan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan siswa di sekolah, masih banyak faktor lain yang menentukan, seperti kreativitas, kepribadian, emosi dan sebagainya.
Menurut Goleman manusia mempunyai dua inteligensi yang berbeda yaitu Emotional Intelligence (EI) dan Rational Intelligence (IQ). Keberhasilan kehidupan seseorang tidak hanya ditentukan oleh IQ, melainkan juga ditentukan oleh EI. Selanjutnya ia juga menunjukkan bahwa EI dapat dipergunakan untuk meningkatkan prestasi belajar (Goleman, 1995:284).
Berdasarkan pandangan di atas, penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana hubungan antara EI, IQ dan prestasi belajar yang diperoleh siswa SMU di sekolah, serta melihat sumbangan yang diberikan EI dan IQ terhadap prestasi belajar, dan sumbangan yang diberikan dimensi-dimensi EI (kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan ketrampilan sosial) dan IQ terhadap prestasi belajar.
Dalam penelitian ini siswa yang dipilih sebagai subyek penelitian adalah siswa SMU, di mana pada masa ini siswa dianggap telah menunjukkan perkembangan kematangan fisik, mental, emosional dan sosial (Hurlock, 1987). Sebanyak 129 siswa SMU Methodist dilibatkan dalam penelitian ini. Kepada mereka diberikan Inventori EI (Emotional Intelligence Inventory) dan Tes CFIT (Culture Fair Intelligence Test), sedangkan prestasi belajar diperoleh dari nilai rata-rata raport cawu III tahun ajaran 1997-1998.
Untuk penelitian ini dilakukan adaptasi Inventori EI melalui analisis butir, penentuan validitas dan reliabilitas. Sampel normatif adalah siswa SMU dan mahasiswa S1, sejumlah 895 orang dari SMU Kalam Kudus, SMU Bethel, Universitas Atma Jaya, Universitas Kristen Indonesia. Data diperoleh melalui pemberian tes secara kelompok. Prosedur adaptasi inventori EI adalah : butir-butir EI yang telah disusun berdasarkan Bar-On Emotional Inventory (Bar-On, 1997) dan Meta Mood Scale (Salovey, 1996), serta beberapa butir yang disumbangkan oleh Rudy Salan, dan beberapa butir lagi disusun oleh penulis sendiri, dikonsultasikan bersama tiga orang nara sumber. Uji coba diadakan untuk menentukan waktu yang diperlukan dan kejelasan pengertian bahasa. Kemudian hasil uji coba digunakan untuk mengambil data adaptasi inventori EI. Analisis butir dilakukan dengan metode skala Liked. Dalam menilai taraf reliabilitas butir-butir digunakan rumus Cronbach's Alpha, kemudian untuk melihat validitas konstruk dilakukan analisis faktor dengan rotasi varimaks.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara EI dan prestasi belajar (r = 0.150 dengan p = 0.090). El juga berkorelasi secara tidak bermakna dengan IQ (r = 0.054 dengan p = 0.545). Namun ditemukan korelasi yang bermakna antara IQ dan prestasi belajar (r = 0.239 dengan p = 0.006). Dari analisis regresi untuk menghitung sumbangan varians EI dan IQ terhadap prestasi belajar, dengan metode step-wise, varians yang keluar hanya IQ, dan diperoleh multiple regression sebesar 0.239. Dengan kata lain dalam penelitian ini hanya IQ yang memberikan sumbangan yang bermakna kepada prestasi belajar (R2 = 5.7%), sedangkan EI tidak memberikan sumbangan yang bermakna kepada prestasi belajar. Dalam menghitung sumbangan varians dari ke lima dimensi EI (self-awareness, self-control, self-motivation, empathy dan social skill) dan IQ terhadap prestasi belajar, ternyata hanya IQ dan SC (self-control) yang memberikan sumbangan signifikan kepada prestasi belajar (R= 0.324). Dengan kata lain, SC dan IQ memberikan sumbangan varians sebesar 10.5%, di mana 4.8% sumbangan dari dimensi SC dan 5.7% sumbangan dari varians 1Q. Hal ini berarti dari ke lima dimensi EI hanya dimensi SC yang memberikan sumbangan yang bermakna kepada prestasi belajar.
Saran yang diajukan untuk penelitian lanjutan ialah perlu melakukan penelitian lanjutan dengan sampel yang menurut konstruk teoritik lebih sesuai, yaitu orang dewasa yang sudah mempunyai pengalaman kehidupan sehari-hari. Perlu melakukan validitas eksternal dengan menemukan hubungan tes EI ini dengan instrumen lainnya. Selain itu juga disarankan agar dalam mendapatkan data prestasi belajar siswa perlu menggunakan tes yang baku."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>