Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 192777 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siswantoro
"ABSTRAK
Menurut SKRT 1986, penyakit kardiovaskuler masih merupakan penyebab nomor 2 kematian di Indonesia. Diantara penyakit kardiovaskuler tersebut, penyakit jantung koroner adalah penyebab terbanyak. Penelitian ini bertujuan untuk menilai berapa besar pengaruh faktor risiko hipertensi, hiperkolesterolemia, hiperglikemia, obesitas, merokok dan kurang olah raga serta seberapa besar manfaat pengendalian faktor risiko tersebut terhadap timbulnya penyakit jantung koroner.
Jenis penelitian adalah observasional dengan disain kasus kontrol, pada pengunjung Rumah Sakit Umum Kabupaten Dati II Tulungagung yang berumur 35 tahun keatas. Kasus adalah penderita penyakit jantung koroner bagian UPF Penyakit Dalam sedang kontrol adalah pengunjung lain dari UPF Bedah dan Unit Gawat Darurat.
Analisis statistik dengan regresi logistik multivariabel digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh setiap faktor risiko yang diteliti dengan mengendalikan semua faktor lain yang mempengaruhi hubungan tersebut.
Dari 97 kasus dan 184 kontrol yang dianalisa dapat diketahui bahwa hipertensi dan hiperkolesterolemia berpengaruh bermakna terhadap timbulnya penyakit jantung koroner. Besarnya pengaruh hipertensi adalah 5.90 kali lebih besar dari normotensi. Sedang besar pengaruh hiperkolesterolemia adalah 1.99 kali lebih besar dibanding yang kolesterol normal. Umur merupakan variabel konfonding positip terhadap variabel hipertensi.
Pengendalian terhadap kedua faktor risiko tersebut diatas belum terbukti menurunkan pengaruhnya terhadap timbulnya penyakit jantung koroner. Disarankan pengkajian kembali terhadap pengendalian/pengobatan terhadap kedua faktor risiko diatas."
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Rahmawati
"ABSTRACT
Rehabilitasi jantung merupakan salah satu intervensi utama dari berbagai intervensi yang direkomendasikan untuk pasien setelah sindrom koroner akut, namun partisipasi rehabilitasi jantung pada pasien sindrom koroner akut masih rendah. Penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran hambatan partisipasi rehabilitasi jantung fase II pada pasien sindrom koroner akut di rawat jalan. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 88 pasien dengan sindrom koroner akut yang tidak berpartisipasi dalam rehabilitasi jantung, ditentukan berdasarkan metoda non probability sampling secara consecutive sampling. Instrumen yang digunakan meliputi kuesioner karakteristik demografi, cardiac rehabilitation barrier scale CRBS. Hasil penelitian ini menggambarkan karakteristik responden pasien dengan sindrom koroner akut yang tidak berpartisipasi dalam rehabilitasi jantung fase II dan menggambarkan hambatan partisipasi rehabilitasi jantung fase II pada pasien sindrom koroner akut. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan faktor penghambat terhadap angka partisipasi rehabilitasi jantung.

ABSTRACT
The cardiac rehabilitation is one of the major recommended intervention for patients with acute coronary syndromes ACS , but the participation in cardiac rehabilitation is still low. This cross sectional study aimed to identify obstacles of the 2nd phase cardiac rehabilitation participation. This study involved 88 respondents with consecutive sampling method. This study used characteristic questionnaires and Cardiac Rehabilitation Barrier Scale CRBS . The results of this study describe the characteristics of respondents who did not participate in 2nd cardiac rehabilitation and describe the barriers of 2nd phase cardiac rehabilitation participation in patients with ACS. Further research on correlation of barriers with the participation rate of cardiac rehabilitation is needed."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bietris Warisyu
"schemic Heart Disease merupakan salah satu penyebab kematian paling umum di dunia dan frekuensinya terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini menjadi tantangan yang besar bagi seorang Ners dalam pelayanan kesehatan di Indonesia. Praktik ilmu keperawatan yang berkualitas harus diimbangi dengan pembuktian secara Evidence Base Nursing (EBN) karena EBN bisa menjadi landasan dalam melaksanakan peran pemberi asuhan, pendidik, peneliti, dan innovator yang profesional. Praktik residensi telah memberikan pengalaman dan menambah pengetahuan residensi tentang keperawatan kardiovaskular. Penerapan teori Lydia Hall: Care, Core, dan Cure dilakukan oleh residensi pada 30 kasus resume dan satu kasus kelolaan yaitu pada pasien dengan STEMI. Peran peneliti telah dilakukan dengan menerapkan EBN tentang penerapan Slow Deep Breathing Relaxation Exercise (SDBRE) setelah chest tube removal pada pasien yang menjalani CABG di Ruang Intermediate Ward Bedah. Penerapan SDBRE didapatkan efektif dalam menurunkan nyeri setelah chest tube removal. Peran Inovasi dilakukan dengan menyusun protokol Munro Scale untuk mencegah kejadian Perioperative Related Pressure Injury pada pasien Bedah jantung. Munro Scale didapatkan mampu mendeteksi adanya resiko Pressure Injury, mudah dipahami oleh perawat, dan mudah dilaksanakan oleh perawat kamar bedah dalam perawatan. Namun sebaiknya follow up pengkajian Munro Scale dilakukan di ruangan ICU bedah, IW Bedah, dan Rawat Inap.

Ischemic Heart Disease is one of the most common causes of death in the world and its frequency continues to increase every year. This is a big challenge for a nurse in health services in Indonesia. Quality nursing practice must be balanced with Evidence Based Nursing (EBN) evidence because EBN can be the basis for carrying out the role of professional caregivers, educators, researchers, and innovators. Residency practice has provided experience and increased residency knowledge about cardiovascular nursing. The application of Lydia Hall's theory: Care, Core, and Cure was carried out by residencies in 30 resume cases and one managed case, namely in patients with STEMI. The role of researchers has been carried out by applying EBN regarding the application of Slow Deep Breathing Relaxation Exercise (SDBRE) after chest tube removal in patients undergoing CABG in the Intermediate Ward of Surgery. The application of SDBRE was found to be effective in reducing pain after chest tube removal. The role of innovation is carried out by compiling the Munro Scale protocol to prevent Perioperative Related Pressure Injury in cardiac surgery patients. The Munro Scale was found to be able to detect the risk of Pressure Injury, easily understood by nurses, and easily implemented by operating room nurses in treatment. However, follow-up studies of the Munro Scale should be carried out in the surgical ICU, IW Surgery, and Inpatient rooms."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sungkono
"Ners spesialis merupakan perawat lulusan program spesialis keperawatan yang mempunyai keahlian khusus dalam asuhan keperawatan. Perawat spesialis keperawatan medikal bedah peminatan kardiovaskular harus mempunyai kompetensi keperawatan inti dan keperawatan berbagai masalah kardiovaskular. Pendidikan residensi spesialis dilakukan selama 2 semester dengan tujuan utama melakukan asuhan keperawatan medikal bedah khususnya sistem kardiovaskular dengan menggunakan pendekatan teori kenservasi Levine. Asuhan keperawatan pada 1 kasus utama post operasi total koreksi TOF dan 30 kasus resume yang terdiri dari 6 kasus besar gangguan sistem kardovaskular meliputi kasus sindrom koroner akut, kelainan katup jantung, kelainan pembuluh darah, gagal jantung, kasus bedah (katup, CABG) dan disritmia. model konsep konservasi Levine dapat diterapkan pada pasien gangguan sistem kardiovaskular untuk mempertahankan wholeness dan adaptasi. Pemberian ice cube absorption dapat mengurangi sore throat pasca ekstubasi pasien bedah jantung. Proyek inovasi penerapan Awakening and Spontaneous Breathing Trial (SBT) Protocol pada pasien pasca bedah jantung yang terpasang ventilasi mekanik dan sedasi. Protokol mudah dipahami dan membantu perawat dalam proses weaning ventilasi mekanik.

Nurse Specialist is an advanced practice nurse and have special skill in nursing care, graduate from the nursing specialist program. Nurse Specialist medical surgical nursing in cardiovascular specialization must have core nursing competencies and nursing of various cardiovascular problems. Specialist residency education is carried out two semesters with the aim of providing medical-surgical nursing care, especially the cardiovascular system, using Levine's conservation theory approach. Nursing care of one main case in after total correction TOF and thirty resume cases consisting of six major cases of cardiovascular system disorders: acute coronary syndrome, heart valve disorders, blood vessel disorders, heart failure, surgical cases (valve, CABG) and dysrhythmia. Levine's conservation concept model can be applied to patients with cardiovascular system disorders to maintain wholeness and adaptation. Ice cube absorption can reduce sore throat after extubation of cardiac surgery. An innovation project for the application of the Awakening and Spontaneous Breathing Trial (SBT) Protocol in post-cardiac surgery patients who are mechanically ventilated and sedated. The protocol is easy to understand and helps nurses in the process of weaning mechanical ventilation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Betsy Kurniawati Witarsa
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya bukti empiris bahwa perceived behavioral control, perceived benefits, perceived barriers, dan perceived susceptibility mampu memprediksi aktivitas fisik pada orang dewasa yang dalam riwayat keluarganya terdapat sejarah penyakit kardiovaskular. Tipe penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan desain korelasional. Data terkumpul dari 101 partisipan dengan rentang usia 20-60 tahun (dewasa muda dan madya). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat aktivitas fisik berdasarkan usia, jenis kelamin, dan rutinitas melakukan aktivitas fisik. Analisis regresi berganda menunjukkan bahwa model yang terdiri dari keempat prediktor mampu memperkirakan 14% varians aktivitas fisik, dengan perceived behavioral control dan perceived susceptibility sebagai prediktor terbaik. Temuan ini mengkonfirmasi bahwa perceived behavioral control juga mampu memperkirakan aktivitas fisik pada populasi ini, serupa dengan berbagai populasi lain yang telah diteliti sebelumnya. Selain itu, individu yang memiliki keluarga dengan PKV memiliki pengalaman-pengalaman yang tampaknya membuat mereka mampu menaksir tingkat risiko terkena PKV dengan lebih akurat, yang pada gilirannya juga memberikan kontribusi pada tingkat aktivitas fisik. Dengan demikian, intervensi aktivitas fisik pada orang dewasa dengan riwayat keluarga PKV dapat mempertimbangkan kedua faktor ini.

This study aims to find empirical evidence that perceived behavioral control, perceived benefits, perceived barriers, and perceived susceptibility are significant predictors of physical activity in adults with a family history of cardiovascular disease. The type of research used is quantitative, with a correlational design. Data were collected from 101 participants with an age range of 20-60 years (young and middle adults). The results showed that there was no difference in the level of physical activity based on age, gender and physical activity routines. Multiple regression analysis showed that the model consisting of the four predictors was able to explain 14% variance of physical activity, with perceived behavioral control and perceived susceptibility as the best predictors. These findings confirm that perceived behavioral control can also estimate physical activity in this population, similar to other populations that have been studied previously. In addition, individuals who have families with PKV have experiences that seem to enable them to assess their risk level for developing CVD more accurately, which in turn contributes to their level of physical activity. Thus, physical activity interventions in adults with a family history of CVD should consider both of these factors."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Sakti
"Pendahuluan: Penyakit kardiovaskular sebagai salah satu masalah kesehatan pada jemaah haji Indonesia dan penyebab tertinggi kematian jemaah haji dalam 3 tahun terakhir. Jemaah haji Indonesia sebagian besar pada stratifikasi kesehatan risiko tinggi. Beberapa faktor risiko diprediksi berhubungan dengan kematian jemaah haji akibat penyakit kardiovaskular.
Metode: Penelitian observasional dengan desain kasus kontrol. penelitian terhadap 876 jemaah haji. Variabel yang berhubungan dengan kematian jemaah haji antara lain usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, diabetes mellitus, hipertensi, dislipidemia, gagal ginjal, gagal jantung, penyakit jantung koroner, penyakit paru obstruksi kronik, waktu keberangkatan jemaah. Dilakukan analisis untuk menentukan faktor risiko yang berpengaruh terhadap kematian serta membuat skor prediksi untuk mengestimasi risiko mortalitas.
Hasil: Proporsi kematian akibat penyakit kardiovaskular adalah 49,2 % dari seluruh jemaah haji Indonesia tahun 2017. Faktor risiko yang berhubungan dengan kematian jemaah haji antara lain; Usia lebih dari 70 tahun dengan OR 20,51 (IK 95%: 10,238-41,089), penyakit jantung koroner dengan OR 4,236 (IK 95% : 1,292-13,882), hipertensi dengan OR 3,673 (IK 95% :2,555-5,280), diabetes mellitus dengan OR 3,422 (IK 95%: 2,108-5,553), dislipidemia dengan OR 2,067 (IK 95%: 1,366-3,129), indeks massa tubuh overweight dengan OR 0,571 (IK 95%: 0,385-0,848) , indeks massa tubuh obesitas dengan OR 0,239 (IK 95%: 0,134-0,425). Probabilitas risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular adalah risiko ringan dengan skor < 5 (19,47%), probabilitas sedang skor 6-9 (62,94%) dan probabilitas tinggi jika skor > 10 (83,3%).
Simpulan: Proporsi kematian akibat penyakit kardiovaskular pada jemaah haji Indonesia tahun 2017 adalah 49,2%. Faktor risiko kardiovaskular antara lain; usia tua, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, dislipidemia. Nilai skor > 10 dapat memprediksi risiko mortalitas dengan propabilitas 88,53 %.

Background: Cardiovascular disease is one of the health problems in Indonesian pilgrims and the highest cause of death for pilgrims in the last 3 years. Indonesian pilgrims are mostly on high health risk stratification. Some risk factors are predicted to be associated with the death of pilgrims due to cardiovascular disease.
Method: Observational study with case control design. Conducted research on 876 pilgrims. A variable that is associated with the death of pilgrims include age, gender, body mass index, smoking habit, diabetes mellitus, hypertension, chronic kidney failure, heart failure, coronary heart disease, chronic obstruction pulmonary disease , the time of departure. Analysis was done to determine the risk factors which effect on death as well as make score predictions and determination for the risk of mortality.
Results: The proportion of deaths from cardiovascular disease was 49,2 % of all Indonesian pilgrims. Risk factors associated with the death of pilgrims include; Age more than 70 years with OR 20,510 (95% CI 10,238-41,089), coronary heart disease with OR 4,236 (95% CI 1,292-13,882), hypertension with OR 3.673 (95% CI 2,555-5,280), diabetes mellitus with OR 3,422 (95% CI 2,108-5,553), dyslipidemia with OR 2,067 (95% CI 1,366-3,129), overweight with OR 0.571 (95% CI: 0.385-0,848), obesity with OR 0.239 (95% CI 0.134-0.425). The probability of the risk of death from cardiovascular disease is a mild risk with a score <5 (19.47%), a medium probability score of 6-9 (62.94%) and a high probability of a score of > 10 (83.3%).
Conclusion: The proportion of deaths from cardiovascular disease was 49,2 %. Cardiovascular risk factors; old age, hypertension, diabetes mellitus, coronary heart disease, dyslipidemia. A score of > 10 has a high risk of mortality.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57770
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Muchtar
"ABSTRAK
Jemaah haji asal Jawa Barat yang meninggal selama menunaikan ibadah haji setiap tahun cenderung meningkat, meskipun pemerintah telah berupaya maksimal memberikan kemudahan mulai dari bimbingan peribadahan sampai pelayanan kesehatan. Bahkan pelayanan kesehatan ini diberikan sejak di tanah air, berupa pemeriksaan kesehatan, yang dimulai dari tingkat Puskesmas, di Daerah Tingkat II dan di Pelabuhan Embarkasi/Asrama haji sebelum jemaah yang bersangkutan diberangkatkan ke Tanah suci. Yang menarik adalah penyebab kematian jemaah yang didominasi oleh penyakit yang sebetulnya dibawa oleh jemaah dari Tanah air. Penyakit yang merupakan penyebab utama kematian jemaah haji adalah penyakit kardiovaskuler. Ternyata penyakit ini pula yang paling banyak diderita oleh calon jemaah haji.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh penyakit kardiovaskuler terhadap kematian jemaah haji asal Jawa Barat dan faktor-faktor lain yang turut mempengaruhinya.
Rancangan penelitian menggunakan kasus kontrol tanpa matching dengan jumlah sampel kasus sebanyak 191 orang (sesuai jumlah jemaah yang meninggal) dan kontrol yang diambil secara acak sederhana dari jemaah yang tidak meninggal juga sebanyak 191 orang, sehingga total sampel 382 orang. Tidak termasuk ke dalam sampel adalah Petugas dan jemaah haji ONH Plus.
Pengolahan data menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat yang terdiri atas analisis stratifikasi dan regresi logistic unconditional. Perangkat lunak yang dipergunakan adalah Stata versi 4.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko kematian jemaah haji yang menderita penyakit kardiovaskuler 2,2 kali dibanding jemaah haji yang tidak menderita penyakit kardiovaskuler, setelah dikontrol oleh variabel umur dan pendidikan. Makin tua umur jemaah haji, risiko kematiannya lebih tinggi, sedangkan pendidikan bersifat protektif, artinya makin tinggi tingkat pendidikan, risiko kematiannya makin rendah. Sedangkan jenis kelamin dan waktu pemberangkatan, pengaruhnya tidak bermakna.
71,73 % jemaah haji meninggal di luar waktu pelaksanaan ibadah haji yang sesungguhnya dan 31,41 % jemaah haji meninggal sebelum sempat melaksanakan ibadah haji.
Untuk menyelamatkan jemaah haji dengan risiko tinggi, perlu dijajagi kemungkinan membentuk dokter khusus bagi jemaah haji risiko tinggi, yang diberangkatkan pada akhir musim pemberangkatan dan pulangnya pada awal musim pemulangan.

ABSTRACT
The Collective Pilgrimage to Mecca (jemaah haji) from West Java who died during carrying `ibadah haji = act of pilgrimage devotion' out were tended increase every year, although the government has made maximally effort to provide the facilities from the guidance of observance of religious duties up to the health service. In fact, this health service is served since in father land, such as health examination, it is started from the level of Public Health Center, in the Second Level Region and in the Airport's Embarkation/Pilgrimage Dormitory before the concerned congregations will be embarked to the Holly Land (Mecca). The interesting is the cause of `jemaah's death which is dominated by a disease which is really had by `jemaah' from the Father Land. Disease is a main cause of death of `jemaah haji' is that cardiovascular. This disease is really also most had by the candidate of `jemaah haji'.
This study purpose is to know the extent which the effect of cardiovascular disease against the death of 'jemaah haji' from West Java and other factors which influence its.
Study design used the unmatched cases control with the quantity of case samples are 191 persons (in accordance with the `jemaah haji' number who died) and control is simple randomly taken from the 'jemaah haji' who were not died as much 191 persons, so total samples were 382 persons. Excluding from the samples are officials and `jemaah haji ONH Plus'.
Data processing used the univariate, bivariate and multivariate analysis which consisted of stratification analysis and unconditional logistic regression. Software used is the Stata Version 4.0.
Results of study showed that the risk of 'jemaah haji's death who had the cardiovascular disease was 2.2 times rather than `jemaah haji' who did not have the cardiovascular disease, after they were controlled by both age and educational variables. Older their age, higher their death risk, where as education has protective characteristic, it is meant the higher educational level, the lower death risk. Where as, sex and departure time have unsignificant effect.
71.73 % of the `jemaah haji' died out of the implementation of actually `ibadah haji' and 31.41 % died before having sufficient time to implement that `ibadah haji'.
For saving the high risk `jemaah haji', a possibility is necessarily sounded out to establish the special flight group for the high risk `jemaah haji', who are embarked in the last season of embarkation and their action of doing back in the early season of their going back.
References : 47 (1964 - 1997)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisaa Fitrah Umara
"Dampak dari penyakit kardiovaskular tidak hanya dirasakan oleh individu namun juga secara global. Pencegahan dan pengawasan perlu dilakukan untuk menurunkan beban yang dihadapi akibat penyakit kardiovaskular dengan pendekatan populasi dan individu. Perawat memiliki peran penting dalam hal promotif, preventif, dan rehabilitatif. Residen mengelola 31 kasus dengan menggunakan pendekatan teori Care, Core, dan Cure dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan kardiovaskular sebagai cerminan dari peran ners spesialis sebagai pemberi pelayanan dan pendidik. Peran ners spesialis sebagai peneliti dijalani oleh residen dalam menerapkan tindakan keperawatan yang berbasis bukti atau Evidence Based Nurisng EBN berupa pengukuran keterlibatan pasien dengan Patient Activation Measure PAM. Sebagai inovator dan pemimpin kelompok, residen mengembangkan proyek membuat format perencanaan pemulangan pasien dengan pendekatan lima model.

The impact of cardiovascular disease is not only felt by individuals but also globally. Prevention and supervision have to do to reduce the cardiovascular disease burden by population and individual approach. Nurses have an important role in promotive, preventive, and rehabilitative. Resident manages 31 cases using Care, Core, and Cure theory approaches in providing nursing care to patients with cardiovascular disease as a reflection of the role of specialist ners as service providers and educators. The role of a specialist ners as a researcher is undertaken by the resident in implementing Evidence Based Nursing EBN by measuring patient engagement with Patient Activation Measure PAM . As an innovator and community leader, the resident developed the project to make a discharge planning format using a five model approach.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Dewinta
"Penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Pada pasien penyakit jantung, health-related quality of life (HRQoL) merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam konteks pencegahan dan penanganan penyakit jantung. HRQoL mengindikasikan persepsi pasien mengenai kesehatan fisik dan mentalnya. Salah satu faktor yang dapat memengaruhi HRQoL pasien penyakit jantung ialah kecemasan. Prevalensi kecemasan pasien penyakit jantung ialah sebesar 70% - 80%. Namun demikian, terdapat kemungkinan bahwa pasien penyakit jantung dengan kecemasan yang tinggi dapat memiliki HRQoL yang baik. Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu strategi koping dan illness perception.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran strategi koping dan illness perception sebagai moderator dalam pengaruh kecemasan terhadap HRQoL pasien penyakit jantung. Sebanyak 160 partisipan diberikan pengukuran menggunakan SF-12v2 (HRQoL), PHQ-4 (kecemasan), Brief Cope (strategi koping), dan B-IPQ (illness perception).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa illness perception dapat memoderasi strategi koping yang berperan sebagai moderator dalam pengaruh kecemasan terhadap HRQoL secara signifikan (p = 0,0318). Hasil ini mengindikasikan bahwa low threatening illness perception akan membantu menahan dampak kecemasan yang tinggi terhadap HRQoL pasien penyakit jantung, terlepas dari jenis strategi koping apa yang dimiliki individu. Sementara adanya dampak buruk medium dan high threatening illness perception terhadap HRQoL individu dapat terbantu dengan adanya strategi koping yang adaptif yang dimiliki oleh individu.

Cardiovascular disease is the number one cause of death in the world. In patients with cardiovascular disease, health-related quality of life (HRQoL) is important to consider in the contested context and treatment. One of the factors that can affect the HRQoL of heart disease is anxiety. The anxiety prevalence of cardiovascular disease patients is 70% - 80%. However, it is possible that cardiovascular disease patients with high anxiety can have an adequate HRQoL. This can be influenced by other factors, namely coping strategies and illness perception.
This study aims to see how the role of coping strategies and illness perception as a moderator in the impact of anxiety on HRQoL of cardiovascular disease patients. All 160 participants who had cardiovascular disease were given measurements using SF-12v2 (HRQoL), PHQ-4 (anxiety), Brief Cope (coping strategies), and B-IPQ (illness perception).
The results of this study shows that illness perceptions can moderate coping strategies that act as moderators in interactions of anxiety and HRQoL significantly (p = 0.0318). This results indicates that low threatening illness perception will help prevent the worsen of HRQoL on cardiovacular disease patients, regardless of what type of coping strategies. While the impact of moderate or high threatening illness perception to HRQoL can be helped by an individuals adaptive coping strategies.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T51885
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Heru Sunardjo
"Penelitian MONICA pada tahun 1988 dan 1993 juga mendapatkan prevalensi merokok yang tinggi di kalangan laki-laki yakni di atas 50%, tetapi pada tahun 2000 didapatkan penurunan menjadi 38,5%, sedang tahun 2000 mendapatkan prevalensi hipertensi masing-masing sebesar 17,9%.7, prevalensi hiperglikemia (gula darah sewaktu 200mg%) sebesar 3,1%, prevalensi obesitas (IMT 30 kg/mz) pada laki-laki sebanyak 6,1%, dan pada perempuan sebanyak 15,9%. Hasil SKRT 2001, prevalensi IMT 25 kg/m2 pada laki-laki dan perempuan usia 15 - lebih 65 tahun masing-masing 8,1% dan 13,4%, sedangkan pada laki-laki usia 35-54 tahun 13,4%, yang rutin berolah raga sebanyak 59,2%. Penelitian pada penderita yang dirawat di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita pada tahun 1993 menunjukkan 90% penderita infark miokard dalam kehidupan sehari-harinya tidak berolahraga atau tergolong pekerja dengan aktifitas fisik ringan.
Data Kesehatan HRD PT X tentang kematian umum pada pekerja tahun 2004 adalah 4.82%o, termasuk di dalamnya angka kematian pekerja akibat Penyakit Jantung koroner 3.62%o, sedang dari total biaya kesehatan, sebesar 47% digunakan untuk pembiayaan penyakit degeneratif terutama penyakit kardiovaskuler yang hanya diderita 18% populasi pekerja. atas dasar gambaran risiko P.TK, tingkat kebugaran, angka kematian, dan pembiayaan yang terus meningkat secara tinier, maka analisis dislipidemia sebagai kofaktor penyakit kardiovaskular, dan tingkat kebugaran menarik untuk dilakukan pada populasi terbatas pekerja di PT X, guna mendapatkan variabel-variabel yang terkait dengan faktor-faktor risiko penyakit kardiovaskular, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman dalam upaya promotif dan preventif kesehatan pekerja, misalnya penyuluhan olah raga yang teratur dan ter ukur, penyuluhan pola makan seimbang dll.
Dengan keadaan tersebut diatas kami ingin mengetahui apakah ada hubunganya antara tingkat kebugaran dengan dislipidemia. Diharapkan dari hasil penelitian digunakan untuk melakukan upaya promotif dan preventif kesehatan pekerja dengan tepat dan terarah, sehingga tujuan untuk menurunkan faktor risiko PJK, angka kematian, meningkatkan derajat kesehatan pekerja dan produktifitas serta menekan biaya kesehatan.
PERMASALAHAN:
Berdasarkan data pemeriksaan kesehatan berkala (Medical Check Up) pekerja di PT X pada bulan September 2005 - Desember 2006. Sampai saat ini belum diketahui prevalensi dislipidemia dan faktor faktor risiko yang lain.
PERTANYAAN PENELITIAN
1. Berapa prevalensi dislipidemia pekerja laki-laki di PT X
2. Bagaimana sebaran karakteristik pekerja laki-laki di PT X
3. Bagaiman sebaran faktor risiko terjadinya dislipidemia pada pekerja laki-laki di PT X.
TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum : Meningkatkan derajat kesehatan pekerja melalui peningkatan kebugaran dengan Cara pengendalian risiko.Penelitian MONICA pada tahun 1988 dan 1993 juga mendapatkan prevalensi merokok yang tinggi di kalangan laki-laki yakni di atas 50%, tetapi pada tahun 2000 didapatkan penurunan menjadi 38,5%, sedang tahun 2000 mendapatkan prevalensi hipertensi masing-masing sebesar 17,9%.7, prevalensi hiperglikemia (gula darah sewaktu 200mg%) sebesar 3,1%, prevalensi obesitas (IMT 30 kg/mz) pada laki-laki sebanyak 6,1%, dan pada perempuan sebanyak 15,9%. Hasil SKRT 2001, prevalensi IMT 25 kg/m2 pada laki-laki dan perempuan usia 15 - lebih 65 tahun masing-masing 8,1% dan 13,4%, sedangkan pada laki-laki usia 35-54 tahun 13,4%, yang rutin berolah raga sebanyak 59,2%. Penelitian pada penderita yang dirawat di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita pada tahun 1993 menunjukkan 90% penderita infark miokard dalam kehidupan sehari-harinya tidak berolahraga atau tergolong pekerja dengan aktifitas fisik ringan.
Data Kesehatan HRD PT X tentang kematian umum pada pekerja tahun 2004 adalah 4.82%o, termasuk di dalamnya angka kematian pekerja akibat Penyakit Jantung koroner 3.62%o, sedang dari total biaya kesehatan, sebesar 47% digunakan untuk pembiayaan penyakit degeneratif terutama penyakit kardiovaskuler yang hanya diderita 18% populasi pekerja. atas dasar gambaran risiko P.TK, tingkat kebugaran, angka kematian, dan pembiayaan yang terus meningkat secara tinier, maka analisis dislipidemia sebagai kofaktor penyakit kardiovaskular, dan tingkat kebugaran menarik untuk dilakukan pada populasi terbatas pekerja di PT X, guna mendapatkan variabel-variabel yang terkait dengan faktor-faktor risiko penyakit kardiovaskular, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman dalam upaya promotif dan preventif kesehatan pekerja, misalnya penyuluhan olah raga yang teratur dan ter ukur, penyuluhan pola makan seimbang dll.
Dengan keadaan tersebut diatas kami ingin mengetahui apakah ada hubunganya antara tingkat kebugaran dengan dislipidemia. Diharapkan dari hasil penelitian digunakan untuk melakukan upaya promotif dan preventif kesehatan pekerja dengan tepat dan terarah, sehingga tujuan untuk menurunkan faktor risiko PJK, angka kematian, meningkatkan derajat kesehatan pekerja dan produktifitas serta menekan biaya kesehatan.
PERMASALAHAN:
Berdasarkan data pemeriksaan kesehatan berkala (Medical Check Up) pekerja di PT X pada bulan September 2005 - Desember 2006. Sampai saat ini belum diketahui prevalensi dislipidemia dan faktor faktor risiko yang lain.
PERTANYAAN PENELITIAN
1. Berapa prevalensi dislipidemia pekerja laki-laki di PT X
2. Bagaimana sebaran karakteristik pekerja laki-laki di PT X
3. Bagaiman sebaran faktor risiko terjadinya dislipidemia pada pekerja laki-laki di PT X.
TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum :
Meningkatkan derajat kesehatan pekerja melalui peningkatan kebugaran dengan Cara pengendalian risiko.
2. Tujuan khusus :
a) Diketahuinya prevalensi dislipidemia pada pekerja laki-laki PT X
b) Diketahuinya hubungan dislipidemia dengan kebugaran pada perkerja laki-laki di PT X.
c) Diketahuinya sebaran karakteristik responden berdasarkan masa kerja jabatan dan tingkat pendidikan pada pekerja laki-laki di PT X.
d) Diketahuinya sebaran faktor risiko dislipidemia; IMT, kebiasaan merokok, kadar gula darah, tingkat kebugaran pada pekerja laki-laki di PT X.
e) Diketahui hubungan faktor risiko dengan dislipidemia pada pekerja laki-laki di PT X.2. Tujuan khusus :
a) Diketahuinya prevalensi dislipidemia pada pekerja laki-laki PT X
b) Diketahuinya hubungan dislipidemia dengan kebugaran pada perkerja laki-laki di PT X.
c) Diketahuinya sebaran karakteristik responden berdasarkan masa kerja jabatan dan tingkat pendidikan pada pekerja laki-laki di PT X.
d) Diketahuinya sebaran faktor risiko dislipidemia; IMT, kebiasaan merokok, kadar gula darah, tingkat kebugaran pada pekerja laki-laki di PT X.
e) Diketahui hubungan faktor risiko dengan dislipidemia pada pekerja laki-laki di PT X."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
T21139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>