Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80641 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
Sutomo
"Butt Flash Welding banyak digunakan untuk penyambungan plat-plat baja dipabrik baja. Tujuannya adalah untuk mendapatkan plat baja dengan panjang yang kontinu dan dapat di gulung, sehingga memudahkan untuk penanganan dan pengiriman. Pelat-pelat baja terlebih dahulu disambung dengan las ini, supaya proses pembersihan kotoran dan korosi di Continuous Pickling line ( CPL ) dapat berlangsung terus menerus tanpa berhenti. Setelah pelat dibersihkan di CPL, selanjutnya direduksi di Tandem dengan digiling dingin (cold rolling). Putusnya sambungan las di CPL maupun di Tandem akan sangat merugikan.Oleh karena itu kualiatas sambungan las sangat menentukan untuk proses produksi di Cold Rolling Mill (CRM).
Pada proses pengelasan ini, terdapat beberapa parameter-parameter yang akan mempengaruhi kualitas sambungan las. Parameter-parameter yang mempengaruhi, diantaranya adalah kecepatan gerakan maju plat yang dilas, percepatan yang diberikan untuk mempercepat waktu proses pengelasan, tegangan listrik yang terjadi antara dua plat yang akan disambung dan sensitivitas yang tergantung pada komposisi logam yang disambung.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi parameter kecepatan dan percepatan yang optimal, sehingga dapat diperoleh sambungan las yang terbaik. Untuk mengetahui kualitas sambungan las, maka dilakukan pengujian mekanis seperti Bulged Test,Tensile Test,Mikro Hardness test,Bending Test dan test struktur mikro.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menaikkan kecepatan dan percepatan dari Standard Operating Procedure Pengelasan yang dilakukan selama ini,sambungan pengelasan menunjukan hasil yang lebih baik. Pada kecepatan V4 ■16/24mm/det dan percepatan ۸3 ■ 6/24 mm/det2 didapat basil Bulged Test ■ 2BB9 Psi, Tensile Test ■ 374, 39 N/mm2, lebar HAZ ■ 1, 71 mm, kekerasan VHN■ 142, 6, sedangkan menurut SOP pada kecepatan V2 ■14/24mm/det, percepatan ۸2.5/24 mm/det2 didapat hasil Bulged Test ■ 209OPsi, Tensile Test ■361, 81 N/mm2, lebar HAZ■1, 75mm, kekerasan VHN■150, 8. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36979
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Rasyid
"Butt Flash Welding banyak digunakan untuk penyambungan plat-plat baja dipabrik baja. Tujuannya adalah untuk mendapatkan plat baja dengan panjang yang kontinu dan dapat di gulung, sehingga memudahkan untuk penanganan dan pengiriman. Pelat-pelat baja terlebih dahulu disambung dengan las ini, supaya proses pembersihan kotoran dan korosi di Continuous Pickling line ( CPL ) dapat berlangsung terus menerus tanpa berhenti. Setelah pelat dibersihkan di CPL, selanjutnya direduksi di Tandem dengan digiling dingin (cold rolling). Putusnya sambungan las di CPL maupun di Tandem akan sangat merugikan.Oleh karena itu kualiatas sambungan las sangatmenentukan untuk proses produksi di Cold Rolling Mill (CRM).
Pada proses pengelasan ini, terdapat beberapa parameter-parameter yang akan mempengaruhi kualitas sambungan las. Parameter-parameter yang mempengaruhi, diantaranya adalah kecepatan gerakan maju plat yang dilas, percepatan yang diberikan untuk mempercepat waktu proses pengelasan, tegangan listrik yang terjadi antara dua plat yang akan disambung dan sensitivitas yang tergantung pada komposisi logam yang disambung.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi parameter kecepatan dan percepatan yang optimal, sehingga dapat diperoleh sambungan las yang terbaik. Untuk mengetahui kualitas sambungan las, maka dilakukan pengujian mekanis seperti Bulged Test,Tensile Test,Mikro Hardness test,Bending Test dan test struktur mikro.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menaikkan kecepatan dan percepatan dari Standard Operating Procedure Pengelasan yang dilakukan selama ini,sambungan pengelasan menunjukan hasil yang lebih baik. Pada kecepatan V4 ■16/24mm/det dan percepatan ۸3 ■ 6/24 mm/det2 didapat basil Bulged Test ■ 2BB9 Psi, Tensile Test ■ 374, 39 N/mm2, lebar HAZ ■ 1, 71 mm, kekerasan VHN■ 142, 6, sedangkan menurut SOP pada kecepatan V2 ■14/24mm/det, percepatan۸2.5/24 mm/det2 didapat hasil Bulged Test■ 209OPsi, Tensile Test ■361, 81 N/mm2 , lebar HAZ■1, 75mm, kekerasan VHN■150, 8."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Humiras Hardi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S37397
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Herry Oktadinata
"Baja SM570-TMC untuk aplikasi struktural membutuhkan kekuatan, ketangguhan, dan umur fatik tinggi. Namun pengelasan fusi pada baja ini dapat menyebabkan ketangguhan turun dan muncul tegangan sisa yang disinyalir sebagai salah satu penyebab kegagalan pada sambungan las. Beberapa hasil penelitian menunjukkan penambahan sedikit nikel dapat meningkatkan ketangguhan impak weld metal (WM) namun sifatnya kondisional sehingga masih perlu penelitian lebih lanjut. Disisi lain, untuk mengantisipasi kegagalan akibat tegangan sisa maka penting mendeteksi keberadaan tegangan sisa dan mengukur nilainya meskipun tidak mudah. Difraksi neutron adalah metode pengukuran tegangan sisa yang paling maju, namun teknik ini belum banyak dieksplorasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh nikel terhadap struktur mikro, ketangguhan impak dan tegangan sisa pada hasil pengelasan multi-pass baja SM570-TMC. Metode pengelasan busur inti fluks (FCAW) dan kawat las mengandung nikel 0,4%, 1%, dan 1,5% digunakan untuk fabrikasi sampel las LNi-04, LNi-10 dan LNi-15. Struktur mikro diobservasi menggunakan mikroskop optik, scanning electron microscope (SEM), energy dispersive x-ray spectroscopy (EDS), dan electron probe micro analyzer (EPMA). Ketangguhan impak diuji pada temperatur 25 °C, 0 °C, dan -20 °C. Tegangan sisa di sekitar sambungan las diukur menggunakan teknik difraksi neutron di kedalaman 3 mm dan 8 mm pada tiga arah sumbu: normal, transversal dan longitudinal.
Hasil pengamatan struktur mikro menunjukkan kehadiran acicular ferrite (AF) di LNi-10 lebih dominan dibandingkan LNi-04 dan LNi-15. AF ditemukan ternukleasi pada oksida kompleks yang tersusun atas Ti-Si-Al-Mn-Mg-O berukuran 1-2 μm. Keberadaan AF berperan menghasilkan ketangguhan impak tinggi pada sampel LNi-10. Ketangguhan impak LNi-04 sedikit lebih rendah dari LNi-10, sedangkan ketangguhan impak LNi-15 paling rendah karena sedikitnya AF dan segregasi mikro. Hasil pengukuran tegangan sisa pada LNi-10 dan LNi-04 menunjukkan tegangan sisa di WM LNi-10 lebih tinggi daripada LNi-04. Penambahan nikel hingga 1% di WM meningkatkan kekuatan dan ketangguhan, namun tegangan sisa naik karena meningkatnya solid solution strengthening. Kedua sampel LNi-04 and LNi-10 menunjukkan tegangan sisa longitudinal lebih tinggi dibandingkan normal dan transversal. Tegangan sisa longitudinal maksimum LNi-10 ditemukan di WM, sementara pada LNi-04 terdeteksi di HAZ. Tegangan sisa longitudinal pada kedalaman 8 mm dari permukaan lebih rendah dibandingkan pada kedalaman 3 mm karena efek tempering dari pengelasan multi-pass. Dengan demikian, tegangan sisa kritis terdapat di dekat permukaan atas WM dan HAZ pada arah longitudinal.

SM570-TMC steel for structural application needs excellent impact toughness, strength and fatigue life. However, fusion welding on this steel may affect to decrease impact toughness and initiate residual stresses which contribute to the failure of welded joints. Based on reports from the earlier studies, the toughness of weld metal (WM) can be improved by adding small amount of nickel, but it’s conditionally so that further investigation still required. On the other hand, the residual stress and its value need to be detected in regard to anticipate the failure, however it’s not easy. Neutron diffraction is the advance method for residual stress measurement, but this technique is not much to be explored.
The purpose of this study is to evaluate effect of nickel on the microstructure, impact toughness and residual stresses of the multi-pass welding of SM570-TMC steel. The flux-cored arc welding (FCAW) and wires containing 0.4%, 1% and 1.5% Ni were employed to fabricate the welded samples of LNi-04, LNi-10, and LNi-15. Microstructure was observed using optical microscopy, scanning electron microscope (SEM), energy dispersive x-ray spectroscopy (EDS), and electron probe micro analyzer (EPMA). Impact toughness was measured at temperature of 25 °C, 0 °C, and -20 °C. The residual stresses around welded joint were measured using neutron diffraction technique at 3 mm and 8 mm depth and three directions: normal, transverse, and longitudinal.
Microstructure observation results showed the acicular ferrite (AF) was much found in LNi-10 compared to LNi-04 and LNi-15. AF was nucleated at complex oxydes which consist of Ti-Si-Al-Mn-Mg-O with diameter of 1-2 μm. Impact toughness of LNi-10 is superior to the other as AF present. Impact toughness of LNi-04 is a bit lower than LNi-10, however impact toughness of LNi-15 is the lowest due to less AF and microsegregation present. Residual stress measurement result at LNi-04 and LNi-10 revealed residual stresss of WM at LNi-10 was higher than LNi-04. It seems that 1% of nickel addition in WM has increased strength and toughness, but the residual stress was also increased as effect of solid solution strengthening. Both LNi-04 and LNi-10 demonstrated the longitudinal residual stress was higher than normal and transverse. Maximum longitudinal residual stress of LNi-10 was found in WM, while maximum longitudinal residual stress of LNi-04 was detected in HAZ. Longitudinal residual stresses at 8 mm depth were lower than 3 mm depth due to tempering effect of multi-pass welding. It can be concluded that critical residual stresses were around WM and HAZ near top surface at longitudinal direction.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Sulistiyo
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T39987
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mustasyar Perkasa
"Kapal pelat datar merupakan salah satu bentuk kapal alternatif yang dapat memberikan kemudahan dalam proses perakitan. Tetapi, kapal pelat datar memiliki kekurangan pada sambungan lasan yang bertemu pada suatu titik dimana rawan terjadi kebocoran yang diakibatkan tegangan tinggi pada daerah hasil pengelasan. Oleh sebab itu, diperlukan penelitian mengenai cara penanggulangan terhadap masalah sambungan las yang bertemu pada satu titik. Salah satu ide yang berkembang saat ini yakni penambahan diamond plate dan circular plate dimana untuk mengetahui berapa besar pengaruh penambahan diamond plate dan circular plate maka dilakukan analisa dengan metode finite element analysis (FEA) dan eksperimental.
Metode yang digunakan yaitu dengan menganalisa kekuatan, kekerasan, pengujian struktur mikro dan makro untuk mengetahui kekuatan dan perubahan struktur dari logam setelah pengelasan. Hasil dari pengujian kemudian dijadikan input pada perangkat lunak FEA untuk kemudian dianalisa dan diverifikasi dengan hasil simulasi pengujian tekuk (bending test) dengan benda uji yang sesuai dengan model simulasi. Dari hasil simulasi dan eksperimental didapatkan bentuk diamond plate yang berukuran 60x60 mm dengan ketebalan 6mm yang ideal untuk diterapkan pada kapal pelat datar.

Flat-plated vessel is one of the alternative vessel shapes that can provide convenience in the assembly process. However, the flat-plated vessel has weakness in the welding joints that meet at a point which is prone to leak caused by maximum stress in the welded areas. Therefore, a study is required to seek the ways to solve the problem of welding joints which meet at one point. One of the recently developing ideas is the addition of diamond and circular plates. In order to find out the effect of the addition of diamond and circular plates, an analysis using finite element analysis (FEA) and experimental methods was conducted.
The methods are analyzing strength, hardness, micro and macro structure testing to determine the strength and changes of structure of the metal after welding. The results of the testing then became input to the FEA software for further analysis and verification with bending test simulation result of the specimen in accordance with the simulation model. The simulation and experiment resulted in the form of diamond plate 60x60 mm with a thickness of 6 mm which is ideal to be applied to flat-plated vessel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T34810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>