Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 57977 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Seno Gumira Ajidarma, 1958-
"ABSTRAK
Kajian komik Indonesia sepanjang sejarahnya terlalu sedikit, maka sebuah kajian yang mendalam layak dilakukan. Kajian ini membandingkan buku komik Panji Tengkorak yang digubah oleh Hans Jaladara sampai tiga kali, yakni tahun 1968, 1985, dan 1996, yang sebagai kesatuan disebut Tiga Panji Tengkorak. Maksud dan tujuan kajian atas Tiga Panji Tengkorak adalah mencari tahu dan mengungkapkan bagaimana kebudayaan berlangsung.
Dengan begitu maka Panji Tengkorak 1968, Panji Tengkorak 1985, dan Panji Tengkorak 1996 dibandingkan sekaligus secara simultan, dari leksia ke leksia secara kronologis, sebagai modifikasi pendekatan Barthes atas Sarrasine dalam S/Z.
Pembacaan kembali Tiga Panji Tengkorak ini menggunakan kacamata teori kornik dan kajian budaya sebagai teori tandem: teori kornik yang mengacu Topffer, Gombrich, Eisner dan McCloud dimanfaatkan untuk membaca aspek visual Tiga Panji Tengkorak, sedangkan teori kajian budaya yang teracu kepada Foucault, Gramsci, Hall, dan Mulhern mempertimbangkan makna yang terungkap dari naratif Tiga Panji Tengkorak; keduanya selalu dalam konteks keterbandingan.
Dalam pembacaan itu terungkapkan suatu perbincangan dalam lima topik. Pertama, bahwa pendekatan gambar yang teracu dalam Tiga Panji Tengkorak adalah gambar realisme dalam wacana kemiripan dan gambar kartun dalam wacana kesepadanan. Dari penemuan ini terbangun konstruksi oposisional antara ideology objektivitas dalam wacana kemiripan yang terdapat dalam Panji Tengkorak 1968 dan Panji Tengkorak 1985; dan ideologi subjektivitas dalam wacana kesepadanan yang terdapat dalam Panji Tengkorak 1996. Namun, kedua, simulasi sejumlah kode, yakni kode serius, kode lucu, dan kode dagang dalam Gugus Kode 1; dan kode artistik, kode silat, ataupun kode kekerasan dalam Gugus Kode 2; memperlihatkan berlangsungnya pertukaran kode antargugus-dan ini berarti konstruksi oposisional yang terbentuk sebelumnya mengalami keretakan. DaIam topik ketiga, disimulasikan Identitas Asal, Identitas Terkehendaki, dan Bukan-Identitas dalam Gugus Identitas Pribadi; ataupun Identitas Faktual dan Identitas Non-Faktual dalam Gugus Identitas Budaya Geogratis-dari sini terlacak terdapatnya politik identitas dan berlangsungnya pergulatan antarwacana. Topik keempat menunjukkan terdapatnya perlawanan terhadap bias konstruksi gender yang termaknakan dalam perbandingan Tiga Panji Tengkorak. Dalam topik kelima terumuskan bahwa dari representasi dalam naratif ataupun makna yang direpresentasikannya terungkapkan berlangsungnya ketidakmapanan sistem dalam pergulatan antarwacana.
Dalam rekapitulasi kemudian terbongkar bahwa objektivitas dan subjektivitas adalah representasi ideologis bagi konstruksi realitas-pembebanan makna atas realitas yang ideologis itu menjadi pergulatan antarwacana yang memberlangsungkan kebudayaan; yang memang akan selalu terhadirkan sebagai metakebudayaan, yakni kebudayaan tentang kebudayaan, karena kebudayaan hanya terhadirkan dalam proses sebuah perbincangan. Ini berarti manusia yang berada di dalam kebudayaan dalam hubungan dibentuk/membentuk kebudayaan hanya akan melihat kebudayaan sebagai suatu jejak. Tiga Panji Tengkorak adalah jejak jejak kebudayaan yang dalam pembongkaran telah memperlihatkan berlangsungnya kebudayaan.

ABSTRACT
A comic study is yet an undeveloped research area in the Indonesian comics, within the framework of the theory of comics and cultural studies. That is why a thorough study about the subject is highly appropriate. This dissertation is a comparison of three different editions of Panji Tengkorak by Hans Jaladara, published consecutively in 1968, 1985, and 1996, which as a whole can be called the Three Panji Tengkorak. The aim of this study is to discover and to reveal how culture operates.
In this study, Panji Tengkorak 1968, Panji Tengkorak 1985, and Panji Tengkorak 1996 are simultaneously compared. The analysis is done through a modification of Roland Barthes method in S/Z. The Three Panji Tengkorak are analyzed by breakings them down into smallest units called lexia and by comparing the lexias in a chronological order. The theory of comics from Topffer, Gombrich, Eisner and McCloud are used to analyze the visual aspect of the Three Panji Tengkorak, and the theories of Cultural Studies, namely the works of Foucault, Gramsci, Hall, and Mulhern are used to consider the meanings revealed from the narrative of the Three Panji Tengkorak.
The analysis covers five topics: First is the overlapping modes of realism which is based on likeness and cartoon which is based on equivalence. From this findings, it can be concluded that although inconsistent, the ideology of objectivity based on likeness is found in Panji Tengkorak 1968 and Panji Tengkorak 1985; and the ideology of subjectivity based on equivalence is found in Panji Tengkorak 1996. Second, the simulation of several codes i.e. the serious, comical and economic codes in Cluster I; the artistic, martial art and violence codes in Cluster 2, shows that there is some code switching inside each - and between - those two groups, and this shows inconsistencies and contradiction. The third topic raises the issue of identity (desired and non-identity, factual and non-factual). Here we see the politics of identity at war within the discourses of the texts. The fourth topic shows contradiction in the gender, ideology of the three texts. The fifth shows that representation is unstable. This dissertation concludes that objectivity and subjectivity are ideological representation of the construction of reality. These ideological contractions are at war within the discourses and this is the way culture operates.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
D550
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seno Gumira Ajidarma, 1958-
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2011
741.595 98 SEN p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Christie Amanda
"Jurnal ini membahas gambaran Indo dalam cerita bergambar (cergam) Rampokan Java (1998) karya Peter van Dongen. Cergam ini berlatar situasi pada tahun 1946 di Hindia-Belanda, yaitu ketika Belanda kembali untuk menguasai bekas wilayah jajahannya. Tokoh utama cergam ini adalah seorang Indo yang bernama Johan Knevel yang adalah seorang anggota militer Belanda. Analisis yang digunakan adalah teori struktural mecakup tokoh dan latar untuk melihat makna secara menyeluruh mengenai gambaran Indo. Fokalisasi dipakai untuk melihat dari berbagai perspektif keberadaan Indo dalam komunitas yang luas. Dari penelitian ini dapat disimpulkan Indo digambarkan sebagai sosok yang lemah, sangat bergantung pada orang lain, serta inferior di bawah Belanda. Dalam kehidupan sosial, ia mempunyai pandangan yang cenderung bertolak belakang dengan Belanda lagipula ia tidak sepenuhnya diterima oleh kalangan masyarakat pribumi karena sikapnya yang demikian.
This journal discusses about the description of Indo in graphic novel Rampokan Java (1998) by Peter van Dongen. The setting of this graphic novel sets in 1946 at the Dutch East Indies, during civil war in 1947. The main character of this graphic novel is an Indo named Johan Knevel who is a member of the Dutch military. The theory used in this journal is structural theory that includes character and setting to see the meaning of Indo thoroughly. Focalization is used to see many perspectives Indo being in the community. From this study, it can be concluded that Indo is displayed as a person that weak, very dependent, and inferior under The Dutch. Socially, he tends to have a completely different perspectives with The Dutch, on the other hand, he is not quite accepted amongs Indonesian community."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Malika Humaira Putri
"Entailment adalah fenomena bahasa yang dapat ditemukan dalam percakapan sehari-hari serta teks tertulis, tidak terkecuali komik. Entailment terbentuk ketika kebenaran satu proposisi mengikuti kebenaran proposisi kedua, dan ketidakbenaran proposisi kedua secara pasti menjamin ketidakbenaran proposisi pertama. Entailment diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu entailment satu arah, entailment dua arah, serta entailment negatif. Entailment pada umumnya adalah entailment dua arah. Artikel ini membahas entailment yang terdapat dalam komik setrip Belanda berjudul Fokke & Sukke yang diterbitkan dalam harian NRC Handelsblad pada periode bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tipe-tipe entailment yang terdapat pada komik Fokke & Sukke, serta untuk memaparkan bagaimana proposisi membangun entailment tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa tiga tipe entailment digunakan dalam komik Fokke & Sukke. Dari delapan setrip yang ditemukan menggunakan entailment, entailment yang paling sering muncul adalah entailment satu arah; entailment tersebut muncul sebanyak empat dari delapan kali.

Entailment is a language phenomenon that can be found in daily conversations as well as written text, including comics. Entailment is formed when the truth of a proposition follows the truth of the second, and the falsity of the second proposition guarantees the falsity of the first. Entailment is classified as three types, which are two-way entailment, one-way entailment, and negative entailment. In general, it is two-way entailment that is found. This article discusses entailment which are found in a Dutch strip comics titled Fokke & Sukke, which is published by NRC Handelsblad, a daily newspaper, from the period February to May 2022. The aims of this research are to identify the types of entailment that appear in the comic Fokke & Sukke, and to explain how propositions build the entailments. This study employed a descriptive qualitative method. This study found that there are three types of entailment used in the comic Fokke & Sukke. From the eight strips that are found to use entailment, the type that appeared the most is one-way entailment; this entailment appeared four out of eight times."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Najma Nur Annisaa
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas lookism yang ditampilkan dalam webtoon Oemojisangjuui. Pembahasan dalam skripsi ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kepustakaan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosiologi sastra dan definisi oemojisangjuui. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya kesesuaian antara bentuk-bentuk lookism yang ditampilkan dalam webtoon Oemojisangjuui dengan fenomena lookism yang ada di Korea Selatan. Kesesuaian tersebut ditampilkan melalui lima pasang tokoh yang mengalami diskriminasi berdasarkan penampilan, empat tokoh yang karakteristik fisiknya sesuai dengan standar kecantikan perempuan di Korea, dan tiga tokoh yang melakukan perbaikan penampilan dengan menggunakan biaya yang besar.

ABSTRACT
This undergraduate thesis discusses the lookism depicted in webtoon Oemojisangjuui. The study in this undergraduate thesis uses qualitative research with literature study as its method of research. The theory that will be used in this research is sociology in literature and the definition of the word oemojisangjuui. This research concludes that there exists a compatibility between the forms of lookism depicted in webtoon Oemojisangjuui and the phenomenon of oemojisangjuui in South Korea. These compatibilities are shown through five characters that experiences discrimination based on their appearance, four female characters that possesses the standard physical beauty in Korea, and three characters that undergoes improvements to their appearances with substantial cost."
2017
S66094
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Widyaisha
"Wacana dapat ditemukan dalam komik karena gambar dan teks yang diwakili. Untuk memahami sebuah wacana diperlukan alat kohesi-koherensi dan konteks. Konteks inilah yang berhubungan dengan pengetahuan yang dimiliki masyarakat. Dalam tulisan ini, dijelaskan mengenai elemen komik, alat kohesi-koherensi dan konteks yang ada dalam komik Mice. Hasil yang didapat melalui analisis ini adalah hubungan antara gambar dengan komponen kohesi-koherensi dan konteks sangat berkaitan untuk dapat dimengerti oleh para pembaca. Elemen komik yang banyak ditemukan dalam komik Mice adalah panel, sudut pandang, tema, ilustrasi, splash, dan balon kata. Kohesi-koherensi yang banyak ditemukan adalah referensi, repetisi, konjungsi, dan elipsis. Walaupun elemen-elemen yang membentuk komik tidak lengkap, hal ini tetap dapat mendukung pembaca dalam memahami wacana komik.

Discourse can be found in the comic as represented of pictures and text . To understand the discourse, we should have knowledge of cohesion, coherence, and context. This component related to knowledge of the society. In this journal, described the unity of elements comic, cohesion, coherence, and context of in the Mice comic. Through this study, we got that the correspondence between the pictures in the comic and the components of cohesion- coherence and context have greatly effect to be understood by the readers. Elements of comic that found in the comic are panel, point of view, theme, illustration, splash, and ballon of thought. Cohesion and coherence that found in the comic are reference, repetition, conjunction, and ellipsis. Although the elements that built up the comic, cohesion-coherence, and the context are not complete, it still can support the readers to understand of the comic.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Fitria
"Manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupannya, sebagai cara untuk menyampaikan maksud, ide, pikiran, perasaan, dan pendapatnya kepada mitra tuturnya. Salah satu kajian linguistik yang mempelajari bagaimana manusia menyatakan maksud, ide, pikiran, dan perasaan dan pendapatnya tersebut adalah interjeksi, atau dalam kosakata bahasa Jepang disebut ‘kandoushi’. Dalam cabang gramatika bahasa Jepang, kandoushi diklasifikasikan dalam kelas kata yang berdiri sendiri, tidak dapat menjadi subjek, keterangan, dan tidak berkonjugasi. Kandoushi dapat ditemukan dalam buku fiksi, seperti komik, yang dapat ditelaah dari segi konteks dan fungsi dari ujarannya. Komik yang dipakai sebagai objek penelitian adalah komik Yotsubato! Vol. 11 (2011) karya Kiyohiko Azuma, dengan fokus penelitian yaitu tokoh utama yang merupakan seorang anak perempuan berusia lima tahun tahun bernama Yotsuba. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan bagaimana jenis dan makna kandoushi yang digunakan oleh tokoh Yotsuba secara konseptual dan pragmatis, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dan pendekatan linguistik, serta pengumpulan data yang bersifat kepustakaan.

Human uses languange as communication tools in their life, in order to express their ideas, thoughts, feelings, and opinions with their partner. One of linguistic field that studies this case is interjection, or referred as “kandoushi” in Japanese vocabulary. In Japanese grammatical structure, kandoushi has classified in part of speech that is single-formed, neither to be a subject nor adverb, and can not be conjugated with other words. Kandoushi can be discovered in fictions, such as comics, which able to be observed in terms of the context and function of speech acts related. In this case, Yotsubato! Vol. 11 has applied as research object, which focusing on the main character, the young five years-old little girl named Yotsuba. This research aims to provide explanations of how the types and meanings of kandoushi expressed by Yotsuba conceptually and pragmatically, by using descriptive method and linguistic approach, as well as literature review for data resources.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Agiska Tanesya
"Penelitian ini membahas tingkat kesepadanan penerjemahan interjeksi dan perubahan bentuk dari bahasa Prancis ke bahasa Indonesia dalam komik Spirou et Fantasio seri pertama Quatre Aventures de Spirou et Fantasio dan terjemahannya. Fokus penelitian ini terletak pada semua jenis interjeksi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik studi kepustakaan. Peneliti memilih data atau kata yang mengandung interjeksi dalam komik baik bahasa Prancis maupun bahasa Indonesia dan dianalisis padanannya dengan mengacu pada teori kesepadanan Williams 2013 , teori analisis komponen makna Leech 1981 dan teori pergeseran Catford 1965 . Hasil penelitian menunjukkan 328 interjeksi dengan jumlah kesepadanan total lebih banyak daripada kesepadanan tidak total, sehingga dapat dikatakan bahwa penerjemah tetap mempertahankan kesepadanan dari BP ke BI. Interjeksi dalam bentuk onomatope atau seruan biasa mendominasi bentuk interjeksi lainnya. Makna interjeksi lebih didukung oleh bantuan gambar daripada kalimat yang mengikuti. Pergeseran yang muncul hanya perubahan bentuk kelas kata baik dari nomina ke adjektiva maupun ke verba tanpa mengubah pesan bahasa sumber tetapi sesuai dengan mengikuti kaidah dalam bahasa Indonesia.

This study discusses the equivalence of the level of interjection translation and the form shift from French into Indonesian in Spirou et Fantasio comic: Quatre Aventures de Spirou et Fantasio and its translation. The focus of this research lies in all types of interjections. The research method used is qualitative method with literature study technique. We chose data or words containing interjections in both French and Indonesian comics and analyzed their equivalent based on Williams equivalence theory 2013 , Leech 39;s 1981 component analysis theory and Catford 1965 for the forms shift. The results showed 328 interjections with the total number of equivalents more than the partial correspondence, so the translator maintains the correspondence between French and Indonesian. Interjection in the form of onomatopoe dominates other forms. The meaning of interjections is supported by the images rather than following sentences. We only found word class shift: from either noun to adjectives or verbs without altering the source language message but in accordance with the rules in Indonesian.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Annisa Zephania
"Gender telah menjadi persoalan di masyarakat sejak lama karena telah menghasilkan perbedaan peran, hak, serta tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan. Dolle Mina merupakan sebuah gerakan feminis di Belanda yang menuntut adanya kesamaan hak serta perlakuan terhadap kaum perempuan. Komik menjadi media penyampaian kritik sosial kepada masyarakat. Het Vrije Volk merupakan surat kabar Belanda yang turut meliput perjuangan perempuan untuk menyampaikan aspirasinya, salah satunya melalui komik Dol en Mina karya komikus Nel van Beek. Penulis ingin memaparkan kritik tersirat maupun tersurat dari komik mengenai isu gender yang terjadi pada masa itu dengan menganalisis keseluruhan bangun komik, baik dari segi gambar maupun teks. Teks berupa pertuturan tokoh akan dianalisis berdasarkan teori tindak tutur menurut Austin dengan melihat tindak lokusi dan ilokusinya. Kemudian dilihat juga jenis tindak ilokusinya berdasarkan teori pengelompokkan tindak ilokusi Searle. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dan analisis-desktiptif untuk menganalisis keseluruhan komik dan kaitannya dengan isu gender. Hasil penelitian ini menunjukan adanya perbedaan perlakuan terhadap laki-laki dan perempuan melalui peristiwa yang sama, diakibatkan oleh gender.

Gender has become an issue in our society for a long time as it has created a set of roles, rights, and responsibilities between men and women. Dolle Mina was a feminist movement in the Netherlands which strived for women’s equality and rights. Comic has become an effective media to express social criticism to the society. Het Vrije Volk is a Dutch newspaper that also lifted up the women's struggle to express their aspirations, which one of them is through comic called Dol en Mina by a comic artist Nel van Beek. The author would like to expose the critisisms on gender issues which were portrayed overtly and covertly in the comic by analyzing the whole structure of comics, either in images and texts. The character dialogues will be analyzed using Austin’s theory of speech acts by seeing the locutionary and illocutionary acts. Then the illocutionary acts will also be analyzed further using illocutionary acts theory grouping by Searle. This study uses literature methods and descriptive analysis to analyze the entire comic and its relation to gender issue. The result shows that gender has emerged different treatments between men and women although in the same events or occasions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Irish Hening
"Komik dan film genre superheroes di dalam budaya populer Amerika memberikan pengaruh terhadap karya-karya serupa di Indonesia sejak abad ke-20. Pada abad ke-21, karya-karya ini dikumpulkan dan bernaung di bawah rumah produksi Bumilangit. Salah satunya adalah tokoh Gundala karya Hasmi yang kemudian dibuat versi adaptasinya untuk menjadi bagian dari semesta Bumilangit. Dalam menyebarkan narasinya, Bumilangit mengeluarkan film Gundala: Negeri ini Butuh Patriot, komik cetak adaptasi Gundala: Takdir dan komik daring Gundala: The Son of Lightning. Selain itu terdapat juga akun-akun media sosial resmi facebook & instagram Gundala yang memungkinkan partisipasi dari audiens. Teks film menjadi pembuka dari semesta Bumilangit dan komik menjadi pelengkap untuk membangun narasinya. Di dalam teks film dan komiknya, penggambaran dunia distopia direpresentasikan melalui adanya ketimpangan sosial dan masalah sosial politik lainnya. Masalah-masalah tersebut akhirnya memicu kehadiran sosok adiwira. Dengan menggunakan konsep transmedia storytelling dari Henry Jenkins dan narasi distopia dari M. Keith Booker, penelitian ini bertujuan untuk menelaah narasi distopia yang akan memicu hadirnya wacana adiwira dalam penyebaran narasi Gundala.

The superheroes comic and film genre in American popular culture has influenced similar works in Indonesia since the 20th century. In the 21st century, these works are collected and taken under the Bumilangit production house. One of them is Hasmi's Gundala character as the part of the Bumilangit universe. In spreading the narrative, Bumilangit released the movie Gundala: This Country Needs Patriot, a printed comic based on the movie Gundala: Destiny and the online comic Gundala: The Son of Lightning. In addition, there is also the Gundala’s official social media on Facebook & Instagram that allow fans participation. The movie is the opening of the Bumilangit universe and the comics are the complementer media to build the narrative. In the movie and comics, the depiction of the dystopian world is represented by the existence of social inequality and other socio-political problems.These social and political problems finally triggered the presence of superheroes. By using the transmedia storytelling concept from Henry Jenkins and dystopian narrative by M. Keith Booker, this study aims to analyze the dystopian narrative which trigger the emergence of superheroes’ discourse in the spreading of Gundala narratives.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>