Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155970 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ubaidi
"Untuk mewujudkan good public and corporate governance (GCG) dalam rangka meningkatkan pelayanan publik maka diperlukan reformasi di sektor publik. Dimensi reformasi sektor publik mencakup perubahan format lembaga dan penyempurnaan alat-alat yang digunakan untuk mendukung peningkatan pelayanan publik, seperti sistem anggaran dan sistem akuntansi. Sebagaimana diketahui kondisi regular APBN yang lalu meniliki banyak kelemahan, diantaranya adalah penggunaan basis anggaran tradisional, kurangnya fleksibilitas dalam pengelolaan anggaran oleh penyedia layanan publik, hambatan birokrasi yang mengurangi otonomi dalam pelayanan publik, dan banyaknya dana yang bersifat off budget.
Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara membuka koridor bare bagi penerapan anggaran berbasis kinerja di lingkungan pemerintah. Dengan pasal 68 dan pasal 69 dari undang-undang tersebut, instansi pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya memberi pelayanan kepada masyarakat dapat menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan menonjolkan produktifitas, efisiensi dan efektifitas. Instansi demikian, dengan sebutan umum sebagai badan layanan umum (BLU), diharapkan menjadi contoh konkrit yang menonjol dari penerapan manajemen keuangan berbasis pada basil (kinerja). Konsep tersebut didasari oleh konsep agencifrcation yang telah meluas di berbagai negara dan sukses dalam memenuhi kebutuhan akan pentingnya good governance. Buktibukti di negara-negara OECD menunjukkan bahwa penerapan agencif cation telah membuat adanya perbaikan pecan dan kualitas dalam pelayanan publik (Rob Laking-2002).
Yang dimaksud dengan BLU adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang danlatau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktifitas. BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dart mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktek bisms yang sehat. Termasuk dalam tujuan ini adalah perwujudan efisiensi dan efektifitas pelayanan masyarakat serta pengamanan aset negara yang dikelola oleh instansi terkait.
Karya akhir ini bertujuan untuk mengetahui persepsi para pengelola badan penyedia jasa layanan publik atas konsep pembentukan BLU dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan publik, serta transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, dan juga untuk mengetahui pemahaman dan kesiapannya, serta kesulitan-kesulitan, hambatan dan harapan mereka terhadap BLU. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka dan penelitian lapangan. Teknik pengumpulan data adalah dengan membagikan kuesioner kepada responden yang dipilih berdasarkan kelompok BLU. Pendekatan penelitian adalah dengan deskriptif kualitatif. Materi Kuesioner mengacu pada Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Keuangan BLU dan Undang-Undang No 1 tahun 2004 pasal 68 dan 69.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosialisasi BLU memiliki score terendah yakni 2.84 (dibawah nilai median 3.00) yang berarti bahwa sosialisasi masih perlu untuk ditingkatkan. Selain itu hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pada umumnya responden menyatakan kesiapannya untuk menjadi BLU yang ditunjukkan dengan score sebesar 3.62. Sedangkan tingkat keyakinan responden terhadap konsep BLU untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, serta transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara berturutturut adalah 3.45, 3.68, dan 3.53. Hal ini menunjukkan responden menyatakan yakin bahwa konsep BLU dapat meningkatkan kualitas pelayanan publik serta transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15607
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrul Fattah Nawawi
"ABSTRAK
Pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan masyarakat. BLU memberikan pelayanan penyediaan barang/ jasa dengan tidak mengutamakan mencari keuntungan tetapi tetap berdasar pada prinsip efisiensi dan produktivitas, serta penerapan praktik bisnis yang sehat. Dalam menjalankan aktivitasnya, BLU dibiayai dari APBN, PNBP Operasional dan Penerimaan Non-Operasional serta Utang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah APBN, PNBP Operasional, Penerimaan Non-Operasional dan Utang yang menjadi bagian dari struktur modal BLU berpengaruh terhadap kinerja keuangan BLU. Kinerja keuangan diukur dengan melakukan penilaian/ scoring terhadap enam rasio keuangan yang mewakili tingkat kesehatan keuangan BLU yang terdiri dari rasio kas (cash ratio), rasio lancar (current ratio), rasio perputaran aset tetap (fixed asset turnover), rasio periode penagihan piutang (collection period), rasio imbalan atas aset tetap (return on asset), dan rasio imbalan atas ekuitas (return on equity). Penelitian ini menggunakan sampel 20 BLU rumah sakit dengan pengamatan dari tahun 2006 sampai dengan 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa realisasi APBN dan PNBP Operasional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan BLU rumah sakit, sedangkan total utang dan penerimaan Non-operasional berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan BLU rumah sakit.Hasil tersebut tetap konsisten walaupun dilakukan penambahan total aset dan kinerja keuangan tahun sebelumnya sebagai variabel kontrol.

ABSTRACT
Pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan masyarakat. BLU memberikan pelayanan penyediaan barang/ jasa dengan tidak mengutamakan mencari keuntungan tetapi tetap berdasar pada prinsip efisiensi dan produktivitas, serta penerapan praktik bisnis yang sehat. Dalam menjalankan aktivitasnya, BLU dibiayai dari APBN, PNBP Operasional dan Penerimaan Non-Operasional serta Utang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah APBN, PNBP Operasional, Penerimaan Non-Operasional dan Utang yang menjadi bagian dari struktur modal BLU berpengaruh terhadap kinerja keuangan BLU. Kinerja keuangan diukur dengan melakukan penilaian/ scoring terhadap enam rasio keuangan yang mewakili tingkat kesehatan keuangan BLU yang terdiri dari rasio kas (cash ratio), rasio lancar (current ratio), rasio perputaran aset tetap (fixed asset turnover), rasio periode penagihan piutang (collection period), rasio imbalan atas aset tetap (return on asset), dan rasio imbalan atas ekuitas (return on equity). Penelitian ini menggunakan sampel 20 BLU rumah sakit dengan pengamatan dari tahun 2006 sampai dengan 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa realisasi APBN dan PNBP Operasional berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan BLU rumah sakit, sedangkan total utang dan penerimaan Non-operasional berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan BLU rumah sakit.Hasil tersebut tetap konsisten walaupun dilakukan penambahan total aset dan kinerja keuangan tahun sebelumnya sebagai variabel kontrol."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.M. Iqbal
"Penelitian ini membahas mengenai kesiapan dan persepsi dari para akuntan profesional terhadap implementasi Standar Akuntansi Keuangan (SAK) berbasis International Financial Reporting Standard (IFRS) di Indonesia. Diharapkan penelitian ini dapat membantu stakeholder terkait dalam hal menyukseskan program konvergensi IFRS dan dapat menjadi referensi bagi penelitian-penelitian dengan topik serupa di masa depan. Tujuan penelitian ini yaitu menguji pengaruh awareness, pengalaman bekerja, jabatan, sertifikasi profesional, latar belakang pendidikan, dan lokasi bekerja terhadap kesiapan dan persepsi serta mengetahui sejauh mana tingkat awareness, kesiapan, dan persepsi tersebut pada 3 kelompok akuntan profesional yang berbeda (akuntan manajemen, akuntan publik, dan akuntan pendidik). Penelitian ini mengumpulkan 243 respon melalui survei kuesioner. Secara statistik terungkap bahwa secara umum para akuntan profesional telah memiliki tingkat awareness, kesiapan, dan persepsi yang baik/positif terhadap program konvergensi IFRS dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan di antara 3 kelompok akuntan profesional yang ada. Selain itu, terungkap pula bahwa awarenesss dan latar belakang pendidikan menjadi faktor yang secara signifikan mempengaruhi secara positif tingkat kesiapan dan persepsi. Sebaliknya, faktor jabatan terungkap secara signifikan berpengaruh secara negatif terhadap tingkat kesiapan dan persepsi.

This study discusses the readiness and perceptions of the professional accountants to the implementation of Financial Accounting Standards (GAAP) based on International Financial Reporting Standards (IFRS) in Indonesia. Hope this study can help stakeholders in terms of successing the IFRS-convergence program and can be a reference for studies on similar topics in the future. The purpose of this study is to test the influence of awareness, work experience, job title, professional certifications, educational background, and location of work on readiness and perceptions and also determine the extent to which the level of awareness, readiness, and perception in the 3 different groups of professional accountants (management accountant, public accountant, and accounting educators). This study collected 243 respon through a questionnaire survey. Statistically, it was revealed that in general the professional accountants have had the level of awareness, readiness, and the perception that are good/positive towards the IFRS-convergence program with no significant differences among the 3 groups of professional accountants. In addition, it was also revealed that awarenesss and educational background to be a factor that significantly affect the level of readiness and perception with positive relationship. Conversely, job title revealed significantly affect the level of readiness and perception with negative relationship."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S52966
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanessa
"Profesi akuntan publik menjadi semakin penting sebagai tulang punggung dunia bisnis. Namun, pada akhir-akhir ini kualitas audit yang dihasilkan oleh Kantor Akuntan Publik KAP mulai diragukan oleh masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel audit tenure, time budget pressure, auditor specialization, dan locus of control terhadap kualitas audit. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner. Kuesioner tersebut dibagikan kepada para auditor yang bekerja pada KAP di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan audit tenure, time budget pressure, auditor specialization mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas audit tetapi locus of control tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Public accountant profession is very important in the business world. Recently, however the audit quality produced by the audit firm KAP begin to doubt by the public. The purpose of this research is to determine the influence of variables Audit Tenure, Time Budget Pressure, Auditor Specialization, and Locus of Control to Audit Quality. This research use primary data collected through the questionnaire. The questionnaires are distributed to the auditors who work at the audit firm in Jakarta. The results of this research show that the variable Audit Tenure, Time Budget Pressure, Auditor Specialization have significant influence to audit quality, but locus of control has no a significant influence to audit quality."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhil Akbar Purnama
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti anggaran pemerintah sebagai alat bantu penerapan akuntabilitas publik dan transparansi dalam kaitannya dengan penerapan Good Public Governance. Teori yang digunakan mencakup public governance dan akuntabilitas publik. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data melalui wawancara bersama pihak-pihak yang berkaitan dengan anggaran negara.
Analisis dilakukan pada tiap tahapan siklus anggaran, mulai dari perencanaan hingga pertanggungjawabannya. Dari hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa siklus APBN Kementerian Kesehatan RI telah memenuhi aspek-akspek akuntabilitas.Penelitian ini juga berkesimpulan bahwa anggaran dapat digunakan sebagai alat bantu penerapan akuntabilitas publik dan transparansi dalam kaitannya dengan Good Public Governance.

This research aims to study the governmental budget as a tool for implementing public accountability and transparency in relation to the implementation of Good Public Governance. The theories used include public governance and public accountability. This research is descriptive qualitative and data collection is done by interviewing people involved in public budgets.
The analysis is done on every stage of the budget cycle, from planning to reporting. The results show that the budget cycle at the Ministry of Health RI has fulfilled the aspects of accountability. This research also concludes that budgets can be used as a tool for implementing public accountability and transparency in relation to Good Public Governance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Bastian
Jakarta: Erlangga, 2010
658.61 IND a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Salemba Empat, 2011
657.45 INS s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yufansa Eko Suprapto
"Studi dilakukan dengan latar belakang dikeluarkannya peraturan baru yang mengatur masalah pengungkapan instrumen keuangan secara lebih mendetil yaitu PSAK 60. Penelitian ini berfokus pada dua hal yaitu membuktikan secara empiris perbedaan tingkat pengungkapan instrumen keuangan pada periode sebelum dan setelah penerapan PSAK 60 serta bagaimana tingkat pengungkapan instrumen keuangan mempengaruhi tingkat asimetri informasi yang diukur menggunakan tiga pengukuran yaitu bid-ask spread, volatilitas harga saham, dan volume perdagangan saham.
Penelitian ini secara empiris membuktikan adanya peningkatan dalam tingkat pengungkapan instrumen keuangan pada periode setelah penerapan PSAK 60. Selain itu penelitian ini juga memperlihatkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara tingkat pengungkapan instrumen keuangan dengan bid-ask spread dan hubungan positif yang signifikan dengan volume perdagangan saham. Sementara untuk pengukuran terakhir yaitu volatilitas harga saham tidak ditemukan hubungan yang signifikan.

The background of this study was the issuance of a new regulation that regulates the disclosure of financial instruments in more detail, which is SFAS 60. This research is focused on two things which are empirically proving the difference in the level of financial instruments disclosure on the period before and after implementation of PSAK 60 and how the financial instruments disclosure level affect the level of information asymmetry which is measured by three measures which are bid-ask spread, share price volatility, and trading volume.
This research find there is an increase in financial instruments disclosure level on the period after implementation of PSAK 60. This research also finds a significant negative association between financial instruments disclosure level and bid-ask spread and a significant positive association with trading volume. As for the last measure, which is share price volatility, there is no significant association."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vidyatami Ayuningtyas
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh frekuensi perusahaan dalam menerbitkan laporan keuangan interim terhadap asimetri informasi dan cost of equity. Pengukuran yang digunakan untuk asimetri informasi dan cost of equity mengacu kepada model pengukuran yang digunakan Fu et al. (2009). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2011. Data tersebut menghasilkan 270 observasi sampel perusahaan. Dari data yang ada diuji pengaruh frekuensi pelaporan keuangan interim terhadap asimetri informasi yang dihasilkan perusahaan dan cost of equity perusahaan.
Hasilnya, penelitian ini menunjukkan bahwa frekuensi pelaporan keuangan interim memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap asimetri informasi maupun cost of equity. Penelitian ini juga membuktikan bahwa variabel kontrol seperti turnover, volatility, dan ukuran perusahaan (size) juga memiliki hubungan terhadap asimetri informasi, serta variabel control seperti ukuran perusahaan (size) dan financial leverage memiliki hubungan terhadap cost of equity.

The objective of this research is to examine how the frequency of financial reporting interim has impact to the information asymetri and cost of equity. The measurement of information asymetri and cost of equity refer to Fu et al. (2012) model. The hypotesis in this research has been tested using sample of corporation listed in Bursa Efek Indonesia for period 2009-2011. The data generate 270 observations sample.
The result showed that frequency of financial reporting interim has negative significant effect both on information asymetri and cost of equity. The research has proven that the control variable such as turnover, volatility, and size have impact to information asymetri, and the control variable such as growth and size have effect on the cost of equity.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46073
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Tika Bravani
"Skripsi ini menganalisis pengendalian internal serta pengelolaan persediaan toko Sinamar yang masih manual. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui kondisi pengendalian internal persediaan serta menganalisis pengelolaannya agar lebih efisien. Skripsi ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif. Hasil analisis yang mayoritas diperoleh melalui wawancara menyimpulkan bahwa Sinamar memerlukan sejumlah perbaikan untuk pengendalian internal.
Kebijakan mengenai jumlah penyimpanan persediaan juga perlu diperbaiki. Dengan model EOQ, diketahui bahwa Sinamar dapat menghemat biaya penyimpanan persediaan. Model tersebut dapat diterapkan hanya jika Sinamar dapat memperoleh informasi akurat mengenai persediaan, salah satunya melalui komputerisasi atas sistem manualnya. Hasil analisis keuntungan biaya secara kuantitatif dan kualitatif menunjukkan bahwa komputerisasi tersebut perlu diwujudkan.

This study analyzes the internal control and inventory management over Sinamar store which is still in manual system. The purpose of this study is to understand the internal control condition of inventory and how to manage it due to efficiency improvement. This thesis is qualitative descriptive. The results, by which majority of the data collected from deep interview, shows that Sinamar needs to improve its internal control due to several lack.
Procedure in determining amount of inventory carried should be resolved as well. According to EOQ model, Sinamar might be able to reduce the carrying cost of inventory. The model could be applied only if Sinamar could maintain the accurate information about inventory, which is done by computerizing its manual system. Results from benefit cost analysis through quantitative and qualitative shows that system computerization should be done.
"
2013
S46358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>