Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158027 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Furqaan Naiem
"ABSTRAK
Industrialisasi dalam pembangunan Indonesia telah berkembang pesat disemua sektor, baik yang formal maupun yang informal. Perkembangan tersebut bukan saja menyajikan kesejahteraan bagi kehidupan bangsa, namun juga menyajikan dampak yang merugikan terhadap kesehatan pekerja. Ancaman tersebut berasal dari ketidak seimbangan interaksi antara kapasitas kerja, beban kerja dan beban tambahan yang dialami oleh pekerja tersebut. Dan selama ini, perlindungan terhadap kesehatan pekerja di sektor informal itu belum mendapat perhatian sebagaimana inestinya, padahal pekerjaan mereka menyajikan berbagai resiko yang dapat merugikan kesehatannya.
Dalam industri mebel sektor informal, salah satu komponen yang dapat merugikan kesehatan pekerja adalah debu kayu yang dihasilkan dalam proses pengolahan kayu menjadi mebel. Selama ini telah banyak dilaporkan bahwa berbagai jenis kayu yang digunakan dalam industri itu, mempunyai subtansi kimia yang bersifat patologis terhadap kesehatan manusia.
Dalam studi kepustakaan disebutkan bahwa berbagai jenis debu bila terhirup masuk kedalam saluran pernapasan, dapat menimbulkan kelainan yang menurunkan kapasitas maksimal paru. Karena itu penelitian ini dilakukan untuk melihat efek pemaparan debu kayu terhadap kapasitas maksimal paru. Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kapasitas paru sehingga berbeda antara seorang pekerja dengan pekerja yang lain. Faktor tersebut adalah jenis kelamin, umur, lama pemaparan debu, kelainan dada dan penyakit infeksi paru menahun. Juga diukur cuaca dan konsentrasi debu kayu lingkungan kerja.
Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif analitik dengan sampel yang .diperoleh secara purposif sebanyak 100 pekerja mebel dari Kelurahan Jatinegara-Jakarta Timur. Sampel tersebut telah dianalisa tentang riwayat pekerjaan dan kesehatan, pemeriksaan pisik serta pengukuran kapasitas maksimal paru dengan menggunakan spirometer. Juga dilakukan pengukuran terhadap konsentrasi debu kayu lingkungan kerja dan cuaca kerja industri mebel tersebut.
Dari hasil pengukuran yang dilakukan, diketahui bahwa 38% pekerja mebel itu mengalami penurunan kapasitas maksimal paru yang kesemuanya bersifat restriktif, walaupun konsentrasi debu kayu dalam lingkungan kerja itu berada dibawah Nilai Ambang Batas debu yang diperkenankan. Dan dalam uji statistik dengan Korelasi Dua Faktor antara lama pemaparan debu kayu terhadap umur pekerja, disimpulkan bahwa pada umur 40 tahun atau lebih terdapat pengaruh penurunan kapasitas makslmal paru setelah terpapar debu kayu selama minimal 12 tahun. Untuk itu, perlu dibentuk Pos Upaya Kesehatan Kerja dalam rangka pengendalian masalah Kesehatan Kerja yang ada dalam bentuk pendekatan PKMD atas kerjasama antara masyarakat pekerja dengan penyelenggara kesehatan (Departemen Kesehatan)."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Arminsih Wulandari
"Timah hitam merupakan salah satu komponen aki yang diperlukan sebagai bahan dasar pembuatan aki. Aki adalah salah satu komponen penting sebagai tenaga pembangkit Iistrik untuk kendaraan bermotor. Dengan meningkatnya kebutuhan kendaraan bermotor di Indonesia tentunya juga terjadi peningkatan kebutuhan aki, dimana kebutuhan aki ditentukan juga oleh mass pakai kendaraan sehingga akan terdapat penumpukan aki bekas.
Aki bekas dapat didaur ulang yaitu dengan melebur timah hitam yang terdapat pada plat-platnya menjadi batangan timah hitam yang dapat digunakan kembali sebagai bahan baku pembuatan aki baru. Telah dibuktikan pada literatur melalui penelitian-penelitian akan bahaya timah hitam terhadap kesehatan manusia. Pada proses peleburan aki bekas timah hitam yang terdapat pada plat positip fan negatip dilebur maka akan dihasilkan debu/fume timah hitam yang sangat berbahaya untuk kesehatan bila dikonsumsi dalam jumlah melampaui nilai ambang batas dan dalam waktu yang Iama. Untuk itu penulis ingin melihat beberapa hubungan yang dapat berpengaruh pada pemaparan timah hitam terhadap pekerja peleburan aki bekas.
Penelitian ini dilakukan pada pekerja peleburan aki bekas di jalan Rawa Buaya Jakarta Barat dan di desa Cinangka Kecamatan Ciampea Bogor sebanyak 70 pekerja laki-laki. Sebagai pembanding adalah pekerja tahu Tempe di Kecamatan Ciracas Jakarta Timur dalam jumlah yang sama. Pada kedua sampel dilakukan pengambilan darah sebanyak 4 ml., untuk mengetahui kadar timah hitam dalam darah dan kadar Hb serfs wawancara dengan menggunakan kuesioner.
HasiI dari penelitian ini adalah bahwa pekerja peleburan aki bekas sebanyak 80% dari 70 pekerjanya mempunyai kadar timah hitam dalam darah melampaui nilai ambang batas (25 mg/100 ml. darah). Rata-rata pekerja mempunyai kadar timah hitam dalam darah sebesar 118.14 ug/100 ml. darah, sedangkan pekerja tahu tempe yang dalam hal ini dijadikan sebagai pembanding (kontrol) 80% dari 70 pekerjanya mempunyai kadar timah hitam dalam darah lebih kecil dari nilai ambang batas. Dari hasil penelitian kemudian dilakukan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan maupun perbedaan antar variabel.
Dapat disimpulkan pada penelitian ini bahwa ada perbedaan kadar timah hitam dalam darah antara pekerja peleburan aki bekas dengan pekerja tahu tempe. Dengan mempunyai masa kerja yang lebih lama dan kebiasaan merokok pada pekerja peleburan aki bekas akan meningkatkan jumlah kadar timah hitam dalam darah, yang mana dapat pula berpengaruh pada kadar Hb dalam darahnya."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iyus Hidayat
"ABSTRAK
Bagian Spinning III merupakan salah satu bagian di PT. Grand Textile Industry yang mengolah serat kapas menjadi benang. Dalam kegiatan proses produksi, masing-masing unit operasi selain menghasilkan produk yang diinginkan juga menimbulkan debu ke udara lingkungan kerja. Adanya debu ini akan mengganggu kesehatan pekerja dan mengakibatkan sakit sehingga dapat mengganggu produktivitasnya.
Dalam rangka perlindungan pekerja dari pengaruh debu, maka informasi mengenai konsentrasi debu yang ada di masing-masing unit operasi perlu diketahui, agar pekerja merasa aman dalam melakukan pekerjaannya.
Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui gambaran konsentrasi debu total dan debu respirable di udara lingkungan kerja pada masing-masing unit operasi, baik pada saat proses bahan baku jenis biasa maupun pada saat proses bahan baku jenis khusus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi debu total di udara lingkungan kerja pada masing-masing unit operasi masih di bawah ambang batas, baik menurut NAB yang ditetapkan oleh Depnaker-RI (1978) maupun dalam TLV (ACGIH, 1994), yaitu di bawah 10 mg/a. Sedangkan konsentrasi debu respirable di atas TLV, yaitu di atas 0,2 mg/m= Dari hasil penelitian terhadap konsentrasi debu di udara lingkungan kerja berdasarkan jenis bahan baku yang diproses, diketahui bahwa jenis bahan baku biasa menghasilkan konsentrasi debu total dan debu respirable di udara lingkungan kerja lebih tinggi daripada jenis bahan baku khusus.
Agar pekerja tetap aman dalam melakukan pekerjaan, perlu dilakukan pengendalian, baik dengan menggunakan slat pelindung diri atau re-design sistem ventilasi ruangan. Dalam mendesign atau re-design sistem ventilasi ruangan, perlu dipertimbangkan komposisi jenis bahan baku yang akan diproses.

ABSTRACT
The Observation of Dust Concentration Surrounding Each Operation Unit of Spinning III Section, PT. Grand Textile IndustrySpinning III section is one of fiber cotton process to become tread in PT. Grand Textile Industrry. In this production process, cotton dust might be appeared in working environment. The presence of cotton dust will interfere the worker's health and productivity.
In order to protect workers againts cotton dust from each operation unit, must be measured to make sure that workers feel convinience and safe during doing their jobs.
This study is descriftive detailed examination to detect total dust and respirable dust concentration in its surrounding.
The result showed that total dust concentration still below Threshold Limit Values (TLV) of Indonesian Goverenment Regulation (Depnaker-RI, 1978) or American Conference Goverenmental of Industrial Hygienist (ACGIH, 1994) but respirable dust concentration above the TLV of ACGIH 1994.
In conection with row material use, design or re-design room ventilation must be consideration. In order to achieve safe and health environment control must be chose, whither by using personal protection or re-design room ventilation system.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Rahutami
"Penggunaan bahan baku yang mengandung silika bebas dan terikat pada berbagai industri dapat menimbulkan dcbu silika di udara lingkungan kerja yang dapat terhirup masuk ke dalam saluran respirasi. NIOSH menyatakan bahwa. pekexja yang terpajan debu silika dalam waktu 5 tahun mempunyai risiko tinggi menderita silikosis sebesar 0,2 %, 6 - 9 tahun sebesar 1,5 %, lebih dari 10 mhun sebesar 16,6 %, 11 - 16 tahun sebesar 20 % dan lebih dari 16 tahun sebesar 42 % dan dapat mengakibatkan gangguan fungsi paru pekerjanya.
Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dan menggunakan pendekatan nilai Odds Ratio yang mempelajari hubmmgan amara faktor risiko dengan gangguan kesehatan pckcrja yang dilaksanakan di bagian produksi sebuah pabrik saniter di Jawa Barat tahun 2001 dengan ng uan diketahuinya gambaran umum iimgsi pam pekcrja pabrik saniter dan mencari faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Hasil penelitian ini mcnunjukkan bahwa konsentrasi debu silika bebas dan terikat di indusui saniter melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan, sedangkan umur tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan gambaran fungsi paru pekenja dan faktor-faktor yang paling mempengaruhi gambaran fmmgsi paru pekelja pabdk saniter X adalah konsentrasi debu silika bebas dan tedkat rata-rata, masa kexja, kebiasaan merokok dan kebiasaan memakai alat pelindung dir Untuk mendukung program kesehatan dan kcselamatan kelja bagi pekerja di lingkungan industd yang memakai bahan dasar silika bebas dan terikat disarankan untuk dilakukan pengawasan yang ketat terhadap alat pengendali dcbu dan memonitor Nilai Ambang Batas ( NAB ) yang tclah ditentukan oleh pemerintah Republik Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T6129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesiua, 2008
613 SOE h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Atastina Sri Basuki
"ABSTRAK
Kebisingan lingkungan, khususnya dilingkungan industri mulai menggejala diberbagai tempat di Indonesia, bersamaan dengan lahirnya industri itu sendiri. Berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti di Barat diketahui bahwa kebisingan lingkungan dapat mengakibatkan kerugian bagi manusia.
Pengaruh buruk dari kebisingan lingkungan itu disamping berupa timbulnya penyakit karena gangguan fisiologis, namun juga dapat menimbulkan penurunan performa kerja karena gangguan psikologis.
Dalam proses pembangunan disegala bidang sebagaimana telah diprogramkan dalam semua tahapan Pelita, maka akibat buruk dari kebisingan lingkungan terhadap performa kerja kiranya perlu ditangani sedini mungkin. Hal ini bukan saja berguna dalam menunjang kebijaksanaan pembangungan ekonomi nasional, namun juga mempunyai arti dalam pembangunan kesejahteraan manusia.
Berkenaan dengan pertimbangan diatas, penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar akibat buruk oleh kebisingan lingkungan tersebut terhadap performa kerja individu yang memperoleh pemaparan dari padanya.
Untuk maksud tersebut, penelitian dilakukan di lingkungan industri keramik, yang memprodukai tegel keramik. Sebagai subyek penelitian atau responden adalah semua karyawan yang melakukan pekerjaan sortasi tegel keramik, sedangkan kebisingan lingkungan bersumber dari alat-alat proses yang sedang beroperasi
Dari hasil pengukuran diketahui bahwa kebisingan lingkungan tertinggi adalah sebesar 75 - 84 dB, terdapat disuatu titik lokasi didalam bangunan pabrik dimana karyawan melakukan pekerjaan sortasi. Kebisingan lingkungan terendah adalah sebesar 71 ?73 dB, berada di suatu titik lokasi didalam bangunan pabrik pula. Di dua titik lokasi tersebut karyawan serta melakukan pekerjaannya yang diukur performanya. Sebagai performa kerja adalah banyaknya tegel ukuran tertentu yang dapat disortir setiap hari kerja oleh subyek.
Dari 32 orang subyek yang melakukan sortasi di dua lingkungan kebisingan tersebut, dilakukan pengujian statistik terhadapa perbedaan performa kerja oleh perbedaan lingkungan kebisingan, yaitu pada 71 - 73 dB dengan 75 - 84 dB. Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah bahwa performa kerja lebih kecil di lingkungan yang kebisingannya antara 75 - 84 dB daripada di lingkungan yang kebisingannya 71-73 dB.
Dari pengujian statistik terhadapa perbedaan performa kerja di lingkungan tenang (dengan memakai "ear plug") dengan dilingkungan kebisingan (73 - 84 dB) menyimpulkan bahwa performa kerja di lingkungan tenang lebih besar daripada di lingkungan kebisingan.
Pengujian ini dilakukan terhadap 12 subyek penelitian. Karena latar belakang sosial ekonomi, latar belakang pendidikan, ,jarak tampat tinggal, dapat dikatakan tak ada perbedaan antara subyek satu dengan lainnya, maka masukan lain yang mungkin berperan mempengaruhi perbedaan performa tersebut adalah pengalaman kerja. Oleh karena itu dari 32 orang subyek yang ada kerjanya antar 1 s.d 3 tahun dan kelompok yang pengalaman kerjanya 5 tahun keatas. Dengan membandingkan performa kedua kelompok subyek tersebut didalam lingkungan kebisingan yang sama dapat disimpulkan bahwa antara kedua kelompok tersebut tidak ada perbedaan performa kerja. Jadi perbedaan performa kerja hanya dipengaruhi oleh perbedaan kebisingan lingkungan."
1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Rubini Sudarto
"Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program keselamatan kerja yang tepat memerlukan informasi yang lengkap dan tepat isi. Untuk itu diperlukan sistem yang dapat menyajikan informasi sesuai dengan kebutuhan.
Tujuan pengkajian ini diarahkan untuk menemukan. rancangan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan program keselamatan kerja. Rancangan sistem merupakan pendekatan sistem informasi keselamatan kerja diperusahaan. Pendekatan sistem informasi ini mengambil model disalah satu industri berat di Cilegon-Jawa Barat.
Pengkajian ini dilakukan dengan pendekatan pemecahan masalah. Dengan instrumen kuesioner dan wawancara dapat ditemukan masalah pokok dan kebutuhan.
Masalah pokok yaitu pengumpulan data di Dinas Keselamatan Kerja tidak semua terkumpul langsung, ada yang tidak terlaporkan, teknik pencatatan dan pelaporan dilaksanakan sendiri-sendiri perbagian, jenis statistik kurang luas, memakai data yang tidak tepat. Kebutuhan yaitu berupa jenis informasi dan rancangan sistem informasi.
Jenis informasi terdiri dari angka kecelakaan Frekuensi rate, Severity rate, Safe-T-Score, statistik angka kecelakaan perdivisi, statitik corak kecelakaan, statistik bagian tubuh yang cedera, statistik derajat cedera dan biaya total kecelakaan.
Dengan teknik perancangan atas bawah dibangun diagram bertingkat. Tingkat paling atas memberikan fungsi dari keseluruhan sistem. Fungsi pokok diuraikan kebeberapa komponen yang saling berhubungan. Tingkat selanjutnya merupakan proses dari fungsi pada tingkatan sebelumnya. Tingkat yang paling bawah merupakan penjabaran fungsi lebih rinci.
Bentuk rancangan yang dihasilkan mengandung enam komponen sumber informasi kecelakaan kerja. Liana sumber mengirimkan laporan kecelakaan secara langsung ke Dinas Keselamatan Kerja. "
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwanda Desire Budiman
"Latar Belakang: Besarnya jumlah tenaga kerja industri pengolahan di Pulau Jawa dengan bahaya potensial yang sangat beragam telah teridentifikasi dapat meningkatkan adanya Penyakit Akibat Kerja (PAK) serta Kecelakaan Kerja (KK), sehingga diperlukan upaya preventif kesehatan kerja yang baik agar dapat mengendalikan faktor risiko yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan perilaku pekerja terhadap upaya preventif kesehatan kerja pada industri pengolahan di Pulau Jawa dan faktor-faktor yang memengaruhi.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian data sekunder dengan metode analisis data menggunakan metode campuran. Survei dilakukan pada 691 pekerja dari 64 perusahaan industri. Focus group discussions dilakukan pada 102 pekerja (manajemen puncak/ jajaran direktur, bagian K3, atau SDM)
Hasil: Subjek penelitian terdiri atas 658 responden. Setengah dari keseluruhan responden (57,3%) memiliki pengetahuan baik, sebanyak 89,4% memiliki sikap positif, dan 50,5% memiliki perilaku baik mengenai upaya preventif kesehatan kerja. Analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor yang memiliki hubungan adalah jenis kelamin (aOR 1,417, IK95% 1,02-1,95), jabatan (aOR 2,015, IK95% 1,14-3,56), skala industri [(dengan pengetahuan: aOR 1,531, IK95% 1,08-2,16), (dengan sikap: p=0,004), (dengan perilaku: aOR 2,945, IK95% 2,01-4,30)], program upaya preventif di tempat kerja, dan kebijakan pemberi kerja. Data kualitatif menunjukkan bahwa industri skala  mikro dan kecil belum menerapkan upaya preventif, sedangkan industri skala menengah dan besar telah menerapkan beberapa upaya preventif.
Kesimpulan: Pekerja industri pengolahan memiliki tingkat pengetahuan yang sedang, sikap yang positif dan perilaku yang baik dalam upaya preventif kesehatan kerja. Skala industri ditemukan sebagai faktor utama yang berkontribusi.

Background: There were increasing number of occupational accident and work-related disease cases among manufacturing workers in Indonesia, especially in Java Island. Therefore, strategies to implement the occupational health prevention are necessary to reduce the number of these cases. This study aims to determine the knowledge, attitude, and practice of manufacturing industry workers in Java Island on occupational health prevention and its influencing factors.
Methods: This was a mixed method study design using secondary data and focus group discussion. Surveys were conducted among 691 workers in 64 manufacturing companies. Focus group discussions were held among 102 employers (top management, Occupational Health and Safety, or Human Resources).
Results: About 658 respondents were participated in the survey. More than half of the respondents (57.3%) had good knowledge, about 89.4% had positive attitude, and half of them (50.5%) had good practice towards the occupational health prevention strategies. Multivariate analysis showed that the associated factors were gender (aOR 1.417, 95%CI 1.02-1.95), job level (aOR 2.015, 95%CI 1.14 – 3.56), industry scale [(with knowledge: aOR 1.531, 95%CI 1.08-2.16), (with attitude: p=0.004), (with behavior: aOR 2.945, 95%CI 2.01-4.30)], workplace preventive measures programs, and employer policies. The qualitative analysis also found that small scale industries had not implemented any prevention strategies, while moderate to large scale industries had executed some strategies. 
Conclusion: Findings of this study suggested that manufacturing workers had moderate level of knowledge, good attitude, and moderate level of good practice on the prevention of occupational health. Industry scale was found to be the main contributing factor.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Okta Muliya Ana
"Semua jenis industri tersebut menyumbang adanya angka kecelakaan, tidak luput industri furniture. Suatu kajian risiko perlu dilakukan sebagai langkah awal mengurangi timbulnya loss atau kerugian. Kajian Risiko Keselamatan dan Kesehatan pada Proses Pembuatan Furniture Kayu di Bengkel Furniture OMA sebagai langkah awal mengurangi loss.
Penelitian ini bersifat deskriptif. Desain studi yang digunakan merupakan desain studi berdasarkan standar AS/NZS 4360:2004 dengan metode semi kuantitatif menggunakan Job Hazard Analysis (JHA).Kajian risiko dilakukan dengan menganalisis nilai konsekuensi, peluang serta frekuensi dan dianalisis menggunakan metode fine yang ada pada AS/NZS 4360:2004. Hasil penelitian menunjukan bahwa ditemukan level risiko yang belum acceptable pada setiap tahapan proses pembuatan furniture yaitu very high, priority 1, substantial, dan priority 3. Oleh karena itu, diberikan rekomendasi yang bersifat engineering, administratif, serta penggunaan alat pelindung diri.

Every industry has contributing in value of accident, so furniture industry also has contribute that value. Study of risk as beginning step is needed to decrease accident or loss. Study of safety and health risk in wooden furniture making process in OMA furniture is needed as a beginning step to decrease loss.
This study is descriptive study. Study design is refer from AS/NZS 4360:2004 with semi-quantitatif method which using Job Hazard Analysis (JHA). Study of risk is done by analyzing consequences, likelihood and exposure value with Fine method from AS/NZS 4360:2004. This study result that every step of furniture making process has not acceptable risk level. Each risk level is founded includes very high, priority 1, substantial, and priority 3. So, in this study is recommended engineering control, administrative control and also personal protective equipment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Pranoto
"Semakin tingginya urgensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada sektor konstruksi di Indonesia membuktikan bahwa penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dapat menjadi acuan yang mengatur berbagai kegiatan di dalamnya, serta mengelola Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara sistematis dan komprehensif secara sistem manajemen yang lengkap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja. Penilaian SMK3 pada Proyek Peningkatan Kapasitas Lajur KM 50 s.d KM 67A dan KM 50 s.d KM 62B pada Ruas Jalan Tol Jakarta – Cikampek 2022, bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan SMK3, beberapa faktor yang mempengaruhi pemenuhan implementasi SMK3 kemudian memberikan respon sebagai upaya untuk melakukan tindakan perbaikan. Berdasarkan hasil audit dan analisis yang terdiri dari 167 kriteria penilaian (Tingkat Lanjut) sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang K3 diketahui jumlah kriteria yang terpenuhi/sesuai yaitu 148 kriteria dengan persentase nilai 88,62% dan terdapat 19 kriteria tidak terpenuhi/tidak sesuai dengan nilai persentase 11,38% (Kategori Minor). Hasil tersebut masuk dalam kategori tingkat penilaian aplikasi (Memuaskan). Penerapan SMK3 pada proyek Peningkatan Kapasitas Lajur KM 50 s.d KM 67A dan KM 50 s.d KM 62B pada Ruas Jalan Tol Jakarta – Cikampek 2022, yang dilakukan oleh PT. Wijaya Karya Tbk dengan Subcont PT. Godam Solusi Indonesia sesuai dengan dan mengacu pada peraturan perundangundangan yang berlaku.

The increasing urgency of Occupational Safety and Health in the construction sector in Indonesia proves that the application of the Occupational Safety and Health Management System (SMK3) can be a reference that regulates various activities within it, as well as manages Occupational Safety and Health systematically and thoroughly in a complete management system. as an effort to prevent work accidents. SMK3 Assessment on the Capacity Building Project Lane KM 50 to KM 67A and KM 50 to KM 62B Jakarta - Cikampek Toll Road Section in 2022, aims to find out the extent of the implementation of SMK3, several factors that influence the fulfillment of SMK3 implementation then provide a response as an effort to take corrective actions. Based on the results of the audit and analysis consisting of 167 assessment criteria (Advanced Level) as stated in Government Regulation Number 50 of 2012 concerning K3, it is known that the number of criteria that are met/feasible is 148 criteria with a percentage score of 88.62% and there are 19 criteria not met/not in accordance with the percentage value of 11.38% (Minor Category). These results are included in the application rating level category (Satisfactory). Application of SMK3 to the Capacity Building Project for Lanes KM 50 to KM 67A and KM 50 to KM 62B on the Jakarta - Cikampek Toll Road in 2022 carried out by PT. Wijaya Karya Tbk with Subcont PT. Godam Solusi Indonesia is subject to and refers to the applicable laws and regulations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>