Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168711 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Frenco Reynald
"Radon-222 (^^Rn) mempakan zat radioaktif berbentuk gas dan
banyak terdapat di alam, mempakan anak luruh dalam radionuklida deret
Uranium-238 (^^U). ^Rn memancarkan radiasi alfa sehingga mempunyai
potensi bahaya bagi kesehatan apabila masuk ke dalam tubuh, temtama
paru-pam.
Salah satu metode pengukuran kandungan ^ Rn dengan sintiiasi
cair (Liquid Scintillation Counting = LSC). Untuk kepeiiuan tersebut ^Rn
diekstraksi dengan pelarut Toluena dan Xylena. Penelltlan ini dllakukan
dengan memvariasikan volume pelarut, volume sampel, volume udara dan
tanpa atau dengan penambahan sintilator pada pelarut pada preparasi
secara ekstraksl dan penentuan koefislen partisi Dt dan Dw pada berbagai
temperatur.
Dari percobaan ini pelarut Xylena memiliki efektivitas yang sama
dengan Toluena dalam mengekstraksi ^Rn. Walaupun nilai
efektivitasnya 13% lebih baik tetapi nilai tersebut bukan suatu batasan,
jika dilihat dari nilai tingkat kepercayaanya mempunyai batasan yang
sama sebesar 0,0312 ± 0,0037 Bq/mL untuk pelarut Toluena dan 0,0349 ±
0,0047 Bq/mL. Nilai Dt dan Dw diperoleh berturut-turut 10,64 dan 0,56
untuk pelarut Xylena pada temperatur 25°C: 8,13 dan 0,083 pada
temperatur 30°C dan 7,64 dan 0,719 pada temperatur 35°C.Pengukuran sampel mata air papas CIseeng pada kondisi di atas
diperoleh aktivitas sebesar 0,4374.10"®- 0,4752.10"® Cl/L dengan
peiarut Xylena dan 0,3834.10"® - 0,4077.10"® Ci/L dengan peiarut Toluena "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Masnida
"ABSTRAK
Radioaktivitas adalah besaran yang menyatakan kekuatan sumber radioaktif, yaitu banyaknya/jumlah inti radioaktif yang mengalami proses peluruhan per satuan waktu. Peluruhan radioaktif biasanya disertai dengan pancaran radiasi dalam bentuk partikel bermuatan dan sinar gamma. Berdasarkan ada tidaknya ionisasi radiasi terbagi dua, yaitu radiasi non pengion (sinar ultra violet, sinar infra merah) dan radiasi pengion (partikel alpha, sinar gamma, partikel beta).
Banyaknya kegiatan yang menggunakan bahan yang mengandung zat radioaktif dapat membahayakan manusia dan lingkungan, sehingga dilakukan pemantauan selanjutnya diambil tindakan penyelesaian. Penentuan tingkat radioaktivitas dilakukan dengan menggunakan LBC (alat pencacah latar rendah). Rumput dan tanah dapat berfungsi sebagai media, karena bahan yang mengandung zat radioaktif dapat terakumulasi di dalamnya.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa dalam sampel rumput dan tanah mengandung tingkat radioaktivitas alpha dan beta yang tinggi. Tingkat radioaktivitas alpha dalam rumput masing-masing: 88,76 Bq/kg, 232,91 Bq/kg, 377,23 Bq/kg dan 756,76 Bq/kg, sedangkan dalam sampel tanah masing-masing: 133,97 Bq/kg, 1641,96 Bq/kg, 5447,25 Bq/kg dan 1391,73 Bq/kg.
Tingkat radioaktivitas beta dalam rumput masing-masing: 622,12 Bq/kg, 728,86 Bq/kg, 2583,49 Bq/kg dan 1363,58 Bq/kg, sedangkan dalam sampel tanah masing-masing: 293,82 Bq/kg, 7044,27 Bq/kg, 431,89 Bq/kg dan 682,21 Bq/kg."
2006
TA1527
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Tajuddin
"Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia, oleh
karena itu periu dilakukan kajian kelayakan air untuk konsumsi manusia. Sumber
air untuk memenuhi kebutuhan manusia antara lain berasal dari air permukaan
dan mata air. Sebelum air tersebut diambil, air berada dalam aquifer yang berupa
batuan yang mengandung radionuklida alam, saiah satunya adalah radionuklida
deret Uranium. Salah satu radionuklida yang menjadi perhatian adalah keberadaan
^^®Ra dan anak luruhnya daiam air, karena bersifat racun dan memancarkan radiasi
alfa dan beta yang berbahaya bila masuk kedalam tubuh manusia, sehingga
perlu dilakukan analisis ^^®Ra dan anak luruhnya (^^^Rn dan ^'°Po).
Sampel air yang dianalisis berasal dari mata air gunung kapur Ciseeng, sedangkan
sampel kedua berasal dari air tan ah di Pusdiklat-Batan.
"^^Rn adalah salah satu anak luruh ^^®Ra yang dianalisis dengan cara
mengekstraksi ^^^Rn dalam sampel air dengan menggunakan pelarut toluena.
Fraksi toluena diambil dan dicampur dengan sintilator (PPO dan POPOP), kemudian
dicacah dengan menggunakan Pencacah Sintilasi Ca ir (LSC) setelah terjadi
keseimbangan antara ^^^Rn dan keempat anak luruhnya, yaitu 4 jam atau lebih
setelah ekstraksi. Adanya menunjukkan adanya pada aquifer airnya dan kemungkinan
adanya ^^®Ra dalam sampel air tersebut, oieh karena itu kandungan
^^®Ra dapat dianaiisis dengan cara menganalisis ^^Rn yang tumbuh dalam waktu
tertentu karena peluruhan ^®Ra. Oieh karena itu kandungan ^^^Rn yang ada pada
sampel harus di lepas dahulu dengan cara pengadukan selama 2 jam. Selanjutnya
analisis ^^^Rn-nya dilakukan dengan cara preparasi dan pencacahan dengan
metode yang sama untuk analisis Rn. Nilai kandungan Rn yang diperoleh
dan waktu penumbuhannya digunakan untuk menghitung kandungan ^^®Ra berdasarkan
persamaan peluruhan beruntun. Hasil yang didapat dibandingkan hasii
pengukuran dengan menggunakan spektrometer gamma (Pusdi-klat-BATAN).
Anak luruh lainnya yang dianaiisis adalah dengan menggunakan
spektrometer alfa. Preparasi dilakukan untuk mendapatkan sampel yang cukup
tipis dan murni, supaya tidak terjadi serapan diri oieh sampel, karena daya tembus
radiasi alfa sangat rendah. Preparasi dilakukan dengan cara deposisi kimia polo
nium pada plat nikel (sel galvani). Selanjutnya plat nikel tersebut dicacah dengan
menggunakan spektrometer alfa.
Hasii analisis kandungan ^^®Ra sebesar (14,9±1) Bq/L untuk sampel Ciseeng,
sedang-kan sampel Pusdiklat tidak terdeteksi. dimana nilai Batas Deteksi
Terendah sebesar 0,054 Bq/L. Hasil ini sesuai dengan pengukuran menggunakan
Spektrometer gamma sebesar (13±4) Bq/L untuk sampel air Ciseeng dan
(0,013±0,005) Bq/L untuk sampel air Pusdiklat dengan tingkat kepercayaan 95%.
Kandungan ^^^Rn untuk sampel air Ciseeng dan Pusdiklat sebesar (4,9+0,3) Bq/L
dan (1,91±0,12) Bq/L. Kandungan ^^°Po untuk sampel air Ciseeng dan Pusdiklat
masing-masing sebesar (38,0±2) mBq/L dan (0,31 ±0,08) mBq/L. Kandungankandungan
radionuklida tersebut masih dibawah ambang batas yang ditetapkan
oieh SK Ka.BAPETEN No.02/Ka-BAPETEN/V-99 yaitu sebesar 10® Bq/L untuk
226rRa dan 10"^ Bq/L untuk ®^°Po. Sedangkan nilai batas untuk 2®2®2®r Rn dalam air tidak
ada karena ®®®Rn dalam tidak berbahaya karena mudah lepas ke udara.
diperlukan sebagai indikator kemungkinan adanya ^®^Ra dan anak luruhnya dalam
air. Hasil yang didapat tersebut menunjukkan bahwa ^^®Ra dan anak luruhnya,
baik dalam sampel air Ciseeng maupun Pusdiklai, tidak berada daiam keseimbangan
peluruhannya (keselmbangan terjadi pada saat ^^®Ra dan anak luruhnya
memlliki aktivltas yang sama), karena adanya fenomena alam, seperti penguapan
^^^Rn darl air permukaan atau penumpukan ^^^Rn pada air tanah."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Karla Athiyyah
"Pangan olahan adalah pangan yang telah melalui proses pengolahan dengan atau tanpa bahan tambahan. Berbagai jenis pangan olahan dijual di warteg-warteg sekitar Stasiun Universitas Indonesia (UI) dan dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Cemaran biologis dalam pangan olahan apabila terkonsumsi dapat menyebabkan penyakit bawaan pangan. Uji mikrobiologi pangan olahan dilakukan sesuai dengan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) No. 13 Tahun 2019. Total Plate Count (TPC) dan biakan media selektif dilakukan pada 5 sampel menu populer pangan olahan yang diperoleh dari 3 warteg yang berbeda, yaitu capcay dan telur dadar dari warteg A, ayam bumbu kecap dan kentang mustofa dari warteg B, dan tumis kangkung dari warteg C. Hasil TPC dengan jumlah mikroorganisme tertinggi terdapat pada sampel capcay yaitu 3,1x105 koloni/g yang melebihi ambang batas maksimum cemaran, sedangkan telur dadar, kentang mustofa, dan tumis kangkung memiliki hasil TPC di bawah ambang batas maksimum. Pada pemeriksaan media selektif, terdapat pertumbuhan koloni khamir dan kapang pada sampel capcay di agar Sabouraud sebesar 5,2x104 koloni/g. Tidak terdapat pertumbuhan koloni pada pemeriksaan media selektif sampel telur dadar, ayam bumbu kecap, tumis kangkung, dan kentang mustofa. Satu dari lima sampel pangan olahan, yaitu sampel capcay dari warteg A, tergolong tidak layak konsumsi karena tidak memenuhi ambang batas maksimum cemaran yang telah ditentukan oleh Peraturan BPOM No. 13 Tahun 2019.

Processed food is any food that has been altered in some way during preparation with or without any additional ingredients. A variety of processed foods are sold in wartegs around the Universitas Indonesia Station and are consumed by all sort of people. Biological contaminations in processed foods, if ingested, can cause a foodborne illnesses. Microbiological examination of processed foods are carried out in accordance with Indonesian Food and Drug Supervisory Agency (BPOM) No. 13 of 2019. Total Plate Count (TPC) and selective media culture were carried out on 5 sample of popular processed foods menu obtained from 3 different wartegs, namely capcay and omelette from warteg A, soy sauce seasoned chicken and mustofa potatoes from warteg B, and sauteed water spinach from warteg C. The highest microorganism growth in TPC result was found in capcay sample with 3,1x105 colonies/g which exceeded the maximun contamination threshold, while omelette, mustofa potatoes, and sauteed water spinach had TPC results below the maximum threshold. In selective media culture, capcay sample had yeast and mold colony growth with 5,2x104 colony/g. Selective media culture growth are negative in omelette, soy sauce seasoned chicken, sauteed water spinach, and mustofa potatoes sample.One of the five processed food samples, namely the capcay from warteg A, was classified as unfit for consumption."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silfi Heriyani Sudarso
Universitas Indonesia, 2006
S30615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Wulandari
"ABSTRAK
Adanya pemboman Hiroshima dan Nagasaki, percobaan nuklir di udara pada tahun 1955-1965, serta kecelakaan reaktor, menimbulkan pencemaran zat radioaktif di lingkungan. Cs-137 digunakan sebagai indikator pencemaran radionuklida yang berasal dari dari reaksi fisi. Analisis Cs-137 dalam sampel lingkungan diperlukan dalam pemantauan rutin dan dalam kondisi kecelakan. Pengukuran Cs-137 menggunakan spektrometer gamma detektor HPGe dan NaI(Tl). Sampel yang dianalisis berupa air laut dan susu sapi. Metode preparasi yang digunakan dalam analisis Cs-137 adalah metode pengendapan dengan AMP (ammonium fosfomolibdat) dan metode penguapan.
Pada analisis Cs-137 dalam air laut, kedapatulangan metode pengendapan dan metode penguapan sebesar 100  12 % dan 77  5 %. Konsentrasi terendah yang dapat diukur untuk sampel sebanyak 20 liter dengan pengukuran menggunakan spektrometer gamma HPGe selama 40 jam untuk metode pengendapan dan penguapan sebesar 0,022 Bq dan 0,215 Bq. Waktu yang dibutuhkan untuk analisis dengan metode pengendapan lebih pendek daripada dengan metode penguapan. Penggunaan metode disesuaikan dengan konsentrasi dalam sampel dan waktu yang tersedia. Konsentrasi Cs-137 dalam air laut Pantai Ancol sebesar 2,2  0,3 Bq/m3 diperoleh dari analisis dengan metode pengendapan, sedangkan dengan metode penguapan tidak terdeteksi. Nilai kedapatulangan dari pengukuran sampel susu sapi dengan metode penguapan sebesar 75  15 %. Konsentrasi Cs-137 dalam sampel susu sapi murni dari Bogor sebesar 0,079  0,019 Bq/liter diperoleh dari analisis dengan metode penguapan. Pengukuran susu sapi dengan metode pengendapan tidak berhasil dilakukan

ABSTRACT
The bombing of Hiroshima and Nagasaki, and experiments of nuclear bomb in the atmosfer in 1955-1965, and some reactor accidents, cause the radioactive contamination in environment. Cs-137 is used as indicator of radioactive pollution from fission reaction. Analysis of Cs-137 is important related to routine monitoring and in accident condition. Cs-137 was measured using gamma spectrometer with HPGe and NaI(Tl) detectors. The analyzed samples were sea water and cow milk. The preparation methods in analyzing of Cs-137 were precipitation with AMP (ammonium molybdophosphate) and evaporation method.
For sea water sample, the recovery of precipitation method and evaporation method were 100  12 % and 77  5 %. The minimum concentration could be measured for 20 liters sample with HPGe spectrometer for 40 hours by the precipitation method and evaporation method were 0,022 Bq and 0,215 Bq. The analysis by precipitation method took shorter duration compare with evaporation method. The choice of method depend on the sample concentration and the duration. The Cs-137 concentration in sea water sample collected from Ancol beach was 2,2  0,3 Bq/m3 obtained from the analysis by precipitation method. In evaporation method, it was not detected. The recovery of cow milk measurement with evaporation method was 75  15 %. The concentration of Cs-137 from fresh cow milk collected from Bogor was 0,079  0,019 Bq/liter obtained by an analysis of evaporation method. The analysis with precipitation method for cow milk sample was not successful."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S54644
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Telah dilakukan penelitian mengenai optimasi ekstraksi total DNA
(metagenom) dan deteksi gen penyandi lipase dari sampel tanah dengan
metode PCR. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah gembur dan
tanah lingkungan sampah organik di kawasan PUSPIPTEK, Serpong.
Ekstraksi metagenom menggunakan metode direct extraction dan indirect
extraction. Deteksi gen lipase menggunakan metode PCR dengan primer
bsublip dari gen lipase Bacillus subtilis dan primer geobaclip dari gen lipase
Geobacillus sp. Hasil ekstraksi DNA secara indirect dan optimasi PCR
dengan primer EU forward dan U reverse berhasil mendapatkan gen 16S
rDNA sehingga membuktikan adanya organisme prokariotik pada kedua
sampel tanah tersebut dan tidak adanya inhibitor yang menghambat proses
PCR. Hasil amplifikasi dengan menggunakan primer yang didesain dari
multiple alignment tidak mendapatkan gen penyandi lipase. Desain primer
yang lebih optimal sangat diperlukan untuk penelitian selanjutnya."
Universitas Indonesia, 2009
S31575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimmo Dwi Baskoro
"Metode sensitif dan tervalidasi untuk penentuan melamin dan asam sianurat dalam susu formula dikembangkan menggunakan kromatografi cair kinerja tinggideteksi diode array (HPLC-PDA) dengan ekstraksi fasa-padat (solid-phase extractor). Kondisi ekstraksi, SPE, dan KCKT diteliti dan dioptimisasi. Linearitas dalam konsentrasi 0,25-5,00 μg/mL memiliki koefisien korelasi 0,9951 untuk asam sianurat standar dan 0,9987 untuk melamin standar. Pada kondisi optimal, batas deteksi (limit of detection/LOD) dan batas kuantifikasi (limit of quantification/LOQ) untuk asam sianurat adalah 0,668 ppm dan 2,227 ppm; dan untuk melamin adalah 0,280 ppm dan 0,934 ppm. Temu balik melamin pada sampel susu yang ditambahkan dengan 24,7-100,2 mg/L diketahui sebesar 96,73- 99,46% dengan SBR (n = 3) 6,458-8,745%. Suatu optimisasi dan metode validasi untuk penentuan melamin dan asam sianurat dalam sampel susu formula didapatkan dan telah diterapkan dengan baik.

A sensitive and validated method for the determination of melamin and cyanuric acid in formula milk is developed using high-performance liquid chromatographydiode array detection (HPLC-DAD) with solid-phase extraction (SPE). The conditions of the extraction, SPE, and HPLC were investigated and optimized. The linearity of satisfactory in the range of 0,25-5,00 μg/mL with a correlation coefficient of 0,9951 for cyanuric acid standard and 0,9987 for melamine. Under the optimal condition, the method limit of detection (LOD) and method limit of quantification (LOQ) for cyanuric acid were 0,668 ppm and 2,227 ppm; and for melamine were 0,280 ppm and 0,934 ppm, respectively. The recovery of melamine for milk samples spiked with 24,7-100,2 mg/L was in the range of 96,73-99,46% with the RSDs (n = 3) of 6,458-8,745%. An optimization and validation method for determination of melamine and cyanuric acid in formula milk samples was achieved and has been applied successfully."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1396
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>