Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189750 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gatot Kunanto BP
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan mengapa prevalensi status gizi (KKP) balita di dua propinsi paling timur yaitu propinsi Maluku dan Irian Jaya masih tinggi dan faktor apa yang berpengaruh. Untuk itu dilakukan studi analisis data sekunder Hasil Studi Prevalensi Defisiensi Vitamin A dan zat-zat gizi lainnya di wilayah Indonesia Timur. Secara umum analsis ini bertujuan untuk mendeskripsikan status gizi balita di propinsi Maluku dan Irian Jaya serta faktor-faktor yang berpengaruh (dominan) terhadap status gizi balita. Secara khusus analisis ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang hubungan karakteristik anak dan keluarga terhadap status gizi balita. Dari 3325 sampel yang tersedia dari sumber data, ternyata hanya 501 sampel yang memenuhi syarat untuk analisis. Hasil Analisis prevalensi status gizi didapatkan bahwa 27.9 persen anak balita menderita Gizi kurang dan 8.0 % menderita gizi buruk. Prevalensi gizi kurang terbesar dijumpai pada umur 6-23 bulan, sedangkan prevalensi gizi buruk terbanyak dijumpai pada umur 12-23 bulan.
Berdasarkan nilai rata-rata Z--score BB/U didapatkan suatu pola bahwa status gizi menurun mulai umur 3 bulan dan terhenti pada umur 11-13 bulan. Setelah itu tidak dijumpai adanya peningkatan status gizi. Dengan analisis bivariat "Piecewise Linear Regression" antara Z-score DD/U dan umur balita didapatkan bahwa umur 12 bulan merupakan perkiraan umur yang paling tepat dimana tidak terjadi penurunan status gizi (Z-score BB/U).
Uji-t perbedaan nilai Rata-rata prediktif Z--score dari hasil persamaan regresi "Pieceswise Linear Regression" tidak terbukti signifikan untuk variabel jenis kelamin, status perkiraan, dan pendidikan ayah, tetapi diperoleh perbedaan yang signifikan untuk variabel kondisi rumah pada umur 12-59 bulan, variabel jumlah balita pada umur 24-59 bulan dan variabel jumlah anggota keluarga pada umur 36-59 bulan, serta variabel sanitasi keluarga pada umur 12-59 bulan. Untuk variabel pendidikan ibu dijumpai perbedaan yang signifikan hanya pada umur 36 dan 48 bulan.
Analisis regresi ganda tidak terbukti adanya hubungan variabel independen yang signifikan dengan status gizi kecuali variabel umur. Namun memperhatikan besarnya nilai beta koefisien dari variabel independen diperkirakan variabel kondisi rumah, pendidikan ibu dan ayah, jenis kelamin, jumlah balita dan jumlah anggota keluarga serta sakit diare kemungkinan akan diperoleh hasil yang signifikan bila jumlah sampel diperbesar.
Dari hasil analisis di atas, maka program upaya untuk menurunkan prevalensi gizi kurang dan buruk di kedua propinsi perlu memprioritaskan sasaran program UPGK pada kelompok umur yang lebih dini (3-12 bulan) disertai peningkatan penyuluhan gizi yang lebih intensif dan menggunakan bahasa yang sederhana meliputi pemberian ASI, makanan pendamping ASI yang disesuaikan dengan pola makanan daerah setempat dan jenis serta ketersediaan pangan di daerah setempat, imunisasi serta kebersihan lingkungan (sanitasi). Selain itu program KB perlu mendapat perhatian untuk ditingkatkan. Pembangunan di sektor ekonomi dan pendidikan di kedua propinsi perlu ditingkatkan sebagai upaya penyediaan lapangan kerja yang pada gilirannya meningkatkan pendapatan penduduk, karena upaya perbaikan gizi tanpa disertai perbaikan ekonomi merupakan upaya yang sia-sia. Penelitian ini menyarankan pula untuk dilakukan analisis yang mencakup seluruh propinsi IBT dan kemungkinan untuk menggunakan indek Antropometri yang lain seperti TB/U atau BB/TB. "
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najiroh Sjofiatun
"Tesis ini disusun berdasarkan pemikiran apakah tingginya AKI disebabkan oleh rendahnya pemanfaatan kesehatan maternal yang modern. Dalam studi ini akan dilihat apakah karakteristik wanita dan rumah tangga mempunyai pengaruh positif terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu di Indonesia, mengingat pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu belum dilaksanakan secara optimal. Tujuan umum yang ingin dicapai dari studi ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari karakteristik wanita dan rumah tangga terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu di Indonesia.
Karakteristik wanita ditinjau dari beberapa faktor yaitu pendidikan ibu dan status bekerja ibu. Sedangkan karakleristik rumah tangga ditinjau dari pengeluaran rumah tangga per bulan, jenis kelamin kepala rumah tangga dan keadaan rumah tangga. Pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu terdiri dari tiga jenis yaitu perawatan kehamilan, tempat persalinan dan penolong persalinan. Hubungan antara karakteristik wanita dan rumah tangga dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu ditinjau berdasarkan daerah tempat tinggal yaitu wilayah perkotaan dan perdesaan. Data yang digunakan adalah hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia, 1997.
Analisis data dilakukan sccara deskriptif dan inferensial dengan menggunakan model regresi logistik binomial. Analisis deskriptif bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai pola dan perbedaan karakteristik wanita dan rumah tangga terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu di Indonesia. Sedangkan analisis inferensial bertujuan untuk mempelajari hubungan karakteristik wanita dan rumah tangga dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu di Indonesia.
Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa secara umum karakteristik wanita dan rumah tangga berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu di Indonesia. Tingkat pendidikan ibu, status bekerja, pengeluaran rumah tangga per bulan, jumlah anggota keluarga, jenis kelamin kepala rumah tangga dan keadaan rumah tangga mempunyai pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu di Indonesia."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T7132
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nenden Dwi Nuryatin
"Kesehatan ibu merupakan salah satu prioritas dalam dunia kesehatan. Data mengenai AKI di Indonesia menunjukkan terjadinya penurunan dari tahun 1990-2007, akan tetapi terdapat peningkatan pada tahun 2012. Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah kematian ibu tertinggi, kota Depok turut menyumbangkan jumlah kematian. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran kematian maternal di Kota Depok tahun 2010- 2013. Jenis penelitian ini menggunakan desain studi case series dengan sampel total populasi yaitu 69 ibu yang mengalami kematian maternal yang terealisasi pada data AMP.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 0,04% kematian maternal per jumlah ibu hamil. Paling banyak terjadi pada waktu nifas (68,12%) dan paling banyak disebabkan oleh perdarahan post partum (38%). Paling banyak terjadi pada ibu yang berusia 20-35 tahun yang sebagian besar adalah IRT dan berpendidikan terakhir SMA/sederajat. Sebagian besar suami berprofesi sebagai karyawan swasta. 44,9% terjadi pada ibu dengan gravida 2-3 dengan jarak kelahirannya ≥2 tahun (56,5%) dengan cara persalinan paling banyak adalah seksio sesarea (47,4%). Tempat kematian di RS (85,5%). Tempat persalinan di RS (82,5%), penolong persalinan pertama adalah bidan (64,9%) dan penolong persalinan terakhir adalah SpOG (77,2%). 40,9% ibu ANC di BPS. Paling banyak terjadi keterlambatan fase 1 (37,7%) dan fase 3(30,6%)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56039
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Ayu Puspitasari
"ABSTRAK
Tingkat kematian ibu yang tinggi seringkali dikaitkan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maternal yang tidak memadai. Pemanfaatan pelayanan kesehatan maternal di Indonesia menunjukkan variasi antarprovinsi yang diduga dipengaruhi oleh faktor kontekstual yang melekat pada tiap provinsi. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan faktor kontekstual regional dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maternal oleh wanita. Metode regresi logistik multilevel digunakan untuk menguji hipotesis bahwa faktor ketersediaan infrastruktur kesehatan dan faktor aksesibililitas berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan maternal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik daerah tempat dimana wanita tinggal berpengaruh nyata dalam memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan maternal yang dilakukannya. Faktor rata-rata jarak untuk mencapai rumah sakit terdekat merupakan satu-satunya faktor kontekstual yang secara signifikan berhubungan dengan ketiga dimensi pelayanan kesehatan maternal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin jauh jarak yang harus ditempuh untuk mencapai rumah sakit terdekat, maka kecenderungan wanita untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan maternal di daerah tersebut pun akan semakin berkurang. Oleh karena itu, untuk mengurangi kesenjangan antardaerah dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan maternal, intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan cara memperpendek jarak menuju fasilitas pelayanan kesehatan disertai dengan perbaikan jalan dan peningkatan sistem transportasi sehingga akses menuju fasilitas kesehatan menjadi lebih mudah dan biaya transportasi yang harus dikeluarkan menjadi lebih murah.

ABSTRACT
High maternal mortality rates are often associated with inadequate maternal health service utilization. The utilization of maternal health services in Indonesia shows variations between provinces which is allegedly influenced by contextual factors inherent in each province. This study aims to investigate the relationship between contextual factors and maternal health service utilization. Multilevel logistic regression method was used to test the hypothesis that availability of health infrastructure and accessibility factors were associated with maternal health service utilization. The results of this study indicate that the characteristics of the area where women live have significant effect on maternal health service utilization. The average distance to reach the nearest hospital is the only contextual factor that is significantly associated with the three dimensions of maternal health services. The results of this study indicate that the farther the distance to reach the nearest hospital, the propensity to utilize maternal health services will decrease. Therefore, to reduce disparities between regions in maternal health service utilization, interventions that can be carried out are by shortening the distance to health facilities accompanied by road improvements and improving the transportation system so that access to health facilities becomes easier and transportation costs that must be incurred become cheaper."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Epi Edwar Lutpi
"Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu yang ditur;juk sebagai daerah pelaksana program PKH. Kewajiban Peserta PKH adalah membawa anak usia 0-6 tabun ke fasilitas kesebatan untuk melakakan pemantauan tumbuh kembang, imunisasi dan vitamin A. Sedangkan untuk ibu hamil, harus memeriksakan kehamilan, pertolongan persalinan dan kunjungan nifas ke fasiJitas pelayanan kesehatan dengan alat pemantauannya beropa verifikasL Sistem verifikasi program PKH selama ini belum ada atau belum bexjatan. Disamping itu terdapat masalah lain, yait.u beJum terintegrasinya sistem pcncatatan dan peJaporan program keschatan ibu dan anaperbaikan gizi dan imunisasi di Puskesmas.
Penelitian ini bertujuan mewujudkan rancangan sistem informasi manajemen program kesehatan ibu dan anak untuk mendukung verifikasi program keluarga harapan di tingkat Puskesmas. Metodologi yang digunakan adalah operasional design dengan pendekatan incremental model. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mempelajari berkas pencatatan dan pelaporan serta telaah dokumen. Data primer didapat dengan cara wawancara mendalam (indepth interview).
Seluruh data yang diperlukan untuk indikator program keluarga harapan terdapat dalam kohor ibu dan anak yang berasal dari Bidan dan Posyandu, sehingga dengan memperkuat sistem informasi program kesehatan ibu dan anak di tingkat Puskesmas maka seluruh informasi keberhasilan PKH kesehatan dapat diketahui.
Prototype yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat menghasilkan indikator program sesuai dengan standar pe1ayanan minimal serta dapat mendukung kebutuhan data primer verifikasi PKH kesehatan, namun prototype tersebut baru tahap satu, sehingga perlu dikembangkan lagi dengan memasukkan indikator lain, seperti resiko kehamilan dan persalinan.

Tasikmalaya Regency is one of the areas designated as Program Keluarga Harapan (PKH) implementers. Participant obligations PKH is bringing children aged 0-6 years to health facility for growth monitoring. immunization and vitamin A. As for pregnant women ; must visit to health care facilities for antenatal care, child bearing and postnatal care with a monitoring tool in the form of verification. PKH program verification systems have not been there or not running. Beside there is another problem, which the system is not integrated for recording and reporting programs maternal and child health, nutrition and immunization in the public health center.
This study to make design of management information system of maternal and child health program for support program keluarga harapan verification's at public health center level. Methodologies model approach. Secondary data collection is done by studying the file recording and reporting, review of documents. The primary data obtained by in-depth interviews.
The mother and child cohort derived from the midwife and Posyandu contain a the data needed of PKH indicator's, so by strengthen the system information management of maternal and child health programs at the public health center level so gained PKH success information can be known.
The prototype produced in this study can be issued in accordance with indicator as minimum service standards and can support the needs of primary data PKH verification. but the new prototype onJy tin stage one, which needs to be developed again by including other indicators, such as the detection risk of pregnancy and childbearing.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T32378
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Renatha Tiur Etty
"Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina Bekasi memberikan pelayanan rawat inap khusus untuk wanita, ibu dan anak. Saat ini pemanfaatan rawat inap ibu sangat jauh berbeda dengan pemanfaatan rawat inap anak. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan penelitian terhadap produk pelayanan atau analisis produk untuk mengetahui kesenjangan antara keinginan konsumen dan calon konsumen dengan pelayanan saat ini demi meningkatkan pemasaran pelayanan rawat inap ibu.
Penelitian ini merupakan studi kasus yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dan menganalisis tentang karakteristik pelanggan, karakteristik calon konsumen, karakteristik produk, kebijakan manajemen rumah sakit, keinginan konsumen serta calon konsumen terhadap layanan rawat inap. Metode yang digunakan adalah dengan cara survey dan wawancara mendalarn.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen dan calon konsumen mempunyai keinginan-keinginan terhadap aspek-aspek dalam pelayanari rawat inap yang perlu mendapat perhatian rumah sakit untuk peningkatan pemasaran rawat inap ibu RSIA Hermina Bekasi serta adanya pasar sasaran yang dapat diraih.
RSIA Herrnina Bekasi harus mengoptimalkan kualitas pelayanannya yang disesuaikan dengan keinginan konsumen dan calon konsumen serta meningkatkan upaya pemasaran dengan usaha promosi yang spesifik.

Product Analysis on Inpatient Mother Care Services for Marketing Measures at Hermina Bekasi Hospital, 2002 Hermina Bekasi Hospital carried out inpatient mother care services especially for woman, mother and child. In this recent, bed occupancy for mother so far differently with bed occupancy for child. One of these efforts can be done is the research on product service or product analysis to know the differentiation between customer wishes and customer candidate wishes, to increase promotion for inpatient mother care services.
This research is a case study to figure out the information and analysis on customer characteristics, customer candidate characteristics, product characteristics, hospital management policy, customer and candidate customer wishes to inpatient mother care services. The method used by survey and in depth interview.
The result figure out that customer and customer candidate have wishes the aspects of inpatient mother care services which necessarily hospital intention for increasing the market and target market can be achieved.
Hermina Bekasi Hospital obliged to optimize the service quality inline with customer and customer candidate wishes, and increasing the efforts marketing with specific promotion matters.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T1667
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Pingkan Aprilia Widyasari
"Indonesia masih dihantui Angka Kematian Ibu AKI yang relatif tinggi dibandingkan dengan negara-negara Region Asia Tenggara, yaitu 190 per 100.000 kelahiran hidup. AKI dapat direduksi dengan persalinan dengan perawatan yang terampil. Kementerian Kesehatan RI sejak tahun 2015 menetapkan persalinan yang aman adalah persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan nakes di fasilitas pelayanan kesehatan fasyankes. Meskipun cakupan pertolongan persalinan oleh nakes dan persalinan di fasyankes di Indonesia sudah tinggi, tetapi masih terdapat perbedaan cakupan menurut umur ibu, tingkat pendidikan ibu, status ekonomi, wilayah tempat tinggal, dan provinsi.
Untuk memudahkan penghitungan ketidakmerataan kesehatan antar negara dan mengetahui daerah mana yang tertinggal, WHO mengeluarkan aplikasi bernama Health Equity Assessment Toolkit HEAT dan Health Equity Assessment Toolkit HEAT Plus, aplikasi ini mampu mengidentifikasi perbedaan dalam indikator kesehatan antar subkelompok populasi. Peneliti dapat memasukkan data sendiri ke dalam aplikasi HEAT Plus, dalam penelitian ini peneliti menggunakan data SDKI.
Hasil analisis menunjukkan cakupan persalinan oleh nakes dan persalinan di fasyankes meningkat dari tahun 1994-2012. Cakupan tersebut terkonsentrasi pada ibu berumur 25-39 tahun, ibu dengan tingkat pendidikan SMP, ibu dengan kuintil kekayaan terkaya, ibu yang tinggal di daerah perkotaan, dan ibu yang tinggal di wilayah Sumatera dan Jawa. Ukuran ketidakmerataan yang mengalami penurunan tertinggi adalah Population Attributable Risk PAR dan Population Attributable Fraction PAF. Ketidakmerataan cakupan persalinan oleh nakes cenderung mengalami penurunan pada semua dimensi, sedangkan ketidakmerataan cakupan persalinan di fasyankes mengalami peningkatan pada dimensi provinsi.

Indonesia is still haunted by a relatively high Maternal Mortality Rate MMR compared to the Southeast Asian Region countries, which is 190 per 100,000 live births. MMR can be reduced by delivery with skilled care. The Ministry of Health of Indonesia since 2015 established a safe delivery is the delivery done by Skilled Birth Attendants SBA in health service facilities. Although coverage of delivery assistance by SBA and delivery in health service facilities in Indonesia is high, but there are still coverage differences based on age, education level, economic status, residence, and province.
To facilitate the calculation of health inequalities between countries and to know which areas are left behind, WHO issued an application called Health Equity Assessment Toolkit HEAT and Health Equity Assessment Toolkit HEAT Plus, this application is able to identify differences in health indicators among subgroups of the population. Researchers can enter their own data into HEAT Plus application, in this research the researcher use SDKI data.
The results showed that the coverage of delivery by SBA and childbirth in health service facilities increased from 1994 to 2012. The coverage was concentrated in mothers aged 25 39, mothers with secondary and above educational level, mothers with richest quintiles, mothers living in urban areas, and mothers who live in Sumatra and Java. The highest decreasing inequality size is Population Attributable Risk PAR and Population Attributable Fraction PAF. Inequality of delivery coverage by SBA tends to decrease in all dimensions, whereas the inequality of delivery coverage in health service facilities has increased in the provincial dimension.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hermiyanti Junizarman
"ABSTRAK
Pelayanan antenatal merupakan suatu kegiatan penting dalam upaya peningkatan kesehatan ibu hamil. Pelayanan antenatal dilaksanakan melalui sarana pelayanan kesehatan antara lain posyandu dan puskesmas. Dalam kebijaksanaan upaya peningkatan kesehatan ibu hamil Repelita V ini diutamakan pelayanan antenatal melalui posyandu disamping melalui puskesmas dan dukungan rujukannya, pada,kenyataannya saat ini cakupan ibu hamil di posyandu masih rendah bila dibandingkan dengan cakupan di puskesmas. Tentunya banyak faktor yang berhubungan dengan cakupan tersebut, namun sejauh ini faktor-faktor tersebut belum diketahui.
Adanya gambaran tentang hubungan antara faktor-faktor pada ibu hamil dengan kunjungan baru antenatal pada posyandu dan puskesmas serta adanya informasi tentang perbedaan faktor-faktor tersebut, merupakan tujuan umum dari gambaran mengenai hubungan dan adanya perbedaan faktor-faktor pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pekerjaan suami, pengetahuan ibu, sikap ibu, serta persepsi ibu terhadap faktor tenaga pelayanan, persepsi ibu terhadap jenis pelayanan, persepsi ibu terhadap ketersediaan peralatan dan persepsi ibu terhadap jarak lokasi pelayanan, dengan kunjungan baru antenatal di posyandu dan puskesmas. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional.
Hasil penelitian adalah didapatnya gambaran tentang hubungan dan informasi perbedaan faktor-faktor pada ibu hamil dengan kunjungan baru antenatal pada posyandu dan puskesmas yakni faktor pendidikan ibu, pekerjaan suami, pengetahuan ibu, sikap ibu, persepsi ibu terhadap jarak puskesmas, persepsi ibu terhadap ketersediaan peralatan antenatal posyandu, dan persepsi ibu terhadap jenis pelayanan antenatal posyandu.
Saran yang diberikan, perlu peningkatan pengetahuan ibu hamil dengan mengaktifkan kegiatan Kelompok Peminat KIA (KP-KIA); peningkatan penggunaan pelayanan antenatal di posyandu antara lain dengan penajaman sasaran sesuai segmentasinya; peningkatan mutu pelayanan antenatal di posyandu melalui peningkatan penyuluhan, penyediaan kelengkapan peralatan yang diperlukan, pemeriksaan kehamilan secara benar oleh petugas kesehatan yang datang ke posyandu atau dukun bayi terlatih yang ditempatkan di posyandu, dan peningkatan penggerakkan peran serta BKIA swasta, Rumah Bersalin swasta, Bidan praktek swasta dalam upaya pembinaan posyandu; serta perlu adanya pengembangan dan penyebar luasan komunikasi, informasi dan motivasi tentang kesehatan ibu hamil, pelayanan antenatal di posyandu khususnya dan KIA umumnya baik melalui jalur formal maupun nonformal.
Akhirnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain diluar faktor-faktor yang telah diteliti.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah Anwar
"ABSTRAK
Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah utama yang perlu ditanggulangi diantara program-program kesehatan lainnya pada saat ini di Indonesia. Usaha akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) memerlukan data dan informasi yang akurat dan tepat waktu dalam menentukan arah pencapaian tujuan program yang dikehendaki. Namun beberapa data dan informasi KIA di kabupaten Purwakarta diragukan keakuratannya.
Data dan inforrnasi memegang peranan sentral dalam pengambilan keputusan untuk perencanaan, monitoring dan evaluasi. Disisi lain banyak hambatan yang ditemukan dalam mengumpulkan data, menganalisa, dan merubah data menjadi inforrnasi yang dapat digunakan secara maksimal. Sedangkan kecenderungan yang sering terjadi adalah ketidak sesuaian antara kebutuhan informasi yang diminta dengan ketersediaan data yang masuk, diolah dan didesiminasikan. Menyadari hal tersebut di atas perlu usaha-usaha untuk mengetahui pemanfaatan data dan informasi program KIA yang dikumpulkan di tingkat bawah dalam hal ini kabupaten Purwakarta dalam mendukung perencanaan di tingkat pusat.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pemanfaatan data dan informasi KIA yang dikumpulkan di kabupaten Purwakarta dalam mendukung perencanaan program KIA di tingkat pusat, serta faktor-faktor penghambat pemanfaatan data tersebut. Penelitian ini bersifat kualitatif, data diperoleh dari observasi kelengkapan data KIA tingkat kabupaten, pemeriksaan dokumen yang dipakai untuk memilah data serta jenis indikator-indikator yang dilaporkan ke propinsi dan pusat, dan wawancara mendalam untuk menggali penyebab rendahnya pemanfaatan. Responden adalah beberapa orang yang terlibat mengumpulkan, mengolah, mengkaji, dan memanfaatkan data KIA di kabupaten Purwakarta, propinsi Jabar, dan pusat.
Hasil penelitian menemukan bahwa penyusunan rencana program KIA di tingkat pusat lebih banyak nienggunakan angka-angka nasional dari pada data dan informasi kabupaten. Selain itu pemanfaatan data dan informasi KIA belum optimal di propinsi maupun kabupaten. Disamping itu dualisme sumber data, anggapan kurang baik tentang bekerja di pengelolaan data, kurang pengetahuan, lama bekerja yang relatif singkat, dan ketersediaan dana yang tidak mencukupi untuk pemeliharaan komputer merupakan faktor-faktor penghambat pemanfaatan data KIA.
Dalam mengoptimalkan pemanfaatan data dan informasi KIA di setiap tingkat administrasi kesehatan perlu dikembangkan penyusunan profil kesehatan ibu dan anak termasuk penyajian informasi dalam bentuk pemetaan. Penggalangan kerja sama antara unit teknis, unit pengelola informasi, Kantor Statistik, pihak ketiga (peneliti) akan membangun suatu jaringan kerja yang baik di bidang sistem informasi menghadapi faktor-faktor penghambat pemanfaatan data dan informasi KIA.

ABSTRACT
Evaluation of the Making Use of Data and Information of Maternal and Child Health (MCH) Collected in Purwakarta District in supporting the Program Planning of MCH in CentralThe issue of MCH is still a main problem which needs to be coped with among other health problems today in Indonesia. Efforts to accelerate the decline of mother's death rate (MMR) require accurate date and information and punctuality in deciding the ways to reach the program objectives required. There is however, some doubt about several data and information of MCH in Purwakarta District.
Data and information play an important part in making decisions for planning, monitoring, and doing evaluation. On another side, there are many constraints encountered in collecting data, analyzing, and changing data into ones which is applicable at maximum. Whereas the trand which often occurs is that there is incongruency between information required and the availability of data-input which is processed and disseminated. Considering the matter, it is necessary to put efforts to know the making use of data and information of MCH program which is collected in lower level, in this case Purwakarta District, in supporting the planning in central.
This research has the objective to obtain the information about the using of data and information of MCH which is collected in Purwakarta District in supporting the planning of MCH program in central, and the constraints of the using of the data. The research is qualitative, in which the data is obtained from observation of data completion of MCH in district level, verification of documents used to select data, kinds of indicators reported to province and central, and profounding interview to dig out the cause of poor application. Respondents are several people involved in collecting, processing, analyzing and applying data in Purwakarta District, West Java Province and central.
The findings of research indicate that the setting of the planning MCH Program in central applied more national figures than the data and information in distret. Besides that, the ambiguity of data sources, bad assumptions of working in data processing, lack of knowledge, relatively short work and the availability of funds which was not enough for computer maintenance were the constraints of data application of MCH.
In making of the optimum use of data and information of MCH in every level of health administration, it is necessary to develop the setting of the profile of Maternal and Child Health including the presentation of information in the form of mapping. The promoting of cooperation among technical unit, information administration unit, Statistics Office, and the third hand (researchers) will build good networks in the field of information system to cope with the constraints encountered in the making use of data and information of KIA.
"
Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>