Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215041 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isfenti Sadalia
"ABSTRAK
Dalam teori financial leasing terlihat bahwa financial lease mempunyai hubungan subsitusi dengan hutang. Hasil penelitian sebelumnya mengatakan adanya hubungan positif antara rasio sewa dengan rasio hutang dan penghasilan lessor yang lebih tinggi daripada penghasilari lender. Hasil penelitian ini berlawanan dengan teori tradisionai leasing .
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan antara sewa dan hutang adalah positif. Disamping itu ditunjukkan juga bahwa perusahaan yang menggunakan sewa memiliki RETEARN yang rendah, tingkat pertumbuhan asset yang tinggi dan nilai Altman Z-score yang tinggi.
Perusahaan yang menggunakan sewa guna usaha juga menunjukkan adanya hubungan yang positif antara sewa dan hutang dan juga adanya penggunaan sewa guna usaha yang tinggi pada industri KIMIA dan TRANSPORTASI daripada ANEKA INDUSTRI. Akhirnya, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa pembiayaan sewa guna usaha merupakan suatu alternatif pembiayaan yang menarik.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Budiarto
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prediksi kebangkrutan pada perusahaan di sektor konstruksi yang terdaftar pada Bursa Efek Regional Asia Tenggara (Filipina, Indonesia, Malaysia, dan Thailand). Metode prediksi kebangkrutan yang digunakan adalah model KMV (Kealhofer, McQuown and Vasicek) yang dibuat oleh Moodys. Dari hasil studi menujukan bahwa tingkat probability of default perusahaan sektor konstruksi di Bursa Efek Indonesia berada di posisi paling rendah jika dibandingkan dengan perusahaan sektor konstruksi di Bursa Efek Regional Asia Tenggara.

This research is aimed to analyze bankruptcy prediction on company who listed in Regional Stock Exchange of South East Asia (Filipina, Indonesia, Malaysia, and Thailand). KMV (Kealhofer, McQuown and Vasicek) method who published by Moodys used to predict the bancrupty. The results of this research found that level of probability of default construction sector companies in Indonesia Stock Exchange is in the lowest position when compared with the construction sector companies in Southeast Asia Regional Stock Exchange.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S59682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Setiawan
"Ekonomi global saat ini sedang berada pada titik perubahan besar, semakin majunya teknologi informasi menghadirkan suatu perubahan yang menggabungkan antara Manusia, Mesin, dan Internet of Things (IoT). perubahan ini disebut sebagai revolusi Industri 4.0 yang mana akan dapat mengubah seluruh aspek produksi. Namun perubahan ini tidak memberikan efek positif kepada semua pihak, terdapat berbagai pihak yang dirugikan akibat dari ketidakmampuan dalam mengikuti penyesuaian yang berdampak menurunkan kinerja perusahaan dan dapat meningkatkan risiko kebangkrutan perusahaan. Dengan prediksi kebangkrutan akan menilai apakah terdapat perubahan yang signifikan risiko kebangkrutan pada perusahaan pasca perubahan revolusi Industri 4.0. Metode Altman Z-Score adalah metode penilaian risiko kebangkrutan yang reliabel dan banyak digunakan dalam memprediksi risiko kebangkrutan perusahaan. Sehingga dilakukan pengujian perbandingan nilai Z-Score antar Industri dan Tahun untuk melihat perubahan risiko kebangkrutan pasca revolusi Industri 4.0.

The global economy is currently at a point of great change, the more advanced information technology presents a change that combines human, machine, and the Internet of Things (IoT). this change is referred to as the Industrial 4.0 revolution which will be able to change all aspects of production. But this change does not have a positive effect on all parties, there are various disadvantaged parties due to incapacity to follow adjustments that have an impact on reducing company performance and can increase the risk of corporate bankruptcy. With the prediction of bankruptcy, it will assess whether there is a significant change in the risk of bankruptcy in the company after the change in the Industrial Revolution 4.0. The Altman Z-Score method is a reliable and widely used method of bankruptcy risk assessment in predicting the risk of corporate bankruptcy. So that a comparison test of the Z-Score between Industries and Years is carried out to see changes in the risk of post-revolutionary Industrial 4.0 bankruptcy."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Financial distress is a condition where firms face difficulties to fulfill debt and facing risk of liquidation. This research provides a critical analysis of factors affecting the risk of financial distress which is represented by the interest coverage ratio. Lower interest coverage ratio will cause higher risk of financial distress. It used panel data regression of 78 manufacturing firms between the 2009-2011 period with a total of 234 observations. Independent variables analyzed were the debt to asset ratio, return on assets, current ratio, firm age, and firm size. Result shows that return on asset, current ratio, and firm age have significant effect on financial distress. It means firms must observe their profitability and liquidity so that firms can lessen the risk of financial distress. Aside from that, older firms tend to have lower risk of financial distress due to higher competitiveness and higher management experience."
TEMEN 9:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Wulandari
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan simultan antara konservatisme akuntansi dan financial distress. Penelitian ini didasarkan pada pemahaman bahwa antara kedua variabel tersebut dapat memiliki pengaruh satu sama lain. Pengumpulan data menggunakan metode purposive sampling terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konservatisme akuntansi tidak berpengaruh signifikan terhadap financial distress. Namun pada arah sebaliknya, financial distress berpengaruh signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara konservatisme akuntansi dan financial distress tidak memiliki hubungan dua arah.

The purpose of this research is to analyze the simultaneous relationship between accounting conservatism and financial distress. This research is based on the understanding that between two variables may have influence with one another. Collecting data using a purposive sampling method to manufacturing companies listed in Indonesian Stock Exchange period 2009-2010. The result suggests that accounting conservatism have no significant on financial distress. In the opposite direction, financial distress have significant negative impact on accounting conservatism. So, it can be concluded that the accounting conservatism and financial distress have no simultaneous relationship.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hadha Alamajibuwono
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kondisi financial distress perusahaan konstruksi sebelum dan selama krisis pandemi Covid-19 serta apakah faktor finansial dan makroekonomi berpengaruh terhadap kondisi financial distress sebelum dan selama krisis pandemi Covid-19. Sampel penelitian terdiri dari 25 perusahaan sektor konstruksi di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2017-2022. Metode penelitian menggunakan model regresi data panel yang melibatkan faktor finansial perusahaan dan makroekonomi terhadap kondisi financial distress dari perusahaan yang diukur dengan model kebangkrutan Altman (1968) dan Ohlson (1980). Hasil penelitian mengkonfirmasi bahwa tidak terdapat perbedaan nyata Z-score dan O-score sebelum dan selama krisis pandemi Covid-19. Namun secara pola Z-score dan O-score perusahaan konstruksi pada periode sebelum dan selama pandemi Covid-19 terdapat perbedaan. Selain itu, ditemukan juga bahwa sebelum dan selama krisis pandemi Covid-19 hanya faktor finansial perusahaan saja yang berpengaruh terhadap model Z-score dan O-score.

The purpose of this study was to determine differences in the financial distress of construction companies before and during the Covid-19 pandemic crisis and whether financial and macroeconomic factors had an effect on financial distress before and during the Covid-19 pandemic crisis. The research sample consisted of 25 construction sector companies on the Indonesia Stock Exchange during 2017-2022. The research method uses a panel data regression model involving company financial and macroeconomic factors on the financial distress of companies as measured by the bankruptcy model Altman (1968) and Ohlson (1980). The results of the study confirmed that there were no real differences in Z-scores and O-scores before and during the Covid-19 pandemic crisis. However, in terms of the Z-score and O-score patterns of construction companies in the period before and during the Covid-19 pandemic, there were differences. In addition, it was also found that before and during the Covid-19 pandemic crisis, only the company's financial factors had an effect on the Z-score and O-score model."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alphasiddha Yuliantana
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tinjauan hukum atas penggunaan Sistem Informasi Debitur
Bank Indonesia (SID-BI) oleh Perusahaan Pembiayaan guna pengajuan
kepailitan terhadap debiturnya. Konteks penggunaan SID-BI ini adalah guna
menunjang pemenuhan atas syarat Concursus Creditorium dalam kepailitan
ditengah kendala yang mungkin timbul dalam pemenuhannya. Sebagaimana
terkandung dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang
Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, bahwa setiap
pengajuan kepailitan harus memenuhi syarat adanya “kreditur lain” yang
kemudian dikenal dengan istilah Concursus Creditorium sebagai syarat pertama
dan utama dalam pengajuan kepailitan. Sebagaimana halnya dengan pranata
kepailitan yang menawarkan terobosan hukum dengan adanya efisiensi waktu
dalam hal jangka waktu pemeriksaan perkara dan upaya hukum yang
diperkenankan, penggunaan SID-BI juga menawarkan efisiensi guna pemenuhan
syarat Concursus Creditorium ditengah minimnya dukungan dari kreditur lain
dikarenakan adanya perbedaan ataupun benturan kepentingan diantara pada
kreditur terhadap debiturnya tersebut sebagaimana yang terjadi dalam perkara
Perkara No. 389 K/Pdt.Sus/2010 Juncto No. 04/Pailit/2010/PN.Niaga.Jkt.Pst.
Penulisan tesis ini merupakan penelitian doktrinal sebagai bagian dari metode
penelitian yuridis normatif yang menggunakan data sekunder dengan
menggunakan pendekatan studi kasus (case study). Berdasarkan hasil penelitian
ini diketahui bahwa SID-BI dapat digunakan sebagai sarana pemenuhan syarat
Concursus Creditorium dalam kepailitan. Hal ini dikarenakan informasi dan/atau
data yang termuat dalam SID-BI tidak dapat dikategorikan sebagai Rahasia
Bank sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 yang
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang
Perbankan, oleh karenanya tidak ada kepentingan debitur yang dirugikan
sehubungan penggunaannya untuk kepentingan kreditur mengingat informasi
dan/atau data yang tertuang dalam SID-BI bukan mengenai simpanan dana
nasabah. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik juga menegaskan diperkenankannya penggunaan informasi
dan/atau data elektronik guna proses pembuktian dalam pemeriksaan perkara di
persidangan.

ABSTRACT
This Thesis written, overview the legal aspect concerning the use of Bank of
Indonesia Credit Information System (SID-BI) by finance company to filed
bankruptcy againts its debtor. The context of using the SID-BI is to fulfill the
terms and condition of Concursus Creditorium on bankruptcy lawsuit in order to
eliminate obstacle which may arise. As contain under the Law Number 37 year
2004 concerning Bankruptcy and debt restructuring, that every Bankruptcy filed
should fullfil the terms of “other creditor” which commonly known as
Concursus Creditorium as the first and main terms on bankruptcy lawsuit.
Bankruptcy norm offers legal breakthrough concerning time eficiency on court
hearing process and procedure allowed. As well as using Bankruptcy norm as a
tool for settle dispute, using SID-BI also offer efficiency in order to fulfill the
terms of Concursus Creditorium in the lack of support from other creditor
caused by conflict of interest among the creditors as happened on case No.: 389
K/Pdt.Sus/2010 Jo. No. 04/Pailit/2010/PN.Niaga.Jkt.Pst. This Thesis written is a
doctrinal research as juridical norm methode based on secondary data by using
case study approach. Based on this research know that SID-BI are possible to
use on court to fulfill the Concursus Creditorium term under the bankruptcy
Law because the information or data contain on SID-BI are unable to categorize
as bank secrecy as mentioned under Law Number 7 year 1992 as amended by
the Law Number 10 year 1998 Concerning Banking, further than, there is no
debtor interest which will be harmed with reference of the use of SID-BI for the
interest of its creditor.Under the Law Number 11 year 2008 Concerning
electronic information & Transaction, has been declared that all electronic
information or electronic data are allowed to be used as evidence in court
hearing process."
Universitas Indonesia, 2013
T35403
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marleen Josephine
"Skripsi ini membahas mengenai permohonan pernyataan pailit terhadap Perusahaan Efek yang diajukan oleh Krediturnya, dengan studi kasus Putusan Nomor 4/PDT.SUSPAILIT/2021/PN.NIAGA JKT.PST. Pasal 2 ayat (4) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang mengatur bahwa permohonan pernyataan pailit terhadap Perusahaan Efek hanya dapat diajukan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Adapun ketentuan tersebut dimaksudkan untuk melindungi kepentingan pihak ketiga untuk berinvestasi melalui pasar modal. Kemudian, Pasal 6 ayat (3) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang mengatur bahwa panitera harus menolak permohonan pernyataan pailit terhadap Perusahaan Efek yang diajukan oleh pihak selain Otoritas Jasa Keuangan. Namun, pada praktiknya masih terdapat banyak pengajuan permohonan pernyataan pailit terhadap Perusahaan Efek yang tidak diajukan oleh Otoritas Jasa Keuangan. Hal ini dapat dilihat pada Putusan Nomor 4/PDT.SUS-PAILIT/2021/PN.NIAGA JKT.PST, yang mengabulkan permohonan pernyataan pailit Perusahaan Efek (PT Brent Securities) yang diajukan oleh Kreditornya karena izin usahanya telah dicabut oleh Otoritas Jasa Keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme pengajuan permohonan pernyataan pailit terhadap suatu Perusahaan Efek dan kewenangan Otoritas Jasa Keuangan dalam permohonan pernyataan pailit Perusahaan Efek dalam putusan Nomor 4/PDT.SUS-PAILIT/2021/PN.NIAGA JKT.PST ditinjau dari Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif dengan tipologi penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa permohonan pernyataan pailit terhadap Perusahaan Efek mutlak merupakan kewenangan khusus Otoritas Jasa Keuangan sebagai lembaga negara yang melakukan pengawasan terhadap Perusahaan Efek, sekalipun izin usahanya telah dicabut oleh Otoritas Jasa Keuangan. Kemudian, putusan Majelis Hakim pada Putusan Nomor 4/PDT.SUS-PAILIT/2021/PN.NIAGA JKT.PST, yang mengabulkan permohonan pernyataan pailit terhadap Perusahaan Efek oleh Krediturnya, tidak sesuai dengan pengaturan dalam Pasal 2 ayat (4) Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.

This thesis discusses about bankruptcy against Securities Company filed by its Creditors, with a case study of Verdict No. 4/PDT.SUS-PAILIT/2021/PN.NIAGA JKT.PST. Article 2 paragraph (4) of Law No. 37 year 2004 regarding Bankruptcy and Suspension of Payment states that the petition for a declaration of bankruptcy against Securities Company may only be filed by the Financial Services Authority. The existence of these provisions is intended to protect the interests of third parties to invest through the capital market. Then, Article 6 paragraph (3) of Law No. 37 year 2004 regarding Bankruptcy and Suspension of Payment states that the principal registrar is required to reject a petition for a declaration of bankruptcy against Securities Company if it’s filed by any other party besides the Financial Services Authority. However, in practice there are still many petitions for a declaration of bankruptcy against Securities Company that are not be filed by the Financial Services Authority. This can be seen on Verdict No. 4/PDT.SUS-PAILIT/2021/PN.NIAGA JKT.PST, which granted the petition for a declaration of bankruptcy against Securities Company (PT Brent Securities) that filed by its creditors due to its business license revoked by Financial Services Authority. This research aims to identify the mechanism of filing an application for a bankruptcy against Security Company and the authority of Financial Services Authority for the bankruptcy petition of Securities Company in Verdict No. 4/PDT.SUS-PAILIT/2021/PN.NIAGA JKT.PST. based on Law No. 37 year 2004 regarding Bankruptcy and Suspension of Payment. Type of research applied in this research is normative juridical approach with a descriptive typology. The result shows that the petition for a declaration of bankruptcy against Securities Company is the exclusive power of Financial Services Authority as a state institution that supervises Securities Company, even though their business license has been revoked by Financial Services Authority. Then, the decision of The Judges on Verdict No. 4/PDT.SUS-PAILIT/2021/PN.NIAGA JKT.PST which granted the application for bankruptcy declaration against the Securities Company by its Creditors, was not in accordance with the regulations in Article 2 paragraph (4) of Law No. 37 of 2004 regarding Bankruptcy and Suspension of Payment."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Yusuf
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh risiko kebangkrutan terhadap imbal hasil saham, dan mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh penelitian Chen dan Hill (2013). Beberapa metode perhitungan risiko kebangkrutan digunakan, yaitu Z-Score Altman (1968), discrete time hazard Campbell et. al. (2008), dan Chava dan Jarrow (2004). Sampel pada penelitian ini berjumlah sebanyak 86 perusahaan untuk Z-Score Altman, 162 perusahaan untuk discrete time hazard Campbell et. al., dan 156 perusahaan untuk discrete time hazard Chava & Jarrow. Hasil yang didapatkan adalah ditemukannya pengaruh yang positif dan tidak linear antara risiko kebangkrutan dengan imbal hasil saham.

This research aims to test the effect of bankruptcy risk, proxied by probability of bankruptcy, towards stock returns, and is inspired by the research done by Chen and Hill (2013). Several methods of bankruptcy risk calculation are used; Altman Z-Score (1968), Campbell et. al. Discrete Time Hazard (2008), and Chava and Jarrow Discrete Time Hazard (2004) and are tested on non-financial, public companies Indonesia - of which this kind of research has not widely tested yet. The number of samples used for Altman Z-Score are 86 companies, 156 companies are used in Campbell et. al. Discrete Time Hazard, and 162 in Chava & Jarrow Discrete Time Hazard. The research shows that there are positive, significant, and non-linear effects from probability of bankruptcy, as a proxy of bankruptcy risk, towards stock returns.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Hardanu Ikwan
"Latar belakang dalam penulisan tesis ini yaitu membahas kepailitan PT. Istaka Karya (Persero) yang berstatus BUMN dalam bentuk Persero berdasarkan Undang-Undang Kepailitan dan permasalahan terkait syarat sah, akibat hukum dan apakah asset PT. Istaka Karya termasuk ke dalam asset Negara. Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dan bersifat deskriptif serta multi disipliner dengan analisa kualitatif.
Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa harus ada sinkronisasi antara Undang-Undang Kepailitan dengan Undang-Undang BUMN dengan jalan Judicial Review Undang-Undang terkait kepada Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung selaku Pengadilan NegaraTertinggi harus konsisten dalam mengeluarkan Fatwa sehingga Proses Kepailitan BUMN khususnya Persero menjadi jelas.

Background in the writing of this thesis is to discuss the bankruptcy PT. Istaka Karya (Persero) with the status of State-own enterprises in the form of Corporation under the Bankruptcy Act and related issues, legal requirements, legal consequences and whether the assets of PT. Istaka Karya (Persero) included in the assets of the State. This study was descriptive and normative law and multi disciplinary with qualitative analysis.
Of this study concluded that there must be synchronization between the Bankruptcy Act with state law by Judicial Review Act related to the Constitutional Court and the Supreme Court as the state supreme court must be consistent in issuing Fatwa that the Bankruptcy Process Enterprises Limited becomes particularly clear."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T30354
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>