Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174930 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haryono
"Penglihatan binokular yang normal adalah faal penglihatan maksimal yang dicapai seseorang pada penglihatan dengan kedua mata dan bayangan yang diterima setajam-tajamnya dapat diolah oleh susunan syaraf pusat menjadi satu bayangan tunggal ( fusi ) dan berderajat tinggi.( stereoskopis ) (1,2,3).
Penglihatan stereoskopis adalah derajat paling tinggi penglihatan binokular, yang merupakan kedalaman penglihatan atau lebih tepatnya persepsi kedalaman penglihatan binokular dimana dimungkinkan karena kedua mata melihat dari "vintage point" yang berbeda (4,5).
Oleh karena terpisahnya kedua mata di dalam bidang horisontal, maka kedua bayangan retina yang terbentuk menjadi sedikit berbeda. Hal ini menyebabkan disparitas bayangan retina yang akan memberi data penting untuk persepsi kedalaman penglihatan binokular. Agar terjadi penglihatan binokular yang normal, maka diperlukan persyaratan sebagai berikut : (1,2,3,5) fungsi tiap mata harus baik dimana bayangan benda jatuh tepat pada masing-masing bintik kuningnya. tidak terdapat aniseikonia. Fungsi dan kerja sama yang baik dari seluruh otot penggerak bola mata, dan susunan syaraf pusat mempunyai kemampuan untuk mensitesa kedua bayangan yang terbentuk tersebut menjadi bayangan tunggal.
Bila terjadi sedikit saja penyimpangan di atas,akan terjadi penurunan kwalitas penglihatan binokular (2,5).Sebagai salah satu syarat utama untuk terjadinya penglihatan binokular , tajam penglihatan harus baik yaitu 1.00 ( 6/6 ) dengan atau tanpa koreksi. Apabila terjadi gangguan penglihatan akibat kelainan refraksi, dimana bayangan jatuh tidak tepat di bintik kuning akan terjadi gangguan penglihatan binokular ( 7 ).
Tajam penglihatan yang baik,yaitu 6/6 tanpa koreksi pada emetropia dan dengan koreksi pada ametropia. Kelainan refraksi dapat berupa miopia , hipermetropia dan astigmat. Miopia sendiri menurut derajatnya dibagi menjadi miopia ringan (1 - 3 D), sedang (3 - 6 D), berat (lebih dari 7 D).(7).
Penderita yang ternyata mempunyai kelainan refraksi yang berbeda antara mata kanan dan kiri, dan setelah diberi kaca mata dengan ukuran yang tepat ternyata ia mengeluh kacamata tersebut tidak enak dipakai atau memberikan rasa pusing. Kelainan refraksi yang berbeda antara mata kanan dan kiri disebut anisometropia.(8,9,10,11)
Sloane membagi anisometropia menjadi 3 tingkat yaitu: (12).
1. anisometropia kecil, beda refraksi lebih kecil dari 1,5D.
2. anisometropia sedang, beda refraksi antara 1,5-2,5 D.
3. anisometropia besar, beda refraksi'lebih besar dari 2,5D.
Kelainan ini dapat terjadi dalam berbagai variasi antara lain satu mata emetropia sedangkan mata lainnya lagi ametropia atau keduanya ametropia. Kelainan ini sebagian' besar disebabkan oleh karena perbedaan perkembangan sumbu bola mata antara mata kanan dan kiri. Keluhan anisometropia akan lebih jelas lagi bila perbedaan tersebut lebih dari tiga dioptri,yang akan menyebabkan aniseikonia.(2,13).
Penderita dengan anisometropia sedang akan menyebabkan gangguan stereoskopis ( 12 ).
Duke Elder menuliskan bahwa perbedaan refraksi sebesar 0,25 Dioptri antara kedua mata akan menyebabkan perbedaan persepsi besar bayangan sebesar 0,5 % .Perbedaan besar bayangan yang masih dapat ditoleransi oleh manusia adalah sebesar 5 % (13).
Penilaian penglihatan stereoskopis dapat dilakukan dengan TNO Random Dots Test yang nilainya pada orang normal sebesar 40 detik busur .Karena anisometropia kecil tidak mampengaruhi penglihatan stereoskopis sedangkan anisometropia sedang mempengaruhi penglihatan stereoskopis ( 12 ) , sehingga timbul pemikiran untuk meneliti perbandingan penglihatan stereoskopis antara anisometropia kecil dan anisometropia sedang?"
1999
T58511
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mukhlizar Nirwan Samsuri
"Kesalahan ejaan dapat dibagi menjadi dua jenis, non-word errors dan real-word errors. Non-word errors adalah kesalahan eja yang tidak terdapat dalam kamus, sedangkan real-word errors adalah kata yang terdapat pada kamus tetapi berada pada tempat yang tidak tepat pada kalimat. penelitian ini berfokus pada koreksi ejaan untuk non-word errors pada teks formal Bahasa Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas tiga jenis struktur kamus untuk koreksi ejaan, antara lain kamus terdistribusi, kamus PAM (Partition Around Medoids), dan kamus menggunakan struktur data trie. Ketiga jenis kamus juga akan dibandingkan dengan kamus sederhana yang dijadikan sebagai baseline. Tahap pengurutan kandidat (ranking correction candidates) dilakukan dengan menggunakan dua variasi dari edit distance, yaitu Levenshtein dan Damerau-Levenshtein dan n-gram. Guna mendukung penelitian ini, dibangun dataset gold standard dari 200 kalimat yang terdiri dari 4.323 token dengan 288 di antaranya adalah non-word errors. Berdasarkan kombinasi tipe kamus dan edit distance, didapatkan hasil bahwa struktur data trie dengan Damerau-Levenshtein distance memperoleh accuracy terbaik untuk menghasilkan kandidat koreksi, yaitu 95,89% dalam 45,31 detik. Selanjutnya, kombinasi struktur data trie dengan Damerau-Levenshtein distance juga mendapatkan accuracy terbaik dalam memilih kandidat terbaik, yaitu 73,15%.

Spelling errors can be divided into two groups: non-word and real-word. A non-word error is a spelling error that does not exist in the dictionary, while a real-word error is a real word but not on the right place. In this work, we address the non-word errors in spelling correction for Indonesian formal text. The objective of our work is to compare the effectiveness of three kinds of dictionary structure for spelling correction, distributed dictionary, PAM (Partition Around Medoids) dictionary, and dictionary using trie data structure, with the baseline of a simple flat dictionary. We conducted experiments with two variations of edit distances, i.e. Levenshtein and Damerau-Levenshtein, and utilized n-grams for ranking correction candidates. We also build a gold standard of 200 sentences that consists of 4,323 tokens with 288 of them are non-word errors. Among the various combinations of dictionary type and edit distance, the trie data structure with Damerau-Levenshtein distance gets the best accuracy to produce candidate correction, i.e. 95.89% in 45.31 seconds. Furthermore, the combination of trie data structure with Damerau-Levenshtein distance also gets the best accuracy in choosing the best candidate, i.e. 73.15%."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Putri Zharfani Miftah
"Berdasarkan data Global Burden of Disease (GBD) tahun 1990 sampai 2017, diketahui terjadi peningkatan insiden keselamatan pasien sebesar 42% khususnya pada efek samping pengobatan. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) menyatakan persentase KNC dan KTC di Indonesia pada tahun 2015-2019 meningkat, masing-masing meningkat sebanyak 5%. Berdasarkan PMK 72 tahun 2016 penyelenggaraan pelayanan kefarmasian harus mengutamakan keselamatan pasien. Kejadian medication error merupakan salah satu insiden keselamatan pasien yang dapat berdampak pada kondisi pasien, kondisi tenaga kesehatan yang terlibat, dan ekonomi pada fasilitas kesehatan. Untuk menghindari kejadian medication error maka pelayanan kefarmasian perlu melakukan manajemen risiko. Tujuan dari penelitian ini yaitu memperoleh pencegahan medication error menggunakan desain Healthcare Failure Mode and Effect Analysis (HFMEA) pada Unit Farmasi Rumah Sakit X tahun 2024. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian operational research Hasil dari penelitian ini yaitu mengetahui faktor organisasi dan faktor tenaga kesehatan yang dapat menyebabkan medication error. Desain HFMEA dari penelitian ini menyimpulkan terdapat 7 penyebab kegagalan pelayanan kefarmasian dan 9 rencana aksi yang dapat diimplementasikan pada Unit Farmasi RS X untuk mencegah insiden medication error. 

Based on Global Burden of Disease (GBD) data from 1990 to 2017, patient safety incidents increased 42%, especially in treatment side effects. Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) states that the percentage of KNC and KTC in Indonesia in 2015-2019 increased 5%. Minister of Health regulations of 2016 Standards pharmaceutical services must prioritize patient safety. Medication errors are one of the patient safety incidents that can have an impact on the patient's condition, the condition of the health workers involved, and the economy of the health facility. To prevent medication errors, pharmacy services need to manage the risk. The objective of this research is to conclude prevention of medication errors using the Healthcare Failure Mode and Effect Analysis (HFMEA) design at the Pharmacy Unit of Hospital X in 2024. This study employs a qualitative approach within the operational research framework. The findings reveal organizational dan healthcare staff factors that contribute to medication errors. The HFMEA design from this study concludes with identifying 7 failure causes in pharmacy services dan recommend 9 action plans that can be implemented in the Pharmacy Unit of Hospital X to prevent medication error incidents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Santosa
"Faktor penyebab kesalahan pengobatan di RS Bros belum pernah dievaluasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan dalam pemberian obat di RS Bros khususnya dari peresepan, pendistribusian atau pemberian. Merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan melakukan analisis isi, tehnik pengambilan data dengan studi dokumen, wawancara mendalam dan observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan kasus kesalahan pengobatan yang tidak terlaporkan masih cukup tinggi, Faktor yang menentukan kesalahan pengobatan meliputi kesulitan pembacaan resep dokter oleh beberapa petugas farmasi.dan masih belum tersedianya beberapa kebijakan dan SOP. Diperlukan sosialisasi penulisan resep yang standar ,juga penyempurnaan kebijakan dan SOP untuk mencegah kesalahan pengobatan di RS Bros.

The cause of medication errors at Bros Hospital has not been evaluated. The purpose of this study was to determine the factors that lead to error in the implementation of medication administration at Bros Hospital, especially in prescribing, dispensing and administration. This qualitative descriptive study with content analysis using data capture techniques including review documents, in-depth interviews and observations. In this study unreported medication errors are still common. Determinant factors of medication errors were difficulties in reading prescription by pharmaceutical officers, policies and standard operating procedures were not available yet. We suggest socialization of standard prescribing method and improvement of policies and standard operating procedures in order to prevent medication errors at Bros Hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T39247
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firyal Fairuztsana Nugraha
"Hiperlipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid dan salah satu penyakit kronis yang sering dialami oleh masyarakat Indonesia dengan prevalensi 72,8%. Selain hiperlipidemia, gout adalah penyakit kronis yang sering dijumpai di Indonesia. Pasien dengan penyakit kronis terutama penyakit yang menimbulkan nyeri, umumnya harus mengkonsumsi obat dalam jangka panjang dan termasuk dalam kategori obat keras yang dapat diperoleh melalui resep dokter. Oleh karena itu, salah satu peran apoteker adalah melakukan pengkajian resep untuk memastikan pasien mendapatkan pengobatan yang tepat dan rasional serta menghindari terjadinya kesalahan dalam pelayanan kefarmasian dan medication error. Berdasarkan hasil pengkajian resep yang masuk di Apotek Roxy Ciledug mengenai terapi OAINS dan pengaruh OAINS terhadap penyakit hiperlipidemia dan gout, pada kajian administratif, resep memenuhi hampir semua aspek administratif, kecuali SIP dokter, alamat praktik dokter, dan nomor telepon dokter. Pada kajian farmasetik, resep memenuhi seluruh aspek dan persyaratan farmasetik. Pada kajian pertimbangan klinis, resep hampir memenuhi kriteria, namun terdapat masalah terkait obat, yaitu pemilihan dosis dan pemilihan obat yang dapat menyebabkan peningkatan risiko efek samping, yaitu terdapat interaksi mayor antara meloxicam dengan methylprednisolone dan pemilihan dosis meloxicam yang melebihi dosis maksimal per hari.

Hyperlipidemia is a disorder of lipid metabolism and one of the chronic diseases often experienced by Indonesians with a prevalence of 72.8%. In addition to hyperlipidemia, gout is a chronic disease that is often found in Indonesia. Patients with chronic diseases, especially diseases that cause pain, generally have to take drugs in the long term and are included in the category of hard drugs that can be obtained through a doctor's prescription. Therefore, one of the roles of pharmacists is to review prescriptions to ensure that patients receive appropriate and rational treatment and avoid errors in pharmaceutical services and medication errors. Based on the results of the review of incoming prescriptions at Roxy Ciledug Pharmacy regarding NSAID therapy and the effect of NSAIDs on hyperlipidemia and gout, in the administrative review, the prescription fulfilled almost all administrative aspects, except for the doctor's SIP, doctor's practice address, and doctor's telephone number. In the pharmaceutical review, the prescription fulfilled all pharmaceutical aspects and requirements. In the clinical consideration review, the prescription almost met the criteria, but there were drug-related problems, namely dose selection and drug selection that could lead to an increased risk of side effects, namely there was a major interaction between meloxicam and methylprednisolone and meloxicam dose selection that exceeded the maximum dose per day.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dheasandra Nur Azzahra
"Saat ini, peresepan antibiotik terhadap pasien anak-anak maupun orang dewasa di Puskesmas Kecamatan Pulogadung terbilang cukup tinggi. Namun, pemastian kesesuaian dosis antibiotik di Puskesmas Kecamatan Pulogadung masih dilakukan secara manual sehingga tidak efisien dari segi tenaga dan waktu. Selain itu, terkadang human error seperti ketidaktelitian menghitung dosis tidak dapat dihindarkan. Tugas khusus ini bertujuan untuk membantu pihak farmasi dalam mengkonfirmasi kesesuaian dosis antibiotik yang telah diresepkan oleh dokter melalui Google Spreadsheet yang dapat diakses secara mudah dan real time sehingga dapat mengefisiensikan waktu dan tenaga, serta meminimalisir terjadinya medication error terhadap pasien Puskesmas Kecamatan Pulogadung. Perhitungan kesesuaian dosis ini dibuat berdasarkan metode Clark serta memanfaatkan beberapa formula pada Google Spreadsheet diantaranya formula VLOOKUP dan IF. Penggunaan Google Spreadsheet ini dapat dilakukan dengan melakukan pengisian tabel yang tertera pada sheet berupa data pasien dan aturan pakai yang tercantum pada resep dokter. Hasil pengecekan otomatis akan menyatakan dosis tersebut sesuai yang ditandai dengan warna hijau yang berarti pemakaian obat perhari kurang dari dosis maksimum dan apabila dosis tidak sesuai maka ditandai dengan warna merah atau pemakaian perhari lebih dari dosis maksimum. Adanya Google spreadsheet cek dosis resep dapat diimplementasikan oleh Puskesmas Kecamatan Pulogadung untuk mengetahui kesesuaian dosis obat racikan yang telah diresepkan sehingga meminimalisir kemungkinan terjadinya medication error.

At present, the prescription of antibiotics for both pediatric and adult patients at the Pulogadung Sub-District Community Health Center is quite high. However, ensuring the appropriateness of antibiotic dosage at the Pulogadung Sub-District Community Health Center is still done manually, which is inefficient in terms of manpower and time. Moreover, human errors such as inaccuracies in dosage calculation are sometimes unavoidable. This specific task aims to assist the pharmacy in confirming the suitability of antibiotic dosages prescribed by doctors through a Google Spreadsheet that can be easily accessed and updated in real-time, thereby optimizing time and effort and minimizing the occurrence of medication errors for patients at the Pulogadung Sub-District Community Health Center. The dosage suitability calculation is based on the Clark method and utilizes several formulas in Google Spreadsheet, including the VLOOKUP and IF formulas. The Google Spreadsheet is used by filling in the table provided on the sheet, containing patient data and the prescribed usage instructions from the doctor's prescription. The automatic checking result will indicate whether the dosage is appropriate, marked with a green color, meaning the daily drug usage is less than the maximum dosage. If the dosage is not appropriate, it will be marked with a red color, indicating daily usage exceeding the maximum dosage. The implementation of this Google Spreadsheet for prescription dosage checks can be adopted by the Pulogadung Sub-District Community Health Center to verify the suitability of prescribed compounded drug dosages, thereby minimizing the possibility of medication errors."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ainun Nisa
"Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker ini membahas terkait medication error yang terjadi pada tahap peresepan di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo. Dalam penelitian ini peneliti menilai dari berbagai aspek antara lain dari segi kelengkapan administrasi, farmasetis, dan klinis. Kemudian dikelompokkan juga temuan yang terjadi tergolong Kejadian Nyaris Cedera(KNC), Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), atau Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan juga dilakukan grading risk untuk melihat tergolong minor, moderat, atau ekstrim temuan yang terjadi. Setelah dilakukan penentuan kategori kemudian dianalisa akar masalah untuk mengetahui penyebab masalah tersebut dari segi orang, mesin, bahan, lingkungan, dan juga prosedur. Penelitian ini dilakukan secara observasional dengan metode deskriptif dengan teknik random sampling dalam menentukan sampel resep yang diambil. Terdapat 6 (5.00%) medication error yang terjadi ketidaktepatan indikasi, ketidaktepatan dosis, ketidaktepatan obat, adanya alergi, adanya interaksi obat, dan adanya kontraindikasi. Dari hasil penelitian ini disarankan agar sebaiknya pendokumentasian tabel checklist pengkajian resep tetap terlaksana aktif, pelaporan insiden keselamatan pasien tetap selalu berjalan dengan baik dan ditindaklanjuti untuk memberikan pelayanan yang optimal terhadap pasien.
This Pharmacist Professional Work Practices Report discusses medication errors that occur at the prescribing stage at the Pasar Rebo District Health Center. In this study, researchers assessed various aspects, including administrative, pharmaceutical, and clinical completeness. Then the findings that occur are grouped into Near-Injury Events (KNC), Unexpected Events (KTD), or Non-Injury Events (KTC), and risk grading is also carried out to see whether the findings that occur are minor, moderate, or extreme. After determining the category, the root of the problem is then analyzed to find out the cause of the problem in terms of people, machines, materials, environment, and also procedures. This research was carried out observationally using descriptive methods with random sampling techniques to determine the recipe samples taken. There were 6 (5.00%) medication errors involving inaccurate indications, inaccurate dosages, inaccurate medications, allergies, drug interactions, and contraindications. From the results of this research, it is recommended that documentation of the prescription review checklist table should continue to be carried out actively, patient safety incident reporting should always run well and be followed up to provide optimal service to patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Saila Salsabila
"Tuberkulosis merupakan salah satu penyakit yang memiliki durasi pengobatan lama dan harus selalu dipantau kepatuhan konsumsi obatnya. Kesalahan dalam pengobatan sering terjadi pada terapi pasien antituberkulosis terutama pada kesalahan dosis. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan seorang Apoteker agar kesalahan dalam pengobatan dapat dihindari ialah dengan melakukan pelayanan farmasi klinik berupa pengkajian resep. Analisis dilakukan dengan metode kualitatif berdasarkan literatur dan bersifat observasional dengan pengambilan sampel secara retrospektif. Sampel ialah pasien Apotek Roxy Ciledug dengan resep obat antituberkulosis yang tercantum lebih dari satu (2-3 kombinasi obat) dengan aturan pakai yang tertera dengan jelas periode Juli 2022. Hasil pengkajian resep menunjukkan bahwa aspek farmasetik resep tercantum dengan lengkap namun aspek klinis masih membutuhkan data berat badan untuk analisis dosis OAT yang lebih akurat. Selanjutnya diketahui bahwa pasien tergolong dalam pengobatan TB tahap intensif kategori 1 tanpa konsumsi Pirazinamid. Hal ini mungkin terjadi akibat efek samping Pirazinamid pada pasien yaitu sifat hepatotoksik atau adanya kondisi khusus pada pasien seperti pascabedah atau faktor khusus lainnya.

Tuberculosis is a disease that has a long treatment duration and its compliance must be monitored. Medication errors often occur in antituberculosis patient therapy, especially dosage errors. Preventive measures that an apothecary can take so that the medication errors can be avoided are by carrying out clinical pharmacy services in the form of reviewing prescriptions. The analysis was carried out using qualitative methods based on literature and was observational with retrospective sampling. The sample is Roxy Ciledug Pharmacy patients with more than one prescription for anti-tuberculosis drugs (2-3 drug combinations) with clearly stated usage instructions for the period July 2022. The results of the prescription review show that the pharmaceutical aspect of the prescription is listed completely but the clinical aspect still requires data body weight for a more accurate OAT dose analysis. Furthermore, it was discovered that the patient was classified as being in the intensive stage of TB treatment category 1 without consuming pyrazinamide. This may occur due to side effects of pyrazinamide in patients, namely hepatotoxic properties or the presence of special conditions in patients such as post-surgery or other special factors."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rochimiah
"Berdasarkan Kepmenkes no 129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, standar pelayanan farmasi untuk tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat adalah 100 %. Kejadian kesalahan pemberian obat dari bagian farmasi di RS ?X? masih selalu muncul walaupun sudah ada Standar Prosedur Operasional (SPO). Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan melakukan analisis konten. Peneliti melakukan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Dari hasil penelitian didapatkan faktor penyebab kejadian kesalahan pemberian obat yang perlu diperbaiki adalah faktor supervisi terhadap pelaksanaan SPO, lingkungan kerja fisik, kelelahan, stress dan interupsi, beban kerja serta ketrampilan dan pengetahuan petugas.

Based on Kepmenkes No. 129 year 2008 about Minimum Service Standards Hospitals, pharmaceutical service standards for the absence of medication error occurrence is 100%. Incidence of medication errors in a hospital "X" pharmacy section was always appear despite existing Standard Operating Procedures (SOPs). The purpose of this research is to identify and analyze the factors that caused the error. This is a qualitative research method with content analysis. Researchers conducted in-depth interviews, observation and document review. From the results, the causes of medication error events that need to be improved is the supervision of the implementation of SPO factors, physical work environment, fatigue, stress and interruptions, workload and skill and knowledge workers."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T41900
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristianetta Poetri
"Dalam menulis bahasa Korea, kesalahan ejaan bahasa Korea yang dilakukan oleh penutur jati masih sering ditemukan. Penelitian ini berfokus pada analisis kesalahan ejaan bahasa Korea yang dilakukan oleh anggota grup NCT DREAM yang merupakan penutur jati bahasa Korea. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kesalahan ejaan bahasa Korea yang dilakukan oleh penutur jati bahasa Korea dalam grup NCT DREAM. Pertanyaan penelitian yang diangkat adalah bagaimana kesalahan ejaan dalam penulisan bahasa Korea yang dilakukan oleh anggota grup NCT DREAM pada postingan di X. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan berupa postingan anggota grup NCT DREAM di X pada Januari 2022 hingga Desember 2022. Hasil analisis menyatakan bahwa kesalahan tertinggi yang ditemukan pada postingan anggota grup NCT DREAM adalah kesalahan penggunaan spasi (51.75%) yang diikuti dengan kesalahan ejaan pada tingkat bunyi (28.95%), kesalahan ejaan pada tingkat suku kata (14.04%), dan kesalahan penggunaan tanda baca (5.26%).

In writing Korean, Korean spelling mistakes made by native speakers are still often found. This study focuses on analyzing Korean spelling errors made by members of the group NCT DREAM who are native speakers of Korean. This study aims to explain the Korean spelling mistakes made by Korean native speakers in the NCT DREAM group. The research question raised is how spelling mistakes in Korean writing are made by members of the NCT DREAM group in X posts. The research method used is descriptive analysis research method with qualitative approach. The data source used is the posts of NCT DREAM group members on X from January 2022 to December 2022. The results of the analysis state that the highest error found in the posts of NCT DREAM group members is spacing errors (51.75%) followed by spelling errors at the sound level (28.95%), spelling errors at the syllable level (14.04%), and punctuation errors (5.26%)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>