Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186922 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Yoshida
"ABSTRAK
Fungsi penyimpanan dan pendistribusian barang farmasi di RSCM dilakukan oleh Sub Instalasi Perbekalan dan Sub Instalasi Distribusi - Instalasi Farmasi, Sub Instalasi Perbekalan mempunyai gudang perbekalan, dan Sub Instalasi Distribusi, kedua gudang tersebut berdekatan yaitu di lokasi Instalasi Farmasi - bukan di lokasi unit pelayanan.
Gudang perbekalan mengelola seluruh jenis barang farmasi dan gudang distribusi hanya obat, cairan obat dan alat kesehatan. Kedua gudang masing-masing melaksanakan pengelolaan dan stok opname barang. Bagi Sub Instalasi perencanaan, 2 hasil stok opname cukup merepotkan apalagi dengan perbedaan pembagian urusan barang.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dalam pendistribusian barang farmasi. Juga untuk mengetahui fungsi penyimpanan dan pendistribusian dengan sistem pendistribusian barang farmasi yang baik.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif - kualitatif yang didukung dengan data sekunder. Wawancara dilakukan dengan 10 responden yang terdiri dari kelompok rekanan, provider, unit pemakai dan penyelia.
Dari basil penelitian diketahui ada 2 model pendistribusian yaitu tanpa melalui gudang distribusi dengan 13 langkah dan pendistribusian yang melalui gudang distribusi dengan 27 langkah. Dari data sekunder juga diketahui pengiriman barang farmasi dari gudang perbekalan ke gudang distribusi tidak dapat dilakukan sekaligus. Adapun frekuensi pengiriman rata-rata perbulan untuk obat 9 kali untuk cairan infus 17 kali dan alat kesehatan 48 kali.
Hasil wawancara menunjukkan adanya persamaan fungsi penyimpanan antara gudang perbekalan dan gudang distribusi, Juga ada persamaan fungsi pendistribusian antara gudang distribusi dan depo farmasi di pelayanan. Semua responden setuju dengan penggabungan antara gudang perbekalan dan gudang distribusi.
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa alur pendistribusian yang melalui gudang distribusi ternyata kurang efisien. Untuk itu perlu dilakukan penyederhanaan alur dengan ruang distribusi sebagai alternatif pengganti gudang distribusi. Penyederhanaan alur ini sudah dilaksanakan 3 minggu dan membuat proses lebih efisien. Dengan cara ini ada pemendekan langkah proses dari 27 langkah menjadi 14 langkah.
Daftar bacaan : 27 (1979 - 1995)

ABSTRACT
The Simplication Of The Distribution Flow Through The Mixing Of The Logistical Storages And The Distribution Storages In The Pharmaceutical Installation Of The Cipto Mangun Kusumo Hospital (RSCM).
The storage and distribution functions of the pharmaceutical logistic in the Cipto Mangukusumo Hospital (RSCM) were done by the Logistical Sub Installation and the Distribution Sub Installation - The Pharmaceutical Installation. The Logistical Sub Installation had the logistical storages, and the Distribution Sub Installation had the Distribution storages. The Location of both the Sub Installation were close and located in the Pharmaceutical Installation not in the services unit areas.
The logistical storages managed all the items of The pharmaceutical logistic, only drugs, liquid drugs and medical equipments in the distribution storages. Both of the Sub Installation had managed and done the stock opname. For the Planning Sub Installation, the two stock opnames had made troubles with the differences of logistical administration.
The aims of this research were increasing efficiency in the distribution flow, also, to know about the good functions of storage and distribution.
This research was descriptive qualitative with the secondary data. The interviews were used 10 respondents whom were divided into 4 groups - suppliers, providers, users, and supervisor.
From the results, we knew that there were 2 distribution models. The first model was without the distribution storages (13 steps), and the second was with the distribution storages (27 steps). The second datas showed us that delivery from the logistical storage to the distribution storage could not do in one day. The averages days of delivery frequency for month were 9 days for drugs, 17 days for infuse, and 48 days for medical equipments.
The interviews showed that there was the same storage function between the logistical storage and the distribution storage. Also, there was the same distribution function between the distribution storage and the pharmaceutical satelits/depos in area services. All the respondents agreed to mix between the logistical and distribution storage.
The summary, the distribution flow through the distribution storage was inefficient. It was needed to make the simplication, with the changing the distribution storages into the distribution room. This new flow had been applied for 3 weeks and it made more efficient. With this flow, the process could be shorted from 27 steps into 14 steps.
Referencies : 27 (1979 - 1995)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Nyoman Reniastuti Parwata
"Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi kegiatan yang bersifat manajerial dan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia, sarana dan peralatan yang memadai untuk meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek samping obat, untuk tujuan keselamatan pasien sehingga kualitas hidup pasien terjamin terjamin.

The hospital is a health care institution which organizes personal health services in the plenary that provides inpatient, outpatient and emergency department. Pharmacy services is a direct service and responsible to the patient associated with a pharmaceutical preparation with a view to achieve results that are sure to improve the quality of life of patients. Hospital Pharmaceutical Services includes managerial and clinical pharmacy services. These activities must be supported by human resources, facilities and equipment are adequate to improve therapeutic outcomes and minimize the risk of drug side effects, for the purposes of patient safety so that the quality of life of patients is assured assured.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sharon Hanandi
"Pemantauan kepatuhan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai merupakan hal yang perlu dilakukan dan ditingkatkan agar dapat menjamin keselamatan pasien. Pemantauan pengelolaan dilakukan pada Kimia Farma mitra kerja RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Aspek yang perlu diperhatikan, antara lain obat-obatan yang membutuhkan perhatian lebih, seperti HAM (High Alert Medication) dan LASA (Look Alike Sound Alike), lemari pendingin, tempat penyimpanan obat, dan telaah obat. Analisis dilakukan dengan melihat jumlah temuan pada masing-masing aspek pada bulan Januari hingga November tahun 2022. Berdasarkan hasil pemantauan, temuan terbesar terdapat pada aspek tempat penyimpanan obat (57%) khususnya pada aspek suhu dan kelembapan dimana suhu harus dijaga pada rentang 15-25℃ dan kelembapan <60% serta penyimpanan obat di lemari pendingin (22%) khususnya pada aspek pemantauan suhu dan pemeliharaan lemari pendingin yang harus dilakukan secara rutin (dipantau setiap hari, minggu, dan bulan) agar dapat menjamin kualitas dan kestabilan obat yang bersifat termolabil.

Management compliance monitoring of pharmaceutical dosage forms, medical devices and medical consumables is something that needs to be done and improved to ensure patient safety. Monitoring is carried out at Kimia Farma, a partner of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Aspects that need attention include drugs that require more attention, such as HAM (High Alert Medication) and LASA (Look Alike Sound Alike), refrigerators, drug storage areas, and drug review. The analysis was carried out by looking at the number of findings in each aspect from January to November 2022. Based on monitoring results, the biggest findings were in the aspect of drug storage (57%), especially in the aspects of temperature and humidity where the temperature must be maintained in the range of 15 - 25 ℃ and humidity <60% also drug storage in refrigerator (22%), especially in terms of temperature monitoring and maintenance of the refrigerator which must be carried out routinely (monitored every day, week and month) in order to guarantee the quality and stability of drugs that are thermolabile."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Karina Indra Dewi
"Praktek Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jl. Pangeran Diponegoro Nomor 71, Jakarta Pusat dari tanggal 2 Agustus hingga 28 September 2018. Kegiatan PKPA bertujuan agar mahasiswa memahami tugas dan tanggung jawab apoteker di rumah sakit melakukan praktek pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, serta pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di Rumah Sakit. Kegiatan yang dilakukan selama PKPA yaitu: Pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai (BMHP) meliputi pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pemusnahan dan penarikan, serta administrasi; dan dalam kegiatan pelayanan farmasi klinik yang meliputi pengkajian dan pelayanan resep, riwayat penggunaan obat, rekonsiliasi obat, pelayanan informasi obat (PIO), konseling, visit, pemantauan terapi obat (PTO), evaluasi penggunaan obat (EPO), dan monitoring efek samping obat (MESO). Selain itu, memahami peran dan tugas di unit produksi dan aseptik dispensing dan Instalasi sterilisasi Pusat. Tugas khusus yang diberikan berjudul pemantauan terapi obat pada pasien anak pneumonia nosokomial di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Tujuan dari tugas khusus agar mahasiswa mampu memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pemantauan terapi obat (PTO), mengetahui kerasionalan terapi pada pasien pneumonia nosokomial selama perawatan, dan menganalisis masalah terkait obat yang terjadi pada pasien selama dirawat di ruang rawat inap Gedung A RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.

Pharmacist internship working program at the National Center General Hospital Dr. Cipto Mangunkusumo on Pangeran Diponegoro Street Number 71, Central Jakarta from August 2 to September 28 2018. The purpose of internship working program aims to understand the duties and responsibilities of pharmacist in hospitals to practice pharmacy services in accordance with applicable regulations, and improve knowledge, skills, and practical experience to practice pharmacy at the Hospital. Activities carried out during pharmacist internship are Management of pharmaceutical preparations, medical devices and consumable medical materials covering the selection, planning of needs, procurement, receipt, storage, distribution, control, extermination, and administration; and in clinical pharmacy service activities which include assessment and prescription services, medical history taking, drug reconciliation, drug information services, counseling, visite, therapeutic drug monitoring, evaluation of drug use, and monitoring of drug side effects. In addition, understanding the roles and tasks in the production and aseptic dispensing units and the Central Sterilization Installation. Special assignment given was entitled monitoring drug therapy in pediatric nosocomial pneumonia patients at Dr. RSUPN. Cipto Mangunkusumo. The purpose of this special assignment is that students are able to understand the duties and responsibilities of pharmacists in the practice of therapeutic drug monitoring, know the therapeutic rationality of nosocomial pneumonia patients during treatment, and analyze drug-related problems that occur in patients while being treated in the inpatient building Building A RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tarigan, Nensiria BR
"Pengelolaan merupakan suatu proses untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang harus dilakukan secara efektif dan efisien. Proses pengelolaan obat dapat berjalan dengan baik bila dilaksanakan dengan dukungan kemampuan sumber daya yang tersedia dalam suatu sistem.
Tujuan utama pengelolaan obat di Kabupaten/Kota adalah agar tersedia obat dengan mutu yang baik, obat tersebar secara merata baik jenis dan jumlah sesuai dengan kebutuhan Puskesmas. Gudang Farmasi Kota Pangkalpinang saat ini sedang berusaha untuk melaksanakan tujuan tersebut. Untuk itu diperlukan suatu perencanaan strategis di Gudang Farmasi Kota Pangkalpinang dalam rangka menghadapi otonoini daerah tahun 2003-2005. Sebagai dasar untuk menyusun pereneanaan strategis telah dilakukan analisa lingkungan eksternal dan internal Gudang Farmasi Pangkalpinang dan ditemukan sejumlah faktor yang berperan sebagai peluang, ancaman, kekuatan, serta kelemahan bagi Gudang Farmasi Pangkalpinang.
Perencanaan strategis ini disusun dengan melakukan metode penelitian operasional (Operational Research) pendekatan yang digunakan kualitatif melalui wawancara mendalam, sumber data sekunder dan observasi oleh peneliti sendiri.
Pada visi Dinas Kesehatan kota Pangkalpinang ditetapkan visi Gudang Farmasi kota Pangkalpinang adalah untuk mencukupi kebutuhan obat di puskesmas dalam rangka menuju Pangkalpinang sehat 2008." Berikutnya dirumuskan padam beberapa misi untuk mengupayakan terwujudnya visi Gudang Farmasi adalah: 1) menjaga mutu obat terjamin, memenuhi kriteria khasiat, keamanan dan keabsahan obat yang diizinkan beredar dan mernenuhi syarat untuk memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan, memadai, merata dan terjangkau di seluruh wilayah kota Pangkalpinang 2) Obat yang tersedia sesuai dengan kebutuhan nyata baik dalam jun lah dan jenis obat dalam jumlah yang cukup, kontinu dan tepat waktu.
Tujuan jangka panjang Gudang Farmasi Kota Pangkalpinang adalah memantapkan kerjasama lintas sektoral dan lintas program serta menyediakan pelayanan obat dan alat kesehatan secara lengkap dengan jumlah dan jenis yang mencukupi kebutuhan di puskesmas, meningkatkan efesiensi dan produktivitas melalui pemanfaatan fasilitas yang ada, meningkat sistem informasi yang baik dan optimalisasi pemberdayaan sumber daya manusia di GFK.
Perumusan strategi dilakukan melalui tiga tahap kegiatan dengan menggunakan dua matriks sebagai checklist. Tahap pertama (input stage) menggunakan matriks EFE dan IFE. Tahap kedua (tahap mencocokkan) yaitu dengan menggunakan matiks SWOT dan IE. Pada tahap ketiga (tahap keputusan) yaitu dengan menggunakan matriks QSPM. Pengambilan keputusan dilaksanakan secara konsensus melalui CDMG ( Consensus Decision Making Group).
Nilai total EFE adalah 3,07 yang diperoleh dari hasil evaluasi lingkungan eksternal, ditunjukkan bahwa Gudang Farmasi Pangkalpinang dapat merespon peluang-peluang yang ada. Hasil evaluasi lingkungan internal dengan nilai total 2,84, menunjukkan bahwa Gudang Farmasi secara internal memiliki kekuatannya berada pada titik di atas rata-rata.
Hasil penentuan strategi terpilih menunjukkan bahwa strategi yang sesuai bagi Gudang Farmasi Pangkalpinang adalah strategi intensif dan strategi integratif yang digunakan secara bersamaan, Sosialisasi dan pelaksanaan perencanaan strategis ini sebaiknya segera dilaksanakan secara periodik, serta dilakukan pemantauan dan evaluasi agar sesuai dengan visi, dan tujuan jangka panjang yang telah ditetapkan.
Daftar bacaan : 30 (1977 - 2001)

Strategy Planning on Pharmacy Warehouse of Pangkalpinang City in the Occasion of Rural Autonomy, 2003-2005Management is a process to achieve the goal that should be conducted effectively and efficiently. The process of drug management could run smoothly if supported by human resources that available in a proper system. The specific objective of District Drug Management at district level is to provide drug in good quality; it disseminates equally distributed (number and types) according need of by the Health Center.
The District Warehouse of Pangkalpinang City at the moment is trying to implement those goals. A strategic plan is needed to respons the district autonomy in 2003-2005. To achieve those goals, the external and internal environmental analysis at the District Warehouse of Pangkalpinang has been done is found that some factors underlying as the opportunity, threat, strength and weakness for District Warehouse of Pangkalpinang.
This strategic plann was developed using operational research, qualitative approach through in-depth interview, secondary data analysis and observation.
The vision of District Warehouse of Pangkalpinang is to provide sufficient drug at the Health Centers to achieve healthy Pangkalpinang in 2008." Mission: 1) To maintain the quality of drug, meet with the criteria of safety and validity of drug that allowed to be distributed, and met the condition to maintain and improve the quality of health service, sufficient, equally distributed, accessible throughout the Pangkalpinang City. 2) Available drugs meet need (number and types) i.e. with the disease pattern, sufficient continue and could be provided in time.
The long term goals of District Warehouse, Pangkalpinang City is "to improve cooperation between inter sector and inter program, provides drug service and health supplies sufficiently both in number and types that needed by the Health Center, improving the efficiency and productivity through utilizing available facilities, develop good information system and empower the human resources at the GFK."
The formulation of strategy is conducted through three steps; i.e. two matrixes as checklist were used. First step (input stage) used EFE and IFE matrixes. Second step (matching phase) used SWOT and IE matrixes. On the third step (decision step) used QSPM matrix. The decision-making was conducted by consensus through CDMG (Consensus Decision-Making Group).
The total value EFE is 3.07 that obtained from the result of evaluation on external environmental, it is showed that District Warehouse of Pangkalpinang could respond the opportunities. The result of evaluation on internal environmental with total value is 2.84, it showed that the District Warehouse internally has its strength and the rating is above the normal standard.
The result of selected strategy showed that the strategy that meet with the District Warehouse of Pangkalpinang is intensive and integrative strategies that should be used simultaneously.
The socialization and implementation of this strategic plann should be implemented, as well as controlling and evaluation to correspond the vision, mission and the long terms goal.
References: 30 (1977-2001)."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 9428
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakinah Ramadhani Fardiani
"Salah satu kegiatan pembelajaran yang dilakukan di Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) Fakultas Farmasi Universitas Indonesia adalah Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) bagi mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan PSPA. Pelaksanaan praktik kerja ini bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa calon Apoteker untuk mampu menjalankan praktik kefarmasian secara profesional, legal, dan etik di Rumah Sakit, Apotek, Puskesmas, Industri Farmasi, dan sektor Pedagang Besar Farmasi. Melalui keterlibatan pada berbagai bidang kefarmasian, memberikan gambaran nyata mengenai permasalahan yang dihadapi dalam praktik kefarmasian beserta penyelesaiannya. Praktik kerja profesi dilakukan di PT Kimia Farma Trading and Distribution, Puskesmas Kecamatan Jatinegara, Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita, Apotek Roxy Rawakalong, dan PT Finusolprima Farma Internasional.

One of the learning activities carried out at the Pharmacist Professional Study Program (PSPA) of the Faculty of Pharmacy, University of Indonesia is the Pharmacist Professional Work Practice (PKPA) for students who are studying PSPA. The implementation of this work practice aims to prepare prospective pharmacist students to be able to practice pharmacy professionally, legally and ethically in hospitals, pharmacies, health centers, the pharmaceutical industry, and the pharmaceutical wholesaler sector. Through involvement in various pharmaceutical fields, it provides a real picture of the problems encountered in pharmaceutical practice and their solutions. Professional work practices are carried out at PT Kimia Farma Trading and Distribution, Jatinegara District Health Center, Children's and Mother Harapan Kita Hospital, Roxy Rawakalong Pharmacy, and PT Finusolprima Farma Internasional."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anondini Febrian Ganestia
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
TA1789
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Savinah Jati Auliani
"Penelitian ini membahas tentang faktor faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas pelaksana farmasi RSUD Budi Asih Jakarta. Dari data sekunder yang didapatkan dari rekapitulasi sasaran mutu waktu tunggu pelayanan farmasi pada tahun 2011 masih terdapat 62.86% resep obat racik dan 28.57% resep obat non racik yang waktu pelayanannya belum memenuhi standart sasaran mutu rumah sakit.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat berpengaruh terhadap kinerja petugas pelaksana melalui variable individu (umur, pendidikan, jenis kelamin), variabel organisasi (persepsi kompensasi, umpan balik, kondisi kerja), variable psikologi (motivasi).
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain crossectional dengan jumlah sampel sebesar 34 petugas. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari analisis dan uji statistic, untuk Univariat digunakan analisis distribusi, dan untuk data bivariat digunakan uji analisis crosstab menggunakan Chi- Square.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa 58.8% kinerja petugas pelaksana farmasi masih buruk dan dari 3 variabel yang diteliti, hanya terdapat 1 variabel yang mempunyai hubungan signifikan dengan kinerja yaitu variable psikologi (motivasi) dengan p value sebesar 0.024 (<0.05) dan OR yang didapatkan adalah 10.636. kendala yang banyak terjadi pada instalasi farmasi adalah mengenai system kerja yang tumpang tindih, fasilitas dan lingkungan kerja yang kurang nyaman serta kurangnya dorongan positif yang diberikan atasan.
This study discusses the factors of performance factors related to pharmaceutical staff Budi Asih Hospital Jakarta. Of secondary data obtained from the recapitulation of the waiting time targets quality pharmacy services in 2011 there are 62.86% mixture drugs and 28.57% unmixture drugs prescription of the time the service quality objectives do not meet hospital standards.
The purpose of this study was to determine what factors may affect the performance of staff through individual variables (age, education, gender), organizational variables (perception of compensation, feedback, working conditions), psychological variables (motivation).
The research method used was quantitative with crossectional design with a sample of 34 staffs. The data obtained in this study came from the analysis and statistical test, used for univariate analysis of the distribution, and to test the data used bivariate analysis using Chi-Square crosstab.
From the analysis showed that 58.8% of pharmaceutical executive officer performance has been poor and of the three variables studied, there is only one variable that has a significant relationship with the performance of the psychological variables (motivation) with a p value of 0024 (<0.05) and OR are obtained 10 636. constraint is the case with pharmaceuticals is on the system installation work overlap, facilities and working environment that is less comfortable and a lack of positive encouragement given employer.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>