Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193899 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wutun, Rufus Patty
"Keprihatinan para ahli bahwa masyarakat industri kini dipimpin para manajer tanpa kepemimpinan menjadi topik menarik untuk diperlajari para teoritisi dan praktisi perusahaan (Bennis & Nanus, 1985). Dari sudut pandang teoritik sudah tentu mereka akan berurusan dengan upaya menjelaskan secara ilmiah mengenai gejala-gejala seperti pemogokan, tingginya tingkat absensi, turn over, ketiadaan gagasan yang inovatif dan kreatif dan lainnya. Sedangkan dari sudut praktisi perusahaan tentu mereka pun berurusan dengan upaya-upaya praktis untuk memecahkan masalah-masalah akibat perubahan yang bersifat global.
Manusia, yang pada dasarnya berada dalam dunia nyata dan abstrak, tidak bisa tidak dan hanya dapat memecahkan masalahnya dengan memadukan kedua wilayah pandang di atas. Maka salah satu usaha adalah mencari ciri manajer yang pemimpin. Ia adalah manajer yang bervisi dan mampu mengkomunikasikannya, tahu membaca perubahan, berani melakukan perubahan dan melembagakannya. Ia pun mampu menginspirasi dan memimpin organisasi mewujudkan visinya menuju arah baru. Pribadi pemimpin yang demikian tepatnya berfigur transformational leader.
Kajian ini menggambarkan kepemimpinan atasan "sekarang" dan "seharusnya" menurut persepsi karyawan bank pemerintah (BUMN) dan bank swasta nasional. Proses penelitiannya melibatkan 570 responden berasal dari 4 bank pemerintah dan 6 bank swasta nasional. Kesepuluh bank tersebut meliputi tiga kategori; peringkat atas, menengah, dan bawah. Data diperoleh dengan menggunakan multifactor leadership questionnaire (MLQ) 5 X- R karya Bass dan Avalio (1991).
Hasil kajian menunjukkan hirarki kepemimpinan atasan "sekarang" dan "seharusnya" sebagai trans-formational, transactional, dan laissez-faire. Sedangkan profil kepemimpinan atasan "sekarang" dan "seharusnya" umumnya dipersepsi karyawan sebagai extra effort, attributed charisma, inspirational motivation, dan management by exception passive. Menarik untuk disimak khusus profil contingent reward dan management by exception passive. Mean score contingent reward untuk "seharusnya" lebih rendah dari yang "sekarang", walaupun keduanya berada pada kategori sedang. Sedangkan kepemimpinan management by exception passive berada pada kategori tinggi untuk "seharusnya" dan sedang untuk "sekarang". Lagipula mean score untuk profit tersebut tinggi dibanding profit tipe transactional lainnya. Demilaan pula dengan tipe laissez-faire.
Analisis interkorelasi antar subfaktor transformational menunjukkan indeks koretasi amat kecil, akibatnya perbedaan antar subfaktor tersebut sangat tipis. hipotesis mengenai kepemimpinan atasan "sekarang" dan "seharusnya" antara karyawan manajerial dan operasional, antara karyawan bank pemerintah dan bank swasta nasional menemukan hasil tidak berbeda secara signifikan. Hal ini menggambarkan perilaku bisnis perbankan tidak dipengaruhi oleh status kepemilikan. Juga mengindikasikan perhatian dan pertakuan pemerintah relatif tidak membedakan antar keduanya. Berkaitan dengan perbedaan hirarkhis, menggambarkan kondisi kepemimpinan dipengaruhi budaya paternalistik yang berorientasi vertikal. Akibatnya, kepemimpinan atasan menjadi model yang dipolakan.
Dalam kaitan dengan kepemimpinan contingent reward, menggambarkan perilaku bertransaksi kurang diberi prioritas. Banyak transaksi terjadi secara konvensional. Dasarnya saling percaya diantara mereka. Ini menunjukkan pertimbangan relasi sosial lebih penting daripada relasi bisnis. Hubungan insani lebih penting daripada hubungan tugas. Kondisi ini juga menjelaskan bahwa produk politik menempatkan atas hak kerja dan pemerataan kesempatan bekerja bagi warga negara menjadi pertimbangan penting dalam seleksi. Karenanya pengambilan keputusan dalam seleksi cenderung mendahulukan pertimbangan dimensi ekonomi, politik, stabilitas, dan kemudian baru diikuti pertimbangan kualitas calon karyawan.
Hasil lain, juga mengisyaratkan perbaikan kualitas alat pengukuran agar lebih mampu membedakan domain setiap subfaktor kepemimpinan transformational. Selain itu, perlu ada studi lanjutan mengenai pengaruh misi politik terhadap perilaku kepemimpinan organisasi baik perusahaan pemerintah maupun swasta nasional."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Agustina
"Pada saat ini pelayanan kesehatan dihadapkan pada situasi persaingan yang tinggi, untuk itu diperlukan suatu usaha meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pelayanan kesehatan yang berkualitas memerlukan sumber daya manusia yang memiliki kualitas kinerja yang baik. Dalam upaya mencapai hal tersebut perlu dilakukan berbagai usaha. Penelitian ini melihat hubungan antara Persepsi karyawan tentang kepemimpinan religius kepala rumah sakit dan kinerja baik secara langsung maupun melalui motivasi kerja karyawan di Rumah Sakit Bersalin Duren Tiga. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa persepsi karyawan tentang kepemimpinan religius kepala rumah sakit tidak berhubungan secara langsung dengan kinerja karyawan melainkan melalui motivasi kerja karyawan Rumah Sakit Bersalin Duren Tiga.

At this time of health services are faced with a situation of high competition, for it required an effort to improve health care quality. Quality health services requires human resources that have a good quality performance. In the effort to achieve this needs to be done a variety of activity. This study looked at the relationship between employee perceptions about the hospital's head of religious leadership and performance, both directly and through employee motivation at the Duren Tiga Maternity Hospital. This study concluded that the perceptions of employees about the hospital?s headof religious leadership is not directly related to employee performance but through employee motivation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31292
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sunuhardo Ekopria Prihantoro
"Puskesmas adalah institusi kesehatan yang membina kesehatan masyarakat di Indonesia. Ada 18 program pokok Puskesmas. Dalam melaksanakan kegiatannya Puskesmas harus mengelola berbagai sumber daya yang ada di masyarakat. Hal ini diperlukan kepemimpinan yang efektif. Gaya kepemimpinan adalah cara yang dilakukan pimpinan untuk mencapai tujuan organisasi melalui orang lain.
Rancangan penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan kros seksional. Data yang dipakai adalah data primer. Respondennya 40 Kepala Puskesmas di Kabupaten Karawang.
Instumen yang dipergunakan adalah tes standar yang dikembangkan oleh Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard yang disebut Leader behavior Analysis II.
Dari penelitian ini didapatkan, bahwa Kepala Puskesmas menggunakan ketiga gaya sekaligus, yaitu G-1, G-2, dan G-3 sebagai gaya utama, hampir tidak ada yang menggunakan gaya G-4.

The main health infrastructure entrusted to carry out the public health services in Indonesia is the Community Health Center. There are 18 basic health services performed through Community Health Center. To achieve these objectives must manage various public resources. To support activities of the Community Health Center need effective leadership. Leadership style is a form of procedure used by a leader to achieve the objectives of organization and the individuals within that organization.
The design of the study descriptive analytic with cross sectional. Data were generated from primary data. The respondent are 40 Head of Community Health Center on Karawang district.
For the data gathering instrument, the research employs the standard test developed by Paul Hersey and Kenneth H. Blanchard, namely the Leader Behavior Analysis II.
The research showed that Head of Community Health Center implementing the three various of the leadership style, there are G-1, G-2 and G-3 is a favorite style, almost not implementing G-4.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T5645
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Amalia
"Skripsi ini bertujuan menggambarkan Persepsi karyawan Divisi Produksi mengenai Motivasi Kerja dan Gaya Kepemimpina di PT Astrindo Aditya Teknika. Penelitian kuantitatif ini bersifat deskriptif dengan menggunakan perhitungan SPSS versi 15. Hasil pada penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan.

This paper aims to describe the perception of employee who work in production division about work motivation and leadership style in PT Astrindo Aditya Teknika. This is a descriptive quantitative research using SPSS version 15. Results in this research proves that leadership style has a stronger relationship on employee work motivation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Marihot Jimmy Naftaly
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3012
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puty Reta Amalia
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang hubungan gaya kepemimpinan path-goal dan intensi turnover pada PT Bank BNI Syariah Pusat. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Hsu dkk (2003), yaitu mengungkapkan hubungan gaya kepemimpinan path-goal yang dikemukakan oleh House (1974) dan intensi turnover dalam konteks perusahaan jasa perbankan di Indonesia.
Penelitian ini berdasarkan dari 50 responden yang berhasil dikumpulkan dengan metode survai yang disebarkan kepada pegawai PT Bank BNI Syariah Pusat, dengan tingkat kepercayaan 95%.
Data perolehan dalam skala Likert dan dianalisis menggunakan teknik analisis data korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan path-goal (kepemimpinan suportif, kepemimpinan instrumental, dan kepemim-pinan partisipatif) dan intensi turnover.
Hasil penelitian menunjukkan kembali adanya hubungan signifikan negatif antara setiap gaya kepemimpinan path-goal (kepemimpinan instrumental, supportif, dan partisipatif) dan intensi turnover. Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dixon dan Hart (2010) dan menegaskan kembali Hsu, dkk (2003).

ABSTRACT
This research investigates the relationship between path-goal leadership style and turnover intention at PT Bank BNI Syariah Headquarter. This study is based on previous research by Hsu, et.al (2003), which revealed the path-goal leadership theory by House (1974) and turnover intention in context of banking service at Indonesia.
This research based on 50 respondents collected with survey method were distributed to employee of PT Bank BNI Headquarter with 95% significant level.
Collected data were on Likert scale dan analysed by Pearson correlation analysis technique to identify the relationship between path-goal leadership style (sup-portive leadership, instrumental leadership, participative leadership) and turnover intention.
Result of this study refigure there is significant negative relationship between each path-goal leadership style (instrumental leadership, supportive leadership, participative leadership) and turnover intention. This result is in line with study by Dixon and Hart (2010) and reaffirm Hsu, et.al (2003).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S43725
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmania Tristyadewi
"Peran kompetensi kepemimpinan merupakan salah satu faktor pembentuk keterikatan karyawan tetap di dalam organisasi. Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara kompetensi kepemimpinan dengan keterikatan karyawan. Maksud dari penelitian ini adalah untuk menggali pengaruh kompetensi kepemimpinan kepala cabang terhadap keterikatan karyawan tetap pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Utama Tebet. Penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan jenis penelitian ekslanatif. Penelitian dilakukan pada karyawan tetap (N=40) BNI Kantor Cabang Utama Tebet. Dalam Kompetensi Kepemimpinan menggunakan sepuluh dimensi sebagai dasar penelitian, diantaranya Integrity, Strategic Thinking, Big Picture Orientation, Organization and Talent Development, Intellectual Curiosity, Collaboration ad Teaming, Sense of Urgency, Prudent Risk-Taking, Self-Awareness and Adaptability, dan Results and Performance Driven. Sementara itu, Keterikatan Karyawan menggunakan tiga dimensi, diantaranya vigor, dedication, dan absorption. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah adanya keterikatan karyawan tetap di lingkungan BNI KCU Tebet, dan kompetensi kepemimpinan kepala cabang secara signifikan berpengaruh terhadap keterikatan karyawan tetap.

Leadership competence role is one of the determining factor of permanent employees engagement within the organization. The results from a several studies showed a significant effect between a leadership competencies with employee engagement. The purpose of this research was to explore the effect of head branch leadership competence on permanent employee engagement in PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Main Branch Office in Tebet. This research is quantitative explanative interpretive. The research was being conducted on permanent employee (N=40) of BNI Main Branch Office in Tebet. The Leadership Competence was measured on the basis of ten dimensions, Integrity, Strategic Thinking, Big Picture Orientation, Organization and Talent Development, Intellectual Curiosity, Collaboration ad Teaming, Sense of Urgency, Prudent Risk-Taking, Self-Awareness and Adaptability, and Results and Performance Driven. While Employee Engagement was measured on the basis of three dimensions, vigor, dedication, and absorption. The results from this research is engagement of permanent employee in BNI KCU Tebet and head branch leadership competence of them showed a significant effect of permanent employees engagement."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47381
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keating, Charles J.
Yogyakarta: Kanisius, 1994
658.4 KEA k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Nurdiani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Gaya Kepemimpinan ( X1) dan Komunikasi Interpersonal (X2) dengan Motvasi Kerja Karyawan (Y) baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri di PT. INDOMAS MULIA, Jakarta.
Metode pengumpulan data yang dipakai adalah dengan metode survai? dengan populasi penelitian adalah seluruh karyawan tanpa Manajemen Level I pada tahun 2004. Jumlah sampel penelitian diambil dengan cara Diaproportionate Stratified Random Sampling. Data dihimpun melalui instrument bentuk kuesioner Skala Liken yang sudah diujicobakan.
Walaupun memiliki keterbatasan, penelitian ini bisa memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pengembangan organisasi. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan uniuk meningkatkan wawasan tentang strategi memotivasi karyawan melalui penerapan gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonai dalam suatu organisasi. Penelitian ini juga memberikan manfaat bagi usaha pengembangan bidang studi Administrasi dan Sumber Daya Manusia secara keseluruhan.
Analisis yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian digunakan teknik analisis korelasi Rank Spearman untuk mengetahui hubungan antar variable bebas Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Interpersonal dengan Motivasi Kerja sebagai variable terikatnya.
Hasil analisis data, disimpulkan bahwa : 1. Terdapat hubungan positif dan kuat antara Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja. Nilai koefisien korelasi bernilai positif dan kuat yang menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berperan cukup penting dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan. 2. Terdapat hubungan positif dan kuat antara Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Kerja. Nilai koefisien korelasi bernilai positif dan kuat yang menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal berperan cukup penting dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrir Natsir
"Commencing from the year of eighties, the contemporary management study has started to switch from its narrow outlook on leadership into a larger dimension. Leadership is no longer viewed merely as leader to human being only, but also as leader to a change. A leader does not only influence the employees, but also becomes a central point in determining the direction of the company in its relation with various possibilities of change in company environment. It isfor this reason thatthe banking industry, as one of the industries facing the very dynamic and complex competition, requires flexible leaders capable of dealing with various problems encountered. Outputs of research indicate that transformational leadership have negative and insignificant path coefficient of (-0.24). Meanwhile, charismatic leadership influences the work behavior and employee performance in positive and significant path coefficient of consecutively (0.84) and (0,80). The transformational leadership have negative influence to the employee performance with the significant but negative path coefficient of (-0.64), and have the work behavior with positive influence to the employee performance with the positive significant path coefficient of (0,87) at the banking industry in Central Sulawesi. Benefit of this research is that it can be used as scientific information regarding the variables of transformational leadership, and charismatic leadership upon the work behavior and employee performance at the banking industry in Central Sulawesi. It can also be used as a basis to motivate improvement of the work behavior and employee performance related to the leadership application at banking industry, particularly in Central Sulawesi."
2006
MUIN-XXXV-1-Jan2006-36
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>