Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 120113 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nelly Wulansari
"Sejak tahun 1999, RS Kanker "Dharmais" telah menggunakan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMKA). Sistem informasi ini merupakan paket sistem informasi yang dibuat oleh Departemen Kesehatan R.I. Namun walaupun telah ada SIMKA, RSKD masih mengalami beberapa masalah dalam menangani data kepegawaiannya, antara lain adanya duplikasi data, data yang tidak akurat dan juga data yang tidak lengkap.
Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap pemanfaatan SIMKA di RSKD untuk mengenali penyebab masalah tersebut dan mencarai cara pemecahan masalah yang tepat. Penelitian ini dimulai dengan menentukan komponen-komponen yang berpengaruh dalam pemanfaatan SIM secara umum dan membobot derajat kepentingan komponen-komponen tersebut dengan menggunakan metode Proses Hirarki Analitik (PHA). Hasil pembobotan tersebut selanjutnya dijadikan dasar untuk melakukan evaluasi terhadap kondisi/kinerja komponen-komponen SIMKA di RSKD.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh komponen dalam pemanfaatan SIMKA di RSKD berada dalam kondisi yang lemah. Dengan hasil ini maka disarankan untuk melakukan perrbaikan terhadap seluruh komponen SIMKA itu sendiri dengan melibatkan semua pihak terkait. Dan hal yang paling mendasar adalah membangun pemahaman akan pentingnya arti SIMKA bagi rumah sakit.

Since 1999, Dharmais Cancer Hospital has been using Human Resources Management Information System called SIMKA. This system is made by Ministry of Health of Republic of Indonesia. Nevertheless, Dharmais Cancer Hospital still have some problems of taking it human resources datas in hand, such as, duplication datas, inaccurate datas and also uncompleted datas.
In accordance with that problems, this study is to aim at evaluating the utilization of SIMKA in Dharmais Cancer Hospital. This evaluation means to find the sources of those problems and also find its solution. The step of the research began with ascertaining the components of a Management Information System in general and then make the rank of those components by using Hierarchical Analytical Process Method. The result of this step will be used as the foundation in evaluating the condition of the component in accordance with the utilization of SIMKA at Dharmais Cancer Hospital.
Results show that all of the components of the utilization of SIMKA at Dharmais Cancer Hospital laid in weak conditions. With these results, the recommended solution is totally improvement of all components of SIMKA by involving all related parties in hospital. And the most importance thing is to developed the perception of how important SIMKA is to the hospital.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Rosidati
"Saat ini di Indonesia banyak ditemukan penyakit degeneratitf Termasuk ke daiam penyakit degenexatif atau tidak menular (PTM) ini adalah kanker. Penyakit kanker saat ini menjadi penyebab kematian keenam di Indonesia berdasarkan data dari SUl'VCi Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2002. (Depkes, 2003) Di Asia sendiri, sepuluh besar jenis kanker yang umumnya ditcmukan adalah paru-paru, payudara, hati, colorectal, servix, perut, kelenjar getah bening, nasopharinx, leukemia, dan ovary.(www.kesreQro.info, 2006).
Berbagai upaya untuk menurunkan angka kejadian penyakit kanker yang telah dilakukan selama ini belum mencapai hasil yang maksimal. Salah satu permasalahan yang dihadapi dalam upaya penanggulangan kanker di Indonesia, adalah sistem peneatatan dan registrasi bclum memadai (Bustan, 2000).
Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) sebagai rumah sakit pusat kanker, tenlu diharapkan mampu menj adi panutan dalarn dalam upaya pengobatan dan penanggulangan penyakit kanker. Selain itu, RSKD juga diharapkan mampu menjadi pusat penclitian khususnya bagi penyakit kankcr. Untuk mendukung upaya pelayanan kesehatan ini, maka berbagai data yang dihasilkan dalam pelaksanaan pelayanan keschatan di rumah sakit perlu dicatat dan dikelola dengan baik sehingga mampu menghasilkan informasi yang bermanfaat.
Sistem informasi kanker ini dirancang dengan tujuan imtuk menghasilkan prototype aplikasi komputer dan basis data yang mampu menampung berbagai informasi rekam medis dan mampu menghasilkan indikator kanker bagi Rumah Sakit Kanker Dharrnais. Penelitian ini dilakukan dalam rangkaian proses kegiatan pengumpulan data terhadap sistem yang sedang betjalan untuk dapat mendapatkan gambaran sistem yang sedang bexjalan, mengidentiiikasi mamlah dan mencari solusi terhadap masalah yang ditemukan. Pendekatan sistem digunakan untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan.
Pemecahan masalah dengan pendekatan sistem ini melalui beberapa tahapan yang disebut dengan sistem development We cycle. Data yang digunakan dalam sistem informasi kanker ini adalah data sensus hanan dari unit pendaftaran, unit rawat jalan, unit rawat inap, unit penunjang medis, serta data kodc pcnyakit. Data sensus ini merupakan data rutin yang harus dikumpulkan oleh tiap-tiap unit paling lambat pada hari berikutnya. Kode penyakit dilakukan jika pasien sudah selesai rnendapatkan pelayanan maupun sudah selesai menjalani proses rawat inap.
Keterlambatan dan ketidakakuratan data yang tetjadi selama ini masih menjadi kenclala utama dalam sistem informasi rekam medis di RSKD. Untuk itu, sistem informasi kanker ini juga dirancang untuk menanggulangi pemtasalahan tersebut. Data sensus harian dapat langsung dientry ke dalam aplikasi sistem infomtasi kanker.
Selanjutnya proses perhitungan dan pembuatan laporan juga langsung dilakukan di dalam aplikasi tcrscbut. Sehingga dapat mengurangi kesalahan dalam perhittmgan maupun rekapitulasi data yang selama ini dilakukan secara manual. Informasi yang dapat dihasilkan dari aplilcasi sistem informasi kanker ini adalah indikator kanker, indikator pelayanan rumah sakit, laporan rawat jalan, rawat inap, penunjang medis. Indikator kanker diperlukan untuk rnengetahui perkembangan penyakit kanker yang terjadi di RSKD.
Sementara indikator pelayanan rumah sakit dan berbagai bentuk laporan unit medis dan pcnunjang medis dapat menjadi indikator mutu pelayanan rumah sakit. Sistem informasi kanker ini dibangun dengan memperhatikan kebutuhan informasi masa datang. Pengcmbangan jangka panjang dapat dilakukan cukup dengan penambahan atau penyesuain dengan kebutuhan yang diperlukan di masa depan tanpa harus membongkar keseluruhan sistem yang ada.

Nowadays in Indonesia there are lots of degenerative diseases. One of degenerative disease or non communicable diseases is cancer. Based on Household Health Survey 2002, cancer is one of the death cause number six in Indonesia (Depkes, 2003). In Asia, the top ten cancers are lung cancer, breast cancer, liver cancer, colorectal, servix cancer, abdomical cancer, lymph cancer, nasopharing cancer, leukemia, and ovary cancer (www.kespro.info, 2006).
Many activities to decrease the cancer prevalence are done, but the result is still under the expectation. One of the problems of that is in the cancer record and registration, need to be improved (Bustan, 2000).
Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) as the central hospital for cancer is expected to be a model for curative and control the cancer diseases. Moreover, RSKD is expected also to be a research centre for cancer diseases. To support those objectives, data that has been collected during service activities in RSKD should be recorded and maintained, so that it can give good information.
Cancer information system was developed with the objectives re to have a prototype computer application and data base that can store all the medical record information; and cancer indicators for Rumah Sakit Kanker Dharmais. The research was done with the set of process data collecting to the system that is operating in the RSKD to have a description about the system, identification of problems and solution to those problems. The system approach methodology is used to solve the problems.
Problem solving using that methodology is through several steps, that is called system development life cycle. Data used in the cancer infomation system are daily census data from registration unit, out-patient unit, in-patient unit, medical support unit, and disease code data, Census data is a routine data should be submitted by each unit by the next day at the latest. Disease code should do if patient is complete get the service or done for hospitalization.
Delayed and inaccurate of data is the maj or on medical record information system in RSKD. In regards to that, the cancer information system is designed with those concems. Daily census data is directly entry to the application cancer infonnation system.
Atfer that, calculation process and report can be done in that application, so it can reduce miscalculation and recapitulation of data, which is done manually right now. The information from the application cancer information system is cancer indicators, hospital service indicators, out-patient report, in-patient report and medical support report. The cancer indicators are needed to know the movement of cancer diseases in RSKD.
Meanwhile the hospital sewice indicator and all the report form medical unit and medical support unit can be the indicator for quality of hospital services. Cancer information system is developed with give attention to the infomiation need for the future. Future developing of the system can be done by adding or adapting with the need in the fl.ltl.1I`C without destroys the whole system.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32077
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdaus Herliansyah
"Badan Kepegawaian Daerah BKD Provinsi Riau merupakan Organisasi Pemerintahan Daerah OPD yang memiliki tugas dan fungsi dalam pelayanan dan manajemen Aparatur Sipil Negara ASN di Provinsi Riau, seperti pelayanan administrasi kenaikan pangkat, pindah instansi, cuti dan pensiun. Dari Laporan Kinerja Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Riau tahun 2016 diketahui bahwa pencapaian peningkatan pelayanan manajemen ASN pada tahun 2015 realisasi yang tercapai 52.21 dari target 82, sedangkan di tahun 2016 target diturunkan menjadi 60 dari sebelumnya 84 dengan mempertimbangkan rendahnya pencapaian di tahun-tahun sebelumnya. Permasalahan yang saat ini dihadapi adalah masih ditemukannya data pegawai yang tidak konsisten, proses layanan yang lambat, dan banyaknya berkas yang menumpuk. Hal ini dikarenakan Sistem Informasi Kepegawaian yang ada saat ini hanya berfungsi menyajikan data kepegawaian secara elektronik, akan tetapi belum menyediakan fitur-fitur untuk mendukung proses pelayanan sehingga layanan kepegawaian masih berjalan secara manual. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan sebuah solusi berupa perancangan Sistem Informasi Manajemen ASN Provinsi Riau yang menyediakan fitur bagi ASN untuk mengajukan permohonan layanan ke BKD. Perancangan Sistem Informasi pada penelitian ini mengadaptasi metode pengembangan sistem SDLC yang dimodifikasi dan mengambil tahapan analisis dan desain. Pengumpulandata yang dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi dokumen yang menghasilkan system request yaitu kebutuhan untuk membuat data lebih akurat dan konsisten, mempercepat proses layanan, dan dapat diakses secara online. Dari kebutuhan tersebut maka diturunkan menjadi fungsi-fungsi di dalam sistem yangkemudian dimodelkan menggunakan UML sehingga dihasilkan fitur pengajuan layanan secara online, verifikasi melalui sistem, mengelola permohonan, dan pengaduan layanan. Sedangkan tahapan desain dalam penelitian ini menghasilkan human computer intercation design, data management design dan physical architecture layer design yang dirancang sesuai requirement yang didapatkan. Hasil perancangan Sistem Informasi yang dibuat juga memiliki manfaat Business Process Automation BPA seperti form input data yang konsisten, serta penghitungan SKP dan angka kredit fungsional secara otomatis. Sistem juga akan memberikan Business Process Improvement BPI dengan fitur permohonan online sehingga tidak lagi melalui pencatatan di Petugas Administrasi, dan juga adanya notifikasi apabila dokumen persyaratan tidak lengkap diunggah maka tidak bisa melanjutkan permohonan sehingga tidak perlu mengantarkan berkas ulang. Sistem juga akan memberikan Business Process Reengineering BPR dimana ASN dapat mengajukan layanan secara online tanpa harus datang ke kantor BKD dan membawa banyak berkas. Selain itu juga sistem memberikan Business Process Oppurtunity BPO berupa tersedianya layanan pengelolaan permohonan oleh ASN pengguna layanan sehingga bisa memantau perkembangan permohonannya, dan juga fitur helpdesk yang memungkinkan ASN mendapatkan kemudahan pengaduan dan informasi yang lebih baik mengenai layanan kepegawaian.

The Regional Civil Service Agency BKD of Riau Province is a Regional Government Organization OPD that has duties and responsibilities in the service and management of Civil Servant ASN in Riau Province, such as administrative services promotion, relocation agency, leave and retirement. From the Riau Civil Service Agency Performance Report of 2016, it is known that the achievement of Civil Servant management service improvement in 2015 reached the percentage 52.21 from the target 82 , while in 2016 the target was reduced to the percentage of 60 from 84 previously, considering the low achievement in the previous year. The problems currently encountered are the inconsistency of employee data discovery, the slow of service process, and the number of files that accumulate in the office space. This is because the existing Human Resources Information System only serves to present employee data electronically, but has not provided features to support the service process so that the personnel service is still running manually. To overcome these problems required a solution in the form of Management Information System Civil Servant of Riau Province that provides features for Civil Servant to apply for service to BKD. Information System that Designed in this research adapted method of development of modified SDLC system and take step analysis and design. Data collection is done through interviews, observations and document studies that result in system requests ie the need to make data more accurate and consistent, speed up the service process, and can be accessed online. From these requirements, it is derived into functions in the system which are then modeled using UML resulting in online service submission features, system verification, application management, and service complaints. While the design stage in this study produces human computer intercation design, data management design and physical architecture layer design designed according to the requirements obtained. The results of the design of Information Systems created also have the benefits of Business Process Automation BPA such as consistent data input form, and calculation of SKP and functional credit numbers automatically. The system will also provide Business Process Improvement BPI with online application feature so that it is no longer through registration in the Administration Officer, and also notification if the incomplete requirements document is uploaded then can not continue the application so there is no need to deliver the file again. The system will also provide Business Process Reengineering BPR where ASN can apply online without having to come to BKD office and carry multiple files. In addition, the system provides Business Process Oppurtunity BPO in the form of availability of application management services by Civil Servant service users so that it can monitor the progress of the request, as well as helpdesk feature that allows ASN to get complaints ease and better information about the service personnel."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Murdick, Robert G.
Jakarta : Erlangga , 1995
658.403 8 MUR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Murdick, Robert G.
Jakarta: Erlangga, 1997
658.403 8 MUR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Murdick, Robert G.
Jakarta : Erlangga , 1993
658.403 8 MUR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Agus Saputra
"Sistem manajemen keamanan informasi merupakan suatu kebijakan terintegrasi yang menjadi bagian dari keseluruhan manajemen organisasi untuk mengoperasikan, memantau, meninjau dan memelihara keamanan informasi dengan pendekatan risiko. Lebih jauh, penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem manajemen keamanan informasi di KPK dengan menggunakan pendekatan model CIPP (context, input, process, product). Penelitian ini menggunakan pendekatan interpretif dengan teknik pengumpulan data kualitatif melalui studi literatur, wawancara narasumber dan observasi untuk kemudian dilakukan elaborasi berdasarkan indikator-indikator dalam evaluasi menggunakan model evaluasi CIPP sebagai pedoman analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konteks sistem manajemen keamanan informasi di KPK telah diatur dalam regulasi internal yang telah disusun secara kolaboratif antar fungsi di KPK. Namun demikian pada implementasinya masih perlu pengembangan lebih lanjut terutama pada aspek pengembangan kompetensi pelaksana kebijakan. Pada dimensi evaluasi produk, sistem manajemen keamanan informasi masih dibutuhkan eksistensinya di KPK mengingat sebagai lembaga publik yang memiliki fungsi penegakan hukum, perlu dijamin kerahasiaan data dan informasi agar tidak jatuh kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

The information security management system is an integrated policy that is part of the overall management of the organization to operate, monitor, review and maintain information security with a risk approach. Furthermore, this study aims to evaluate the information security management system at the KPK using the CIPP model approach (context, input, process, product). This study uses an interpretive approach with qualitative data collection techniques through literature study, interview with informants and observations to then be elaborated based on the indicators in the evaluation using the CIPP evaluation model as an analysis guide. The results of the study indicate that the context of the information security management system at the KPK has been regulated in internal regulations that have been compiled collaboratively between functions at the KPK. However, the implementation still needs further development, especially in the aspect of developing the competence of policy implementers. In the product evaluation dimension, an information security management system is still needed to exist in the KPK considering that as a public institution that has a law enforcement function, it is necessary to guarantee the confidentiality of data and information so that it does not fall to irresponsible parties."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roostiati Sutrisno Wanda
"Permenkes 1575 tahun 2005 menyatakan, bahwa Pusdiklat SDM Kesehatan bertanggung jawab mengkoordinasikan seluruh pelatihan yang ada, guna meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dalam menunjang terwujudnya sumber daya manusia kesehatan yang profesional. Selain itu dalam Kepmenkes No.725/Menkes/SK/V/ 2003, Pusdiklat SDM Kesehatan bertanggung jawab dalam akreditasi dan sertifikasi pelatihan kesehatan serta institusi diktat kesehatan. Pusdiklat SDM Kesehatan sebagai institusi diklat kesehatan dilengkapi dengan fasilitas penunjang diklat berupa tempat untuk penyelenggaraan pelatihan yaitu fasilitas akomodasi dan ruang belajar. Pemanfaatan fasilitas penunjang diklat ini tidak hanya diperuntukan oleh Pudiklat sendiri tetapi dapat untuk unit program kesehatan serta instansi-instansi lain. Oleh karena itu Pusdiklat SDM Kesehatan masuk dalam aturan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) seperti tertera dalam PP nomor 7 tahun 2006 tentang jenis dan tarif atas jenis PNBP yang berlaku pada Departemen Kesehatan, sehingga laporan pemanfaatan fasilitas diklat harus terekam dan dilaporkan.
Pusdiklat SDM Kesehatan sebagai sebuah unit organisasi di jajaran Departeman Kesehatan tentunya bertujuan menjadi satu organisasi yang unggul di bidang pelatihan, sehingga segala informnasi yang berkaitan dengan kegiatan pelatihan tersedia. Tentunya informasi tentang pelatihan kesehatan diharapkan tersedia dan mudah didapat. Namun kenyataannya sampai saat ini tidak semua variabel tersedia datanya sehingga tidak dapat dikeluarkan infomaasinya, selain itu memerlukan waktu yang cukup lama untuk memperolelmya.
Penelitian pengembangan sistem informasi pemanfaatan fasilitas diklat di Pusdiklat SDM Kesehatan, menggunakan desalt" penelitian dengan pendekatan sistem untuk menyelesaikan masalah. Dengan Metode pendekatan sistem yang digunakan adalah system development life cycle yang meliputi beberapa tahapan yaitu entitas, langkah pengembangan sistem, langkah analisis sistem, langkah perancangan sistem dan pembuatan prototype. Sehingga menjadi kekuatan dalam Sistem Informasi Pemanfaatan Fasilitas Diklat. (SIMANFAS). Hasil analisis sistem dapat mengidentifikasi permasalahan yang ada dalarn sistem yang sedang berjalan serta altematif solusi pada level input, proses dan output.
SIMANFAS didesain untuk kemudahan input data dan otomasi proses pengolahannya menjadi informasi. Output yang dihasilkan berupa penjadwalan, laporan, tabulasi indikator pernanfaatan fasilitas diklat, dan grafik indikator pemanfaatan fasilitas diklat. Interpretasi lebih lanjut akan didapatkan trend pemanfaatan fasilitas diktat, sehingga dapat dilihat bulan apa saja pemakaian fasilitas penuh, jenis pengguna darimana saja yang banyak memakai fasilitas. Aplikasi SIMANFAS ini dapat menjadi alat manajemen dalam pengambilan keputusan, untuk pelayanan akomodasi, clan dapat memudahkan dalam perhitungan BOR dan SOR, untuk keperluan pelaporan Penerimaan Negara Bukan, Pajak (PNBP), serta laporan pemanfaatan fasilitas diklat. SIMANFAS ini diharapkan dapat dijadikan alat bagi pengelola institusi diklat kesehatan lainnya.

The regulation of the health minister number 1575", in 2005 declared that the center of training and education for the health of human resource is responsible to coordinate all training in order to increase the human resource capacity to support realization of professional the health of human resource. Moreover, in the health ministry decision number 725"Ythe Health Minister/ SK/V/2003, center for training and education of health human resource is responsible in accrediting and certifying on the health training and the health institution of training and education. Center for training and education of health human resource as an institution of the health training and education is completed of supporting facilities for education and training such as the location to hold a training that is accommodation facility and study room. The utilization of supporting facility of training and education as not only for themselves but also for the health programme unit as for other institution. Nevertheless, center for training and education of health human resource is included in regulation of Non Taxes State Revenue (PNBP) as mentioned in PP Number 7 2006 about types and tariff of kinds of PNBP which occur in the health department, so the report of training and education facility utilization must be recorded and reported.
Center for training and education of health human resource as unit organization among the health department aims to be one out standing organization in training line, in order to supply all information related with training activity. Not only available those informations must be easy to achieve. In fact, until now those informations are still hard to obtain. The research of information system development of training and education facility utilization at the center of training and education for the health of human resource is using design with approach system to solve problem. The approach system method used is system development life cycle which covers some phases, those are entity, system development, system analysis, system design and prototype making. Until they all become the power in the System of Information of Training and Education facility Utilization (SIMANFAS). The result of system analysis can identify the recent problem in system and alternative solution on level input, process and output. SIIVIANFAS is designed to easy the data input and automatic process tabulation to become information. The result output are scheduling, report, training and education facility utilization indicator tabulation and also training and education facility utilization indicator graphic. The application SIMANFAS can be management tools in the decision making, not only for accommodation service but also to easy calculation BOR and SOR, this also for non taxes state revenue report, training and education facility utilization report. This SI:MAN-FAS is expected to be a medium for other health training and education institution organizer.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34314
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delis Septianti Balgis
"Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit merupakan salah satu rumah sakit di daerah Jakarta Timur yang telah mendukung pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) DKI Jakarta, yaitu dengan cara mengimplementasikan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS). Saat ini RSKD Duren Sawit sedang dalam tahap penerapan keamanan informasi SIMRS berdasarkan ISO/IEC 27001. Hal tersebut selaras dengan adanya Peraturan Mentri Kominfo No.4 tahun 2016 tentang sistem standar manajemen pengamanan informasi untuk penyelenggaraan sistem elektronik. Namun berdasarkan hasil evaluasi indeks Keamanan Informasi (KAMI) dari Badan Siber dan Sandi Negara, penerapan keamanan informasi di RSKD Duren Sawit belum memenuhi standar keamanan informasi. Penyebab utama dari permasalah tersebut ialah belum adanya penerapan manajemen risiko yang belum mengacu pada standar keamanan informasi. Oleh karena itu, perlu adanya perancangan manajemen risiko keamanan informasi untuk SIMRS RSKD Duren Sawit. Penelitian ini menggunakan kerangka kerja ISO/IEC 27005 sebagai panduan dalam merancang manajemen risiko serta mendukung konsep umum yang ditetapkan dalam ISO/IEC 27001. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu primer dan sekunder. Pengumpulan data primer berdasarkan wawancara secara langsung di Bagian Pelaksanan SIMRS RSKD Duren Sawit. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan menganalisis dokumen internal RSKD Duren Sawit terkait SIMRS. Penelitian ini menghasilkan 7 skenario risiko yang akan diterima (accept) dan 62 skenario yang akan dikontrol (mitigate). Rekomendasi kontrol disusun dengan mengacu pada ISO/IEC 27002. Berdasarkan penelitian ini dapat meminimalisir dampak kerugian bagi RSKD Duren Sawit. Selain itu, dapat meningkatkan keamanan informasi pada SIMRS RSKD Duren Sawit yang sesuai dengan regulasi pemerintah, serta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan pihak manajemen demi peningkatan layanan SIMRS RSKD Duren Sawit.

Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Duren Sawit is one of the hospitals in the East Jakarta area that has supported the development of the Regional Health Information System DKI Jakarta (SIKDA), by implementing the Hospital Management Information System (SIMRS). Currently RSKD Duren Sawit is in the stage of implementing information security SIMRS based on ISO/IEC 27001. This is in line with the Regulation of the Minister of Communication and Information No. 4 of 2016 concerning the standard system of information security management for the implementation of electronic systems. However, based on the results of the evaluation of Indeks Keamanan Informasi (KAMI) from Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), the application of information security in RSKD Duren Sawit is not yet fulfilled information security standards. The root cause of these problems is because information security risk management does not refer to information security standards. Therefore, it is necessary to design an information security risk management for SIMRS RSKD Duren Sawit. This research uses the ISO / IEC 27005 framework as a guide in designing risk management and supports the general concepts from ISO / IEC 27001. Data collection will be divided into primary and secondary data. Primary data collection is based on direct interviews with Bagian Pelaksanan SIMRS RSKD Duren Sawit. Secondary data collection will be done by analyzing the internal documents of RSKD Duren Sawit related to SIMRS. This research produces 7 risk scenarios that will be accepted and 62 scenarios that will be controlled (mitigate). Control recommendations are prepared by referring to ISO/IEC 27002. Based on this research can minimize the impact of losses for the Duren Sawit RSKD. In addition, it can improve information security on the Duren Sawit RSKD SIMRS in accordance with government regulations and can be used as a material for consideration and management decision making for the improvement of SIMRS RSKD Duren Sawit service.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Barsasella
"Upaya mengimbangi peningkatan kebutuhan terhadap SDM Kesehatan adalah melalui peningkatan pendidikan. Pendidikan tinggi merupakan lanjutan pendidikan dari tingkat menengah, dimana sumber daya yang dihasilkan sudah semestinya memiliki kualitas/mutu yang sanggup bersaing di dunia kerja. Institusi pendidikan kesehatan dapat secara efektif membantu mengurangi prevalensi perilaku kesehatan berisiko di kalangan mahasiswa dan memiliki pengaruh positif pada kinerja akademik mahasiswa. Mutu pendidikan mengandung tiga komponen penting yaitu kualitas luaran, kualitas cara/proses penyampaian, dan daya tarik khusus/citra umum institusi, ketiga dimensi tersebut dapat dijabarkan ke dalam banyak dimensi butir mutu. Akreditasi BAN-PT terhadap STIKES PHI untuk Jurusan S1 Kesehatan Masyarakat berdasarkan Keputusan BAN-PT No: 031/BAN-PT/Ak-XIV/S1/X/2011 memiliki peringkat C dengan nilai 250 (BANPT, 2011). Jurusan D3 Keperawatan belum terakreditasi BAN-PT dan hanya memiliki akreditasi dari Dinas Kesehatan dengan nilai B. Hal ini disebabkan sistem manajemen mutu belum terintegrasi dimana tidak ada komunikasi data dan koordinasi antar unit, sehingga monitoring dan evaluasi internal (monevin) kurang berjalan.
Tujuan studi ini untuk membangun model sistem informasi manajemen mutu (SIMM) berbasis administrasi akademik. Studi menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengembangan SDLC dengan pendekatan RAD yaitu system prototyping. Penelitian dilakukan di STIKES PHI, melibatkan Mahasiswa, Dosen, Ketua STIKES, Unit Akademik, Unit Kemahasiswaan, Unit Keuangan dan Kepegawaian, Unit Penjaminan Mutu. Hasil penelitian yaitu adanya masalah input, proses dan output. SDM, sarana dan alat serta sistem informasi yang kurang memadai turut menjadi penyebab terhambatnya manajemen mutu. Aplikasi SIMM dirancang berbasis administrasi akademik untuk kecepatan akses dan menyediakan informasi, alat bantu monevin mutu STIKES. Desain SIMM memberikan kemudahan pada input, proses dan output secara otomatis dengan cepat dan tepat dimana through put time dari entry, proses dan reporting berkurang sampai > 80%. Desain SIMM menghasilkan data backup borang akreditasi BAN-PT, dimana data backup merupakan butir-butir borang akreditasi yang diakomodir yaitu Standar 3, Standar 4, Standar 5, Standar 6, dan Standar 7 dengan pemilihan variabel yang dapat dikuantifikasi.

Efforts to compensate for the increased demand for health human resources is through increased education. Higher education is the education of advanced secondary level, where resources are produced should have the quality that can compete in the working world. Health education institutions can effectively help reduce the prevalence of health-risk behaviors among students and have a positive influence on students' academic performance. Quality of education contains three important components of quality outcomes, quality way or delivery process, and the special attraction or general institutional image, the third dimension can be translated into many dimensions of quality grain. BAN-PT accreditation against STIKES S1 PHI to the Department of Public Health Decree No. BAN-PT: 031/BAN-PT/Ak-XIV/S1/X/2011 has a rating of C with a value of 250 (BAN-PT, 2011). Diploma of Nursing majors have not been accredited by BAN-PT and only has accreditation from the Department of Health with grade of B. This is due to the quality management system has not been integrated where there is no data communication and coordination between the units, so that the internal monitoring and evaluation (Monevin) walk less.
The purpose of this study to establish a quality management information system model (SIMM)-based on academic administration. The study used a qualitative approach to SDLC development method with the RAD approach of system prototyping. The study was conducted in STIKES PHI, involving students, lecturers, STIKES Chairman, Academic Unit, Student Affairs Unit, Finance and Personnel Unit, Quality Assurance Unit. The result is a problem input, process and output. Human resources, facilities and equipment, and inadequate information systems has contributed to the delays in quality management. SIMM application is designed to speed access to academic administration and provide information, tools of quality Monevin of STIKES. SIMM is designed to provide convenience to input, process and output automatically quickly and precisely where the through put time of entry, processing and reporting decreases by> 80%. SIMM design produces a data backup BAN-PT accreditation forms, where data backup is a grain of accreditation forms that accommodated the Standard 3 Standard 4 Standard 5 Standard 6 Standard 7 and the selection of variables that can be quantified.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38431
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>