Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91481 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anizar Burlian
"Sejak 1997 Indonesia menganut sistem kurs mengambang (float) dari semula kurs tetap (fixed) akibatnya kurs rupiah menjadi lebih fluktuatif dibanding periode sebelumnya. Kemudian sejak 23 November 2001, terbit UU no 22/2001 tentang minyak dan gas bumi yang mengubah tata niaga migas dalam negeri disektor hulu dan sektor hilir. Salah satu inti perubahan dimaksud adalah. mengalihkan kuasa usaha pertambangan di sektor hulu dari Pertamina ke BP MIGAS. Akibatnya Pertamina tidak lagi menerima dana retensi pertambangan migas. Struktur pasar BBM dalam negeri diubah dari struktur monopoli ke arah pasar babas (free market competition). Sehingga dijadwalkan tahun 2005 harga BBM domestik mengikuti harga pasar dunia. Selain daripada itu akibat lain dari UU Migas adalah perubahan status BUMN Pertamina menjadi PT (Perseroan terbatas) sejak 17 September 2003, hal mana mengisyaratkan agar Pertamina lebih berorientasi kepada laba dalam menjalankan usahanya.
Kedua kebijakan tersebut langsung mengimbas pada pola usaha Pertamina termasuk pada bidang usaha kilang minyak. Fluktuasi kurs berpengaruh pada harga bahan baku dan harga output kilang baik ekspor maupun domestik. UU migas berpengaruh pada liberalisasi pasar BBM domestik. Secara umum perubahan tersebut akan membawa paradigma baru dalam pola usaha kilang minyak Pertamina. Paradigma baru dimaksud berkaitan dengan perubahan hal-hal sbb. :
- dari penugasan pemerintah menjadi usaha bisnis
- dari pengolah menjadi producer) trader
- dari motif mendapat fee menjadi motif profrtlloss
- dari harga jual (P) = biaya pokok plus fee menjadi harga juai (P) = market price
Kilang minyak adalah salah satu usaha pokok Pertamina di sektor hilir. Industri ini sebetulnya tidak menarik bagi dunia bisnis karena tingkat labanya relatif rendah dibanding modal yang ditanam. Pendirian kilang pada masa lalu lebih didominasi oleh kebijakan pengamanan pasokan BBM dalam.. negeri sesuai tugas pokok Pertamina yang diamanatkan negara yaitu - menjamin pemenuhan kebutuhan BBM dalam negeri (security of supply). Namun bagi Pertamina bidang ini telah terlanjur ditekuni selama puluhan tahun dengan investasi relatif besar sehingga sulit untuk exit meskipun bisnis kilang minyak Pertamina tergolong bisnis yang kurang menguntungkan. Oleh karena itu cukup beralasan apabila Pertamina berupaya keras meningkatkan laba kilang nya, baik melalui peningkatan kinerja maupun - melalui upaya lainnya. Dan oleh karena itu pula untuk perumusan strategis bisnis Pertamina kedepan khususnya dibidang usaha kilang minyak perlu diteliti elastisitas labs kilang terhadap berbagai aspek salah satu diantaranya adalah aspek moneter yaitu perubahan kurs dalam hal ini kurs rupiah terhadap dollar Amerika.
Terlepas dari dimensi sebab dan akibat secara luas, dalam fluktuasi rupiah yang dialami Indonesia sekarang ini apalagi ditengah tekanan arus globalisasi dan liberalisasi pasar pasti akan memberikan pengaruh terhadap potensi laba/rugi usaha Pertamina, termasuk pada unit usaha kilang minyak. Karena kurs merupakan salah satu parameter pokok dalam penyusunan RKPL (Rencana Kerja dan Perolehan Laba) Pertamina disamping dua parameter pokok lainnya yaitu harga minyak dan jumlah produksi (out-put).
Berangkat dari kenyataan tersebut timbul pertanyaan, sbb.:
1. Bagaimana hubungan pengaruh kurs dengan laba kilang Balongan ?
2. Seberapa besar signifikansi hubungan tersebut ?
3. Bagaimana rumusan kebijakan akuntansi perusahaan guna melindungi perolehan laba kilang Pertamina dari gejolak kurs ?
Tujuan penelitian. dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Selain daripada itu juga untuk memberikan masukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, antara lain : pembuat keputusan, pihak penentu kebijakan moneter, managemen Pertamina, unit usaha kilang minyak, organisasi profesi, lembaga pemerintah dan non pemerintah serta masyarakat pengamat yang mempunyai kepentingan. Dengan demikian paradigma pengelolaan usaha kilang minyak Pertamina khususnya kilang Balongan dapat lebih dipahami secara komprehensif terutama berkaitan dengan fakta bahwa laba Pertamina bukan semata-mata ditentukan kinerja internal namun dipengaruhi juga oleh kinerja eksternal yaitu kinerja pasar (kurs dan harga minyak). Kemudian dari pada itu dampak negatif fluktuasi kurs terhadap perolehan laba kilang dapat ditekan sekecil mungkin.
Metodologi yang digunakan adalah metode exploratif yaitu studi pustaka dengan membaca dan mempelajari berbagai buku serta majalah atau publikasi ilmiah lainnya termasuk web-site yang. terkait dengan topik yang diteliti. Lokasi penelitian dipusatkan di Kantor PT Pertamina (persero) UP-Vl Balongan yang terletak di desa Majakerta, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Data yang digunakan adalah data sekunder yang dikumpulkan dari hasil pencatatan produksi dan laporan resmi keuangan PT Pertamina (persero) UP-VI Balongan selama tahun 2000 sld 2003. Variabel yang diteliti adalah selisih kurs dan laba, untuk menganalisa korelasi antara kedua variabel tersebut digunakan alat statistik regresi. Hipotesis penelitian terdiri dari Ho (Hipotesis nol) yang menyatakan perubahan kurs tidak berpengaruh terhadap laba kilang Balongan dan Ha (Hipotesis alternatif) yang menyatakan perubahan kurs berpengaruh terhadap laba kilang Balongan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test.
Landasan teori yang digunakan adalah teori kurs dan teori laba serta teori statistik. Teori kurs berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kurs serta mekanisme terjadinya apresiasi dan depresiasi kurs rupiah terhadap dollar. Teori laba berkaitan dengan konsep produksi, biaya produksi dan pendapatan baik melalui pendekatan total, pendekatan rata-rata maupun pendekatan marginal. Sedangkan teori statistik berkaitan dengan teknik analisa regresi dan teknik uji hipotesis.
Berdasarkan landasan teori tersebut dan data yang dikumpulkan dari aktual objek penelitian maka didapatkan kesimpulan bahwa hubungan antara selisih kurs dan laba kilang Balongan ternyata tidak signifikan sehingga tidak dapat digeneralisasikan. Hai ini disebabkan variabel selisih kurs yang diteliti yaitu selisih kurs yang tercatat dalam laporan keuangan hanya memasukkan unsur selisih kurs bahan pembantu dan tidak memasukkan unsur selisih kurs pembelian bahan baku dan penjualan ouput kilang. Oleh karena itu mungkin diperlukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan data selisih kurs yang sebenarnya.
Meskipun demikian mengingat peranan strategis kilang minyak Pertamina dalam pemenuhan kebutuhan BBM domestik dan semakin dekatnya liberalisasi pasar BBM dalam negeri yang dijadwalkan pada tahun 2005, maka direkomendasikan agar unit usaha kilang minyak Pertamina dapat mewaspadai dan mengantisipasi pergerakan kurs terhadap perolehan labanya, karena kilang Pertamina banyak mempunyai liabilities dalam mata uang asing, khususnya dollar Amerika, baik dalam bentuk hutang-piutang jangka panjang, jangka pendek, maupun pembelian bahan baku dan bahan pembantu, sehingga dapat diambil langkah-langkah antisipasi yang tepat untuk mengamankan keuntungan kilang dari pengaruh negatif gejolak kurs.

The Impact of Exchange Rates to the Profit of Refinery at PT. Pertamina (Persero) UP-Vi BalonganSince 1997 Indonesia has changed the exchange rate system from fixed to float system, that implied rupiah to be more fluctuating compare to former periods. Then, November 23rd, 2001, Indonesian Government conducted an act: UU no 22/2001, regarding oil & gas that changed the domestic's oil and gas business regulation on upstream and downstream as well. One of the most rigorous changes is to shift government mandates for oil exploration in Indonesia region from Pertamina to BP M1GAS. Therefore, Pertamina would not receive oil & gas mining retention fee anymore. And this new regulation also change domestic fuel market from monopoly to free market competition scheduled at 2005. Therefore at that time domestic fuel price will follow the market price . Another impact of the new 1 oil & gas act is the status change of Pertamina from special state-owned enterprise to more common private corporation (Perseroan terbatas/PT) since September 17th, 2003, which forced Pertamina to be a more profit oriented in running its business.
Both policies have direct impact to Pertamina business scheme including refinery business. The Fluctuation of exchange rates will affect the oil price in term of domestic currency (rupiah) both for crude and refinery product (export and domestic). The new national oil & gas law will changes the domestic fuel market become more liberal. In general that changes will take new paradigm on Pertamina refinery business. The new paradigm involving the following matters :
- From Government task-force become common bussines
- From refinery operator become fuel producer/trader
- From taking-fee motive (captive market) become profit/loss risk
- From price (P) = cost plus fee become price (P) = market price
Refinery is one of leading sector in Pertamina's downstream business. Actually, refinery is not an attractive business for investment because of the low of profit compare to investment value. Pertamina's refinery developments in the past dominated much more by government policy which forced Pertamina to secure the national fuel supply (security of supply) in order to meet the domestic fuel demand. However Pertamina has invested a large amount of money for refinery that makes difficult for Pertamina to exit from this business, even though the refinery give a less ROI (Return on Investment). This is the reason why Pertamina has been trying very hard to increase its refinery profit achievement through increasing productivity and other effort. Hence, in order to formulate a better strategic business for Pertamina in the future especially in refinery business it is important to review some research on refinery profit elasticity due to various aspect for instances due to monetary aspect as such as exchange rates which is present in this thesis (exchange rates rupiah against US dollar).
Regardless of causalities of the exchange rates fluctuation in a broad senses, the rupiah exchange rates fluctuation against foreign exchanges nowadays, more over due to globalization and liberalization issue would have impact to profit/loss of Pertamina's refinery. As exchange rates is used as basic parameter in setting the work program and budget besides oil price and output quantity.
Based on the above facts, there are some question :
1. Is there any correlation between exchange rates and Balongan Refinery profit ?
2. How significant the correlation ?
3. How to formulate the corporate accounting policy to protect Pertamina's refinery profit against exchange rates fluctuation effect ?
The objective of this thesis is to answer those question and to give some input for any relevant party, as susch as, decision maker, monetary policy maker, Pertamina's management, refinery business, professional organization, government institution, NGO and public analyst, that was interested in refinery business. Therefore, the paradigm of Pertamina's refinery business especially for Balongan refinery could be well-understood comprehensively due to the fact that profit of Pertamina not only determinate by internal productivity but also by external factor, i.e. market performance as such as exchange rates and oil prices. Furthermore the negative impact of exchange rate fluctuation could be minimized as much as possible.
The methodology used in this thesis is explorative method i.e. reviewing literature and studying other scientific publication including relevant website. The research took-place in PT. Pertamina (persero) UP-Vi Balongan refinery. The thesis used the secondary data that collected from production record and officially financial report of PT. Pertamina (persero) UP VI Balongan during 2000-2003 periods. The researched variables are value of exchange rates difference and profit. The correlation between those two variables is analyzed by regression techniques. The researched hypothesis are Ho (Hypothesis zero) states that there is no correlation between exchange rates and Balongan refinery profi and Ha (Hypothesis alternative) states that there is correlation between exchange rates and Balongan refinery profi. Hypothetic test used t-test.
The Basic conceptual theories considered in this thesis are exchange rates theory, profit theory and statistical theory. Exchange rates theory cover some factor that affect the fluctuation of exchange rates and mechanism of rupiah appreciation and depreciation against US dollar. Profit theory consist of production concept, production cost and revenue, in term of totality, average and marginal approach. While statistical theory cover the analysis of regression and hypothesis test.
Based on the above theories and the collected data, it is concluded that the correlation between exchange rates and Balongan refinery profit is not quiet significant so the correlation can not be generalized. The exchange rates variable that used in thesis (as indicated in financial report) only cover the procurement of chemical import material not include procurement of crude and product revenue yet. So, may be some research that ensures the comprehensive exchange rates variable (include procurement of crude and product revenue) is needed.
Due to Pertamina strategic function in fulfilling domestic fuel demand and anticipating liberalization in fuel market that schedules on 2005, it is recommended for Pertamina refinery to secure its profit against exchange rates fluctuation effect, because the refinery has many forex liabilities, both for long term and short term debt and loan, so an advantage anticipation effort could be conducted immediately.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13918
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ricky Setiawan
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh langsung dan tidak langsung ukuran KAP terhadap stock return dengan manajmen laba akrual sebagai variable intervening. Earnings Management diukur menggunakan akrual diskresioner dengan menggunakan model Modified Jones. Ukuran KAP diproksikan dengan variabel dummy Big 4, non-Big 4, Second Tier, atau Kecil. Stock Return diukur dengan menggunakan imbal hasil saham kumulatif.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia untuk periode 2012-2014 dengan menggunakan metode purposive sampling. Dalam penelitian ini diuji mengenai bagaimana hubungan antara ukuran KAP dan earnings management, serta earnings management dan stock return, dan bagaimana pengaruh tidak langsung ukuran KAP dan stock return.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap earnings management. Manajemen laba akrual memiliki hubungan positif signifikan dengan stock return. KAP Big 4 tidak berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap stock return. KAP Second Tier tidak berpengaruh secara tidak langsung terhadap stock return. Tetapi KAP Second Tier berpengaruh secara langsung terhadap stock return.

This study aimed to analyze the direct and indirect effect of firm size on stock return with management accrual earnings as an intervening variable. Earnings Management was measured using discretionary accruals using models Modified Jones. Firm size is proxies by a dummy variable Big 4, non-Big 4, Second Tier, or Small. Stock Return is measured using cumulative stock returns.
This study was conducted using a sample of companies listed on the Indonesian Stock Exchange for the period 2012-2014 by using purposive sampling method. In this study were tested on how the relationship between firm size and earnings management, as well as earnings management and stock return, and how the indirect influence of the Firm Size and stock return.
The results of this study indicate that firm size has no effect on earnings management. Accrual earnings management has a significant positive relationship with stock return. KAP Big 4 does not impact directly or indirectly on stock return. KAP Second Tier dose not impact indirectly on stock return. But KAP Second Tier influence directly on stock return.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaila
"Penelitian ini dibuat berdasarkan ketertarikan peneliti terhadap board governance, manajemen laba dan kinerja perusahaan. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2006- 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh board governance yang terdiri dari proporsi dewan komisaris independen, ukuran dewan komisaris, masa jabatan komisaris, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, dan komite audit berpengaruh terhadap manajemen laba dan kinerja perusahaan yang diukur dengan dua pengukuran yaitu menggunakan profitabiitas relatif (ROA) dan unmanaged Performance (UP). Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode regresi linier berganda.
Hasil analisis board governance terhadap manajemen laba (%DA) diperoleh dua variabel yang berpengaruh yaitu MO (p-value = 0.0000) dan IO (pvalue = 0.0025). Kemudian hasil analisis board governance terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan profitabilitas relative (ROA) hanya satu variabel yang berpengaruh yaitu BSIZE (p-value = 0.0006, sedangkan diukur dengan menggunakan unmanaged performance (UP) menghasilkan tiga variabel yang berpengaruh yaitu MO (p-value = 0.0000), IO (p-value = 0.0136) dan INBOD (pvalue = 0.0115).

This research is based on the interest of researchers on board governance, earning managements and performance of the company. The samples in this study are all companies listed on the Indonesia stock exchange in the period 2006-2010. The purpose of this research is to know how to influence the board governance that consists of a proportion of the Board of Commissioners independent (InBOD), the size of the Board of Commissioners (BSIZE), the tenure of the Commissioner (BT), the institutional ownership (IO), the managerial ownership (MO), and the audit committee (AUD) affect the earning managements (%DA) and company performance measured with two measurements that use relative profitability (ROA) and unmanaged performance (UP). This research used quantitative approach with multiple linear regression method.
The result analysis board governance against earning managements (%DA) obtained two variables influential are MO (p-value = 0.0000) and IO (p-value = 0.0025). Then the results of the analysis board governance against the company performance with profitability relative (ROA) obtained one variables influential is BSIZE (p-value = 0.0006, while with unmanaged performance (UP) obtained three variables influential are MO (p-value = 0.0000), IO (p-value = 0.0136) and INBOD (pvalue = 0.0115).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aisiyah Suciningtias
"Memprediksi laba merupakan salah satu tugas inti analis fundamental dalam menganalisis perusahaan. Sudah lama diketahui laporan keuangan memuat informasi-informasi penting menyangkut laba yang akan datang. Berlandaskan penelitian-penelitian Lev & Thiagarajan [LT] (1993), Abarbanell & Bushee [AB] (1997&1998), dan Richard J. Dowen [RD] (2001) diperoleh hasil mengenai implikasi-implikasi informasi laporan keuangan. Penelitian ini berlandaskan penelitian mereka, bagaimana variabel-variabel tertentu yang diindentifkasi dapat melengkapi informasi laporan keuangan serta bagaimana variabel-variabel tersebut berkaitan dengan kebijakan moneter yang dikeluarkan Bank Indonesia. Dalam penelitian ini juga dipertimbangkan efek faktor ekonomi makro yang lain yakni tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Dan penelitian diperoleh hasil bahwa untuk prediksi laba tahun 1998 tidak ada satupun variabel 'bebas yang berpengaruh. Begitu pula pengujian secara keseluruhan, diperoleh nilai uji ANOVA yang tidak signifikan serta S.E. of regression yang Iebih besar dari standar deviasi pertumbuhan laba. Sementara untuk prediksi laba tahun 1999 diperoleh hash ada empat variabel yang signifikan secara statistik. Keempat variabel tersebut adalah signal labs kotor, biaya administrasi dan penjualan, Iogsize, dan rasio book to market of equity. Uji ANOVA juga menunjukkan nilai yang signifikan. Demikian pula dengan nilai S.E. of regression menunjukkan nilai yang lebih kecil dari standar deviasi dari pertumbuhan labanya. Untuk prediksi laba tahun 2000 diperoleh hasil signal pengeluaran modal, rasio nilai buku terhadap nilai pasar, dan dividen signifikan secara statistik. Sedangkan untuk prediksi laba tahun 2001 dibuktikan bahwa signal pengeluaran modal, laba kotor, logsize, dan dividen signifikan secara statistik.
Sementara itu dari sebelas variabel bebas yang digunakan dalam penelitian, hanya ada tiga variabel bebas yang signifikan dalam pengujian secara pooled section. Ketiga variabel tersebut adalah signal pengeluaran modal, laba kotor, dan logsize. Dengan nilai R-squared yang reiatif kecil, yakni 9.26% menunjukkan bahwa kemampuan model dalam menjelaskan prediksi laba tidaklah terlalu besar. Keseluruhan hasil regresi memberikan satu kesimpulan bahwa melakukan prediksi labs pads periode ekonomi yang tidak stabillkrisis berdasarkan informasi dalam laporan keuangan,apalagi jika laporan keuangan tersebut disusun pada kondisi ekonomi yang normal temyata sulit untuk dilakukan. Dengan mempertimbangkan signifikansi hubungan, dari keseluruhan model hanya variabel ukuran nilai pasar, pengeluaran modal dan Iaba yang relatif memiliki arah hubungan yang sama atau konsisten dengan hipotesis penelitian.
Uji Mann-Whitney U memberikan hash bahwa kebijakan bank sentral yang restriktif dan ekspansif memiliki efek yang berbeda terhadap signal-signal fundamental. Signal-signal tersebut adalah perubahan EPS, persediaan, piutang dagang, pengeluaran modal, laba kotor, tenaga kerja nilai buku terhadap dan nilai pasar. Dalam situasi krisis ekonomi, bank sentral Iebih efektif jika mengambil kebijakan yang sifatnya ekspansif. Begitu pula dengan mempertimbangkan efek inflasi dan pertumbuhan ekonomi, kedua variabel makro tersebut memiliki efek yang berbeda terhadap signal-signal fundamental."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20616
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Freby Dempaka
"ABSTRAK
Tesis ini dibuat mengenai perihal tanggung jawab perusahaan dan
bagaimana mengkomunikasikannya dengan para stakeholder terkait dengan
tanggung jawab perusahaan. lnteraksi perusahaan dengan berbagai kelompok
stakeholder yang berbeda bukan suatu topic baru, akan tetapi pertanyaan tanggung
jawab perusahaan seperti apa yang benar-benar memenuhi kebutuhan Serta
keinginan stakeholder adalah diskusi utama. Buruh anak, kerusakan lingkungan
dan masalah etika merupakan semua masalah yang akan membawa arah diskusi
mengenai corporate social responsibility, CSR.
Awarness terhadap CSR semakin meningkat dan pendekatan yang tepat
tanggung jawab dari perusahaan mempakan suatu kebutuhan. CSR ialah mengenai
bagaimana perusahaan memilih cara menjalankan perusahaan atau bagaimana cara
memulai bisnis. Perusahaan yang memiliki perhatian serius terhadap CSR akan
mempunyai suatu competitive advantage, saat menghadapi masalah yang terjadi
diakibatkan perusahaan lalai dalam mengatasi masalah sosial dilingkungan
bisnisnya. Perusahaan yang menggunakan metoda pengendalian lingkungan yang
ramah Iebih menginginkan customer ataupun publik untuk mengetahui apa yang
perusahaan lakukan, akan tetapi perusahaan yang menggunakan buruh anak-anak
sebagai karyawannya berusaha sebisa mungkin menutupi informasi bagaimana
parusahaan menjalankan bisnisnya.
Kedua skenario tadi berdasarkan bentuk pengelolaan CSR, yang
merupakan topik dari thesis ini. Tujuan dari Penelitian ini ialah untuk menyelidiki
bagaimana corporate social responsibility berjalan diperusahaan dihubungkan
dengan cara mengkomunikasikannya. Tujuan akhirnya ialah untuk menghasilkan
gambaran secara Iuas bagaimana pengelolaan CSR dengan fokus komunikasi
kemasyarakat Iuas. Penelitian ini diarahkan untuk isu-isu berikut: Apa arti CSR
bagi perusahaan dan apa timbal balik dari CSR yang dilakukan perusahaan?
Bagaimana Pengelolaan CSR diperusahaan besar? Bagaimana perusahaan
melakukan pendekatan komunikasi CSR?
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan perusahaan yang
menjadi objek penelitian ialah PT PERTAMINA (PERSERO) pada Unit
Pengolahan (UP) VI Balongan, Indramayu. Dalam pembentukan gambaran cara
kerja CSR diPERTAMINA, data-data empirik dikumpulkan dengan melakukan
wawancara dan menganalisa berbagai dokumen. Karyawan yang bekerja
mengelola CSR diwawancara, juga masyarakat sekitar fasilitas produlsi
PERTAMINA di Balongan sebagai stakeholder CSR PERTAMINA latar
belakang data empirik berdasarkan data Iiteratur tentang CSR PERTAMINA
dijelaskan dalam BAB lerpisah.
Pertimbangan mengenai CSR dan cara komunikasi CSR menunjukkan
bahwa CSR seharusnya merupakan bagian penting dari corporations brand
management. Pada saat yang sama, perusahaan harus aware bahwa CSR dapat
memberikan dampak terhadap reputasi perusahaan dalam berbagai hal.
Komunikasi CSR yang positif dapat memperkuat brand perusahaan, sedangkan
pemberitaan begatif dari CSR dapat membawa dampak yang buruk bagi perusahaan."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T21243
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chairul Rijal
"ABSTRAK
Artikel jurnal ini membahas penelitian tentang model penyaringan atau penyeleksian penerimaan pesanan pelanggan pada industri make-to-order. Hasil dari penelitian ini berupa sebuah model yang memberikan sebuah rekomendasi atau sebuah kebijakan yang sebaiknya diambil dalam menentukan pesanan-pesanan mana yang sebaiknya diterima atau ditolak. Model penyaringan ini dibuat dengan metode pohon keputusan dengan mempertimbangkan profit, kehilangan profit, dan kesempatan mendapatkan profit lebih. Sebagai bahan evaluasi, model ini nantinya akan dijalankan pada 2 metode penjadwalan, yaitu FCFS dan EDD.

ABSTRACT
The focus of this research is to create a filter or selection model for order acceptance on the make to order industry. The result of this research would be a model that give a decision recommendation or policy that should be taken on deciding orders which should be accept or reject. This selection model was created by decision tree method that concern to profit, profit loss, and opportunity profit. As an evaluation, this model would be running on FCFS and EDD scheduling method."
2017
T48239
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S17882
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Pramana Adimihardja
"Tesis ini menganalisis bagaimana harga komoditas, volume penjualan, dan nilai tukar mempengaruhi perubahan laba PT XYZ. Analisis menggunakan metode analisis varians dengan memilih data untuk tahun 2005 - 2011. Hasil dari analisis faktor yang paling berpengaruh terhadap perubahan laba adalah perubahan volume penjualan, sedangkan perubahan laba mempunyai pengaruh yang positif terhadap laba. Dan nilai tukar tidak mempunyai pengaruh yang material terhadap perubahan laba.

The focus of this study is how commodity prices, sales volume, and currency exchange affecting PT XYZ's profit. The analysis is based on variance analysis for the year 2005 - 2011. The results of the analysis, volume is the most affecting factor to profit, while commodity prices have positive affect to profit. Exchange rate have no material effect to profit."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T31470
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Priyodhya
"Strategi diversifikasi menjadi salah satu alternatif bagi perusahaan dalam menghadapi ketatnya persaingan usaha saat ini. Di sisi lain, strategi tersebut akan meningkatkan kompleksitas perusahaan yang akan memicu timbulnya resiko manajemen laba yang bersumber dari meningkatnya asimetri informasi. Tesis ini membahas mengenai pengaruh diversifikasi usaha terhadap manajemen laba yang terjadi pada perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI sejak tahun 2012 sampai tahun 2016. Sampel yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas 106 perusahaan yang beroperasi di sektor aneka industri, industri barang konsumsi, serta industri dasar dan kimia. Model regresi yang digunakan adalah pooled least square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diversifikasi industri dan kombinasi antara diversifikasi industri dan geografis memiliki pengaruh terhadap manajemen laba riil, sementara diversifikasi geografis tidak berpengaruh terhadap manajemen laba riil.

Diversification strategy becomes one of the alternatives for the company in facing the tightness of the current business competition. On the other hand, this strategy will increase the complexity of the company that will lead to the risk of earnings management that comes from the increasing of information asymmetry. This thesis discusses the effect of diversification to earning management in manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2012 until 2016. The sample used in this study consists of 106 companies operating in various industries, consumer goods industries, also basic and chemical industries sectors. The regression model used in this study is pooled least square. The results show that industrial diversification and the combination of industrial and geographical diversification have an effect to real earnings management, while geographical diversification have no effect to real earnings management."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Derirosa Amelia
"Studi kasus yang dilakukan pada PT. Wiraraja Investindo Nusantara dalam penelitian ini mengenai perbandingan penggunaan dua metode/pendekatan dalam perhitungan biaya produk. Kedua pendekatan tersebut adalah tradisional dan activity-based costing (ABC). PT. Wiraraja Investinde Nusantara sendiri sampai saat ini belum menerapkan manajemen biaya ke dalam perhitungan biaya produksinya. Harga pokok produksi per unit selama ini dihitung berdasarkan estimasi atau perkiraan yang dibuat oleh bagian pemasaran. Metode yang digunakan tersebut tentu saja masih akan menimbulkan kemungkinan overcosted maupun undercosted. Perhitungan biaya produksi yang dilakukan dengan pendekatan tradisional dan ABC memberikan hasil yang berbeda. Namun demikian hasil perhitungan dengan pendekatan ABC menghasilkan harga pokok produksi yang lebih akurat karena masing-masing cost pool per aktivitas telah dialokasikan ke dalam unit produk dengan menggunakan cost driver ang relevan, sehingga biaya yang dibebankan ke dalam masing-masing produk sesuai dengan penggunaan biaya sumber daya dari produk tersebut.

The case study ini PT. Wiraraja Investindo Nusantara compares the calculation of production cost using two methods: traditional costing (volume-based costing) and activity-based costing (ABC). PT. Wiraraja Investindo Nusantara until now has not used the cost management yet in the production cost calculation. The production cost is calculated based on estimating which has been done by marketing department. Surly, the calculation method used has the possibility for product to be undercosted or overcosted. The calculation of production cost using both methods, traditional and ABC, shows the different results. However, the calculation of production cost using ABC approach resut more accurate number due to each cost pool for the activities has been allocated into unit product using relevant cost driver. ABC approach make possible for the cost applied to each product to be appropriate with the usage of resource cost."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27192
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>