Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147978 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ichlasiah Dalimoenthe
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan persepsi mengenai nilai anak laki-laki dalam keluarga Batak-Mandailing di Kotamadya Medan, serta sejauh mana Status Sosial Ekonomi mempengaruhi persepsi terhadap nilai anak laki-laki tersebut. Penelitian dilakukan pada dua kecamatan di kota Medan, yaitu kecamatan Medan Baru dan kecamatan Medan Tembung. Kecamatan Medan Baru dihuni oleh mayoritas masyarakat Batak-Mandailing dengan status sosial ekonomi relatif tinggi, sedangkan kecamatan Medan Tembung dihuni oleh mayoritas masyarakat Batak-Mandailing dengan status sosial ekonomi relatif rendah. Dari masing-masing kecamatan itu diambil 2 kelurahan untuk diteliti.
Objek penelitian adalah masyarakat Batak-Mandailing yang diwakili oleh kepala keluarga (Batak), berusia 20 tahun ke atas, telah menikah, serta berdomisili di kotamadya Medan. Pengumpulan data selain dilakukan melalui kuesioner, juga dilakukan wawancara mendalam terhadap tokoh masyarakat Batak-Mandailing.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa ada pergeseran pandangan mengenai anak laki-laki. Anak laki-laki yang sebelumnya lebih diutamakan daripada anak perempuan (seperti dalam bidang pendidikan, pembagian tugas di rumah, kegiatan ekstra kurikuler, ataupun kegiatan adat), kini cenderung dianggap sama. Pergeseran pandangan ini pula dilihat dalam hal pembagian harta warisan. Menurut adat Batak-Mandailing, anak perempuan tidak mendapat hak waris. Namun, temuan penelitian menunjukkan, bahwa sebagian besar responden akan memberikan warisan yang sama, baik bagi anak laki-laki maupun anak perempuan. Tampaknya, ketiadaan anak laki-laki dalam sebuah keluarga Batak-Mandailing, bukan lagi merupakan masalah besar. Walaupun menurut adat anak lelaki ditetapkan sebagai penerus marga, anggapan bahwa keberlanjutan keturunan itu semata-mata ditentukan oleh adanya anak lelaki, cenderung tidak lagi terlalu dominan.
Keterikatan terhadap marga dan pengetahuan mengenai silsilah marga masih tetap kuat dalam diri orang-orang Batak-Mandailing. Namun, kehidupan di kota besar, dengan segala gejolak dan dinamikanya, cenderung menyebabkan interaksi dalam hubungan kekerabatan di antara mereka kurang intensif.
Variabel status sosial ekonomi dengan indikator pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan pemilikan tampaknya kurang berpengaruh terhadap perubahan persepsi mengenai nilai anak laki-laki dalam keluarga Batak-Mandailing di kota Medan.
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan tes statistik Tau Kendall menunjukkan, bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel status sosial ekonomi dan persepsi mengenai nilai anak laki-laki. Dengan demikian, hipotesis yang sebelumnya diajukan dalam penelitian ini, ditolak. Kemungkinan ada faktor-faktor lain seperti media televisi, radio, surat kabar dan majalah, ataupun kontak dengan kelompok-kelompok sosial lain yang cenderung lebih mempengaruhi perubahan persepsi tersebut. Untuk itu kiranya diperlukan penelitian lebih lanjut. "
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Fajar Febrianto
"Melalui studi kasus kepada Gerakan Aliansi Laki-Laki Baru, tujuan penelitian ini adalah menganalisis posisi gerakan laki-laki pro-feminis dalam konstelasi gerakan perempuan. Pendekatan penelitian kualitatif dilakukan melalui teknik pengumpulan data wawancara mendalam dan analisis data sekunder. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa aktivisme laki-laki yang tergabung dalam ALLB mengalami perdebatan karena dianggap berpotensi mendominasi agenda dan pesaing bagi gerakan perempuan. Strategi yang dibangun oleh ALLB, dengan mengalihkan tawaran pendanaan program kepada organisasi perempuan hingga menjadi forum komunikasi organisasi perempuan menunjukkan bentuk ALLB sebagai sistem pendukung. Politik refleksi atas maskulinitas hegemonik dilakukan untuk membangun citra baru laki-laki dan mengubah perilaku dan perspektif laki-laki.

Throughout case study on Aliansi Laki-Laki Baru Movement, the purpose of this study is to analyze pro-feminist movement's position in accordance to women's movement. The qualitative approach is applied through a detailed data collection which is in-depth interviewing and analyzing secondary data. This research shows that men's activism through ALLB is facing a deliberative situation where pro-feminism movement has been potentially seen as a threat to women's movement domination and as opposition of women's organization's funding. Certain strategies through diverting program funding offers to women's organizations until it becomes a communication forum for women's movements indicate ALLB's form as a supporting system. The politics of reflection of hegemonic masculinity is developed to build new images for men and changing men's attitude and perspective. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55601
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irin Oktafiani
"ABSTRAK
Skripsi ini menjelaskan mengenai pola pengasuhan dua anak laki-laki bergejalaautis dalam keluarga Batak. Perasaan sayang yang dirasakan oleh orangtua kemudian terbentuk menjadi perilaku dalam pengasuhan anak mereka. Walaupun lahir dengan keadaan berbeda, anak laki-laki bergejala autis tetap diasuh seperti anak normal lainnya dalam rangka mempertahankan nilai budaya dalam masyarakat Batak. Pengumpulan data dilakukan dengan cara in-depth interview dan pengamatan untuk mendapatkan data yang menjelaskan keterkaitan pengasuhan dua keluarga dengan anak laki-laki bergejala autis, terhadap nilai budaya masyarakat Batak, yaitu hamoraon, hagabeon, dan hasangapon.

ABSTRACT
This thesis explains about upbringing patterns of two male child with autism symptoms in Batak’s family. The love felt by the parents then, becomes into behaviors to raise their children. Although born in different being like others, but these male child with autism symptoms still treated like normal children to keep the Bataknese cultural values. Datas collected by in-depth interview and observation way to explain about the connection between the upbringings of two families of boys with autism symptoms towards Bataknese cultural values of hamoraon, hagabeon, and hasangapon."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S57534
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Salis Yuniardi
"Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang rentan masalah. Salah satu wujud dari masalah-masalah tersebut adalah apa yang kemudian dikenal sebagai perilaku antisosial. Ada banyak faktor yang diduga berperan pada timbulnya perilaku antisosial pada remaja, di antara faktor-faktor tersebut adalah faktor psikososial. Salah satu faktor yang tercakup dalam psikosial adalah faktor keluarga. Namun berbicara mengenai keluarga dan kaitannya dengan anak, seringkali fokus kita akan langsung menengok pada peran ibu.
Namun pola di dalam keluarga berubah seiring dengan perubahan masyarakat dunia pasca revolusi industri pada tahun 1950-an. Seiring perubahan tersebut, peran ayah dalam keluarga-pun mendapat perhatian dalam kajian-kajian ilmiah terbaru. Beberapa penelitian diantaranya dilakukan oleh Lamb (1971), Heteringthon (1976), Baruch & Barnett (1981), serta US Departement of Justice yang pada tahun 1988 menyatakan bahwa ketidakadanya peranan ayah dalam pendidikan anak menjadi prediktor yang paling signifikan bagi tindak kriminal dan kekerasan anak-anaknya (Fathering Interprises: 1995-1996, dalam http:11artikel_uslslameto2.htm1) Selanjutnya sangatlah menarik untuk mengkaji hal yang sebaliknya, yaitu bagaimana persepsi, penerimaan, dan identifikasi remaja sendiri, secara kuusus remaja laki-laki dengan perilaku antisosial, terhadap peran ayah dalam keluarga.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan bentuk strategi yang dipilih adalah studi kasus. Penelitian ini mengambil subyek penelitian yaitu remaja laki-laki yang berusia antara 16-19 tahun yang berperilaku anti sosial sehingga mendapat atau pernah mendapat hukuman pidana yang saat ini sedang mendapat rehabilitasi atau mengikuti kursus di PSMP Handayani. Subyek yang diambil sebanyak lima orang.
Dari hasil analisis data, dapat disimpulkan beberapa poin, yaitu : 1) Para subyek memiliki persepsi jika peran ayah dalam sebuah keluarga sangat penting. la adalah kepala, pemimpin, dan tiangnya keluarga. Dalam perannya ini, tugas paling utamanya adalah sebagai pencari nafkah bagi keluarga dan juga diharapkan dapat memberi perhatian, kasih sayang, dan bimbingan bagi anakanaknya. 2) Kesemua subyek melihat ayah mereka belum menjalankan seluruh peran sebagai ayah yang baik. Ada beberapa ayah yang sudah menjalankan fungsinya sebagai economic providers, namun hampir semua ayah subyek kurang mampu dengan baik menjalankan fungsi : caregivers, friend and playmate, teacher and role model, monitor and disciplinarian, protector. Hampir semua ayah dari subyek masih menjalankan fungsi advocate, namun hanya beberapa dari ayah subyek yang juga menjalankan fungsi resource. Kurangnya kelengkapan dalam menjalankan peran tersebut menimbulkan berbagai perasaan negatif pada para subyek, seperti merasa tidak diperhatikan, tidak dekat, kurang merasa diawasi, bahkan perasaan kesal dan dendam. Pada akhirnya perasaan-perasaan negatif tersebut berujung pada munculnya perilaku anti sosial. 3) Para subyek ingin meniru apa yang positif dari ayahnya, seperti sikap kerja kerasnya. Sebaliknya, mereka ingin memperbaiki apa yang mereka rasa salah dari perilaku - perilaku ayahnya di dalam menjalankan perannya sebagai ayah, seperti masalah pembagian waktu antara kerja dengan keluarga."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T16813
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangemanan, Handrie Dunand
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
D1882
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Rahayu
"Indonesia masih memiliki tantangan dalam upaya penurunan AKI untuk mencapai target SDGs tahun 2030. Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program yang efektif untuk menurunkan AKI, namun selama satu dekade terakhir program KB mengalami stagnansi. Saat ini, program KB cenderung berfokus pada perempuan dan partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana dinilai masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana pada tahun 2007, 2012 dan 2017, determinan sosial yang mempengaruhinya serta ketidakmerataan geografis dan sosial ekonomi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi potong lintang dari data pasangan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, 2012 dan 2017. Sampel pada penelitian ini adalah pasangan usia subur (PUS) yang masih dalam status perkawinan dan responden istri sedang tidak hamil. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 5.058 (2007), 5.431 (2012) dan 5.957 (2017) pasangan. Analisis multiway ANOVA dilakukan untuk menilai determinan partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana. Berbagai ukuran ketidakmerataan juga digunakan untuk meninjau ketidakmerataan partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana dengan bantuan alat ukur Health Equity Assessment Toolkit (HEAT) yang dikembangkan oleh World Health Organization (WHO). Hasil penelitian adalah terjadi peningkatan partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana dalam kurun waktu 2007 – 2017, dari 68.9 hingga 71.2. Jika dilihat dari ketidakmerataan geografis dan sosial ekonomi, terjadi penurunan ketidakmerataan meskipun terdapat beberapa perubahan pola ketidakmerataan pada tempat tinggal (perkotaan vs perdesaan) dan sosial ekonomi. Umur suami, pendidikan suami, tempat tinggal dan paparan KIE KB dari media menjadi determinan sosial yang memiliki pengaruh signifikan terhadap partisipasi laki-laki dalam keluarga berencana. Perlu ada pemanfaatan media sosial atau media massa dengan melakukan kampanye massif terkait peran laki-laki dalam keluarga berencana baik sebagai pengguna maupun pendamping dan agen perubahan.

Indonesia still has challenges in efforts to reduce MMR to achieve the SDGs target in 2030. Family Planning (KB) is one of the effective programs to reduce MMR, but over the past decade the family planning program has stagnated. Currently, family planning programs tend to focus on women and men's participation in family planning is still considered low. The purpose of this study was to find out the male involvement in family planning in 2007, 2012 and 2017, the social determinants that influence it as well as geographical and socioeconomic inequality.
This study uses a quantitative approach with a cross-section study design from the pair data of the Indonesian Health Demographic Survey (IDHS) in 2007, 2012 and 2017. The samples in this study were couples of childbearing age who were still in marital status and respondents wives were not pregnant. The total sample in this study was 5,058 (2007), 5,431 (2012) and 5,957 (2017) couples. ANOVA multiway analysis was performed to assess the determinants of male involvement in family planning. Various measures of inequality are also used to review the unevenness of male participation in family planning with Health Equity Assessment Toolkit (HEAT) measuring tool developed by the World Health Organization (WHO).
The results of the study were an increase in male participation in family planning in the period 2007 – 2017, from 68.9 to 71.2. There is a decrease in geographical and socioeconomic inequality even though there are some changes in the pattern of inequality in residences (urban vs rural) and socioeconomic. The husband's age, husband's education, place of residence and exposure to family planning promotion from the media are social determinants that have a significant influence on man involvement in family planning. Massive campaigns using social media need to be done to promote the role of men in family planning as active client, companions and agents of change
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The leadership question o male and female in Islam often becomes controversial. It could not happen when Muslims understand the text of Al-Qur'an and Hadist comprehensively. Husband can be a leader in his family because of hos responsibility in searching family needs. The leadership in society is not determined by gender or sex by quality."
297 TURAS 12 (1-3) 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Sriudiyani
Jakarta: PUSLITBANG Keluarga Sejahtera BKKBN,
363.96 IDA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Frangky E.
"ABSTRAK
Di masyarakat, laki-laki dituntut menjadi maskulin dengan memiliki sifat
atau karakteristik berbeda dari perempuan. Terpaan pesan komunikasi
dalam media membuat nilai-nilai maskulinitas cenderung diasosiasikan
dengan penampilan tubuh. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif,
penelitian ini menggambarkan pemaknaan laki-laki homoseksual dan lakilaki
heteroseksual terhadap nilai-nilai maskulinitas dan citra tubuh dalam
program komunikasi pemasaran suplemen kesehatan L-Men. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dengan
teknik analisis tematik. Temuan penelitian ini adalah pesan promosional
komunikasi pemasaran L-Men diterima dan dimaknai secara beragam oleh
target komunikasinya, baik laki-laki homoseksual maupun laki-laki
heteroseksual. Temuan lain adalah program komunikasi pemasaran
membentuk ragam kepercayaan terhadap kualitas L-Men.

Abstract
In society, men are expected to possess masculine traits which make them
distinct from women. The exposure of media message has been causing an
association of masculine values toward body appearance. Through
qualitative approach, this research tries to describe various meaning
toward masculinity values and body appearance in L-Men?s marketing
communication programs. In-depth- interview is used in collecting data
from certain informants. The data will be analyzed by using thematic
analysis. The finding of this research is promotional message received and
interpreted variously by target market, both the homosexual and
heterosexual men. Another finding is the marketing communication program
creates various type of trust toward the quality of L-Men."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>