Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 231209 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Evi Martha
"Dinegara-negara berkembang termasuk Indonesia, angka kematian dan kesakitan karena ISPA cukup tinggi. Sementara itu penggunaan pelayanan kesehatan oleh ibu-ibu yang balitanya terkena ISPA khususnya pnemoni masih sangat kurang, padahal mereka ini perlu segera dibawa ke pelayanan kesehatan, karena pnemoni bisa dengan cepat mendatangkan kematian. Disisi lain masih banyak ibu-ibu yang balitanya terkena pnemoni dan bukan pnemoni memberikan obat warung untuk menanggulangi peayakit tersebut. Dilakukannya penelitian Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi, Pengetahuan, Sikap dan Kepercayaan Ibu dengan Perilaku Penggunaan Pelayanan Kesehatan Bagi Balita Sakit ISPA, adalah untuk mempelajari hubungan antara Karakteristik sosial ekonomi, Pengetahuan, Sikap dan Kepercayaan Ibu dengan Perilaku Penggunaan Pelayanan Kesehatan Bagi Balita Sakit ISPA. Analisis statistik yang dilakukan adalah uji perbedaan proporsi (X2) dan uji regresi logistik.
Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah cross sectional. Untuk keperluan analisa, responden dibagi atas kelompok yang balitanya terkena pnemoni dan bukan pnemoni, karena dalam tindakan penatalaksanaan antara kedua kelompok ini berbeda. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok responden yang balitanya terkena pnemoni; pendidikan, pekerjaan, sikap terhadap pengobatan dukun, sikap terhadap pengobatan melalui ibu, dan sikap tidak perlu membawa anak yang batuk pilek ke pelayanan kesehatan, mempunyai hubungan dengan penggunaan pelayanan kesehatan, sedangkan pada kelompok responden yang balitanya bukan pnemoni; sikap terhadap pengobatan dukun, sikap tidak perlu membawa anak yang batuk pilek ke pelayanan kesehatan serta kepercayaan terhadap umur bayi sakit yang boleh diberi obat, yang mempunyai hubungan dengan penggunaan pelayanan kesehatan.
Namun dari semua variabel bebas, yang menunjukkan hubungan yang sangat erat adalah variabel pekerjaan pada kelompok responden yang balitanya terkena pnemoni, sedangkan pada kelompok responden yang bukan pnemoni tidak terlihat hubungan yang erat satupun. Untuk meningkatkan penggunaan pelayanan kesehatan ini, perlu dilakukan intervensi berupa penyuluhan terhadap responder dan keluarga, selain itu perlu peningkatan penatalaksanaan program ISPA kemasyarakat.

In developing countries, including Indonesia, morbidity and mortality rates for acute respiratory infection is high. At the same time, the utility rates of mothers whose children suffer from pneumonia is still very low. Even though those children should be taken to a health facility as soon as possible since pneumonia can lead to sudden death. On the other side, many mothers whose child suffers from pneumonia or another acute respiratory infection often treat their children with drugs bought in a local shop.
This research studies the relation between characteristic social economic, knowledge, attitudes and beliefs of mothers and the use of health services for children under five years of age Buffering from acute respiratory infection. The statically analysis used is proportional difference test (X2) and logistic regression test. The design used in this research is cross-sectional. During analysis, the respondents are divided in groups according to the acute respiratory infections of their children (pneumonia or non-pneumonia), because the behavior between these groups differ.
The research shows that the group whose child suffer from pneumonia, education, occupation and attitude towards traditional treatment, attitude towards self-treatment and the attitude not to bring a child with a cough a health facility, relate to the use of health facilities. In the group mothers whose child suffers a non-pneumonia infection, the attitude towards traditional treatment, attitude not to bring a child with a cough to a health facility and the beliefs regarding a certain age on which a child can be given drugs, also relate to the use of health services.
From all the independent variables, the highest relationship shown between the use of health facility is the variable occupation of the group whose child suffers from pneumonia, while the group whose child suffers from a non pneumonia infection, non of the variable show a strong relation. To increase the utility rates of the health facilities, and education intervention towards the respondents and their families is needed. Besides that, improvement of the respiratory infections program in order to reach the community.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T4461
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoedi Ariyanto
"Derajat kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar dan merupakan indikator status kesehatan di suatu negara sehingga sccara terus menurus perlu mendapat perhatian melalui upaya yang berkesinambungan. Salah sam indikator peming dalam menilai derajat kesehatan adalab Angka Kematian Balita (AKBa). Hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 200l, Angka Kematian Balita akibat penyakit Sistim pemapasan adalah 4,9 per l.000 yang berarti ada sekitar 5 dari 1.000 balita yang meninggal setiap tahun akibat ISPA, atau rata-rata 1 anak Balita Indonesia akibat meninggal akibat ISPA setiap 5 menimya.
Pengetahuan ibu dan keluarga tentang pengetahuan Infeksi Saluran Pemapasan Almt (ISPA) merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap upaya penurunan kesakitan dan kematian Balita, yaitu dengan mengetahui faktor risiko yang mempengaruhi kondisi kesehatannya Balita serta meningkatkan akses pada pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang ISPA dengan kejadian ISPA pada Balita di Puskesmas Citeureup Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor tahun 2008.
Penelitian ini menggunakan data primer yang berasal daxi pcnelitian yang dilakukan oieh peneliti pada bulan April tahun 2008 di Puskesmas Citeureup Kecamatan Ci1eureup Kabupaten Bogor tahun 2008. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah crass seclional (potong lintang). Populasi adalah scluruh ibu Balita yang terpilih menjadi subyek penelitian berdasarkan hasil survey di Puskesmas Citeureup Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor iahun 2008.
Hasil analisis diketahui bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang ISPA dengan kejadian ISPA pada balita, pada ibu yang berpengetahuan rendah mempunyai resiko sebesar 3,673 kali Lmtuk menderita ISPA pada balitanya dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan tinggi. Variabel lainnya yang mempengaruhi hubungan pengetahuan ibu tentang ISPA dengan kejadian ISPA pada balita adalah variabel pendidikan (0R= 3,037 nilai p= 0,000 dan 95 % CI: l,738-5,309). Riwayat imunisasi campak (0R= 1,814 nilai p= 0,037 dan 95 % CI: 1,036-3,l77) dan status gizi balitanya (OR= 1.807 nilai p= 0,039 dan 95 % CI: 1,030-3,l69) serta status sosial ekonomi keluarga (0R= 1.323 nilai p= 0,333 dan 95 % Cl: 0,750-2,335).
Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan rcsponden dengan kejadian ISPA pada balita setelah dikontrol oleh variabcl pendidikan. Responden yang berpengetahuan rendah mempunyai kemungldnan 3,673 kali untuk meningkatkan resiko kejadian ISPA pada balitanya diban dingkan dengan responden yang berpengetahuan tinggi. Dampak pengetahuan terhadap kejadian ISPA pada balita cukup besar yaitu sebesar 72,4%, untuk itu perlu dilakukan penyuluhan yang lebih intensif dengan melibatlcan kader, tokoh masyarakat, tokoh agama dan ibu-ibu penggerak PKK untuk rnaningkatkan pengetahuan ibu tentang faktor risiko kejadian ISPA pada balita dalam memberikan penyuluhan, meningkatkan kctrampilan petugas kesehatan dcngan membcrikan pelatihan konseling dan mempermudah akses masyarakat ke pelayanan kcsehatan.

The degree of health is one of the basic needs and an indicator of health status in a country such that it requires constant attention through a continuous effon. One ofthe important indicator when evaluating the degree of health if Child Mortality Rate (CMR). Findings from a domestic health survei “SKR'l"’ in the year of 2001 stated that the CMR due to diseases ofthe respiratory system was 4,9 per 1000, which means there is 5 deaths out of 1000 children under 5 years old attributed to URTI, or an average of 1 child’s death every 5 minutes.
Mothers’ and families’ knowledge on Upper Respiratory Tract Infection (URTI) is the most influential factor in the effort to decrease morbidity and mortality of children under 5 years, that is by knowing the risk factors which influence the health conditions of children under 5 years and by increasing the accessibility to health services. The objective of this research was to determine the association between mothers’ knowledge on Upper Respiratory Tract Infection (URTI) and events of URTI in children under tive years in Citeureup Public Health Centre, Citeureup distrcit of Bogor region in the year of 2008.
This study used primary data which originated from a study conducted by the researcher in April 2008 in Citeureup Public Health Centre, Citeureup distrcit of Bogor region The study design used was cross sectional. The population was all mothers having children under 5 years old who were selected to be study subjects based on a survey in Citeureup Public Health Centre, Citeureup distrcit of Bogor region in the year of 2008.
Results from analysis fotmd that there were four variables which were significantly associated with URTI namely knowledge (OR= 3,673 nilai p= 0,000 dan 95 % Cl: 1,970-6,848), education (OR= 3,037 nilai p= 0,000 dan 95 % Cl: l,738- 5,309), measles variable (OR= l,8l4 nilai p= 0,037 dan 95 % Cl: l,036~3,l77) as well as nutrition (OR= l.807 nilai p= 0,039 dan 95 % Cl: 1,030-3,l69). Other variables namely occupation, social economy, birth weight, crowded residency, and presence of a smoker in one’s house, were not significantly associated with URTI events in children under 5 years.
It can be concluded that there was a significant association between the subjects’ knowledge and URTI events in children under 5 years after controlling for education variable. Subjects with lower knowledge had a probability of 3,673 times of increasing the risk of URTI events in their children under 5 years when compared to subjects with higher knowledge. Impact on knowledge on URTI events in children under 5 years was quite huge, which was 72,4%. 'Therefore health education and promotion need to be conducted more intensively by involving "kader”, public figures, religious figures, and PKK ladies in order to increase mothers’ knowledge on risk factors of URTI events in children \mder 5 years. This was done through giving heath education and increasing health personals’ skills by conducting counseling training and making the publichan easier access to health services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34276
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Soenarjo Soejoso
"Kematian bayi umur kurang dari satu tahun 25,2 % disebabkan infeksi saluran napas. Kematian anak Balita umur 1-4 tahun 18,2 % disebabkan infeksi saluran napas. Analisis data sekunder Pneumonia pada Balita di Kodya Jakarta Timur tahun 1994 menyimpulkan angka Case Fatality Rate sebesar 3,3 %. Sedangkan perkiraan angka kematian Pneumonia dari Depkes RI untuk Indonesia tahun 1993 sebesar 6 permil.
Berkembangnya tingkat kesakitan dan kematian dari Pneumonia bisa dilihat dari kemampuan ibu memberi perawatan penunjang yang baku, kemampuan keluarga membedakan derajat ISPA Bukan Pneumonia dan Pneumonia, membawa anak mereka lebih awal bagi pengobatan khusus ke tempat pelayanan kesehatan. Apakah Balita yang menderita Pneumonia Berat dan' dirawat di rumah sakit tidak mendapatkan penanganan baku sejak dini sebelumnya di tingkat keluarga dan masyarakat?
Jenis penelitian adalah kasus kontrol. Penelitian ini mengambil sampel 45 penderita Pneumonia Berat pada Balita berdomisili di Kodya Jakarta Timur, yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan dan Rumah Sakit Islam Jakarta Timur sebagai kasus, dan 45 penderita Pneumonia yang dirawat jalan di kedua rumah sakit tersebut dan di Puskesmas, alamat Balita di kelurahan yang sama sebagai kontrol. Alpha 0,05; Power of the test 80 %; one sided test. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner mengunjungi alamat Balita. Entry data mengunakan Epi Info 6.0, analisis data menggunakan SPSS for Win.
Hasil penelitian adalah bermaknanya hubungan penanganan ISPA di tingkat keluarga dengan kejadian Pneumonia Berat (cOR 2,96; 95 % CI 1,10 r OR < 8,10; p 0,016). Setelah dikontrol dengan imunisasi DPT dan imunisasi Campak pada analisis multivariat, hubungan tersebut tidak bermakna dengan aOR 2,42; (95 % CI: 0,79-7,43; p 0,1237. Variabel konfounder yang dimasukkan dalam model akhir adalah imunisasi DPT dan imunisasi Campak dengan pertimbangan substantif amat diyakini dapat mengganggu hubungan penanganan ISPA terhadap kejadian penyakit Pneumonia Berat; tidak ada variabel interaksi yang memenuhi syarat statistik. Pengaruh variabel utama dan kovariate secara bersama-sama adalah Logit P(x) = - 0,9697 + 0,8821tangan + 0,2256imunDPT - 1,5075imunCPK.
Gizi Balita, umur Balita, pengeluaran kepala keluarga, pendidikan responden, pemberian ASI, pemberian vitamin A, riwayat berat lahir, rumah sehat tidak terbukti dapat mengganggu hubungan penanganan ISPA di tingkat keluarga dengan perjalanan penyakit Pneumonia Berat pada Balita di Kodya Jakarta Timur, Januari 1995 - Mei 1996.
Saran operasional mengupayakan penurunan kejadian penyakit Pneumonia Berat dengan upaya supervisi pelaksanaan manajemen ISPA oleh petugas di Puskesmas secara teratur dan berkesinambungan, serentak dengan intervensi peningkatan pengetahuan ibu di masyarakat mengenal dan menanganai kasus Pneumonia dengan tepat.
Saran penelitian adalah penelitian dengan disain serupa secara incidence cases, namun klasifikasi ditetapkan peneliti, di rumah sakit yang sama, wawancara dengan responden dilakukan saat Balitanya menderita Pneumonia dan Pneumonia Berat. Pembuatan kuesioner didasarkan atas studi ethnografi terlebih dahulu di Kodya Jakarta Timur.

The infant mortality rate which is less than one year is 25,2 % caused by the respiratory tract infection. The mortality of the children of 1-4 years old 18,2 % is due to respiratory tract infection. The secondary data analysis of pneumonia in the Municipality of East Jakarta in 1994 concluded that the case fatality rate is 3.3 %. While the estimate of the pneumonia mortality rate by the Department of Health of the Republic of Indonesia in Indonesia is 0,6 % in 1993.
The development of the pneumonia morbidity and mortality can be seen from the mother ability to provide a standardized supporting maintenance, the family ability to differentiate the non pneumonia and the pneumonia of ARI, be motivated to bring their children early for treatment, especially to the health care centre. Do the children that suffered from severe pneumonia and treated in the hospital not received standardize handling early in the family and in the community?
This research is a case control. This research sampled 45 severe pneumonia patients among the children under five years old domiciled in the Municipality of East Jakarta, which are in-house nursing in the Persahabatan Public General Hospital and the Islamic Hospital of East Jakarta as the cases, and 45 pneumonia patients which are on out-going nursing in both hospitals and in the community health centre, with children address in the same village as a control. The a = 0.05; power of the test 80 %; one sided test. The data collection is by questionnaire by visiting the children address. The data entry is using Epi Info 6.0, and the data analysis is done by using the SPSS for Win soft-ware.
The research proceeding is that there is a significant relationship between the ARI handling in the family level and the incidence of severe pneumonia (cOR 2,96; 95 % CI 1,10 < OR < 8,10; p = 0.016). After controlled with the DPT and measles immunization in the multivariate analysis, the relationship is not significant with aOR 2,42; 95 % CI 0,79 < OR < 7,43; p = 0,1237. The confounder variable included in the final model is the DPT and measles immunization with a substantive consideration, is able to confound the relation-ship of ARI toward the incidence of severe pneumonia; there is no interaction variable which fulfill the statistic criteria. The main variable influence and the covariate collectively is Logit P(x) = - 0.9697 + 0.8821 family care + 0.2256 imunDPT - 1.5075 immun MSL.
The children nutrition, the children' age, expenditure of the family, respondent education, breast feeding, vitamin A supplementation, the birth weight record, healthy housing turned out can not confound the ARI handling the family level with the disease history of pneumonia in the children under five years old in the Municipality of East Jakarta, January 1995 - May 1996.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Caroline
"Wasting merupakan kondisi berat badan rendah pada anak jika dilihat dari tinggi badannya. Balita wasting berisiko lebih tinggi untuk terserang penyakit infeksi salah satunya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA berulang pada balita wasting bersifat berbahaya dan dapat berisiko tinggi menyebabkan kematian. Selain itu, ISPA berulang pada balita wasting menjadi salah satu faktor utama penyebab stunting yang saat ini masih menjadi prioritas permasalahan gizi di Indonesia. Pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu tentang ISPA menjadi salah satu faktor yang dapat memengaruhi kejadian ISPA pada balita. Tujuan utama penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu tentang ISPA dengan kejadian ISPA pada balita wasting di Kota Depok. Penelitian kuantitatif non-eksperimen ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan total responden sebanyak 257 ibu. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner dan dianalisis secara univariat serta bivariat dengan Uji Kai Kuadrat (Chi Square) menggunakan SPSS 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara penghasilan keluarga (p = 0.01, α = 0.05), kehadiran perokok aktif (p = 0.01, α = 0.05), pengetahuan ibu (p = 0.04, α = 0.05) dan perilaku ibu (p = 0.00, α = 0.05) tentang ISPA dengan kejadian ISPA pada balita wasting. Sedangkan, tidak terdapat hubungan signifikan antara sikap ibu tentang ISPA dengan kejadian ISPA pada balita wasting. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi fasilitas pelayanan kesehatan dalam membuat program pencegahan ISPA berulang untuk balita dengan masalah gizi dan diharapkan ibu dapat meningkatkan pengetahuan dan perilakunya tentang ISPA. Penelitian selanjutnya disarankan kembali meneliti tentang hubungan sikap ibu dengan kejadian ISPA pada balita wasting di tempat penelitian berbeda.

Wasting is a condition of low body weight in toddlers in compared to their height. Wasting toddlers are at higher risk of contracting infectious diseases, on of which is acute respiratory infection (ARI). Recurrent ARI in wasting toddlers is dangerous and can be at high risk of causing death. In addition, recurrent ARI in wasting toddlers is one of the main causes of stunting, which is still a priority nutritional problem in Indonesia. Mother's Knowledge, Attitude, and Practice about ARI are one of the factors that can influence the incidence of ARI in toddler. This study aims to identify the relationship between mother’s knowledge, attitude, and practice about ARI with the incidence of ARI in wasting toddlers in Depok City. This non-experimental quantitative research used a cross-sectional approach with a total of 257 mothers as respondents. Data were collected by filling out questionnaires and analyzed univariate and bivariate with the Chi-Square test using SPSS 23. The results showed a significant relationship between family income (p = 0.01, α = 0.05), presence of active smokers (p = 0.01, α = 0.05), mother’s knowledge (p = 0.04, α = 0.05) and mother’s practices (p = 0.00, α = 0.05) about ARI with the incidence of ARI in wasting toddlers. However, there was no significant relationship between mother’s attitude about ARI and the incidence of ARI in wasting toddlers. Thus, this research is expected to be a consideration for health care facilities to create a recurrent ARI prevention program for toddlers with nutritional problems and mothers can improve their knowledge and practice about ARI. Further research is recommended to re-examine the relationship between mother’s attitude and the incidence of ARI in wasting toddlers in different research place."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Caroline
"Wasting merupakan kondisi berat badan rendah pada anak jika dilihat dari tinggi badannya. Balita wasting berisiko lebih tinggi untuk terserang penyakit infeksi salah satunya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA berulang pada balita wasting bersifat berbahaya dan dapat berisiko tinggi menyebabkan kematian. Selain itu, ISPA berulang pada balita wasting menjadi salah satu faktor utama penyebab stunting yang saat ini masih menjadi prioritas permasalahan gizi di Indonesia. Pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu tentang ISPA menjadi salah satu faktor yang dapat memengaruhi kejadian ISPA pada balita. Tujuan utama penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu tentang ISPA dengan kejadian ISPA pada balita wasting di Kota Depok. Penelitian kuantitatif non-eksperimen ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan total responden sebanyak 257 ibu. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner dan dianalisis secara univariat serta bivariat dengan Uji Kai Kuadrat (Chi Square) menggunakan SPSS 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara penghasilan keluarga (p = 0.01, α = 0.05), kehadiran perokok aktif (p = 0.01, α = 0.05), pengetahuan ibu (p = 0.04, α = 0.05) dan perilaku ibu (p = 0.00, α = 0.05) tentang ISPA dengan kejadian ISPA pada balita wasting. Sedangkan, tidak terdapat hubungan signifikan antara sikap ibu tentang ISPA dengan kejadian ISPA pada balita wasting. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi fasilitas pelayanan kesehatan dalam membuat program pencegahan ISPA berulang untuk balita dengan masalah gizi dan diharapkan ibu dapat meningkatkan pengetahuan dan perilakunya tentang ISPA. Penelitian selanjutnya disarankan kembali meneliti tentang hubungan sikap ibu dengan kejadian ISPA pada balita wasting di tempat penelitian berbeda.

Wasting is a condition of low body weight in toddlers in compared to their height. Wasting toddlers are at higher risk of contracting infectious diseases, on of which is acute respiratory infection (ARI). Recurrent ARI in wasting toddlers is dangerous and can be at high risk of causing death. In addition, recurrent ARI in wasting toddlers is one of the main causes of stunting, which is still a priority nutritional problem in Indonesia. Mother's Knowledge, Attitude, and Practice about ARI are one of the factors that can influence the incidence of ARI in toddler. This study aims to identify the relationship between mother’s knowledge, attitude, and practice about ARI with the incidence of ARI in wasting toddlers in Depok City. This non-experimental quantitative research used a cross-sectional approach with a total of 257 mothers as respondents. Data were collected by filling out questionnaires and analyzed univariate and bivariate with the Chi-Square test using SPSS 23. The results showed a significant relationship between family income (p = 0.01, α = 0.05), presence of active smokers (p = 0.01, α = 0.05), mother’s knowledge (p = 0.04, α = 0.05) and mother’s practices (p = 0.00, α = 0.05) about ARI with the incidence of ARI in wasting toddlers. However, there was no significant relationship between mother’s attitude about ARI and the incidence of ARI in wasting toddlers. Thus, this research is expected to be a consideration for health care facilities to create a recurrent ARI prevention program for toddlers with nutritional problems and mothers can improve their knowledge and practice about ARI. Further research is recommended to re-examine the relationship between mother’s attitude and the incidence of ARI in wasting toddlers in different research place."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Puspita Sari
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku keluarga dengan anak balita yang menderita ISPA di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas Depok. Penelitian ini melibatkan 92 ibu dengan anak balita ISPA sebagai responden yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar keluarga memiliki pengetahuan yang tinggi terhadap ISPA (63%), sikap yang negatif terhadap ISPA (54,3%), dan perilaku keluarga dalam merawat balita dengan ISPA yang tergolong baik (51,1%). Penelitian ini dapat dijadikan data dasar untuk lebih meningkatkan promosi kesehatan tentang ISPA kepada keluarga.

This study purposed to describe knowledge level, attitude, and behavior’s family with children who had suffer Acute Respiratory Infections (ARI) in working area of Puskesmas Pancoran Mas Depok. This study involved 92 mothers with children who had suffer ARI as respondents who were taken by using purposive sampling technique. Results showed that most families have a high knowledge of the ARI (63%), negative attitudes towards the ARI (54.3%), and the behavior of the family in caring for children with ARI are classified as good behaviour (51.1%). This research can be used as a basic data to enhance health promotions about ARI to family."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52886
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiyatuz Zahrah
"Pendahuluan: Sebagian besar kematian pada balita di negara berkembang diakibatkan oleh penyakit diare. Indonesia sebagai negara berkembang juga berpotensi mengalami kejadian ini. Kejadian diare yang dialami balita dapat dicegah dengan pola hidup bersih dan sehat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara tingkat pengetahuan mencuci tangan pada ibu yang memiliki balita pertama dengan kejadian diare pada balita di kecamatan Cimanggis. Metode pada penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan responden sebanyak 378 orang di kecamatan Cimanggis yang dipilih menggunakan metode purposive sampling. Hasil analisis menunjukkan tingkat pengetahuan mencuci tangan cukup pada ibu sebanyak 106 (28%) dengan 101 (26.7%) balitanya mengalami kejadian diare. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian diare pada balita (p-value < 0.05). Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan tentang cuci tagan pada ibu.

Introduction: Most deaths in children under five years old in developing countries are caused by diarrheal diseases. Indonesia as a developing country also has the potential to experience this incidence. The incidence of diarrhea experienced by children under five years old can be prevented by a clean and healthy lifestyle. This study aimed to see the relationship between the level of knowledge of hand washing in mothers who have their first children under five years old with the incidence of diarrhea in children under five years old in Cimanggis sub-district. Method This study used a cross sectional design with 378 respondents in Cimanggis sub-district who were selected using purposive sampling method. The results showed that the level of knowledge of sufficient handwashing in mothers was 106 (28%) and was 101 (26.7%) children under five years old experienced diarrhea. There was a significant relationship between level of knowledge and the incidence of diarrhea in children under five years old (p-value < 0.05). Future research are expected to further analyze the factors that influenced the level of knowledge of knowledge of washing hands in mothers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Widayati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik, pengetahuan dan persepsi ibu balita terhadap pneumonia dengan perilaku pencarian pengobatan pertama di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Tahun 2015. Desain penelitian cross sectional dan metode pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner yang telah diujicoba, digunakan pada 100 ibu balita (0-59 bulan) yang dipilih dengan tehnik simple random sampling. Hasil penelitian mendapatkan 60.0% ibu balita melakukan pencarian pengobatan pertama ke bukan fasilitas pelayanan kesehatan, dimana 54% ibu balita memilih mengobati sendiri. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa pengetahuan (p=0.040), persepsi manfaat (p=0.000), persepsi hambatan (p=0.003), dan pendorong untuk bertindak (p=0,002) mempunyai hubungan yang bermakna dengan perilaku pencarian pengobatan.

ABSTRACT
This study was conducted to determine the relationship between characteristics, knowledge and perceptions of under-five mothers? about pneumonia with first care-seeking behavior in Jagakarsa Community Health Center Working Area in the Year 2015. This research is a descriptive study with cross sectional design and method of collecting data through interviews using a questionnaire that had been tested, used in 100 mothers (0-59 months) were selected by simple random sampling technique. The study result showed 60.0% mothers did not search first treatment to health care facilities, where 54% of mothers choose to self-medication. The results of bivariat analysis showed that knowledge (p = 0.040), perceived benefits (p = 0.000), perceived barriers (p = 0.003), and the cues to action (p =0,002) has a significant relationship with first care-seeking behavior.
"
2015
S60752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Ika Hapsari
"Di Indonesia diare masih merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada balita dengan insidensi mencapai 6.7%. Tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku orangtua tentang diare mungkin berhubungan dengan angka kejadian diare pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku, serta mengetahui hubungan antara ketiga variable.
Penelitian potong lintang dengan menggunakan data primer berdasarkan wawancara kuesioner dilakukan di RSCM Kiara pada bulan September 2015 terhadap 102 subjek. Analisis statistik dilakukan dengan metode Chi square atau Fischer. Ditemukan sebanyak 101 subjek (99%) memiliki tingkat pengetahuan baik, 55 subjek ( 53.9%) memiliki sikap positif, dan 55 subjek (53.9%) memiliki perilaku baik tentang diare.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan hampir seluruh orangtua memiliki tingkat pengetahuan yang baik namun hampir setengah orangtua masih memiliki sikap dan perilaku yang kurang. Ditemukan hubungan yang tidak bermakna antara tingkat pengetahuan dengan sikap (p = 0.353) dan antara pengetahuan dengan perilaku orangtua tentang diare. (p=0.29).

In Indonesia, diarrhea is still considered as the main cause of child?s death with numbers of incidence reaching 6.7%. Parental knowledge, attitude, and behavior towards diarrhea is probably associated with the rise of diarrhea incidence in child. This study aims to explore the parental knowledge, attitude, and behavior, also the association between the three variable.
A cross sectional study was conducted in RSCM ? Kiara on September 2015 in 102 subjects. Chi-square / fischer hypothesis testingwass used to conduct bivariate analysis. Among 102 subjects, 101 subjects (99%) had good knowledge , 55 subjects (53.9%) had positive attitudes, and 55 subjects (53.9%) had good behavior regarding childhood diarrhea.
This study confirms that almost all of the parents had a good knowledge, yet almost half of them still had unfavourable attitude and behavior. There was no significant association between parental knowledge towards behaviour (p = 0.353) nor between parental attitudes towards behavior regarding childhood diarrhea (p = 0.29).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Siswati
"Penggunaan obat yang tidak rasional seperti antibiotika pada ISPA bukan pneumonia merupakan masalah yang mengkhawatirkan karena dapat menghambat penurunan angka morbiditas dan mortalitas penyakit, menyebabkan pemborosan karena pemakaian yang tidak perlu serta menimbulkan efek samping dan resistensi terhadap bakteri, Penggunaan antibiotika untuk kasus ISPA bukan Pneumonia dan diare di Kota Padang masih tinggi yaitu rata-rata 28 %, dengan target ideal 0 % dan target propinsi kecil dart 20 %.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proporsi penggunaan antibiotika pada balita penderita ISPA bukan Pneumonia di puskesmas se-Kota Padang, dan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen yang meliputi umur, latar belakang pendidikan, pengetahuan, sikap terhadap pedoman pengobatan, keterampilan dalam penetapan diagnosis, adanya tenaga kesehatan panutan, permintaan pasien, supervisi serta pelatihan dengan variabel dependen yaitu perilaku penggunaan antibiotika pada balita penderita ISPA bukan pneumonia.
Penelitian ini dilakukan dengan 2 metode yaitu metode kuantitatif dengan desain cross sectional dan metode kualitatif. Proporsi penggunaan antibiotika pada balita penderita ISPA bukan pneumonia 24,3 % dan hasil analisis bivariat pada penelitian kuantitatif diperoleh adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan responder, sikap responden terhadap pedoman pengobatan, supervisi dan pelatihan dengan perilaku penggunaan antibiotika pada balita penderita ISPA bukan pneumonia . Hasil pada penelitian kualitatif sebagian besar menunjang hasil yang diperoleh pada penelitian kuantitatif.
Dengan hasil penelitian ini diharapkan adanya penurunan penggunaan antibiotika yang tidak rasional, khususnya pada penderita ISPA bukan pneumonia dengan menginterverisi faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku dalam penggunaan antibiotika ini.

Factors Related to Antibiotic Use Health Center Personal Behavior for Children Under Five Years with Non Pneumonic Acute Respiratory Tract Infections in PadangIrrational drug use such as antibiotic for non pneumonic acute respiratory tract infections is the problem because reduction in the quality of drug therapy leading to increased morbidity and mortality increased cost, adverse reactions and bacterial resistance. Antibiotic use for non pneumonic acute respiratory tract infections and nonspecific diarrhea in Health Center Padang City, average 28,0 % . It is much higher than ideal target of 0 % and still height than province target of less than 20 °/a,
The aim of this study to know how much antibiotic use proportion in children under five years with non pneumonic acute respiratory tract infections, and to know about relationship independent variable such as age, background study, knowledge, attitude of standard treatment, skill of decision diagnoses, prescribes behavior, patients demands, supervision and formal training with dependent variable antibiotic use behavior for children under five years with non pneumonic acute respiratory tract infections.
Study with 2 methods, Quantitative method with cross sectional design and Qualitative method. Result of antibiotic use proportion 24,3 %, and bivariat analysis in quantitative method result significant relationship between knowledge, attitude of standard treatment, supervision, and formal training with antibiotic use behavior for children under five years with non pneumonic acute respiratory tract infections. Amount of qualitative result support quantitative result study.
Result study may use to decrease irrational antibiotic use behavior, especially to decision making for drug use interventions in non pneumonic acute respiratory tract infections.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T7743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>