Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155814 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arlinsyah
"Sampah atau limbah padat menghasilkan leachate, cairan yang berwarna hitam akibat dari proses dekomposisi atau penguraian sampah. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya leachate adalah kadar air yang terdapat di dalam sampah, ketersediannya air hujan dan air tanah. Sedangkan kualitas leachate dipengaruhi oleh karakteristik dan jenis sampah, ketersediaan air yang masuk, proses dekomposisi dan cara pengelolaan TPA.
Bila tidak ditangani dengan baik, leachate dapat mencemari air tanah dan air permukaan, oleh karenanya perlu diketahui bagaimana kuantitas dan kualitas leachale yang dihasilkan oleh sampah tersebut dengan tepat sehingga pengelolaan leachate pada fase bentukannya dapat diatasi dengan baik. Keseimbangan air dalam sampah dapat digunakan untuk menghitung pembentukan leachate di tempat pengumpulan sampah Kampus Universitas Indonesia, Depok, yaitu dengan menghitung air yang digunakan dalam reaksi pembentukan gas, menghitung air yang menguap selama proses penguraian sampah, menghitung pembentukan volume leachate, dan mengevaluasi kualitas leachate selama proses dekomposisi sampah.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental di laboratorium, dengan cara membuat kotak percobaan tembus pandang yang diisikan dengan sampah padat dari FTUI. Leachate yang ke luar ditampung dan diukur lalu dianalisis. Hasil perhitungan percobaan menginformasikan bahwa air yang digunakan dalam pembentukan gas pada proses dekomposisi sampah adalah sebesar 0.017 lb H2O/ft3 (0.271 kg H20/m3) hingga 0.025 lb H20/ft3 (0.399 kg H20/m3), selama percobaan. Sedangkan perkiraan air yang menguap adalah 0,0074 lb H2O/ft3 (0,1189 kg H2O /m3) sampai dengan 0,0049 lb H2O/ft3 (0,0784 kg H2O/m3). Volume pembentukan leachate cenderung menurun (decay), sejalan dengan pertambahan waktu. Total volume leachate yang terbentuk di awal percobaan sebesar 1.745 mili liter atau setara dengan 12 persen. Pada akhir percobaan volume leachale yang terbentuk sebanyak 5.143 mililiter atau setara dengan 34 persen. Hasil percobaan tersebut mengindikasikan bahwa fluktuasi volume leachate dipeugaruhi oleh air yang masuk. Proses pembentukan gas dan uap-air sangat kecil pengaruhnya dalam pembentukan volume leachate.
Kualitas leachate berupa pH, suspended solid dan COD yang dihasilkan meugindikasikan bahwa percobaan yang dilakukan sudah berada di antara fase ke-2 (anaerobic-acid phase) dengan fase ke-3 (anaerobic-intermediate methanogenic phase). Secara umum parameter kualitas yang dihasilkan masih dalamn taraf ideal atau masih di bawah standar Baku Mutu Limbah Cair, Keputusan KABAPEDAL, nomor. Kep-04/Bapedal/90/1995.

Garbage and solid waste produce leachate, a black liquid formed from its decomposition process. The leachate needs to be managed properly because if it didn't handled carefully it may polluted the water body. The principle of determination the leachate water by using water balancing system during composting process of garbage, determination of water balanced by measuring the sum of water used in gas formating process, the water evaporate in the process, leachate volume establishment and evaluating leachate quality along the process. The garbage used in this research comes from Faculty of Engineering, University of Indonesia, Depok.
This research was experimental research by using several box fill with garbage and measured by pH, suspended solid and COD produced. The type and characteristic of garbage, availability of the water inflow, decomposition process, garbage disposal management method and the period of garbage accumulation are assumed to influence water disappearance and leachate quality. It means there is an interrelation between the length of the time with leachate and vapor debit forming.
The empirical result inform that the water used in gas forming on decomposition process in the range of 0.017 lb H2O/ft3 (0.271 kg H20/m3) until 0.025 lb H20/ft3 (0.399 kg H20/m3), and evaporate water in the process is between 0.0074 lb H20/ ft3 (0.1189 kg H20/m3) and 0.0049 lb H20/ft3 (0.0784 kg H20/ m3). Leachate forming volume has a tendency to decrease decay along time. The study indicates diet leachate volume fluctuation determined by water- feeding. The water used in vapor and gas-forming process is not significant to determine leachate-forming process. Leachate quality, measured as pH, suspended solid and COD produced indicate that the study was between the second (anaerobic-acid) phase and the third (anaerobic-intermediate methanogenic) phase. Generally, quality parameter produced still in an ideal stage of KABAPEDAL indicators.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14699
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Keumala Banaget
"Sampah yang dihasilkan di lingkungan kampus Universitas Indonesia sebagian besar berasal dari gedung perkuliahan dan administrasi, sampah kantin, dan sampah halaman dari setiap fakultas. Karakteristik sampah yang dihasilkan dari gedung kuliah dan administrasi berbeda dengan sampah yang dihasilkan dari kantin dan halaman sehingga dalam proses pengumpulannya sebaiknya sampah-sampah tersebut dipisahkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui timbulan dan komposisi sampah yang dihasilkan di lingkungan kampus Universitas Indonesia dengan studi kasus FISIP, FE, dan FT.
Pemilihan fakultas-fakultas tersebut didasarkan pada jumlah mahasiswa pada fakultas tersebut yang paling banyak diantara fakultas lainnya dan juga ketiga fakultas ini memiliki masalah terkait sampah kantin yang dihasilkan. Dari data timbulan dan komposisi sampah yang didapat kemudian dapat diketahui banyaknya sampah yang dapat didaur ulang dari sampel sampah gedung dan kantin. Dari hasil pengukuran timbulan dan komposisi diketahui bahwa persentase sampah yang didaur ulang sebesar untuk 29% untuk sampah gedung dan 10% untuk sampah kantin FISIP; 38% untuk sampah gedung dan 9% untuk sampah kantin FE; dan 37% untuk sampah gedung dan 10% untuk sampah kantin FT.

Solid waste generation in Universitas Indonesia campus largely derived from the lecture and the administration buildings, canteen, and yard from each faculty. Characteristics of waste generation from the lecture and administration buildings were different from waste generation from the canteen and yard, so in collecting process, solid waste should be separated. This study aims to determine the solid waste generation and composition in University Indonesia campus, with case study Faculty of Social and Political Science (FISIP), Faculty of Economics (FE), and Faculty of Engineering (FT).
The selection of these faculties is based on the number of students which are the most among other faculties and also these faculties have problems related to canteen waste generation. From solid waste generation and composition data, we can find the amount of waste that can be recycled from the building and canteen waste. The results of composition and percentage of recycled waste measurements shows that 29% building waste and 10% canteen waste can be recycled in FISIP; 38% for building waste and 9% for canteen waste can be recycled in FE; and 37% for building waste and 10% for canteen waste can be recycled in FT."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46728
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Hermina Rudi
"Penelitian ini menggambarkan penerapan teori Planned Behavior (Fishbein & Ajzen, 1988) tcrhadap pcningkatan perilaku pada komunitas ibu-ibu dalam mendaur ulang sampah rumah tangganya.
Penelitian ini merupakan tindakan intervcnsi lanjutan dari intervensi yang pertama kali dilakukan karcna untuk mcmpcrtahankan pcrilaku yang sudah tcrbcntuk dan lebih jauhnya lagi untuk meningkatkan perilaku tersebut diperlukan tindakan intervensi yang terus menems. Sasaran intervensi adalah pengurus dari organisasi
Gerakan Peduli Lingkungan (GPL) yang telah terbentuk pada intervensi pertama kali, dan komunitas ibu-ibu di 4 RT, RT Ol s/d 04, RW 08 PPI sebagai change target yang merupakan percontohan dalam program intervensi lanjutan. Strategi
intcrvcnsi yang digunakan dalam program intervensi ini adalah tiga tcknik intervensi yang dikombinasikan, yaitu injimrmation, incentives dan community management.
Dari tindakan intcrvcnsi lanj utan ini mcnghasilkan 4 (cmpat) tim kadcr sosialisasi program GPL dalam mendaur ulang sampah rumah tangganya, kelengkapan peralatan untuk simulasi dalam program sosialisasi, community management yang dilengkapi dengan website (www.gp(@kavon.com) dan peningkalau pada komunitas ibu-ibu yang mendaur ulang sampahnya dari 36 yang belum mengompos terdapat 22 (61 ,1%) yang melakukan uji coba mendaur ulang sampah setelah dilakukan program intervensi. Dari penerapan teori Planned Behavior
dalam program intentensi ini ditemukan bahwa ada perbedaan determinan yang signiiikan antara komunitas ibu-ibu yang belum dan sudah mengompos. Pada komunitas ibu-ibu yang sudah mengompos, detenninan munculnya pcrilaku
mendaur ulang sampah rumah tangganya adalah detenninan norma subjektif
dengan beta 0.680 (p<0.05) sedangkan determinan munculnya perilaku tidak mendaur ulang sampahnya pada komunitis ibu-ibu adalah deterrninan sikap dengan beta 0.450 (p<0.05). Dan setelah dilakukan program intervensi, determinan Perceived Behavioral Control (PBC) menjadi determinan yang signitikan dalam munculnya perilaku mendaur ulang sarnpah organik pada komunitas ibu-ibu yang baru melakukan pengomposan dengan beta 0,717 (p<0,05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38390
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defiana Darmastuti
"Timbulan sampah di Tempat Rekreasi terus meningkat akibat pertambahan jumlah pengunjung wisata yang semakin meningkat setiap tahunnya. Ancol merupakan tempat rekreasi yang telah memiliki Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu TPST sebagai upaya mengurangi timbulan sampah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi daur ulang serta alur perjalanan material sampah daur ulang di TPST Ancol. Untuk pemerolehan data dapat dilakukan dengan pemilahan sampah sesuai SNI 19-3964-1994, wawancara serta survey lapangan. Dari pelaksaan penelitian diperoleh recovery rate berdasarkan literatur US EPA, 1994 adalah 89,94 , dan untuk nilai recycling rate berdasarkan literatur US EPA, 1994 adalah 20,17 walaupun nilai recycling rate dari penjualan material daur ulang mencapai 5,89. Keuntungan ekonomi yang diperoleh setiap harinya adalah Rp 131.900,- namun tidak termasuk keuntungan kompos. Perjalanan material daur ulang sampah, dimulai dari TPST Ancol, lapak besar, dan indsutri daur ulang. Residu sampah yang diperoleh di TPST Ancol, terdiri dari popok bayi, pembalut, tekstil, sterefoam, plastik kemasan, tisu, debu, kayu, serta ayakan kompos. Sedangkan upaya peningkatan daur ulang adalah dari segi kinerja TPST Ancol, pelaku daur ulang dan kualitas sampah yang dijual. Melalui nilai recycling rate eksisting menunjukkan TPST Ancol belum optimum mencapai nilai recycling rate yang seharusnya bisa diperoleh, sehingga pencapaiaan nilai ekonomi belum maksimum.

Solid waste generation amusement park continues to increase due to the increasing number of visitors are increasing every year. Ancol is a recreation place that has owned Material Recovery Facility MRF as an effort to reduce solid waste generation. This research was conducted to find out recycling rate with recycling of recycle waste material at Ancol s MRF. To obtain data can be done by sorting waste according to SNI 19 3964 1994, interview and observation. From the research, the recovery rate based on US EPA literature, 1994 was 89,94 , and for the recycling rate based on US EPA literature, 1994 was 20,17 although the recycling rate of recycled material sales reached 5,89. Economic profit earned per day is Rp 131.900, but excludes compost benefits. Flow of waste recycling materials, starting from Ancol s MRF, large stalls, and recycling industries. The waste residue obtained at the Ancol s MRF, consisting of baby diapers, bandages, textiles, sterefoam, plastic packaging, tissue, dust, wood, and compost sieve. While efforts to increase recycling is from the aspect of performance of Ancol TPST, recycling agents and quality of waste sold. Through the existing recycling rate, the Ancol TPST is not yet optimum to reach the recycling rate that should be obtained, so that the economic value is also not maximized.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Fatimah Azzahra
"Prinsip ekonomi sirkular yang memanfaatkan limbah agar dapat digunakan kembali sebagai bahan baku dapat membantu permasalahan manajemen sampah. Salah satu metodenya adalah menggunakan teknologi anaerobic digestion (AD) yang dapat mengolah sampah organik menjadi biogas dan digestat. Penerapan AD merupakan salah satu aspek dari sistem ekonomi sirkular karena berpotensi mengurangi masalah produksi limbah dengan menggunakan fasilitas produksi biogas untuk daur ulang menjadi sebuah produk. Hasil dari AD menggunakan substrat produk kelautan telah ditinjau dari beberapa riset. Namun, tinjauan mendalam khususnya hasil kelautan Indonesia masih diperlukan untuk pengembangan metana lebih lanjut, seperti jenis dan rasio pencampuran substrat untuk mengoptimalkan proses AD. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi implementasi limbah ikan menggunakan anaerobic digestion dalam ekonomi sirkular dengan menggunakan metode material flow analysis dan menganalisis nilai ekonomi yang dihasilkan dari pengelolaan limbah ikan berbasis anaerobic digestion. Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada kerangka kerja Circular Transition Indicator (CTI), dengan satu indikator yang digunakan yaitu close the loop berupa persentase sirkularitas material (material circularity). Hasil penelitian menunjukkan dengan jumlah sampah organik berupa limbah ikan dan digestat sampah sisa makanan sebanyak 0,3 kg, teknologi AD menghasilkan gas metana sebanyak 0,002 mL/grVS selama 7 hari dan tingkat sirkularitas sebesar 50%. Berdasarkan hasil analisis nilai ekonomi unit AD laboratorium rekayasa dan kualitas air, volume metana dapat dikonversi menjadi pengganti alternatif bahan bakar gas LPG sehingga dapat dihitung nilai ekonomis dari penelitian ini sebesar Rp194.000,00 yang juga merupakan biaya penghematan yang dihasilkan menurut Peraturan Menteri ESDM No. 28 tahun 2021 tentang Tentang Penyediaan dan Pendistribusian Liquefied Petroleum Gas. Menurut CTI, upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan tingkat sirkularitas, limbah ikan dapat dimanfaatkan untuk alternatif pakan ternak dan pupuk organik. Metode pemanfaatan tersebut tidak hanya meningkatkan tingkat sirkularitas, namun juga dapat mencegah dampak buruk terhadap lingkungan yang dapat disebabkan oleh sampah organik.

Circular economy principles that utilize waste so that it can be reused as raw materials can help with waste management problems. One method is to use anaerobic digestion (AD) technology which can process organic waste into biogas and digestate. The application of AD is one aspect of a circular economic system because it has the potential to reduce the problem of waste production by using biogas production facilities for recycling into a product. The results of AD using marine product substrates have been reviewed from several studies. However, an in-depth review of Indonesian marine results is still needed for further methane development, such as the type and mixing ratio of substrates to optimize the AD process. This research aims to analyze the potential for implementing fish waste using anaerobic digestion in a circular economy using the material flow analysis method and analyzing the economic value resulting from anaerobic digestion-based fish waste management. This research was carried out by referring to the Circular Transition Indicator (CTI) framework, with one indicator used, namely close the loop in the form of the percentage of material circularity. The research results show that with the amount of organic waste in the form of fish waste and food waste digestate of 0.3 kg, AD technology produces 0,002 mL/grVS of methane gas for 7 days and a circularity level of 50%. Based on the results of the analysis of the economic value of the engineering laboratory AD unit and water quality, the volume of methane can be converted into an alternative substitute for LPG gas fuel so that the economic value of this research can be calculated as IDR 194,000.00 which is also the cost savings generated according to the Ministerial Regulation ESDM No. 28 of 2021 concerning the Supply and Distribution of Liquefied Petroleum Gas. According to CTI, efforts can be made to increase the level of circularity, fish waste can be used as alternative animal feed and organic fertilizer. This utilization method not only increases the level of circularity but can also prevent negative impacts on the environment that can be caused by organic waste."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Septianty Magdalena
"Air lindi sampah merupakan salah satu konsekuensi dari adanya aktivitas landfilling di TPA yang mengandung senyawa organik dan anorganik serta beberapa bakteri patogen yang tinggi. Karakteristik air lindi dengan nilai COD tinggi dan rasio BOD/COD yang rendah menunjukkan air lindi bersifat non-biodegradable sehingga pengolahan air lindi secara biologis kurang sesuai. Proses Fenton merupakan salah satu metode oksidasi yang menghasilkan radikal hidroksil (•OH) untuk mendegradasi polutan organik dan meningkatkan nilai biodegradabilitas pada air lindi. Pada penelitian ini akan dikaji potensi kombinasi proses Fenton heterogen menggunakan katalis daur ulang dengan proses biologis untuk mengolah air lindi dari TPST Bantar Gebang. Proses Fenton akan memanfaatkan penggunaaan limbah padat yaitu abu terbang dan lumpur aluminium. Ada tiga tahapan utama pada penelitian ini yaitu screening katalis dari dua sumber limbah berbeda, eksperimen parametrik proses Fenton serta kombinasi hybrid proses Fenton dengan pengolahan biologis. Hasil penelitian menunjukkan abu terbang dapat dijadikan sebagai katalis proses Fenton hetrogen untuk mengolah air lindi. Hasil optimum dengan penyisihan COD 42,95% dan penyisihan DOC 42,99% dengan rasio biodegradabilitas DOC/TC 0,99 (fully biodegradable) didapatkan dengan kondisi operasional proses Fenton dengan konsentrasi katalis 2 g/L; rasio H2O2 1x; dan pH 3. Hasil proses Fenton sebagai pre-treatment pengolahan biologis menunjukkan air lindi yang diolah dengan proses Fenton dapat menaikkan biodegradabilitas pada air lindi. Pengolahan hybrid proses Fenton dengan pengolah biologis lumpur aktif menunjukkan penyisihan COD 65,23% lebih tinggi dan konsentrasi akhir DOC 538 mg/L lebih rendah daripada air lindi tanpa pengolahan pendahuluan dengan penyisihan COD 47% dan konsentrasi DOC pada akhir proses 887 mg/L.
.....Landfill leachate is one of the consequences of landfilling activities in landfills which contain high levels of organic and inorganic compounds and several pathogenic bacteria. The characteristics of leachate with a high COD value and a low BOD/COD ratio indicate that leachate is non-biodegradable so that biological treatment of leachate is not suitable. The Fenton process is an oxidation method that produces hydroxyl radicals (•OH) to degrade organic pollutants and increase the biodegradability of leachate. In this study, the potential for a combination of heterogeneous Fenton processes using recycled catalysts and biological processes to treat leachate from Bantar Gebang TPST will be studied. The Fenton process will utilize the use of solid waste, namely fly ash and aluminum sludge. There are three main stages in this research, namely screening catalysts from two different waste sources, parametric experiments with the Fenton process and a hybrid combination of the Fenton process with biological treatment. The results showed that fly ash can be used as a catalyst for the heterogeneous Fenton process to treat leachate. Optimum results with 42.95% COD removal and 42.99% DOC removal with a DOC/TC biodegradability ratio of 0.99 (fully biodegradable) were obtained with Fenton process operating conditions with a catalyst concentration of 2 g/L; ratio H2O2 1x; and pH 3. The results of the Fenton process as a pre- treatment for biological treatment show that leachate treated with the Fenton process can increase the biodegradability of leachate. Fenton process hybrid treatment with activated sludge biological processor showed 65.23% higher COD removal and 538 mg/L lower final DOC concentration than leachate without pre-treatment with 47% COD removal and 887 mg/L final DOC concentration at the end of the process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Abdurrohman
"Penelitian ini membahas pengelolaan sampah pada Kawasan perkotaan Purwokerto kabupaten Banyumas, dengan fokus pada strategi pengelolaan sampah berbasis Sumpah Beruang. Latar belakang studi ini adalah keberhasilan kabupaten Banyumas dalam pengelolaan sampah perkotaan yang sebelumnya telah mengalami berbagai tantangan darurat sampah pada Kawasan perkotaan Purwokerto. Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi pengelolaan sampah dengan konsep Sumpah Beruang terhadap minat masyarakat perkotaan dalam memilah sampah dari rumah serta peran stakeholder dalam keberlanjutan pengelolaan sampah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi lapangan dan analisis data.
Hasil penelitian menunjukan bahwa meskipun pengelolaan sampah pada kawasan perkotaan Purwokerto telah berhasil mengurangi ketergantungan pada tempat pembuangan sampah ahir sehingga upaya mencapai Zero waste to landfill dapat segera tercapai, masyarakat perkotaan Purwokerto belum melaksanakan perannya dalam memilah sampah dari rumah. Pemanfaatan hasil olahan sampah belum dimanfaatkan secara optimal sehingga PDU masih bergantung pada iuran masyarakat. Penelitian ini menemukan potensi ekonomi dan lingkungan yang belum dimanfaatkan secara utuh oleh stakeholder yang bersentuhan dengan pengelolaan sampah pada Kawasan perkotaan Purwokerto. Kesimpulannya untuk mewujudkan pengelolaan sampah yang berkelanjutan maka konsep Community Based Development harus dilaksanakan dan didukung dengan regulasi yang matang.

This study discusses waste management in the Purwokerto urban area, Banyumas district, with a focus on waste management strategies based on the Bear Pledge. The background of this study is the success of Banyumas district in managing urban waste which has previously experienced various emergency waste challenges in the Purwokerto urban area. This study aims to analyze waste management strategies with the Bear Pledge concept on the interest of urban communities in sorting waste from home and the role of stakeholders in sustainable waste management. This study uses a qualitative approach, data obtained through in-depth interviews, field observations and data analysis.
The results of the study show that although waste management in the Purwokerto urban area has succeeded in reducing dependence on final waste disposal sites so that efforts to achieve Zero waste to landfill can be achieved immediately, the Purwokerto urban community has not carried out its role in sorting waste from home. The utilization of processed waste has not been utilized optimally so that PDU still depends on community contributions. This study found economic and environmental potential that has not been fully utilized by stakeholders who are in contact with waste management in the Purwokerto urban area. In conclusion, to realize sustainable waste management, the Community Based Development concept must be implemented and supported by mature regulations.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifa Tariqa Imani
"Sampah telah menjadi sebuah permasalahan yang semakin tersorot untuk diselesaikan di Indonesia, serta rumah tangga merupakan sumber penghasil sampah terbesar. Layanan curbside recycling muncul sebagai solusi dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan juga memiliki peran yang penting dalam pengimplementasian ekonomi sirkular. Studi ini bertujuan untuk mengestimasi kesediaan membayar (WTP) rumah tangga atas layanan curbside recycling di DKI Jakarta, Indonesia, didukung dengan meneliti faktor apa saja yang memengaruhi kemauan rumah tangga untuk berpartisipasi dalam pemilahan sampah, kemauan rumah tangga untuk berpartisipasi dalam layanan curbside recycling, dan nilai WTP rumah tangga atas layanan curbside recycling. Dengan menggunakan metode valuasi kontingensi, ditemukan bahwa rata-rata rumah tangga bersedia membayar sebesar 107.265 rupiah (7,34 dolar AS) per bulan untuk layanan curbside recycling. Perempuan (gender) memiliki pengaruh positif terhadap kemauan rumah tangga untuk berpartisipasi dalam pemilahan sampah dan layanan curbside recycling. Untuk nilai WTP rumah tangga, perempuan (gender) memiliki pengaruh negatif, sementara pengeluaran rumah tangga dan perilaku pemilahan sampah memiliki pengaruh positif.

Waste problems have become one of the most critical issues that need to addressed in Indonesia, and households contribute the most to the national waste production. The curbside recycling service is introduced as a solution to household waste management, while it is also having an essential role in the circular economy implementation. This study aims to estimate the households' WTP value for the curbside recycling service in Jakarta, Indonesia, supported by the assessment of factors affecting the households' willingness to participate in the waste separation activity, the households' willingness to participate in the curbside recycling service, and the households' WTP value for the curbside recycling service. Using a contingent valuation method (CVM), we found that households' average WTP value for the curbside recycling service in Jakarta is 107,265 rupiahs or about 7.34 dollars per household per month. Moreover, gender (female) positively affects households' willingness to participate in the waste separation activity and curbside recycling service. Factors affecting households' WTP value are female (negative effect), expenditure (positive effect), and waste-separating behaviour (positive effect)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindyolaras Cahyo Pramusinto
"Instalasi pengolahan air minum dalam prosesnya akan menghasilkan limbah yang berupa lumpur. Berdasarkan Peraturan Pemerintah no. 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum pasal 9 ayat 3 bahwa limbah akhir dari proses pengolahan air baku menjadi air minum wajib diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sumber air baku dan daerah terbuka. Instalasi Pengolahan Air Minum Cibinong merupakan salah satu instalasi yang belum melakukan pengolahan limbah dari proses pengolahan air karena limbah yang dihasilkan langsung dibuang ke sungai Ciliwung. Jumlah timbulan debit lumpur dengan aliran kontinyu IPAM Cibinong I sebesar 394,35 m3/hari dan IPAM Cibinong II sebesar 187,44 m3/hari.
Tujuan dari penelitian ini untuk merencanakan instalasi pengolahan lumpur guna mentaati peraturan yang berlaku. Berdasarkan neraca massa dapat diketahui unit penghasil lumpur yang signifikan adalah unit sedimentasi, dikarenakan massa lumpur yang dihasilkan cukup besar. Akan direncanakan unit pengolahan lumpur yang terdiri dari proses thickening, chemical conditioning, dan dewatering. Pemilihan unit tahap dewatering pengolahan tersebut berdasarkan analisa SWOT dan metode decision matrix, kemudian diperoleh mechanical dewatering dengan menggunakan centrifuge.
Berdasarkan luas lahan, timbulan cake lumpur, dan kebutuhan polimer dipilih instalasi pengolahan lumpur yang terdiri dari 2 buah bak ekualisasi. Dimana 1 bak ekualisasi mengumpulkan lumpur dari unit flokulasi dan air pencucian filter, selanjutnya menuju chemical conditioner, recovery basin¸ dan gravity thickener. Sedangkan bak ekualisasi lainnya mengumpulkan lumpur dari unit sedimentasi menuju gravity thickener kemudian menuju centrifuge.

Water treatment plant produced sludge in a large quantity. Based on Government Regulation No. 16, 2005 in which under item 3 of the article 9, it is stipulated that the waste produced from any processing must be treated before it is discharged into water sources and open areas. The sludge generated from WTP Cibinong I and II is directly discharge into stream Ciliwung. The sludge generation of WTP Cibinong I in continuous flow is 394,35 m3/day and WTP Cibinong II is 187,44 m3/day.
The aim of this study is to plan for sludge treatment plant in order to comply with applicable regulations. Based on the mass balance, sedimentation is a unit which significantly produced sludge in large quantity. Sludge treatment plant will be planned consists of thickening process, chemical conditioning, and dewatering. The selection of dewatering processing unit is based on SWOT analysis and decision matrix method, with this tools it can be concluded that centrifuge will be used.
Based on land area, sludge generation, and need of polymer, will be selected sludge treatment plant which has 2 equalization basins. One equalization basin will collect the sludge from flocculation unit and backwash water and towards to chemical conditioner, recovery basin, and will be mixed in gravity thickener with outflow from other equalization basin which collects sludge from sedimentation. After that, it will toward to mechanical dewatering centrifuge.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53053
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The Paradigma that solid waste not to be use and does not have economic value, as soon as possible would be eliminated, the real facts indicates that solid waste become the row material of profitable business and could give an extra income, especially to people who no longer work formally. In the other hand, solid waste become an inspiration of public to increase public economics. Handling solid waste that starting from the raw material, already done by the community of RW 03, Sub-District Mampang Prapatan, South Jakarta. This is the pilot project of PT Unilever toprove that solid waste can give the extra income. This papers will describe how the community participation can exploit maximum of potency of solid waste with the perfect method of produce which integrated, as near by possible from source of garbage, and can yield."
KOM 3:2 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>