Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 122900 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ida Bagus Gede Dharma Putra
"Penyakit demam berdarah dengue masih merupakan masalah kesehatan nasional. Salah satu daerah yang masih mengalami masalah tersebut adalah wilayah Jakarta Barat. Diduga sebagai penyebab dari permasalahan demam berdarah di Jakarta Barat adalah kurangnya peran serta masyarakat padahal angka kepadatan jentik nyamuk masih tinggi.
Untuk itulah dilakukan penelitian melalui survey dengan rancangan "cross sectional" untuk mengetahui hubungan antara peran serta masyarakat dengan kepadatan jentik nyamuk di wilayah Jakarta Barat. Populasi penelitian adalah semua keluarga di wilayah Jakarta Barat sedang sampel dipilih dengan cara "multi stage random" sebanyak 5600 kepala keluarga dalam 56 kelurahan.
Hasil penelitian mendapatkan adanya hubungan antara peran serta masyarakat dengan kepadatan jentik nyamuk di wilayah Jakarta Barat. Dalam hubungan tersebut berpengaruh juga faktor lain terutama status sosial ekonomi. Didapatkan bahwa peran serta masyarakat pada masyarakat dengan status sasial ekonomi rendah mempunyai dampak terhadap penurunan kepadatan jentik sebesar 50%, artinya dengan peran serta masyarakat maka jumlah keluarga yang mempunyai kepadatan jentik tinggi akan dikurangi setengahnya.
Sehingga saran yang diusulkan untuk pemecahan masalah adalah penggalangan peran serta melalui swadaya masyarakat. Diharapkan masyarakat ikut mendanai program-program pemberantasan vektor di wilayah Jakarta Barat.

Dengue Hemorrhagic fever still represents a national health issue. One of The area such disease is west Jakarta. Lack of Community Participation to eradicate the disease is suspected to be one of the factor influencing the high density of mosquito larvae population.
Using a Cross sectional surveys thus study is aimed of community participation with the high density of mosquito larvae in west Jakarta. Household in west Jakarta are selected as samples using multi stage random in total 5600 household are selected among 56 kelurahan.
This research shows that there is correlation between community participation and the density of mosquito larvae population in west Jakarta. It was absolved that community participation among low socio econ3mic status will reduce least S0 % of the population mosquito larvae.
This Study suggests that programs to in crease community participation to eradicate the vector of dengue hemorrhagic fever should he encouraged.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Daariy
"Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Populasi nyamuk Aedes aegypti dewasa yang padat adalah faktor risiko dari kejadian DBD. Keadaan ini juga bisa dipengaruhi oleh karakteristik individu dan diperparah dengan kondisi lingkungan, perilaku individu dalam memberantas sarang nyamuk serta mencegah gigitan nyamuk. Penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kepadatan nyamuk Ae. aegypti dewasa di rumah dengan kejadian DBD di Kelurahan Tegal Alur, Kalideres, tahun 2019. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara pada 152 responden dan menangkap nyamuk di 55 rumah terpilih di 4 RW dengan kasus terbanyak. Pengukuran kepadatan dilakukan dengan menghitung sampel nyamuk Ae. aegypti menggunakan rumus angka istirahat per rumah (RR). Hasil studi memperlihatkan bahwa ada hubungan bermakna antara kepadatan nyamuk Ae. aegypti di rumah dengan kejadian DBD. Analisis juga menunjukkan faktor lingkungan yang berhubungan signifikan dengan kejadian DBD adalah penggunaan AC (3,77; 1,67-8,51), sedangkan karakteristik individu yang berhubungan termasuk usia (36,14; 11,84-110,29), jenis kelamin (5,01; 2,24-11,22), dan keberadaan individu (14,04; 5,06-39,01). Faktor perilaku yang memiliki hubungan dengan kejadian DBD ialah penggunaan kawat anti nyamuk (2,74; 1,28-5,87).

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of the main public health concerns in Indonesia. Aedes aegypti mosquito abundance is a risk factor for DHF. This condition is also influenced by individual characteristics and worsened by environmental factors, eradication of mosquito nests and prevention of mosquito bites practice. This quantitative study with a cross-sectional design aims to analyze the correlation of adult Ae. aegypti density in houses with DHF in Tegal Alur, Kalideres, 2019. The data were obtained from interviewing 152 study subjects and collecting adult mosquitoes in 55 selected houses in 4 high incidence RW. Adult Ae. aegypti density were determined by resting rate (RR) formula which defined as the number of resting mosquitoes per house.
The result showed that there is a significant relationship between Ae. aegypti mosquito density with DHF incidence. There are also significant correlation between environmental factor which is air-conditioner use (3,77; 1,67-8,51); individual characteristics including age (36,14; 11,84-110,29), sex (5,01; 2,24-11,22), and
individual whereabouts (14,04; 5,06-39,01); along with behavioral factor which is the use of mosquito nets (2,74; 1,28-5,87).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bobby Ilham Ramadhan
"ABSTRACT
Pendahuluan. Kelurahan Duren Sawit merupakan kelurahan tertinggi ditemukannya kasus PE dan kematian DBD pada anak umur Sekolah Dasar di Kecamatan Duren Sawit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keberadaan jentik Aedes aegypti dan Aedes albopictus berdasarkan karakteristik kontainer meliputi jenis, bahan, volume, kondisi air dan warna pada SD, Kelurahan Duren Sawit. Berdasarkan karakteristik kontainer yang di identifikasi, kemudian dapat diketahui tingkat potensial perindukan keberadaan jentik Ae. aegypti dan Ae. albopictus. Metode. Penelitian ini menggunakan data primer dengan melihat seluruh kontainer di Sekolah Dasar Kelurahan Duren Sawit. Desain studi adalah cross-sectional dan data dianalisa secara univariat dan bivariat dengan menggunakan chi-square. Hasil dan Pembahasan. Pada penelitian ini ditemukan hubungan yang signifikan dan perbedaan yang bermakna antara warna kontainer dengan keberadaan jentik Ae. aegypti dan Ae. albopictus nilai p 0,001; OR 5,38 dan pengurasan dengan keberadaan jentik Aedes nilai p= 0,002; OR=4,28. Simpulan. Warna gelap dan pengurasan kontainer memiliki perbedaan dan hubungan yang signifikan, sehingga SD Kelurahan Duren Sawit perlu merubah kontainer

ABSTRACT
Background. Kelurahan Duren Sawit is the highest kelurahan found cases of PE and death cases of DHF in Primary school aged children in Kecamatan Duren Sawit. This study aimed to see larva Aedes aegypti and Aedes albopictus based on container chracteristics include types, materials, volume, water condition and color in SD, Kelurahan Duren Sawit. Based on the identified container characteristics, then we can know the potential level of longing for the presence of larva Ae. aegypti and Ae. albopictus. Method. This study uses primary data by looking all containers in Kelurahan Duren Sawit Primary School. The design study was cross sectional, data were analyzed univariat and bivariate using chi square. Results and Discussion.In this study we found significant relationship and difference between color of container with presence of Ae. aegypti dan Ae. albopictus larva p value 0,001, OR 5,38 and also containers draining with presence of Aedes larva Value p 0,002 OR 4,28. Conclusions and suggestions.Dark colors and draining containers have significant relationships and difference, SD Kelurahan Duren Sawit need to."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putrisuvi Nurjannah Zalqis
"Kepadatan nyamuk merupakan salah satu faktor risiko terjadinya Demam Berdarah Dengue (DBD). Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi curah hujan tinggi yang terjadi di Kecamatan Kelapa selama Januari-Februari yang menimbulkan banyaknya genangan air di sekitar rumah penduduk sebagai tempat perindukan nyamuk akibat sanitasi yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kepadatan nyamuk Aedes aegypti dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat dengan menggunakan studi cross-sectional selama Mei-Juni 2016. Sampel penelitian ini adalah seluruh warga Kecamatan Kelapa yang terpilih secara acak-proporsional berjumlah 230 orang dan 60 rumah yang terpilih sebagai lokasi pengambilan sampel nyamuk dalam rumah secara acak dari 230 responden terpilih.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kepadatan nyamuk Aedes aegypti di dalam rumah responden masih tergolong tinggi (51,7%) dan kejadian DBD sebesar 20%. Kepadatan nyamuk menunjukkan hubungan yang tidak signifikan dengan kejadian DBD (p=0,458). Faktor lain yang berhubungan dengan kejadian DBD yaitu keberadaan jentik (p=0,017), usia <15 tahun (p=0,002), kepadatan hunian tinggi (p=0,006), tidak melakukan PSN 3M Plus secara rutin (p=0,024), kebiasaan menggantung baju (p=0,033), dan rumah yang tidak dipasang kawat kasa pada ventilasi (p=0,014).
Penelitian ini menyimpulkan bahwa kepadatan nyamuk Aedes aegypti tidak berhubungan dengan kejadian DBD. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya monitoring lebih lanjut terhadap populasi nyamuk dan kasus DBD, kerja sama sektoral, serta peran serta masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan sehat.

The density of mosquitoes is a risk factor for the occurrence of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). It can be caused by conditions of high rainfall that occurred in Kelapa District during January-February which raises the amount of stagnant water around houses as a breeding place due to poor sanitation. This study aimed to analyze the relationship between the density of Aedes aegypti with the incidence of DHF in West Bangka Regency Kelapa District using cross-sectional study during May-June 2016. Samples were all chosen citizens of Kelapa District with proportional random sampling and 60 chosen houses from 230 citizen?s houses as the sampling sites of mosquitoes.
The analysis showed that the density of Aedes aegypti in the house still relatively high (51,7%) and the incidence of dengue by 20%. Mosquito density showed no significant association with the incidence of DHF (p=0,458). Other factors associated with incidence of dengue are the existence of larva (p=0,017), age <15 years (p=0,002), high house density (p=0,006), did not do PSN 3M Plus regularly (p=0,024), the habit of hanging shirt (p=0,033), and the house which not fitted wire netting on ventilation (p=0,014).
This study concluded that the density of Aedes aegypti mosquitoes is not associated with the incidence of dengue. Based on this result, we need further monitoring of mosquitoes populations and dengue cases, sectoral cooperation, and community participation for clean and healthy living behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Prasetyawan
"ABSTRACT
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit tular vektor yang menjadi masalah kesehatan di negara tropik-subtropik, termasuk Indonesia. Di Indonesia, persebaran dan prevaleni kasus DBD tergolong tinggi, bahkan tertinggi di dunia. Pada tahun 2011 hingga 2015 masih ditemukan banyak kasus DBD di Indonesia dengan CFR mencapai sekitar 0,8 %. Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat merupakan daerah urban dan rentan terhadap insiden kasus DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan cleaning service tentang PSN dengan Indeks Kepadatan dan Penyebaran Jentik Aedes aegypti di kampus UI Salemba. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan metode pengambilan kuesioner kepada 93 cleaning service serta melakukan pemeriksaan jentik nyamuk pada 20 gedung, 169 unit gedung, dan 253 kontainer. Hasil penelitian didapatkan indeks HI 2,4%, CI 5,5%, dan BI 8,3% menunjukkan bahwa kepadatan populasi Aedes aegypti di wilayah kampus UI Salemba tergolong rendah. Hasil pengukuran tingkat pengetahuan cleaning service didapatkan kategori kurang 22 (23,7%), kategori cukup 25 (26,9%), dan kategori baik 46 (49,5%). Berdasarkan hasil uji mann whitney menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan Cleaning Service pada kelompok kategori pengetahuan kurang dibanding kelompok kategori cukup dan baik (p<0,05) tentang pemberantasan sarang nyamuk dengan indeks kepadatan dan penyebaran jentik Ae. aegypti di Kampus Universitas Indonesia Salemba tahun 2015.

ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is vector-borne disease which has become public health problem in tropical-subtropical countries, including Indonesia. The distribution and prevalence of dengue cases still high in Indonesia, even the highest in the world. In 2011 to 2015 there were many cases of dengue fever in Indonesia with CFR reach about 0.8%. Universitas Indonesia Salemba located in urban area which vulnerable to incidence of dengue cases. This study aims to determine the correlation between knowledge level of cleaning services about mosquito nest eradication with the density and dissemination index of larva Aedes aegypti in University of Indonesia, Salemba 2015. This study used a cross-sectional design. Research methods such as analysis of questionnaires to 93 cleaning services and inspection of mosquito larvae in 20 buildings, 169 units of buildings, and 253 containers.The result showed the index HI 2.4%, CI 5.5%, and 8.3% BI shows that the population density of Aedes aegypti in the UI campus Salemba is low. Results of measuring the level of knowledge obtained cleaning service on less category 22 (23.7%), moderate category 25 (26.9%), and the excellent category 46 (49.5%). Based on the post hoc test results of mann whitney shows the lack knowledge level of cleaning service compare to fair and good knowledge about nest eradication has significant relationship with the HI, CI, and BI index (p<0,05). Factors affecting the results can be caused by the characteristics and location of inspected containers"
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misnar Mourbas
"Masalah kesehatan masyarakat di Pelabuhan laut dan Bandar Udara yang harus diawasi antara lain adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk Aedes Aegypti selain sebagai vektor penyakit DBD juga sebagai vektor penyakit demam kuning (Yellow Fever).
Permasalahan yang dihadapi program pemberantasan penyakit DBD adalah kurangnya perhatian masyarakat dalam gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan ditemukannya House Index (HI) di pelabuhan cukup tinggi. Di Pelabuhan Teluk Bayur Padang HI = 2,14% tahun 1999 (I-II < I% dalam IHR 1969).
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku masyarakat terhadap pemberantasan sarang nyamuk Aedes Aegypti di Pelabuhan Teluk Bayur Padang tahun 2000 dengan disain penelitian Cross Sectional. Seluruh data dianalisa secara bertahap mulai dari analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan uji Regressi Logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 66,3% masyarakat berperilaku baik terhadap PSN, sedangkan 33,7% masyarakat berperilaku kurang baik terhadap PSN dan HI = 12,3%. Dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa terdapat enam variabel yang berhubungan secara bermakna dengan prilaku terhadap PSN yaitu pengetahuan, sikap, sarana dan prasarana, penyuluhan kesehatan, pemberantasan nyamuk dewasa dan pemeriksaan jentik Aedes aegypti. Dari hasil analisis multivariat, variabel sarana dan prasarana dan penyuluhan kesehatan mempunyai hubungan yang paling dominan dengan perilaku terhadap pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disarankan agar penyediaan sarana dan prasarana yang baik dan penyuluhan kesehatan sangat diperlukan untuk pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah.

The Factors that Connected with Community Behavior to PSN Aedes Aegypti in the Teluk Bayur Padang Harbour 2000thPublic health problem at the harbour and the airport that must be watch are Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) that spreading by Aedes aegypti. Besides spreading Dengue Haemorrhagic Fever, Aedes aegypti also spread Yellow Fever.
The Problem of Program Pemberantasan Penyakit DBD is the less attention of people in the movement of Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) and been found out the House Index (HI) in the Harbour with High enough level. In the Teluk Bayur Padang Harbour HI = 2,14 % in 1999' (HI < 1 % in IHR 1969).
The research is mean to get information about the factors that connected with community behavior to PSN Aedes aegypti in the Teluk Bayur Padang Harbour 2000th with Cross Sectional research design. All data were analysis step by step, started univariate, bivariate and multivariate with Logistic Regression Test.
The result showed that 66,3 % people behavior is positive to the PSN and 33,7 % community behavior is negative to PSN and HI = 12,3%. From bivariate analysis result is known that there are 6 variables connected in significant with behavior to PSN ; knowledge, attitude, facility, health education, mosquito fighting and the larva Aedes aegypti Checking. From Multivariate analysis result the facility and health education variable has very dominant connection with behavior to PSN - DBD. According to the research result, suggested to provide the better facilities and health education that very used for PSN - DBD."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T4596
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jacky
"DBD merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes aegypti. Kelurahan Cempaka Putih Timur dan Cempaka Putih Barat, merupakan daerah administratif di Jakarta Pusat yang termasuk zona merah DBD pada bulan Maret 2009, sehingga diperlukan upaya pengendalian dan pemberantasan Ae.aegypti. Kepadatan dan distribusi Ae.aegypti dinilai dari container index, house index dan breteau index.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan dan distribusi Ae.aegypti di Kelurahan Cempaka Putih Timur dan Cempaka Putih Barat berdasarkan CI, HI dan BI. Penelitian menggunakan data primer yang diambil pada tanggal 28 Maret 2010. Penelitian ini berupa survei larva di 100 rumah RW 07 Kelurahan Cempaka Putih Timur dan 100 rumah RW 03 Cempaka Putih Barat. Larva diambil dengan Single larva method dan di identifikasi di Laboratorium Parasitologi FKUI. Data dianalisis menggunakan uji statistik chi square untuk mengetahui hubungan larva Ae.aegypti dengan wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur dan Cempaka Putih Barat.
Dari survei 100 rumah di RW 07 Kelurahan Cempaka Putih Timur didapatkan CI 15.73%, HI 38%, dan BI 56 serta ditemukan 56 container positif larva dari 356 container. Sedangkan di RW 03 Kelurahan Cempaka Putih Barat didapatkan CI 5.96%, HI 17%, dan BI 18 serta ditemukan 18 container positif larva dari 302 container. Pada uji chi square didapatkan p=0.000 (p<0.001) yang menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara keberadaan larva Ae.aegypti dengan wilayah Kelurahan Cempaka Putih Timur dan Cempaka Putih Barat. Pada penelitian ini disimpulkan bahwa kepadatan dan distribusi Ae.aegypti di Kelurahan Cempaka Putih Timur lebih tinggi dibandingkan Kelurahan Cempaka Putih Barat.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease that caused by viral infection and transmitted by Aedes aegypti. Cempaka Putih Timur and Cempaka Putih Barat districts are administrative territories in Central Jakarta which have been classified into red zone of DHF disease at March 2009, in this situation it requires immediate disease control and prevention. Ae.aegypti’s density and distribution can be determined by the value of container index (CI), house index (HI) and breteau index (BI).
The purpose of this research is to identify and calculate the density and distribution of Ae.aegypti in Cempaka Putih Timur and Cempaka Putih Barat districts. The study used primary data which has been obtained previously at March 28th 2010. The study conducted larvae survey in 100 houses in RW 07 Cempaka Putih Timur and RW 03 Cempaka Putih Barat. The data was analyzed with chi square’s test to determine the association between the existence of Aedes aegypti’s larvae with Cempaka Putih Timur and Cempaka Putih Barat districts. From 100 surveyed houses in RW 07 Cempaka Putih Timur district, the CI value was 15.73%, the HI value was 38%, and the BI value was 56 and from all identified containers there were 56 containers larvae positive from total 356 containers.
From 100 surveyed houses in RW 03 Cempaka Putih Barat district, the CI value was 5.96%, the HI value was 17%, and the BI value was 18 and from all identified containers there were 18 containers larvae positive from total 302 containers. Chi square’s test revealed the p value of 0.000 (p < 0.001) which stated an association between the existence of Aedes aegypti’s larvae with Cempaka Putih Timur and Cempaka Putih Barat districts. The conclusion remarks that the larvae density and distribution in Cempaka Putih Timur district was higher than Cempaka Putih Barat district.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maruli Wisnu Wardhana Butarbutar
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kelurahan Paseban, Jakarta Pusat merupakan salah satu zona merah DBD pada bulan Maret 2009 sehingga perlu dilakukan pemberantasan vektor DBD, Aedes aegypti. Untuk dapat memberantas vektor DBD dengan tepat, perlu diketahui tempat berkembang biak, angka kepadatan dan penyebarannya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui keberadaan larva di container luar rumah di Paseban Barat dan Paseban Timur. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2-3 Mei 2009. Penelitian berupa survei larva di 100 rumah di Paseban Barat dan Paseban Timur. Container luar rumah yang ditemukan dibagi berdasarkan wilayah Paseban. Data dianalisis menggunakan chi square’s test untuk mengetahui hubungan wilayah dengan keberadaan larva Ae.aegypti di container luar rumah. Dari 100 rumah yang disurvei di Paseban Barat didapatkan house index 12%, container index 5,98% dan breteau index sebesar 18 sedangkan dari 100 rumah di Paseban Timur didapatkan house index 27%, container index 15,04%, dan breteau index sebesar 40. Dari seluruh container luar rumah di Paseban Barat, hanya satu container yang positif larva sedangkan di Paseban Timur container yang positif larva sebanyak 14 buah. Pada chi square’s test didapatkan nilai p=0,000 yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara keberadaan larva Ae.aegypti di container luar rumah di Paseban Barat dan Paseban Timur. Disimpulkan bahwa kepadatan dan penyebaran vektor DBD di Paseban Timur lebih tinggi daripada Paseban Barat; dan keberadaan larva Ae.aegypti di container luar rumah di Paseban Timur lebih tinggi daripada Paseban Barat.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a public health problem in Indonesia. Paseban District, Central Jakarta became a DHF red zone at March 2009 so that the DHF vector, Aedes aegypti, must be eradicated. In order to control the vector well; the breeding places, larval density and larval spreading must be known. The purpose of this study was to determine the existence of Ae.aegypti larvae in outdoor containers in West Paseban and East Paseban. This study did at 2-3 May 2009. It was a larvae survey in 100 houses in each West Paseban and East Paseban. The outdoor containers were divided into two categories based on Paseban area, West Paseban outdoor containers and East Paseban outdoor containers. The data were analyzed by chi square’s test to know the correlation between Paseban area and the existence of Ae.aegypti larvae in outdoor containers. From 100 houses surveyed in West Paseban, the house index was 12%, the container index was 5,98% and the breteau index was 18. From 100 houses surveyed in East Paseban, the house index was 27%, the container index was 15,04% and the breteau index was 40. From all outdoor containers found, there was one larval positive container in West Paseban and there were fourteen larval positive containers in East Paseban. From chi square’s test, the p = 0,000 which means there is correlation between Paseban area and the existence of Ae.aegypti larvae in outdoor containers. The conclusions were the larval density and larval spreading in East Paseban was higher than West Paseban; and the the existence of Ae.aegypti larvae in outdoor containers in East Paseban was higher than West Paseban."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dading Setiawan
"Bekasi merupakan salah satu daerah endemis penyakit DBD di propinsi Jawa Barat Dan 8 kecamatan yang ada di kota Bekasi, angka insidens per 100.000 penduduk di kecamatan Bekasi Selatan selalu menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat Disamping itu angka kepadatan penduduk di kecamatan Bekasi Selatan termasuk yang tertinggi di kota Bekasi pada tahun 1998, keadaan ini menyebabkan kebutuhan akan air bersih menjadi meningkat. Dan data yang ada menunjukkan bahwa pada tahun 1998 persentase penduduk yang menggunakan ledeng baru mencapai 12,80 % dibandingkan dengan sumur pompa yang menempati urutan tertinggi, yaitu 60,5 %, sedang pada tahun sebelumnya 5,42 % penduduk menggunakan ledeng dan 62,64 % menggunakan sumur pompa. Masih tingginya penggunaan sumur pompa sebagai stinker air bersih menyebabkan kebiasaan untuk menampung air pada tempat penampungan air (TPA) masih sering dilakukan, sebagai akibatnya adalah meningkatnya tempat tempat perkembang biakan nyamuk A. aegepty.
Meskipun belum pernah dilakukan penelitian mengenai tingkat kepadatan jentik hubungannya dengan kejadian DBD di kota Bekasi, namun melihat tingginya penggunaan TPA di Bekasi, diperkirakan kepadatan jentik aedes di kota Bekasi khususnya di kecamatan Bekasi Selatan cukup tinggi. Untuk itu perlu diketahui faktor apa saja yang berhubungan dengan keberadaan jentik Aedes pada TPA di rumah tangga dan sepengetahuan peneliti, penelitian seperti ini belum pernah dilakukan di kota Bekasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah beberapa faktor seperti letak TPA, jenis bahan TPA, warna TPA, ada tidaknya tutup TPA, fungsi TPA serta frekuensi pembersihan TPA ada hubungannya dengan keberadaan jentik Aedes pada TPA di rumah tangga. Desain yang digunakan adalah Cross sectional dengan besar sampel 240, menggunakan cam cluster dua tahap. Populasi penelitian adalah seluruh TPA yang ada di rumah tangga di kecamatan Bekasi Selatan, sedang sampel peneltian adalah TPA di rumah tangga yang terpilih secara acak dengan kriteria tidak dilakukan pemberian bubuk abate atau bahan kimia pembunuh jentik lainnya sekurang kurangnya dalam tiga bulan terakhir.
Hasil penelitian menunjukkan dari 6 variabel yang semula diduga berhubungan dengan keberadaan jentik pada TPA, ternyata hanya 3 variabel yang secara bermakna berhubungan dengan keberadaan jentik Aedes pads TPA, yaitu letak TPA, tutup TPA dan frekuensi pembersihan TPA. TPA yang terletak di dalam rumah mempunyai peluang ditemukannya jentik sebesar 4,74 kali dibandingkan dengan TPA yang terletak diluar atau disekitar rumah (95 % CI.:2,58 -- 8,73), demikian juga peluang ditemukannya jentik pada TPA yang tidak dilengkapi dengan tutup 4,12 kali dibandingkan dengan TPA yang dilengkapi dengan tutup (95 % CI : 2,05 - 8,28), kemudian peluang ditemukannya jentik pada TPA dengan frekuensi pembersihan lebih dari seminggu sekali 2,08 kali dibandingkan dengan TPA yang dibersihkan dengan frekuensi kurang atau sama dengan seminggu sekali (95 % Cl: 1,11 - 3,91). Variabel jenis bahan serta fungsi TPA dari basil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan bermakna, namun dari analisis multivariat tidak ditemukan adanya hubungan bermakna, sedang satu variabel lain yaitu warna TPA dari analisis bivariat tidak ditemukan adanya hubungan bermakna.
Hasil penelitian menyarankan untuk lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya KLB, disamping itu kegiatan penyuluhan di Bekasi Selatan dengan materi penyuluhan yang lebih menekankan pada penggunaan tutup pada TPA serta frekuensi pembersihan TPA secara rutin sekurang kurangnya seminggu sekali perlu terus dilakukan.
Daftar bacaan : 36 (1971 - 2001)

Factors Related to Existence of Aedes Larva in Household Water Container in Sub-district of Bekasi Selatan, in 2001Bekasi is one of the most endemic areas for DHF (Dengue Haemorrhagic Fever) in Sawa Barat province. Among 8 sub-districts in Bekasi, Bekasi Selatan is the only sub-district with a trend of continuous increase of incidence rate (per 100,000 population). Bekasi Selatan had the highest population density in 1998, and therefore requirement for clean water supply became increasing. The reported data showed that in 1998, the proportion of population using clean water supply (ledeng) was just 12.8%, compared to 60.5% for pumped well water. In the previous year (1997) it was reported that 5.4% of population used clean water supply, while 62.6% still used pumped well water. Because of frequent use of well water, people tend to save the water in a container, which in turns may increase breeding places for Aedes aegepty.
Although there has not been any study conducted to investigate the relationship between density of mosquito larva and DHF incidence in Bekasi,_ it is presumed that the Aedes larva density in Bekasi, especially in sub-district of Bekasi Selatan, is quite high. Therefore it is interesting to study factors related to existence of Aedes larva in household water container, knowing that this kind of study had not been done in Bekasi.
This study was aimed to know if several factors, such as position, material, color, lid availability, function, cleaning frequency of water container were associated with Aedes Iarva existence. In this cross-sectional study, 240 samples were collected using two-stage cluster sampling method. Study population was all water containers in the households in sub-district of Bekasi Selatan, while samples were water containers in the households selected randomly with a criteria of not using abate powder or any chemical substance (for killing the larva) within at least the past 3 months.
Study results showed that among 6 variables investigated, only 3 were significantly associated with Aedes larva existence, i.e. position, lid availability and cleaning frequency of water container. The likelihood to find larva in indoor water container was 4.74 times higher than the corresponding likelihood in outdoor container (95% CI: 2.68 - 8.73). Compared with water container with lid, the likelihood to find the larva in water container without lid was 4.12 times higher (95% CI: 2.05 - 8.28). Water containers cleaned less frequently (once in more than a week) were more likely (2.08 times) to have larva thanwater containers cleaned more frequently (95% CI: 1.11 - 3.91). Although in bivariate analysis material or function of water container showed some associations with larva existence, in multivariate analysis no associations were found. Color of water container did not even show any association in bivariate analysis.
Our results suggested that awareness of DHF outbreak possibility must be enhanced. Dissemination of information concerning the continuation of using water container with lid and frequent cleaning of it (at least once a week) was also recommended.
Reference list: 36 (1971 -- 2001)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekandra Indra Sadri
"Pada dua tahun terakhir terjadi peningkatan angka insidens dari 42,46 menjadi 58,22 per-10.000 penduduk di Kota Tanjungpinang, dengan rata-rata ABJ di bawah target nasional (73,89% dan 59,89%). Hai ini disebabkan rendahnya curah hujan dan prosentase hari hujan yang kecil (2,60 % tahun 2001), dampaknya masyarakat menampung air memakai TPA. Untuk mengetahui ini dilaksanakan penelitian tentang "Pengaruh Jenis Bahan dan Letak TPA terhadap Kepadatan Jentik Aedes ".
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen lapangan dengan rancangan blok. Populasi adalah semua tempat penampungan air yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat Kelurahan Tanjungpinang Timur, sedangkan sampel adalah 90 TPA yang terbuat dan plastik, seng, semen yang diletakkan di dalam dan di luar rumah penelitian pada 5 rumah permanen, 5 rumah non-permanen, 5 rumah semi-permanen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh jenis bahan TPA terhadap kepadatan jentik Aedes (p = 0,00), sedangkan letak TPA dan tipe rumah tidak signifikan (p = 0,09 dan p = 0,11).
Jadi dapat disimpulkan bahwa kepadatan jentik Aedes tertinggi ditemukan pada TPA yang terbuat dari semen, sehingga perlu disarankan agar semen menjadi fokus perhatian yang dipertimbangkan dalam perencanaan program DBD, serta penggunaan seng perlu dikaji lebih jauh dari aspek efisiensi dan efektifitas bagi masyarakat Kota Tanjung Pinang.

The Influence of Material Types and the Location of Water Storage Tank Placement (WSTP) to the Density of Aedes Vector in Kelurahan Tanjungpinang TimurIn the last two years, the number of dengue incidences has increased from 42.46 to 58.22 per 10.000, with the average of ABJ was below the national target (73.89 % and 59.89 %)_ This was caused by the lack of rainfall and the small percentage of rainy days (2.6 % in year 2001), which made people to retain the water by using WSTP . This research was carried out to know The Influence of Material Types and Location of WSTP to The Density of Aedes Vector.
The research was an experimental study by using block design. The population was all daily used water storages by the people in Kelurahan Tanjungpinang Timur, while the samples were 90 WSTP which made of plastic, zinc, or cement that were placed inside or outside the house of 5 permanent houses, 5 non permanent houses, and 5 semi permanent houses.
The result of the study showed that there was relationship between WSTP material types and the density of Aedes factor (pi,00), whereas the placement of WSTP and types of houses were not significant (p,09 and p0, l 1).
As the conclusion, the highest density of Aedes vector was found in the WSTP that made of cement Therefore, cement water storage should be the considering focus in DBD program planning, and the use of zinc needs to be studied thoroughly from the aspect of effeciency and efficacy to the people of Kota Tanjungpinang.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12952
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>