Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51029 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Wawan Anwar
"Novel Burung-burung Manyar karya Y.B. Mangunwijaya adalah karya penting dalam kesusastraan Indonesia. Novel itu sudah mengalami beberapa kali cetak ulang. diteriemahkan ke dalam sejumlah Bahasa. dibicarakan para kritikus. dan mendapatkankan sejumlah penghargaan. Novel Burung-burung Manyar akan dikaji dalam tesis ini dengan permasalahan sebagai berikut:
1) Bagaimanakah kedudukan dan pesan setiap tokoh dalam novel yang diteliti?
2). Bagaimanakah tokoh, khususnva tokoh utama. memandang masalah kebangsaan?
3). Bagaimanakah kaitan antara gagasan kebangsaan dalam novel yang diteliti dengan gagasan kebangsaan Sutan Sjahrir yang terdapat dalam esei-esei 8 intelektual Indonesia dan 6 esei Mangunwijaya? Berpijak pada tiga masalah itu, intinya tesis ini bertujuan menemukan gagasan kebangsaan Indonesia dalam novel Burung-burung Manyar kaitannya dengan gagasan kebangsaan dalam 6 esei Mangunwijaya dan 8 esei intelektual Indonesia yang membahas pemikiran Sutan Sjahrir. Adapun basil penelitian adalah seperti di bawah ini.
Teto dan Atik adalah penggerak cerita novel Burung-burung Manyar karya Y.B. Mangumwijava. Novel itu mengisahkan perjalanan dua manusia yang sama-sama memiliki cita-cita (karsa) memperjuangkan sesuatu yang diyakininva. Selain menggerakkan cerita;. Teto dan Atik menggulirkan gagasan kebangsaan Indonesia. Baik dar segi peran yang dimainkan maupun gagasan kebangsaan yang digulirkannya, kedua tokoh utama ini memiliki persamaan dan perbedaan.
Teto dan Atik sama-sama memperjuangkan kemerdekaan manusia baik sebagai individu maupun sebagai bangsa. Mereka percaya pada rasionalitas untuk menyelesaikan masalah, terutama dalam mempejuangkan kemerdekaan manusia dan mengenyahkan mental fasis Jepang dan feodal Jawa. Mereka menolak segala bentuk penindasan dan menghargai kesetaraan dengan landasan nilai kemanusiaan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T37515
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geni Kurniati
"[ABSTRAK
Tesis ini membahas subordinasi tokoh utama perempuan di dalam novel Burung-
Burung Rantau (1992) karya Y. B. Mangunwijaya dengan mencermati narasi dan
fokalisasi. Pencermatan terhadap narasi dilakukan dengan menggunakan teknik
naratif yang dikemukakan Genette (1980) dan telaah terhadap fokalisasi dilakukan
dengan pendekatan fokalisasi Kenan (2003). Narator dan fokalisator tampak
mensubordinasi tokoh utama perempuan dalam aspek tubuh dan seksualitas,
pernikahan, dan pendidikan terkait dengan isu gender. Dengan mengkaji diksi
yang digunakan fokalisator dalam pencermatannya, makna diksi ternyata juga
mensubordinasi tokoh utama.

ABSTRACT
This thesis presents the subordination of the heroine of Burung-Burung Rantau
(1992) by Y. B. Mangunwijaya by observing narration and focalization. Analysis
of the narration is done by using the narrative techniques proposed by Genette
(1980) and study of focalization is conducted by using the focalization by Kenan
(2003). Narrator and focalizator subordinate the heroine in the aspect of the body
and sexuality, marriage, and education related to gender issues. By analyzing the
diction used by focalizator in scrutinizing the heroine, diction places the heroine
in the lower position as well, This thesis presents the subordination of the heroine of Burung-Burung Rantau
(1992) by Y. B. Mangunwijaya by observing narration and focalization. Analysis
of the narration is done by using the narrative techniques proposed by Genette
(1980) and study of focalization is conducted by using the focalization by Kenan
(2003). Narrator and focalizator subordinate the heroine in the aspect of the body
and sexuality, marriage, and education related to gender issues. By analyzing the
diction used by focalizator in scrutinizing the heroine, diction places the heroine
in the lower position as well]"
2015
T43680
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, 1929-1999
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993
899.221 3 MAN b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Bilyarta Mangunwijaya, 1929-1999
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2016
899.221 3 MAN b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eviati Suhaimi
"Ditinjau dari penggunaan sudut pandang yang dipergunakan pengarang dalam sejarah kesusastraan Indonesia, tampak adanya perubahan sejak awal kemunculan novel-novel dalam sastra Indonesia hingga saat ini. penggunaan sudut pandang yang dipergunakan pengarang Y.B. Mangunwijaya dalam novel Burung-burung Manyar merupakan salah satu oontoh perubahan penggunaan sudut pandang yang menunjuk ke masa kini.
Novel ini menarik untuk diteliti karena sudut pandang berganti-ganti yang digunakan pengarang dalam novel tersebut. Skripsi ini bertujuan untuk meneliti peran sudut pandang bagi keberhasilan Burung-Burung Manyar sebagai sebuah karya sastra. Sebagai penelitian awal mengenai sudut pandang yang masih sangat jarang dilakukan orang, dapatlah kiranya skripsi ini dipandang sebagai umpan para peminat sastra untuk meneliti masalah sudut pandang lebih jauh lagi"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni I. Bachtiar
"Aspek yang menonjol di dalam ketiga novel tersebut adalah penggambaran tokoh-tokoh wanita utamanya yang memiliki banyak persesuaian ciri dengan ciri para wanita pioneer yang hidup di daerah frontier.
Adapun tujuan dari karya tulis ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai ciri-ciri wanita pioneer dalam tokoh-tokoh utama wanita karya Willa Cather tersebut.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan historis untuk menghubungkan karya-karya tersebut dengan sejarah dan aspek-aspek wanita di abad kedelapan belas dan kesembilan belas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh-tokoh utama wanita ketiga novel tersebut banyak memiliki persesuaian ciri dengan ciri para wanita pioneer yang hidup di jaman frontier. Karenanya, mereka merupakan tokoh-tokoh utama wanita pioneer."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S14180
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Fransiscus
"Pengeksplorasian sebuah fakta sejarah menjadi sebuah roman sejarah merupakan sebuah keniscayaan apabila sekat-sekat penulisan sejarah secara jujur dan profesional sudah tertutup. Mengingat hakekat sastra lebih terpusat pada unsur estetiknya maka wajar pulalah sebuah kisah sejarah yang menjadi bahan penulisan roman sejarah penuh dengan bias atau dramatisasi fakta. Bagi seorang yang mencintai dunia kusastraan, dramatisasi kisah sejarah itu bukanlah hal yang harus dicibir. Bagaimanapun seorang penulis roman sejarah yang baik bukanlah sekedar mendramatisasi kisah yang diambilnya. Roman sejarah yang ditulis tidaklah sekedar dicomot begitu saja dari hamparan fakta sejarah yang ada. Dalam kisah sejarah yang diambil oleh Mangunwijaya terdapat sebuah tendesi yang begitu jelas. Fenomena tentang terlihatnya hubungan yang jelas antara fakta masa kini dan masa lalu menjadi landasan bagi Mangunwijaya menetapkan sejarah Mataram II sebagai bahan penulisan romannya. Kekuasaan yang semena-mena, kemunafikan, pengingkaran hak azasi manusia, dan kekejaman yang luar biasa masa lalu ternyata masih berlangsung terus hingga di zaman yang kita klaim sebagai era modern ini. Mangunwijaya mendramatisasi fakta sejarah Mataram II itu dengan fokus cerita pada adanya perlawanan-perlawanan yang sangat radikal dari sosok-sosok yang melambangkan kekurangberdayaan, yaitu kaum wanita. Dengan cerdik dan sinis, Mangunwijaya mengambil contoh perlawanan yang dilakukan para wanita itu dan strata terbawah di masyarakat. Roro Mendut, Genduk Duku, dan Lusi Lindri merupakan simbol perlawanan itu. Secara sinis Mangunwijaya memperlihatkan pada kita ternyata sikap ksatria itu bukan datang dari masyarakat yang mengakui mewarisi darah biru (para bangsawan). Sikap ksatria ternyata dapat dimiliki oleh siapa saja dan dari golongan masyarakat mama saja selama insan itu menyadari dan berani menyuarakan suara hati nuraninya. Sebab bukankah ada sebuah kalimat filosofis yang berbunyi, Cogito Ergo Sum? Saya berpikir maka saya ada."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S11107
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudaryanto
"Penelitian ini bertujuan menelaah watak tokoh-tokoh utama, melihat cara mengungkapkan ciri fisik dan watak tokoh utama, dan melihat pengaruh unsur ekstrisik dalam proses penciptaan watak tokoh utama. Peneiitian ini dilakukan dengan beberapa tahap. Pertama, penulis membaca secara keseluruhan isi kumpulan cerpen Tentang Delapan Prang. Kedua, penulis melihat penampilan fisik dan watak tokoh-tokoh utama tiap cerpen. Ketiga, setelah melihat penampilan fisik dan watak tokoh-tokoh utama tiap cerpen, penulis mengidentifikasikan, menganalisis cara pengungkapan fisik dan watak tokoh-tokoh utama tiap cerpen, serta mencari data yang menunjukkan adanya pengaruh unsur ekstrisik dalam proses penciptaan watak tokoh utama. Hasilnya menunjukkan bahwa watak tokoh utama tiap cerpen mempunyai watak yang unik, khas, dan penuh kejutan; kecuali tokoh Imam Slamet wataknya tidak penuh kejutan. Semua tokoh-tokoh utama pada kumpulan cerpen ini adalah tokoh bulat yang bersifat kompleks, kecuali Imam Slamet. Cara pengungkapan ciri fisik tokoh utama dilakukan dengan beberapa cara, yaitu pengarang langsung menyimpulkan secara umum ciri fisik tokoh utama yang dilakukan terhadap tokoh Umiko Matsui; dan pengarang tidak langsung menyimpulkannya, melainkan menampilkan satu. persatu ciri fisik tokoh utama yang dilakukan terhadap tokoh Maria, Adriano, Irwan, Imam Slamet, dan Kusnadi. Dalam mengungkapkan watak tokoh utama, pengarang menggunakan beberapa cara. Pertama, dengan cara langsung melalui cakapan tokoh lain. Kedua, dengan cara langsung melalui cakapan batin tokoh lain. Ketiga, dengan cara langsung melalui cakapan batin tokoh utama. Keempat, dengan cara tidak langsung melalui cakapan tokoh lain. Kelima, dengan cara tidak langsung melalui cakapan tokoh utama. Keenam, dengan cara tidak langsung melalui cakapan batin tokoh utama. Ketujuh, dengan cara tidak langsung melalui lakuan tokoh lain. Kedelapan, dengan cara tidak langsung melalui lakuan tokoh utama. Kesembilan, dengan cara tidak langsung melalui pencerita. Pengalaman hidup dan kepribadian pengarang mempengaruhi beberapa cerpen yang ada dalam kumpulan cerpen ini, yaitu Salju Kapas Putih, Seorang Buruan Politik, Pengarang, dan Pada Titik Kulminasi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11197
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prapto Waluyo
"Burung-bur ung Manyar (BBM) and Durga Umayi (DU) show several similarities and differences in expressing social moralities. The development of moralities is originated from the position of the palace as the social patron (BBM). Meanwhile, in DU patriarchal moralities are originated from the Javanese, Hindu and Semitic culture.
Larasati tries to liberate Mrs. Naya and Mrs. Ranu from the oppression of feudalistic moralities with her egalitarian attitude (BBM). Meanwhile, DU states that the national ideology functions as the human liberation from the oppression of feudalistic morality.
Indonesian military is on the opposite of the Dutch-Indies, however, both use violence to monopolize the truth. Both the military groups regard the "evil-virtue" value from their position as "friend and foe" criteria.
Teto and Atik along with the peasants launch the criticism against the authoritarian commanding morality. It is evoked on the text that the woman is in the most oppressed position of this morality (BBM).
The minor characters, which belong to the Javanese ethnic tribe, come from the low social stratification. They are morally oppressed by the evidence that they believe in commanding morality as taught in the Javanese ethics. The morality of a knight is shown by Teto and Brajabasuki, meanwhile the humanistic morality is shown by Sutan Sjahrir. DU test shows that the genetic morality is developed by the New Order. Giving the nickname PKI ( the member of Indonesian Communist Party), the new order successfully "killed" one's destiny.
Both BBM and DU shows Mangunwijaya craftsmanship in his attempt to point forward the genetic morality criticism toward his society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T10180
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>