Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127062 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tutuarima, Andre S.
"PERTAMINA sebagai produsen aspal di Indonesia melayani sebagian besar kebutuhan aspal di dalam negeri. Dewasa ini PERTAMINA mengalami berbagai permasalahan antara lain tingkat permintaan aspal yang lebih besar dari kapasitas produksinya dimana kenaikan permintaan berkisar kurang lebih 10 % per tahun. Sebagai perusahaan negara, birokrasi dalam pengambilan keputusan sangat panjang yang memperlambat antisipasi perkembangan pasar, yang sangat berdampak terhadap strategi pemasaran dan sistem pemasaran aspal didalam negeri.
Ini adalah untuk mengidentifikasi strategi dan kebijaksanaan pemasaran dan juga untuk menganalisis fokus bisnis aspal dan perubahannya serta mengungkapkan informasi tentang sikap dan perilaku konsumen, dan untuk menyajikan suatu pola pemikiran baru mengenai pemasaran aspal kepada pimpinan dan manajemen PERTAMINA.
Ada beberapa konsep pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu PERTAMINA sebagai perusahaan negara, bauran pemasaran, distribusi, kebijakan harga, perencanaan strategi dan pelaksanaan pengawasan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk analisis strategi, kebijakan pemasaran, dan lingkungan perusahaan. Serta beberapa perhitungan yang bersifat kuantitatif untuk analisis pemasaran, distribusi dan biaya melalui 30 sampel yang diterapkan secara stratified random sampling.
Dari hasil penelitian dan analisa data dapat disimpulkan bahwa tingkat persaingan pemasaran aspal PERTAMINA dan aspal impor cukup besar, dikarenakan kebutuhan aspal didalam negeri lebih besar dari produksi aspal PERTAMINA, sehingga memungkinkan perusahaan swasta mengimpor aspal dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan aspal nasional.
Saran untuk mengatasi hal ini adalah optimalisasi kilang aspal PERTAMINA atau dengan mengadakan kerjasama dengan kilang aspal di luar negeri untuk pengadaan bahan baku aspal berupa bitumen feed stock dan penggunaan metode baru dalam pengemasan aspal agar lebih efisien."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfian Rakawira
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sadji
"Berdasarkan Undang-undang nomor 8 tahun 1971 PT. Pertamina (Persero) mendapat penugasan untuk memproduksi dan mendistribusikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan hasil olahan minyak dan gas bumi ke seluruh pelosok tanah air termasuk produk minyak pelumas. Pada tahun 1988, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Keppres nomor 18 yang memberikan kesempatan kepada pihak swasta untuk mengimpor pelumas dari jenis sintetis yang belum diproduksi oleh PT. Pertamina (Persero).
Semenjak kebijakan tersebut, telah mengakibatkan penurunan pertumbuhan pasar pelumas Pertamina. Gejala tersebut semakin dirasakan setelah keluarnya Keppres RI nomor 21/2001 dan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral nomor 1693 K/34 M.PE/2001 yang membuka kesempatan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), perusahaan swasta, perusahaan milik asing dan Koperasi untuk melaksanakan penyediaan dan pelayanan pelumas di dalam negeri. Perkembangan tersebut merupakan konsekuensi logis dalam pasar global yang berlaku pada setiap negara pada dekade terakhir ini.
Untuk mampu bersaing dalam pasar global, PT. Pertamina (Persero) dituntut mampu merumuskan strategi pemasaran pelumas yang tepat dalam rangka mempertahankan pangsa pasar yang telah dimiliki serta berusaha merebut pangsa pasar yang sudah dikuasai oleh produsen pelumas merek lain. Peneiitian ini disusun berdasarkan konsep keunggulan bersaing (Porter : 1994) dengan menggunakan empat pendekatan analisis, yaitu : analisis regresi linear berganda (Wibisono : 2003) untuk mengetahui sejauh mana pangsa pasar pelumas Pertamina dan perkembangannya; analisis SWOT (Purnomo dan Zulkieflimansyah : 1999) untuk membuat pemetaan posisi perusahaan dalam persaingan industri pelumas; analisis matriks General Electric (Kotler : 2000) untuk mengetahui posisi bisnis PT. Pertamina (Persero); serta analisis kepuasan pelanggan untuk mendeteksi customer gap dan mengetahui posisi kepuasan dan harapan pelanggan (Zeithaml dan Bitner : 2000).
Data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari data intern PT. Pertamina (Persero) dan BPS (Biro Pusat Statistik), serta data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner khususnya untuk analisis kepuasan pelanggan. Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan dilakukan terhadap dimensi berwujud (tangible), keandalan (reliability), Jaya tanggap (responsiveness), keyakinan (assurance), dan empati (empathy) dengan mengajukan 23 set pernyataan yang ditanyakan kepada para pelanggan yang dipilih berdasarkan metode cluster sampling (area sampling tertentu) dan purposive sampling (sampling berdasarkan pertimbangan tertentu). Hasil kuesioner kemudian dianalisis dengan menggunakan diagram Kartesius.
Dari hasil penelitian dapat disarankan kepada PT. Pertamina (Persero) untuk melakukan penelitian kepuasan pelanggan secara periodik dan terpola dengan baik; mempunyai akses data penunjang (data sekunder) yang up to date dan berkesinambungan untuk keperluan analisis pasar dan lingkungan eksternal; melakukan pembenahan serta memperluas jaringan pemasaran pelumas Pertamina; penjajagan ekspor dengan melakukan langkah antara lain labeling pembungkus dalam dwi bahasa (Inggris dan Indonesia); menjaga ketersediaan produk agar tidak sampai kosong; mengubah budaya kerja dan budaya perusahaan; serta meningkatkan efisiensi dalam rangka mencapai cost leadership.

Marketing Strategy Of Pertamina Lubricant Facing Global CompetitivePursuant to code law number 8 year 1971 PT. Pertamina (Persero) get assignation to produce and distribute Fuel Oil and result of processed gas and oil to entire of fatherland including lubricant oil product. in the year 1988, Republic Government Of Indonesia release Keppres number 18 giving opportunity to private sector importing synthetic lubricant which not been yet produced by PT. Pertamina (Persero).
Eversince that Policy, have resulted degradation of growth market lubricant of Pertamina. The Symptom progressively felt after the release of Keppres Ri number 21/2001 and Ministerial Decree of Energy and Resource Mineral number 1693 K/34 M.Pe/2001 which is opening opportunity to institute of Effort Public Ownership (BUMN), Institute of Effort Property of Area (BUMD), private company, foreign company and Co-Operation to execute lubricant supplying and services in country. The growth represent logical consequence in global market which go into effect in each state at this last decade.
In order to compete in global market, PT. Pertamina (Persero) claimed can formulate the correct marketing strategy of lubricant to maintaining market compartment which have been owned and also try to grab market compartment which have been mastered by producer lubricant of other brand. This research is compiled pursuant to excellence concept compete (Porter : 1994) by using four approach methods of analysis, those are : doubled linear regression analysis (Wibisono : 2003) to know how far market compartment lubricant of Pertamina and its growth; analysis of SWOT (Pumomo and Zulkieflimansyah : 1999) to make mapping of company position in competitive of lubricant industry; analysis of Matrix General Electric (Kotler : 2000) to know business position of PT. Pertamina (Persero); and also analyze customer satisfaction to detect customer gap and knowing customer satisfaction position also customer expectation (Zeithaml and Bitner : 2000).
Data which is used in this research come from data of intern PT. Pertamina (Persero) and BPS (Statistical Bureau Center), and also obtained primary data through spreading of questioner specially for the analysis of customer satisfaction. The measurement of level customer satisfaction conducted to extant dimension tangible, reliability, responsiveness, assurance, and empathy by raising 23 setting asked statement to all selected customer choosing by method of cluster sampling (certain sampling area) and purposive sampling (sampling pursuant to certain consideration). Afterwards the result of questioner is analyzed by using diagram of Kartesius.
From the result of research can be suggested to PT. Pertamina (Persero) to conduct research of customer satisfaction periodical and better pattern; having supported data access (secondary data) which is up to date and continual for market analysis and external environment; conducting correction and also extend marketing network of Pertamina lubricant; attempt of exporting by doing step for example package labeling in bilingualism (English and Indonesian); taking care the availability of product in order not to be empty; altering work and company culture; and also improve efficiency in order to reaching cost leadership."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T 13945
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Francy Iriani Ekawati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran pada Bank-Bank Swasta Nasional antara lain strategi produk, distribusi, penetapan harga dan promosi yang berpengaruh terhadap pemupukan dana dari masyarakat dan besarnya pengaruh masing-masing faktor tersebut.
Landasan teori penelitian ini adalah teori manajemen pemasaran yang telah diaplikasikan pada industri perbankan. Fokus teori manajemen pemasaran pada pembuatan keputusan strategik untuk penetapan harga, produk, saluran distribusi dan promosi. Menurut teori, Bank semakin banyak menyerap dana dari masyarakat apabila menerapkan strategi harga berupa tingkat bunga yang tepat, jumlah produk yang tepat dengan jenis produk yang sesuai kebutuhan konsurnen, biaya promosi yang cukup dan alat promosi yang tepat sasaran serta saluran distribusi berupa banyaknya kantor, adanya ATM, layanan on-line, home banking & telephone banking.
Metodologi penelitian ini termasuk ex post facto, yaitu mengkaji hubungan antara variabel strategi pemasaran yang diwakili oleh banyaknya kantor, adanya ATM sebagai variabel boneka, jumlah produk pendanaan, tingkat bunga tabungan, giro dan deposito dan jumlah biaya promosi dengan variabel jumlah dana yang dapat dihimpun oleh bank, jumlah observasi penelitian adalah 45, terdiri dari 9 bank, masing-masing bank 5 tahun. Teknik analisa data menggunakan metode analisis regresi berganda dan analisis korelasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat bunga tabungan, jumlah kantor, adanya ATM dan besarnya promosi mempengaruhi jumlah dana yang dapat dihimpun oleh bank-bank swasta nasional. Adapun kontribusi tingkat bunga tabungan sebesar 0,44% , jumlah kantor sebesar 0,59 % dan biaya promosi sebesar 0,23 %. Secara bersama-sama variabel tersebut dapat menjelaskan sebesar 81,89 % pengaruhnya terhadap jumlah dana yang dapat dihimpun.
Temuan penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi bank-bank swasta nasional khususnya dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk menghimpun dana dari masyarakat. "
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syahid
"ABSTRAK
Penyempurnaan organisasi PERTAMINA berdampak positif yaitu menjadi
semakin pendeknya jalur birokrasi yang selanjutnya diharapkan dapat semakin
meningkatkan efisiensi dan produktifitasnya. Pada masa mendatang kemungkinan
PERTAMINA akan menjadi suatu organisasi yang semakin terdesentralisasi, yang
berarti unit-unit operasinya semakin diberi keleluasaan dalam melakukan kegiatan
usahanya, yang meliputi kegiatan investasi, pengembangan usaha dan kegiatan
operasional sehari-hari. PERTAMINA Unit Pembekalan dan Pemasaran Dalam
Negeri TI (UPPDN TI) yang berkedudukan di Palembang, sebagai salah satu unit
operasi PERTAN1IN A, dituntut untuk melakukan pembenahan-pembenahan dalam
rangka mengantisipasi perubahan yang terjadi dimasa mendatang. Salah satu faktor
yang harus segera dibenahi adalah sistem informasinya, khususnya sistem informasi
akuntansi yang selama ini telah ada dan telah memanfaatkan komputer.
Pemanfaatan sistem informasi akuntansi dan informasi yang dihasilkan selama
ini masih kurang optimal. Orientasi pemanfaatan sistem informasi akuntansi masih
terfokus pada informasi yang bersifat scorekeeping information, yang berarti masih
menitik-beratkan pada pemenuhan kebutuhan informasi untuk menunjang
penyusunan laporan keuangan. Sedangkan penyajian attention-directing information
dan decision-making information, masih kurang mendapat perhatian. Kurang
optimalnya pemanfaatan informasi yang dihasilkan oleh SIA dewasa ini disebabkan
oleh beberapa hal. Pertama adalah masih kurangnya pengertian para karyawan
bahwa SIA yang telah ada dapat menghasilkan berbagai macam informasi yang
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tugas sehari-hari. Sedangkan yang kedua
adalah adanya keterlambatan penyajian informasi sebagai akibat lamanya waktu
pemrosesan data yang masih menggunakan sistem batch, dengan jadwal
pengumpulan data yang relatif lama yaitu antara 10 hari hingga 3 bulan. Sedangkan
pengembangan awal SIA yang tidak terpadu, yaitu dapat dilihat dengan
digunakannya software yang berbeda-beda, merupakan hambatan pengembangan
SIA dewasa ini.
Agar pemanfaatan SIA dapat lebih optimal, maka perlu dilakukan beberapa
pembenahan. Pertama tentunya memberikan pengertian kepada seluruh karyawan
akan pentingnya informasi khususnya dimasa-masa mendatang sejalan dengan
semakin kompleksnya kegiatan perusahaan, serta kemampuan SIA yang dapat
menghasilkan berbagai macam informasi. Sedangkan untuk mempercepat
pemrosesan data yang masih menggunakan sistem batch, dapat dilakukan dengan
penjadwalan pengumpulan data yang lebih fleksibel sehingga dapat disesuaikan
dengan saat-saat diperlukannya informasi. Selanjutnya perlu dikembangkan
pemrosesan data dengan sistem on-line, yang dapat lebih menjamin validitas dan
ketepatan waktu penyajian informasi, sehingga informasi yang dihasilkan dapat lebih
bermanfaat.
Pengembangan SIA dengan menggunakan sistem on-line, telah dilakukan oleh
PERTAMINA UPPDN II, yaitu dengan dikembangkannya Financial Integrated Online
System (FIOS). FIOS merupakan SIA terpadu, diharapkan akan dapat menjadi
pengintegrasi semua sistem informasi akuntansi yang telah ada. Dengan demikian
diharapkan akan dapat diperoleh suatu informasi terpadu, dengan kualitas informasi
yang lebih terjamin. Pengembangan SIA dimasa-masa mendatang harus selalu
berpedoman pada kebutuhan informasi yang diperlukan bagi seluruh jajaran
PERTAMINA UPPDN II. Adapun pendekatan pengembangan yang tepat adalah topdawn
approach. Pendekatan ini dapat menunjukkan bahwa manajemen tahu persis
kebutuhan informasinya, serta lebih menjamin pengembangan suatu sistem informasi
yang terpadu.
Pada akhirnya, informasi yang dapat disajikan diharapkan dapat memenuhi
ketiga sifat informasi yang idealnya dihasilkan suatu sistem informasi akuntansi,
yaitu: scorekeeping information, attention-directing information dan decision-making
information.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Pribadini
"Teknologi memang suatu studi yang akan selalu meluncurkan inovasiinovasi yang terkadang tidak terpikirkan oleh kita sebelumnya. Peneliti tertarik membahas strategi komunikasi pemasaran di bidang telekomunikasi karena studi komunikasi dan telekomunikasi adalah bidang-bidang yang senantiasa berkembang mengikuti tren dan gaya hidup. Kecenderungan gaya hidup masyarakat Indonesia, terutama di kota-kota besar, yang terkadang memaksakan diri untuk tampil gaya dan tidak sesuai dengan kebutuhan.
Telekomunikasi kini sedang booming dengan teknologi CDMA, di mana masyarakat lebih mengenal brand TelkomFlexi, Fren, StarOne, dan Esia. Operator-operator ini muncul di tanah air dengan jarak yang saling berdekatan. Pantaslah jika ada yang memegang peranan sebagai market leader dan newcomer, dimana newcomer ini berada di pasar challenger, follower, ataupun niche. Peneliti tertarik menganalisa strategi komunikasi pemasaran newcomer dalam menghadapi market leader. Dan dalam hal ini newcomer berada dalam challenger market.
Penelitian ini dilakukan dengan analisa kualitatif, dengan metode penelitian menggunakan method of agreement dan method of difference, dimana peneliti akan menganalisa strategi apa yang sama dan berbeda dari 9 poin yang diperbandingkan. Sembilan poin tersebut adalah market segment, positioning, produk, tarif, program promosi, fasilitas layanan pelanggan, program jangka panjang, and barrier to entry, dan marketing PR-nya.
Penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara baik melalui email maupun tatap muka dengan narasumber yang kompeten dan latar belakang yang sesuai dengan penelitian ini.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi newcomer lebih menekankan pada sector harga (price), yaitu dengan mematok tarif termurah di antara operator telepon yang lain. Selain itu, dengan latar belakang perusahaan yang cukup besar dan sudah malang melintang di dunia telekomunikasi cukup lama newcomer ini berani head-to-head dengan market leader. Serangan yang dilakukan cukup frontal dan flanking. Sehingga market leader-pun merasa bahwa newcomer ini sangat potensial merebut market share-nya.
Namun karena umurnya yang masih sangat muda, peneliti juga menemukan banyak kekurangan. Diantaranya kurangnya informasi yang ada di situsnya sendiri dan kurang unik dan kreatif dalam promosi penjualannya. Konsumen tentu akan lebih cepat ingat dengan hal-hal yang unik sehingga brand awareness dalam benak konsumen pun akan cepat tercapai. Melihat program jangka panjang yang lebih fokus pada akses data, seharusnya newcomer memperhitungkan dengan benar tentang hal ini.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktarini Lestari Eko Hastuti
"ABSTRAK
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki ukuran presentase
jumlah bajakan sebesar 10% - 25%. Dengan total kerugian sebesar USS 173.6 juta pada
tahun 1999 dan US$ 187 juta pada tahun sebelumnya. Pembajakan CD musik dimulai
sejak pertengahan tahun 1995, merebaknya kasus pembajakan CD musik di Indonesia
hingga kini masih belum terselesaikan dan masih berkelanjutan. Hingga akhir tahun 1999
menurut data USTR, Amerika Serikat mengalami kerugian atas pembajakan yang berlaku
di Indonesia terhadap lagu-lagunya sebesar US$ 3 juta. Angka tersebut sudah mengalami
penurunan dari tahun 1997 yang berkisar US$ 9 juta. Penurunan angka tersebut dapat
dikarenakan sudah mulai membaiknya keadaan politik dan ekonomi di Indonesia.
Berdasarkan hasil pengolahan data terlihat bahwa faktor lokasi, Iingkungan sosial,
iklan, harga, kualitas dan kompilasi sangatlah berpengaruh bagi masyarakat atau
responden pada umumnya. Selain itu kebutuhan akan adanya kampanye atau seminar
musik tentang sisi positif membeli CD resmi juga dirasa sangat penting bagi sebagian
besar responden, dengan demikian maka akan lebih baik bila dilakukan secara intensif
kampanye atau seminar yang dilakukan oleh para musisi/artis atau tokoh masyarakat
yang tentunya sesuai dengan tempat atau segmen yang dituju. Sedangkan untuk masalah
hukum, meskipun sebagian besar responden sudah sangat mengetahuinya dan
menyatakan bahwa hukum yang berlaku tersebut sudah sangat tepat, tetapi kebiasaan
membeli CD bajakan masih tetap berlangsung, maka untuk menghadapi hal tersebut
selain diperlukan opini leader bagi masyarakat, juga diperlukan informasi yang terbaru
dan pemberian added value bagi setiap konsumen sehingga dapat menambah keyakinan
para konsumen untuk memilih dan membeli CD resmi. Dengan demikian untuk
mengatasi hal tersebut, penulis mencoba menggunakan strategi pemasaran seperti
marketing mix, pull dan push strategi dalam menghadapi kasus pembajakan ini.
"
2000
T2615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Budilaksono
"ABSTRAK
Pesatnya pembangunan di segala bidang menumbuhkan peluang
berusaha, terutama pada sektor konstruksi. Konstruksi menyangkut
berbagai aspek pembangunan, seperti pembangunan perumahan hingga
jalan raya.
Dalam RAPBN 1993/1994, pembangunan infrastruktur, seperti
jalan dan transportasi, listrik dan air, mendapat prioritas
utama. Dengan demikian diharapkan faktor-faktor penghambat investasi oleh pihak swasta dapat semakin berkurang, sehingga proyek yang direncanakan dapat direalisir.
Perkembangan sektor konstruksi sangat dipengaruhi oleh
pertumbuhan ekonomi nasional. Misalnya pada tahun 1993 industri
ini tampak berkembang baik dengan banyaknya proyek-proyek yang
bisa direalisir. Kondisi yang tampak terus membaik ini, memberi
harapan bahwa pada tahun 1994 ini, industri konstruksi pun akan
tetap memiliki prospek yang cerah.
Pasar industri konstruksi nasional di atas, banyak didominasi oleh kontraktor besar yang tergabung dalam Asosiasi Kontraktor
Indonesia (KI) dengan jumlah anggota sebanyak 100 perusahaan,
merebut 1/3 dan total omzet jasa konstruksi. Sementara anggota
Gabungan Pelaksana Konstruksi (Gapensi) yang beranggotakan 30.000
lebih perusahaan, hanya mendapat 2/3 pangsa bisnis Jasa konstruksi, sehingga rata-ratanya sebesar Rp. 1,3 milyar.
Dari ke 100 anggota AKI, terdapat 10 besar kontraktor nasional, yaitu enam BUMN, dua quasi BUMN, dan dua swasta nasional.
Tingkat penjualan dari ke 10 kotraktor besar nasional tersebut, hampir mempunyai pendapatan yang sama, sehingga tingkat
persaingannya ketat.
PT.Hutama Karya sebagai kontraktor yang termasuk dalam
jajaran 10 besar kontraktor nasional, menduduki urutan ke 5 dari
ke 10 kontraktor besar tersebut. Untuk mengejar ke urutan 1 dari
urutan ke 5, dalam lingkungan persaingan yang ketat itu diperlu
kan strategi pemasaran yang baik.
Strategi pemasaran yang baik, perlu memperhatikan lingkungan
ekternal dan internal perusahaan. Lingkungan eksternal meliputi
lingkungari remote, lingkungan industri dan lingkungan operasi.
Dari lingkungan eksternal kita dapat mengetahul ancaman dan
peluang yang ada bagi perusahaan. Sedang lingkungan internal
meliputi kekuatan dan kelemahan yang ada dalam perusahaan. Dari
analisis kedua lingkungan tadi dipertemukan, sehingga kita bisa
menentukan bentuk strategi seperti apa yang perlu diterapkan dan
pada kondisi lingkungan yang bagaimana strategi itu diterapkan.
aturan teknis strategi pemasaran yang balk, dimulai dengan
merencanakan, mernformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasinya.
Dari sini kita bisa mendapatkan suatu strategi pemasaran
yang terarah, efektif dan efisien.;ABSTRAK
Pesatnya pembangunan di segala bidang menumbuhkan peluang
berusaha, terutama pada sektor konstruksi. Konstruksi menyangkut
berbagai aspek pembangunan, seperti pembangunan perumahan hingga
jalan raya.
Dalam RAPBN 1993/1994, pembangunan infrastruktur, seperti
jalan dan transportasi, listrik dan air, mendapat prioritas
utama. Dengan demikian diharapkan faktor-faktor penghambat investasi oleh pihak swasta dapat semakin berkurang, sehingga proyek yang direncanakan dapat direalisir.
Perkembangan sektor konstruksi sangat dipengaruhi oleh
pertumbuhan ekonomi nasional. Misalnya pada tahun 1993 industri
ini tampak berkembang baik dengan banyaknya proyek-proyek yang
bisa direalisir. Kondisi yang tampak terus membaik ini, memberi
harapan bahwa pada tahun 1994 ini, industri konstruksi pun akan
tetap memiliki prospek yang cerah.
Pasar industri konstruksi nasional di atas, banyak didominasi oleh kontraktor besar yang tergabung dalam Asosiasi Kontraktor
Indonesia (KI) dengan jumlah anggota sebanyak 100 perusahaan,
merebut 1/3 dan total omzet jasa konstruksi. Sementara anggota
Gabungan Pelaksana Konstruksi (Gapensi) yang beranggotakan 30.000
lebih perusahaan, hanya mendapat 2/3 pangsa bisnis Jasa konstruksi, sehingga rata-ratanya sebesar Rp. 1,3 milyar.
Dari ke 100 anggota AKI, terdapat 10 besar kontraktor nasional, yaitu enam BUMN, dua quasi BUMN, dan dua swasta nasional.
Tingkat penjualan dari ke 10 kotraktor besar nasional tersebut, hampir mempunyai pendapatan yang sama, sehingga tingkat
persaingannya ketat.
PT.Hutama Karya sebagai kontraktor yang termasuk dalam
jajaran 10 besar kontraktor nasional, menduduki urutan ke 5 dari
ke 10 kontraktor besar tersebut. Untuk mengejar ke urutan 1 dari
urutan ke 5, dalam lingkungan persaingan yang ketat itu diperlu
kan strategi pemasaran yang baik.
Strategi pemasaran yang baik, perlu memperhatikan lingkungan
ekternal dan internal perusahaan. Lingkungan eksternal meliputi
lingkungari remote, lingkungan industri dan lingkungan operasi.
Dari lingkungan eksternal kita dapat mengetahul ancaman dan
peluang yang ada bagi perusahaan. Sedang lingkungan internal
meliputi kekuatan dan kelemahan yang ada dalam perusahaan. Dari
analisis kedua lingkungan tadi dipertemukan, sehingga kita bisa
menentukan bentuk strategi seperti apa yang perlu diterapkan dan
pada kondisi lingkungan yang bagaimana strategi itu diterapkan.
aturan teknis strategi pemasaran yang balk, dimulai dengan
merencanakan, mernformulasikan, mengimplementasikan dan mengevaluasinya.
Dari sini kita bisa mendapatkan suatu strategi pemasaran
yang terarah, efektif dan efisien.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Rusminaldi
"Industri internet merupakan industri yang berkembang pesat, dimana peran internet dapat ditemui di hampir seluruh kegiatan masyarakat dunia, baik untuk kebutuhan kerja, kampus, informasi maupun hiburan. Perkembangan yang pesat ini tidak terlepas dari cepatnya pertumbuhan teknologi Internet Protocol (IP) dan industri pendukung seperti Perangkat keras (hardware) dan Perangkat lunak (software) komputer.
Di Indonesia, perkembangan internet yang pesat dan potensi pertumbuhan pangsa pasar yang besar menjadi suatu tantangan tersendiri khususnya bagi para penyelenggara jasa akses internet yang ada. Bagi Indosat yang memiliki ISP IndosatNet, perkembangan industri internet yang cepat merupakan tantangan tersendiri dalam usahanya mengembangkan pasar dalam industri ini. Adanya perubahan dalam regulasi pemerintah dalam bidang Telekomunikasi membuat Indosat barns melakukan reposisi strategi perusahaan dari perusahaan penyelenggara jasa telekomunikasi intemasional menjadi perusahaan penyelenggara jasa telekomunikasi secara full dan terintegrasi (Full Network and Service Provider) dengan berbasis kepada Backbone, Fixed, Mobile and Selular serta Internet dan Multimedia, dimana untuk lebih mengoptimalkan bisnis internet, maka Indosat mengalihkan jasa Internet ke anak perusahaannya yaitu PT. Indosat Mega Media (IM2) yang memang bergerak dan memiliki core bisnis dalam bidang Internet dan Multimedia.
Dengan adanya pengalihan Jasa IndosatNet dari Indosat ke IM2, dibutuhkan suatu analisa yang mampu menunjukkan posisi perusahaan, dalam hal ini IM2 sebagai perusahaan yang kini menangani jasa tersebut perlu menyusun posisi produk dalam lingkungan industri untuk keniudian dapat diterapkan strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dapat memenangkan persaingan ditengah semakin ketatnya persaingan yang teijadi.
Berdasarkan analisa dari faktor lingkungan ekstemal diperoleh faktor-faktor yang berpengaruh terhadap daya tarik perusahaan (IM2) dalam berasaha antara lain yaitu potensi dan pertumbuhan pasar yang besar, perkembangan teknologi akses internet yang berkembang sangat cepat dan bervariasi, pergeseran nilai social budaya dalam sebagian masyarakat dimana internet sudah menjadi bagian dari gaya hidup yang memudahkan dalam aktivitas sehari-hari serta intensitas persaingan yang semakin ketat dengan banyaknya pemain baru yang masuk ke dalam industri.
Berdasarkan analisa dari faktor lingkungan internal diperoleh.faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kekuatan perusahaan (IM2) antara lain yaitu kemampuan untuk menggunakan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pasar dan mengikuti perkembangan teknologi yang ada, adanya dukungan backbone Indosat, baik intemasional maupun domestik, sumber daya manusia yang berkualitas, baik di bidangnya dan memiliki kemauan untuk mengembangkan perusahaan dan didukung oleh system pelatihan yang berkesinambungan.
Dari hasil analisa SWOT yang dilakukan, strategi yang disarankan bagi perusahaan adalah strategi agresif dengan memanfaatkan sebaik mungkin kekuatan yang ada untuk meraih peluang-peluang yang ada. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan lebih mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki dan menerapkan strategi yang mendukung kearah pengembangan kekuatan yang sesuai untuk dapat meraih peluang yang tersedia sekaligus mampu mengatasi kekurangan dan ancaman yang ada.
Dari hasil analisa BCG yang dilakukan terhadap produk jasa akses IndosatNet, diperoleh posisi produk yaitu Jasa IndosatNet Dial Up berada pada posisi Question Mark yang pada umumnya memerlukan strategi bauran pemasaran yang tepat untuk dapat meningkatkan posisi terutama terkait dengan usaha peningkatan kondisi market share produk dan Jasa IndosatNet Dedicated berada pada posisi Star yang dapat dikatakan bahwa posisi produk ini memegang peranan penting dalam group produk akses internet perusahaan dan dibutuhkan kegiatan pemasaran yang tepat untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan terus posisi produk ini.
Untuk strategi pemasaran terdapat beberapa alternative pendekatan strategi yang dapat diambil oleh perusahaan, diantaranya yaitu untuk jasa Dial up adalah dengan melakukan serangan rusuk dengan langsung menyerang hal-hal yang menjadi kelemahan pemimpin pasar dan serangan menghindar dengan menargetkan pasar yang belum begitu banyak tersentuh baik secara segmen pasar maupun secara geografis serta dengan menerapkan dengan tepat teknologi yang sesuai. Sementara untuk jasa Dedicated, adalah dengan melakukan melakukan perluasan keseluruhan pasar dan melindungi pangsa pasar eksisting.
Perusahaan perlu menerapkan program bauran pemasaran (marketing mix) yang mampu untuk mendukung alternative strategi pemasaran yang ada, baik untuk Produk. Price, Promotion Place, People, Proccess maupun Physical Evidence dan diperlukan konsistensi dalam pelaksanaanya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Hapsari Suryani
"ABSTRAK
Sejak terjadinya krisis ekonomi di Indonesia yang dimulai pada akhir tahun 1997, banyak terjadi perubahan-perubahan pada industri khususnya industri telekomunikasi. Salah satunya adalah penjualan saham INDOSAT sebagai operator telekomunikasi Indonesia yang mendapatkan minat yang cukup besar pada proses penjualannya. Terjadinya peningkatan pertumbuhan industri telekomunikasi menjadi 7,4 persen menunjukkan adanya penggunaan sektor telekornunikasi sebagai sarana penunjang dunia usaha di Indonesia dimana seiring juga dengan pertumbuhan perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan multinasional yang membutuhkan sarana telekomunikasi dalam berhubungan dengan pihak luar maupun antar cabang-cabangnya Melihat potensi pasar industri telekomunikasi khususnya komunikasi data ini ditunjang juga dengan adanya deregulasi dari industri telekomunikasi mebuat semakin terbukanya peluang bagi investor luar maupun investor lokal untuk ikut terjun ke industri ini.
Dengan terbukanya peluang di industri telekomunikasi ini menyebabkan semakin tingginya persaingan di industri ini. Salah satu tolak ukur bagi pelanggan untuk memilih penyelenggara komunikasi data diukur berdasarkan tingkat kepuasan dari pelanggan yang rata-rata adalah perusahaan small-medium enterprise sampai dengan perusahaan enterprise itu sendiri. Guna untuk memperoleh faktor kepuasan pelanggan tersebut diperlukan strategi pemasaran yang tepat sasaran dimana orientasinya adalah pada pelanggan (customer oriented). Sebagai perusahaan jasa, PT. XYZ memiliki strategi pemasaran yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang consumer goods. Dalam melakukan penelitian ini, penulis mencoba untuk mengidentifikasi penemuan masalah-masalah yang akan menjadi penghambat perusahaan dalam melakukan penetrasi pasar khususnya dalam bersaing di industri komunikasi data ini.
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan pengambilan data sekunder yang diperoleh dari data-data internal perusahaan ditambah dengan data literatur yang diperoleh dari internet maupun data laporan keuangan perusahaan persaing. Terkait dengan analisis yang dilakukan penulis yaitu dengan menggunakan analisis 3C yaitu competitor, customer dan corporate, maka perlu untuk mengetahui besar potensi pasar industri komunikasi data ini dimana potensi pertumbuhan pasar sebesar 35 persen dan perkiraan pendapatan sebesar 5 persen menunjukkan bahwa pasar tersebut memiliki potensi besar untuk dapat digarap. Dengan mengacu pada tiga produk utama dari PT. XYZ yaitu Frame relay, VSAT dan VPN IP diperoleh data mengenai posisi produk-produk tersebut relatif terhadap kompetitornya dengan menggunakan analisis portofolio produk (Boston Consulting Group). Hasil analisis ini menunjukkan .posisi Frame relay pada star dimana kedua produk lainnya pada posisi question mark Mengingat pada produk Frame relay yang merupakan produk sejak tahun 1996 perlu dipertimbangkan kedua produk lainnya sebagai produk pengganti yang akan berada di posisi star. Analisis Product Life Cycle dari ketiga produk tersebut menunjukkan bahwa ketiganya masih menempati posisi produk growth dimana pada posisi ini perusahaan perlu menfokuskan pada strategi Segmenting Targeting Positioning (STP) serta strategi bauran pemasaran dari setiap produk tesebut. Dengan melihat PT. XYZ sebagai perusahaan jasa, maka digunakan analisis bauran pemasaran 8 P dimana 4 P lainnya adalah faktor People, Productivity and Quality, Process dan Physical evidence. Saat ini perusahaan tidak membedakan secara signifikan untuk strategi bauran pemasaran ketiga produk tersebut. Perbedaan yang terjadi adalah pada fitur- fitur yang diberikan pada setiap produk.
Setelah dilakukan analisis strategi pemasaran pada ketiga produk tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa PT. XYZ melakukan perbedaan di pasar komunikasi data dengan memberikan total solusi end-to-end bagi pelanggannya yang merupakan perwujudan dari positioning produknya. namun terkait dengan segmeming yang dilakukan perusahaan yaitu pada segmen industri perlu dilakukan peninjauan ulang terhadap SIP ini dengan memperhatikan juga pada faktor pendekatan terkait produk (product-related approaches). Sedangkan jika melihat pada ketiga produk yang dijalankan perusahaan selama ini, produk VPN IP dengan tingkat life cycle yang sangat tinggi memerlukan pendekatan yang lebih spesifik khususnya pada faktor proinosi dan edub.si dimana produk ini masih merupakan produk yang baru bagi pasar. Secara keseluruhan yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah pada proses delive1y produk yang masih rendah tingkat kepuasannya jika dilihat dari hasil survey terhadap pelanggan-pelanggan PT. XYZ. Peningkatan pada proses delive1y serta peninjauan ulang terhadap program pemasarannya diharapkan dapat menjadikan PT. XYZ sebagai perusahaan komunikasi data yang terbesar di Indonesia.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>