Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158860 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syamsu Khaldun
"Penyakit batuk pilek adalah merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan yang ternyata sebagai penyebab kematian utama bayi dan balita di Indonesia. Prevalensi tertinggi ditemukan di Propinsi Jawa Barat khususnya dipedesaan, yaitu tercatat 36% kematian bayi dan balita akibat penyakit Infeksi Saluran pernapasan pada tahun 1992 (Profil Kesehatan Jawa Barat 1993). Salah satu upaya untuk mengatasi penyakit ini sebelum keadaannya bertambah parah adalah memberi pengobatan sedini mungkin dirumah sesuai anjuran dan harapan pemerintah (Pedoman Pemberantasan Penyakit ISPA,Depkes RI 1993).
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji informasi tentang hubungan tindakan ibu mengobati sendiri anak balitanya yang menderita batuk pilek dengan faktor-faktor yang diperkirakan mempengaruhi tindakan ibu tersebut.
Penelitian ini adalah merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan analisa silang, dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari hasil kuesioner modul dan kor Susenas Biro Pusat Statistik tahun 1992.
Hipotesa yang diajukan adalah apakah ada hubungan tindakan ibu mengobati sendiri anak balitanya dengan faktor pendidikan ibu, pekerjaan ibu, penghasilan keluarga, jarak rumah ke fasilitas kesehatan terdekat, lama sakit balita dan disertainya demam dipedesaan Jawa Barat.
Berdasarkan hasil analisis bivariat didapatkan dari enam variabel babas maka koreIasi yang paling bermakna adalah variabel pekerjaan, lama sakit dan demam (p<0,01), disusul dengan variabel pendidikan dan jarak rumah ke fasilitas kesehatan terdekat (p<0,05). Variabel belanja rumah tangga sebagai proyeksi penghasilan keluarga adalah satu-satunya variabel yang tidak mempunyai hubungan yang bermakna terhadap tindakan pengobatan sendiri (p>0,05). Sedangkan hasil analisis multivariat didapatkan hanya variabel pekerjaan, lama sakit balita dan demam yang mempunyai pengaruh terhadap tindakan ibu mengobati sendiri dirumah (p<0,05).
Kesimpulan analisis diatas menyatakan bahwa faktor pekerjaan, pendidikan dan jarak rumah kefasilitas kesehatan terdekat sebagai faktor predisposisi dan juga faktor lama sakit dan keadaan demam balita sebagai faktor kebutuhan adalah sangat berperan terhadap tindakan pengobatan sendiri bagi para ibu dirumah. Untuk itu disarankan perlu adanya peningkatan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan para ibu tentang tata cara pengobatan sedini mungkin dirumah yang lebih efektif dan lebih efisien, melalui upaya-upaya penyuluhan dari petugas-petugas kesehatan setempat.

Cough-common cold diseases are made up of respiratory tract infection which are inducing the main factor of infant and under five years old children death in Indonesia. The highest prevalence is found at West Java province, especially at rural area, that is, listed for 36% infant and under five years old children mortality caused by ISPA (ARI) on 1992 (East Java Health Profiles, 1993). One of the effort to overcome this kind of disease before getting worse is commit self treatment at their respective houses in line with government?s hope and suggestion (ARI Fight Management, Depkes RI 1993).
The purpose of this research is to analyze information regarding the mother self treatment together with factors which are deemed to have impact on it. This is descriptive analytic research with cross sectional approach by means of secondary data obtained from the result of module and questionnaire from Nationality Social Economy Survey (Susenas) by Statistic Centre Bureau (BPS) 1992.
The proposed hypothesis is whether there are Relationship between the mother self treatment and the mother's education, job, the distance of house to the nearest health service facility, family's income (expenditure), the length of suffering from the diseases and or fever by infant and under five years old children at rural area West Java.
There are 6 variables based upon the bivariate analysis result, the most significant correlation is job, the length of suffering from and or fever variables (p<0,01), and then education and distance (p<0,05). Family income (expenditure) variable is one of self treatment that not significant (p>0,05). Meanwhile, based on multivariate analysis result, it is found only job, length of suffering from the diseases and fever variable that have impact on self treatment (p<0,05).
The conclusion of the said analysis stated that predispose factors (job, education, distance) and necessity factors (length of suffering from the diseases and fever) play important role over the mother self treatment at home. It is suggested that there should have knowledge, ability, skill improvement of the mother as to the ''self treatment manners be more effective and efficient through extension from local health providers."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudi
"ABSTRAK
Transmisi epiderniologi dan demografi, serta pergeseran struktur ekonomi menyebabkan meningkatnya tuntutan akan pelayanan kesehatan Perkembangan ekonomi masyarakat Jepara meningkat tetapi ternyata sejak tahun 1994 sampai dengan tahun 1996 terjadi penurunan jumlah pasien di R.S.U.D RA.Kartini khususnya yang berasal dari konsumen perusahaan swasta, B.U.M.N. dan Asuransi. R.S.U.D RA Kartini adalah rumah sakit klas C milik Pemerintah Daerah Tingkat II Jepara.
Masalah pokok yang menjadi dasar penelitian adalah belum diketahuinya gambaran tentang faktor-faktor yang menjadi permintaan konsumen perusahaan terhadap pelayanan kesehatan di R.S.U.D RA Kartini dalam rangka rnenyusun strategi bauran pemasaran (product, price, place, promotion). Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian operasional dengan analisis strategik. Penelitian dilakukan terhadap 12 perusahaan yang terdiri dari perusahaan swasta, BUMN/BUMD dan asuransi dan terletak di Kabupaten Jepara, Kudus dan Pati, 6 perusahaan telah mengadakan kerjasama dan 6 perusahaan belum mengadakan kerja lama dengan RSUD R.A Kartini. Pengolahan dan analisa data dilakukan secara deskriptif dengan membandingkan antara kedua kelompok tersebut.
Perusahaan yang telah mengadakan kerjasama didapatkan bahwa prosedur dan keputusan untuk dapat berobat telah dibuat suatu aturan yang jelas. Sedangkan kebutuhan berupa produk inti ( core product ) banyak tertuju kepada kualitas dokter, perawat, tenaga non medis. Kebutuhan fasilitas yang dapat dirasakan dan dilihat ( tangible product ) berupa keramahan petugas, kenyamanan, kebersihan ruangan dan lingkungan. Suatu kebutuhan yang membuat pasien lebih yakin untuk kembali kerumah sakit (augment product) berupa perawatan pasien setelah pulang dari rumah sakit.
Sedangkan yang belum mengadakan kerjasama: prosedur dan keputusan untuk berobat belum diatur secara jelas dan bila terjadi masalah kemudian diselesaikan secara kekeluargaan. Dan semua perusahaan rata-rata menghendaki sarana transport siap setiap saat dan proses menunggu dan mendapat pelayanan tidak terlalu lama. Informasi tentang rumah sakit disamping dari masyarakat, peranan tenaga kesehatan/dokter juga cukup besar. Sedangkan faktor-faktor yang ikut berperan untuk mengambil keputusan berobat dan bekerjasama dengan rumah sakit adalah: staf perusahaan, individu , dokter perusahaan yang ditunjuk/dokter keluarga sedangkan faktor power/people ikut juga menentukan keberhasilan proses ini. Sebagai langkah selanjutnya perlu pendidikan dan latihan untuk tenaga medis/nonmedis. Ditunjuk staf rumah sakit untuk dapat mengadakan pendekatan formal dan informal kepada perusahaan dalam rangka kerjasama.

ABSTRACT
The transmission of epidemiology and demography and the shift in the economic structure result in the increase for medical care demands. Between 1994 and 1996 the development of economic status of Jepara society increased but the number of patients in R.S.U.D R.A. Kartini decreased, especially those the consumer of private firms, BUMN (State owned corporations), and insurance firms.
R.S.U.D. RA. Kartini is a General Hospital of the Second Autonomous Region of Jepara, a C class with 144 beds. The main issue underlying this research is that there is not yet a clear perspective of factors that is related to the demand of hospital benefits mainly from the third firm-consumers in relation with the marketing mix (product, price, place, promotion). The type of research to be undertaken is the operational research through strategic analysis. This research is carried out against 12 private firms, BUMNBUMD (State owned corporations), insurance firms, located in the Regencies of Jepara, Kudus and Pati, of which 6 of them have made a cooperation with RSUD RA Kartini, while the rest have not. Data processing and analyze is done in a descriptive manner by making a comparison between those two groups.
The companies which have made a cooperation were found to have settled a procedure for applying medical treatment where the payment system was also clear. While the need in the form of core product substantially was aimed at the quality of physicians, nurses, and non medical personnel?s. The need of patient for tangible product facilities was met by the enmities of the officials, comfort, room and environment sanitation. The need of the patient for an augment product was the medical care after leaving the hospital.
For the corporations which have not had cooperation, the procedures and decision to have medical care have not yet been clearly regulated, and when a problem arises it is solved in a family atmosphere .On the average all companies insist that transportation facilities should stand-by and waiting process/getting medical services should not take too long.
Information about the hospital besides from the public the role of the medical team/the physicians is also of great importance . While other factors also playing a big role in deciding whether to purchase a medical treatment and cooperate with the hospital are, the company's staff, individuals, the appointed company's physicians /the family doctor, while the power/people's factor also determines the success of this process.
As the next step, an education and training facility is needed for medical/non medical personnel in or outside the hospital .A staff should be appointed to make an informal/formal approach towards companies/third party within this frame work.
Bibliography 31 (1982 - 1997).
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wahyu Liansyah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pemanfaatan pos pembinaan terpadu lanjut usia di wilayah kerja Puskesmas Beji Kecamatan Beji tahun 2014. Menggunakan metode deskriptif studi cross sectional dengan jumlah sampel 66 orang. Analisa data menggunakan Uji kai-kuadrat. Hasil penelitian didapatkan pemanfaatan pos pembinaan terpadu lanjut usia di wilayah kerja puskesmas Beji sebesar 47,0% dengan faktor-faktor yang berhubungan adalah pekerjaan (p = 0,01), pendapatan (p=0,01), dukungan keluarga (p=0,01), dukungan petugas puskesmas (p =0,02) dan faktor kebutuhan (p=0,00). Untuk meningkatkan pemanfaatan pos pembinaan terpadu maka perlu dilakukan pengelolaan manajemen program lansia dengan lebih terencana, sosialisasi kepada masyarakat tentang fungsi, tujuan dan manfaat program posbindu lansia, pengadaan sarana penunjang, pelatihan kader dan kerja sama lintas sektor.

This study aims to determine the factors that influence the utilization of integrated postal development elderly in the region of the sub-district public health centers in 2014 Beji. Using descriptive cross-sectional study with a sample of 66 people. Data analysis using the chi-square test. Utilization of research results in the get older postal of integrated development in the region of 47.0% to the factors associated are: employment (0,01), family support (p=0,01), health care workers (p = 0,02) and factors support the need (p = 0,00). To increase the utilization of integrated postal coaching is necessary for the management of the elderly with more planned programs, outreach to the community about the functions, objectives and programs utilizationpostal development elderly, procurement support, training cadres and intersectoral collaboration."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55555
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anjar Ari Legowo
"ABSTRAK
Tesis ini menganalisis waktu tunggu pelayanan pasien umum rawat jalan di
lima poli RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor serta permasalahan yang menyebabkan
lamanya waktu tunggu dalam setiap tahapan alur pelayanan. Jenis penelitian
menggunakan desain kuantitatif dan kualitatif.
Hasil analisis dari 106 sampel didapatkan rata-rata waktu tunggunya 124
menit dengan waktu tunggu yang melebihi standar (> 60 menit) sebanyak 79%
dan yang sesuai standar minimal (≤ 60 menit) sebanyak 21%. Rata-rata waktu
penyediaan rekam mediknya 26 menit dengan waktu yang melebihi standar (> 10
menit) sebanyak 70% dan yang sesuai standar minimal ( ≤ 10 menit) sebanyak 30
%,.
Masalah utama yang berkontribusi didalam lamanya waktu tunggu adalah:
lamanya daftar pemesanan dokumen medik menunggu untuk segera dilakukan
pencarian, lamanya dokumen medik menunggu untuk didistribusikan dan
lambatnya jam mulai pelayanan dokter.

ABSTRACT
This thesis analyzes non insurance patients waiting time in outpatient of
five specialist policlinic at Marzoeki Mahdi Bogor Hospital and problems causing
the long waiting time in each service path step. This research uses qualitative and
quantitative design, with 106 samples.
The result reveals that the mean waiting time is 124 minutes. There are
still 79% patients that who had mean time above the waiting time standard (>60
menit) and 21% patients had waiting time according to minimum standard (≤ 60
minutes). The mean processing time for medical record is 26 minutes, with about
70% patients are exceeded the minimum standard (>10 minutes) and 30% are
according to minimum standard (≤ 10 minutes).
This study finds that the main problems in contributing the longer waiting
time are: duration of ordering list of medical documents is awaiting for being
searched as soon as possible, the longer medical document for being distributed
and the longer time for starting medical services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41491
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Nagiot Cansalony
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak perubahan bentuk kelembagaan RS Pasar Rebo dari Unit Swadana menjadi PT terhadap pelayanan rumah sakit. Perubahan akan dilihat melalui tingkat pemanfaatan sarana, tingkat efisiensi dan mutu pelayanan serta tingkat kunjungan pasien.
Metode yang digunakan adalah statistik nonparametris untuk menguji hipotesis komparatif 2 sampel yang berkorelasi. Alasan dari penggunaan statistik nonparametris karena distribusi data tidak normal (asymetris). Analisis data menggunakan uji Wilcoxon Match Pairs (WMP) dengan bantuan SPSS. Alasan dari penggunaan uji WMP karena uji ini dapat membuat penilaian tentang ?lebih besar dari" antara dua perbedaan dalam masing-masing sarnpel yang berkorelasi, juga dapat membuat penilaian antara dua skor yang berbeda yang timbul dari setiap dua sampel yang berkorelasi.
Hasil yang didapatkan adalah secara keseluruhan berdasarkan variabel tingkat pemanfaatan sarana, tingkat efisiensi dan mutu pelayan tidak ada perbedaan secara signifikan. Perbedaan terjadi pada beberapa indikator dari 3 variabel. Pada instalasi rawat inap terdapat 2 perbedaan yang meningkat, 2 perbedaan yang menurun dan 8 tidak ada perbedaan. Pada kunjungan di instalasi rawat jaian, pasien Askes meningkat di 10 klinik, rnenurun di 1 klinik dan tetap di 6 klinik. Pasien Karyawan meningkat tidak ada, menurun di 8 klinik dan tetap di 9 klinik. Pasien DKK meningkat di 4 klinik, menurun tidak ada dan tetap di 13 klinik. Pasien Kartu Sehat meningkat di 15 klinik, menurun tidak ada dan tetap di 2 klinik. Pasien Jaminan Perusahaan meningkat di 13 klinik, menurun tidak ada dan tetap di 6 klinik. Pasien umum meningkat tidak ada, menurun di 14 klinik dan tetap di 6 klinik. Selain itu, secara bermakna ada perbedaan dalam tingkat kunjungan seluruh pasien di Klinik Mata serta Klinik Gigi dan Mulut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17122
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septiana Maharanti
"Pelayanan primer sebagai gatekeeper dengan managed care dimana suksesnya dinilai dari angka kunjungan dan angka rujukan. Berdasarkan data tahun 2016 Puskesmas Kota Tangerang memiliki rata ndash; rata capaian yang tidak sesuai dengan target yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan, yaitu untuk rate kunjungan sebesar 41 permil; dibawah zona aman < 150 permil; , sedangkan rasio rujukan sebesar 29 yang idealnya adalah 10 . Selain itu, sebagian besar Puskesmas memiliki rasio rujukan non spesialistik diatas 5 dan berada di zona tidak aman. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sistem pelayanan puskesmas sebagai gatekeeper di Kota Tangerang tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan WM, telaah dokumen dan observasi. Penelitian dilakukan di Puskesmas Pedurenan dan Puskesmas Pabuaran Tumpeng dari bulan Mei sampai dengan Juni 2018. Dari penelitian ini ditemukan bahwa output angka kontak masih rendah dan rasio rujukan non spesialistik di zona prestasi walaupun masih terdapat kasus non spesialistik di rumah sakit. Pada variabel proses yang menyebabkan angka kontak rendah yaitu first contact, continuity, comprehensiveness, proses pendaftaran pasien dan sumber daya manusia pada variabel input. Pada variabel proses yang menyebabkan rasio rujukan non spesialistik masih terjadi karena proses pemberian rujukan dan pada variabel input meliputi peralatan medis, obat-obatan.

Primary care as gatekeeper with managed care where the success is assessed from contact rate and referral ratio. Based on data from 2016, PHC in Tangerang has average achievement that is not in accordance with the target set by BPJS Health, contact rate is 41 permil below the safe zone "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Rahmadina
"Pelayanan kesehatan merupakan salah satu pelayanan publik yang berperan krusial dalam meningkatkan derajat kesehatan. Sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan, puskesmas sejatinya harus menyediakan pelayanan yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas pelayanan publik pada pelayanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan dengan menggunakan teori kualitas pelayanan kesehatan oleh Donabedian (2003) melalui tiga dimensi yang diukur yakni structure, process, dan outcome. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data mixed method melalui survei, wawancara mendalam, dan observasi sederhana. Hasil survei kepada 100 responden menyatakan bahwa kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa dikategorikan baik dengan dimensi structure memiliki persentase 96% memiliki kategori baik, dimensi process memiliki kategori 85% baik, dan dimensi outcome 95% memiliki kategori baik. Dalam hal ini dimensi process memiliki persentase lebih kecil dibanding dimensi lainnya sehingga diperlukan adanya upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan terutama oleh berbagai pihak yang terlibat yakni Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan Puskesmas Kecamatan Jagakarsa.

Health services are one of the public services that play a crucial role in improving health status. As the front guard in providing health services, community health centers must provide quality services. This research aims to analyze the quality of public services in health services at the Jagakarsa District Health Center, South Jakarta using the theory of health service quality by Donabedian (2003) through three measured dimensions, namely structure, process and outcome. This research uses a quantitative approach with mixed method data collection techniques through surveys, in-depth interviews and simple observations. The results of a survey of 100 respondents stated that the quality of health services at the Jagakarsa District Health Center was categorized as good, with the structure dimension having a percentage of 96% in the good category, the process dimension having a good category of 85%, and the outcome dimension being 95% in the good category. In this case, the process dimension has a smaller percentage than other dimensions, so efforts are needed to improve the quality of health services, especially by the various parties involved, namely the DKI Jakarta Provincial Health Service and the Jagakarsa District Health Center."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khoerunissa Immaratul Bilad
"Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar, diketahui bahwa dari tahun ke tahun diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Prevalensi diare pada balita di Provinsi Papua berada di atas rata-rata nasional, yakni sebesar 19,0%. Prevalensi diare pada balita yang tinggi tersebut tidak diimbangi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang baik, cakupan penemuan penderita diare di Provinsi Papua tahun 2010 masih di bawah Standar Pelayanan Minimum (SPM), yaitu sebesar 48,15%. Tujuan Penelitaian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencarian pengobatan balita diare di Kabupaten Jayawijaya Tahun 2010. Penelitian ini menggunakan data sekunder hasil Survey Rumah Tangga “Baseline Coverage Survey" Tahun 2010, dengan menggunakan desain studi cross sectional (potong lintang). Perilaku ibu dalam mencari pengobatan untuk anak balitanya yang mengalami diare di Kabupaten Jayawijaya tahun 2010 menunjukkan, 52,5% ibu mencari pengobatan ke Fasilitas Kesehatan, 30,2% ibu mencari pengobatan ke pelayanan non kesehatan dan 17,3% ke UKBM. Persepsi bahaya dan pengetahuan ibu secara statistik memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku pencarian pengobatan balita diare, biaya oralit memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku pencarian pengobatan balita diare ke Fasilitas Kesehatan, sedangkan jarak dan waktu tempuh ke pelayanan kesehatan memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku pencarian pengobatan balita diare ke UKBM. Adanya darah dalam tinja secara statistik tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan perilaku pencarian pengobatan balita diare. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) mengenai penyakit diare khususnya penanganan balita diare di rumah perlu dilakukan kepada masyarakat, khususnya para ibu.

The result of today's Basic Health Research (Riskesdas) shows that diarrhea has become a leading cause of under five years old children death in Indonesia. The prevalence of diarrhea tends to vary among under five years old children in Papua. It even exceeds the national average level of 19%. Moreover, the high prevalence of diarrhea in Papua is not followed by good health facilities utilization like it supposed to be. In addition, the 2010 coverage of diarrhea patient in Papua still stayed on the level of 48,15% which is under the Minimum Standard of Treatment (SPM). The purpose of this research is to examine the related factors of health care seeking behavior toward diarrhea children under five at Kabupaten Jayawijaya, Papua in 2010. This research use a secondary data from result of analysis of household survey data "Baseline Coverage Survey" in 2010 by cross sectional study method. Based on mother's behavior in finding the treatment when they had diarrhea children, shows that 52,5 % of mother will looking for treatment to healthcare facilities, 30,2% mother go to non-health services facility, and the rest 17,3% go to Community Oriented Primary Care (UKBM). The result of this study clearly indicates that the mother's perception and acknowledgement toward diarrhea statistically has significant relation with their behavior in finding the right treatment for their diarrhea children. In the other hand, the cost of oralit significantly related to mother's behavior to bring their diarrhea children to the healthcare facilities. Time and distance to the healthcare facilities significantly related with mother's behavior to bring their diarrhea children to the UKBM. Otherwise, the existence of blood in feces statistically has no significant relation with the mother's behavior in treat diarrhea children. Indeed communication, information, and education (KIE) towards diarrhea especially in house diarrhea treatment still has to be applied to society especially mother."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Nofianti
"Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah salah satu sarana pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita yang sangat penting dan memiliki peran strategis dalam upaya pembentukan generasi penerus yang sehat, cerdas, dan berkualitas. Namun pemanfaatannya oleh ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Maek masih jauh dari yang diharapkan, dimana cakupan D/S Puskesmas Maek hanya sebesar 62,6%. Angka ini masih jauh dibawah target Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemenkes RI yaitu sebesar 85%.
Tujuan penelitian ini adalah adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemanfaatan posyandu oleh ibu balita di wilayah kerja Puskesmas Maek, Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional. Populasinya adalah ibu balita yang mempunyai anak umur 4-59 bulan dengan sampel berjumlah 100 orang. Analisis menggunakan chisquare. Hasil penelitian diperoleh ibu balita yang mempunyai perilaku baik dalam pemanfaatan posyandu adalah sebesar 41%.
Dari hasil analisis data diperoleh faktor yang berhubungan secara bermakna dengan perilaku pemanfaatan posyandu oleh ibu balita adalah umur ibu (p=0,001), pekerjaan ibu (p=0,023), umur balita (p=0,000), urutan kelahiran balita (p=0,006) dan kepemilikan KMS (p=0.001). Disarankan agar semua pihak baik dari unsur kesehatan, kader, tokoh masyarakat maupun masyarakat sendiri bahu membahu dalam menggerakkan posyandu.

Integrated Service Post (Posyandu) is one of growth monitoring facilities and development of toddler is very important and has a strategic role in efforts to establish the next generation of healthy, intelligent, and quality. However, its utilization by mother of toddler in the working area of Community Health Center of Maek is still far from the expected, where the coverage of D/S CHC Of Maek only by 62,6%. This figure is still far below the target of Ditjen Gizi and KIA Kemenkes RI which is 85%.
The purpose of this study was to determine the factors associated with utilization behavior of integrated service post (posyandu) by mother who has toddler in the working area of Communitity Health Center of Maek, District of Lima Puluh Kota in 2012. This research is a descriptive study with cross sectional design. Population is the mother who has children aged 4-59 months with totaling sample of 100 people. The analysis using the chi-square.
The results of research obtained that mother toddler who have good behavior in utilization of integrated service post is 41%. From the analysis of data obtained factors significantly associated with utilization behavior of integrated service post (posyandu) by mother who has toddler is the mother's age (p=0,001), occupation (p=0.023), age toddlers (p=0,000), toddlers birth order (p=0,006) and ownership of KMS (p=0,001). It is recommended that all sector, both of the elements of health, cadre of health, community leaders and communities themselves to work together in improve performance the integrated service post.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>