Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51057 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfahari Mardi
"ABSTRAK
Tujuan utama penelitian ini adalah mempelajari efek anil terhadap pertumbuhan butir Zr-4 terekristalisasi sempurna. Kegiatan penelitian meliputi penganilan cuplikan dalam vakum, metallografi, penentuan ukuran butir, serta pengukuran kekerasan cuplikan secara mikro.
Penganilan cuplikan dilakukan pada suhu 600°C, 650°C, 700°C dan 750°C dengan waktu anil masing-masing 1 jam, 3 jam,dan 10 jam. Penentuan ukuran butir Zr-4 diperoleh dari perhitungan butir dengan menggunakan metode Heyn atau metode pintasan linier.
Pada keadaan isotermal maupun pada kenaikan suhu, dengan waktu anil tetap, terjadi adanya kenaikan diameter butir. Pada suhu anil 750°C dan waktu anil 3 jam dan 10 jam terjadi pertumbuhan butir abnormal.

The main aim of this research is to study of the effect of annealing to the grain growth of fully re-crystallized Zr-4. The annealing of the samples under vacuum condition, metallography, grain size determination and micro hardness measurement are the scope of this activity.
The samples are annealed at 600°C, 650°C, 700°C and 750°C and annealing time 1,3, and 10 hours respectively. Grain size in Zr-4 is determined from grain quantification by using Heyn Method or Linear Intercept Method.
At the thermal condition and at the increasing temperature, with constant annealing time, the grain diameter increased. The abnormal grain growth occurred at annealing temperature 750°C and annealing time 3 and 10 hours.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Angela
"Optimalisasi paduan cartridge brass sebelumnya telah dilakukan lewat penambahan paduan Al, menghasilkan paduan Al-brass dengan fasa α dan β biner yang memiliki kekuatan mekanis lebih tinggi dari paduan konvensional tanpa mengalami reduksi elongasi yang signifikan. Dalam penelitian ini, dipelajari mengenai pengaruh proses manufaktur canai dingin dan perlakuan anil terhadap karakteristik fasa dan yang terdapat dalam paduan Cu-29.5Zn-2.5Al wt. hasil pengecoran gravitasi. Pelat as-cast dihomogenisasi pada temperatur 800 °C selama 2 jam, dideformasi menggunakan canai dingin dengan derajat deformasi sebesar 20, 40, dan 50, dan diberikan perlakuan anil pada temperatur 150, 300, 400, dan 600 °C selama 30 menit. Karakterisasi dilakukan melalui observasi mikrostruktur dengan mikroskop optik, pengambilan gambar dengan SEM, uji komposisi OES dan SEM-EDS, karakterisasi fasa dengan XRD, dan pengujian kekerasan mikro dengan metode Vickers. Paduan as-homogenized memiliki struktur mikro martensitik dua fasa α dan βdan dengan diamond-shape configuration. Setelah canai dingin terlihat adanya mekanisme deformasi slip, cross-slip, twinning, dan pembentukan shear band hanya pada fasa ?, sementara peningkatan kekerasan mikro terjadi pada kedua fasa dan. Selanjutnya, perlakuan anil temperatur rendah pada 150 °C menghasilkan peningkatan kekerasan mikro paduan akibat pembentukan atmosfir Cottrel, sementara perlakuan anil di temperatur 300, 400, dan 600 °C menghasilkan penurunan nilai kekerasan mikro akibat mekanisme penguraian dislokasi dan relaksasi tegangan. Rekristalisasi butir equiaxed hanya terjadi di fasa α dan β pada hasil anil temperatur 600 °C.

Previous research displayed a successful attempt in optimizing mechanical properties of cartridge brass by utilizing Al alloying element, producing binary Al brass alloy with higher strength and hardness without a significant diminution in its elongation compared to conventional cartridge brass alloys. Hereinafter, the effect of cold rolling and annealing treatment on the characteristics of α and β phases in gravity casted Cu 29.5Zn 2.5Al wt. alloy was studied. Produced as cast samples were homogenized at 800 °C for 2 h, subjected to cold rolling with 20, 40, and 50 reduction in thickness, and annealed at 150, 300, 400, and 600 °C for 30 min. Phase characterizations were done through optical microscopy, SEM imaging, OES and SEM EDS composition analysis, XRD, and micro Vickers hardness measurement. A binary martensitic morphology with diamond shape configuration compromising of α and β phases were found in as homogenized sample. Cold rolling resulted in slip, cross slip, twinning, and formation of shear band, solely in the phase. However, increase in microhardness was detected in both α and β phases. Furthermore, it was found that low temperature annealing at 150 °C resulted in an increase of micro hardness of both phases due to the formation of Cottrel atmosphere, while usual decrease in hardness value was discovered after annealing at 300, 400, and 600 °C through disl°Cation entanglement and stress recovery mechanisms. Recrystallized phase β grains in equiaxed shape were visible in sample annealed at 600 °C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Venty Lestari
"Aluminium merupakan logam kedua terbanyak yang digunakan setelah baja. Salah satu aluminium yang banyak digunakan di bidang industri adalah paduan aluminium seri 6xxx, dimana unsur utama dalam paduan ini adalah Mg dan Si. Paduan Al-Mg-Si dapat ditingkatkan sifat mekaniknya melalui proses deformasi dan perlakuan panas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persen deformasi dan temperatur anil terhadap rekristalisasi dan sifat mekanik paduan Al-1,06Mg-0,63Si (% berat).
Pembuatan paduan menggunakan metode squeeze casting. Proses homogenisasi dilakukan pada temperatur 400 oC selama 4 jam. Kemudian paduan diberi perlakuan canai dingin dengan variasi persen deformasi sebesar 5, 10 dan 20 %. Pada sampel deformasi 20 % diberi perlakuan anil dengan variasi 400, 475 dan 550 oC selama 1 jam diikuti pencelupan cepat dengan media air. Karakterisasi material yang dilakukan meliputi pengujian komposisi kimia, pengujian kekerasan mikro dan makro, pengamatan struktur mikro yang terdiri dari mikroskop optik dan Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS) dan pengujian X-Ray Diffraction (XRD).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadinya pemipihan butir seiring dengan meningkatnya persen deformasi yang diberikan. Deformasi 5, 10 dan 20 % menghasilkan rasio deformasi sebesar 1,16, 1,56 dan 2,07 secara berurutan dan meningkatkan kekerasan mikro dan makro paduan. Nilai kekerasan tertingi pada sampel deformasi 20 % dengan kekerasan mikro sebesar 49,71 VHN dan kekerasan makro sebesar 62 HRE. Perlakuan anil pada temperatur 400 dan 475 oC menyebabkan terjadinya mekanisme rekristalisasi dimana telah tumbuh butir baru yang bebas dislokasi sehingga terjadi penurunan kekerasan mikro dan makro paduan. Pada temperatur 500 oC terjadi mekanisme pertumbuhan butir yang menyebabkan terjadinya penurunan nilai kekerasan mikro dan makro dari 35,94 VHN menjadi 33,85 VHN dan 48,50 HRE menjadi 47 HRE.

Aluminium is the second most widely used metal after steel. One of them is the 6xxx series aluminum alloy, whose Mg and Si as the main elements. Mechanical properties of Al-Mg-Si can be improved through deformation processes and heat treatment. The annealing treatment after deformation will restore the alloy's ductility through recovery, recrystallization, and grain growth mechanisms. This study aimed to determine the effect of percent deformation and annealing temperature on recrystallization and mechanical properties of Al-1.06Mg-0.63Si alloy (wt. %).
The alloy was produced by squeeze casting method. The homogenization process was carried out at 400 oC for 4 hours followed by cold rolling with different deformation of 5, 10, and 20 %. The 20 % deformed samples were annealed at 400, 475 and 550 oC for 1 hour, followed by water quenching. The material characterization included chemical composition testing, micro hardness and macro hardness, and observation of microstructures by an optical microscope and Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive Spectroscopy (SEM-EDS) and X-Ray Diffraction (XRD) testing.
The results showed that higher deformation led to more elongated grains. Deformation of 5, 10, and 20 % resulted in a grain L/d ratio of 1.16, 1.56, and 2.07, respectively, as well as an increase in microand macro hardness. The highest hardness value was observed in the 20 % deformation sample with a micro hardness of 49.71 VHN and a macro hardness of 62 HRE. The annealing treatment at 400 and 475 oC caused a recrystallization mechanism where new grains that were free of dislocations had grown, resulting in a decrease in the micro and macro hardness of the alloy. At the temperature of 500 oC, the grain growth mechanism occured, which caused a decrease in the micro and macro hardness value from 35.94 VHN to 33.85 VHN and 48.50 HRE to 47 HRE.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muffaza Raffiky
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana formability dari sandwich Aluminium Used Beverage Cans (Al UBC) dengan core Low Density Polyethylene (LDPE). Material adhesive yang digunakan adalah double-sided tape. Pembuatan sandwich mulanya dimulai dengan preparasi Al UBC sebagai skin dari lembaran sandwich. Beberapa Al UBC diannealing untuk membentuk 3004-O Al kemudian seluruh Al UBC dilakukan pressing dengan beban 10 ton F di suhu 240oC untuk menghilangkan residual stress. Kemudian dilakukan penggabungan dengan LDPE sebagai core menggunakan double-sided tape sebagai adhesive. Sampel kemudian dilakukan karakterisasi berupa uji tarik dan uji lap shear untuk mengetahui properties dari sampel. Data tersebut kemudian diolah dengan metode segregasi linear untuk mencari n-value. Nilai ini akan menjadi acuan awal untuk mengetahui formability dari sandwich. Pengujian dilakukan dengan 2 jenis Al UBC yang berbeda, yaitu 3004-H24 Al dan 3004- O Al (Al UBC yang telah diannealing). Penentuan seberapa baik formability dari kedua jenis Al UBC akan diliat dari n-value dan Limiting Dome Height (LDH). Nilai tersebut dapat diketahui melalui uji stretching yang akan dilakukan di penelitian ini, namun uji stretching akan dilakukan dengan metode yang berbeda. Metode yang akan digunakan adalah uji stretching dengan grease sebagai cairan yang akan memberikan pressure kepada spesimen pengujian. Berdasarkan data yang didapatkan, annealed Al memiliki rata-rata LDH sebesar 18,667 mm. Sedangkan untuk Al yang hanya dilakukan stress relieved memiliki rata-rata LDH sebesar 8,567 mm. Maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan annealing cukup berpengaruh dan memberikan perubahan formability sebesar 154,10%.

This research was conducted to determine the formability of sandwich with Aluminum Used Beverage Cans (Al UBC) as a skin with Low Density Polyethylene (LDPE) as a core. The adhesive material used is double-sided tape. Sandwich fabrication started with the preparation of Al UBC as a skin from sandwich sheets. Some Al UBC was annealed to form 3004-O Al then all Al UBC was pressing with a load of 10 tons F at 240oC to eliminate residual stress. Then sticked Al UBCs to LDPE as the core using double-sided tape as adhesive. The sample was then characterized with tensile test and lap shear test to determine the properties of the sample. The data is processed by linear segregation method to find the n-value. This value will be the initial reference to determine the formability of the sandwich. Tests were carried out with 2 different types of Al UBC, there were 3004-H24 Al and 3004-O Al (annealed Al UBC). Determination of how good the formability of both types of UBC Al will concluded from the n-value and Limiting Dome Height (LDH). This value can be known through the stretching test that will be carried out in this study, but the stretching test will be carried out with a different method. The method that will be used is the Stretching Test with grease as a liquid that give pressure to specimen. Based on the data obtained, annealed Al has an average LDH of 18,667 mm. Meanwhile, for Al that only performed stress relief, had an average LDH of 8,567 mm. So, it can be said that the annealing treatment has an effect and gives a shape change of 154.10%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryya Satwiko Mahardhika
"Selongsong peluru terbuat dari cartridge brass Cu-Zn , yang mengandung 28 32 wt. Zn. Material ini di fabrikasi melalui berbagai tahap, dimulai dari canai dingin, penekanan dalam, dana nil. Deformasi yang terjadi pada saat fabrikasi selongsong peluru mencapai lebih dari 90 , dan proses rekristalisasi selesai pada temperatur 450 500 oC selama 30 menit. Pada penelitian sebelumnya, penambahan Bi kedalam paduan cartridge brass menyebabkan penggetasan karena adanya segregasi Bi ke batas butir. Sedangkan pada penambahan Mn, peningkatan sifat mekanik paduan hanya terjadi hingga penambahan 3.52 wt. Mn. Maka dari itu, pada penelitian ini dilakukan penambahan Al untuk meneliti pengaruhnya terhadap sifat mekanik dan perilaku anil nya. Pada penelitian ini, pembuatan paduan Cu-28Zn-5.5Al dilakukan dengan pengecoran gravitasi, dihomogenisasi pada temperatur 800 oC selama 2 jam, kemudian dicanai dingin dengan variasi deformasi 5, 10, dan 20 . Untuk derajat deformasi canai dingin 20 , dilakukan proses anil pada temperatur 300, 400, dan 600 oC selama 30 menit. Lalu, sampel dilakukan karakterisasi nilai kekerasan dan struktur mikronya. Peningkatan derajat deformasi akan menghasilkan peningkatan kekerasan. Al meningkatkan kekerasan cartridge brass dengan mekanisme penguatan solid solution dan grain boundary strengthening, yang menghalangi pergerakan dislokasi. Nukleasi parsial terjadi pada daerah dekat permukaan pada temperatur 300 oC, begitu juga dengan temperatur 400 oC. Proses anil pada temperatur 400 oC menyebabkan munculnya presipitasi fasa gamma yang terjadi melalui mekanisme dekomposisi fasa beta. Rekristalisasi terjadi homogen terjadi pada temperatur 600 oC pada batas butir. Pengaruh Al secara umum adalah menyebabkan terjadinya penurunan temperatur rekristalisasi paduan.

A bullet case is made of cartridge brass Cu Zn , which consists of 28 32 wt. Zn. This material is fabricated through various kinds of process, starting from cold rolling, deep drawing, and annealing. The deformation occurred along the fabrication of bullet case is more than 90 , and the recrystallization process is completed at 450 500 oC for 30 minutes. In the previous research, addition of Bi into cartridge brass causes mechanical properties degradation due to segregation of Bi. Mn improves mechanical properties only up to 3.52 wt. of addition. Therefore, this research studied the effects of Al addition on mechanical properties and annealing behavior of Cu 28Zn. In this research, fabrication of Cu 28Zn 5.5Al was fabricated by gravity casting, followed by homogenization at 800 oC for 2 hours, then cold rolled with deformation degree varied from 5, 10, to 20 . Annealing was conducted at 300, 400, and 600 oC for 30 minutes. Then, the hardness values and microstructures were characterized. Al improved hardness of Cu 28Zn alloy through solid solution and grain boundary strengthening. Partial nucleation started at 300 oC around the edge of the sampel. Annealing at 400 oC led to the formation of gamma phase due to the beta phase decomposition. Full recrystallization occurred at 600 oC. Al addition into Cu 28Zn alloy decrease the recrystallization temperature."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Victoria Henniwuriyama
"Stainless steel 316L dikenal sebagai salah satu material yang paling resistan terhadap korosi pada berbagai macam lingkungan. Ketahanan korosi ini disebabkan oleh lapisan tipis kromium yang terbentuk dan melapisi permukaan material secara spontan. Pada penelitian ini, stainless steel 316L mengalami perlakuan panas anil pada suhu 1000°C dengan empat variasi durasi waktu yaitu 0,5 jam, 1 jam, 1,5 jam, dan 2 jam, serta media pendinginan cepat yang digunakan yaitu air. Dari pola difraksi sinar-X diketahui bahwa ukuran kristal fasa austenitik mengalami perubahan yang tidak stabil karena material berada pada proses rekristalisasi dimana ukuran kristal tidak stabil sebelum kemudian berada pada fase grain-growth dimana ukuran kristal akan membesar. Pengamatan korosi dilakukan menggunakan metode voltametri linear (LSV) pada larutan 5 x M dengan pH = 2. Data yang sudah didapatkan akhirnya diolah menggunakan rumus laju korosi dan didapatkan hasil nilai laju korosi yang berubah-ubah sehingga tidak teramati pola peningkatan atau penurunan, namun nilai laju korosi paling kecil didapatkan pada sampel yang dianil pada durasi waktu terlama yaitu 2 jam.

Stainless Steel 316L is recognized as one of the most corrosion-resistant materials in a wide variety of environments. This corrosion resistance is caused by a thin layer of chromium that forms and coats the surface of the material spontaneously. In this study, 316L stainless steel underwent annealing heat treatment at 1000 ° C with four variations of time duration, namely 0.5 hours, 1 hour, 1.5 hours, and 2 hours, and the fast cooling medium used was water. From the X-ray diffraction pattern, it is known that the crystallite size of the austenitic phase experiences an unstable change because the material is in the recrystallization process where the crystal size is unstable before then going into the grain-growth phase where the crystal size will increase. Corrosion observations were carried out using the linear voltammetry (LSV) method in a solution of 5 x M with pH = 2.The data that has been obtained is finally processed using the corrosion rate formula and the results of the corrosion rate change change so that no pattern of increase or decrease is observed, but the smallest corrosion rate value is obtained in the samples annealed for the longest time duration of 2 hours."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhardiyanto
"Farilr adalah Salah safn kegaga/an malarial yang disebabkan oleh bcban bernlang (dinamis). Kcgagalan faiik yang .sering mnncul selama pengoperasian par! pesawar (Thbe & Brackei dari Manybld Cooling Air Drrbine Case ofPrari & Wlwirney Engine Type J T9D - 7Q nnruk pesawal Boeing B74 7 - 200) ada/ah pada daerah lavan. Pengelasan yang digunakan nnlnk perbaikan, dapai menyebabkan pernbahan mi/frostruklur dan sU`al - sifa! mekanis pari, seria rneryadi renian lerhadap iegangan sisa. Dengan menerapkan melode perlalcuan panas annealing dan sho! peening pada hasil pengelasan diharapkan umurfatil: par! yang menggunakan bajh lahan kara! AISI 34 7 dapar dilingkafkan.
Penelilian ini mengunakan maierial :gi plale dengan kerebalan 1,8 mm sebanyal: 2 buah nnink masing - masing perlaknan Peilaknan pertama hasi/pengelasan, lredna periakuan panas annealing hasil pengelasan, dan keliga perlalcnan panas annealing dan sho! peening hasil pengelasan, Pengelasan yang dilalcnkan unrnk semua perlakr.-an menggnnalcan merode GTAW (Gas Ynngsren Arc Welding) dengan arns 83 anrpere. Untnk perlalman kedna dan keiiga, material :ni dipanaslcan sampai Iemperatnr annealing 1050 OC diiahan selama 3 rneni! 30 deiilc kemndian didingin/can di dalam dapnr sampai lemperalnr /camar. Perlaknan ketiga selarnntnya dilalmkan proses sho! peening _nada permukaan material :ji dengan inlensiias 2 siklus per 60 delill. P?Hg?Ul0l1fGlfklflll(lk semna perlalman menggnnakan mode pembebanan bending dengan legangan sebesar 90% dari iegangan luluh logam indn/r. Dafa falik yang diambil adalah jnmlah sililns, fora makro dan mikro perpafahan.
Hasil penelitian mernngukkan bahwa perlalcnan panas annealing hasil pengelasan (perialman kedua) memberilfan siklus yang Iebih banyak. Sedangkan perlaknan panas annealing dan shot peening hasil pengelasan (perlalaian lceliga) dihasilkan siklns yang lebih rendah. Dari fenomena lersebn! dapa! disimpnlkan bahwa peningkaran umur funk terhadap baja iahan kara! AISI 347 yang lelah mengalami pengelasan lerjadi pada perlalman kedua."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S41564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Enu Annisa Utami
"Telah dilakukan penelitian sifat struktur dan sifat listik material double perovskite La2FeTiO6 yang di preparasi dengan metode sol-gel. Hasil karakterisasi XRD sampel bubuk hasil kalsinasi 9000C selama 6 jam menunjukkan La2FeTiO6 memiliki struktur kristal orthorhombik dengan space grup Pnma, masih terdapat fase kedua berupa senyawa nitrat. Sampel disinter pada suhu 13000C untuk mendapatkan bentuk bulk yang keras dan tidak mudah pecah. Hasil karakterisasi XRD sampel bulk hasil sintering menunjukkan telah diperoleh fase tunggal dengan crystallite size 24.1nm. Sampel dianil pada suhu 11000C selama 4 jam untuk memperbaiki mikrostruktur material sehingga dapat menghasilkan sifat listrik yang lebih baik. Hasil karakterisasi XRD menunjukkan sampel bulk hasil anil memiliki fase tunggal dengan intensitas peak yang meningkat dan crystallite size menurun 21.7nm , menunjukan terbentuknya kristalisasi yang baik. Hasil karakterisasi SEM menunjukan La2FeTiO6 hasil sinter dan hasil anil memiliki bentuk butiran yang seragam dengan ukuran yang berbeda-beda. Rata-rata grainsize 247nm untuk La2FeTiO6 hasil sinter dan 137nm untuk La2FeTiO6 hasil anil. Hasil EDS menunjukan tidak terlihat adanya kemunculan elemen lain yang mengindikasikan fase sekunder pada sampel sinter dan anil. Sifat listrik material dianalisis dengan impedansi spectroskopi. Hasil yang diperoleh menunjukan La2FeTiO6 hasil anil memiliki nilai konstanta dielektrik dan konduktivitas lebih tinggi dibandingkan dengan hasil sinter.

The structure and electrical properties of double perovskite La2FeTiO6 by sol gel method have been investigated. XRD characterization of calcined sample powder at 9000C for 6 hours showed La2FeTiO6 has orthorhombic crystal structure with space group Pnma, there is still impurities of nitrate compound. Samples were sintered at 13000C to obtain samples in bulk form which were hard and not easily broken. XRD characterization of the sintered bulk sample showed a single phase with crystallite size 24.1nm. Samples were annealed at 11000C for 4 hours to improve microstructure of material so can produce a better electrical properties. XRD characterization show the annealed bulk have increased peak intensity and decreased crystallite size 21.7nm . Indicating that a good crystallization was form. SEM characterization shows, double perovskite La2FeTiO6 sinter and anneal well separated with different grain size . Grain size average of La2FeTiO6 sintered and annealed are 247 nm and 137 nm respectively. EDS results show no visible presence of other elements that indicate secondary phase in sinter and anneal samples. Electrical properties materials are analyzed by impedance spectroscopy. The result shows that La2FeTiO6 annealed has dielectric constant and conductivity value which is superior than La2FeTiO6 sintered"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T49799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cakrawartya Sambyada
"Sintesis semikonduktor Cu2ZnSnS4 (CZTS) sebagai absorber sel surya lapis tipis telah dilakukan dengan metode ekonomis dan ramah terhadap lingkungan dengan pelarut etanol. Prekursor CZTS diperoleh dari melarutkan garam logam berupa CuCl2, ZnCl2, dan SnCl4 dengan etanol, kemudian larutan tersebut ditambahkan 2-mercaptopropionic acid sebagai stabilizer. Penambahan thiourea dengan konsentrasi 4,4M, 5,4M, dan 6,4M dilakukan setelah memasukkan 2-mercaptopropionic acid yang dilanjutkan dengan deposisi larutan di atas kaca menggunakan metode spin coating. Sifat optik, morfologi, dan komposisi semikonduktor CZTS dibahas secara detil. Dengan konsentrasi sulfur yang bertambah akan memberikan hasil deposisi lapisan yang mengalami penurunan sifat optik. Nilai energi celah pita yang dihasilkan sebesar 1,4eV, 1,5eV, dan 1,52eV untuk konsentrasi 4,4M, 5,4M, dan 6,4M secara berurutan.

Synthesis Cu2ZnSnS4 (CZTS) thin film absorber layer semiconductor has been made by cost-effective and environmentally friendly method using ethanol solvent. The precursor of CZTS was obtained from dissolving metal salts of CuCl2, ZnCl2, and SnCl4 with ethanol, then the solution was added 2-mercaptopropionic acid as stabilizer. The addition of thiourea with concentration 4,4M, 5,4M, and 6,4M was performed after adding 2-mercaptopropionic acid followed by deposition of the solution on the glass using spin coating method. The characteristic of optic, morphology, and composition of CZTS semiconductor are to be described in-depth. With increasing the sulfur concentration will decreased optical properties of deposition coating result. The constants of band gap that are produced are 1,4eV, 1,5eV, and 1,52eV for 4,4M, 5,4M, and 6,4M respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fadli
"ABSTRAK
Paduan Cu-Zn 70/30 atau dikenal juga sebagai Cartridge Brass memiliki
sifat konduktivitas panas dan listrik yang sangat baik, ketahanan korosi yang
tinggi, serta kemampubentukan yang baik. Cu-Zn 70/30 sangat luas digunakan
sebagai core dan tank radiator otomotif, komponen amunisi, maupun perangkat
bangunan dan arsitektur sehingga sangat rentan sekali terpapar oleh lingkungan
yang korosif seperti air laut dan ammonia. Thermo-Mechanical Controlled
Processing (TMCP) adalah salah satu metode rangkaian pengontrolan pemanasan
dan pembentukan dengan tujuan meningkatkan kualitas sifat material. Oleh
karena itu, pada penelitian ini digunakan metode TMCP dengan canai hangat
untuk meningkatkan sifat mekanik dan ketahanan korosi paduan Cu-Zn 70/30.
Proses canai dilakukan dengan metode bolak-balik dengan deformasi sebesar 60%
(30%-30%) dimana pada setiap pass-nya paduan Cu-Zn dipanaskan terlebih
dahulu pada temperatur 300oC dengan waktu tahan berbeda mulai dari 30, 60, dan
120 menit. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa dengan
semakin lamanya waktu pemanasan dan kemudian dideformasi lebih lanjut maka
terjadi penurunan ukuran butir dari 92.2 μm menjadi 36.5 μm yang berpengaruh
pada peningkatan kekerasan sebesar 174.12 HV dan kekuatan tarik mencapai
525.4 MPa pada waktu tahan 120 menit. Selain itu, semakin lama waktu
pemanasan juga memberikan perilaku korosi yang berbeda pada dua lingkungan
korosif. Pada lingkungan air laut (NaCl 3.5%), paduan kuningan cenderung
mengalami penurunan laju korosi hingga 0.0218 mm/yr untuk weight loss dan
0.1404 mm/yr untuk polarisasi. Sedangkan pada lingkungan ammonia (Mattsson?s
Solution) terjadi hal yang berkebalikan dimana paduan kuningan cenderung
mengalami kenaikan laju korosi hingga mencapai 0.1906 mm/yr untuk weight loss
dan 5.1209 mm/yr untuk polarisasi. Ditambah lagi, terdapat indikasi adanya
fenomena Anneal Hardening karena tersegregasinya atom terlarut pada dislokasi
atau batas butir sehingga memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap
nilai kekerasan, kekuatan tarik, dan ketahanan korosi paduan Cu-Zn 70/30.

ABSTRACT
Cu-Zn alloy (70/30) also known as Cartridge Brass possesses high thermal
and electrical conductivity, high corrosion resistance, and good formability. Thus,
used extensively for core and tank automotive radiator, ammunition component,
and architectural hardware. This wide applications are susceptible to exposure of
corrosive environments such as seawater and ammonia environments. Thermo-
Mechanical Controlled Processing (TMCP) is one method consists of controlled
heating and controlled forming to produce high quality materials. Therefore, this
research focuses on the study of mechanical properties and corrosion resistance
Cu-Zn 70/30 by implementing warm rolling TMCP method. Rolling process was
conducted in reversible way with deformation degree of 60% (30%-30%) and
before each pass of the rolling the material is heated up to temperature 300oC with
different holding time from 30, 60, and 120 minutes. The results showed that as
the longer holding time of the heating and was continued by further deformation,
it affects the grain size to be much smaller from 92.2 μm to 36.5 μm and thus
corresponds to the increasing of hardness value up to 174.12 HV dan Ultimate
Tensile Strength (UTS) up to 525.4 MPa for 120 minutes of holding time. On the
other hand, the longer holding time of heating, it gives brass different behaviour in
two different corrosive environments. In the seawater environment (NaCl 3.5%),
brass tend to have lower corrosion rate in value of 0.0218 mm/yr and 0.1404
mm/yr for weight loss and polarization respectively. On the contrary, in the
ammoniacal environment (Mattsson?s Solution) brass tend to have higher
corrosion rate with value up to 0.1906 mm/yr and 5.1209 mm/yr for weight loss
and polarization respectively. In addition, it indicates that Anneal Hardening
caused by segregation of solute atoms into dislocations or grain boundary has
taken place that affect a significant change in hardness, tensile strength, and
corrosion resistance of Cu-Zn 70/30."
2016
S65441
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>