Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46395 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hilman Hitam
"BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengukuran tekanan bola mata merupakan hal yang panting pada pemeriksaan mata karena dapat dipakai untuk menilai salah satu parameter dinamika cairan akuos. Alat yang paling banyak dipakai mengukur tekananan bolamata pada saat ini adalah tonometer indentasi Schiotz dan tonometer aplanasi Goldmann (1).
Hasil pemeriksaan tonometri aplanasi Goldmann diakui paling teliti, hal ini disebabkan perubahan volume cairan akuos selama pemeriksaan sedikit sekali Yaitu ± 4,5 ul, sehingga dianggap hasil pemeriksaan tersebut tidak dipengaruhi oleh kekakuan
dinding bola mata (ocular rigidity) seperti halnya hasil pemeriksaan dengan tonometri indentasi Schiotz {2,3). Keadaan di atas menyebabkan tonometri aplanasi Goldmann menjadi rujukan dari pemeriksaan tonometri Schiotz. Sayangnya bila tidak digunakan dengan hati-hati dapat terjadi kerusakan epitel kornea akibat obat anestesi yang dipakai dan tersentuhnya kornea oleh alat tersebut. Dilaporkan bahwa pemeriksaan tonometer ini dapat pula menyebarkan infeksi seperti radang konjungtiva, hepatitis,
maupun penyakit AIDS melalui alat yang terkontaminasi (3).
Oleh karena itu kebutuhan terhadap alat yang dapat mengukur tekanan bola mata dengan teliti tanpa menyentuh kornea amat terasa. Baru pada tahun 1972 alat yang demikian diperkenalkan oleh Bernard Goldman yang disebutnya tonometer nonkontak (4). Pengukuran tekanan bola mata dilakukan dengan jalan meniupkan udara ke kornea, jadi tanpa menyentuhnya secara langsung. Penilaian tingginya tekanan bola mata dilakukan dengan mengamati pantulan cahaya dari kornea pada saat aplanasi terjadi, lalu diproses oleh komputer dan hasilnya disajikan dalam bentuk angka angka.
Penelitian di beberapa negara Barat memperlihatkan bahwa hasil pemeriksaan tonometri nonkontak tidak banyak berbeda secara bermakna dibandingkan tonometer aplanasi Goldmann pada tekanan bola mata yang normal (5). Akan tetapi penelitian pendahuluan yang dilakukan oleh Hitam (8) di Indonesia memperlihatkan keadaan yang sebaliknya. Dalam laporannya setelah memeriksa 20 penderita, ia menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna dari kedua cara pemeriksaan di atas, walaupun yang dilakukannya bukan suatu pemeriksaan tersamar ganda yang selama ini dianggap blebih ideal. Perbedaan hasil yang didapat dari beberapa penelitian di luar negri dibandingkan penelitian pendahuluan yang dikerjakan Hitam di Indonesia, mendorong penulis untuk melanjutkan penelitian pendahuluan tersebut dengan jumlah sampel yang lebih banyak disertai pemeriksaan yang lebih baik yaitu dengan milakukannya secara tersamar ganda.
Pada tekanan bola mata yang lebih tinggi ketelitian tonometer nonkontak berkurang (5). Seperti halnya tonometer aplanasi Goldmann, tonometer nonkontak tidak dapat dilakukan pada keadaan kornea yang tidak normal, penderita dengan fiksasi yang jelek, serta penderita yang tidak dapat bekerjasama (4,5)?
"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grariani Nufadianti
"Uveitis adalah inflamasi intraokular yang terjadi pada saluran uvea mata ataupun jaringan yang berada di dekatnya, diantaranya retina atau vitreous. Uveitis merupakan penyebab kebutaan nomor tiga di dunia dengan prevalensi tertinggi pada kelompok umur pekerja aktif 20-50 tahun . Selama ini diagnosis uveitis infeksi dan non-infeksi di Indonesia ditegakkan secara klinis dan didukung pemeriksaan serologi darah. Pemeriksaan antibodi pada cairan akuos dan serum serta marka genetik, khususnya HLA B-27 belum pernah dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan alternatif pendukung diagnosis klinis yaitu pemeriksaan deteksi molekuler HLA B-27 dan deteksi antibodi dengan perhitungan koefisien Goldmann-Witmer. Subjek penelitian adalah pasien uveitis aktif di Poliklinik Infeksi dan Imunologi RSCM Kirana yang berjumlah 79 orang. Berdasarkan koefisien Goldmann-Witmer, mikroba penyebab uveitis adalah Toxoplasma gondii dan virus Varicella zoster. Gen HLA-B27 ditemukan pada enam subjek penelitian dan terdapat kesesuaian dengan kasus uveitis non-infeksi tetapi belum dapat dibuktikan kemaknaannya secara statistik.
Uveitis is an intraocular inflammation which occurs on the uvea or its surrounding tissue such as retina or vitreous. Uveitis is known as the third major cause of blindness in the world with the highest prevalence is productive age group 20 50 years old . To date, infectious and non infectious uveitis stipulation in Indonesia is based on clinical examination and serology test. The aqueous and serum antibody titer measurement as well as genetic marker examination, especially on HLA B27, has never been done before. In this research we perform HLA B27 detection through molecular analysis and antibody titer measurement to know the Goldmann Whitmer coefficient. Sample size used in this research is 79 patients with active uveitis obtained from ldquo Poliklinik Infeksi dan Imunologi RSCM Kirana rdquo . The analysis of Goldmann Whitmer coefficient showed that the pathogens responsible for uveitis are Toxoplasma gondii and Varicella zoster. HLA B27 were found in six patients and there is similiarity between non infectious uveitis but this value does not have prove statistically. "
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Yasmin
"Salah satu masalah yang dihadapi oleh usaha kecil adalah permodalan. Diberlakukannya sistem bagi hasil, sebagai salah satu alternatif sistem kegiatan operasional bank, memberikan alternatif sistem pendanaan bagi usaha kecil. Data penelitian diperoleh dari Sobron, BPR, BPRS dan studi kepustakaan. Analisa pembiayaan dilakukan melalui analisa rasio laporan keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh secara cash jika menggunakan sistem pembiayaan bagi hasil. Keuntungan yang didapat usaha kecil jika menggunakan sistem bagi hasil (Syariah) adalah keuntungan non cash berupa kemudahan-kemudahan dalam sistem pembiayaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumual, Harry J.G.
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellya Thaher
"LATAR BELAKANG
Sklera merupakan jaringan ikat padat kuat yang saling berpotongan dalam berbagai arah. Susunan yang kuat ini menyebabkan sklera dipergunakan oleh banyak ahli untuk memperbaiki. keadaan patologis sklera yang lain. Sklera yang dipergunakan, seperti dianjurkan oleh Fred M. Wilson dapat berupa sklera yang segar atau sklera yang dipreservasi. Namun oleh karena sulit untuk memperoleh sklera yang segar, maka perlu dipikirkan bagaimana caranya melakukan preservasi sklera agar sklera itu dapat disimpan dengan baik dan tahan lama sehingga sewaktu-waktu dapat digunakan. Yang dimaksud dengan preservasi sklera ini adalah suatu sistem penyimpanan sklera yang bertujuan untuk menjamin kualitas jaringan dan memperpanjang waktu penyimpanan maksimum. Sistem penyimpanan ini hendaknya dapat memudahkan transportasi dan mengurangi kemungkinan terjadinya kontaminasi jaringan yang dipreservasi. Sulitnya mendapatkan sklera yang segar menyebabkan para Ahli berusaha melakukan berbagai cara preservasi seperti :
a) Preservasi dengan menggunakan gliserin dan molekul sieve yang dilakukan menurut metode King,
b) Preservasi dengan alkohol,
c) Preservasi dengan pembekuan,
d) Preservasi dengan silica-gel.
M. Nakazuma (1984) berhasil mengobati stafiloma sklera pasca trauma dengan sklera yang sangat tipis pada seorang pasien Ehlers Danlos Syndrome, tipe V1 dengan sklera yang dipreservasi. Von Payrau dan Remky {1961) melaporkan keberhasilan mereka menggunakan sklera yang dipreservasi dengan silica gel untuk operasi sklerektasi, skleritis, dan skleromalasia serta operasi ablasi retina secara aman. Penggunaan lain sklera yang dipreservasi adalah untuk :
a) penghambat miopia tinggi,
b) operasi retraksi kelopak mata,
c) sebagai implan sekunder pada beberapa kasus yang menunjukkan terjadinya ekstruksi implan pada pasien pasca enukleasi,
d) perforasi sklera pada skleromalasia.
Melihat banyaknya kegunaan sklera yang dipreservasi untuk tujuan klinis, maka perlu diusahakan bagaimana caranya agar sklera yang berasal Bari donor mata Srilangka atau donor lokal dapat dimanfaatkan untuk tujuan klinis tersebut. Hal ini tentu dapat dicapai apabila sklera tersebut dapat dipreservasi dengan baik sehingga pada waktu diperlukan dapat diambil dari Bank Mata.
Pada uraian di atas telah dikemukakan bahwa sklera segar sukar diperoleh sehingga perhatian harus diarahkan kepada usaha-usaha untuk melakukan preservasi sklera sehingga jaringan sklera itu dapat disimpan untuk sewaktu-waktu diperlukan dapat digunakan bagi berbagai keadaan patologis sklera yang memerlukan "graft sclera". Untuk itu penulis merancang suatu eksperimen untuk melakukan preservasi sklera terhadap sklera yang berasal dari mata donor Srilangka dan donor local
Dari berbagai cara preservasi sklera yang dapat dilakukan, penulis membatasi pada cara preservasi dengan menggunakan alkohol dan dengan cara pendinginan. Selanjutnya, dari kedua cara preservasi sklera yang dilakukan itu, penulis merumuskan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, yaitu : Apakah ada perbedaan hasil preservasi sklera yang dilakukan dengan penggunaan alkohol dengan hasil preservasi sklera yang dilakukan dengan penggunaan larutan ampisilin pada suhu L0C.
"
1989
T 9094
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronal Balderima
"Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia telah membuka peluang bagi Unit Usaha Syariah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan mengubah layanan Unit Usaha Syariah menjadi Bank Umum Syariah. Pendirian tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya dengan melalui metode konversi dan metode spin off. Bank Syariah ABC menggunakan metode konversi sedangkan Bank Syariah XYZ menggunakan metode spin off. Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah ketentuan pengaturan pendirian Bank Syariah ABC hasil konversi dan pendirian Bank Syariah XYZ hasil spin off kemudian pelaksanaan atas kedua ketentuan tersebut serta akan memperbandinkan pendirian antara Bank Syariah ABC dan Bank Syariah XYZ. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian normatif yang bersifat deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Pengaturan mengenai kedua metode pendirian tersebut diatur dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Bank Syariah dan Peraturan Bank Indonesia. Pelaksanaan dari kedua metode tersebut telah memenuhi ketentuan yang berlaku dan menghasilkan kesimpulan metode spin off relatif lebih baik dibandingkan dengan metode konversi.

Bank Indonesia through Bank Indonesia Regulation has opened an opportunity for Sharia Unit to improve services to the community by changing the Syariah Business Unit services to Islamic Banks. The establishment can be done in various ways, including through the conversion method and the method of spinoffs. ABC Islamic Bank using the method of conversion while the Islamic Bank XYZ using the method of spin-offs. The principal problem in this research is the establishment of provisions setting the conversion of ABC Islamic Bank and the establishment of Islamic Bank XYZ spin off and then implementing the results of the two provisions and would compare establishment of the Islamic Bank and ABC Islamic Bank XYZ. The research method is a method of normative descriptive research. The type of data used are secondary data. Settings on both methods of establishment are set out in Law No. 21 of 2008 concerning the Islamic Bank and Bank Indonesia Regulation. The implementation of both methods have been complied with applicable regulations and produce conclusions spin off method is relatively better than the method of conversion."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
S25005
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Amirsyah Z.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S34428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waluyo Jatirama
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S40915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wijasena Sutrisno
"Penggunaan Alat pengering pada dunia pertanian menjadi salah satu komponen yang sangat penting. Hal ini dikarenakan dalam pertanian terdapat "Grain Post-Harvest Processing" yang merupakan pasca proses yang terpenting setelah masa panen. Dirnana pada masa ini hasil panen melimpah ruah dan sistem "Grain Post-Harvest Processing" merupakan solusi yang tepat untuk menghindari panen menjadi rusak (baik pengurangan kuantitas volume beras maupun kualitasnya) akibat penyimpanan saat padi masih memiliki moisture content yang berlebihan.
Pada tugas Akhir ini penulis bermaksud menganalisa alat pengering re-circulatory batch yang telah ada kemudian dibandingkan dengan hasil modifikasi sistem ducting udara panas dari alat yang sama untuk melihat mana yang lebih baik perfomansinya, dengan melihat analisa distribusi tekanan statik, kecepatan dan temperatur pada ruang pengeringan. Metoda yang digunakan penulis yaitu aplikasi simulasi CFD. Dilihat dari hasil analisa, didapatkan bahwa alat pengering recirculatory batch yang telah dimodifikasi lebih baik bila dibanding alat pengering recirculatory batch original dari sisi distribusi tekanan statik = 73 %, kecepatan = 93.4 % maupun temperatur = 72.9 %.

The Usage of Dryer at agriculture world become one of the very important component. This matter because of in agriculture there are "Grain Post-Harvest Processing" representing all important process after a period of Harvest. Where at this period a crop harvest abundance and system "Grain Post-Harvest Processing" are correct solution to avoid crop become to broken (goodness reduction of rice volume amount and also it quality) because of depository of paddy that still have abundant moisture content.
At this Final Research, writer have a purpose to analyse re-circulatory batch dryer original then compared to result of system modification of hot air ducting in the same dryer type to see which are more better, by seeing analysis pressure static distribution, temperature distribustion and speed distribution at dryer room. Method that used by writer is application simulation of CFD. Seen from result of analysis, is known that recirculatory batch dryer which have been modified better than recirculatory batch original of pressure static distribution = 73 %, speed distribution = 93.4 % and also temperature distribution = 72.9 %.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>