Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96338 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rai Rachmi
"Persaingan yang semakin pesat antar perusahaan penerbangan menyebabkan perusahaan maskapai penerbangan dituntut untuk meningkatkan service dan kualitas sumber daya manusia, agar tercapai hasil yang baik. Untuk itu awak kabin dalam kelompok kerja sebagai garis depan perusahaan diminta untuk mempunyai motivasi kerja yang tinggi dan menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi dan sejalan dengan tujuan perusahaan. Sehingga PT. Garuda Indonesia menjadi perusahaan yang dipilih dan diminati.
Semula perusahaan menetapkan konsep service "product oriented", dengan adanya persaingan yang semakin ketat maka konsep service berubah menjadi "customer oriented".
Pembatasan penelitian dilakukan hanya pada lingkungan awak kabin PT. Garuda Indonesia dengan alasan awak kabin merupakan wakil perusahaan dalam penyampaian layanan yang langsung berhadapan dan merupakan orang yang terlama berinteraksi dengan pelanggan perusahaan yaitu penumpang. Mutu pelayanan awak kabin turut menentukan berhasil atau tidaknya suatu persaingan antar perusahaan, terutama jika persaingan itu dilihat dan produk jasa yang bersifat immaterial.
Kecenderungan berubahnya kontribusi kerja awak kabin sangat menarik untuk diteliti secara mendalam dan gaya kepemimpinan supervisor seperti apa yang dapat membangkitkan motivasi kerja awak kabin agar dapat mempertahankan semangat dalam kerja kelompok. Penelitian dilakukan dengan cara in depth interview, observasi dan pengumpulan data-data sekunder dari perusahaan tersebut.
Peneliti mendapat gambaran dari hasil wawancara mendalam bahwa penurunan motivasi kerja awak kabin diakibatkan oleh konflik ekstern yang berasal dari keputusan dan kebijakan perusahaan dan konflik intern yang berasal dari individu itu sendiri dan permasalahannya. Kondisi ini sangat membutuhkan komunikasi yang bersifat empati dan pemahaman supervisor awak kabin baik yang bekerja dilapangan maupun di jajaran manajemen struktural. Sedangkan gaya kepemimpinan supervisor yang cenderung Indifferent atau Laissez faire tidak membangkitkan motivasi tetapi justru mematikan motivasi kerja awak kabin dengan, bekerja secara individual dan berkurangnya nilai-nilai "personnal touch" yang merupakan ciri khas maskapai penerbangan nasional terbesar di Indonesia ini.
Kurangnya kepedulian pegawai dalam hal ini awak kabin diidentifikasikan dikarenakan adanya kesenjangan komunikasi. Komunikasi dua arah yang menuntut peran pemimpin untuk dapat memposisikan dirinya diantara anak buah dan manajemen karena supervisor juga berperan sebagai tangan kanan perusahaan.
Untuk membangkitkan semangat awak kabin dalam kerja kelompok ini, sangatlah dibutuhkan seorang pimpinan yang mempunyai jiwa pemimpin dalam arti dapat memahami apa yang menjadi masalah bagi anak buahnya dan tentunya membekali dirinya dengan pengetahuan baik tentang organisasi maupun informasi yang up to date. Karena hal ini menjadi tanggung jawab pemimpin dan manajemen.
Implikasi akademis yang dituntut adalah penelitian tentang kepatuhan kelompok meskipun tiap anggota mempunyai perbedaan tujuan dan norma. Dalam kelompok kerja yang anggotanya berganti-ganti, komunikasi dibutuhkan lebih intensif dan langsung pada supervisor. Fungsi komunikasi dalam kerja kelompok yang dapat membangkitkan semangat melalui gaya kepemimpinan dengan pendekatan situasional."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T14290
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pattirajawane, Herman
"ABSTRAK
Dalam telaah tentang efektivitas kepemimpinan melalui pendekatan teori kontinjensi (situasional), dikatakan bahwa efektivitas pemimpin tergantung atau merupakan kontinjensi dari interaksi berbagai faktor, yaitu: karakteristik pemimpin, anggota, dan.situasi atau lingkungan di sekitar kelompok itu. Dalam pendekatan kontinjensi bisa didapati dua asumsi yang berbeda dalam hal meningkatkan efektivitas kepemimpinan; yaitu:
pertama, lebih mudah mengubah situasi dimana pemimpin itu berada disbanding mengubah gaya kepemimpinannya yang relatif tetap. Karena itu pemimpin harus berusaha mengubah situasi agar sesuai dengan gaya kepemimpinannya.
kedua, lebih mudah mengubah gaya kepemimpinan seorang pemimpin dibanding mengubah situasi dimana pemimpin itu berada. Karena itu pemimpin harus berusaha mengubah gaya dan perilakunya agar sesuai dengan situasi yang ada.
Asumsi pertama bisa ditemukan pada teori kontinjensi Fiedler, yang mengemukakan bahwa efektivitas kepemimpinan ditentukan oleh adanya 'kesesuaian' antara gaya kepemimpinan dengan situasi tertentu. Sebagai contoh pemimpin yang mempunyai gaya 'orientasi pada tugas' akan efektif pada situasi yang sangat terkendali (high control situation) dan juga pada situasi yang kurang terkendali (low control situation).
Situasi tersebut dibentuk oleh kesatuan dari variabel hubungan pemimpin-anggota, struktur tugas , dan derajat keberdayaan kedudukan (position power) pemimpin.
Semakin tinggi atau kuat derajat variabel-variabel situasi itu, semakin tinggi pengendalian pemimpin atas kelompoknya.
Asumsi kedua, bisa didapati pada teori teori kontinjensi lainnya; antara lain: teori situasional Hersey & Blanchard yang menganjurkan pemimpin untuk menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan kematangan anggota dan tingkat kompleksitas tugas serta situasi; demikian juga dengan teori Vroom & Yetton yang menganjurkan bagaimana pemimpin mengadakan penyesuaian dalam pengambilan keputusan dengan melibatkan anggota dalam berbagai situasi. Kemampuan fleksibel ini juga dapat dilihat melalui teori 'self monitoring' yang mengatakan adanya kemampuan individu dalam memantau berbagai situasi kemudian beradaptasi serta menyesuaikan dirinya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak rumusan-rumusan teori Fiedler berlaku, khususnya di PT Caltex Pacific Indonesia. Dengan demikian, dapat dijajaki pemanfaatan teori ini untuk meningkatkan efektivitas kepemimpinan. Selain itu ingin diketahui juga sejauh mama peran ciri kemampuan self monitoring pemimpin dalam pengkajian teori Fiedler, dan efektivitas kepemimpinan.
Penelitian ini menggunakan studi kajian lapangan dengan sampel non probability yang tergolong purposive, terhadap 54 subyek yakni para 'penyelia' atau supervisor dengan kelompoknya di PT Caltex Pacific Indonesia.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji binomial menunjukkan, bahwa dari 44 penyelia yang mempunyai 'efektivitas kelompok tinggi' terdapat 25 (56%) penyelia dengan kelompoknya, yang berinteraksi sesuai dengan teori Fiedler. Sedangkan 19 penyelia (44%) tidak menggunakan penerapan sesuai dengan teori Fiedler, tetapi mempunyai efektivitas kelompok tinggi.
Pada 25 penyelia yang sesuai atau in-match dengan teori Fiedler, terdapat 4 penyelia mempunyai gaya 'orientasi pada tugas' dan 16 penyelia mempunyai 'orientasi pada sosial mandiri' atau socio independent, dan 5 penyelia mempunyai gaya 'orientasi pada hubungan'
Selain itu suatu kemampuan 'high self monitoring' (kecendrungan mempunyai gaya fleksibel) ditemukan pada 19 dari 25 penyelia yang sesuai (in-match); dan 14 dari 19 penyelia yang tidak sesuai (out of match) teori Fiedler.
Kesimpulan:
Penelitian ini mendukung teori Fiedler, tetapi hanya bagi penyelia yang mempunyai LPC rendah dan LPC tengah. Penyelia dengan LPC rendah (gaya orientasi pada tugas) akan efektif pada situasi yang terkendali.
Sedangkan penyelia dengan LPC tengah (gaya orientasi sosial mandiri) akan efektif pada situasi yang terkendali dan situasi agak terkendali.
Teori Fiedler tidak didukung bagi penyelia yang mempunyai LPC tinggi (gaya orientasi pada hubungan). Interaksi antara kemampuan self monitoring tinggi dengan situasi lebih berperan dibanding interaksi antara LPC dengan situasi, dalam peningkatan efektivitas kepemimpinan.
Saran-saran:
- Mengadakan pelatihan bagi penyelia yang agak sulit mengubah gaya kepemimpinannya agar bisa mengetahui ciri kepribadian serta kesesuaiannya dengan situasi.
- Mengadakan pelatihan agar penyelia lebih fleksibel dalam gaya kepemimpinan terutama menghadapi situasi yang terus berubah.
- Mengadakan penelitian lanjutan mengenai orientasi, ciri kepribadian, dan perilaku penyelia dalam hubungannya dengan situasi dan efektivitas kepemimpinan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutiarsih
"Tesis ini membahas tentang gaya kepemimpinan manajer di PT. A dan PT. B. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gaya kepemimpinan manajer Jepang dan manajer Indonesia serta perbedaan gaya kepemimpinan manajer Jepang dan manajer Indonesia. Penelitian dalam tesis ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan 188 data responden. Teori yang digunakan adalah the full-range model of leadership. Hasil analisis dalam penelitian ini adalah manajer Jepang dan manajer Indonesia mempunyai dominan gaya kepemimpinan yang sama yaitu gaya kepemimpinan transformasional serta ditemukan adanya perbedaan gaya kepemimpinan pada empat dimensi; intellectual stimulation, management by exception (active), management by exception (passive) dan laissez-faire.

This research is about leadership style of managers in PT. A and PT. B. The purposes of the thesis are to find out what leadership style of Japan and Indonesian managers are and the differences of leadership style between Japan and Indonesian managers are. The research is quantitative descriptive, which use the full-range model of leadership theory and the 188 respondent data. The results are that Japan and Indonesian managers have the same dominant of leadership style that is transformational leadership and there are the difference of leadership style between Japan and Indonesian managers in four dimensions that are intellectual stimulation, management by exception (active), management by exception (passive) and laissez-faire."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32225
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dudung Abdurachman
Depok: Rajawali Pers, 2023
658.409 2 DUD g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Amalia
"Skripsi ini bertujuan menggambarkan Persepsi karyawan Divisi Produksi mengenai Motivasi Kerja dan Gaya Kepemimpina di PT Astrindo Aditya Teknika. Penelitian kuantitatif ini bersifat deskriptif dengan menggunakan perhitungan SPSS versi 15. Hasil pada penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan.

This paper aims to describe the perception of employee who work in production division about work motivation and leadership style in PT Astrindo Aditya Teknika. This is a descriptive quantitative research using SPSS version 15. Results in this research proves that leadership style has a stronger relationship on employee work motivation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sidrati Aslamia
"Human resources are the main assets of an organization. The successful of the organization depend on the people itself. A leader have an important role to make the organization success. Human resource management sub directorate at PT ?X? head office Jakarta is the center of human resource activity. This sub directorate have the responsibility to all others sub directorate to fulfill all the employee?s need and rights. Yet, to make a strategy to win the competitive advantages and become a market leader. The problem is how the company can achieve that, if the leader can?t make an effective organization caused by the pending of some projects that have to be done based on the schedule that have set before. It means that the leader has failed to run his leadership in order to supervise his follower. In this situation, to make an effective organization a leader have to see the situation of the follower by analyze the follower?s readiness or employees?s maturity. By measuring the maturity level of employee, what kind of leadership style that was used by the leader, and how the maturity level of employee can fit with the leadership style.
According to that, writter use the theory of situasional leadership by Paul Hersey and Kenneth H. Blanchard to support the research. This theory explain that a leader have to choose a best leadership style to fit with the level of follower?s maturity. It means that, a leader can use different style of leadership with a different people. It?s all depends on the situation that an organization has faced. Nowadays, this theory becomes the most common issues in every leadership part on an organization. So that, it is important for all leaders in organization to consider their leadership style in order to make the organization more effective.The reason of this research is to explain the conformity between employee?s maturity and leadership style.
The research population is all of the HRM sub directorate at PT ?X? head office Jakarta?s permanent employees. Yet, the research sample is 52 respondents, its using purpossive sampling technique. The sampling technique was used because of the respondents?s objectivity to evaluate the leadership style and level of maturity. So that, writer use the permanent employees as respondents. The research method according to the explanation level is desciptive with quantative approach. The research data consist of primary and secondary data. The primary data was collected by spreading quesionare to the respondents, and the secondary data was collected by literature study, company?s documents, and interview with top leader in HRM sub directorate of PT ?X?. The data analyzing was using frequency distribution?s table. The level of employee?s maturity and leadership style are the result of the conformity between the theory and its practice.
Result of the research shows that generally, there?s unconformity between the level of employee?s maturity and the leadership style that the leader has used. According to the level of employee?s maturity, writer use two dimension of maturity level which are the employee?s ability and the willingness. Both dimension shows in the medium to high category or in M3 of maturity level. However, this level of maturity is appropriate if the leader used the Participating of leadership style. But, based on the research the result shows that the leader of HRM sub directorate at PT ?X? used the Selling of leadership style. It was proved by the data analyzing that this leadership style result at 628 or 81% on high category.
Based on the research result, writer recommend several suggest to the corporation: (1) in order to make an effective of organization, a leader in sub directorate HRM PT ?X? head office Jakarta should take a look at the situation and the employee?s level of maturity; (2) the leader should change his leadership style with appropiate level of employee?s maturity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Evi Margareth
"Pada saat krisis ekonomi ini sangat dibutuhkan seorang pemimpin yang betul-betul aktif dan inovatif serta para bawahan yang kreatif untuk dapat tetap bertahan. Pemimpin yang mampu menaikkan semangat para bawahannya dalam bekerja dan mampu menciptakan suasana yang saling mendukung sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan kinerja.
Peneliti melakukan penelitian di perusahaan DC yang bergerak di bidang jasa penyemprotan rayap (termite control) dan pembasmi nyamuk. Usaha ini tergolong kecil dan masih termasuk usaha keluarga. Pada masa orde baru atau sebelum krisis terjadi, usaha perusahaan tersebut maju dengan pesat karena banyak pembangunan perumahan dan apartemen. Tapi pada masa krisis, usaha ini dapat dikatakan masih mampu bertahan, tapi harus diadakan banyak perbaikan dan penghematan.
Peneliti tertarik dengan perusahaan ini karena, usaha ini berjalan dari nol dan bisa maju dengan baik tanpa terlilit utang di bank. Banyak perusahaan besar yang mengalami kredit macet dan melakukan PHK kepada sebagian karyawannya. Pemerintah saat ini sangat mendorong usaha kecil untuk terus maju, sehingga peneliti ingin agar hasil tulisan ini nanti dapat berguna bagi kemajuan perusahaan kecil yang membutuhkan.
Gaya kepemimpinan di DC yang dipakai adalah gaya otoriter dan arus komunikasi yang terjadi adalah satu arah. Sering dikatakan bahwa perusahaan keluarga tidak terlalu memperdulikan manajemen kantor dan hubungan antara atasan dan bawahan, sehingga hubungan fungsional dan hubungan keluarga menjadi kacau.
Pemimpin yang juga pemilik perusahaan lebih mendahulukan kepentingan pribadinya. Para karyawan yang masih keluarga dari pimpinan, juga merasa bahwa mereka ikut sebagai pemilik, padahal mereka sama juga dengan yang lain yaitu sama-sama karyawan. Pemimpin yang terkadang bertindak tidak adil, yang selalu mendahulukan para kerabatnya membuat kecemburuan diantara pegawai sehingga menimbulkan iklim komunikasi yang tidak sehat.
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pemimpin, seorang pemimpin harus juga melihat bagaimana situasinya. Untuk memotivasi orang-orang yang mempunyai semangat kerja rendah dan lambat berpikir memang dibutuhkan gaya kepemimpinan otoriter. Tapi, untuk masalah atau situasi yang lain harus dipakai gaya yang lain pula. Sehingga seorang pemimpin harus bijak dalam bertindak.
Hubungan yang saling terbuka antara atasan dan bawahan dan sebaliknya sangat dibutuhkan untuk menimbulkan rasa saling percaya, persaman persepsi dan saling memahami kebutuhan masing-masing. Dalam memahami hubungan antara atasan dan bawahan pemimpin harus dapat lebih bertindak sebagai pendengar untuk menyimak keluhan, saran dan ide-ide baru dari bawahannya. Pimpinan sebaiknya mendiskusikan masalah-masalah yang terjadi dalam pertemuan, sehingga jangan bertindak marah-marah atau membentak karyawan dengan kasar layaknya seperti Bapak dan anaknya.
Agar kepemimpinan lebih baik, sebaiknya pimpinan memberikan wewenang dan kesempatan kepada bawahannya untuk ikut dalam pengambilan keputusan, sehingga bawahan memperoleh kepuasan dan semangat untuk bekerja yang pada akhirnya meningkatkan kinerja.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, gaya kepemimpinan yang dilakukan sebaiknya disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang terjadi, dan pimpinan bertindak secara profesional dan tegas tanpa membeda-bedakan perlakuan kepada karyawan yang kerabat dan bukan kerabat. Dan akhirnya, perkembangan kemajuan perusahaan sangat tergantung pada keinginan pemimpin untuk berubah agar lebih fleksibel dan lebih bijaksana lagi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T4754
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganis Mutiara Wiranegara
"Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel gaya kepemimpinan transformasional dan variabel perilaku kewargaan organisasi (PKO) pada PT. X dalam rangka menyusun intervensi yang tepat untuk meningkatkan gaya kepemimpinan transformasional yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan PKO. Gaya kepemimpinan transformasional diukur menggunakan 20 item yang diadaptasi dari item yang mengukur dimensi kepemimpinan transformasional dalam Multifactor Leadership Questionnaire (Bass & Avolio, 2004; dalam Ho et al., 2009) dengan reliabilitas Alpha Cronbach 0.92, sedangkan perilaku kewargaan organisasi diukur dengan menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari alat ukur yang dikembangkan oleh Podsakoff et al. (1990) dengan reliabilitas Alpha Cronbach 0.81. Sejumlah 33 responden pada level jabatan non-staf hingga manajer terlibat dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil analisa regresi berganda didapatkan R= 0.611, F = 4.17, dfregresi = 4, dfresidual = 28, p = 0.009, dengan signifikansi pada los 0.01. Gaya kepemimpinan transformasional mampu menjelaskan 37.4 % varians dalam PKO. Adapun dimensi yang memiliki hubungan paling kuat ialah Idealized Influence, dengan nilai korelasi 0.58, p = 0.003, signifikan pada los 0.01. Berdasarkan hasil ini, maka intervensi pelatihan gaya kepemimpinan transformasional dengan menitikberatkan kepada dimensi Idealized Influenced dirancang dan diimplementasikan kepada level manajer dan penyelia. Berdasarkan hasil olah data didapatkan adanya kenaikan skor jumlah jawaban benar secara signifikan pada kelompok peserta manajer (pre-test (M = 3.20, SD = 1.09), post-test (M = 5.20, SD = 2.16), t = -2.82, df = 4, p = 0.04, signifikan pada los 0.05) dan kelompok peserta penyelia (pre-test (M = 2.00, SD = 1.19), post-test (M = 4.88, SD = 3.18), t = -3.45, df = 7, p = 0.01, pada los 0.05). Hasil ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan mengenai gaya kepemimpinan transformasional. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan implementasi gaya kepemimpinan transformasional pada atasan sehingga mampu meningkatkan PKO pada bawahannya.

This study aimed to determine the relationship between transformational leadership style and organizational citizenship behaviour (OCB) in PT. X in order to design the right intervention to improve transformational leadership style in which it was expected to improve OCB. Transformational leadership style was measured using a 20-item scale adopted from Multifactor Leadership Questionnaire (Bass & Avolio, 2004; dalam Ho et al., 2009) that measures the transformational leadership style with the reliability Alpha Cronbach 0.92, whereas OCB was measured using the scale adopted from OCB scale developed by Podsakoff et al. (1990) with the reliability Alpha Cronbach 0.81. Thirty-three respondents within the level of position ranging from non-staff to managers were involved. The results from multiple regression analysis showed the value of R= 0.611, F = 4.17, dfregressin = 4, dfresidual = 28, p = 0.009, was significant within the level of significance 0.01. Furthermore, transformational leadership style can explain 37.4 % variance of OCB. The dimension of transformational leadership style that has the strongest relationship with OCB is Idealized Influence, with the correlation value of 0.58, p = 0.003, significance level of 0.01. Based on this results, transformational leadership training in which Idealized Influence were emphasized can be considered as the right intervention for managers and supervisors. Based on statistical analysis, it was found that there was a significant increase in the total score of right answers about transformational leadership style on the group of managers and (pre-test (M = 3.20, SD = 1.09), post-test (M = 5.20, SD = 2.16), t = -2.82, df = 4, p = 0.04, significant at los 0.05) and supervisors (pre-test (M = 2.00, SD = 1.19), post-test (M = 4.88, SD = 3.18), t = -3.45, df = 7, p = 0.01, significant at los 0.05). This result showed that there is an improvement in the participants’ knowledge of transformational leadership style. It is expected that this could improve the implementation of transformational leadership style in which it could also improve the occurance of employees organizational citizenship behaviour."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34938
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Nurdiani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Gaya Kepemimpinan ( X1) dan Komunikasi Interpersonal (X2) dengan Motvasi Kerja Karyawan (Y) baik secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri di PT. INDOMAS MULIA, Jakarta.
Metode pengumpulan data yang dipakai adalah dengan metode survai? dengan populasi penelitian adalah seluruh karyawan tanpa Manajemen Level I pada tahun 2004. Jumlah sampel penelitian diambil dengan cara Diaproportionate Stratified Random Sampling. Data dihimpun melalui instrument bentuk kuesioner Skala Liken yang sudah diujicobakan.
Walaupun memiliki keterbatasan, penelitian ini bisa memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pengembangan organisasi. Selain itu, penelitian ini dapat digunakan uniuk meningkatkan wawasan tentang strategi memotivasi karyawan melalui penerapan gaya kepemimpinan dan komunikasi interpersonai dalam suatu organisasi. Penelitian ini juga memberikan manfaat bagi usaha pengembangan bidang studi Administrasi dan Sumber Daya Manusia secara keseluruhan.
Analisis yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian digunakan teknik analisis korelasi Rank Spearman untuk mengetahui hubungan antar variable bebas Gaya Kepemimpinan dan Komunikasi Interpersonal dengan Motivasi Kerja sebagai variable terikatnya.
Hasil analisis data, disimpulkan bahwa : 1. Terdapat hubungan positif dan kuat antara Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja. Nilai koefisien korelasi bernilai positif dan kuat yang menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan berperan cukup penting dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan. 2. Terdapat hubungan positif dan kuat antara Komunikasi Interpersonal dan Motivasi Kerja. Nilai koefisien korelasi bernilai positif dan kuat yang menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal berperan cukup penting dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13979
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Prasetiawati
"Penelitian ini menganalisa tentang hubungan gaya kepemimpinan situasional Supervisor dengan kinerja karyawan bagian perawatan bangunan dan fasilitas PT Fajar Mekar Indah Area Gedung Bidakara. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan eksplanatif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan situasional memiliki hubungan yang positif dengan kinerja karyawan, dimana bila gaya kepemimpinan situasional bertambah baik maka kinerja karyawan akan menjadi lebih baik dan sebaliknya.
Penulis menyarankan Supervisor sebaiknya dapat menerapkan gaya kepemimpinan sesuai dengan tingkat kematangan karyawan. Dengan gaya kepemimpinan yang tepat diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan yang sedang menurun.

This research analyze for Correlation between the Situational Leadership Style of Supervisor with Employee's Performance of Maintenance Building and Facility Division PT. Fajar Mekar Indah Bidakara Tower. This research is explanative with quantitative approach.
This research result is show that the situational leadership style of Supervisor has positive relationship with employee's performance, where if the situational leadership style of Supervisor is increase, so with employee's performance and vice versa.
The writer suggests that Supervisor could apply leadership style appropriate with the situation. It's expected to improve employee?s performance which is in decline with exact leadership style."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>