Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190977 dokumen yang sesuai dengan query
cover
E. Mochamad Chamdan
"Permasalahan dalam tesis ini difokuskan pada faktor-faktor iklim komunikasi organisasi pada SD dan SMP di lingkungan Dinas Pendidikan Dasar Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta dalam menerapkan manajemen berbasis sekolah. Hal ini berkaitan dengan terjadinya pergeseran kebijakan dari pemerintahan berbasis. pusat menuju pemerintahan yang lebih otonom. Dalam bidang pendidikan, pemerintah berupaya menerapkan manajemen berbasis sekolah. Dalam konteks perubahan itulah terjadi ketidakpastian, termasuk iklim komunikasi yang terjadi: apakah iklimnya turut berubah atau tidak. Jikapun berubah, apakah ke arah yang lebih baik atau malah lebih buruk? Secara khusus, apakah terdapat perbedaan antara SD dengan SMP di lingkungan Dinas Pendidikan Dasar Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta dalam hal faktor-faktor iklim komunikasi organisasi?
Aspek yang ditelaah dalam kerangka teori adalah seputar iklim komunikasi organisasi dari perspektif teori-teori transisional. Karena itu, iklim komunikasi organisasi dipandang sebagai hasil oleh interaksi antar anggota, yaitu persepsi individu yang menyeluruh dari peristiwa komunikasi dalam berorganisasi. Persepsi tersebut mencakup persepsi kognitif dan afektif. Perspesi tersebut meliputi pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan dalam organisasi, seperti: perilaku manusia, tanggapan antara pegawai, pengharapan, konflik antar pribadi dan kesempatan berkembang dalam berorganisasi, khususnya dalam menerapkan kebijakan manajemen berbasis sekolah (MBS) di lingkungan SD dan SMP.
Secara metodologis, permasalah tersebut diteliti dengan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan adalah survey dan teknik pengumpulan datanya menggunakan kuesioner yang disebar kepada 157 responden; terdiri atas 75 responden dari 5 SD dan75 responden dari 5 SMP.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam hal persepsi mengenai daya dukung, kepercayaan, dan tujuan berkinerja tinggi ada kesamaan antara SD dan SMP, yaitu sama-sama besar. Namun, dalam hal persepsi mengenai keterbukaan, antara SD dan SMP sama-sama mempersepsi sedang. Sedangkan berkaitan dengan persepsi mengenai partisipasi dan hubungan manusiawi, terdapat perbedaan antara SD dan SMP: Pertama, responden SD cenderung mempersepsi partisipasinya besar, sedangkan SMP cenderung mempersepsi partisipasinya sedang. Kedua, responden SD cenderung mempersepsi hubungannya dekat, sedangkan responden SMP cenderung mempersepsi hubungannya renggang. Namun, secara keseluruhan, kedua kelompok responden sama-sama mempersepsi iklim komunikasinya agak mendukung penerapan MBS. Dengan demikian dapat disimpulkan, dalam situasi perubahan kebijakan, iklim komunikasi yang semula berorientasi `pusat' mulai bergerak menuju iklim komunikasi yang berorientasi 'otonom'.
Data penelitian ini, mengacu pada Barnard, memperlihatkan institusi SD dan SMP tidak menunjukkan kekhasan kelompok dalam organisasi yang bernama Dinas Pendidikan Dasar DKI Jakarta. Sebaliknya, jika acuan kelompok itu adalah lokasi sekolah, gender, usia, dan pendidikan formal, maka terlihatlah perbedaan-perbedaan persepsi kelompok mengenai faktor-faktor iklim tertentu. Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa kelompok-kelompok informal yang berbeda dalam suatu struktur birokrasi (dalam hal ini lokasi, gender, kelompok usia, dan pendidikan formal) ikut mempengaruhi perbedaan persepsi mengenai faktor faktor iklim komunikasi tertentu dalam suatu organisasi.
Jika acuan kelompok itu adalah jabatan, maka persepsi yang baik mengenai iklim komunikasi umumnya muncul pada orang-orang yang memiliki tanggung jawab atas organisasi yang bersangkutan, yakni kepala sekolah dan ketua komite sekolah. Dengan kata lain, faktor kepemimpinanlah yang menonjol dalam iklim komunikasi pada Dinas Pendidikan Dasar DKI Jakarta. Mereka ini, mengacu pada Barnard, Pace & Faules, dan Goldhaber, para pimpinan/pengurus berfungsi sebagai kekuatan yang padu. Mereka bertugas mengembangkan dan memelihara suatu sistem komunikasi.
Berdasarkan uraian tersebut kemudian direkomendasikan agar para pimpinan/pengurus, yang berperan sebagai kekuatan yang padu, dapat lebih menggalang partisipasi anggotanya dengan lebih sering mengkomunikasikan dan mengkonsultasikan persoalan yang berkaitan dengan kedudukan masing-masing, khususnya di SMP. Para pimpinan diharapkan lebih mengenal dan menghargai bawahan, khususnya di SMP.
205 halaman + 15 buku + 8 artikel + 9 lampiran"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13880
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Rachmawati Bargowo
"Tesis ini membahas mengenai iklim komunikasi organisasi yang ada di dalamorganisasipemerintahdaerahdalamhaliniPemerintahProvinsi DKI Jakarta sertamengetahui apakah unsu runsur organisasi seperti budaya dan strategi komunikasi memiliki pengaruh terhadap pembentuka niklim dari sebuah organisasi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif evaluative dimana peneliti ingin mengetahui iklim organisasi yang terbentuk di dalam Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri serta mengetahui apakah iklim yang terbentuk berimplikasi terhadap pelaksanaan kerjasama luar negeri sebagai salah satu tugas dan fungsi pokok Biro Kepala Daerah dan Kerja sama Luar Negeri. Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode wawancara mendalam maka diketahui bahwa iklim komunikasi organisasi yang terbentuk di Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri memiliki dampak yang negative bagi anggota organisasinya.Walaupun tidak dimungkiri iklim yang terbentuk pun akibat adanya
budaya yang dibawa oleh masing-masing anggota organisasi serta strategi komunikasi yang ditetapkan oleh Biro Kepala Daerah dan Kerjasama LuarNegeri itu sendiri. Selain itu iklim yang terbentuk ternyata berimplikasi terhadap pelaksanaan kerjasama luar negeri sehingga sampai saat ini hasil yang dicapai oleh Pemprov. DKI Jakarta tidak maksimal.

This thesis explains about the organization communication climate in the provincial government organization and to find out whether culture and communication strategic influence the form of organization climate. This thesis using evaluative qualitative methods which is tries to find out the organization climate in the Bureau for Gubernatorial Affairs and International Cooperation and also to find out whether the organization climate influence the international cooperation itself. The results expose that the organization climate has influence
the organization and the members itself and also influence the international cooperation as one of the purpose of the organization. Besides that, it is found that the communicationculture and communication strategic have also influence the form of organization climate.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30600
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Puspanidra
"ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kinerja pegawai negeri sipil
terutama dalam pengelolaan lingkungan. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Bogor sebagai institusi pemerintah yang bertanggung jawab terhadap masalah
pengelolaan lingkungan perlu meningkatkan kinerja agar lingkungan bersih dan
terawat dapat dinikmati oleh seluruh warga kota. Peningkatan kinerja dapat
dipengaruhi oleh faktor iklim komunikasi organisasi dan perilaku organisasi,
dimana iklim komunikasi yang baik dapat menghasilkan kepuasan kerja
karyawan/individu dalam organisasi. Karyawan/individu yang memiliki kepuasan
kerja cenderung meningkat kinerjanya. Peningkatan kinerja individu pada
akhirnya meningkatkan produktivitas organisasi. Perilaku organisasi dapat
meningkatkan kemampuan para manajer/atasan dalam memahami orang lain. Juga
dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas pekerja dengan cara menunjukkan
pada para atasan bagaimana memberdayakan mereka, merancang dan
mengimplementasikan program-program perubahan, meningkatkan pelayanan,
dan membantu pekerja mengatasi konflik hidup-pekerjaan dan membentuk iklim
kerja yang sehat dan beretika. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui sejauh mana pengaruh iklim komunikasi dan perilaku
organisasi terhadap kinerja pegawai. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
yang bersifat eksplanantif, dengan metode survei, yaitu menyebarkan kuesioner
dengan menggunakan tehnik sampling jenuh atau sensus. Hasil analisis data
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dan hubungan yang positif antara iklim
komunikasi organisasi dan perilaku organisasi, baik secara parsial maupun
simultan terhadap kinerja pegawai. Sehingga, dalam rangka meningkatkan kinerja
pegawai di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor, iklim komunikasi dan
perilaku organisasi juga perlu ditingkatkan.

ABSTRACT
This research is based on the poor performance of government employee,
especially in enviromental management. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Bogor as the government institution responsible for enviromental issues that need
to improve the enviromental quality so can be enjoyed by all the citizen. Employee
performance can be affectted by organizational communication climate and
organizational behavior, where a good communication climate can result in job
satisfaction of employee. Employees who have job satisfaction tends to increase
its performance. Improved performance of the individual in the end can increase
the productivity of the organization. Organizational behavior can improve the
ability of the manager/supervisor in understanding other/the employess. Also can
improve the quality and productivity of employee with a way to show employer
how to empower them, to design and implement change programs, improving
service and helping employees cope with work-life conflict and establish a healthy
working climate. Accordingly, this study aims to determine the extent of the
influence of communication climate and organizational behavior on employees
performance. This research is quantitative, using survey method, which is
distributing questionnaires using saturated sampling technique or census. The
result showed that there are positive relationship between organizational
communication climate and organizational behavior, either partially or
simultaneously on employee performance. So, in order to improve the employee
performance in Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor, communication
climate and organizational behavior also needs to improved."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verawati
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan iklim komunikasi dalam perubahan organisasi di Kementerian Komunikasi dan Informatika pasca pembubaran Departemen Penerangan. Berbagai perubahan yang terjadi secara tidak langsung mempengaruhi pembentukan iklim komunikasi di Kementerian Komunikasi dan Informatika. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode penelitian berupa studi kasus. Kerangka pemikiran yang dipakai dalam penelitian ini antara lain komunikasi organisasi, iklim komunikasi dan perubahan organisasi.
Hasil temuan dalam penelitian ini antara lain, bentuk komunikasi antara atasan dan bawahan yang terjadi di Departemen Penerangan ditandai dengan karakteristik instruktif, hirarkis, otoriter, feodal, dan top down. Sedangkan di Kementerian Komunikasi dan Informatika komunikasi ditandai dengan suasana egaliter, terbuka, dan tidak berjarak, serta adanya pemanfaatan teknologi seperti e-mail, e- office, dan media sosial dalam komunikasi atasan dan bawahan; Gambaran iklim komunikasi yang tercipta di Departemen Penerangan mengarah pada iklim komunikasi defensif. Sedangkan di Kementerian Komunikasi dan Informatika, iklim komunikasi yang terjadi mengarah pada iklim komunikasi suport.

The research aims to describe communication climate in the organizational change especially in Ministry of Communication and Information Technology (MCIT) after Departemen Penerangan's era. Many of change that isn't directly affect on the creation of communication atmosphere in MCIT. This research is a qualitative descriptive research using case study research method. The framework idea is used in the research such as communication, organization, communication atmosphere and organizational change.
The finding result of the research such as, communication form between superiors and subordinates that occurred in Departemen Penerangan is marked with instructive characteristic, hierarchies, authoritarian, feudal and top down; while in MCIT, communication is marked with egalitarian atmosphere, open communication without any gap, and communication using technology such as email, e-office and social media. The description of communication atmosphere created in Departemen Penerangan aims to defensive communication, while in MCIT, the communication atmosphere aims to supportive communication.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Srinursih
"Sempati Air merupakan salah satu maskapai penerbangan yang ada di Indonesia, yang secara berkesinambungan meluncurkan berbagai macam program pelayanan, dalam rangka memperbaiki kinerja perusahaan, sehingga dapat dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh konsumen. Perbaikan pola layanan ini dilaksanakan untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, dalam usaha memasuki era globalisasi. Dalam mensosialisasikan program kerja ataupun program pelayanan yang inovatif tersebut dibutuhkan suatu iklim komunikasi yang terbuka. Sehingga semua pihak mengerti dan memahami program kerja tersebut secara rinci. Dengan demikian dapat dicapai kualitas layanan yang lebih baik bagi penumpang Sempati Air. Dalam kenyataannya, Sempati Air mengalami berbagai kendala dalam mengimplementasikan program-programnya, hal ini karena tidak efektifnya program sosialisasi karena tidak adanya iklim komunikasi yang sesuai.Akibatnya pelaksana dilapangan tidak dapat melaksanakan program tersebut secara optimal. Konsep iklim komunikasi mencakup dua pengertian yakni persepsi dan reaksi para karyawan terhadap kualitas organisasi tempatnya bekerja. Dalam penelitian secara empiris konsep iklim komunikasi oleh para Ahli terutama Redding telah dijabarkan mejadi 5 komponen, yaitu : daya dukung, pengambilan keputusan yang partisipatif kepercayaan, percaya diri dan krediabilitas, keterbukaan dan keterusterangan, serta tujuan prestasi yang tinggi.
Dari penelitian yang dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap informan kunci dalam perusahaan PT. Sempati Air , yang dianggap mengetahui secara mendalam tentang organisasi dan konsep kerja maupun perilaku segenap karyawannya. Maka dapat disimpulkan komunikasi antara atasan dan bawahan dapat dikategorikan baik , karena bawahan tidak perlu takut-takut untuk mengungkapkan permasalahan yang dihadapinya kepada atasan. Tetapi hal yang ada kaitannya dengan program kerja inovatif masih banyak kurang dipahami oleh karyawan Sempati.Dalam hal ini dikarenakan Top down dilakukan secara lisan , yang sayangnya tidak didukung oleh adanya petunjuk teknis yang dapat digunakan sebagai pegangan dilapangan. Selain itu dalam perkembangnnya penyebaran informasi dari atas tidak dilakukan secara terpadu, sehingga ditemukan banyak masalah dilapangan. Oleh karena itu disarankan : 1. Agar diselenggarakan komunikasi timbal balik antara Top Down dan Button Up maupun komunikasi horizontal dalam pertemuan-pertemuan yang setingkat. 2. Dibuat buku pedoman sebagai petunjuk kerja. 3. Harus ada program khusus untuk pelaksanaan program inovatif tersebut, karena sistem komunikasi dan iklim komunikasi yang ada nampaknya hanya efektif untuk program yang rutin, bukan untuk program inovasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Nurhayati
"PT Rajawali Nusantara Indonesia merupakan salah satu BUMN yang memiliki berbagai macam bidang usaha, Selain pengembangan industri gula sebagai core businessnya. PT RNI terus mengkonsolidasikan usahanya dengan mengembangkan SDM dan memperbesar usahanya di bidang farmasi, perdagangan, industri kulit, pakan ternak dan agrobisnis dengan diversifikasi pertanian, kehutanan yang meliputi industri teh dan kelapa sawit. Pesatnya perkembangan perusahaan salah satunya ditandai dengan perkembangan aset yang pada tahun 1991 hanya berjumlah Rp. 496 milyar menjadi Rp. 1,1 trilyun di tahun 1996. Hal ini tentu saja membawa konsekuensi logis semakin kompleksnya struktur organisasi dan iklim komunikasi atau aktivitas komunikasi yang terjadi dalam organisasi. Sebagai sebuah perusahaan yang tengah berkembang maka PT RNI tentu tidak bisa begitu saja mengabaikan persoalan tersebut mengingat pengaruhnya yang begitu besar terhadap keberhasilan perusahaan.
Konsep iklim komunikasi mencakup persepsi pesan dan kesan yang berhubungan dengan kejadian yang berlangsung dalam organisasi. Berdasarkan penelitian secara empirik, para pakar ilmu komunikasi terutama Redding dan Dennis berpendapat adanya lima faktor ideal yang melekat dalam iklim komunikasi yaitu supportiveness; participation decision making; trust, confidence and credibility; openness and candor; high performance goals.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap key informants di PT RNI maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa iklim komunikasi yang selama ini berlangsung di PT RNI relatif baik. Mayoritas pimpinan menyadari pentingnya dukungan atasan kepada bawahan dalam melaksanakan tugas dan mengembangkan ide-ide yang inovatif. Demikian juga halnya dengan komunikasi lisan atau komunikasi dua arah, dipandang sebagai jenis atau bentuk komunikasi yang lebih memungkinkan terbentuknya iklim komunikasi yang relatif terbuka dan dialogis antara atasan dan bawahan. Dalam proses pengambilan keputusanpun, pimpinan biasanya terlebih dahulu berupaya untuk mendapatkan informasi, usulan dan saran dari bawahan sebagai pengembangan ide demi mendapatkan berbagai alternatif yang mungkin dapat membantu dalam pemecahan masalah. Sedangkan berkaitan dengan sosialisasi dan akses informasi tentang kebijakan atau keputusan perusahaan, mayoritas mengaku selama ini berjalan tanpa ada persoalan yang cukup berarti. Mayoritas informan mengakui bahwa iklim komunikasi di lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang besar implikasinya bagi peningkatan motivasi kerja dan kesadaran karyawan akan makna perannya.
Namun demikian ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan. Pertama, perlu ditingkatkannya pengakuan dan penghargaan atasan terhadap prestasi atau keberhasilan bawahan dalam melaksanakan tugas. Persoalan kedua yang harus diperhatikan adalah menyangkut pernyataan beberapa informan yang secara eksplisit menyampaikan harapan diberlakukannya pertemuan rutin dan ditingkatkannya dialog atau diskusi internal. Hal ini perlu, selain sebagai media sosialisasi informasi secara jujur dan konkret juga sebagai salah satu bentuk media transfer of knowledge yang dapat meningkatkan self confident dan motivasi kerja bawahan karena perasaan dianggap penting oleh atasan. Ketiga, berkaitan dengan terdapatnya kekurangan menyangkut komunikasi atau sosialisasi informasi secara tertulis tentang beberapa persoalan. maka pimpinan perusahaan perlu lebih memperhatikan hal tersebut karena bagaimanapun juga komunikasi semacam ini tetap merupakan sesuatu yang penting sehingga karyawan memiliki pemahaman yang komprehensif tentang persoalan yang ada. Hal ini penting sebagai salah satu bentuk pengakuan atasan terhadap keberadaan bawahan sehingga semakin meningkatkan motivasi kerja dan membuka gairah kesadaran pribadinya untuk mendukung keberhasilan perusahaan mewujudkan misinya menjadi holding company dengan kinerja terbaik di bidangnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T4929
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hernuryo Samekto
"Penelitian ini didasari suatu anggapan bahwa peningkatan produktivitas tenaga kerja tidak terlepas dari pada iklim di dalam organisasi. Mungkin iklim yang ada kurang memberikan dorongan kepada pegawai untuk berprestasi. Boleh jadi manajemen harus memperbaiki gairah kerja karyawan dengan menciptakan iklim yang lebih baik. Dalam hal ini metode yang diagunakan dalam untuk memelihara dan meningkatkan motivasi kerja dalam organisasi perlu mendapatkan perhatian. Adapun usaha-usaha untuk melakukan suntikan motivasi kepada para pegawai hasilnya tergantung pada beberapa faktor motivasi, salah satu faktor yang harus dipikirkan adalah harapan dan kebutuhan pribadi tiap-tiap pekerja. Usaha untuk meningkatkan motivasi dengan menakkan gaji, mernberi jaminan pensiun, mempersingkat jam kerja, ternyata kurang mampu menyingkirkan biang ketidakpuasan. Imbalan-imbalan tersebut tidak auk-up memotivasi pekerja ke arah prestasi tinggi. Motivasi pekerja harus timbul dari dalam dan dari pekerjaan itu sendiri. OIeh karena itu disain pekerjaan perlu diusahakan agar menimbulkan motivasi.
Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui iklim komunikasi yang terjadi di Balai Pengembangan Produktivitas Daerah Jakarta, disamping itu juga ingin mengetahui sampai dimana keterlibatan pimpinan dalam meningkatkan motivasi kerja para pegawai. Menurut Dennis dan Redding dalam ikim komunikasi terdapat 5 unsur utania, yaitu kcpercayaan, dukungan, partisipasi dalam pengamhilan keputusan, keterbula,an komunikasi, dan tujuan kinerja tinggi. Dalam pengumpulan data, penulis menyebarkan kuesioner dan mewawancarai semua pegawai yang ada di Balai Pengembangan Produktivitas Daerah Jakarta terutama pimpinan dan instruktur dan sebagai perbandingan penulis juga melakukan penelitian di BPPD Semarang. Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis dan diinterprestasi bersama dengan hasil yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam.
Dari hasil analisis diketahui bahwa terdapat perbedaan persepsi antara pegawai BPPD Jakarta dan Semarang terhadap iklim komunikasi yang terjadi, dimana secara keseluruhan iklim komunikasi dan motivasi kerja para pegawai di Semarang lebih baik dibandingan dengan di Jakarta, hal ini bisa dilihat pada label 3.6, 3.7, dan 3.8. Ada dua unsur iklim komunikasi di Jakarta yang nilainya paling rendah yaitu kepercayaan dan partisipasi dalam pembuatan keputusan. Dari basil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa lernyata iklim komunikasi yang ada Di BPPD Jakarta dan Semarang berhubungan sangat rendah dengan motivasi kerja, berarti motivasi yang ada selama ini masih dipengaruhi oleh faktor ekonomi semata, hal ini bisa dilihat pada label 3.11, dan 3.12."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T8746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Patricia T.
"Komunikasi organisasi adalah sesuatu yang vital dalam pengelolaan bisnis. Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu faktor yang menentukan organisasi dapat hidup, sukses, efektif dan bertahan.. Suatu analisa komunikasi organisasi dapat menerangkan proses kunci yang dapat mengganggu efektivitas berfungsinya organisasi, yang analisisnya meliputi bagian-bagian mungkin menampakkan pengaruh-pengaruh pokok internal organisasi yang mungkin menghambat efektifitas organisasi (baik faktor teknis atau hal lain). Efektivitas organisasi sering dipertanyakan namun jarang diukur, padahal ini dapat diidentifikasi melalui profil komunikasi organisasi. Penelitian ini dibuat untuk melihat gambaran bagaimana profil komunikasi organisasi dan seberapa jauh variable dalam komunikasi organisasi ini saling mempengaruhi. Adapun data Profil Komunikasi Organisasi ini bersifat kuantitatif dengan operasional variable yaitu dimensi iklim komunikasi, kepuasan organisasi, budaya organisasi, dan efektivitas komunikasi dengan menggunakan metode audit komunikasi.
Penelitian ini melibatkan 256 responden di PT. RXYZ, manufacturing company yang terbagi pada tiga segmen yaitu top level sebanyak 9 orang, mid level sebanyak 55 dan low level sebanyak 192 orang yang dilaksanakan pada sepuluh departemen yang dipertimbangkan langsung berhubungan dengan kinerja harian perusahaan tersebut dan dilengkapi dengan observasi dan interview. Ada dua hal yang ditelusuri dalam penelitian ini, yaitu: (1) Gambaran dimensi iklim komunikasi, kepuasan organisasi, budaya organisasi, dan efektivitas komunikasi; (2) seberapa kuatnya hubungan (korelasi) yang terjadi antara masing-masing variable dan variable mana yang memiliki pengaruh paling besar. Secara ringkas hasilnya adalah sebagai berikut:
a. Dimensi iklim komunikasi dan efektivitas komunikasi berada pada kondisi sedang atau masih memenuhi harapan minimum. Sementara dimensi kepuasan organisasi berada pada kondisi sedang cenderung kritis 'diambang batas'. Deinikian pula pada dimensi budaya organisasi menunjukkan kondisi sedang cenderung kritis, sementara konstruk AKA memperlihatkan bahwa perusahaan memiliki keccnderungan beriklim negatif namun masih ada kekuatan aktif atau mendorong, didukung potensi unsur organisasi yang cukup kuat dan dipercaya.
b. Besarnya nilai hubungan berdasarkan analisis korelasi Kendall yang paling berpengaruh pada semua variable adalah budaya organisasi yang menurut Young menunjukkan hubungan yang substansial cenderung kuat, arah hubungan positif. Sementara besarnya nilai hubungan berdasarkan analisis korelasi Spearman yang paling berpengaruh pada semua variable adalah budaya organisasi yang menunjukkan hubungan yang kuat, arah hubungan positif.
c. Dari semua variable, diketahui bahwa yang memiliki hubungan yang paling kuat terhadap dimensi budaya adalah kepuasan. Meskipun tingkat kepuasan organisasi perusahaan ini termasuk rendah namun perhatian terhadap kinerja tetap tinggi, sementara iklim komunikasi dan efektivitas komunikasi secara umum kondisinya masih cukup lumayan.
d. Meskipun nilai keseluruhan responden secara umum variable masih memenuhi standar minimum rata-rata organisasi, perlu diperhatikan bahwa semua variable pada top level berada pada kondisi yang baik (di atas rata-rata) namun tidak demikian jika dibandingkan dengan keadaan mereka yang berada di mid dan low level, yang terlihat cukup jauh berbeda, sementara kondisi mid dan low level cenderung sama.
Saran yang dapat disampaikan adalah 1) Kuatnya pengaruh budaya terhadap seluruh variable menunjukkan bahwa perusahaan sebaiknya mernpertimbangkan faktor ini dalam merancang strategi dan program ke depan. Sulitnya merubah budaya yang sudah mengakar kuat dapat diantisipasi dengan meningkatkan iklim komunikasi yang positif, memperbaiki kepuasan organisasi disertai perbaikan sistem komunikasi organisasi untuk mencapai efektivitas perusahaan. Ini memerlukan komitmen semua pihak agar organisasi memiliki karakter budaya kuatlunggul. Implikasinya pada komunikasi adalah merancang program yang berorientasi pada penerima `target khalayak dengan adanya two way communication (khususnya dalam membangun komitmen karyawan). Bagaimanapun kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat meningkatkan motivasi dan produktivitas bekerja; 2) Penelitian ini merupakan bagian dari proses audit komunikasi, yang akan sangat bermanfaat jika dilakukan oleh manajemen secara berkala sehingga dapat meningkatkan kemampuan efektivitas fungsi organisasi sekaligus mengevaluasi harmonisasi dimensi yang berperan dalam profil komunikasi organisasi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T13335
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng Tresnaningsih
"Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan (Balitbang) Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) merupakan suatu Badan yang sangat strategis yang berfungsi memberikan masukan kepada Mendiknas dalam rangka perurnusan kebijakan pendidikan nasional. Badan ini memiliki dua lokasi kantor yang berbeda, pertama di lingkungan Kantor Depdiknas, Senayan dan kedua di Iingkungan kantor Balai Pustaka, Senen.
Beberapa hambatan dijumpai pada Badan ini antara lain masalah komunikasi internal organisasi, yang tidak disadari oleh pimpinan, yang ditunjukkan antara lain informasi dari pimpinan kurang tersebar kepada pegawai; sering terlambatnya laporan kegiatan dari masing-masing unit kerja; dan terlambatnya pemenuhan permintaan pimpinan yang bersifat urgen. Rumusan masalah penelitian: Bagaimana pelaksanaan sistem komunikasi internal organisasi yang lokasinya tersebar di dua tempat? Pertanyaan penelitian: (1) Apakah ada perbedaan tingkat kepuasan organisasi, tingkat kepuasan komunikasi, dan iklim komunikasi antara pegawai di kantor Senen dan pegawai di kantor Senayan? (2) Apakah ada perbedaan antara pelaksanaan sistem komunikasi internal pegawai di kantor Senen dan pegawai di kantor Senayan? (3) Apakah ada hubungan antara level pegawai dengan: kepuasan komunikasi, kepuasan organisasi, iklim komunikasi dan pelaksanaan sistem komunikasi internal kantor? dan (4) Budaya organisasi yang bagaimana yang berkembang dari hasil interaksi diantara para pegawai dengan organisasinya?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adlah Teori Sistem, dimana organisasi dianggap sebagai sebuah sistem. Sebagai suatu sistem organisasi terdiri dari bagian-bagian yang satu sama lain saling bergantung dan berada dalam suatu lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis: (1) pelaksanaan sistem komunikasi internal Balitbang Depdiknas, yang lokasi kantornya berada di dua lokasi yang berbeda; (2) ada tidaknya perbedaan tingkat kepuasan organisasi, tingkat kepuasan komunikasi, dan iklim komunikasi antara pegawai di kantor Senen dan pegawai di kantor Senayan; (3) ada tidaknya perbedaan antara pelaksanaan sistem komunikasi internal pegawai di kantor Senen dan pegawai di kantor Senayan; (4) ada tidaknya hubungan antara level pegawai dengan: kepuasan komunikasi, kepuasan organisasi, iklim komunikasi dan pelaksanaan sistem komunikasi internal kantor; dan (5) budaya organisasi yang bagaimana yang berkembang dan hasil interaksi diantara para pegawai dengan organisasinya.
Metode penelitian ini adalah penelitian evaluasi dengan menggunakan metode Audit Komunikasi pada Organisasi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode stratified sampling, diperoleh 115 responden. Metode pengumpulan data melalui kuesioner dengan instrumen Profil Komunikasi Keorganisasian (PKK) dan wawancara mendalam. Teknik analisis data menggunakan metode statistik dengan program SPSS 13 for Windows. Penghitungan statistik yang digunakan adalah mengukur mean PKK untuk melihat nilai kondisi organisasi yang sebenamya; t test untuk melihat perbedaan mean antarlokasi, dan Korelasi Spearman Rho untuk melihat hubungan antarlevel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tingkat kepuasan komunikasi dan kepuasan organisasi cukup, (2) iklim komunikasi kurang baik, terutama dalam hal kepercayaan. (3) Kebutuhan informasi kurang tercukupi; (4) Tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat kepuasan organisasi, tingkat kepuasan komunikasi, dan iklim komunikasi pegawai di kantor Senen dengan pegawai di kantor Senayan; (5) Tidak ada perbedaan yang signifikan antara pelaksanaan sistem komunikasi internal pegawai di kantor Senen dengan pegawai di kantor Senayan; (6) Tidak ada korelasi yang signifikan antara level pegawai dengan: kepuasan komunikasi, kepuasan organisasi, iklim komunikasi, dan pelaksanaan sistem komunikasi internal kantor (5) Budaya yang berkembang belum menunjukkan budaya kuat.
Implikasi teoritis dapat diketahui bahwa pelaksanaan sistem komunikasi yang efektif ditandai dengan kondisi iklim komunikasi yang baik, tingkat kepuasan organisasi dan tingkat kepuasan komunikasi yang tinggi dan budaya organisasi yang kuat. Implikasi praktis adalah audit komunikasi dapat dilaksanakan untuk mengetahui dan memperbaiki pelaksanaan sistem komunikasi internal suatu organisasi. Sejumlah rekomendasi disampaikan kepada pimpinan Balitbang untuk memperbaiki pelaksanaan sistem komunikasi internal Badan: (1) Perlu dilakukan perbaikan dalam iklim komunikasi agar lebih terbuka, saling percaya, mendukung, partisipatif, dan tetap memberikan perhatian pada tujuan kinerja tinggi; (2) Perlu keterbukaan terhadap informasi yang benar-benar dibutuhkan oleh pegawai; (3) Perlu ditunjuk staf liason (penghubung) yang dapat memperbaiki hubungan antara atasan bawahan dan sebaliknya. (4) Perlu meningkatkan keterampilan komunikasi pegawai, agar proses komunikasi di kantor berlangsung secara efektif dan efisien; (5) Perlu mendapat perhatian bagi peneliti lebih lanjut bahwa jarak lokasi kantor tidak menjadi kendala yang berarti terhadap jalannya proses komunikasi. Kemajuan teknologi komunikasi memudahkan orang untuk berkomunikasi dengan orang lainnya tanpa kendala ruang dan waktu; (6) Perlu dilakukan kembali Audit Komunikasi setelah dua tahun rekomendasi ini dilaksanakan untuk mengevaluasi secara komprehensif perkembangan kantor dan program komunikasi yang telah dilaksanakan berdasarkan rekomendasi audit komunikasi ini."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hartati
"Penelitian ini dilatarbelakangi situasi KONI Provinsi DKI Jakarta yang merupakan induk organisasi olahraga prestasi di Provinsi DKI Jakarta dengan mengambil waktu pada periode Kepengurusan KONI Provinsi DKI Jakarta Masa Bakti 2009-2013 dalam menghadapi Pekan Olahraga Nasional VIII Tahun 2012.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi serta pengaruh antara efektivitas komunikasi internal dan juga eksternal KONI Provinsi DKI Jakarta terhadap kepuasan perolehan medali pada PON XVIII/2012. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sampel dari populasi dalam penelitian ini dibagi kedalam dua kelompok, yakni kelompok di lingkungan internal sebanyak 42 orang, dan Lingkungan Eksternal KONI Provinsi DKI Jakarta sebanyak 13 orang yang berasal dari Pengurus Provinsi Cabang Olahraga DKI Jakarta Peserta PON XVIII/2012 Anggota KONI Provinsi DKI Jakarta.
Penelitian ini menggunakan metode proporsional random sampling dan data yang digunakan adalah data primer berupa kuesioner dan juga data sekunder dari arsip atau dokumen yang didapat penulis dari Sekretariat KONI Provinsi DKI Jakarta.Selanjutnya, penelitian ini melihat hubungan dan pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Didapat data dari responden bahwa kedua variabel efektivitas komunikasi (independen) memiliki hubungan yang kuat serta memiliki pengaruh terhadap variabel kepuasan perolehan prestasi pada PON XVIII/2012.

The background of this research was the situation of The Indonesian Sports Committee of Jakarta (KONI Provinsi DKI Jakarta) which handled the sports achievment, and took periode between 2009-2013 when KONI Provinsi DKI Jakarta had program to prepared the athletes for The National Games XVIII/2012.
Focused of this study was knowing the correlation and influence between internal and external effectivity communications of KONI Provinsi DKI Jakarta toward satisfaction of sports achievement on National Games XVIII/2012. This research is quantitative. The sample of population on this research was divided into two clusters, which were internal environment took 42 persons and external environment took 13 persons.
This research used the proportional random sampling methode, data used are primary data in the form of questionnaires and secondary data from the records or documents obtained from Secretariat of KONI Provinsi DKI Jakarta. This study looked at the correlation and regression between the independent variables on the dependent variable. Data obtained from the respondents that the effectiveness of communication between the two variables (independent) variables had influence towards satisfaction of sports achievement on National Games XVIII/2012.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>