Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136415 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heny Faisal
"Baja tahan karat austenit mempunyai ketahanan korosi yang lebih baik dari baja tahan karat ferit dan martensit. Baja tahan karat dapat menjadi baja tidak tahan karat kalau terkena pemanasan. Bila baja tahan karat austenit dipanaskan pada -425°-900°C kemudian didinginkan perlahan lahan akan terbentuk presipitasi khrom-karbida sepanjang batas butir, sehingga daerah sekitar batas butir mengalami kekurangan khrom. Akibatnya pada daerah tersebut tidak terbentuk lapis lindung (Cr2Q33 ) sehingga mudah terkorosi.
Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh korosi tegangan pada baja tahan karat austenit 316 yang mengalami berbagai perlakuan panas.
Metode yang digunakan adalah dengan melakukan uji tarik, kekerasan, fraktografi, EDX, korosi dan metalografi pada baja tahan karat austenit 316 pada keadaan (as delivered, heated , quenched). Disamping itu uji tarik dan pemeriksaan struktur mikro juga dilakukan terhadap tiga jenis spesimen tersebut diatas setelah mengalami korosi tegangan dengan berbagai variasi tegangan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan keuletan (elongation} akibat korosi tegangan. Struktur mikro mempunyai pengaruh yang besar terhadap korosi tegangan. Struktur mikro austenit hasil proses pemanasan yang disusul dengan " quenching" , ternyata memberikan penurunan keuletan yang paling kecil dan mempunyai ketahanan korosi yang baik bila dibandingkan dengan fasa austenit dan karbida ataupun dengan fasa austenit yang mengalami "cold working.""
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
[s.l]: [s.n], 2008
URANIA 14 (1-4) 2008 (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Harfi Sandresen
"Baja As-Cast CA-40 adalah baja tahan karat (stainless steel) martensilik yang setara dengan stainless steel martensitik 420. Baja jenis ini selain memiliki sifat kctahanan korosi yang baik juga peka terhadap proses pengerasan dengan pencelupan. PenelWan ini menganalisa sifat mampu laku panas material haja As-Cast CA- 40 setelah proses pengerasan dengan lemperatur auslenisasi sebesar 980oC dan JOS0°C serta pendinginan dengan media ali (minyak) dan diltmjutkan dengan proses temper dengan varias; temperatur 200, 300 dan 400°C dengan waktu tahan masingmasing 1, 2 dan 3 jam. Hasil pengujian kekcrasan memperlihatkan bahwa temperatur austenisasi yang semakin tinggi dan laju pendinginan yang cepat akan mengakibatkan nailmya nilai kekerasan baja tcrsebut, Dengan sifal mampu keras yang baik maka transformasi austenit menjadi matlensil Japat let:fadi. Proses temper akan mengakibatkan tunmnya nilai kekerasan, dimana struklur martensit berubah menjadi manensit temper. Sifat mekanis yang baik diperoleh pada kandisi aw;tenisasi pada temperotur 1050°C, pence/upon oli dan dilemperpada temperatur 200-300°C. Proses temper pada lempcratur 400°C akan meningkatkan kekerasan material tetapi menurunkan ketangguhan karena mulai terjadi tempering embrittlemenl."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41375
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S41941
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmala
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S41919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S40771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Fadli
"Variasi parameter pengelasan terhadap ketidakseimbangan struktur mikro lasan baja tahan karat SAF 2707 hiperduplek dan pengaruhnya terhadap sifat mekanik telah dipelajari. Pembatasan masukan panas dan penambahan gas nitrogen ke dalam gas pelindung argon merupakan cara yang efektif untuk mengontrol struktur mikro lasan baja tahan karat SAF 2707 hiperduplek sehingga masih meninggalkan sifatnya yang sangat baik.
Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa lebar kampuh las dan kedalaman penetrasi lasan akan meningkat seiring peningkatan masukan panas dan penambahan gas nitrogen dalam gas pelindung argon. Selain itu, peningkatan masukan panas akan menurunkan fraksi volume ferit. Begitu pula dengan penambahan gas nitrogen pada gas pelindung argon akan menurunkan fraksi volume ferit.
Pada penelitian ini, masukan panas dibatasi pada rentang 0.3 kJ/mm - 1.4 kJ/mm dan menghasilkan fraksi volume ferit pada rentang 31% - 53% pada kampuh las dan 48% - 70% pada daerah terpengaruh panas (HAZ). Tidak ditemukan fasa intermetalik pada struktur mikronya. Kekerasan meningkat seiring meningkatnya fraksi volume ferit.

The variation of welding parameters on the unbalance microstructure of SAF 2707 hyperduplex stainless steel weldments and its effects on the mechanical properties has been studied. Limiting the heat input and introducing nitrogen gas into argon shielding gas are the effective way to control the microstructure of SAF 2707 hyperduplex stainless steel weldments in order to maintain its excellent properties.
From achieved result, the width of weld bead and the depth of weld penetration increased as heat input increased and as well as increasing nitrogen gas into the argon shielding gas. In addition, as heat input increased, the volume fraction of ferrite decreased. Similarly, as nitrogen gas increased into the argon shielding gas, the volume fraction of ferrite decreased.
In this research, the heat input was limited in the range 0.3 kJ/mm - 1.4 kJ/mm and produced volume fraction of ferrite in the range 31% - 53% on the weld metal dan 48% - 70% on the HAZ. No intermetallic phase found on its microstructure. The hardness increased as volume fraction of ferrite increased.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42334
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Wistianto
"Pembuatan baja cor tahan karat (cast stainless steel) membutuhkan salah satu unsur bahan baku yang sangat penting yaitu nikel murni. Kebutuhan nikel murni ini cukup tinggi sedangkan harganya paling tinggi diantara harga bahan baku lainnya dan saat ini masih diimpor. Telah dilakukan penelitian untuk memanfaatkan ferronikel dengan menambahkan unsur khrom yang hasilnya disebut ferronikelkhrom (Fe-Ni-Cr) lokal. Bahan tersebut juga telah diteliti sebagai bahan baku pembuatan material baja cor tahan karat. Meskipun cukup berhasil namun hasilnya kurang begitu memuaskan karena masih terdapat impurities pada hasil pemaduan.
Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan ferronikel sebagai bahan baku baja cor tahan karat disamping untuk mengetahui pengaruh prosentase penggunaan ferronikel (Fe-Ni) terhadap sifat mekanis, struktur mikro dan ketahanan korosi baja tahan karat austenitik SS 316 (CF8M). Diharapkan bahan baku lokal ini dapat menggantikan nikel impor sebagai bahan baku baja cor tahan karat.
Pada penelitian ini Fe-Ni lokal ditambahkan pada bahan baku coran lain dengan penambahan prosentase sebanyak 0%, 23 %, 45 % dan 70 %. Dari masing-masing prosentase tersebut dilakukan proses pengecoran (foundry), dibuat sampel untuk uji komposisi, uji tarik, uji kekerasan, uji ketangguhan, analisa struktur mikro baik dengan mikroskop optik maupun SEM (Scanning Electron Microscope) dan pengujian korosi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa semua sampel yang dibuat memiliki komposisi kimia sesuai standar SS 316 (CF8M) sehingga bahan baku Fe-Ni dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku baja cor tahan karat SS 316 meskipun masih ditemukan adanya impurities pada setiap prosentase penambahan Fe-Ni. Pada semua prosentase Fe-Ni kekuatan tarik dan kekerasan yang didapat masih dibawah SS 316 standar namun lebih ulet darpada SS 316 standar."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T20180
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S40864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Hakim
"Material baja tahan karat dua fasa SAF 2205 pipa kelas 65 diberikan pengerjaan berupa cold pilgering sehingga mengalami peningkatan kekuatan dan masuk kelas 140. Pada aplikasinya diperlukan pipa dengan spesifikasi kelas 110 atau 125 yang memiliki elongasi lebih tinggi tapi kekuatan yang lebih rendah. Pemberian perlakuan pelunakan pada suhu 350˚C, 450˚C, dan 550˚C dengan waktu tahan 10 dan 20 menit diberikan untuk menghasilkan penurunan kekuatan dan peningkatan elongasi pada material. Penurunan kekuatan dan peningkatan elongasi yang paling optimal terjadi pada suhu 550˚C dengan waktu tahan 10 menit.

Seamless tube of duplex stainless steel SAF 2205 grade 65 were given cold pilgering treatmentthat increases strength and theirgrade to 140. Some applications requiringseamless tube with specification of grade 110 and 125 that have higher ductility but lower strength. Heat treatment at temperature 350˚C, 450˚C, and 550˚C with holding time 10 and 20 minutes resulted decreasing of yield strength and increasing of elongation of material. Decreasing of yield strength and increasing of elongation reach optimum number at temperature 550˚C with holding time 20 minute."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53604
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>