Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26429 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cahya Sutowo
"Pemakaian cerium telah lama dikenal sebagai unsur pembulat graft pada proses pembuatan besi tuang nodular. Unsur cerium banyak terdapat pada hasil limbah produksi timah dalam bentuk senyawa cerium oksalat, diharapkan cerium oksalat tersebut dapat terdekamposisi menjadi logam cerium pada temperatur yang relatif tinggi.
Pada penelitian ini unsur cerium yang digunakan dalam bentuk cerium oksalat dipadukan dengan unsur magnesium sebagai pembulat graft (noduliser). Variasi cerium oksalat yang ditambahkan adalah 0,117% tanpa magnesium, 0,092% dengan 0,006% Mg, 0,075% dengan 0,014% Mg dan 0,058% dengan 0,016% Mg. Hasil penelitian yang didapat yaitu bahwa penambahan cerium oksalat tidak mempengaruhi terbentuknya graft bulat, graft bulat yang terbentuk sebagai akibat pengaruh adanya unsur magnesium.
Semakin besar prosentase cerium oksalat yang ditambahkan, porositas semakin besar karena adanya gas - gas yang terperangkap demikian juga induksi yang timbul banyak mengandung oksigen yang berasal dari senyawa. oksalat. Kekuatan tarik terbesar mencapai 47 kg/mm2 dengan kekerasan 179 HBN, sifat mekanik yang dihasilkan cenderung menurun walaupun prosentasi cerium oksalat yang lambahkan meningkat sehingga pemakaian senyawa cerium oksalat tidak efektif untuk digunakan sebagai unsur pembulat graft."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14694
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Marta Nurjaya
"Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai pemanfaatan limbah penambangan timah telah berhasil mendapatkan cerium oksalat dengan kemurnian yang cukup tinggi. Daya serap industri terhadap cerium oksalat sangat rendah sehingga timbul pemikiran untuk memanfaatkan cerium oksalat ini sebagai unsur pembulat grafit. Dekomposisi cerium oksalat ini diharapkan menghasilkan logam cerium yang telah lama dikenal sebagai unsur pembulat grafit.
Penambahan cerium oksalat sebesar 0,025 persen dengan prediksi akan dihasilkan cerium sebanyak 0,009 persen akan dilakukan pada logam cair yang memenuhi spesifikasi FCD 600-3 sesuai standar JIS. Sebagal pembanding digunakan sampel yang hanya menggunakan unsur pembulat butir magnesium dari paduan ferrosilicon-magnesium.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan jumlah grafit bulat sebesar 18,75 persen dan tingkat kebulatan sebesar 12,5 persen. Kekuatan mekanis turun sebesar rata-rata sebesar 4,85 persen akibat peningkatan porositas dalam hasil coran sebesar 300 persen.
Cacat-cacat yang timbul lebih diakibatkan karena kurang lamanya waktu inokulasi dan pembulatan grafit serta tingginya penyusutan temperatur dalam ladel. Hal tersebut menyebabkan gas-gas dan oksida hasil reaksi tidak dapat keluar dari logam cair. Penggunaan ladel kapasitas besar diharapkan mampu dapat menghilangkan cacat-cacat yang timbul akibat penambahan cerium oksalat."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T10972
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Ismail
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian pengaruh austemper terhadap sifat mekanik besi tuang nodular. Hasil perlakuan panas ini umumnya disebut ADI (Austempered Ductile Iron). Tujuan melakukan austemper adalah untuk meningkatkan sifat mekanik dari besi tuang nodular dari kondisi as cast. Dalam pelaksanaan penelitian ini yang menjadi parameter adalah temperatur austemper 250°C, 300°C, 350°C dan 400°C dengan waktu tahan 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam dan 5 jam. Temperatur austenisasi tetap konstan 850°C. Kemudian dilakukan pengamatan mikrostruktur, uji tarik, kekerasan dan impak. Pada hasil penelitian tersebut sampel uji yang di heat treatment dengan temperatur austemper 250°C dan 300°C dan waktu tahan 1 s/d 3 jam, kekuatan tarik dan kekerasannya menurun. Elongasi dan kekuatan impaknya meningkat. Setelah waktu tahan mencapai 4 jam kekuatan tarik dan kekerasannya mulai naik, elongasi dan kekuatan impaknya menurun. Sedang dengan temperatur austemper 350°C dan 400°C kekuatan tarik dan kekerasannya mulai nampak naik, elongasi dan kekuatan impak mulai turun setelah diberi waktu tahan 5 jam. Hal ini terjadi karena austenit metastabil sudah mulai bertransformasi menjadi ferit dan cementit yang keras dan rapuh.
Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel uji yang mengalami austemper pada temperatur 300°C dengan waktu tahan 3 jam, mempunyai ketangguhan yang paling optimal. Sifat mekanik yang diperoleh adalah kuat tarik rata-rata 102,75 kgf/mm2, tegangan luluh rata-rata 66 kgf/mm2, elongasi rata-rata 8,4 % dan kekerasannya 352,4 HB.
"
Lengkap +
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S40802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Susilo Pristianto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41133
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S41132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriati
"ABSTRAK
Besi tuang merupakan material yang banyak digunakan sebagai bahan coran. Besi tuang komersil yang digunakan dalam manufaktur mempunyai kadar karbon 2,5 sampai 4%. Pada pengecoran besi ruang, apabila kadar karban belum memenuhi target maka dapat ditambahkan karburiser. Pertamina mempunyai karburiser yang merupakan hasil sampingan cracking crude oil ripe C-85 yang digunakan dalam penelirian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetaihui sejauh mana karburiser ripe C-85 berpengaruh pada pengecaran besi tuang dan mengetahui pada temperatur dan dengan metode apa karburiser ini efek untuk meningkatkan kadar karbon dalam besi tuang Serta efisiensi karburiser tersebut. Pengecoran besi tuang ini dilakukan dengan menggunakan dapur induksi fekuensi tinggi dengan kapasitas maksimum 15 kg. Sampel uji yang didapat dilakukan uji komposisi dengan menggunakan spectrometer.
Penelitian ini dilalukan dengan menggunakan parameter temperatur dan metode pemasukan karburiser. Temperatur yang digunakan adalah 1400° C, 1450° C, dan 1500° C. Metode yang digunakan adalah 1) karburiser ditabur langsung, 2) setengah logam cair dituang ke dalam ladel lalu karburiser dimasukan ke dalam dapur kemudian Iogam cair dikembalikan ke dalam dapur induksi, dan 3) seIuruh logam cair diruang ke dalam ladel lalu karburiser dimasukan ke dalam dapur induksi kemudian Iogam cair dikembalikan dapur.
Sebelum dituang karburiser didiamkan di daiam dapur selama 5 menit untuk memberikan waktu agar karbon dapar berdifusi. Penambahan karburiser diiakukan unluk meningkatkan kadar karbon sebesar 0,2%.
Hasil dari ugi komposisi menunjukkan bahwa secara umum temperatur yang baik saat pemasukan adalah 1500°C karena semakin tinggi temperatur semakin baik ketahaan karbon dakam kogam cair. Metode yang efektif untuk pemasukkan karburiser adalah metode 2 karena pada metode ini terdapat efek stirring (pengadukan tambahan) arau turbulensi. Hasil uji komposisi menunjukkan bahwa efisiensi karburiser C-85 bervariasi tergantung pada metode dan temperatur pemasukan.

"
Lengkap +
2001
S41399
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainulsjah
"Austemperer Ductile Iron yang dikenal ADI adalah besi tuang nodular yang telah mendapatkan perlakuan panas austemper. Tujuannya untuk meningkntkan sifatsifat mekanis dari besi tuang nodular. Dalam penelitian ini dilakukan penambahan unsur paduan 0,25% Mo dan 1% Ni terhadap besi tuang nodular, kemudian dilakukan perlakuan panas austemper pada komposisi G (tanpa paduan), dengan temperatur austenisasi 850°C dan 900°C waktu tahannya 60 menit dan temperatur austemper 350°C, 375°C dan 400°C waktu tahan 30 menit, Untuk komposisi C (paduan) dengan temperatur austenisasi 850°C dan 900°C waktu tahan 90 menit dan temperatur austemper 350°C, 375°C dan 400°C waktu tahan 120 menit. Kemudian dibandingkan antara kondisi saat as-Cilsi dengan setelah mengalami perlakuan panas austemper.
Dari hasil penelitian didapatkan adanya peningkatan sifat mekanis kekuatan tank untuk komposisi tanpa paduan antara (67-76)% dan kekerasan (40-54)%, sedangkan regangan mengalami penurunan (43-57)%. Pada komposisi paduan kekuatan tank meningkat (88-92)%, kekerasan (37-44)%, sedangkan regangan mengalami penurunan (I40-175)%. Dengan meningkatnya temperatur austenisasi, ketahanan impak akan meningkat (17)% pada komposisi paduan dull menurun (6)% pada komposisi tanpa paduan.

Austempered Ductile Iron know as ADI is ductile iron which has been austempered heat treated. The porpuse of the heat treated is to increase mechanical characteristics of ductile iron. In this research, additional alloyed factor of 0.25% Mo and 1% Ni towards the ductile iron, then austempered heat treated at G composition (non alloyed), at the austenitising temperature of 850°C and 900°C retained 60 minutes .ind austempering temperature of 350°C3375°C and 400°C retained 30 minutes. For C composition (alloyed) on the austenitising temperature 850°C and 900°C retained 90 minutes and austemepring temperature 350°C, 375°C and 400°C retained 120 minutes. The next step, comparing the as-cast to the after-austempering heat treated condition.
The result of research found that the increasing mechanical characteristics of tensile strength for non alloyed composition between (67-76)% and the hardness (40-54)%, while the elongation has decreased (43-57)%. At the alloyed composition, the strength of tensile increased (88-92)%, the hardness (37-44)%, lute the elongation has decreased (140-175)%. When the austenitising temperature in cases, the impact strength will increase (17)% at the alloyed composition, decrease (6)% at the non-alloyed composition.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T16732
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwit Sundoro
"Perkembangan ilmu logam dewasa ini semakin pesat seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat akan kualitas dari bahan logam itu sendiri serta dengan biaya yang murah. Penelitian mengenai berbagai teknik pengecoran maupun pembentukan material sudah menjadi lomba untuk sauna negara, terutama negara-negara maju. Demikian juga dengan Indonesia yang tengah memperbesar muatan lokalnya, seperti di bidang otomotif dengan program mobil nasional.
Peningkatan kualitas dari sifat bahan logam dimaksudkan untuk menghindari kegagalan unjuk kerja sebuah komponen mesin, juga untuk memperpanjang umur serta biaya perawatannya. Penyebab dari kegagalan biasanya antara Iain masalah keausan dan beban yang berlebihan.
Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas antara lain dengan memperbaiki teknik pengecorannya. Penambahan unsur-unsur paduan ke dalam ladle dimaksudkan untuk mendapatkan struktur mikro dan sifat mekanis tertentu dari besi hasil cetakan. Untuk mendapatkan suatu hasil yang memiliki sifat mekanis dengan kekuatan tarik dengan regangan yang tinggi maka dipergunakan besi tulang nodular dengan mencampurkan magnesium, kalsium, atau serium kedalam cairan logam.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa kekuatan tarik dan kekerasan dari besi tuang nodular yang dibuat. Dari hasil yang diperoleh dengan melakukan serangkaian pengujian yaitu dengan perlakuan panas, apakah bahan tersebut dapat dipergunakan untuk mengantikan material dari suatu komponen mesin seperti crankshaft, dengan kualitas yang relatif sama dan harga yang lebih murah. Sifat mekanis dari besi tuang nodular lebih baik dari besi tuang lainnya.
Pengujian yang dilakukan yaitu dengan melakukan pengujian tarik, kekerasan , impak dan struktur metalografi. Pembuatan sampel uji menggunakan standar ASTM. Besi tuang yang telah dilakukan perlakuan panas austomper dinamakan ADI (Austempered Ductile Iron) yang kekuatannya setara atau malah lebih tingi dari baja tempa. Pengaruh perlakuan panas baik dengan austenisasi maupun austemper akan merubah sifat mekanis material. Pada perlakuan panas dengan temperatur tertentu perubahannya signifikan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Dikarenakan sifat ADI yang lebih baik dari baja tanpa (baik kekuatan maupun biaya pengerjaan), maka materiaI ini dapat digunakan untuk menggantikan komponen-komponen mesin, maupun komponen yang memerlukan kekuatan yang Komponen mesin yang dapat digantikan dari hasil penelitian ini antara lain adalah crankshaft."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>