Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62784 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochamad Nadjib
"Pada penelitian ini dipelajari sifat mampu las baja API 5L-X65 yang merupakan salah satu jenis High Strength Low Alloy Steel (HSLA) menggunakan elektroda type OK 12.10 sedangkan fluksnya adalah type OK 10.70 (produk ESAB). Proses pengelasan dilakukan dengan las busur rendam dengan memvariasikan bentuk kampuh dengan besarnya masukan panas (dengan mengubah parameter arus dan tegangan).
Dari penelitian ini harapkan akan didapat sifat mampu las baja API 5L-X65 ditinjau dari hubungan struktur mikro dengan sifat mekanis. Baja API 5L-X65 dilas dengan teknik proses Submerged Arc Welding (busur rendam), dengan jalan memvariasikan antara tiga bentuk kampuh (U, V dan Y) dengan masukan panas (parameter arus dan tegangan).
Bila ditinjau dari struktur mikro, ketiga macam bentuk kampuh lasan diatas mempunyai struktur Widmanstatten dengan komposisi pada kampuh V = 90% ferit bentuk plat, bentuk kampuh Y sebesar 70% dan bentuk kampuh U sebesar 25%. Bila dihubungkan dengan harga kekuatan tumbuk maka lasan bentuk kampuh U mempunyai harga kekuatan tumbuk paling tinggi (85 Joule), sedangkan kampuh Y sebesar 49 Soule dan bentuk kampuh V hanya 40 Joule.
Bila ditinjau dari hubungan antara besar diameter butir dengan distribusi kekerasan, terlihat bahwa daerah pertumbuban butir (d''2 = 27), daerah temper (d'''2 = 49) dan daerah rekristalisasi butir (d'''2 = 58) jika dihubungkan dengan harga distribusi kekerasan maka harga kekerasan untuk daerah rekristalisasi mempunyai harga yang paling tinggi 219,1 Hv, sedangkan daerah temper 207,2 Hv dan daerah pertumbuhan butir 192,2 Hv."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuhani Djaya
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39727
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Sairin Haning
"Perubahan struktur mikro baja karbon rendah menyebabkan terjadinya perubahan sifat. Perubahan ini sangat dipengaruhi oleh bentuk dan jenis pengerjaan (perlakuan) yang diberikan atau yang dialami oleh baja tersebut, bentuk dan jenis pengerjaan umumnya berupa pengerjaan panas atau pengerjaan dingin. Telah dilakukan penelitian pada konstruksi sambungan las dari bahan lembaran baja karbon rendah spesifikasi Ship Plate BKI Grade "A" hasil pengerolan panas produksi PT. Krakatau Steel, dengan menggunakan las SMAW dalam kondisi arus dan kecepatan pengelasan yang konstan. Dalam penelitian ini diambil dua jenis spesimen yang berbeda masing-masing spesimen yang tidak mengalami proses pengelasan dengan variasi sudut antara arah roll dan arah sumbu panjang spesimen masing-masing diambil 0° , 45° dan 90° dan spesimen yang mengalami proses pengelasan dengan variasi sudut arah roll terhadap arah las, masing-masing diambil 0° , 45° dan 90°.
Pada penelitian ini dilakukann pengujian mekanik antara lain uji tarik, uji kekerasan, uji impact, pengukuran besar butir, uji metalografi, uji kekasaran permukaan, uji korosi serta struktur fasa dan bentuk butir. Berdasarkan hasil pengujian tersebut diatas didapatkan kekuatan tarik terbesar (6u) = 46,33 kg/mm2, kekuatan luluh (ay) = 31,74 kg/mm2 elongation (e) = 41,66 %, kekuatan impact (HI) = 1,525 J/mm2, kekerasan (Hv) = 200 pengurangan massa (R) = 1,212 mm/yr dan kekuatan tarik terkecil (6u) = 37,76 kglmm2, kekuatan luluh (ay) = 27,02 kg/mrn2, elongation (e) = 09,50 %, kekerasan (Hv) = 160,70, kekuatan impak (HI) = 0,0128 J/mm2 dan pengurangan massa (R) = 0,0641 mm/yr.

The change of microstructure low carbon steel to cause alteration property. This alteration very influenced by model treatment quality which receiving or to experienced by steel mentioned this type or sort working was generally hot working which cold working. The investigation or-welding joint construction according to material low carbon steel spesification "Ship Plate BKI Grade A" hot rolling produce PT. Krakatau steel with applying SMAW weld in current condition and welding speed which constant According to investigation used two speciment type which to differ severally that not to experience welding proms for angle variation direction gap to rolling and and length pith speciment to take severally 0°, 45° and 90° and the speciment which to experience welding process with rolling direction to wards weld metal course, for severally to used 0°, 45° dan 90°.
According to this investigation to executed mechanic testing among ather things tension test, hardness test impact test grain measuring, metallography test surface roughness test and corrosion test, besides from that possible too grain model and fasa structure° To be found result test mentioned to find the highest tension stress (au) = 46,33 kg/mm2, yield stress (cy) = 31,74 kglmm2, elongation (e) = 41,66 %, impact stress (Hi) = 1,525 J/mm2, hardness (Hv) = 2110 and to decrease of mass (R) = 1,212 mm/yr, and the lowest tension stress (cu) = 37,76 kg/mm2, yield stress (ay) = 27,02 kg/mm2, elongation (e) = 09,50 %, hardness (Hv) = 160,70, impact stress (HI) = 0,0128 J/mm2, and to decrease of mass (R) = 0,0641 mm/yr.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muswalin
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39809
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Rudolf P.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Pudji Hertanto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Adhi R.
"Polipropilen (PP) merupakan salah satu polimer yang paling banyak digunakan dalam aplikasi plastik kemasan. Ini karena sifat-sifat polipropilen memiliki banyak keunggulan yaitu dalam hal sifat optis dan mekanisnya. Perkembangan plastik kemasan yang pesat juga akan membutuhkan kualitas yang sesuai dengan aplikasinya. Oleh karena itu perlu diketahui sifat-sifat yang ada pada salah satu polipropilen (PP) yang ada di Indonesia. Penetitian ini bertujuan untuk mempelajari sifat optis berupa keburaman (haze) dan sifat mekanis pada polipropilen (PP) A dan polipropilen (PP) B sehingga dapat dilihat hubungan yang didapatkan antara kedua sifat tersebut. Penelitian ini menggunakan PP dengan jenis dan komposisi aditif sama yaitu stabilator panas (AE) 4 %; stabilator panas (AJ) 4 %; pelumas (AH) 5 %; syntetic hydrotalcite (HD) 3 %; slip agent (SB) 14 %; antiblocking (SC) 8 %. Pembuatan plastik film juga dilakukan dengan kondisi operasi yang sama dengan menggunakan alat blown tubular film. Perbedaan antara PP A dan PP B hanyalah pada operasi pembuatan yang berbeda pada saat proses polimerisasi dan pencampuran dengan aditif hingga menjadi pellet. Dari hal tersebut, trnmyata didapatkan hasil pengujian yang berbeda-beda untuk PP A dan PP B.
Dari hasil pengujian didapatkan bahwa PP B memiliki keburaman yang lebih tinggi '(8%) dari PP A (2,7%) pada plastik film. Ini berarti PP B memiliki derajat kristalinitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan PP A dan membuat kekuatan tank (MD) PP B (199,14 kg/cm2) lebih tinggi dari PP A (173,5 kg/cm_) tetapi pertambahan panjang dan ketahanan impak PP B (456% dan 21,5 gr) lebih rendah dari PP A (539% dan 21,91 gr). Pada pengujian SEM, kondisi operasi mempengaruhi kelarutan aditif dalam matriks polimer. Kelarutan aditif yang rendah pada matriks atau tidak larut sempuma pada PP B membuat nilai kekuatan tank PP B lebih tinggi dibandingkan dengan PP A. Aditif yang tidak larut sempuma membentuk gumpalan yang menyebabkan sinar berhamburan ketika melewafi plastik film sehingga keburaman pada PP B lebih tinggi dari PP A. Aditif yang tidak larut sempuma menyebabkan plastik film pada PP B mempunyai nilai pengujian blocking dan koefisien friksi (TD : 0,01500 gr; MD: 0,01900 gr dan us: 0,4141; _k: 0,2618) yang lebih rendah dibandingkan dengan PP A (TD : 0,05030 gr; MD: 0,04900 gr dan _s: 0.6243; uk: 0,4212)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41654
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnoe Milan Prayoga
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41074
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saiful Huda
"ABSTRAK
Pengelasan merupakan salah satu proses yang penting dalam produk manufaktur, dimana pengelasan merupakan proses dengan banyak pilihan variasi proses seperti (soldering, brazing, arc welding resistance welding dll.) serta melibatkan disiplin ilmu yang luas untuk penyelesaian masalah yang ada. Disisi lain sering kali produk manufaktur mengalami kegagalan pada daerah lasnya, hal ini terjadi karena biasanya kampuh las diletakkan pada daerah yang mengalami tegangan tinggi. Untuk meningkatkan kekuatan pada daerah las dilakukan pengelasan dengan disertai getaran pada torch yang bertujuan untuk memperoleh deposit butir las yang lebih halus sehingga kekuatannya meningkat. Secara teoritis , penghalusan deposit butir las terjadi karena pada pengelasan dengan disertai getaran pada torch timbul pembangkitan tekanan puncak, pengembangan tegangan geser, tenaga densitas dan adanya aliran laminer disekitar lengan dendrit sehingga terjadi perpotongan lengan dendrit yang menyebabkan terjadinya penghalusan butir.
Untuk mencermati pengaruh frekuensi dan amplitudo getaran torch dalam pengelasan terhadap besar butir deposit las yang diperoleh, dilakukan penelitian pengelasan dengan frekuensi getaran torch 5 Hz dan 10 Hz dan amplitudo getaran torch (0,25 ; 0,50 ; 0,75 ; 1,10 ; 1,60 ; dan 2,00 ) mm serta kecepatan las 100mm/menit dan 200 mm/menit. Sebagai pembanding sejauh mana pengaruh atau efektifitas getaran pada torch terhadap besar butir deposit las yang dihasilkan, dilakukan pengelasan tanpa vibrasi dengan kecepatan las (100; 150; 200; 250 dan 300) mm/menit. Hasil yang diperoleh adalah bahwa pada pengelasan tanpa vibrasi kecepatan las 100 mm/menit besar butir yang diperoleh 0,01916 mm sedangkan pada kecepatan las 200 mm/menit diperoleh besar butir 0,01542 mm. Sementara itu pada pengelasan dengan disertai vibarasi pada torch dalam kecepatan yang soma ( 100 dan 200 mm/mennit) dan frekuensi 10 Hz diperoleh besar butir rata-rata 0,0138 mm dan 0,0129 mm atau mengalami penghalusan kira-kira 38 % dan 19 %.jika dibandingkan dengan yang tanpa getaran. Kekerasan maksimum yang diperoleh 18 Hv dicapai pada besar butir 0,006591 mm sebagai hasil dari pengelasan dengan kecepatan 200 mm/menit, frekuensi 10 Hz dan amplitudo 1,234 mm. Hasil ini meningkat 12,5 % jika dibandingkan dengan kekerasan logam induk sebesar 16 Hv. Yang tidak menguntungkan adalah ketangguhan deposit las turun dart 6,869 J/cm2 pada logam induk menjadi 3,332 J/cm pada deposit las paling halus."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>